Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum PJ Non Foto

M. Adi Fatmaraga 08/264866/GE/6379


ACARA I

I. &&
Pengenalan berbagai macam citra penginderaan jauh non-IotograIi.

II. %&&AN
Melatih mahasiswa untuk dapat mengenali berbagai macam citra penginderaan
jauh non-IotograIi.

III. AA% AN BAHAN
. Citra multispektral (NOAA, GMS, Landsat, SPOT, IKONOS, dll)
2. Citra gelombang mikro (SIR, ERS-, Radarsat, JERS-, dll)
3. Citra termal

IV. ASAR %RI
Citra multispektral merupakan citra yang terdiri atas sejumlah spektrum.
Citra multispektral memakai spektrum tampak dan spektrum lainnya yang
merupakan bagian dari spektrum tampak tersebut yang telah dibagi-bagi panjang
gelombangnya. Citra jenis ini mulai berkembang sejak diluncurkannya satelit
multispektral seperti Landsat. Citra multispektral lebih baik jika dibadingkan
dengan citra IotograIi karena merupakan citra digital yang dapat diproses lebih
lanjut untuk mempertajam dan memperjelas karakteristik obyek tertentu.
Teknologi Hiperspektral (hyperspectral technology) yang juga dikenal
dengan istilah Imaging Spectrometer, merupakan kelanjutan dari teknologi
multispektral. Sistem Penginderaan Jauh Hiperspektral merupakan paradigma
baru dalam dunia penginderaan jauh. Teknik ini menggunakan jumlah sensor
hyper alias berlebih sehingga hasil yang didapat lebih detail dan akurat. Untuk
kebutuhan bidang pertanian misalnya, dari satelit dapat dikumpulkan data detail
mengenai lokasi rawan hama, lokasi panen, rawan kekeringan, rawan banjir,
sampai pendugaan umur tanaman dan penentuan jenis tanaman. Sementara di
Laporan Praktikum PJ Non Foto
M. Adi Fatmaraga 08/264866/GE/6379
bidang pertambangan, teknologi ini mampu mengidentiIikasi jenis jenis material
tambang (mineral).
Teknologi hyperspektral merupakan kelanjutan dari multi spektral, Sensor
hiperspektral memanIaatkan jumlah kanal yang jauh lebih banyak dari pada
sensor multispektral dengan resolusi bandwidth yang lebih sempit. Umumnya
sensor hyperspektral terdiri dari 00-200 kanal dengan resolusi bandwidth 5-0
nm. Akan jauh berbeda jika dibandingkan dengan multispektral yang rata rata
hanya terdiri dari 5 - 0 kanal, dengan resolusi bandwidth yahg lebih besar: 70-
400 nm.
Dengan kanal kanal yang lebih sempit dengan jumlah yang jauh lebih
banyak, sensor hyperspektral dapat digunakan untuk melakukakan pemisahan,
klasiIikasi dan identiIikasi objek / material di muka bumi, sebagaimana objek
aslinya. Kemampuan lainnya adalah untuk mendeteksi target subpiksel, yang akan
sangat membantu dalam mendeteksi objek dengan resolusi piksel yang lebih
kecil.
Instrumen yang digunakan untuk menangkap objek hiperspektral dikenal
dengan spectrometer imaging. Pengembangan instumen ini, melibatkan dua
teknologi yang berbeda, yang terkait satu dengan yang lainnya. Teknologi
tersebut adalah spektroskopi (spectroscopy) dan remote imaging (penginderaan)
objek dipermukaan bumi.

V. CARA KRA
. Menyiapkan berbagai jenis citra satelit multispektral yang digunakan dalam
praktikum
2. Mengamati masing-masing citra dan melakukan identiIikasi terhadap
karakteristik masing-masing citra, meliputi : wahana, sensor, jumlah
saluran, spesiIikasi tiap saluran, resolusi spasial, resolusi temporal dan ciri-
ciri umum lainnya
3. Melakukan pengenalan berbagai obyek pada masing-masing citra dan
menentukan tingkat kemudahan pengenalan masing-masing obyek tersebut
dengan ketentuan :
Laporan Praktikum PJ Non Foto
M. Adi Fatmaraga 08/264866/GE/6379
. Sangat jelas
2. Jelas
3. Agak jelas
4. Kurang jelas
4. Membuat pembahasan untuk praktikum acara ini yang berisi butir-butir
sebagai berikut :
O Kelebihan dan kelemahan masing-masing citra,
O Kelebihan dan kelemahan pemanIaatan citra multispektral
dibandingkan citra saluran tunggal,
O Tingkat kemudahan dan kesulitan dalam mengenali obyek, dan
O Obyek-obyek yang relatiI mudah dikenali dan obyek-obyek yang
relatiI sulit dikenali.

VI. HASI PRAK%IK&
. Tabel pengenalan obyek pada citra penginderaan jauh non-IotograIi.
2. Tabel spesiIikasi citra penginderaan jauh non-IotograIi

VII. PBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang pengenalan berbagai macam
Citra Penginderaan Jauh Non FotogarIi. Perbedaan Pengiunderaan Jauh Sistem
FotograIi dengan Penginderaan Jauh sistem Non FotograIi antara lain pada
penginderaan jauh sistem IotograIi menggunakan sensor kamera, menggunakan
detektor Iilm, proses perekamannya kimiawi, mekanisme perekamannya seretak,
spektrum elektromagnetiknya berupa spektrum tampak dan perluasannya, serta
wahana yang digunakan berupa pesawat atau gantole. Sedangkan pada
penginderaan jauh sistem non IotograIi menggunakan sensor berupa scanner,
detektornya berupa pita magnetik, proses perekamannya elektronik, mekanisme
perekamnnya parsial atau sebagian, spektrum elektromagnetiknya berupa spektral
tampak dan perluasannya, termal dan gelombang mikro, serta wahana yag
digunakan berupa satelit atau pesawat (hyperspektral).
Laporan Praktikum PJ Non Foto
M. Adi Fatmaraga 08/264866/GE/6379
Pada Penginderaan Jauh sistem Non FotograIi terdapat perbedaan prinsip
antara sistem penginderaan jauh multispektral, gelombang mikro dan termal. Pada
citra multispektral menggunakan beberapa saluran dan dibuat dengan saluran
yang sempit. Semakin banyak band yang digunakan, maka semakin tinggi resolusi
spektral citra. Citra multispektral banyak digunakan di bidang sumber daya, cuaca, militer
dan lainnya. Citra multispektral yang dapat digunakan antara lain citra Landsat MSS,
Landsat TM, SPOT P, dan SPOT XS, GMS, dan NOAA.
Pada Landsat MSS menggunakan 4 saluran sedangkan Landsat TM
menggunakan 7 saluran, sehingga Landsat TM menghasilkan kenampakan obyek
yang lebih detail daripada Landsat MSS. Pada Landsat MSS obyek vegetasi dan
tubuh air terlihat cukup baik, tetapi obyek tanah dan lahan terbangun sukar
dikenali. Sedangkan pada Landsat TM obyek vegetasi, lahan terbangun dan tubuh
air mudah dikenali, tetapi obyek tanah sukar dikenali.
Pada citra SPOT P menggunakan sensor pankromatik, sehingga citra yang
dihasilkan berwarna hitam putih. Pada citra ini terlihat obyek vegetasi, lahan
terbangun, dan tubuh air mudah untuk dikenali, tetapi obyek tanah agak sulit utuk
dikenali. Berbeda dengan SPOT P yang menggunakan sensor pankromatik, SPOT
XS menggunakan sistem multispektral yang memakai 4 band, 2 band pada saluran
tampak dan 2 band pada saluran inIramerah. Pada SPOT XS ini terlihat obyek tubuh air
dapat dikenali dengan jelas pada citra ini, selain itu juga obyek lain seperti vegetasi, lahan
terbangun dan tanah lebih mudah untuk dikenali.
Untuk mengetahui cuaca biasanya menggunakan citra GMS atau NOAA,
biasanya citra tersebut dipakai untuk menganalisis cuaca. Kedua citra ini dalam obyek
vegetasi, lahan terbangun, tubuh air dan tanah sanagat sukar untuk dikenali. Citra NOAA
mempunyai kelebihan daripada citra Landsat yang terletak pada ketinggian orbitnya
(450 km dan 705 km), juga pada Irekuensi perekaman ulangnya (2kali sehari dan 6kali
sehari) serta pada resolusi spasialnya yang rendah ( km pada citra NOAA dan 80 m pada
citra Landsat MSS serta 30 m pada citra Landsat TM). Selain itu juga pada citra NOAA
menyajikan gambaran obyek dingin dengan rona cerah dan obyek panas dengan rona
gelap.
Citra Multispektral ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan citra ini
yaitu kenampakan obyek yang dilihat mudah dikenali, juga dengan mempuyai beberapa
saluran menjadikan obyek yag diamati dapat dikenali lebih detail lagi. Sehingga citra
Laporan Praktikum PJ Non Foto
M. Adi Fatmaraga 08/264866/GE/6379
multispektral lebih banyak digunakan untuk studi perkotaan atau pemantauan sumber
daya alam. Kelemahan citra multispektaral yaitu kurang baik dalam mengamati suatu
struktur geologis, jenis tanah, dan batuan sehingga kurang cocok digunakan untuk studi
tersebut.
Pada citra yang menggunakan gelombang mikro menggunakan sistem pasiI.
Keunggulan citra gelombang mikro yaitu, dapat menampilkan kondisi bentuklahan dan
struktur geologi dengan sangat baik, dapat beroperasi pada siang dan malam hari, dan
dapat menembus awan bahkan hujan bagi saluran bergelombang panjang. Hal ini penting
bagi daerah daerah yang selalu tertutup awan seperti daerah di Sumatra, Kalimantan, dan
Papua. Selain itu juga berperan penting bagi daerah lintang tinggi pada musim dingin
dimana malam jauh lebih panajang daripada siang hari. Kelemahan pada citra ini terletak
pada resolusi spasialnya yang rendah sehingga kurang cocok digunakan untuk studi
perkotaan. Salah satu contoh citra gelombang mikro adalah Radarsat, obyek vegetasi dan
lahan terbangun sangat sulit utuk dikenali sedangkan obyek tubuh air dan tanah tamapak
mudah untuk dikenali sehingga citra ini cocok untuk mengetahui kondisi bentuklahan
maupun struktur geologi lahan.
Pada citra sistem termal menggunakan gelombang inIramerah termal. Pada
permukaan bumi memancarkan radiasi yang dapat terekam pada panjang
gelombang inIramerah termal, sehingga menghasilkan citra termal. Citra
inIramerah termal tidak dapat menampilkan permukaan bumi dengan baik. Pada
citra termal vegetasi, lahan terbangun dan tubuh air sukar untuk dikenali
sedangkan tanah sangat sukar dikenali. Kelebihan citra termal adalah perekaman
tenaga termal dapat dilakukan pada siang maupun malam hari dan untuk beberapa
obyek bahkan perekamannya lebih baik dilakukan pada malam hari yaitu pada
saat beda pancarannya terbesar, selain itu juga dapat merekam wujud tak tampak
mata sehinga menjadi gambaran yang cukup jelas seperti terjadi kebocoran gas
bawah tanah, kebakaran tambang batu bara bawah tanah dan lainnya. Tetapi citra
termal ini mempunyai kelemahan yaitu terletak pada aspek geometrisnya yang
penyimpangannya lebih besar dari penyimpangan pada Ioto udara, juga siIat
termal yang lebih rumit dari siIat pantulan obyek.


Laporan Praktikum PJ Non Foto
M. Adi Fatmaraga 08/264866/GE/6379
VIII. KSIP&AN

. Setiap citra memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, sehingga
penggunaannya biasanya disesuaikan dengan kebutuhan
2. Citra multispektral baik dipakai untuk studi perkotaan dan pemantauan
sumber daya alam
3. Citra yang menggunakan gelombang mikro baik digunakan untuk mengetahui
kondisi bentuk lahan dan struktur geologi suatu obyek
4. Radiasi permukaan bumi yang terekam pada panjang gelombang inIramerah
termal, dapat menghasilkan citra termal
5. Setiap citra yang dihasilkan oleh satelit tertentu memiliki karakteristik yang
berbeda antara satelit yang satu dengan yang lain yang berpengaruh pada citra
yang dihasilkan




















Laporan Praktikum PJ Non Foto
M. Adi Fatmaraga 08/264866/GE/6379
AF%AR P&S%AKA

Sigit Heru Murti, Retnadi Heru Jatmiko, dan Nur M Farda. 2007. !etunfuk
praktikum penginderaan fauh sistem non fotografi. Yogyakarta:
Fakultas GeograIi UGM
Thomas M Lillesand and Ralph W KieIer. 979. !enginderaan fauh dan
interpretasi citra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sutanto. 994. !enginderaan fauh filid 2. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Anda mungkin juga menyukai