1. Perkembangan di Eropa
Studi tentang pers Zaitungskunde di Univ. Bazel (Swis) 1884 Muncul juga di Univ. Leipzig (Jerman)
1892
1920
1925
Zaitungswissenschaft (Ilmu Suratkabar) Bukan keterampilan semata, tumbuh menjadi disiplin ilmu.
Awal abad 20
Muncul radio dan film Kajian pada surat kabar, pendapat umum dan retorika semakin luas
Publizistik mencakup surat kabar, radio, film, retorika dan pendapat umum
1930
Emil Dofivat :Publizistik sebagai segala upaya menggerakkan dan membimbing tingkah laku khalayak
Hagemann : Publizistik adalah ilmu tentang isi kesadaran yang umum dan aktual
2. Perkembangan di Amerika
1870
Dirintis Robert Leo sebagai pengetahuan yang diajarkan di Washington College
Diajarkan hal-hal teknis, sehingga belum mendapat penghargaan ilmuwan
1930
Bleyer memasukkan Jurnalistik dalam program Ilmu Sosial Univ. Wisconsin
Pasca PD II
Ilmu Sosiologi, Politik, Psikologi, melakukan pengkajian berbagai aspek dari surat kabar, radio, film, TV.
Ilmuwan Sosiologi, Politik dan Komunikasi Massa kembangkan studi pembangunan, terutama ditujukan pada negara yang baru merdeka
Jurnalistik menjadi Ilmu Komunikasi Massa. Dasar ilmiah ilmu ini semakin kokoh, metodologi makin disempurnakan
Studi menemukan komunikasi tatap muka lebih berperan dalam proses perubahan masyarakat Tokoh utama : wilbur Schramm. Ada juga Daniel Lerner dan Everet M. Rogers
3. Perkembangan di Indonesia
1950 1959
1960
Tokoh
1982
Drs. Marbangun, Sundoro, Prof. Sujono Hadinoto, Adinegoro, dan Prof. Dr. Mustopo
Keppres Nomor 107/82 Tahun 1982, tentang penyeragaman nama disiplin ilmu menjadi Ilmu Komunikasi
Pada tahun 1960-an, deretan tokoh ini bertambah lagi dengan datangnya dua orang pakar dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yaitu Dr. Phil. Astrid S. Susdanto dari Jerman Barat (1964); dan Dr. M. Alwi Dahlan (beliau secara langsung diajar oleh Wilbur Schramm) dari Amerika Serikat (1967).
C u next week...
THANK U...