Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan dunia industri, pabrikasi pengolahan dan
perkembangan teknologi lainnya kebutuhan akan tenaga listrik juga akan
meningkat. Energi listrik dibangkitkan, ditransmisikan, lalu didistribusikan
dengan konversi energi dari energi yang satu menjadi energi lainnya.
Suatu sistem tenaga listrik tidak hanya didukung oleh sistem operasi yang
optimal maupun pelayanan yang efisien, tetapi juga tergantung pada sistem
pengontrolan dan sistem proteksinya. Tujuan sistem pengontrolan dalam sistem
tenaga listrik adalah mengotrol segala peralatan listrik yang menunjang sistem
kelistrikan agar dapat bekerja secara maksimal, mulai dari sistem pembangkitan
sampai ke beban termasuk pengontrolan terhadap gangguan yang mungkin
terjadi selama pengoperasian.
Salah satu bagian penting dalam proses bisnis ketenagalistrik adalah
pendistribusian listrik kepada pelanggan. Dan salah satu komponen berperan
penting adalah mesin pembangkit listrik. Kondisi di kelistrikan di system Sulsel
sendiri secara umum beroperasi tanpa adanya cadangan sehingga jika ada
gangguan pembangkit maka akan terjadi defisit daya. Komitmen PT. PLN
PERSERO untuk menekan defisit tersebut dapat dibuktikan salah satunya dengan
langkah percepatan pemulihan gangguan pembangkit melalui mesin pembangkit
tenaga diesel.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan listrik, maka pembangunan
pembangkit listrik pun terus ditingkatkan seperti halnya di Sulawesi Selatan,
misalnya PLTA Bakaru, PLTG/U Sengkang (swasta), PLTD Suppa, dan
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
PLTU/PLTG/PLTD di Tello Makassar, Serta masih banyak lagi pembangkit
yang ada didaerah-daerah kabupaten.
Pembangkitan tenaga listrik di Tello menjadi tempat bagi kami,
mahasiswa Jurusan Fisika Sains, untuk melihat secara langsung proses
pembangkitan energi listrik. Sebagai perusahaan nasional yang menunjang
pendidikan, maka sangatlah tepat jika kami memilih perusahaan PT. PLN
(Persero) Wil. Sulseltrabar, Sektor Tello untuk melakukan Kerja Praktek.
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan kami melakukan kerja praktek adalah:
1. Memberikan pemahaman dan pengalaman mengenai cara kerja peralatan dan
hubungannya dengan sistem sehingga dapat pula menyelesaikan masalah
pada suatu peralatan apabila dibutuhkan.
2. Mengetahui prinsip dasar suatu proses pembangkitan energi listrik
khususnya PLTD.
3. Mengetahui sistem pengoperasian mesin Diesel yang digunakan pada PLTD.
1.3 Batasan Masalah
Luasnya ruang lingkup pembangkit energi listrik baik dari segi
klasifikasinya maupun dari segi sistemnya dan mengingat keterbatasan waktu
dan instrumen pendukung serta kemampuan kami. Adapun masalah yang kami
bahas yaitu Analisis Suhu Air Pada Sistem Pendinginan Mesin Mitshubishi 1
pada Unit PLTD.
1.4 Metodologi Penulisan
Dalam mendapatkan data guna menyelesaikan laporan ini, maka penulis
menggunakan metode penulisan sebagai berikut:
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
BAB I : PENDAHULUAN, terdiri dari : Latar Belakang, Batasan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek, Tempat dan Waktu Pelaksanaan
PKL, Metode Penulisan, dan Metode Pengambilan Data.
BAB II : TINJAUAN UMUM, terdiri dari : Sejarah Singkat Kelistrikan
Nasional, Sejarah Singkat Perusahaan PT. PLN Sektor Tello, Struktur
Organisasi PT. PLN Sektor Tello.
BAB III : LANDASAN TEORI, terdiri dari :
BAB IV : PEMBAHASAN, terdiri dari : Analisis Suhu Air pada Sistem
Pendinginan Mesin Mitsubishi-Man 18V 52/55A pada Unit PLTD.
BAB V : PENUTUP, terdiri dari : Kesimpulan dan Saran.
Adapun Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah:
1. Metode pustaka
Dalam metode ini dilakukan pengumpulan teori-teori dasar yang
berkaitan dengan penulisan yang diperoleh dari literatur.
2. Metode penelitian lapangan
Metode ini merupakan pengamatan langsung dilapangan terhadap obyek
ataupun dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada pembimbing
lapangan guna mengumpulkan data-data.
1.5 Metode Pengambilan Data
1. Studi Lapangan (observasi)
Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan secara langsung jalannya
proses pengambilan data praktek kerja lapangan.
2. Wawancara (interview)
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
Yaitu dalam hal ini penulis menanyakan langsung kepada karyawan yang
menduduki jabatan tertentu dimana penulis terlebih dahulu menyiapkan
pertanyaan yang akan diajukan setelah observasi, yang diarahkan pada
informasi-informasi untuk topik dan masalah yang akan dibahas.
3. Studi Kepustakaan (library study)
Dalam hal ini studi kepustakaan merupakan penelitian dimana pengambilan
data bersumber dari buku-buku ilmiah sebagai referensi baik yang berasal
dari milik pribadi maupun dari arsip kepustakaan milik perusahaan dan
ditambah dengan literature-literatur yang berhubungan dengan masalah
penulisan.
1.6 Waktu dan Tempat Praktek
Praktek kerja lapangan dilaksanakan di PLTD Makassar yang beralamat
di jalan Urip Sumoharjo Makassar yang dilaksanakan pada tanggal 1 Juli sampai
31 Agustus 2011.
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
Perusahaan Listrik Negara atau yang sering disingkat PLN adalah sebuah
BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang mengurusi semua aspek kelistrikan
yang ada di Indonesia. Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad
ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkitan tenaga
listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan
umum dimulai sejak perusahaan swasta Belanda NV.NIGM memperluas
usahanya di bidang tenaga listrik. Perusahaan swasta NV.NIGM semula hanya
bergerak di bidang gas. Kemudian meluas dengan berdirinya perusahaan swasta
lainnya.
Sebagai perusahaan yang memiliki cita untuk menjadi perusahaan yang
menyediakan pelayanan akan kebutuhan listrik untuk lebih lagi, perusahaan
senantiasa berpegang pada visi dan misi untuk mencapainya.
- Falsafah Perusahaan
Pembawa kecerahan dan kegairahan dalam kehidupan masyarakat yang
produktif.
- Visi Perusahaan
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang. Unggul
dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.
- Misi Perusahaan
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.
Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
- Motto Perusahaan
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik (Electricity for a Better
Life).
- Nilai-nilai Perusahaan
Saling percaya (Mutual Trust)
Integritas (Integrity)
Peduli (Care)
Pembelajar (Learner)
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan PT. PLN Sektor Tello Makassar
Kota Makassar mulai mengenal dan memanfaatkan energi listrik tenaga
uap pada tahun 1914 untuk pertama kali. Pembangkit listrik yang pertama di
Makassar menggunakan mesin uap yang dikelola oleh suatu lembaga yang
disebut Electriciteit Weizen dan berlokasi di pelabuhan Makassar. Kemudian
pada tahun 1925 dibangun PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap) dengan kapasitas
2 MW di tepi sungai Jeneberang daerah Pandang-Pandang, Sungguminasa dan
hanya mampu beroperasi hingga tahun 1957.
Pada Tahun 1946 dibangun Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang
berlokasi di bekas lapangan sepak bola Bontoala yang dikelola N. V. Nederlands
Gas Electriciteit Maatschappy (N.V. NEGEM). Tahun 1949 seluruh pengelolaan
kelistrikan dialihkan ke N.V. Ovesseese Gas dan Electriciteit Gas dan
Electriciteit Maatschappy (N.V. OGEM). Kemudian pada tahun 1957
pengusahaan ketenagalistrikan di Kota Makassar dinasionalisasi oleh Pemerintah
RI dan dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Makassar namun wilayah
operasi terbatas hanya di kota Makassar dan daerah luar kota Makassar antara
lain Majene, Bantaeng, Bulukumba, Watampone dan Palopo. Untuk pusat
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
pembangkitnya ditangani oleh PLN cabang luar kota dan pendistribusiannya oleh
PT. MPS (Maskapai untuk Perusahaan-perusahaan Setempat). PLN Makassar
inilah kelak merupakan cikal bakal PT. PLN (Persero) wilayah VIII sebagaimana
yang kita kenal dewasa ini. PLN Pusat membentuk unit PLN Exploitasi VI
dengan wilayah kerja meliputi Propinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara
yang berkedudukan di Makassar.
Pada tahun 1966 pemerintah melalui PLN membangun dua unit Pusat
Listrik Tenaga Uap karena kebutuhan energi listrik di Makassar dan sekitarnya
semakin meningkat seiring dengan berkembangnya kota Makassar.
Pembangunan tersebut berlokasi di sektor Tello dengan daya yang terpasang 2 x
12,5 MW dan digunakan untuk mendukung pasokan energi listrik dari PLTD
(Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Bontoala. Pembangunan selesai pada tahun
1971 dan mulai dioperasikan setelah diresmikan oleh presiden RI yang menjabat
saat itu, Soeharto.
Pada tahun 1973 dibangun lagi dua unit pembangkit diesel yang berlokasi
di site PLTU Tello dengan daya yang terpasang 2 x 2,84 MW. Seiring dengan
pembangunan pembangkit tersebut, kemudian berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 01/PRT/1973 tentang Struktur
Organisasi dan Pembagian Tugas Perusahaan Umum, PLN Exploitasi VI berubah
menjadi PLN Exploitasi VIII. Setelah dikelurkannya peraturan tersebut, maka
pada 1975, Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik mengeluarkan
Peraturan Menteri No. 013/PRT/1975 sebagai pengganti Peraturan Menteri No.
01/PRT/1973 yang di dalamnya disebutkan bahwa perusahaan mempunyai unsur
pelaksana yaitu Proyek PLN Wilayah. Oleh karena itu, Direksi Perum Listrik
Negara menetapkan SK No. 010/DIR/1976 yang mengubah sebutan PLN
Exploitasi VIII menjadi PLN Wilayah VIII.
Kemudian pada tahun 1976 PLN wilayah VIII mendapat tambahan satu
unit PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas) Westcan dengan daya yang terpasang
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
14,46 MW. Pada tahun yang sama di bulan Juli dibentuk unit Sektor Tello yang
diberi nama PLN wilayah VIII Sektor Tello dengan unit asuhan PLTU Bontoala
dan gardu induk/transmisi.
Perkembangan kota Makassar dan daerah daerah disekitarnya turut
berperan mengakibatkan meningkatnya pula kebutuhan akan energi listrik.
Disertai dengan pertumbuhan ekonomi PT. PLN (Persero) wilayah VIII Sektor
Tello, kemudian secara bertahap terus dibangun unit-unit pembangkit.
Pada tahun 1982 dibangun dua unit PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga
Gas) Alsthom dengan daya yang terpasang 2 x 21,35 MW. Pada tahun 1984
dibangun dua unit PLTD Mitsubishi dengan daya yang terpasang 2 x 12,6 MW.
Tahun 1988 dibangun dua unit PLTD SWD dengan daya terpasang 2 x 12,4 MW.
Dan pada tahun 1997 dibangun dua unit PLTG GE dengan daya terpasang 2 x
33,4 MW.
Setelah memikirkan pembangkitan, maka untuk menyalurkan energi
listrik dari pusat-pusat pembangkit yang berbeda kepada pelanggan, dan juga
untuk menunjang dan mengantisipasi pertumbuhan beban dari daerah-daerah
yang baru dibangun, maka mulai pada tahun 1969, dibangun saluran-saluran
transmisi sistem 30 KV dan gardu induk. Yaitu:
1. Tello 30 KV
2. Bontoala
3. Kalukuang
4. Sungguminasa
5. Borongloe
6. Mandai
7. Tonasa I
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
Setelah itu, dilanjutkan lagi dengan membangun saluran transmisi sistem
70 KV, 150 KV dan gardu induk :
1. Pangkep
2. Tonasa III
3. Daya
4. Tello 70 KV
5. Tallo lama
6. Takalar
Dan juga perluasan gardu induk existing.
Kemudian pada tahun 1997 pada bulan Agustus, unit PLTD Bontoala
dikeluarkan dari perusahaan. Dan pada Februari 1999 PLN sektor Tello
mendapat tambahan tanggung jawab untuk mengelola unit asuhan PLTD
Bulukumba.
Pada bulan Juni 2000 nama sektor Tello berubah menjadi Unit
Pembangkitan I dengan unit asuhan PLTD Bau- bau dan PLTD Kendari. Untuk
unit asuhan PLTD Bulukumba diserahkan kepada PLN UP, sedangkan unit GI
dan transmisi diserahkan pada PLN UP2B.
Pusat- pusat pembangkit pada PT. PLN (Persero) Wilayah VIII beroperasi
dalam sistem kelistrikan Sulawesi Selatan yang interkoneksi dengan PLTA
(Pusat Listrik Tenaga Air) Bakaru dan PLTD yang tersebar, serta dua
pembangkit listrik swasta yang masing-masing berada di Kabupaten Pinrang
(PLTD Suppa) dan di Kabupaten Wajo (PLTGU Sengkang).
Pada tanggal 22 Mei 2000 Gardu Induk Panakukang diserahkan kepada
unit pengatur beban dan unit PLTD Bulukumba diserahkan kepada sektor Bakaru.
Hal ini, sejalan dengan retruksi di PLN wilayah VIII Sulselrabar yang membagi
unit pembangkitan, penyaluran dan distribusi agar dikelola secara terpisah.
Kemudian sektor Tello diserahi tugas menangani unit pembangkit yang ada di
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
Sulawesi Tenggara., tetapi kemudian tahun 2007 Sektor Kendari terbentuk untuk
menangani pembangkit yang ada di sana. Dan Sektor Tello menangani
pembangkit yang ada di Tello yaitu:
1. PLTU 2 unit
2. PLTG Westcan 1 unit
3. PLTG Alsthom 2 unit
4. PLTD Mitsubishi 2 unit
5. PLTD SWD 2 unit
Pada tanggal 31 Mei 2000 PLN Sektor Tello diubah menjadi PT. PLN
(Persero) wilayah Sulselrabar Sektor Tello. Pembangkit- pembangkit yang berada
di PLN Sektor Tello saat ini umumnya hanya dioperasikan saat-saat beban
puncak guna mengantisipasi kenaikan beban dan memperbaiki mutu tegangan di
samping cadangan putar jika sewaktu- waktu terjadi gangguan sistem.
Berikut ini data-data mengenai Unit pembangkitan PT. PLN (Persero)
Sektor Tello Makassar:
Tabel 2.1 Data Unit PEmbangkitan PT. PLN(Pesero) Sektor Tello Makassar
Jenis Pembangkit
Unit Tello
Merk Mesin
Pembangkit
Daya Terpasang
(MW)
Tahun Mulai
Beroperasi
PLTU 1 Energoinvest 12,50 1971
PLTU 2 Energoinvest 12,50 1971
PLTG Westcan 14,46 1976
PLTG Alsthom 1 21,35 1982
PLTG Alsthom 2 20,00 1982
PLTG GE 1 33,40 1996
PLTG GE 2 33,40 1997
PLTD Mitsubishi 1 12,60 1985
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
PLTD Mitsubishi 2 12,60 1985
PLTD SWD 1 12,40 1990
PLTD SWD 2 12,40 1990
JUMLAH 11 Unit
Pembangkit
197,61
2.3 Ruang Lingkup/bidang Industri
2.3.1 Daerah pelayanan
Kota Makassar dan daerah-daerah di Sulawesi Tenggara, seperti Kota
Madya Kendari, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Bau-bau, Kabupaten Raha
dan Kabupaten Wangi-wangi.
2.3.2 Bidang usaha
Bersama pembangkit-pembangkit listrik swasta lain, PT. PLN
(PERSERO) melayani tenaga listrik di Indonesia. Pembangkit listrik
swasta tersebut yaitu : PLTGU Sengkang, PLTD Suppa, PLTD Sewatama.
2.3.3 Lokasi perusahaan
Terletak di Timur Kota Makassar, tepatnya di Jln. Urip Sumoharjo
wilayah Kecamatan Panakukang, letaknya cukup strategis. Aktivitas utama
PT. PLN (Persero) Sektor Tello dalam melakukan produksi untuk
menghasilkan daya, tidaklah terlalu mengganggu masyarakat yang ada di
sekitarnya atau daerah Kota Makassar khususnya. Selain itu letaknya yang
tidak begitu jauh dari PT. PLN (Persero) sektor Tello dan PLN cabang
lainnya, akan sangat membantu koordinasi antar perusahaan khususnya di
Makassar. Meskipun tidak berada pada pusat kota, namun PT. PLN
(persero) sektor Tello dapat dijangkau dengan mudah oleh transportasi
umum maupun pribadi.
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
2.3.4 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) sektor Tello
adalah tenaga- tenaga kerja yang mampu berproduksi secara aman dan efisien.
Tenaga kerja yang digunakan memiliki latar belakang pendidikan yang
berbeda-beda mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi
lainnya. Sehingga para pekerja yang dipekerjakan di PT. PLN (Persero) sektor
Tello ini adalah para pekerja yang profesional dan produktif.
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Pengenalan Mesin Diesel
Mesin Diesel adalah salah satu jenis mesin kalor, tipe mesin pembakar
dalam (internal combustion engine) di mana proses pembakaran bahan bakar
langsung dalam ruang bakar tanpa adanya bunga api, tetapi akibat tekanan
campuran udara dan bahan bakar yang cukup tinggi.
Mesin diesel diciptakan oleh seseorang yang berkebangsaan Jerman
yang bernama Rudolf Diesel, yang berhasil mempertunjukkan hasil kerjanya
pada tahun 1890, sedangkan pada tahun sebelumnya yaitu tahun 1976 seorang
yang juga berkebangsaan Jerman bernama Nikolas Otto berhasil menciptakan
motor gas bersiklus 4 langkah (4 tak).
Mesin diesel terdiri atas dua jenis yaitu mesin diesel bersiklus 2
langkah. Adapun langkah pada mesin pembakaran dalam bersiklus 4 langkah
terdiri dari :
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
3.2 Prinsip Kerja Mesin Diesel 4 Langkah
3.2.1 Langkah Isap
Langkah isap adalah pengisian silinder dengan udara segar melalui
katup isap dimana pada saat piston bergerak dari titik mati atas (TMA)
menuju titik mati bawah yang ditarik oleh batang penggerak (Connecting rod)
dimana katup isap mulai terbuka pada awal langkah isap sampai piston
mencapai titik mati bawah(TMB).
Dalam hal ini udara seolah-olah melakukan kerja sebesar (tekanan konstan)
W
1 0
= PO
-
(V
1
-V
2
)
3.2.2 Langkah Kompresi
Pada langkah ini kedua katup (isap dan buang) tertutup, dan piston
bergerak ketitik mati atas sehingga udara termampatkan didalam silinder.
Akibatnya, volume udara dalam silinder mengecil, disertai peningkatan
temperatur dan tekanan (mencapai maksimum). Proses ini terjadi secara
adiabatis, jadi
A
S = 0 dan Q = 0, penyelesaian persamaan menggunakan
hukum termodinamika I dan persamaan pendekatan gas mulia, sebagai
berikut:
Persamaan gas mulia ; PV = RT....................................................................(1)
dimana :
P = Tekanan gas (Pascal)
V = Volume spesifik gas (m
3
/kg)
R = Konstante gas universal (0,287 KJ/KgK)
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
T = Temperatur gas (K)
Differensial persamaan menjadi :
PdV + VdP = R dT .........................................................................................(2)
Formulasi hukum termodinamika I :
dQ = dU + o W ..............................................................................................(3)
Diketahui dQ = 0 dan dU = CvdT
Maka, dU = - PdV ..........................................................................................(4)
Subtitusi persamaan (4) ke (2) :
Diketahui, R = Cp Cv maka,
PdV +Vdp = (Cp-Cv) dT *
Cv
Cp
Maka PdV + VdP =
|
.
|
\
|
1
Cv
Cp
Cv dT, dan k =
Cv
Cp
Subsitusi menghasilkan :
PdV + VdP = (k-1) (-PdV)
~ PdV (1 + (k-1)) + VdP = 0,
PV
1 *
) (k
v
dv
+
p
dp
= 0
maka, -k
v
dv
=
p
dp
diintegralkan
-k Ln V = Ln P
~ Ln
k
V
= Ln P
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
Diperoleh :
k
V
1
= P
P
K
V
= C
Untuk penurunan variabel T dan V diperlihatkan dibawah ini :
Substitusi persamaan (1) ke persamaan (4) :
Diperoleh, Cv dT = -
|
.
|
\
|
V
RT
dV *
T
1
~ Cv
T
dT
= -
|
.
|
\
|
V
R
dv
menjadi, Cv
T
dT
= - (Cv (k-1))
v
dv
Maka,
T
dT
= (1-k)
v
dv
Di integralkan menjadi, Ln T = (1-k) Ln V
Ln T = Ln
) 1 ( K
V
maka diperoleh
) 1 ( K
V
T
= C atau T
) 1 ( K
V = C
Untuk proses 1-2 (langkah kompressi) terdapat ratio kompressi (rv) yang
merupakan perbandingan volume spesifik gas pada keadaan 1 dengan
keadaan 2, didefinisikan dengan :
rv =
2
1
V
V
.........................................................................................................(5)
dengan demikian,
1
2
T
T
= (rv)
) 1 ( k
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
Dari persamaan diatas terlihat bahwa tekanan dan temperatur fluida
bertambah besar sesuai dengan kenaikan perbandingan kompressi.
3.2.3 Proses pemasukan kalor pada tekanan konstan.
Setelah torak mencapai titik mati atas terjadi proses injeksi bahan
bakar selang singkat sehingga temperatur campuran mencapai maksimum.
Terjadi kenaikan volume pada kondisi ini. Keadaan temperatur yang tinggi ini
menyebabkan campuran terbakar dengan cepat. Keadaan ini ditunjukkan
dengan persamaan melalui hukum termodinamika I :
dQ = dU +
W o
dQ = CvdT + PdV diintegralkan menghasilkan :
Q = Cv (T3-T2) + P (V3-V2)
Perubahan entalpi system dirumuskan berdasarkan hukum termodinamika I :
H = U + PV maka diperoleh
Q = (U3+PV3) (U2+PV2)
= H3 H2 = Cp (T3-T2) -------qm = Q = Cp (T3-T2)
3.2.4 Langkah ekspansi atau langkah kerja
Langkah ekspansi terjadi pada saat kedua katup masih tertutup dan
piston bergerak dari titik tertentu setelah titik mati atas ke titik mati bawah
oleh desakan gas hasil pembakaran setelah proses pembakaran dilakukan
melalui batang engkol akan meneruskan daya ke poros engkol sehingga poros
engkol berputar. Pada keadaan ini pula volume gas hasil pembakaran
bertambah besar sehingga tekanan dan temperatur gas menurun. Proses ini
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
terjadi pada keadaan adiabatik, dengan demikian persamaan yang digunakan
adalah pada proses 2 diatas, yaitu pada langkah kompressi dan persamaan (3)
diulas kembali :
) 1 ( K
TV
= C
sedangkan persamaan (3) :
dQ = dU +
W o
dQ = 0. maka, pdV = -Cv (T4-T3) = Cv (T3-T4)
3.2.5 Proses pengeluaran kalor
Proses ini terjadi apabila katup buang mulai terbuka, sampai keadaan
piston mendorong gas hasil pembakaran keluar dari system. Perhitungan
persamaan ini dibatasi pada keadaan akhir yaitu hingga tekanan dalam ruang
pembakaran kurang lebih sama dengan tekanan atmosfer (pada volume
spesifik konstan). Menggunakan persamaan (3) untuk menentukan jumlah
kalor yang keluar dari system (tak berdaya guna) :
dQ = dU + W o , dimana W o = 0 dan dQ = - qk (kalor keluar system).
maka :
dQ = - dU, diintegralkan menjadi qk = - Cv (T1-T4)
atau qk = Cv (T4-T1)
Efisiensi thermis siklus,
th
q
=
Qabsortion
done Work .
=
qm
qk qm
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
=
) (
) ( ) (
2 3
1 4 2 3
T T Cp
T T Cv T T Cp
= 1 -
) (
) (
2 3
1 4
T T Cv
T T Cv
3.3 Diagram P-V
Untuk menjelaskan diagram motor bakar torak, terlebih dahulu dipakai
beberapa idealisasi sehingga prosesnya dapat dipahami dengan mudah. Proses
yang sebenarnya berbeda dengan proses yang ideal, dimana perbedaan
tersebut menjadi sebagia besar jika idealisasi yang digunakan itu terlalu jauh
menyimpang dari keadaan sebenarnya. Siklus yang ideal itu biasanya dinamai
siklus udara dengan beberapa idealisasi sebagai berikut:
Fluida kerja didalam silinder adalah udara, dianggap gas ideal dengan
konstanta kalor yang konstanta.
Proses kompresi dan ekspansi berlangsung secara isentropic.
Pada proses ekspansi, yaitu pada torak fluida kerja didinginkan sehingga
tekanan dan temperaturnya turun mencapai tekanan dan temperatur
atsmosfir.
Tekanan fluida kerjadalam silinder selama langkah buang dan langkah isap
adalah konstan sama dengan tekanan atmosfir.
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
Gambar. 3.2 Diagram P-V untuk Motor Diesel Empat Langkah
Keterangan:
(0.1) : Langkah Isap
(1-2
1
) : Langkah Kompresi Secara Isentropik
(2
1
-2) : Proses Pemasukan Kalor pada Volume Konstan
(2.3) : Proses Pemasukan Kalor pada Tekanan Konstan
(3.4) : Langkah Ekspansi Secara Isentropik
(4.1) : Langkah Pengeluaran Kalor pada Volume Konstan
(1.0) : Langkah Buang Gas Bekas pada Tekanan Konstan
3.4 Sistem Pendinginan Mesin
Sistem pendinginan dalam mesin adalah suatu sistem yang berfungsi
untuk menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal. Mesin
pembakaran dalam (maupun luar) melakukan proses pembakaran untuk
menghasilkan energi dan dengan mekanisme mesin diubah menjadi tenaga
gerak. Mesin bukan instrumen dengan efisiensi sempurna, panas hasil
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
pembakaran tidak semuanya terkonversi menjadi energi, sebagian terbuang
melalui saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh material disekitar
ruang bakar. Mesin dengan efisiensi tinggi memiliki kemampuan untuk
konversi panas hasil pembakaran menjadi energi yang diubah menjadi
gerakan mekanis, dengan hanya sebagian kecil panas yang terbuang. Mesin
selalu dikembangkan untuk mencapai efisiensi tertinggi, tetapi juga
mempertimbangkan faktor ekonomis, daya tahan, keselamatan serta ramah
lingkungan.
Proses pembakaran yang berlangsung terus menerus dalam mesin
mengakibatkan mesin dalam kondisi temperatur yang sangat tinggi.
Temperatur sangat tinggi akan mengakibatkan desain mesin menjadi tidak
ekonomis, sebagian besar mesin juga berada di lingkungan yang tidak terlalu
jauh dengan manusia sehingga menurunkan faktor keamanan. Temperatur
yang sangat rendah juga tidak terlalu menguntungkan dalam proses kerja
mesin. Sistem pendinginan digunakan agar temperatur mesin terjaga pada
batas temperatur kerja yang ideal.
Prinsip pendinginan adalah melepaskan panas mesin ke udara, tipe
langsung dilepaskan ke udara disebut pendinginan udara (air cooling), tipe
menggunakan fluida sebagai perantara disebut pendinginan air.
Dilihat dari media yang digunakan untuk pendinginan, sistem pendinginan
dibagi dua :
3.4.1 Sistem pendingin udara
Prinsip kerjanya adalah : Kepala dan dinding luar silinder di buat
bersirip-sirip untuk memperluas bidang yang hendak didinginkan, agar lebih
banyak panas-panas yang dapat diambil. Blower yang mendapat putaran dari
poros mesin, meniupkan udara ke celah-celah sirip yang ada untuk mengambil
panas.
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
3.4.2 Sistem Pendingin Air
Pada sistem pendingin air ini dibedakan pada dua jenis ;
a. Sistem pendinginan terbuka
Yaitu sistem pendingin yang pengggunaan air pendinginnya hanya sekali
(tidak di sirkulasikan lagi), dimana air dipompakan ke bagian-bagian yang
memerlukan pendinginan, kemudian dibuang langsung.
b. Sistem pendinginan tertutup
Air dari radiator dipompakan ke bagian mesin yang akan didinginkan,
Kemudian air tersebut dikembalikan ke radiator untuk didinginkan dan
seterusnya digunakan kembali untuk mendinginkan mesin.
Memakai radiator, dan
Menggunakan Cooling tower
3.5 Pengertian Air Pendingin
Air pendingin adalah air yang digunakan untuk menyerap panas yang
berlebihan pada reaktor untuk menghasilkan listrik. Karakteristik dari air
pendingin yaitu air tawar yang tahan terhadap radiasi, dan kapasitas panas
tinggi. Air yang digunakan untuk air pendingin yaitu air berat karena
mempunyai kapasitas panas tinggi, tahan radiasi tinggi pada hal ini digunakan
pada reaktor yang menggunakan uranium alam sehingga tampang lintang air
kecil.
Karakter air dan penggunaannya. Secara kimiawi Molekul air tersusun
atas dua atom hidrogen dan satu atom oksigen (H2O). Dalam keadaan cair,
molekul-molekul air saling bertautan membentuk polimer via ikatan hidrogen.
Karena ikatan inilah air mempunyai panas latent penguapan yang besar serta
daya pelarutan yang tinggi air proses atau biasa kita kenal sebagai process
water memiliki fungsi yang berbeda satu sama lainnya, oleh karena itu
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
karakter serta spesifikasi air yang diperlukan juga berbeda satu dengan yang
lain, misalnya standar air untuk boiler tentu berbeda dengan standar air untuk
produksi hydrogen.
Ada beberapa peralatan proses yang membutuhkan air secara terus-
menerus dan dengan sifat tertentu, seperti:
1. Air proses (Process Water) untuk hydrolysis, boiler dan destilasi.
Kebutuhan process water untuk boiler, hydrolisis serta produksi H2,
dimana diperlukan air yang terlebih dahulu di oleh melalui ion exchange
untuk meminimalisir timbulnya karat serta sumbatan pada pipa api dan
jalur distribusi uap dan kondensatnya. Produk air yang dihasilkan melalui
ion exchange kemudian disebut sebagai soft water bahkan untuk produksi
hydrogen diperlukan demineralized water (demin water) agar H2 yang
diproduksi betul-betul 99,9 % murni.
2. Air untuk pendingin (Cooling Water) pada cooling tower, mesin, heat
exchanger, condenser dll. Kebutuhan akan air pendingin (cooling water)
bisa di kategorikan kebutuhan umum dalam setiap mesin penggerak,
pengolahan air pendingin biasanya kurang diperhatikan oleh operator
pabrik karena persepsi yang salah dimana setiap air bersuhu rendah bisa
digunakan. Tetapi mereka lupa bahwa air pendingin disalurkan melalui
pipa-pipa yang diameternya terkadang cukup kecil, panjang dan
melingkar-lingkar sehingga rawan terhadap karat dan sumbatan tentunya.
3. Air untuk kebutuhan domestik dan umum. Air yang akan digunakan
sebagai air untuk keperluan domestik seperti memasak, toilet dan cuci-
cuci lain biasanya digunakan air dari sumber terdekat seperti Perusahaan
air Minum (PAM) lokal maupun dari sumber sumur dalam. Pengolahan
biasanya dilakukan secara terbatas seperti penjernihan dan aerasi terutama
untuk mengurangi kadar besi yang biasanya berasosiasi dengan air dari
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
sumber sumur dalam (deep well). Sumber air baku industri yang
memerlukan pembahasan lebih lanjut adalah kebutuhan air dan sifat yang
diperlukan untuk keperluan proses dan sebagai pendingin pada cooling
tower di pabrik. Ion Exchange untuk Process dan Cooling. Kebutuhan
untuk air proses dan pendinginan sangat mendominasi kebutuhan air untuk
pabrik karena lebih dari 80% kebutuhan akan air di pabrik dikonsumsi
oleh kedua proses tersebut, sementara untuk kebutuhan domestik relatif
kecil.
Penggunaan kolom atau tabung ion exchange untuk air baku untuk boiler
(boiler feed water) dan sistem pendinginan (cooling system) akan
meningkatkan efisiensi kedua sistim peralatan tersebut dengan cara
membebaskan pipa-pipa saluran air dan uap pada sistem tersebut dari karat
dan endapan yang mengganggu yang dapat menimbulkan kebocoran
maupun tersumbatnya saluran pada kedua sistim tersebut.
Boiler untuk menghasilkan uap baik basah, kering maupun yang
bertekanan menurut kebutuhan prosesnya, selain digunakan sebagai media
thermodinamik, uap yang dihasilkan juga dapat digunakan untuk
menggerakkan turbin pada generator listrik. Penggunaan boiler sebagai
peralatan utama membawa konsekuensi pada pemilihan kualitas air baku
(feed water) untuk menjaga kontinyuitas operasi serta efisiensi peralatan
tersebut, secara umum untuk menjaga agar boiler bisa bekerja dengan
maksimum serta awet maka diperlukan air yang baik dalam arti air selalu
dijaga agar tidak menjadi penyebab sistem saluran pipa pada boiler
menjadi berkarat ataupun tersumbat oleh endapan-endapan organik yang
biasanya dibawa oleh air baku.
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
3.6 Sistem Air Pendingin Mitsubishi-Man 18V 52/55A
Sistem air pendingin dibagi atas 5 (lima) sub-sistem yaitu :
- Sistem Air Pendingin Primer (Primary Cooling Water Sistem)
- Sistem Air Pendingin Intercooler (Intercooler Cooling Water System)
- Sistem Minyak Pendingin Katup Injeksi Bahan Bakar (Fuel Injection
Valve Cooling Oil System)
- Sistem Air Pendingin Sekunder (Secondary Cooling Water System)
- Sistem Air PAM (City Water System)
3.6.1 Sistem Air Pendingin Primer
Air pendingin primer dari tanki air murni (Purified Water Tank),
dialirkan oleh pompa penambah air bersih melalui katup solenoid lalu menuju
ke tanki ekspansi air pendingin primer. Katup solenoid berfungsi untuk
mengontrol secara otomatis level air di dalam tanki ekspansi air pendingin
primer, dimana katup ini dijalankan oleh sinyal dari suatu switch level yang
terdapat di tanki. Tanki ekspansi dilengkapi meter level dengan kontak alarm
sehingga memungkinkan pengecekan level minyak dilakukan. Bila level
minyak tidak normal maka lampu alarm di ruang control akan menyala. Pipa
keluar tanki dihubungkan dengan pipa sirkulasi air pendingin primer. Pompa
air pendingin primer dihubungkan dengan rangkaian menjalankan/mematikan
mesin.
Air pendingin dipompakan ke dalam mesin oleh pompa air pendingin
primer. Pada lubang masuk mesin terdapat beberapa switch yaitu :
- Switch check tekanan untuk penyambungan start mesin dan untuk alarm
tekanan rendah.
- Switch mematikan mesin untuk tekanan rendah.
- Switch alarm temperature tinggi untuk proteksi mesin.
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
Sistem air pendingin primer merupakan tipe sirkulasi tertutup. Air pendingin
primer bercabang yaitu ke tanki sebelah kanan dan kiri pada lubang masuk
mesin, lalu mengalir ke dalam mesin melalui dua lubang. Setelah air
pendingin mendinginkan silinder mesin, tertutup deksel (Cylinder Cover) dan
katup buang, maka air pendingin tersebut akan mengalir keluar dari pipa
keluar utama terdapat pada bagian atas mesin, dan selanjutnya kembali ke
pompa air pendingin primer melalui katup control temperature serta pendingin
air.
Katup kontrol temperature berfungsi untuk menjaga agar temperature
air pendingin keluar mesin tetap dalam batas harga yang normal, yaitu 75-
85
0
C. Harga batas temperature ini dimaksudkan agar tidak terjadi apa yang
disebut pendinginan lebih (over cooling) apabila beban mesin rendah. Pada
lubang keluar mesin dilengkapi dengan switch yaitu switch alarm temperature
tinggi. Jika temperature air pendingin primer pada lubang keluar maupun
lubang masuk mesin tidak normal maka lampu alarm yang berada di ruang
kontrol akan menyala.
3.6.2 Sistem Air Pendingin Intercooler
Air pendingin intercooler yang datang dari tanki air bersih, dialirkan
oleh pompa penambah air segar, melalui katup solenoid menuju ke tanki
ekspansi air pendingin intercooler. Katup solenoid ini berfungsi sebagai
pengontrol volume air dan katup ini dibuka/ditutup secara otomatis oleh
switch level yang terdapat di tanki ekspansi air pendingin intercooler. Untuk
pemeriksaan visual maka pada tanki ini dilengkapi dengan pengukur leve
dengan kontak alarm, dimana jika level tidak normal maka sinyal alarm
ditransmisikan ke ruang kontrol.
Pipa keluar tanki dihubungkan terhadap jalur pipa sirkulasi air
pendingin intercooler. Pompa sirkulasi radiator dihubungkan dengan
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
rangkaian menjalankan/mematikan mesin, sehingga pompa ini dapat
dijalankan/dimatikan secara otomatis pula.
Air pendingin yang dipompa oleh pompa sirkulasi radiator menuju
intercooler dimana didinginkan lebih dahulu di dalam radiator yang
selanjutnya digunakan untuk pendingin intercooler. Untuk proteksi mesin
maka pada lubang untuk intercooler dipasang beberapa switch yaitu:
- Switch check tekanan yang hubungan dengan start mesin.
- Switch alarm tekanan rendah.
- Switch mematikan mesin karena tekanan rendah.
Untuk mengontrol kapasitas aliran air pendingin maka pada lubang masuk
intercooler dilengkapi dengan katup bypass, sehingga memungkinkan
temperature air pendingin yang melalui lubang masuk intercooler tersebut
dapat diatur sampai memenuhi nilai normal yang diinginkan, yaitu pada
temperature 35-45
0
C. Jalur pipa sirkulasi sistem air pendingin primer dan
sistem air pendingin intercooler dihubungkan terhadap penampung bahan
kimia.
3.6.3 Sistem Minyak Pendingin Katup Injeksi Bahan Bakar
Minyak pendingin katup injeksi bahan bakar yang datang dari jalur
percabangan pipa minyak HSD dialirkan dengan membuka/menutupnya
secara manual katup yang terdapat pada lubang masuk tanki minyak
pendingin. Untuk mengontrol temperature minyak pendingin pada lubang
keluar mesin agar tetap berkisar 65-75
0
C, maka jalur pada pipa sirkulasi
dilengkapi dengan katup control temperature. Pompa minyak pendingin yang
dihubungkan dengan rangkaian menjalankan mematikan mesin sehingga
memungkinkan pompa tersebut dapat dijalankan/dimatikan secara otomatis.
Pada lubang masuk mesin terdapat switch tekanan untuk hubungan singkat
mesin dan switch alarm tekanan rendah. Jika tekanan minyak pendingin
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
ataupun level minyak di dalam tanki berada pada kondisi tidak normal, maka
lampu alarm di ruang control akan menyala.
3.6.4 Sistem Air Pendingin Sekunder
Sistem air pendingin sekunder ini disebut juga sistem sirkulasi terbuka.
Air pendingin yang berasal dari kolam air pendingin sekunder, dialirkan oleh
adanya pompa air pendingin sekunder dengan maksud untuk mendinginkan:
- Pendingin Minyak Pelumas (Lubricating Oil Cooler).
- Pendingin Air (Water Cooler).
- Pendingin Minyak Pelumas Turbocharger (Turbocharger Lubricating Oil
Cooler).
- Pendingin Minyak Pendingin untuk Katup Injeksi Bahan Bakar (Cooling
Oil Cooler for Fuel Injection Valve).
Setelah mendinginkan peralatan-peralatan tersebut diatas, maka selanjutnya
air pendingin sekunder ini mengalir ke Menara Pendingin, dimana air tersebut
didinginkan lalu dialirkan ke bawah tanki kemudian diisap oleh pompa untuk
disirkulasikan kembali.
Pompa Air Pendingin Sekunder ini dihubungkan dengan rangkaian
menjalankan-mematikan mesin sehingga pompa tersebut dapat
dijalankan/dimatikan secara otomatis. Pipa utama air pendingin sekunder
dilengkapi dengan switch tekanan untuk hubungan start mesin, switch alarm
tekanan rendah dan switch alarm temperature tinggi. Pembuangan udara perlu
dilakukan secara manual dari sisi air pendingin setiap cooler dalam interval
tertentu. Sistem ini dilengkapi dengan penampung bahan kimia yang
berhubungan langsung dengan pipa sirkulasi air pendingin.
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
3.7 Alat Penukar Panas (Heat Exchanger)
Alat penukar kalor (Heat exchanger) adalah suatu peralatan yang
digunakan untuk memindahkan panas antara dua fluida yang mengalir dan
memiliki temperature yang berbeda yang antara keduanya dipisahkan oleh
sebuah dinding atau sekat padat. Jenis-jenis penukar panas dapat
dikelompokkan menurut geometri konstruksi dan penukar panas (tubes, plates
dan extended surface), proses perpindahan (direct contact dan indirect
contact), serta susunan aliran fluida (parallel, counter dan cross flow).
3.2.1 Plate Heat Exchanger
Plate Heat Exchanger (PHE) merupakan sejenis penukar panas untuk
fluida yang didalamnya tersusun banyak sekat-sekat yang berfungsi sebagai
pemisah (pembatas) antara fluida panas dan fluida dingin. Sekat-sekat tersebut
juga berfungsi sebagai pengarah aliran. Perpindahan panas yang terjadi
didalam PHE adalah secara konveksi, konduksi dan sedikit radiasi.
Perpindahan panas konveksi terjadi antara plat dengan fluida, perpindahan
panas konduksi terjadi pada plat (dinding pemisah fluida) dan perpindahan
panas secara radiasi terjadi dari PHE ke lingkungan sekitar (surrounding).
3.2.2 Radiator
Radiator adalah suatu alat penukar panas yang digunakan untuk
mentransfer energy panas dari suatu medium (air) ke medium lainnya (udara)
yang bertujuan untuk pendinginan. Dalam penggunaan radiator ini diharapkan
temperature air pendingin yang masuk kedalam mesin atau intercooler dapat
dijaga dalam batasan temperature yang diijinkan. Oleh karena itu temperature
masuk dan temperature keluar dari radiator jacket water (JCW) ataupun
radiator intercooler (ICCW) harus diperhatikan agar performasi mesin dapat
dipertahankan.
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
Besar pembuangan panas radiator adalah suatu nilai yang
menunjukkan besarnya panas pada air radiator yang dapat dibuang ke udara
luar. Persamaan yang digunakan untuk menghitung adalah :
q = m.C
p
(T
h,in
T
h,out
)
Keterangan :
q = Laju perpindahan panas (W)
m = Laju aliran massa air (Kg/s)
C
p
= Kalor spesifik fluida air (Kj/Kg
0
C)
T
h,in
= Temperatur air saat memasuki radiator (K)
T
h,out
= Temperatur air saat keluar radiator (K)
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
BAB IV
PEMBAHASAN
ANALISIS SUHU AIR DAN MINYAK PELUMAS PADA SISTEM
PENDINGINAN MESIN MITSUBISHI-MAN 18V 52/55A
4.1 Gambaran Umum Sistem Pendinginan Mesin Mitsubishi-Man 18V
52/55A
Gambar : Sistem pendinginan Mitsubishi-Man 18V 51/55A
Sumber : PLTD Sektor Tello
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
4.2 Hasil Pengamatan
Berikut merupakan data suhu air selama 1 bulan pada sistem pendinginan
Mitsubishi
Juli Pelumas Mesin Air Pendingin Mesin
Jam Masuk Keluar Masuk Keluar
0:00 55 64 78 83
1:00 55 64 78 83
2:00 55 64 78 83
3:00 55 64 78 83
4:00 55 64 77 82
5:00 55 64 78 82
6:00 55 64 78 82
7:00 55 63 77 82
8:00 55 64 77 82
9:00 54 62 76 81
10:00 55 64 77 83
11:00 56 65 78 84
12:00 56 65 78 84
13:00 56 65 79 85
14:00 55 65 78 84
15:00 56 65 79 85
16:00 56 65 79 85
17:00 56 65 78 84
18:00 56 65 78 85
18:30 56 65 78 85
19:00 56 65 78 85
19:30 56 65 78 84
20:00 56 64 78 84
20:30 56 64 78 84
21:00 55 64 78 84
21:30 55 64 78 84
22:00 55 65 78 84
23:00 55 64 77 83
24:00 55 64 77 83
Nominal 55 50 70 75
Max 60 70 75 85
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
4.3 Grafik
Grafik 4.3.1 Pelumas Mesin
53.5
54
54.5
55
55.5
56
56.5
0 5 10 15 20 25 30 35
S
u
h
u
(
C
)
Waktu (Jam)
Grafik Suhu Pelumas Mesin(Masuk)
61.5
62
62.5
63
63.5
64
64.5
65
65.5
0 5 10 15 20 25 30 35
S
u
h
u
(
C
)
Waktu (Jam)
Grafik Suhu Pelumas Mesin (Keluar)
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
Grafik 4.3.2 Air Pendingin Mesin
75.5
76
76.5
77
77.5
78
78.5
79
79.5
0 5 10 15 20 25 30 35
S
u
h
u
(
C
)
Waktu (Jam)
Grafik Suhu Air Pendingin Mesin (Masuk)
80.5
81
81.5
82
82.5
83
83.5
84
84.5
85
85.5
0 5 10 15 20 25 30 35
S
u
h
u
(
C
)
Waktu (Jam)
Grafik Suhu Air Pendingin Mesin (Keluar)
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
4.4 Pembahasan
Dalam laporan ini kami membahas tentang suhu air dan minyak
pelumas pada sistem pendinginan mesin Mitsubishi,dimana mesin Mitsubishi
adalah salah satu jenis mesin kalor, tipe mesin pembakar dalam (internal
combustion engine) di mana proses pembakaran bahan bakar langsung dalam
ruang bakar tanpa adanya bunga api, tetapi akibat tekanan campuran udara
dan bahan bakar yang cukup tinggi, ini disebut juga dengan Mesin Diesel.
Mesin Mitsubishi ini melakukan proses pembakaran untuk
menghasilkan energi dengan mekanisme mesin diubah menjaditenaga gerak.
Dan mesin bukan instrumen dengan efisiensi sempurna, panas hasil
pembakaran tidak semuanya terkonversi menjadi energi, sebagian terbuang
melalui saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh material disekitar
ruang bakar. Proses pembakaran terus menerus dalam mesin mengakibatkan
mesin dalam kondisi temperatur yang sangat tinggi. Temperatur yang sangat
tinggi ini akan mengakibatkan mesin menjadi tidak ekonomis, mesin ini juga
berada dilingkungan yang tidak terlalu jauh dari manusia sehingga
menurunkan faktor keamananya. Temperatur rendah juga tidak terlalu
meguntungkan dalam proses kerja mesin. Hal tersebut merupakan penyebab
digunakan sistem pendinginan.
Sistem pendinginan adalah melepas panas mesin keudara, dan yang
digunakan pada mesin Mitsubishi ini adalah tipe yang menggunakan fluida
sebagai perantara disebut pendinginan air. Dimna,Air pendingin adalah air
yang digunakan untuk menyerap panas yang berlebihan pada reaktor untuk
menghasilkan listrik. Karakteristik dari air pendingin yaitu air tawar yang
tahan terhadap radiasi, dan kapasitas panas tinggi, tahan radiasi tinggi pada
hal ini digunakan pada reaktor yang menggunakan uranium alam sehingga
tampang lintang air kecil.
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
Pada sistem pendingin terdapat standar-standar yang harus dipenuhi
agar layak untuk digunakan, diantaranya yaitu mineral pada air, pH air, dan
suhu pada air pendingin. Air yang digunakan dalam proses pendinginan
dimana air pendingin tersebut tidak mengandung mineral-mineral sehingga
korosi dan pembentukan kerak pada instalasi pengolahan air dan mesin dapat
dicegah. Untuk pH pada air pendingin itu sendiri digunakan pH dengan
kisaran 6,5-8,0, jika pH terlalu tinggi maka akan menyebabkan pembentukan
kerak pada mesin sehingga dapat mengurangi kinerja pada mesin. Sedangkan
suhu yang digunakan pada air pendingin yaitu 70-75
0
C Air pendingin yang
digunakan diolah pada tempat pengolahan khusus yang disebut CWT
(Cooling Water Tower) agar memenuhi standar penggunaan.
Berdasarkan data suhu air pendingin dan pelumas mesin selama 1
bulan pada sistem pendinginan mesin Mitsubishi. Dapat dilihat bahwa pada
grafik suhu pelumas mesin (masuk) tidak melebihi batas ambang normal,
demikian pula pada grafik suhu pelumas mesin keluar, dan yang menjadi
penyebab adanya perbedahan suhu pada waktu-waktu tertentu karena
kebutuhan konsumen berkurang sehingga kerja mesin diturunkan yang
menyebabkan suhu pelumasnya pun menurun, dan pada waktu-waktu tertentu
pula kebutuhan konsumen akan meningkat sehingga suhu pelumasnya pun
ikut naik.
Pada grafik air pendingin mesin (masuk) yang telah menyerap panas
yang berlebihan pada reaktor menunjukkan bahwa suhu air pendingin
melebihi batas ambang maksimalnya, penunjukan ini sebenarnya belum falid
karena kondisi mensin yang cukup tua. Dan setelah air tersebut didinginkan
diradiator, suhu air pendingin menjadi normal dapat dilihat pada grafik suhu
air pendingin (keluar) dan siap digunakan untuk mendinginkan mesin
Mitsubishi tersebut.
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
Adapun faktor lain yang menyebabkan terjadinya temperatur tinggi
pada air dan pelumas mesin, diantaranya yaitu :
1. Kelembaban
2. Jam kerja mesin
Kedua faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap pendinginan mesin,
dimana jika kelembaban udara luar panas maka suhu didalam ikut
panas sehingga temperatur air dan pelumas ikut panas. Begitupun
sebaliknya jika kelembaban udara pada malam hari dingin maka sugu
didalam ikut dingin sehingga kelembaban udara sangat berpengaruh.
Serta kondisi mesin pemeliharaan yang lewat SO, yang setiap 1500
jam kerja mesin mengadakan pemeliharaan mesin agar mesin dapat
beroperasi dengan baik. Jam Kerja (JK) pada bulan Juli 602,75 dan
Jam Kerja setelah Mayor Over Haul 20,17. Bahkan tidak adanya
material SO pada bulan Juli sampai bulan agustus sehingga SO tidak
siap digunakan sehongga temperatur menjadi tinggi. Akibat bila
temperatur naik dan beban mesin meningkat maka mesin akan mati
(Trip). Hal ini akan mengakibatkan mesin cepat rusak, maka dari itu
diadakan pemeliharaan rutin mesin tiap 1500 jam kerja.
kesalahan- kesalahan lain (diluar kondisi mesin ) yang terjadi,
disebabkan karena kesalahan pekerja dalam melihat data karena adanya
ataupun kesalahan kami dalam menganalisa data-data yang telah ada.
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
Panas hasil pembakaran di dalam mesin, sebagian diubah menjadi
tenaga penggerak, sebagian dibuang keluar sebagian gas buang,dan sebagian
lagi diserap oleh bagian-bagian mesin. Panas yang diserap ini harus dibuang
juga keluar agar panas mesin tidak berlebilan (over heating), sebab panas
yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada kerja mesin dan
menyebabkan kerusakan yang fatal. Untuk mengatasi hal tersebut, maka
mesin dilengkapi dengan sistem pendinginan.
Sistem pendinginan dalam mesin merupakan suatu sistem yang
berfungsi untuk menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal.
Mesin pembakaran dalam (maupun luar) melakukan proses pembakaran untuk
menghasilkan energi dan dengan mekanisme mesin diubah menjadi tenaga
gerak. Dalam mendinginkan sebuah mesin diperlukan air pendingin dan
pelumas untuk mendinginkan mesin.
Berdasarkan data bulan Juli terlihat beberapa suhu pelumas dan air
pendingin tidak stabil. Dimana pada temperatur air pendingin mesin terlihat
pada grafik air pendingin masuk pada pukul 01.00 siang terjadi peningkatan
suhu dengan temperatur 79
0
C, pukul 02.00 siang terjadi penurunan dengan
temperatur 78
0
C dan kembali meningkat pada pukul 03.00 sore dengan
temperatur 79
0
C. dan kembali menurun pada pukul 23.00 malam dengan
temperatur 77
0
C dimana kondisi maksimal temperatur air pendingin masuk
yaitu berkisar 70 75
0
C. Sedangkan pada air pendingin keluar terlihat pada
grafik pada pukul 01.00 siang terjadi peningkatan suhu dengan temperatur
85
0
C, pukul 02.00 siang terjadi penurunan dengan temperatur 84
0
C dan
kembali meningkat pada pukul 03.00 sore dengan temperatur 85
0
C. dan
kembali menurun pada pukul 23.00 malam dengan temperatur 83
0
C dimana
kondisi maksimal temperatur air pendingin masuk yaitu berkisar 75 - 85
0
C.
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
Berdasarkan suhu pelumas mesin terlihat pada grafik pelumas mesin
masuk pada pukul 24.00 sampai pukul 08.00 pagi temperatur konstan dengan
temperatur 55
0
C, terjadi peningkatan suhu terjadi pada pukul 11.00 sampai
pukul 20.00 malam dengan temperatur 56
0
C. Dan kembali suhu konstan pada
pukul 21.00 malam dengan temperatur 55
0
C. Dimana kondisi maksimal
temperatur pelumas mesin masuk yaitu berkisar 55 60
0
C. Sedangkan pada
grafik pelumas mesin keluar pada pukul 24.00 sampai pukul 06.00 pagi
temperatur konstan dengan temperatur 64
0
C, terjadi penurunan suhu terjadi
pada pukul 09.00 pagi dan terjadi peningkatan suhu dari pukul 11.00 sampai
pukul 19.00 malam dengan temperatur 65
0
C. Dan kembali suhunya turun pada
pukul 24.00 malam dengan temperatur 64
0
C. Dimana kondisi maksimal
temperatur pelumas mesin masuk yaitu berkisar 75 - 85
0
C.
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa sistem pendinginan pada air
pendingin dan pelumas mesin tidak sesuai dengan kondisi maksimal yang
seharusnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu :
1. Kelembaban.
2. Jam kerja mesin.
Kedua faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap pendinginan mesin,
dimana jika kelembaban udara luar panas maka suhu didalam juga ikut panas
sehingga temperatur air dan pelumas ikut panas, begitupun dengan
kelembaban jika pada malam hari air pendingin dan pelumas temperaturnya
turun karena udara malam hari dingin sehingga kelembaban udara sangat
mempengaruhi. Serta kondisi mesin pemeliharaan yang lewat SO, yang setiap
1500 jam kerja mesin maka akan diadakan pemeliharaan mesin agar mesin
beroperasi dengan baik.
Jam Kerja (JK) pada bulan Juli 602,75 dan Jam Kerja Setelah Mayor
Over Haul 20.175. Tidak adanya material SO pada bulan juli sampai bulan
agustus sehingga SO tidak siap digunakan sehingga temperatur menjadi
tinggi.
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
Akibat bila temperatur naik dan beban mesin naik maka mesin akan
mati (Trip). Hal ini akan mengakibatkan mesin akan cepat rusak. Maka dari
itu diadakan pemeliharan mesin tiap 15000 jam kerja maka mesin akan
dibersihkan lagi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Sistem pendinginan dalam mesin Mitsubishi adalah suatu sistem yang
berfungsi untuk menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang
ideal. Mesin pembakaran dalam melakukan proses pembakaran untuk
Laporan Praktek Kerja Lapangan Pada PLTD Makassar
Jurusan Fisika
Universitas Negeri Makassar
2011
menghasilkan energi dan dengan mekanisme mesin diubah menjadi tenaga
gerak.
2. Dalam sistem pedingin memiliki alur pendingin yang berkesinambungan,
sehingga suhu air pendingin yang mengalir pada bagian-bagian mesin
memiliki suhu yang bebeda-beda yang berkesinambungan.
B. Saran
Sekedar saran yang dapat kami berikan yaitu agar menghindari
kesalahan dalam pembacaan data yang benar benar falid sebainya tidak
menggunakan peralatan manual agar lebih memudahkan pekeja dan
meningkatkan tingkat keselamatan kerja .
OPTIMALISASI
SUHU AIR PENDINGIN MESIN PADA SISTEM PENDINGINAN
MESIN MITSUBISHI DI UNIT PLTD SEKTOR TELLO