Anda di halaman 1dari 12

a.

Pendahuluan
Setiap makhluk hidup didalam suatu ekosistem hidupnya saling tergantung
dengan makhluk hidup lain ataupun dengn lingkungannya. Adanya saling ketergantungan
antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lain ataupun antara makhluk hidup dengan
lingkungannya disebabkan makhluk hidup itu pada hakekatnya tidak dapat berdiri
sendiri.
Saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan sesama makhluk hidup, baik
sejenis maupun berbeda jenis, terjadi salah satunya dalam peristiwa makan dan dimakan.
Sedangkan saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan lingkungan terjadi dalam
peristiwa antara lain Iotosintesis, respirsai, dan dekomposisi.
Saling ketergantungan antara sesama makhluk hidup maupun makhluk hidup
dengan lingkungannya terjadi secara timbal balik. Hal ini penting untuk menjaga
keseimbangan dalam ekosistem dimana makhluk hidup itu berada. Dengan demikian
makhluk hidup-makhluk hidup yang berinteraksi dengan makhluk hidup lain maupun
dengan lingkungannya mempunyai tugas tersendiri didalam ekosistem tersebut. Tugas
pada makhluk hidup menyebabkan makhluk hidup tersebut mempunyai
kedudukan/tingkat troIi tertentu dalam ekosistem. Makhluk hidup dengan tugasnya
masing-masing dalam suatu ekosistem tersebut merupakan komponen penyusun
ekosistem. Apabila salah satu komponen dalam suatu ekosistem terganggu/rusak/musnah
maka komponen lain atau bahkan seluruh komponen dalam ekosistem tersebut akan
terganggu/musnah pula.

-. %ujuan
O Mengamati adanya peristiwa saling ketergantungan antara makhluk hidup
O Mengamati pergerakan makhluk hidup yang ada di dalam tabung reaksi
O Mengamati yang terjadi pada ekosistemtabung reaksi

.. %eori
Tidak ada makhluk hidup yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk manusia.
Misalnya, agar dapat bertahan hidup manusia perlu makan. Makanan manusia berasal dari
tumbuhan dan hewan. Sementara itu, hewan piaraan dan tumbuhan tidak dapat hidup dengan
baik tanpa bantuan manusia. Pada bab ini kamu akan mempelajari hubungan antarmakhluk hidup
dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Hubungan saling membutuhkan ini
menciptakan sesuatu yang khas. Hal tersebut juga menunjukkan betapa Sang mahapencipta telah
merancang dan mengatur alam ini dengan sempurna.
O Hu-ungan Antarmakhluk Hidup
Pada beberapa makhluk hidup, terdapat hubungan yang bersiIat khusus. Hubungan khusus
antarmakhluk hidup disebut simbiosis. Simbiosis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu simbiosis
mutualisme, simbiosis parasitisme, dan simbiosis komensalisme.
. Sim-iosis Mutualisme

Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang bersiIat saling
menguntungkan. Contohnya, simbiosis antara seekor kerbau dengan burung jalak. Kerbau
memperoleh keuntungan dengan habisnya kutukutu yang menempel di tubuhnya, sedangkan
burung jalak merasa untung karena mendapatkan makanan berupa kutu. Contoh lainnya adalah
hubungan antara kupukupu atau lebah dengan tanaman berbunga. Kupukupu dan lebah
membutuhkan nektar yang terdapat pada bunga sebagai makanannya. Bunga membutuhkan
kupu-kupu atau lebah untuk membantu terjadinya proses penyerbukan.
2. Sim-iosis Parasitisme

Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang mengakibatkan makhluk
hidup yang satu mendapatkan keuntungan, sedangkan makhluk hidup lainnya mengalami
kerugian. Misalnya, hubungan antara tanaman jeruk dengan benalu, bunga raIlesia dengan
inangnya, dan kutu dengan hewan tempat ia tinggal. Benalu merasa untung karena mendapatkan
makanan dari tanaman jeruk, sedangkan tanaman jeruk dirugikan karena makanannya diambil
oleh benalu. Bunga raIlesia mengisap makanan yang dibuat tumbuhan inangnya. Akibatnya,
bunga raIlesia dapat tumbuh subur, sedangkan tumbuhan inangnya lamakelamaan akan mati.
Kutu memperoleh makanan dengan mengisap darah dari tubuh hewan yang dihinggapinya,
sedangkan hewan yang dihinggapi merasa gatal di kulit dan pertumbuhannya menjadi tidak
sehat.
. Sim-iosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang menguntungkan salah
satu pihak, tetapi tidak merugikan pihak lain. Pernahkah kamu mendengar nama ikan hiu dan
ikan remora? Simbiosis komensalisme terlihat antara ikan hiu dengan ikan remora. Ikan remora
yang berenang di dekat tubuh ikan hiu akan turut menjelajah ke mana pun ikan hiu itu pergi. Ikan
remora menjadi aman dari ancaman ikan
pemangsa lain karena ikan pemangsa takut terhadap ikan hiu. Sedangkan bagi ikan hiu, ada
tidaknya ikan remora tidak berpengaruh terhadapnya.
Contoh simbiosis komensalisme yang lain adalah hubungan antara tumbuhan paku atau anggrek
dengan pohon besar dan anemon laut dengan
ikan badut. Coba carilah inIormasi mengenai hubungan kedua kelompok makhluk hidup
tersebut!


Dari uraian yang tersebut jelas terlihat bahwa ada saling ketergantungan di antara komponen
penyusun ekosistem, baik itu komponen biotik maupun komponen abiotik. Hewan dan manusia
bergantung kepada tumbuhan. Tumbuhan, hewan, dan manusia sangat bergantung pada
lingkungannya. Berikut diuraikan hubungan saling ketergantungan tersebut.

. Saling Ketergantungan antara Komponen Penyusun Ekosistem
Saling ketergantungan antara komponen penyusun ekosistem tersebut terbagi menjadi:
a. saling ketergantungan antara komponen biotik dan komponen abiotik;
b. saling ketergantungan antarkomponen biotik:
1) saling ketergantungan antara makhluk hidup sejenis (interspesies);
2) saling ketergantungan antara makhluk hidup yang berbeda jenis (antarspesies).

a. Saling Ketergantungan antara Komponen Biotik dan Komponen A-iotik
Peran dan Iungsi komponen biotik dan komponen abiotik dalam suatu ekosistem telah banyak
dibahas di bagian depan bab ini.

Selanjutnya, pada subbab ini akan dibahas tentang hubungan saling ketergantungan antardua
komponen penyusun ekosistem tersebut. Sebagai contoh adalah aktivitas cacing tanah yang dapat
menyuburkan tanah karena pada saat berada dalam tanah, cacing meninggalkan bekas berupa
rongga udara. Rongga udara tersebut dapat membantu tumbuhan dalam memperoleh oksigen
untuk bernapas.

Selain contoh di atas, ada beberapa contoh yang lain, misalnya, bintil akar kacang tanah yang
mengandung bakteri Rhizobium yang dapat membantu menyuburkan tanah karena dapat
menangkap nitrogen, oksigen yang dihasilkan pada Iotosintesis yang menyejukkan udara, dan air
yang sangat diperlukan oleh tumbuhan dalam proses Iotosintesis. Selain itu, keberadaan air
banyak dipengaruhi oleh tumbuhan karena tumbuhan dapat menahan keberadaan air tanah.
Dapatkah kalian menyebutkan contoh yang lain?

-. Saling Ketergantungan Antarkomponen Biotik
Saling ketergantungan antarkomponen biotik ini terjadi antara makhluk hidup yang satu dengan
makhluk hidup yang lain dalam suatu ekosistem. Saling ketergantungan antarkomponen biotik
ini dibagi lagi menjadi saling ketergantungan antara makhluk hidup yang sejenis dan saling
ketergantungan antara makhluk hidup yang tidak sejenis.

Contoh saling ketergantungan yang terjadi antara makhluk hidup yang sejenis, misalnya, adanya
ketergantungan orang utan kepada induknya, bayi kepada ibunya, dan kerja sama semut dalam
memperoleh makanan. Selain itu, saling ketergantungan antarmakhluk hidup sejenis ini terjadi
pada saat akan melakukan perkawinan, hewan jantan memerlukan hewan betina, demikian juga
hewan betina memerlukan hewan jantan.

2. Saling Ketergantungan antara Produsen, Konsumen, dan Dekomposer
Saling ketergantungan antara produsen, konsumen, dan dekomposer terjadi dalam suatu
ekosistem. Gejala ini terjadi pada peristiwa makan dan dimakan. Peristiwa ini akan membentuk
rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan. Peristiwa ini erat kaitannya
dengan pengalihan energi dari produsen ke konsumen.

Energi adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Energi matahari merupakan sumber
energi bagi segala kehidupan. Hanya organisme autotroI yang dapat menangkap dan
memanIaatkan energi matahari melalui proses Iotosintesis. Organisme autotroI mengubah energi
matahari menjadi gula dan oksigen.

Dalam suatu ekosistem, energi mengalir dari matahari hingga ke pengurai. Produsen
mendapatkan energi dari matahari yang oleh tumbuhan diubah menjadi energi kimia. Energi
kimia kemudian berpindah ke konsumen I, lalu ke konsumen II, ke konsumen III, dan
seterusnya. Inilah yang disebut dengan aliran energi di dalam ekosistem. Aliran energi ini akan
berakhir pada proses penguraian.

Dalam proses ini, energi dilepaskan dalam bentuk panas yang tersebar di lingkungan dan tidak
dimanIaatkan lagi. Produsen menempati tingkat troIik I, komsumen I menempati tingkat troIik
II, dan seterusnya. Semakin jauh jarak transIer energi dari matahari, semakin kecil aliran
energinya. Berarti konsumen III pada tingkat toIik IV mendapatkan transIer energi yang paling
kecil sehingga rawan punah. Mengapa semakin jauh dari matahari, energi yang didapatkan
semakin kecil?

Pada setiap troIik, energi yang dilepaskan ke lingkungan sekitar 90, yang dimanIaatkan organ
hanya 10. 90 panas yang dilepas ke lingkungan ini tidak dapat didaur ulang karena energi
tidak dapat didaur ulang. Akibatnya, pemborosan energi telah terjadi di dalam ekosistem.
a. Rantai Makanan
Untuk kelangsungan hidupnya, makhluk hidup memerlukan makanan. Dalam satu ekosistem
terdapat hubungan makan dan dimakan sehingga terbentuklah rantai makanan. Rantai makanan
dapat diartikan pula sebagai pengalihan energi dari tumbuhan melalui beberapa makhluk hidup
yang makan dan dimakan. Sebagai contoh, marilah kita menuju ke dalam ekosistem sawah.

Di sawah terdapat tanaman padi, tanaman padi dimakan oleh belalang, belalang dimakan oleh
katak, katak dimakan ular, setelah ular mati, bangkainya akan dimakan dan diuraikan oleh
dekomposer, dekomposer akan menyuburkan tanah dan memberikan makanan bagi
tumbuhtumbuhan. Begitu seterusnya hingga siklus berulang kembali.

-. 1aring-1aring Makanan
Jika dalam rantai makanan dapat ditarik satu garis lurus, pada jaring-jaring makanan ini,
peristiwa makan dan dimakan tidak sesederhana yang kalian bayangkan karena satu makhluk
hidup dapat memakan lebih dari satu jenis makanan dan satu makhluk hidup dapat dimakan oleh
lebih dari satu makhluk hidup sehingga garis yang terjadi saling bersilangan.
Dalam kehidupan ini, rantai makanan dapat saling berhubungan satu dengan yang lain sehingga
dapat membentuk suatu jaring-jaring yang sangat kompleks. Keadaan inilah yang disebut dengan
jaring-jaring makanan.

.. Piramida Makanan
Piramida makanan adalah piramida yang menggambarkan jumlah berat dan energi mulai dari
produsen sampai konsumen puncak. Piramida ini dibuat dengan satu asumsi bahwa pada saat
terjadi peristiwa makan dan dimakan telah terjadi perpindahan energi dari makhluk hidup yang
dimakan ke makhluk hidup pemakannya. Misalnya, dari produsen ke konsumen I, dari konsumen
I ke konsumen II, dari konsumen II ke konsumen III, dan seterusnya.

Akan tetapi, harus diingat bahwa tidak semua energi dari makhluk hidup yang dimakan akan
berpindah ke makhluk hidup pemakan sehingga terbentuk piramida makanan yang semakin ke
atas semakin mengecil. Selain energi dalam bentuk makanan, tubuh organisme juga memerlukan
air, oksigen, dan mineral. Jaring-jaring makanan muncul dengan diawali terjadinya proses
perputaran zat dari tubuh organisme menuju tanah dan reaksi kimia. Proses ini sering disebut
dengan daur biogeokimia.

d. Daur Biogeokimia
Daur biogeokimia adalah daur materi melalui makhluk hidup, tanah, dan reaksi kimia.
BerIungsinya daur biogeokimia menentukan kelestarian makhluk hidup.

Pernahkah kalian membayangkan bahwa dalam nasi atau makanan yang kalian makan ada
molekul zat yang berasal dari molekul zat yang pernah dikeluarkan oleh tubuh kalian sendiri?
Mungkin itu satu molekul air atau satu molekul hidrogen yang pernah singgah di dalam tubuh
kalian mengikuti daur materi hingga akhirnya singgah lagi di dalam tubuh kalian.\

Bagian tubuh itu mungkin berasal dari bagian tubuh hewan yang telah punah berjuta tahun yang
lalu atau mungkin juga bagian tubuh kalian yang sudah kalian keluarkan besok menjadi bagian
tubuh makhluk hidup di masa yang akan datang.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa aliran materi yang dibutuhkan dunia kehidupan pada
dasarnya berasal dari dua arah karena keterbatasan bahan kimia sehingga harus dimanIaatkan
lagi melalui proses perputaran (siklus).

Aliran bahan kimia dalam tubuh makhluk hidup terjadi melalui rantai makanan mengikuti arus
aliran oksigen dalam makhluk hidup, kemudian mengikuti siklus abiotik. Ada dua siklus abiotik,
yaitu Iase atmosIer seperti nitrogen dan Iase sedimen seperti IosIor

d. Alat dan Bahan
Alat: Bahan:
1. Tabung reaksi 1. Air kolam
2. Rak tabung reaksi 2. Ikan cere
3. Aluminium Ioil 3. Larutan indikator BTB
4. Spidol tahan air 4. Tumbuhan Hydrilla
5. Vaselin

e. Metode
Mengisi ke 4 tabung reaksi dengan air kolam hingga 2/3 tabung dan memberi label I, II, III, dan
IV

Memberi 5-10 tetes larutan BTB ke dalam masing-masing tabung reaksi

Memasukkan seekor ikan cere atau siput air pada tabung reaksi I

Memasukkan 1 tangkai tumbuhan Hydrilla pada tabung reaksi II

Memasukkan 1 tangkai tumbuhan Hydrilla dan 1 ekor ikan cere/siput pada tabung reaksi III

Pada tabung IV sebagai kontrol

Menutup semua tabung dengan aluminium Ioil

Meletakkan ke 4 tabung reaksi pada rak tabung reaksi dan menempatkan rak tersebut di tempat
yang terang (terkena ccahaya matahari)

Mengamati setelah 2-3 jam dan setelah 24 jam

f. Hasil Pengamatan
Tabung ke- Setelah 1 jam Setelah 24 jam
I Warna hijau kebiruan
Warna BTB menyebar
Ikan sudah mati
Warna air kuning
BTB menyebar
Ikan sudah mati
II Warna BTB tidak menyebar (BTB
berada diatas permukaan air),
~Air diatas hydrilla berwarna biru
(warna BTB)
~Air dibawah hydrilla berwarna
Warna BTB tidak menyebar (BTB
berada diatas permukaan air),
~Air diatas hydrilla berwarna biru (warna
BTB)
~Air dibawah hydrilla berwarna bening
bening
III Warna air hijau kebiruan
BTB menyebar
Ikan sudah mati
Warna air hijau
BTB menyebar
Ikan sudah mati
IV BTB dan air tidak menyatu,
~BTB di atas dan air dibawah
BTB dan air tidak menyatu,
~BTB di atas dan air dibawah


g. Analisis data
Pada percobaan kali ini, kami akan mengamati saling ketergantungan antara makhluk
hidup. Pertama-tama air kolam dimasukkan kedalam 4 tabung reaksi sama banyak. Setelah itu,
ditambahkan BTB. BTB berIungsi sebagai indicator adanya CO2 dan O2. BTB juga digunakan
sebagai indikator asam, bila didalam air terkandung asam, maka larutan BTB akan berwarna
kuning. Pada setiap tabung dibuatkan keadaan yang berbeda. Setelah bahan-bahan dimasukkan,
tabung ditutup oleh aluminium Ioil. Hal ini bertujuan untuk mencegah masuknya udara.
O Tabung I (ikan cere)
Setelah 1jam, keadaan yang didapat pada tabung 1,yaitu:
Warna hijau kebiruan
Warna BTB menyebar
Ikan sudah mati
Setelah 24 jam didapatkan hasil, yaitu:
Warna air kuning
BTB menyebar
Ikan sudah mati
Ikan mati disebabkan karena tidak adanya O2 untuk bernapas. Selain itu, setelah 24 jam air
dalam tabung reaksi berubah menjadi kuning. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam air
terkandung asam.
O Tabung II (hydrilla)
Setelah 1 jam keadaan yang didapat dalam tabung reaksi sama dengan keadaan yang didapat
setelah 24 jam, yaitu:
Warna BTB tidak menyebar (BTB berada diatas permukaan air),
~Air diatas hydrilla berwarna biru (warna BTB)
~Air dibawah hydrilla berwarna bening
Setelah diamati, pada tabung 3 tidak ada perubahan yang menonjol dari awal dimasukkan.
O Tabung III (hydrilla dan ikan cere)
Keadaan setelah 1 jam, yang didapat, yaitu:
Warna air hijau kebiruan
BTB menyebar
Ikan sudah mati
Sedangkan, setelah 24 jam keadaan yang didapat, yaitu:
Warna air hijau
BTB menyebar
Ikan sudah mati
Seharusnya ikan masih dalam keadaan hidup, karena tabung diletakkan pada tempat yang terang,
sehingga hydrilla dapat berIotosintesis dan menghasilkan O2 yang nantinya dapat digunakan ikan
untuk bernapas. Hal yang mungkin menyebabkan ikan mati yaitu, ikan keracunan BTB (ikan
tidak mempunyai daya tahan yang kuat terhadap situasi) dan yang digunakan bukanlah ikan cere.
O Tabung IV
Tabung ke IV hanya diisi air dan BTB. Tabunng ini berIungsi sebagai control yang digunakan
sebagai pembanding antar reaksi yang terjadi pada tabung I, II, dan III.
h. Kesimpulan
O BTB berIungsi sebagai indikator adanya CO2 dan O2. BTB juga digunakan sebagai
indikator asam-basa.
O Ikan mati karena tidak ada O2 untuk respirasi
O Hydrilla yang diletakkan di tempat terang melakukan Iotosintesis
i. ampiran
O Apa gunanya larutan BTB?
BTB berIungsi sebagai indikator adanya CO2 dan O2. BTB juga digunakan sebagai
indikator asam, bila didalam air terkandung asam, maka larutan BTB akan berwarna
kuning.
O Apa gunanya tabung reaksi IV sebagai kontrol?
Sebagai pembanding warna air antara tabung I, II, dan III yang diisi organisme
dengan tabung IV yang tidak diisi organisme.
O Mengapa hewan air dalam tabung reaksi III lebih dapat bertahan hidup dibanding
hewan air dalam tabung I?
Karena pada tabung III selain ikan terdapat juga hydrilla. Saat tabung diletakkan di
tempat yang terang, hydrilla pada tabung III akan berIotosintesis dan menghasilkan
O2. O2 ini digunakan ikan untuk bernapas. Sedangkan pada tabung I, hanya terisi
ikan. Saat O2 habis, ikan tidak dapat bernapas lagi karena tidak ada penghasil O2 pada
tabung I. oleh karena itu ikan dalam tabung III dapat hidup lebih lama.
O Mengapa ke 4 tabung reaksi di atas ditempatkaan ditempat yang terang?
Agar hydrilla dapat berIotosintesis
O Mengapa digunakan air kolam sebagai media? Bagaimana jika diganti dengan
aquades?
Karena pada air kolam terdapat mikroorganisme yang dibutuhkan ikan dan hydrilla
untuk melangsungkan hidup, sedangkan pada aquades tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai