Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM ILMU GIZI



ANGKA KECUKUPAN PROTEIN (AKP)







Oleh

M. IRFAN FEBRIANSYAH
05091003025
Kelompok 6




TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWI1AYA
INDRALAYA
2011
I. PENDAHULUAN




A. Latar Belakang
Ilmu gizi merupakan ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada
organisme hidup (Baliwati, 2004). Gizi seimbang adalah susunan hidangan sehari
yang mengandung zat gizi dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh untuk dapat hidup sehat secara optimal. Zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk
hidup sehat adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Zat-zat gizi
tersebut berIungsi sebagi sumber energi atau tenaga (terutama karbohidrat dan
lemak), sumber zat pembangun (protein), terutama untuk tetap tumbuh dan
berkembang serta untuk mengganti sel-sel yang rusak, sumber zat pengatur (vitamin
dan mineral). Makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung semua zat gizi
tersebut. Makanan sumber energi terutama adalah nasi, jagung, sagu, ubi, roti dan
hasil olahannnya. Makanan sumber zat pembangun misalnya ikan, telur, daging,
tahu, tempe dan kacang-kacangan, dan makanan sumber zat pengatur terutama sayur-
sayuran dan buah-buahan (Sutoyo, 2008).
Gizi yang dikonsumsi akan berpengaruh terhadap energi yang dihasilkan dan
digunakan. Energi yang dihasilkan dan digunakan dipengaruhi oleh Iaktor jenis
kelamin dan usia. Energi dasar pada tubuh seseorang akan selalu meningkat. Ketika
masih bayi akan berlangsung peningkatan pada usia 1 sampai 2 tahun mencapai titik
optimum setelah itu terjadi penurunan, namun nilai energi dasar tersebut sampai pada
waktu akhil balighnya masih dikatakan cukup tinggi dan selanjutnya penurunan-
penurunan akan makin tampak dalam perjalannya yang tua. Seorang laki-laki dan
wanita memiliki berat badan yang sama besar dan dalam kesamaan ini badan wanita
lebih banyak mengandung lemak didalam tubuhnya dan berarti energi minimal yang
diperlukan wanita 105 lebih rendah dibanding laki-laki (Kartasapoerta dan Marsetyo,
2003).
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulIur serta IosIor. Protein berperan penting dalam
struktur dan Iungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam Iungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan
(imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu
sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak
mampu membentuk asam amino tersebut (heterotroI) (Wikipedia, 2011).
Kebutuhan protein menurut FAO/WHO/UNU dalam Almatsier (2009) adalah
'konsumsi untuk mencegah kehilangan protein tubuh dan memungkinkan produksi
protein yang di perlukan dalam masa pertumbuhan, kehamilan dan menyusui.
Angka Kecukupan Protein (AKP) orang dewasa menurut hasil-hasil
penelitian keseimbangan nitrogen adalah 0,75 gram/kg berat badan, berupa protein
patokan tinggi yaiu protein telur (mutu cerna dan daya manIaat telur adalah 100).
Angka ini dinamakan safe level of intake atau taraI suapan terjamin (Almatsier,
2009).

B. Tujuan
Praktikum ini dilakukan agar para praktikan dapat mengetahui cara
menghitung Angka Kecukupan Protein individu (AKP).

II. TIN1AUAN PUSTAKA




A. Kecukupan Protein
Protein adalah molekul makro yang mempunyai bertat molekul antara lima
ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri dari atas rantai-rantai panjang asam amino,
yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-
unsur karbon, hidrogen, hidrogen, oksigen dan nitrogen; beberapa asam amino di
samping itu mengandung unsur-unsur IosIor, besi, sulIir, iodine, dan kobalt. Unsur
nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan
tetapi tidak terdapat di dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16
dari berat protein (Almatsier, 2009).
Kecukupan akan protein yang dianjurkan untuk seseorang, umumnya
berbeda-beda. Ini tergantung pada berat badan, umur, dan jenis kelamin serta
banyaknya jaringan tubuh yang masih aktiI, seperti otot-otot dan kelenjar. Makin
besar dan berat orang itu, semakin banyaklah jaringan aktiInya, sehingga makin
banyak pula protein yang diperlukan untuk mempertahankan atau memelihara
jaringan-jaringan tersebut.
Protein merupakan komponen terbesar dari tubuh manusia setelah air.
Jumlahnya 1/6 dari berat tubuh manusia (1/3 dari jumlah tersebut terdapat di dalam
otot, 1/5 terdapat pada tulang, 1/10 terdapat pada kulit, lalu sisanya terdapat pada
berbagai cairan tubuh).
Kebutuhan protein bisa diperoleh dari 2 sumber bahan pangan yaitu protein
hewani dan protein nabati. Sumber terbaik protein hewani adalah daging dari
mamalia, unggas, dan ikan laut. Sedangkan sumber terbaik dari protein nabati adalah
dari kacang-kacangan. Bahkan dengan kemajuan teknologi, kini banyak
dikembangkan sumber protein baru yang dikenal dengan protein non-konvensional
seperti protein daun, protein konsentrat dan protein sel tunggal.
Protein tersusun dari sejumlah asam amino. Asam amino yang membentuk
protein pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu asam amino
esensial (diperlukan oleh tubuh tetapi tidak dapat dibentuk oleh tubuh) dan asam
amino nonesensial (diperlukan oleh tubuh dan dapat terbentuk tubuh bila bahannya
tersedia).
Secara garis besar protein diperlukan oleh tubuh sebagai zat pembangun, zat
pengatur dan sebagai bahan bakar. Zat pembangun, protein merupakan bahan untuk
membentuk jaringan baru didalam tubuh. Zat pengatur, protein ikut berperan serta
dalam mengatur berbagai proses di dalam tubuh baik secara langsung maupun tidak
langsung. Bahan bakar, protein akan dibakar manakala keperluan tubuh akan energi
tidak terpenuhi oleh hidrat arang dan lemak (chem-is-try.org, 2009).

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM




A. Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di ruang kuliah zona C 1205 pada hari senin 24
Oktober 2011 pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai.

B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dipakai dalam praktikum adalah alat tulis yang
digunakan untuk mencatat dan menghitung Angka Kecukupan protein dari seorang
mahasiswa.

C. Cara Kerja
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum adalah :
1. Beberapa mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
2. Masing-masing mahasiswa diharapkan menanyakan Skor Asam Amino (SAA),
Daya Cerna Protein (DCP), Berat badan, serta umur dari setiap anggota
kelompoknya.
3. Dihiitung Angka Kecukupan Protein dari masing-masing individu tersebut.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN




A. Hasil
Data pengamatan yang dihitung adalah kelompok 4 yang terdiri dari 5 orang.
Tabel 1. Data Pengamatan Angka Kecukupan Protein dari Beberapa Individu.
No
Sampel
Mahasiswa
SAA DCP Umur
BB
(kg)
AKP
(gr/hari)
Standar
AKP
(gr/hari)
Selisih
(AKP-
Standar)
1 Erna Karuniasih 90 80 20 46 47,916 34,5 13,416
2 M. IrIan. F 90 80 20 50 49,38 40 9,38
3 Laurensia B.T 90 90 19 52 48,05 39 9,05
4 M. Nur 80 80 20 55 68,75 44 24,75
5 Muammar KadaIi 100 80 21 50 46,875 37,5 9,375


B. Pembahasan
Praktikum kali ini dilakukan perhitungan Angka Kecukupan Protein (AKP)
pada beberapa mahasiswa. Berdasarkan data yang didapat menunjukan Angka
Kecukupan Protein Mahasiswa yang diambil sebagai koresponden, nilai AKP
beberapa mahasiswa tersebut yang mencukupi bahkan lebih yang berarti tidak ada
dari beberapa mahasiswa tersebut yang kekurangan gizi protein. Nilai Angka
Kecukupan Protein dari kelima koresponden yang diambil sebagai sampel antara
lain: Erna Karuniasih 47,916 g/hari; M. IrIan Febriansyah 49,48 g/hari; Laurensia
B.T 48,05 g/hari; Muhammad Nur 68,75 g/hari; dan Muammar KadaIi 46,875 g/hari.
Nilai AKP tersebut secara berurutan memiliki selisih dari AKP Standar antara lain:
13,416 g/hari; 9,38 g/hari; 9,05 g/hari; 24,75 g/hari; 9,375 g/hari.
Selisih antara AKP dengan AKP Standar menunjukan kelebihan protein yang
dikonsumsi dari koresponden. Berdasarkan data hasil yang telah diperoleh, kelebihan
nitrogen terendah terdapat pada koresponden Laurensia yaitu 9,05 g/hari yang dapat
berIungsi sebagai pengganti nitrogen yang hilang, sedangkan kelebihan terbesar
terdapat pada koresponden Muhammad Nur yaitu 24,75 g/hari. Kelebihan pada
Muhammad Nur tergolong tinggi karena berdasarkan umur sendiri Muhammad Nur
telah mengalami kesetimbangan nitrogen sehingga tidak mengalami pertumbuhan
yang signiIikan, kelebihan tersebut dapat membuat kecenderungan pada obesitas.
Menurut Almatsier (2009), Bila konsumsi nitrogen sama dengan kehilangan
nitrogen, seseorang dikatakan berada dalam keseimbangan nitrogen. Ini berarti
bahwa konsumsi nitrogen cukup untuk mengganti kehilangan nitrogen, akan tetapi
tidak terjadi pertumbuhan. Keseimbangan nitrogen terjadi pada orang dewasa yang
cukup atau lebih mengkonsumsi nitrogen dari pada yang dibutuhkan.
Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi
protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Diet protein
tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang beralasan.
Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain, terutama bayi. Kelebihan asam
amino memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan
kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare,
kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah dan demam. Ini dapat dilihat pada
bayi uang diberi susu skim atau Iormula dengan konsentrasi tinggi, sehingga
konsumsi protein mencaai 6 g/kg berat badan. Batas yang dianjurkan untuk konsumsi
protein adalah dua kali Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk protein (Almatsier,
2009).

V. KESIMPULAN




Berdasarkan praktikum pengukuran Angka Kecukupan Protein (AKP) yang
telah dilaksanakan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Kebutuhan protein setiap orang memiliki nilai yang berbeda-beda.
2. Kekurangan kecukupan protein dapat menyebabkan penyakit-penyakit
kekurangan gizi seperti kuarsiorkor, marasmus, dll.
3. Kecenderungan kelebihan kecukupan protein dapat membuatan kecenderungan
pada obesitas.
4. AKP Standar merupakan nilai kecukupan protein minimal yang harus dipenuhi
oleh tubuh.
5. Selisih antara AKP dan AKPs merupakan nilai nitrogen yang dibutuhkan untuk
menutupi kehilangan nitrogen, selisih tersebut diharapkan tidak minus agar
kehilangan nitrogen dapat ditutupi.
DAFTAR PUSTAKA




Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.

Baliwati, Y.F., A.Khomsan dan C. M. Dwiriani.2004. Pengantar Pangan dan Gizi.
Penebar Swadaya. Jakarta.

Chem-is-try.org. 2009. Mengapa Protein Begitu Penting Bagi Hidup Kita. (Online),
(http://www.chem-is-try.org/tanyapakar/mengapa-protein-begitu-penting-
bagi-hidup-kita/). (diakses tanggal 30 oktober 2011).

Kartasapoetra, G dan H. Marsetyo. 2003. Ilmu Gizi. Rineka Cipta. Jakarta.

Sutoyo, S. 2008. Mengenal Gizi Seimbang. (Online) (http://pedoman.praktis.doc,
diakses 06 oktober 2011).

Wikipedia. 2011. Protein. (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Protein). (diakses
tanggal 30 oktober 2011).

Lampiran

Tabel data pengamatan angka kecukupan protein dari beberapa individu,
sebagai berikut :
Nama Praktikan SAA DP Umur BB AKP AKP
s
Selisih
Fitria Wulandari 90 80 20 52 54,16 39 15,16
Cerry Pandovel 90 90 19 55 54,32 44 10,32
SeItiyara Wulandary 90 90 20 60 54,45 45 9,45
M. Ikhsan Permana 90 90 20 55 50,82 41,25 9,57
Adnan Baharudin W 95 85 21 49 48,5 39,2 9,3
Ilham Rizal Putra 80 80 19 53 66,25 42,4 23,85
Ira Gusti Riani 95 85 20 56 51,59 42 9,59
Widyaliza Purnama 80 80 20 47 55,07 35,25 19.82
Abenk Okta 90 80 20 52 54,11 39 15,11
M. ElIano Budi P 100 80 19 80 80 64 16
NaIisah Eka Puteri 95 85 20 43 39,94 32,25 7,69
Jimmy Harianto BB 90 80 20 60 62,49 45 17,49
Bob Wijaya 95 85 20 61 56,62 48,75 10,87
Rizal 100 80 22 49 45,94 36,75 9,19
HeIriayanti Ronasari 90 90 20 42 38,5 31,5 7
Widia Purnamasari 90 80 19 45 49,95 36 13,95
Meiyanti 95 85 20 45 41,46 33,75 7,71
Eva Anggaraini M 80 80 20 55 64,45 41,25 23,2
M. Nur 80 80 19 55 68,7 44 24,7
Eka Fransiska P 95 85 21 43 39,89 32,25 7,46
M. IrIan Febriansyah 90 80 19 50 49,4 40 9,4
Andy Zumary 80 80 20 75 87,89 56,25 31,64
Henry Pahlawanto 90 80 20 55 57,23 41,25 15,98
Niken Ayu M 90 90 20 50 46,3 37,5 8,8
Ratu Ayu P 95 85 20 54 53,34 43,2 10,14
Samir Fuadi 100 80 20 58 54,37 43,5 10,87
Dian Nurul Huda 80 80 19 48 60 38,4 21,6
Laurensia BR T 90 90 20 52 48 39 9
Tri Tauhid Jemiter 90 80 19 60 66,6 48 18,6
Fajar Ramdani 95 85 20 54 53,43 43,2 10,14
Engki Syah Anthoni 100 80 20 65 60,94 48,75 12,19
Prima Septika Dewi 80 80 21 53 62,10 47,25 14,85
Raeni Panjaitan 90 80 19 68 75,48 54,4 21,08
Rissa Nini Fastapy 90 80 20 65 67,64 48,75 18,89
Sari Asimah S 95 85 20 50 41,39 37,5 8,89
Ratih Anindaiti 80 80 20 50 58,59 37,5 21,09
Dessy Purnamasari 90 90 19 43 42,38 34,4 7,98
Riansa 90 90 21 55 50,6 41,25 9,35
Muammar KadaIi 100 80 20 50 46,8 37,5 9,4
Erna Karuniasih 90 80 20 46 47,9 34,5 13,4
Firmansyah 100 80 21 54 50,62 40,5 10,25
Yopi Setiawan 80 90 20 50 52,1 39,1 13
Andhika Ferdinando 100 80 20 67 62,81 50,25 12,56
M. Halik 80 80 21 73 85,54 54,75 30,79
Yoga Pradana 90 90 21 98 90,25 73,5 17,06


Perhitungan AKP Kelompok 6
1. Erna Karuniasih
H

%
%IJ
HJ IJ

2. M. IrIan Febriansyah
H %

%
%%IJ
HJ % IJ

3. Laurensia B.T
H

%
%IJ
HJ %IJ


4. Muhammad Nur
H %

%
%IJ
HJ % IJ

5. Muammar KadaIi
H

%
%IJ
HJ IJ

Anda mungkin juga menyukai