Anda di halaman 1dari 3

Buku pengelolaan sumberdaya berbasis masyarakatan di wilayah pesisir. Karangan J.

Johnnes Tulungen, Meidiarti Kasmidi, Christovel Rotinsulu, Maria Dimpudus, Noni Tangkilisan. Tahun 2003. A. pengelolaaan sumberdaya pesisir terpadu diartikan sebagai suatu proses dinamis dan berkelanjutan yang menyatukan pemerintah dan masyarakat, ilmu pengetahuan dan pengelolaan, serta kepentingan sektoral dan masyarakat umum dalam menyiapkan dan melaksanakan suatu rencana terpadu untuk perlindungan dan pengembangan sumberdaya dan ekosistem pesisir (definisi menurut Joint Group of Experts on the Scientific Aspects of Marine Environmental Protection/GESAMP). Dengan tujuan untuk mencapai suatu tingkat pembangunan secara berkesinambungan wilayah pesisir dan laut, mengurangi ancaman keru-sakan daerah pesisir dan habitatnya dari bencana alam, menjaga proses-proses ekologis utama, sistem pendukung mahluk hidup, dan keanekaragaman biologis di wilayah pesisir dan lautan. Arti terpadu dalam pengelolaan pesisir terpadu adalah terpadu antarsektor, terpadu antar pemerintahan, terpadu ruang, terpadu pengelolaan-ilmu, dan terpadu internasional. B. Siklus pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir berbasis masyarakat (PSWP-BM) Proses pengelolaan sumberdaya wilayayah pesisir berbasis masyarakat memiliki 5 serangkaian tahapan yaitu : 1. Identifikasi isu proses pengumpulan informasi dan penentuan masalah-masalah sumberdaya pesisir yang ada di desa, sebab dan akibat dari permalasahan, dan penanganan isu yang direkomendasikan atau diusulkan dalam rencana pengelolaan. Keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam proses pengelolaan berbasis masyarakat dimulai sejak tahap pengidentifikasian isu, yang merupakan awal proses pengelolaan. 2. persiapan program Tahapan penyusunan strategi atau kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam menjawab dan mengatasi isu-isu pengelolaan sumberdaya pesisir.

3. Adopsi program atau persetujuan dan pendanaan proses penerimaan rencana pengelolaan desa oleh pemangku kepentingan di desa dan masyarakat yang dapat mendukung implementasi rencana pengelolaan. Kegiatan yang tidak membutuhkan biaya yang besar dapat dilakukan secara swadaya oleh masyarakat, baik lewat upaya yang sah dari masyarakat maupun melalui pendapatan asli desa. Kegiatan-kegiatan lainnya yang tidak dapat dibiayai oleh desa dan belum masuk dalam APBN/APBD dapat diusahakan oleh badan/kelompok pengelola melalui bantuan lain dari lembaga/donatur di dalam dan di luar desa/daerah. 4. Implementasi atau pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan dan aturan dilaksanakan oleh masyarakat yang bertindak sebagai pengelola sumberdaya utama. Pendanaan dan bantuan teknis dapat diberikan oleh pelaksana program maupun pemerintah kabupaten/ provinsi jika diperlukan. Ini dilakukan apabila ada kegiatan tertentu yang tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat, 5. Pemantauan (monitoring) dan evaluasi pemantauan (monitoring) dilakukan untuk melihat perubahan variable administratif, sosial budaya, perilaku masyarakat, dan lingkungan. Evaluasi dilakukan untuk menilai keberhasilan dan efektifitas strategi pengelolaan, menilai masalah-masalah dalam implementasi, membuat evaluasi untuk penyesuaian program, membuat penilaian terhadap pengelolaan program, dan lain-lain.

2. persiapan perencanaanPartisipasi masyarakat Pemahaman keadaan masyarakat 3. persetujuan perencanaan dan pendanaan Kesepakatan tentang tujuan dan kegiatan Pemahaman proyek formal prosesidentifikasi isu 1. PenerimaananHasil/capaian secara Pemahaman yang jelas dan benar Dasar hukum isu 5. pemantauan dan evaluasi 4. pelaksanaan dan penyesuaian

Model Program Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Berbasis Masyarakat Pengelolaan efektif
Sumberdaya pesisir dan lingkungan terpelihara lebih baik. Manfaatyang terjadi/dihasilkan apa sosial ekonomi. Masyarakat diberdayakan.

Apa yang dilakukan

4 -12 < 12bulan bulan

Waktu

10 bulan

Selamanya

Anda mungkin juga menyukai