Anda di halaman 1dari 11

Training FPIC Untuk Grantees Clinton Foundation Jakarta, 19 Maret 2010

DASAR PERTIMBANGAN
Seberapa besar

manfaat dan dampak proyek pembangunan: sosial, ekologi, ekonomi, budaya? (aspek-aspek saling terkait) Jangkauan waktu: beberapa tahun atau lintas generasi? Sistem sosial budaya dan politik komunitas --- persoalan keutuhan komunitas dan luas cakupan kelompok yang diwakili

PRINSIP
FPIC berlaku untuk

hak kolektif komunitas karena itu anda tidak bisa mewakili diri anda sendiri atas hak yang dimiliki secara kolektif ( atas nama kampung/komunitas) Memilih sendiri perwakilan mereka adalah hak masyarakat Aspek terpenting adalah legitimasi, integritas, dan kompetensi perwakilan

IMPLIKASI DARI PERTIMBANGAN dan PRINSIP


Perwakilan

menyuarakan kepentingan sebanyak mungkin kelompok sosial: orang tua, perempuan & laki-laki, kaum muda & anakanak ; kelompok rentan dan potensial terkena dampak besar Perwakilan adalah orang-orang yang jelas dikenal dengan baik bukan sosok yang samar-samar (citra di samping di-copy dari buku Simple Nature, Benjamin Crowell, California, 2007)

BENTUK-BENTUK SISTEM PERWAKILAN


Sebaiknya

berbentuk TIM: mewakili semua kelompok sosial/kepentin gan dalam komunitas Lembaga adat Lembaga desa Lembaga bentukan baru oleh masyarakat

Perwakilan oleh Lembaga Bentukan Baru


Sangat tergantung pada

kesepakatan masyarakat berdasarkan pertimbangan mereka atas situasi internal komunitas dan tantangan

Perwakilan oleh Lembaga Adat (pengalaman Lewolema dan Kuntu)


Masyarakatnya relatif homogen Masih terikat secara genealogis dan

kultural Pemahaman konseptual tentang adat relatif masih koheren Ketergantungan pada tanah dan hutan masih tinggi (pola produksi dominan adalah pertanian tradisional) Peran dan fungsi kelembagaan adat relatif masih berjalan (meskipun ada persoalan ketaatan pada masyarakat

Perwakilan oleh Lembaga Desa (Situasi yang terlihat di seputar Kapuas, Kalteng, Maumere Flores, dll.)
Pemerintahan dan Lembaga Desa sudah

relatif memegang seluruh kendali pengurusan komunitas (tokoh adat duduk sebagai kepala desa) Peran dan fungsi lembaga adat hanya terbatas pada ritual seremonial: lembaga adat terkooptasi oleh fungsi administratif desa Pola produksi sudah berkembang; usaha-usaha ekonomi modern sudah berkembang.

Perwakilan oleh Lembaga Bentukan Baru (pengalaman Lusan)


Masyarakat sudah heterogen Peran dan fungsi lembaga adat atas tanah

dan hutan masih kuat dan dihormati (toleransi); tetapi dalam pengurusan pemerintahan peran dan fungsi lembaga desa sudah mengambil alih peran adat Masyarakat sudah hidup berdampingan secara damai faktor yang menentukan untuk membuat lembaga bentukan, agar tidak terjadi fragmentasi yang tajam Jumlah pendatang lebih banyak dari penduduk setempat

PERLU DIWASPADAI
Perwakilan oleh elit-elit yang tinggal di

kota Pengendalian terhadap komunitas dengan cara dipecah-belah kemudian diatur dengan aturan-aturan yang dikendalikan dari luar Perwakilan berperan sebagai pembuat keputusan (komunitas membuat keputusan, perwakilan hanya menegosiasikan di perundingan)

Tantangan
Cukup sulit dihindari di

masyarakat pedesaan Indonesia, tokoh elit dari perkotaan tidak dilibatkan dalam perundingan tentang hak atas tanah dan proyek pembangunan dalam wilayah adat Kesulitan ekonomi dan rendahnya kapasitas untuk melakukan terobosan ekonomi bentuk lain, membuat masyarakat bersikap sangat pragmatis tentang tanah dan hutan.

Anda mungkin juga menyukai