Anda di halaman 1dari 13

RENCANA STRATEGI

NO Rencana Startegi Kongres XXIV PDGI Denpasar 2011

Analisis Situasi Analisis situasi dilakukan dengan tahapan : 1. Scanning, yaitu identifikasi variable yang diperkirakan akan mempengaruhi pembuatan Renstra PDGI, dimana variable variable tersebut secara teoritis akan terdiri dari dua bagian besar yaitu variable yang ada di luar organisasi PDGI dan yang ada didalam organisasi PDGI., seperti variable dibawah ini : External 1) Kebijakan, 2)Demografi, 3)Industri, 4)Ketenagakerjaan, 5)Geografi, 6)Sosial Ekonomi, 7)Sosial Pendidikan, 8)Sosial Budaya, 9)Konsumen, 10)Pesaing, 11)Supplier, 12) Pola Penyakit Internal 1) Visi & Misi, 2) Organisasi & Manajemen, 3) SDM, 4)Sarana & Prasarana, 5)Keuangan, 6)Litbang, 7)Mutu, 8) Sistem Informasi, 9)Pemasaran, 10)Pendidikan & Profesi 2. Monitoring, berdasarkan jenis variable yang telah di identifikasi pada tahapan scanning diatas, maka dilakukan pengumpulan data per variable, baik yang eksternal maupun yang internal, dimana diharapkan data yang terkumpul adalah data minimal tiga tahun terakhir yaitu 2004, 2005 dan 2006. 3. Forecasting, yaitu tahapan kerja yang akan mencoba memperkirakan / proyeksi apa yang akan terjadi pada variable-variabel terpilih tadi dimasa depan ( lima tahun mendatang ) dimana untuk variable dengan data kuantitatif ( misal : demografi, sosio-ekonomi dsb) akan dilakukan dengan software excel sedangkan untuk variable dengan data kualitatif ( seperti kebijakan, visi & misi, dsb) dilakukan dengan trend analysis 4. Assessing, adalah tahapan akhir dari Analisis Situasi yaitu berupa kajian terhadap data data variable yang telah diproyeksikan, dimana kajian tersebut akan dilakukan dengan membandingkan dengan golden standard, referensi, peraturan dan teori yang bersifat normative. Disini akan disepakati bersama ( focus group discussion dengan stakeholder) apakah suatu varibel external akan merupakan peluang atau ancaman bagi PDGI ataupun suatu variable internal akan menjadi suatu kekuatan atau kelemahan bagi PDGI VARIABEL VARIABEL A. INTERNAL 1. SDM 1

II

1.1

Jumlah dokter gigi yang masih kurang memadai dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia dan ini merupakan salah satu kelemahan, akan tetapi juga bisa menjadi kekuatan karena berarti ada peluang bagi dokter gigi untuk dapat memberikan jasanya kepada masyarakat

1.2 Kurangnya Motifasi Dokter Gigi bekerja dalam bidang Manajerial 2. Sarana dan Prasarana 2.1. Kantor Ini merupakan salah satu kelemahan di PDGI, karena kondisi kantor yang kurang memadai untuk melaksanakan aktifitas nya. 2.2. SPM / SOP Bidang ini masih perlu diadakan sosialisasi lagi dengan baik agar semua bidang yang berhubungan dengan pelayanan medik terutama kedokteran gigi mempunyai mutu yang baik sehingga lebih memperoleh kepercayaan dari masyarakat. 3. Keuangan 3.1. Iuran Iuran di PDGI masih belum optimal dan ini perlu segera adanya pembenahan 3.2. Sumber Dana dari Mitra Sudah mulai adanya kerjasama dengan mitra merupakan suatu keberhasilan PDGI dalam memperoleh kepercayaan dengan mitra, baik itu kerjasama dalam event yang berskala nasional maupun internasional diharapkan hal ini tidak hanya terjadi di PB PDGI, tetapi juga di PDGI Pengwil dan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. 3.3. Otorisasi Di bidang otorisasi masih diperlukan adanya perbaikan, baik itu otorisasi internal maupun eksternal. 3.4. Kegiatan kegiatan Ilmiah Sudah mulai banyak diadakannya kegiatan kegiatan ilmiah baik itu di kota kota besar maupun di daerah, baik yang bertaraf lokal, regional, nasional maupun internasional diharapkan akan dapat menjadi sumber dana 3.5. Transparansi (Internal Audit) Masih diperlukan adanya transparansi (internal audit) sehingga akan menambah tingkat kepercayaan berbagai pihak (eksternal, internal, cabang) kepada PDGI. 3.6. Sistem Keuangan (Alur Keuangan) Alur keuangan yang jelas akan menambah tingkat kepercayaan berbagai pihak kepada PDGI. 4. Litbang Dibidang litbang masih ada kelemahan, yaitu kurangnya penelitian baik itu dibidang klinis, non klinis maupun dalam hal menjalin kerjasama dengan litbang dari pihak lain.

5. Organisasi dan Manajemen 1.1. Stuktur Organisasi Masih kurang optimalnya kinerja pengurus di PDGI sehingga mengakibatkan kurang lancarnya komunikasi dan kerjasama antara PDGI dengan pihak pihak terkait. 1.2. Kompetensi, Kualitas SDM Merupakan salah satu kekuatan bagi kedokteran gigi 6. Jaminan Mutu 6.1. Inform Consent Merupakan kekuatan dalam menjamin mutu pelayanan 6.2. Uji Kompetensi Merupakan salah salah satu cara untuk meningkatkan mutu, kemampuan dan kualitas para dokter gigi. 6.3. P3KGB (Pendidikan Pelatihan profesionalisme Kedokteran Gigi Berkelanjutan) / CPD Merupakan kekuatan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan. 7. Pendidikan dan Profesi 7.1. Kurikulum pada Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Kurikulum pada FKG sudah sangat baik, terlebih pada FKG selalu disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang semakin mutakhir. 7.2. Lama Pendidikan Kedoktran Gigi Lama pendidikan yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar dokter gigi telah di atur oleh Dinas Nasional melalui kolegium dan masing masing fakultas, kurikulum yang ditempuh dan tingkat kecerdasan mahasiswa. 7.3. Diversifikasi Program pada Kurikulum FKG Diversifikasi program pada kurikulum disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi di dunia kedokteran gigi, sehingga kualitas yang dihasilkan dapat lebih baik. 8. Sistem Informasi 8.1. Data Masih lemahnya data yang diperoleh oleh sekretariat PB PDGI menyebabkan data yang diprosespun kurang valid. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan data yang ada di PB PDGI dan data yang ada di Konsil Kedokterean Indonesia. 8.2. Sistem Sistem yang ada masih lemah sehingga menyebabkan output yang dihasilkan juga kurang maksimal. 8.3. Web Site (Updating) Perlu diadakannya updating informasi yang ada di web site, sehingga para sejawat dokter gigi dapat memperoleh informasi terbaru. 8.4. Distribusi Informasi yang Tidak Merata. 3

Distribusi informasi yang tidak merata pusat dan cabang lebih disebabkan karena faktor teknis. 9. Sosialisasi (Intern Ekstern) Salah satu penyebab kelemahan sosialisasi organisasi adalah kurang lancarnya komunikasi antara pusat dan cabang, fasilitas yang kurang memadai di beberapa cabang. Pemasaran juga erat kaitannya dengan data dan sistem yang ada.

B. EKSTERNAL 1. Kebijakan 1.1. SKN 1.2. UUPK 1.3. KKI 1.4. PTT dan Izin Praktek 2. Demografi 2.1. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Indonesia yang besar seharusnya dapat menjadi peluang yang baik bagi kedokteran gigi, baik sebagai sumber daya yang potensial maupun sebagai konsumen. 2.2. Usia Untuk menjadi konsumen dokter gigi tidak dibatasi oleh usia, sehingga semua tingkatan usia dapat menjadi konsumen dokter gigi. 2.3. Jenis Kelamin Begitu halnya dengan jenis kelamin, bukan merupakan batasan untuk menjadi konsumen dokter gigi, karena pada dasarnya semua orang sangat dianjurkan untuk memperhatikan kesehatannya, termasuk kesehatan akan gigi. 3. Industri / Teknologi 3.1. Yang Terkait Praktek Kedokteran Gigi Industri merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kedokteran gigi di Indonesia, salah satunya adalah industri farmasi dan alat alat kedokteran gigi, yang mendukung kinerja dokter gigi di Indonesia. 3.2. Yang Terkait Kesehatan Gigi Industri yang terkait dengan kesehatan gigi diantaranya adalah industri farmasi dan industri perawatan gigi sehari hari. 4. Ketenagakerjaan 4.1. Terkait Risiko Tenaga kerja erat kaitannya dengan risiko kerja, sebuah perusahaan biasanya memberikan tunjangan bagi karyawannya untuk kesehatan, dan ini merupakan peluang bagi dokter gigi untuk menjadi dokter gigi 4

bagi perusahaan tersebut. 5. Geografi 5.1. Distribusi Geografi Indonesia yang terdiri dari banyak pulau, menyebabkan kurang lancarnya distribusi dari pusat ke cabang, baik itu distribusi informasi maupun distribusi alat alat kedokteran gigi. 5.2. Akses (Transportasi) Transportasi sangat berpengaruh pada kelancaran distribusi, jadi jika transportasi tidak lancar akan sangat mempengaruhi distribusi. 6. Sosial Ekonomi Tidak semua masyarakat mampu untuk melakukan perawatan ke dokter gigi, biaya yang tinggi terkadang lebih menjadi pertimbangan masyarakat untuk melakukan perawatan ke dokter gigi. 7. Sosial Pendidikan Tingkat intelektual masyarakat yang meningkat turut mempengaruhi kesadaran masyarakat akan kesehatan gigi, setidaknya hal ini terlihat pada masyarakat di kalangan menengah ke atas. 8. Sosial Budaya Sosial budaya di masyarakat kita pada umumnya sudah meningkat, di berbagai lapisan masyarakat dan semua tingkatan umur, dan ini berdampak pada kesadaran masyarakat akan kesehatan. 9. Konsumen 9.1. Keluarga Seiring meningkatnya tingkat intelektual masyarakat di Indonesia, semakin banyak keluarga di Indonesia yang mempunyai dokter keluarga sendiri. Dan ini merupakan suatu peluang bagi para dokter gigi di Indonesia. 9.2. Siswa Tidak bisa dipungkiri lagi, perkembangan jaman yang modern, berdampak pula pada kalangan pelajar di Indonesia, salah satunya adalah tentang gigi. Para pelajar biasanya sangat memperhatikan giginya, baik itu menyangkut kesehatan maupun penampilan 9.3. Karyawan Begitu halnya di kalanyan karyawan, mereka biasanya sangat memperhatikan giginya, baik itu tentang kesehatan maupun penampilan. 10. Pesaing 10.1 Tenaga Asing (Dokter Asing) Adanya tenaga asing semakin menambah persaingan di kalangan medis, terkadang konsumen lebih 5

memilih untuk melakukan perawatan ke dokter asing hanya karena prestise. 10.2 Adanya tenaga-tenaga non dokter gigi (perawat gigi, tukang gigi, teknisi gigi dll) yang melakukan kegiatan praktik dokter gigi. 11. Epidemiologi 11.1. Severe diseases 11.2. Prevelance 12 Supplier Supplier sangat berperan penting dalam dunia kedokteran gigi, baik itu supplier obat obatan (farmasi) maupun supplier alat alat kedokteran gigi.

III

ANALISIS VARIABEL 3.1. HASIL KAJIAN EXTERNAL VARIABEL EKSTERNAL VARIABEL PELUANG Kebijakan SKN UUPK KKI PTT dan Izin Praktek 2 Demografi Jumlah Penduduk Usia Jenis Kelamin Industri Yang terkait praktek kedokteran gigi Yang terkait kesehatan gigi Ketenagakerjaan Terkait resiko 5 Geografi 6 V V V

NO 1

ANCAMAN

V V V V V V V

Distribusi Akses (Transportasi) Sosial Ekonomi Sosial Pendidikan Sosial Budaya Konsumen Keluarga Siswa Karyawan 10 Pesaing Tenaga Asing (Dokter asing) Tenaga Non Drg 11 Epidemiologi Severe Prevelance 12 Supplier TOTAL V V V V V V V V V V V V 17 5

6 7 8 9

3.2.

HASIL KAJIAN INTERNAL VARIABEL INTERNA NO 1 2 VARIABEL SDM Drg. Seluruh Indonesia Sarana Prasarana Kantor Tempat praktek dan alat praktek kedokteran gigi. SPM / SOP Keuangan 7 KEKUATAN KELEMAHAN V V V V

Iuran Sumber dana dari mitra Otorisasi Kegiatan - kegiatan ilmiah Cara pencarian sumber dana bagi cabang PDGI Kerjasama Transparansi (internal audit) Sistem Keuangan (alur keuangan) 4 Litbang Penelitian ~Klinis ~Non Klinis ~Kerjasama dengan libang lain Advocacy Organisasi dan Manajemen Strutur Organisasi Kompetensi; Kualitas SDM 6 Jaminan Mutu Inform Consent Uji Kompetensi PKGB (Pendidikan Kedokteran Gigi Berkelamjutan) / CPD Pendidikan dan Profesi Kurikulum pada FKG Lama Pendidikan Kedokteran Gigi Diversifikasi program pada kurikulum FKG Sistem Informasi Data Sistem

V V V V V V V V

V V V

V V V V V V

V V 8

Web site (updating) Distribusi informasi yang tidak merata. Pemasaran TOTAL

V V V 15

11

IV

POSISI PDGI Berdasarkan pada hasil kajian terhadap variabel external dan internal yang ada, terlihat bahwa kelemahan PDGI ada 15 variabel dan kekuatannya hanya 11 variabel, sedangkan peluang yang ada bagi PDGI ada 17 variabel dengan ancamannya sebanyak 5 variabel, sehingga PDGI secara teknis berada di kuadran INTERNAL FIX IT V.Internal V.Eksternal Strong 11 Weakness 15 Internal Fix It

Oportunity 17

T 5

VISI DAN MISI A. VISI alternatif.1) Menjadi satu satunya organisasi profesi kedokteran gigi yang mengarahkan dan mengayomi seluruh dokter gigi, demi menunjang terwujudnya peningkatan derajat kesehatan gigi masyarakat Indonesia Visi (alternatif 2) Senyum Indonesia 2012 B. MISI 1. Melaksanakan amanat kongres PDGI 2. Meningkatkan aliansi strategis dengan stakeholder lokal, nasional dan internasional. 3. Meningkatkan sistem pengelolaan pendidikan profesi kedokteran gigi 9

4. Meningkatkan pemberdayaan organisasi 5. Menetapkan standar profesi, standar pelayanan, standar kompetensi dan standar uji kompetensi 6. Sosialisasi dan pelaksanaan UU, Peraturan dan Kebijakan Terkait 7. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

TUJUAN, STRATEGI, PROGRAM A. TUJUAN 1. Membina dokter gigi yang berjiwa Pancasila, berwawasan internasional, profesional dan etis. 2. Mewujudkan pelayanan kedokteran gigi Indonesia yang bermutu, bertanggung jawab, pro public kompetitif dan terjangkau antara lain melalui Dokter Gigi Keluarga. 3. Mendorong terwujudnya peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang profesi kedokteran gigi. 4. Memelihara dan membina terlaksananya Sumpah Dokter Gigi dan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia. 5. Membina hubungan baik dan kesetiakawanan antar sesama anggota - Meningkatkan rasa kesejawatan dan kesetiakawanan antar sesama anggota. 6. Mengembangkan potensi kreatif anggota dalam bidang ilmiah dan sosial. 7. Menjalin, memelihara dan meningkatkan hubungan dengan lembaga pemerintah/swasta dan organisasi profesi lainnya, baik didalam maupun luar negeri. 8. Membantu pemerintah dalam mensosialisasikan dan mengimplementasikan UU dan peraturan yang terkait 9. Membantu pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan gigi masyarakat. 10. Membantu pemerintah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan gigi.

B. STRATEGI 1. Meningkatkan rasa memiliki bagi segenap anggota, sehingga bersedia berperan aktif dalam semua upaya PDGI. 2. Memperkuat sistem manajemen segenap jajaran organisasi, sehingga PDGI dapat menjadi organisasi yang tangguh dan mandiri. 3. Pemberdayaan organisasi PDGI tingkat pusat, wilayah dan cabang melalui upaya peningkatan kesejahteraan anggota. 4. Menggalang kerjasama dengan semua pihak yang terkait sehingga terhimpun potensi yang memungkinkan PDGI melaksanakan berbagai upaya bermakna dalam program pembangunan kesehatan dan pengembangan ilmu dan teknologi kedokteran gigi.

C. PROGRAM 1. Memantapkan organisasi yang profesional. 2. Membangun kepercayaan anggota dalam menjalankan program kerja PDGI 3. Penyusunan standar-standar dalam bidang kedokteran gigi. 10

4. Mensosialisasikan seluruh program kerja kepada anggota PDGI. 5. Mensosialisasikan dan mengimplementasikan UU, Peraturan dan kebijakan terkait 6. Mempersiapkan diri untuk mengantisipasi implementasi Mutual Recognition Agreement ASEAN 2008.

KERJASAMA
No I

KERJASAMA
DEFINISI Kerjasama adalah suatu bentuk hubungan yang terjalin antara dua pihak atau lebih yang didalamnya terdapat ketentuan yang harus dipatuhi oleh kedua belah pihak.

Hasil Kongres XXIV PDGI 2011

II

KEWENANGAN 1. Verifikator Pihak yang melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang ditunjuk oleh PDGI dan hal ini merupakan salah satu cara yang ditempuh oleh PDGI untuk meningkatkan kepercayaan dari pihak internal maupun eksternal, yaitu dengan cara audit keuangan internal. 2. Otorisator Merupakan alur otorisasi dari pihak yang berwenang untuk setiap keputusan yang diambil dalam organisasi PDGI. Hal ini dilakukan untuk menghindari ketimpangan yang mungkin terjadi dalam organisasi ini. Dan otorisasi ini dilakukan oleh ketua umum PDGI yang telah terpilih dalam kongres PDGI yang dilaksanakan 3 tahun sekali. 3. Regulator Merupakan ketetapan yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang dan berkompeten di bidangnya. Menyangkut kelangsungan kehidupankedokteran gigi di Indonesia.

III

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MOU) 1. Batasan Masa Kerja Pola Kerja Sama i.Pola kerjasama PB PDGI dalam bentuk seal (minimal 2 tahun atau lebih ) dilakukan dengan cara mitra kerja ii.Pola kerjasama jangka panjang dan bersifat nasional yang dilakukan pengwil dan cabang dengan pihak lain harus 11

dalam koordinasi dengan PB PDGI 2. Hak dan Kewajiban Dalam menjalankan kerjasama dengan pihak sponsor hendaknya berlaku simbiosis mutulisme, yaitu kedua pihak sama sama membawa keuntungan yaitu PDGI memberikan bentuk pengakuan ataupun pesan sehat pada produk mereka, tentunya produk yang akan mendapat pengakuan PDGI tersebut telah sesuai dangan kriteria dan standar yang ditetapkan, dan untuk produk-produk tertentu perlu dilakukan uji coba oleh tim independen yang bekerjasama dengan PB PDGI . Hal tersebut juga untuk menangkis produk produk dari luar dengan memberikan rekomendasi dalam bentuk label bintang. 3. Force Majeur Force Majeur dalam perjanjian adalah kejadian kejadian yang terjadi diluar rencana dan kesepakatan kedua belah pihak yang dapat mengganggu kelancaran kerjasama kedua belah pihak. 4. Sangsi Sangsi dalam perjanjian kerjasama dapat dikenakan apabila salah satu pihak melanggar isi dari kesepakatan / perjanjian yang telah disetujui oleh kedua belah pihak yang sudah ditanda tangani diatas kertas bermaterai. 1. Legal Aspek Aspek legal dalam suatu perjanjian sangat diperlukan karena hal ini menyangkut bidang hukum. Oleh karena itu hendaknya dalam melakukan perjanjian selalu melibatkan pihak yang mengerti akan hukum dalam hal ini adalah pengacara atau notaris. 2. Kerjasama Dengan Litbang Lain Bekerjasama dengan litbang lain dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Misalnya dengan litbang dari Depkes, BPOM, FKG, AFDOGI, dll dan mencantumkan label yang dapat menunjukkan bahwa produk tersebut telah diteliti dengan persetujuan

12

SISTEM KEUANGAN
I LAPORAN AKUNTANSI Setiap akhir periode laporan keuangan di PDGI dilakukan audit oleh auditor. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan transparansi dan tingkat kepercayaan pihak internal maupun eksternal kepada PDGI.

II

BENTUK LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan yang diselenggarakan oleh PDGI meliputi : 1. Income Statement Dimana didalamnya meliputi laporan tentang : a. Kerjasama dengan pihak sponsor b. Iuran anggota PDGI c. Sponsorship d. Yayasan PDGI (Yang telah memiliki) 2. Cash Flow Penyelenggaraan cash flow dilakkukan setiap hari, hal ini dilakukan untuk memperjelas arus kas yang terjadi setiap harinya. 3. Laba Rugi Penyelenggaraan laba rugi disajikan setiap akhir periode akuntansi, dan dilakukan audit internal atas laporan laba rugi tersebut. 4. Neraca Penyelenggaraan neraca disajikan setiap akhir periode akuntansi, dan dilakukan audit internal atas laporan neraca tersebut.

13

Anda mungkin juga menyukai