Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktivitas ekonomi dan bisnis ditentukan oleh kepentingan utama dalam bidang keuangan sehingga tidak dapat dirgaukan lagi salah satu faktor besar dari keberhasilan perusahaan itu terdapat pada manajemen keuangannya. Ketika anda dapat memantau penghasilan, biaya dan indikator keuangan lainnya sesegera mungkin dan akurat, maka anda juga dapat membuat keputusan keuangan untuk jangka pendek dan jangka panjang secara bijaksana yang membuat perusahaan dan bisnis anda bertumbuh. Tidak heran jika suatu perusahaan akan segera gulung tikar jika mereka tidak memiliki seorang manajer keuangan yang handal, pelaporan biaya yang kendur, data pendapatan yang tidak sesuai dengan keadaan lapangan dan terlebih lagi bila dana yang diperoleh perusahaan dialokasikan kepada real-asset yang salah. Manajemen Keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana memperloleh dana (raising fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation fund). Dalam pengalokasian dana perusahaan tidaklah boleh sembarangan, seorang manajer keungan harus terlebih dahulu mengusai bidangnya secara matang dikarenakan seorang manajer keuangan harus dapat mempertanggung-jawabkan keuangan perusahaan yang di dalamnya terdapat bidang akuntansi dimana pelaporan keuangan perusahaan harus sesuai dengan keadaan di lapangan. Pembicaraan tentang keputusan keputusan dalam bidang keuangan meliputi keputusan investasi, keputusan pembelanjaan dan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan dan penggunaan aktiva secara efisien, haruslah dapat dikuasai penuh oleh para manajer perusahaan. Sangatlah sulit untuk menghadapi tantangan dalam mengelola aktiva secara efisien dalam perubahan yang terjadi di lingkungan, seperti: persaingan antar perusahaan, perekonomian dunia yang tidak menentu dan juga terhadap perkembangan teknologi yang di era modern ini semakin pesat.

Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki sistem manajemen keuangan yang memiliki rencana strategis dan juga harus dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan yang terkadang sangat tidak bersahabat.

B. Rumusan Masalah
Makalah ini membahas kondisi manajemen keuangan dalam organisasi perusahaan secara kualitatif. Selain itu, juga memberikan pengantar mengenai konsep-konsep dasar yang digunakan dalam manajemen keuangan. Oleh karena itu, akan dibatasi pembahasan dengan mengacu pada masalah-masalah berikut ini: 1. Bagaimana perkembangan manajemen keuangan hingga saat ini? 2. Apa pengertian manajemen keuangan? 3. Apa saja fungsi manajemen keuangan dan manajer keuangan? 4. Apa tujuan manajemen keuangan? 5. Apa saja aspek lingkungan keuangan? 6. Bagaimana ruang lingkup manajemen keuangan? 7. Bagaimana hubungan perusahaan dengan manajemen keuangan? 8. Apa saja bentuk badan usaha? 9. Bagaimana kedudukan manajer keuangan dalam struktur organisasi perusahaan?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat bertujuan agar para pembaca di berbagai lapisan masyarakat, khususnya mahasiswa dapat mengetahui hubungan ilmu keuangan dengan usaha secara keseluruhan dan cara perusahaan dapat memberikan intensif yang teppat jika perusahaan tersebut ingin manajernya memusatkan perhatian pada maksimalisasi nilai jangka panjang.

BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Manajemen Keuangan
Aktivitas ekonomi dan bisnis ditentukan oleh kepentingan utama dalam bidang keuangan. Di dalam perkembangannya, manajemen keuangan telah banyak mengalami perubahan. Manajemen keuangan kali pertama diperkenalkan sekitar tahun 1900-an. Waktu itu manajemen keuangan dikenal dengan manajemen pembelanjaan, karena orientasi manajemen keuangan menekankan pada bagaimana cara mendapatkan dana. Dengan demikian, tekanan pembahasannya masih berkisar pada hal-hal yang berkaitan dengan masalah hukum, misalnya merger, konsolidasi, dan macam-macam surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan. Manajemen keuangan pada saat itu masih dipandang sebagai satu bidang ilmu tersendiri, meskipun sebelumnya dianggap sebagai bagian dari ilmu ekonomi. Menjelang tahun 1920-an perubahan belum banyak terjadi, manajemen keuangan masih menitikberatkan pada surat-surat berharga. Ketika era industrialisasi melanda negaranegara di Eropa dan amerika, persoalan krisis yang dihadapi perusahaan adalah bagaimana cara mendapatkan modal untuk perluasan usaha. Laporan akuntansi dan catatan finansial belum bisa diandalkan sehingga banyak perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan di dalam mendata keuangannya. Pada waktu itu, laporan taupun catatan yang ada hanya sekedar memenuhi peraturan-peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk memilikinya. Selama masa depresi pada tahun 1930-an, terjadi perubahan yang sangat radikal. Kegagalan-kegagalan dalam dunia usaha pada masalah itu memaksa untuk dilakukannya pembahasan mengenai manajemen pembelanjaan. Pada masa itu penekanan manajemen keuangan beralih ke beberapa masalah, seperti kebangkrutan dan reorganisasi, likuiditas perusahaan, dan regulasi pasar modal. Aliran konservatif masih memainkan peranan utama, khususnya perhatian terhadap usaha perusahaan untuk dapat mempertahankan struktur keuangannya dengan tepat. Pada masalah itu, manajemen keuangan masih bersifat deskriptif dan memfokuskan pada masalah-masalah hukum, namun penekananya berubah dari usahausaha perluasan ke usaha-usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
3

Selama tahun 1940 sampai awal tahun 1950-an, manajemen keuangan diajarkan sebagai suatu deskriptif dan subjek institusi yang lebih menekankan pada sudut pandang pihak luar perusahaan daripada manajer. Namun di akhir tahun 1950-an, penekanan tersebut bergerak ke arah analisis teoretis dan fokusnya beralih kepada keputusan manajerial dalam memilih aktiva serta kewajiban dengan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan. Fokus itu berlanjut hingga tahun 1970-an. Pada tahun 1980-an, muncul beberapa teknik pembiayaan yang inovatif sebagai jawaban terhadap pembahasan keadaan ekonomi. Misalnya, pasar untuk obligasi yang berisiko tinggi dan berpenghasilan tinggi dikembangkan guna mebiayai merger dan usaha manajemen untuk membeli perusahaan sendiri. Utang dengan suku bunga mengambang, yakni suku bunga yang berubah secara periodik sesuai keadaaan pasar telah diperkenalkan guna melindungi investor dari pengaruh buruk inflasi yang tinggi dan suku bunga yang fluktuatif. Pada tahun 1990-an, fokus manajemen keuangan ditekankan pada keputusan manajerial dalam memilih aktiva serta kewajiban, tujuannya memaksimalkan nilai perusahaaan dan kemakmuran para pemegang saham. Namun dalam beberapa tahun terakhir, dua kecdenderungan lainnya juga menjadi sangat penting, yaitu globalisasi bisnis dan peningkatan penggunaan teknologi informasi. Tampaknya masalah tersebut akan berlanjut pada masa yang akan datang. Banyak faktor yang membantu berkembangnya perubahan yang mencolok di bidang keuangan secara bertahap ke arah penanganan berbagai aspek untuk memperoleh dan menggunakan secara efektif dan efisien, antara lain Kebijakan Moneter, Kebijakan Pajak, Kondisi Ekonomi, Kondisi Sosial dan Kondisi Politik. Kebijakan Moneter berhubungan dengan tingkat suku bunga dan inflasi. Khususnya inflasi mempunyai dampak langsung terhadap manajemen keuangan, antara lain : Masalah akuntasi Kesulitan perencanan Permintaan terhadap modal Suku bunga Harga obligasi menurun

Kondisi ekonomi juga mempunyai dampak langsung terhadap manajemen keuangan,

antara lain : Persaingan internasional Keuangan internasional Kurs pertukaran yang berfluktuasi Marger, pengambilalihan, dan restrukturisasi Inovasi keuangan dan rekayasa keuangan

Jadi Manajemen keuangan dalam perkembangannya telah berubah :


1) Dari studi yang bersifat deskriptif menjadi studi yang meliputi analisa dan teori yang

normatif.
2) Dari bidang yang meliputi penggunaan dana dan alokasi dana menjadi manajemen

dari aktiva dan penilaian perusahaan di dalam pasar secara keseluruhan.


3) Dari bidang yang menekankan pada analisa extern perusahaan menjadi bidang yang

menekankan pada pengambilan keputusan di dalam perusahaan.

B. Pengertian Manajemen Keuangan


Pengertian Manajemen Keuangan mengalami perkembangan mulai dari pengertian manajemen yang hanya mengutamakan aktivitas memperoleh dana saja sampai yang mengutamakan aktivitas memperoleh dan menggunakan dana serta pengelolaan terhadap aktiva. Beberapa definisi manajemen keuangan diberikan sebagai berikut: a. Liefman Usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva. b. Suad Husnan Manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. c. Grestenberg How to bussines are organized or acquire funds, how they acquire funds, how they use them and how the profits business are distributed. d. James Van Horne Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan perolehan aktiva dengan tujuan menyeluruh.

e. Bambang Riyanto Keseluruhan aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk mendapatkan dana tersebut yang seefisien mungkin. f. Weston dan Copeland Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan. Meskipun tugas dan tanggung jawabnya berlainan di setiap perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi : keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen suatu perusahaan. Jadi manajemen keuangan adalah semua kegiatan / aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.

C. Fungsi Manajemen Keuangan


Peranan manajemen keuangan semakin luas dan sangat penting. Seorang manajer keuangan berkepentingan untuk mengadakan investasi dana pada berbagai aktiva dan memperoleh kombinasi pembelanjaan terbaik dalam hubungannya dengan penilaian perusahaan secara keseluruhan. Hal pertama merupakan fungsi atau kegiatan penggunaan dana, sedangkan yang kedua merupakan fungsi atau kegiatan memenuhi kebutuhan dana. Dalam istilah keuangan terdahulu fungsi manajemen dibagi menjadi dua, yakni manajemen keuangan pasif dan manajemen keuangan aktif. Hal ini mengacu pada kinerja manajer, maksudnya, bagaimana seorang manajer keuangan menggunakan dana dan bagaimana ia harus mencari sumber dana. Berikut ini fungsi manajemen keuangan dapat dirinci ke dalam tiga bentuk kebijakan perusahaan, antara lain:
1. Investment Decision (Pembelanjaan Aktif)

Keputusan penggunaan dana atau pengalokasian dana. Implementasi dari Allocation of funds, yang meliputi bisa dalam jangka pendek dalam bentuk working capital, berupa aktiva lancar atau jangka panjang dalam bentuk capital investment, berupa aktiva tetap. a) Jangka Pendek : Penggunaan Dana untuk pengoperasian perusahaan. b) Jangka Panjang : Investasi dalam aktiva tetap.
6

Keputusan investasi merupakan langkah awal untuk menentukan jumlah aktiva yang dibutuhkan perusahaan secara keseluruhan sehingga keputusan investasi ini merupakan keputusan terpenting yang dibuat. Keputusan tersebut akan tercermin di sisi aktiva (kiri) sebuah neraca. Komposisi aktiva harus ditetapkan misalnya berapa aktiva total yang dialokasikan untuk kas atau persediaan, aktiva yang secara ekonomis tidak dapat dipertahankan harus dikurangi, dihilangkan atau diganti.
2. Financial Decision (Pembelanjaan Pasif)

Keputusan dengan pemilihan sumber dana. Implementasi dari rasing of funds, meliputi besarnya dana, jangka waktu penggunaan, asalnya dana serta, persyaratanpersyaratan yang timbul karena penarikan dana tersebut. Raising of funds bisa diperoleh dari internal (modal sendiri) meliputi: saham preferen, saham biasa, laba ditahan dan cadangan, maupun eksternal (modal asing) jangka pendek maupun jangka panjang. Sumber dana jangka pendek, misalnya utang dagang (trade payable atau open account), utang wesel (notes payable), utang gaji, utang pajak. Sumber dana jangka panjang misalnya, utang bank, dan obligasi. Hasil Financial Decision tercermin di sebelah kanan dari neraca.
3. Deviden Decision (Keputusan mengenai Deviden)

Untuk menentukan apakah dana yang diperoleh dan dihasilkan operasi akan dibagikan kepada pemegang saham atau investasi kembali. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai fungsi fungsi dari manajer keuangan: a. Perencanaan Keuangan Membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu. b. Penganggaran Keuangan Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan. c. Pengelolaan Keuangan Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara. d. Pencairan Keuangan
7

Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan. e. Penyimpanan Keuangan Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman. f. Pengendalian Keuangan Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada paerusahaan. g. Pemeriksaan Keuangan Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan. Kegiatan penting lainnya yang harus dilakukan oleh seorang manajer keuangan menyangkut empat (4) aspek yaitu :
1) Dalam perencanaan dan peramalan, dimana manajer keuangan harus bekerja sama

dengan para manajer lain yang ikut bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan.
2) Manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi

dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan dengannya.


3) Manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain di perusahaan agar

perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin.


4) Menyangkut penggunaan

pasar uang dan pasar modal, manajer keuangan

menghubungkan perusahaan dengan pasar keuangan, di mana dana dapat diperoleh dan surat berharga perusahaan dapat diperdagangkan. Dari keempat aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas pokok manajer keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam menjalankan fungsinya, tugas manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

D. Tujuan Manajemen Keuangan


8

Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan (The Main Objective of Financial Management) adalah memaksimumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, bukan memaksimumkan profit. Arti memaksimumkan profit, berarti mengabaikan tanggung jawab social, mengabaikan risiko, dan berorientasi jangka pendek. Sedangkan arti memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau nilai perusahaan sebagai berikut: 1) Berarti memaksimumkan nilai sekarang (present value) semua keuntungan di masa datang yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. 2) Berarti lebih menekankan pada aliran hasil bukan sekedar laba bersih dalam pengertian akuntansi. Akan tetapi dibalik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalkan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi. Memaksimumkan kemakmuran pemegang saham/pemilik perusahaan tidak mengingkari adanya social objectives dan kewajiban sosial. Tanggung jawab sosial adalah satu aspek penting dari tujuan perusahaan, maksudnya: 1. Keberhasilan memaksimumkan nilai perusahaan akan memberikan sumbangan yang berarti kepada lingkungan sosial secara keseluruhan. Artinya jika manajemen keuangan menuju pada maksimalisasi harga saham, maka diperlukan manajemen yang baik dan efisien sesuai dengan permintaan konsumen. 2. Pengaruh (dampak) lingkungan eksternal seperti polusi, keselamatan kerja, keamanan produk juga harus diperhitungkan dimana perusahaan yang berhasil selalu menempatkan efisiensi dan inovasi sebagai prioritas, sehingga menghasilkan produk baru, penemuan teknologi baru dan perluasan lapangan pekerjaan. 3. Kepekaan terhadap faktor eksternal merupakan salah satu syarat penting agar perusahaan tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Faktor9

faktor luar seperti pencemaran lingkungan, jaminan keamanan produk dan keselamatan kerja menjadi lebih penting untuk dipertimbangkan. Fluktuasi di semua tingkat kegiatan bisnis dan perubahan-perubahan yang terjadi pada kondisi pasar keuangan merupakan aspek penting dari lingkungan luar. 4. Perusahaan harus dapat memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dalam kendala legal dan sosial dan bertanggung jawab terhadap perubahan lingkungan. Kerjasama antara industri dan pemerintah sangat diperlukan untuk menciptakan peraturan yang mengatur perilaku perusahaan, dan sebaliknya perusahaan mematuhi peraturan tersebut. Adapun tujuan dari manajemen keuangan yang dikemukakan oleh (Sartono: 2000,3) Manajemen keuangan yang efisien memenuhi adanya tujuan yang digunakan sebagai standar dalam memberi penilaian keefisienan, yaitu : 1. Tujuan normatif manajemen keuangan adalah mazimization wealth of stockholders atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang perusahaan. Secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan faktor risiko. Manajemen harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan. Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih menekankan pada aliran kas daripada laba bersih dalam pengertian akuntansi. Tidak mengabaikan social objectives dan kewajiban sosial, seperti lingkungan eksternal, keselamatan kerja, dan keamanan produk.
2. Nilai perusahaan yang belum go-publik dapat diukur dengan harga jual seandainya

perusahaan tersebut dijual. Jadi tidak hanya nilai asset (laporan di neraca) tetapi diperhitungkan juga tingkat risiko usaha, prospek perusahaan, manajemen lingkungan kerja dan sebagainya. Indikasi nilai perusahaan adalah:
Perusahaan belum/tidak go-publik: harga seandainya perusahaan dijual. Perusahaan go-publik: harga saham yang dijual belikan di pasar modal.

3. Dari indikasi tersebut dapat ditarik pengertian:


10

Memaksimalisasi nilai perusahaan tidak sama dengan memaksimalisasi laba,

dengan pengertian :
a.

Perusahaan bisa saja meningkatkan laba dengan cara mengeluarkan saham dengan hasil penjualan saham diinvestasikan pada deposito atau obligasi pemerintah. Dengan cara ini dijamin laba akan besar tetapi keuntungan per lembar saham akan menurun, karena jumlah lembar saham yang beredar bertambah, sehlngga kondisi perusahaan tidak baik.

b. Terminologl profit memlllki pengertian ganda, dlsebabkan terdapat

banyak definlsl profit.


Memaksimalkan nilai perusahaan tidak sama dengan memaksimalkan laba

per~lembar saham (earning per share = EPS) alasannya:


a. Tujuan memaksimalisasi laba tidak memperhatikan waktu dan lamanya

keuntungan yang diharapkan.


b. Tidak mempertimbangkan risiko atau ketidakpastian dari keuntungan

di masa yang akan datang. Jika suatu usulan mengandung risiko yang besar, maka kenaikan keuntungan per lembar saham akan diikuti dengan penurunan harga saham.

E. Lingkungan Keuangan
Aspek lingkungan yang penting dipahami para manajer keuangan adalah sektor keuangan di bidang perekonomian, yang terdiri dari pasar keuangan (financial markets), lembaga keuangan (financial institutions) dan instrumen keuangan (financial instruments). Pasar keuangan, menunjukkan pertemuan antara permintaan dan penawaran akan aktiva finansial (financial asset) atau sering disebut sebagai sekurities. Sekurities adalah secarik kertas (surat) yang mempunyai nilai pasar karena surat tersebut menunjukkan klaim atas aktiva riil perusahaan (misalnya mesinmesin, pabrik, bahan baku, barang dagangan, merek dagang, dll.) Lembaga keuangan yaitu lembaga yang berperan sebagai lembaga intermediari (financial intermediation) dengan mempertemukan unit surplus dengan unit defisit. Contoh lembaga keuangan dalam sistem moneter adalah Bank sentral, Bank pencipta uang giral/bank umum. Lembaga keuangan dan di luar sistem moneter (bank bukan pencipta uang giral/BPR), lembaga
11

pembiayaan, perusahaan asuransi, dana pensiun, lembaga di bidang pasar modal, dll. Instrumen Keuangan, contohnya adalah uang, saham, hutang, dan surat berharga di pasar uang dan pasar modal lainnya.

F. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan


Pembicaraan tentang keputusan-keputusan dalam bidang keuangan, yaitu keputusan investasi, keputusan pembelanjaan & kebijaksanaan dividen dengan tujuan memaximumkan nilai perusahaan atau memaximumkan kemakmuran pemegang saham.

Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen keuangan, yaitu penggunaan dana dan memperoleh dana, lewat keputusan-keputusan investasi, pembelanjaan dan kebijaksanaan dividen agar nilai perusahaan bisa meningkat.

Manajemen keuangan harus bertindak sebagai perantara yang berdiri di antara operasi perusahaan dan pasar modal, tempat surat-surat berharga perusahaan diperdagangkan. Dengan demikian, peranan manajemen keuangan yakni menelusuri aliran kas dari para investor ke perusahaan dan kembali ke para investor. Berikut ini peranan manajemen keuangan dalam gambar 1.1

Operasi Perusahaa n (Sekelomp ok Aktiva Riil)

Manajer Keuangan

Pasar Modal (Pemodal yang memiliki aktiva financial)

Gambar 1.1

Penjelasan : 1. Kas diperoleh dengan menjual financial asset (saham, obligasi atau sekuritas lain) atau mendapatkan kredit dari bank atau sumber lain. 2. Dana yang diperoleh dari pemberi dana digunakan untuk membeli real asset yang digunakan dalam operasional perusahaan. 3. Apabila perusahaan bekerja dengan baik, real asset menghasilkan aliran kas masuk yang lebih besar dari jumlah yang dibayarkan (dikeluarkan) pada saat investasi.
12

4. Pada akhirnya kas tersebut di-reinvestasikan atau dikembalikan kepada pemodal (pemegang obligasi maupun bank).

G. Perusahaan dan Manajemen Keuangan


Perkembangan terakhir dalam teori manajemen menyebutkan bahwa suatu perusahaan dapat dipandang sebagai sistem terbuka (open system) sebab dalam kehidupannya perusahaan selalu berinteraksi dengan lingkungan. Lingkungan perusahaan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni (1) lingkungan umum seperti ekonomi, politik, teknologi, hukum, kebudayaan, dan sebagainya yang dalam perubahannya akan mempengaruhi kehidupan seluruh perusahaan yang ada dan (2) lingkungan khusus seperti konsumen, output perusahaan, pemasok bahan baku, pesaing, teknologi, pasar tenaga kerja, dan lembagalembaga keuangan yang dalam perubahannya dapat mempengaruhi perusahaan. Dalam mempertahankan kelangsungan hidup (survival), perusahaan memasukkan input lingkungannya berupa material, energi, dan informasi, kemudian mentransformasi input tersebut ke dalam proses menjadi output. Selanjutnya, mengembalikan output kepada lingkungan. Dalam penerimaan output dari suatu perusahaan, lingkungan akan selalu melakukan penilaian dan tanggapan, apakah output perusahaan itu dapat memenuhi kebutuhannya atau tidak. Hasil penelitian lingkungan terhadap output suatu perusahaan dapat dianggap sebagai umpan balik (feedback) bagi perusahaan tersebut, yang pada gilirannya dapat menjadi input informasi bagi penetapan strategi berikutnya. Tujuan suatu perusahaan berbeda dengan apa yang disebutkan dalam teori ekonomi, yakni memaksimalkan profit. Dalam kerangka teori manajemen, tujuan perusahaan bukan tunggal, melainkan bersifat multiple, yakni (1) profitabilitas (profitability), (2) pertumbuhan (growth), dan (3) kelangsungan hidup (survival). Perusahaan yang hidup tanpa pertumbuhan biaya, menjadikan sebuah perusahaan hidup segan mati tak mau. Sedangkan, profitabilitas tanpa memperhatikan kelangsungan hidup merupakan sesuatu yang sangat riskan dan pertumbuhan tanpa profitabilitas sangat tidak mungkin. Hal ini disebabkan mengingat dalam pencapaian tujuan kelangsungan hidup sulit dianalisis secara nemeric, maka isu sentral yang memerlukan pembahasan secara

13

mendalam yakni pertumbuhan, sebab dalam pengertian pertumbuhan (growth) terkandung arti bahwa perusahaan itu pasti profitable dan mengarah kepada survival. Sejak perusahaan itu melakukan riset pemasaran (untuk menetapkan produk apa yang akan dihasilkan, berapa jumlahnya, siapa dan di mana konsumennya, berapa harganya, dan kapan memproduksi produk itu) sampai kepada kegiatan produksi (mendirikan pabrik, membeli peralatannya, membeli, dan mendatangkan bahan baku, memanfaatkan tenaga kerja dalam proses produksi), dan kegiatan para karyawan pada berbagai bagian, semuanya memerlukan dana. Secara teoritis tidak satu pun di antara kegiatan-kegiatan itu dapat terlaksana tanpa biaya dan yang memikirkan dana bagi pembiayaan berbagai kegiatan dan hal itu yang menjadi salah satu fungsi manajemen keuangan. Manajemen keuangan merupakan penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam bidang keuangan, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan keuangan. Tidak satu pun kegiatan operasional tadi yang dapat berjalan apabila bagian keuangan gagal memperoleh dana (secara tunai ataupun kredit) untuk membiayai kegiatan tersebut. Artinya, berfungsinya manajemen keuangan merupakan prasyarat bagi kelancaran pelaksanaan kegiatan pada bagian-bagian lainnya.

H. Bentuk-Bentuk Badan Usaha


Aspek penting manajemen keuangan sama bagi seluruh usaha, baik yang besar maupun kecil, tanpa memandang bagaimana usaha itu diorganisasikan. Ada tiga jenis bentuk usaha utama, antara lain: a) Kepemilikan perseorangan (proprietorship) Kepemilikan perseorangan (proprietorship) adalah suatu usaha yang dimiliki oleh satu orang. Menjalankan usaha dengan kepemilikan perseorangan adalah mudah, hanya dengan memulai operasi suatu usaha. Kepemilikan perseorangan memiliki tiga keunggulan penting, yakni: Mereka dapat dibentuk dengan mudah dan murah Mereka tidak terlalu diatur oleh peraturan pemerintah Mereka menjadi subjek dari pajak penghasilan yang lebih rendah dari perseroan terbatas. Namun, kepemilikan perseorangan juga memiliki tiga keterbatasan penting: Pemilik perseorangan memiliki kewajiban pribadi yang tidak terbatas atas utang usaha, yang dapat menimbulkan kerugian melebihi uang yang telah mereka investasikan dalam perusahaan.
14

Kepemilikan perseorangan sulit mendapatkan modal dalam jumlah besar Usia usaha yang berbentuk kepemilikan perseorangan terbatas hanya pada usia orang yang mendirikannya.

Karena alasan-alasan di atas, kepemilikan perseorangan lebih banyak digunakan untuk usaha kecil. Namun usaha-usaha sering dimulai sebagai kepemilikan perseorangan, kemudian diubah menjadi perseroan terbatas ketika pertumbuhannya menyebabkan kelemahan kepemilikan perseorangan menjadi lebih berat dibandingkan keunggulannya. b) Persekutuan (Partnership) Persekutuan (Partnership) adalah suatu kesepakatan hukum antara dua atau lebih orang yang memutuskan untuk melakukan usaha bersama. Persekutuan mirip dengan kepemilikan perseorangan di mana mereka dapat dibentuk dengan mudah dan murah, dan mereka tidak menjadi subjek pajak penghasilan perseroan terbatas. Mereka juga memilki kelemahan yang terkait dengan kepemilikan perseorangan: kewajiban pribvadi yang tidak terbatas, kesulitan mendapatkan modal, dan usia yang terbatas. Masalah kewajiban khususnya memiliki arti penting karena menurut hukum persekutuan, setiap sekutu bertanggung jawab atas utang usaha. Jadi, jika salah satu sekutu tidak mampu memenuhi kewajiban pro rata-nya dan persekutuan bangkrut, maka sekutu yang lain bertanggung jawab secara pribadi untuk membayar setiap klaim yang belum terpenuhi. c) Perseroan Terbatas (Corporation) Perseroan Terbatas (Corporation) adalah suatu badan hukum bukan pribadi yang mempunyai kekuatan membeli, menjual, dan meiliki aktiva serta menarik utang secara terpisah dan jauh dari pemilik-pemiliknya. Usaha ini dipisah dan dibedakan dari pemilik dan manajernya. Perseroan terbatas memiliki usia yang tak terbatas, pemiliknya tidak bertanggung jawab atas kerugian di luar jumlah yang telah mereka investasikan di dalam usaha, dan lebih mudah memindahkan andil (saham) kepemilikan seseorang dalam suatu perseroan terbatas dibandingkan andil dalam usaha selain perseroan. Ketiga faktor ini mempermudah perseroan terbatas dalam menghimpun modal yang dibutuhkan untuk mengoperasikan usaha-usaha besar. Kelemahan terbesar perseroan terbatas adalah pajak: laba perseroan terbatas umumnya menjadi subjek dari perpajakan ganda-laba perseroan terbatas dikenakan pajak pada tingkat perusahaan. Lalu, ketika laba setelah pajak dibayarkan dalam
15

bentuk deviden, penghasilan itu akan dikenakan pajak lagi sebagai pajak penghasilan pribadi para pemegang saham. Dalam memutuskan bentuk usaha, perusahaan harus membandingkan keuntungan perseoran dengan beban pajak yang kemungkinan lebih besar. Namun, nilai usaha lain yang sangat kecil kemungkinan akan maksimal jika ia berbentuk perseroan terbatas karena tiga alasan berikut ini:
1. Kewajiban terbatas mengurangi resiko yang ditanggung oleh investor. Jika hal

lain dianggap konstan, makin rendah resiko perusahaan, makin tinggi nilainya.
2. Nilai perusahaan bergantung pada peluangnya untuk tumbuh, di mana peluang

ini bergantung pada kemampuannya untuk menarik modal. Karena perseroan terbatas dapat menarik modal lebih mudah daripada yang buikan usaha gabungan, bentuk ini akan lebih baik dalam mengambil keuntungan dari peluang pertumbuhan.
3. Nilai suatu asset juga bergantung pada likuiditas, yang artinya seberapa mudah

asset itu dijual dan diubah menjadi kas pada nilai pasar yang wajar. Karena investasi pada saham perseroan terbatas lebih mudah untuk dipindahkan ke investor lain daripada kepemilikan perseorangan atau persekutuan, investasi perseroan terbatas menjadi lebih likuid daripada investasi yang sama di suatu kepemilikan perseorangan atau persekutuan, hal ini juga meningkatkan nilai suatu perseroan terbatas.

I. Kedudukan Perusahaan

Manajer

Keuangan

Dalam

Struktur

Organisasi

Di dalam perusahaan yang besar bidang keuangan dipimpin oleh seorang manajer keuangan (chief financial manager). Manajer keuangan atau sering disebut direksi keuangan melaporkan secara langsung kepada direktur keuangan atau presiden direktur. Sedangkan di dalam departemen keuangan dalam suatu perusahaan dibagi lagi ke dalam beberapa bagian/divisi yang dipunyai oleh seorang kepada divisi meliputi: 1) Divisi Anggaran Bertanggung jawab untuk mempersiapkan dan memperbaiki bugdet operasi (operating bugdet).
16

2) Divisi penganggaran modal (capital budgeting) Bertanggung jawab untuk mempersiapkan analisis pengeluaran modal. 3) Divisi perencanaan keuangan Bertanggung jawab untuk mengambil alternatif pemenuhan kebutuhan dana jangka panjang. 4) Divisi perencanaan keuangan jangka pendek Bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan dana jangka pendek, serta investasi jangka pendek pada surat berharga (marketable securities). 5) Divisi kredit Bertanggung jawab untuk menentukan kredit yang akan diberikan kepada langganan, disamping itu divisi ini juga bertanggung jawab dalam negoisasi dengan kreditor (lembaga keuangan Bank dan bukan Bank). 6) Divisi hubungaan masyarakat (human relation) Bertanggung umum. jawab terhadap pembentukan image/komunikasi antara perusahaan, pemegang saham, para investor dan masyarakat keuangan secara

17

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Tujuan manajemen hendaknya memaksimalkan nilai jangka panjang saham perusahaan, yang artinya nilai intrinsik seperti yang diukur oleh harga saham rata-rata selama ini. Untuk memaksimalkan nilai, perusahaan harus mengembangkan produk yang diinginkan pelanggan, memproduksi secara efisien, menjual dengan harga yang kompetitif, dan mengamati hukum yang berkaitan dengan perilaku perusahaan. Manajer yang baik memahami arti penting etika dan mereka mengakui bahwa memaksimalkan nilai jangka panjang adalah suatu hal yang konsisten dengan tanggung jawab sosial. Jika mereka berhasil dalam memaksimalkan nilai saham, mereka juga akan memberikan kontribusi pada kesejahteraan sosial dan kemakmuran rakyat.

B. Saran
Sebaiknya para manajer keuangan dapat mengatur hubungan agensinya, yaitu hubungan mengenai adanya pemishan antara kepemilikan dan pengelolaan yang dilakukan oleh manajer dengan efektif dan efisien. Pemisahan itu terjadi karena pemilik modal melakukan diversifikasi portofolio dengan mendelegasikan kewenangan dan pengambilan keputusan kepada manjer dalam mengelola sejumlah dananya.

18

Daftar Pustaka
Brigham, Eugene F., Joel F. Houston. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Harmono. 2009. Manajemen Keuangan: berbasis balanced scorecard. Jakarta: Bumi Aksara. Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan: pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Malang: Bayumedia Publishing. http://and1knowledge.blogspot.com/2011/09/ruang-lingkup-manajemen-keuangan.html http://pintasetiawan.wordpress.com/artikel/manajemen-keuangan/

19

Anda mungkin juga menyukai