Anda di halaman 1dari 11

TELEMETRI SUHU DAN KELEMBABAN DENGAN MENGGUNAKAN MODULASI FSK

Dian Kurniawan Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Kampus Terpadu Jl. Kaliurang KM.14,4 Sleman, Jogjakarta Telp.(0274) 895007, 895287 Faks, (0274) 895007 Ext. 131 E-mail : techno_uii@yahoo.com Abstrak Pengukuran suhu dan kelembaban kebanyakan dilakukan secara jarak jauh, hal ini dikarenakan kondisi alam dan medan yang tidak memunginkan manusia untuk melakukan pengukuran secara langsung. Untuk melakukan pengukuran jarak jauh dibutuhkan sebuah perangkat telekomunikasi yang handal dan hemat daya. Perangkat komunikasi berfungsi untuk menghasilkan peralatan yang dapat mengirimkan dan menerima informasi antara dua tempat atau lebih. Telemetri suhu dan kelembaban memberikan kemudahan dalam mengukur suhu dan kelembaban jarak jauh, dengan pemantauan dari tempat yang lebih aman. Pengiriman informasi pada telemetri ini dilakukan secara wireless, teknik pengiriman informasi merupakan salah satu faktor yang menentukan kehandalan sistem telemetri untuk pengiriman data secara wireless. Perancangan alat ini menggunakan dua buah sensor, yaitu sensor suhu LM35 dan sensor kelembaban H500M, perangkat pengolah data dan pengubah data analog keluaran sensor suhu dan kelembaban menjadi besaran listrik digital menggunakan mikrokontroler ATMega8. Pengiriman data menggunakan pemancar dan penerima FM sedangkan perangkat komputer digunakan untuk menampilkan informasi suhu dan kelembaban menggunakan GUI (Graphical User Interface) dengan pemrograman Borland Delphi 7.0. Dalam pengiriman data, pemancar dan penerima FM menggunakan frequency 90.1 Mhz dengan teknik modulasi awal dilakukan secara FSK kemudian dilanjutkan modulasi secara FM. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem telemetri suhu dan kelembaban ini mampu memonitoring suhu dan kelembaban sampai jarak maksimum tanpa halangan sejauh 250 meter. Suhu minimum yang mampu diukur sebesar 0C dan untuk suhu maksimumnya sebesar 46C, sedangkan untuk kemampuan maksimum yang dapat diukur sensor LM35 adalah dari -55C sampai dengan 150C. Nilai kelembaban udara yang mampu diukur sebesar 0 %RH sampai dengan 99 %RH. Kata kunci : Monitoring, telemetri suhu dan kelembaban, modulasi FSK I. Pendahuluan Telemetri suhu dan kelembaban memberikan kemudahan dalam mengukur suhu dan kelembaban jarak jauh, dengan pemantauan dari tempat yang lebih aman. Sebagai contoh, pemantauan suhu pada gunung berapi, pemantauan suhu pada proses peleburan baja, atau proses monitoring pada suatu tempat yang tidak memungkinkan manusia untuk melakukan pengukuran secara langsung pada jarak yang dekat. Pengiriman informasi pada telemetri dapat dilakukan secara wireline maupun wireless. Perangkat keras system telemtri ini menggunakan modulasi FSK-FM dengan spesifikasi komponen yang digunakan antara lain, Sensor suhu menggunakan LM35 dengan jangkauan pengukuran 0 sampai 46 C dan sensor kelembaban menggunakan H500M dengan jangkauan pengukuran 0 99%RH. Peralatan pemancar FM menggunakan daya pancar 400 mWatt, dengan frekuensi 90.1 MHz, dan dideteksi dengan radio telepon genggam. Untuk memudahkan penerima FM digunakan tuner modul. Sebagai pengolah data digunakan mikrokontroler ATMega8 dengan 8-bit

internal ADC. Modem FSK menggunakan IC XR2206 dan pada demodulatornya menggunkan IC XR2211 dengan baud rate 300 bps. Untuk Menampilkan informasi suhu dan kelembaban menggunakan PC dengan bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0. II. Dasar Teori Telemetri berasal dari kata Tele yang berarti jauh dan Metri yang berarti pengukuran, dengan demikian telemetri adalah suatu sistem komunikasi untuk transfer data pengukuran jarak jauh yang menggunakan media transmisi sebagai Carrier data tersebut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam telemetri adalah teknik modulasi dan saluran transmisi. Modulasi merupakan proses konversi sinyal informasi menjadi suatu gelombang sinus, atau penumpangan suatu sinyal (sinyal informasi) ke sinyal pembawa (carrier). Ada beberapa macam teknik modulasi yang biasa digunakan, tergantung pada parameter yang dimodulasi. Saluran transmisi adalah alat (device) yang dipakai untuk menghubungkan antara sumber data dan penerima data (penampil). Komponen yang dipakai adalah modem (modulator - demodulator) dan pemancar penerima radio (radio tranceiver), untuk media transmisi gelombang radio. 2.1 Sensor Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk mendeteksi ataupun mengukur ukuran dari sebuah obyek penelitian, yaitu dengan mengubah besaran fisis menjadi suatu sinyal listrik. Sensor umumnya dikategorikan menurut obyek yang diukur dan memiliki peranan penting, baik dalam sebuah proses monitoring maupun proses pengendalian modern. 2.1.1 Sensor Suhu LM35 IC LM35 adalah suatu piranti yang dapat memberikan tegangan keluaran (output) yang berubah-ubah secara linier seiring dengan perubahan suhu (temperatur) yang juga terjadi secara linier. Sensor suhu tipe LM35 dapat beroperasi dengan menggunakan tegangan sumber antara 4 sampai 30 Volt DC dan untuk menghindari self heating yang berlebih digunakan catu daya sebesar 5 Vdc. Keluaran sensor suhu LM35 merupakan faktor skala linier terhadap suhu sebenarnya sebesar 10 mV/C, dengan jangkauan maksimum yang dapat diukur antara -55 sampai 150 C. Keluaran maksimum LM35 adalah sebesar 1,5 Volt, dengan tingkat ketelitian 0.5 C pada suhu 25 C. Tingkat kesalahan pembacaan sensor pada pengukuran dengan suhu ruangan 25 C tidak lebih dari 2 C dan untuk menjaga keluaran sensor suhu LM35 selalu memiliki kenaikan tegangan sebesar 10 mV/C maka tingkat kenaikan tegangan yang diukur harus dikuatkan dengan menggunakan rangkaian amplifier sehingga tingkat kenaikan tegangan berada di atas toleransi ketelitian.

Gambar 1 Sensor suhu LM35 2.1.2 Modul Sensor Kelembaban H500M Untuk modul H500M merupakan jenis sensor kelembaban kapasitif. Sensor kelembaban kapasitif memiliki tanggapan output lebih linier dibandingkan dengan sensor kelembaban resistif,

selain itu sensor kelembaban kapasitif juga memiliki range pengukuran 0% - 100%RH. Sedangkan untuk sensor kelembaban resistif hanya mampu mengukur kelembaban dari 20% - 90%RH. Modul sensor kelembaban H500M menggunakan tegangan catu daya sebesar 5 Volt DC dengan keluaran tegangan. Modul H500M akan memiliki kapasitansi yang sangat besar saat nilai %RH maksimum. Dalam kondisi ini Vout sensor berkisar 3,68 Volt. Akan tetapi saat kadar air dalam udara minimum, Vout sensor akan turun secara drastis hingga mencapai 0,38 Volt.

Gambar 2 Karakteristik keluaran sensor H500M 2.2 Penguat Operasional Penguat operasional (op-amp) merupakan kumpulan puluhan transistor dan resistor dalam bentuk satu chip IC. Op-Amp merupakan komponen aktif linear yang merupakan penguat gandeng langsung (direct coupling), dengan penguatan terbuka (open gain) yang sangat besar dan dapat dipakai untuk menjumlahkan, mengalikan, membagi, mendiferensialkan, serta mengintegralkan tegangan listrik. IC Op-Amp sering dipakai untuk perhitungan-perhitungan analog, instrumentasi, maupun berbagai macam aplikasi kontrol. IC LM358 didesain secara sempurna dalam hal penggunaan dua buah Op-Amp secara bersamaan dalam satu chip, Gambar 3 adalah IC LM358.

Gambar 3 Simbol diagram dan gambar fisik Op-Amp 358 IC Op-Amp LM358 memiliki keunggulan dalam pemakaian daya yang lebih rendah, kemampuan penggunaan saluran input yang berkorelasi dengan saluran pentanahan, dapat dicatu menggunakan mode catu daya tunggal maupun catu daya ganda. No Pin 1 2 3 4 5 6 7 8 Tabel 1 Fungsional Pin LM358 Fungsi Keluaran A (Output A) Masukan menjungkir (Input inverting) Masukan Tak menjungkir (Input non-inverting) Dihubungkan dengan terminal negatif pencatu daya (V-) Masukan Tak menjungkir (Input non-inverting) Masukan menjungkir (Input inverting) Keluaran B (Output B) Dihubungkan dengan terminal positif pencatu daya (V+)

2.3 Mikrokontroler ATMega8 Mikrontroller merupakan sistem komputer yang paling sederhana yang dapat digunakan sebagai pengolah data. memiliki arsitektur RISC 8 bit, semua instruksi pada Mikrokontroller ATMega8 dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Hal ini dikarenanakan mikrokontroller ATMega8 memiliki teknologi AVR RISC (Reduce Instruction Set Computing), sedangkan seri MCS51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Mikrokontroler ATMega8 digunakan sebagai pengolah data dengan baud rate sebesar 300 bps. 2.3.1 Internal ADC Mikrokontroler ATMega8 Dalam perancangan ini digunakan ADC internal dari mikrokontroler ATMega8. Pengubah analog ke digital (Analog to Digital Converter) digunakan untuk mengkonversi besaran listrik analog menjadi besaran listrik digital Modul ADC internal Mikrontroler ATMega8 mempunyai 6 channel analog input dengan kemampuan konversi maksimal 10-bit. Masing-masing input mempunyai referensi (AREF) tegangan 2,56 Volt yang artinya dengan tegangan input sebesar 2,56 Volt maka akan dihasilkan data binary 0FFH, jika ADC yang digunakan ADC 8-bit, maka resolusi ADC adalah: Vref 2,56 = = 0,01 Volt untuk setiap kenaikan bitnya. 255 255 2.4 Modulasi FSK (Frekuency Shift Keying) Frequency shift keying (FSK) merupakan sistem modulasi digital yang relatif sederhana, dengan mengubah pulsa-pulsa biner menjaadi gelombang harmonis sinusoidal. Pada sebuah modulator FSK center dari frekuensi carier tergeser oleh masukan data biner, maka keluaran pada modulator FSK adalah sebuah fungsi step pada domain frekuensi.

Gambar 4 FSK (Frequency Shift Keying)

Sesuai perubahan sinyal masukan biner dari suatu logika 0 ke logika 1 dan sebaliknya, dalam metode FSK angka tersebut kemudian dipresentasikan ke dalam bentuk frekuensi, dan keluaran FSK bergeser diantara dua frekuensi tersebut, yaitu mark frequency atau logika 1 dan space frequency atau logika 0. Terdapat perubahan frekuensi output setiap adanya perubahan kondisi logic pada sinyal input. Sebagai konsekuensinya, laju perubahan output adalah sebanding dengan laju perubahan input, maka perubahan output pada FSK sebanding dengan perubahan yang terjadi pada sinyal inputnya. Dalam modulasi digital, laju perubahan input pada modulator disebut bit rate dan memiliki satuan bit per second. Sedangkan laju perubahan pada output modulator disebut baud rate. Sehingga pada modulasi FSK bit rate sama dengan baud rate. 2.5 Pemancar dan Penerima FM Pemancar merupakan suatu pesawat yang digunakan untuk menyiarkan atau memancarkan informasi atau multimedia kepada penerima untuk keperluan tertentu. Gelombang modulasi dapat

diperoleh dari penumpangan frekuensi informasi pada frekuensi carrier, pada FM amplitudo dari frekuensi informasi mengubah-ubah frekuensi carrier. Dalam sistem modulasi frekuensi, amplitudo dari sinyal pembawa dibuat konstan, sedangkan frekuensinya dinamis sebanding dengan sinyal yang memodulasinya. Pesawat radio penerima merupakan suatu pesawat yang dipergunakan menerima frekuensi radio yang dipancarkan pemancar, kemudian diubah menjadi frekuensi rendah yang dapat didengar dan dinikmati oleh telinga. III. Perancangan System 3.1 Perancangan Perangkat Keras Master Bagian master sistem telemetri terdiri atas sensor LM35 dan sensor H500M, sebelum diolah oleh ADC tegangan output sensor dikondisikan terlebih dahulu dengan menggunakan rangkaian pengkondisi sinyal, kemudian data digital keluaran mikrokontroler dimodulasi pengunci pergeseran frekuensi (FSK), dan dikirimkan dengan menggunakan pemancar FM. 3.1.1 Sensor Suhu LM35 perancangan hardware sistem telemetri menggunakan jangkauan pengukuran 0 sampai 45C dengan menggunakan konfigurasi rangkaian seperti pada Gambar 3.1. Setiap kenaikan suhu 1C akan menyebabkan kenaikan keluaran sensor LM35 sebesar 10 mV, maka tingkat kenaikan tegangan yang diukur dari keluaran sensor suhu LM35 harus dikuatkan dengan menggunakan rangkaian amplifier sehingga tingkat kenaikan tegangan berada di atas toleransi ketelitian.

Gambar 5 Konfigurasi rangkaian LM35 3.1.2 Modul Sensor H500M Untuk dapat bekerja sensor H500M membutuhkan tegangan 5 Volt DC sebagai catu daya. Sensor H500M memiliki tegangan output yang linier dengan kenaikan %RH. Mengacu pada data sheet yang ada didapat keluaran sensor H500M berupa tegangan DC, dengan tegangan 1,37 Volt untuk kelembaban sebesar 30%RH dan 2,03 Volt untuk kelembaban sebesar 50%RH. Tegangan keluaran dari sensor H500M tidak dapat secara langsung dibaca oleh ADC internal mikrokontroler ATMega8. Dibutuhkan sebuah rangkaian pengkondisi tegangan agar tegangan maksimum dari keluaran sensor sama dengan tegangan referensi ADC.

Gambar 6 Rangkaian Pengkondisi Tegangan ADC


Dari rangkaian pada Gambar 6 diperoleh persamaan untuk besarnya nilai VADC adalah sebagai berikut:

VADC = VH 500M [R2 /(R1 + R2 )] ..................................................................................................(1)


3.1.3 Perancangan Pengkondisi Isyarat Pada suatu sistem instrumentasi diperlukan pengkondisi isyarat, hal ini dimaksudkan agar sinyal elektrik keluaran dari peralatan transduser dapat diolah sedemikian rupa sehingga sesuai dengan format peralatan keluaran yang diinginkan.

Gambar 7 Rangkaian Pengkondisi Isyarat Dengan rangkaian diatas diperoleh besarnya penguatan adalah: Vout Af = ......................................................................................................................(2) Vin R Vo = 1+ A Vi RB
Vo 10 5 = 1 + 3 = 5.55 Vi 22

3.1.4 Perancangan Mikrokontroler ATMega8 Rangkaian minimum sistem mikrokontroler ATMega8 terdiri atas rangkaian osilator dan rangkaian power on reset. Rangkaian osilator digunakan untuk membangkitkan clock, rangkaian osilator pada mikrokontroler ATMega8 ditunjukkan pada Gambar 3.6. Rangkaian osilator menggunakan kristal dengan frekuensi 8 MHz dan dua buah kapasitor 20 pF. Sedangkan rangkaian power on reset berfungsi untuk menjaga agar pin RST mikrokontroler selalu berlogika tinggi saat mikrokontroler mengeksekusi program.
VCC VCC R1 10k C1 0.1u VCC J1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 CON10A/ISP RESET SCK MISO MOSI C2 20p Y1 8M C3 20p U1 ATMEGA8 RESET 1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 PC6 PD0 PD1 PD2 PD3 PD4 7 20 21 VCC AVCC AREF (RESET) (RXD) (TXD) (INT0) (INT1) (T0) PC5(ADC5) PC4(ADC4) PC3(ADC4) PC2(ADC2) PC1(ADC1) PC0(ADC0) 28 27 26 25 24 23

AGND

Gambar 8 Skema Single Chip Mikrokontroler ATMega8 3.1.4.1 Internal ADC Mikrokontroler ATMega8 Rangkaian pengkonversi analog ke digital (Analog to Digital Converter) digunakan untuk menterjemahkan besaran analog yang terbaca oleh pengkondisi isyarat menjadi sinyal digital sehingga dapat diproses oleh mikrokontroler. Konversi tegangan analog ke digital dari ADC menggunakan metode successive approximation dengan resolusi 10-bit dengan waktu konversi 65 - 260us. ADC mikrokontroler ATMega8 merupakan komponen akuisisi data dengan 10-bit A/D konverter, memiliki

22

GND

PB6 (OSC1) PB7 (OSC2) PD5 (T1) PD6 (AIN0) PD7 (AIN1) PB0 (ICP1)

PB5 (SCK) PB4 (MISO) PB3 (MOSI/OC2) PB2 (SS) PB1(OC1A)

19 18 17 16 15

SCK MISO MOSI

6 buah masukan yang dimultiplek. 6 buah kanal atau masukan ADC berada pada port C.0 sampai dengan port C.5 sehingga memungkinkan untuk memproses 6 buah sinyal atau masukan analog secara langsung. Dari 6 buah kanal yang tersedia, pada perancangan ini hanya digunakan sebanyak 2 kanal saja, yaitu ADC.1 dan ADC.2 pada port C.1 dan port C.2. 3.1.5 Perancangan Modulator FSK Untuk mengirimkan bit-bit digital maka diperlukan suatu sistem modulasi digital yang dapat mengkonversi bit-bit tersebut ke dalam bentuk sinyal analog. Modulasi digital yang dipakai ialah system FSK dengan menggunakan rangkaian terintegrasi tipe XR2206. IC XR2206 melakukan proses pengiriman data secara asinkronus dengan boud rate sebesar 1200bps. Nilai frekuensi untuk space dan mark dapat dilakukan dengan mengubah-ubah nilai R1 dan R2 pada pin TR1 dan TR2.

Gambar 9 Rangkaian Modulator FSK 3.1.6 Perancangan Pemancar FM

Pemancar radio FM dalam rangkaian ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu osilator, buffer (penyangga), dan penguat daya. Untuk membangkitkan frekuensi osilasi dibutuhkan sebuah rangkaian osilator. Rangkaian osilator menggunakan transistor BC547C. Frekuensi osilasi yang umum digunakan berkisar antara 88,7 MHz hingga 108 MHz dan jenis osilator yang digunakan adalah osilator colpitts. Sedangkan untuk rangkaian penyangga (buffer) menggunakan transistor BFR91A.

Gambar 10 Rangkaian pemancar FM (Pira, 2002)

Rangkaian penyangga berfungsi untuk menstabilkan frekuensi dan amplitudo osilator akibat dari pembebanan tingkat selanjutnya (Dwi, 2001). Dengan daya keluaran sebesar 400 mW rangkaian pemancar pada Gambar 10 tergolong sederhana dan tidak perlu daya yang besar untuk menjalankannya. 3.2 Perancangan Perangkat Keras Slave Bagian slave sistem Telemetri terdiri dari Penerima FM (FM reciever), Demodulator FSK, RS232, dan unit penampil (Human Interface). 3.2.1 Perancangan Penerima FM Rangkaian penerima radio FM terdiri dari dua bagian penting, yaitu tuner FM dan penguat IF (intermediate frequency). Tuner FM merupakan sebuah komponen yang terintegrasi, yang terdiri dari beberapa bagian. Pada perancangan alat, untuk penerima FM menggunakan tuner dan sebuah IC

LA1260 sebagai IC demodulator FM. Tuner yang digunakan adalah tuner modul, yang menghasilkan sinyal IF dan kemudian diolah oleh IC LA1260.

Gambar 11 Rangkaian Penerima FM 3.2.2 Perancangan Demodulator FSK Pada bagian slave setelah sinyal diterima oleh penerima FM, diperlukan sebuah sistem yang dapat mengubah kembali frekuensi tertentu menjadi suatu data biner. Dalam hal ini digunakan demodulator FSK yang mengubah frekuensi 2100 menjadi data biner 0 dan frekuensi 1300 menjadi data biner 1. Pengubahan data tersebut dilakukan agar data yang diterima pada bagian penerima dapat dijadikan masukan untuk komputer.

Gambar 12 Rangkaian demodulator FM 3.2.3 Perancangan Perangkat Lunak Perancangan perangkat lunak digunakan sebagai cara pengimplementasian proses monitoring yang telah dirancang. Program mikrokontroler ATMega8 dirancang menggunakan CodeVisionAVR C Compiler.

Gambar 13 Diagram alir proses ADC

unsigned char read_adc(unsigned char adc_input,unsigned int ulang) { unsigned int i; unsigned long adcdt; adcdt=0; ADMUX=adc_input|ADC_VREF_TYPE; // Start the AD conversion for(i=0;i<ulang;i++) { ADCSRA|=0x40; // Wait for the AD conversion to complete while ((ADCSRA & 0x10)==0); ADCSRA|=0x10; adcdt=adcdt+ADCH; } adcdt=adcdt/ulang; return (char)adcdt; } IV. Pengujian Alat 4.1 Pengujian Rangkaian Sensor Suhu Sensor suhu yang digunakan adalah LM35, sensor tersebut dikonfigurasikan untuk dapat mengukur suhu antara 0 sampai 45C dengan jangkauan maksimum suhu yang dapat dideteksi sensor antar -55 sampai +150C. Sensor LM35 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 10 mV mewakili kenaikan suhu sebesar 1C. Hasil pengukuran tegangan LM35 dan pengukuran suhu dengan termometer terlihaat pada tabel 2. Tabel 2 Hasil Pengujian LM35 Suhu Vsensor Suhu Pada Program Termometer mV Penampil 10 0.100 10 11 0.112 11.2 12 0.121 12.1 13 0.130 13 14 0.148 14.9 15 0.159 15.9 16 0.161 16.1 17 0.177 17.8 18 0.188 18.8 19 0.196 19.6 20 0.210 21.0 21 0.217 21.7 22 0.228 22.8 23 0.234 23.4 4.2 Pengujian Rangkaian Modul H500M Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk membandingkan antara pengukuran dengan perhitungan sehingga diketahui kinerja dari Sensor kelembaban H500M. Besar kecilnya nilai tegangan keluaran sensor didapat dari pembacaan data grafik yang tersedia pada datasheet modul sensor H500M. Berdasarkan grafik datasheet Modul sensor H500M, laju perubahan tegangan terhadap perubahan kelembaban (%RH) adalah mendekati linier.

Tabel 3 Nilai vout sensor dari %RH datasheet Nilai %RH 10 20 30 40 49 50 60 70 80 90 100 Vout Sensor 0.57 0.98 1.37 1.73 2.04 2.07 2.39 2.69 2.97 3.22 3.46

4.3 Pengujian Rangkaian Pengkondisi Isyarat Dengan mengubah tegangan input op-amp, maka didapatkan tegangan output sensor (Volt). Data pengukuran output sensor suhu dan Op-Amp (Volt) ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil pengukuran pada rangkaian Op-Amp dan sensor suhu Gain Vsensor Vpenguat mV V Vpenguat/Vsensor Hitung 0.100 0.55 5.500 5.5 0.112 0.62 5.536 5.5 0.121 0.67 5.537 5.5 0.130 0.72 5.538 5.5 0.148 0.82 5.541 5.5 0.159 0.88 5.535 5.5 0.161 0.89 5.528 5.5 0.177 0.98 5.537 5.5 0.188 1.04 5.532 5.5 0.196 1.08 5.510 5.5 4.4 Pengujian Perangkat Lunak Pengujian rangkaian secara keseluruhan adalah untuk mengetahui data yang terkirim dengan masukan data hasil pengukuran dari rangkaian pendeteksi suhu dan kelembaban. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan semua blok dan mengaktifkannya selama 24 jam. Jika pada port serial komputer terdapat data yang masuk, maka program akan berjalan secara otomatis.

Gambar 14 Titik suhu terendah dan persen kelembabannya pengujian selama 24 jam V. Kesimpulan 5.1 Kesimpulan Dari proses perancangan, implementasi, analisis kinerja sistem elektronis dan pengujian sistem dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Secara keseluruhan sistem telemetri suhu dan kelembaban dapat memonitoring suhu dan kelembaban dengan baik. Sensor suhu LM35 memiliki nilai kesalahan pembacaan maksimum sebesar 1C. Pengubahan data paralel menjadi data serial UART dilakukan oleh mikrokontroler dengan baudrate sebesar 300bps, tanpa bit paritas, 1 bit start, 8 bit data dan 1 bit stop . Pada modulasi digital FSK menggunakan frekuensi space sebesar 2,065 KHz dan frekuensi mark sebesar 1,256 KHz. Jangkauan maksimum untuk Pemancar FM hanya mencapai 250 meter. Dari pengukuran dengan SWR meter diperoleh nilai SWR1:1.2 pada frekuensi 90.1MHz.

DAFTAR PUSTAKA 1. Dodik, F., 2001, Sistem Monitoring KWH meter secara Digital, Skripsi, Teknik Elektro FTI UII, Yogyakarta. 2. Sukiswo, 2005, Perancangan Telemetri suhu dengan modulasi digital FSK- FM, Skripsi, Teknik Elektro, FTI, UNDIP, Semarang 3. Pira, 2002, Easy FM Transmitter 0,4 W (On-line) Available at http://www.pira.cz/entx1.htm 4. Patrick, 2003, The Open Half-Wave Dipole Antenna (On-line) Available at http://braincambre500.freeservers.com/open end half wave dipole 5. ___________, A Home-made 1:1 Balun for The Open Half-Wave Dipole Antenna (On-line) Available at http://braincambre500.freeservers.com/Dipole Calculation.htm

Anda mungkin juga menyukai