Anda di halaman 1dari 42

Dleh:

JatmIka NurhadI
180120110016

$alah satu bagIan darI gramatIka, yaknI kelas kata, memegang


peranan pentIng dalam tataran struktural bahasa. TulIsan InI
akan mendeskrIpsIkan salah satu kelas kata, yaknI verba
dalam bahasa ndonesIa yang dIkontraskan dengan bahasa
$unda. 7erba yang akan dIanalIsIs dI dalam penelItIan InI
adalah verba aktIf.

AnaIIsIs kontrastIf verba yang pernah dIIakukan, dI


antaranya:
nalIsIs KontrastIf 7erba TransItIf 8ahasa PerancIs dengan
8ahasa ndonesIa" ($embIrIng, 2005);
fIksasI 8ahasa Jawa dan 8ahasa $unda: $uatu nalIsIs
KontrastIf" (|uwafIqI, 2005);
nalIsIs KontrastIf 8entuk 0asar djektIva, NomIna, dan
7erba 8ahasa Jawa (Ngoko) dengan 8ahasa ndonesIa (Proses
fIksasI)" ($ukamto, 2007), dan
nalIsIs KontrastIf 7erba Kru dalam 8ahasa Jepang dengan
7erba |emotong dalam 8ahasa ndonesIa" (ahra, 2010).

KrIdalaksana (1994) mengungkapkan bahwa verba


merupakan subkategorIsasI kata yang memIlIkI cIrI dapat
bergabung dengan partIkel 9dck, tetapI tIdak dapat
bergabung dengan partIkel d, ke, dcr, scnyc9, lebh atau
cyck.
$elaIn Itu, verba dapat dIcIrIkan oleh perluasan kata dengan
rumus ' denycn d]. |Isalnya, berlcr denycn cepc9.
Kata berlcr merupakan verba.
7erba dIlIhat darI hubungannya dengan nomIna, verba dapat
dIbedakan menjadI: verba aktIf, verba pasIf, verba antIaktIf
(ergatIf), dan verba antIaktIf.

$ebuah verba dapat mengalamI proses morfologIs, salah


satunya adalah proses afIksasI (pengImbuhan). fIksasI
adalah proses morfologIs yang mengubah sebuah leksem
menjadI kata setelah mendapat afIks, baIk dalam bahasa
ndonesIa maupun bahasa $unda cukup banyak jumlahnya.
|Isalnya, kata 2e2bccc berasal darI leksem bccc yang
mengalamI proses morfologIs afIksasI dengan memperoleh
afIks meN (rIfIn dan JunaIyah, 2009:10).

ParadIgma lInguIstIk menyangkut bIdang kajIan InI yang


berupa kelas kata verba. hwal kelas kata yang menyangkut
klasIfIkasI dan IdentIfIkasInya dIgunakan pandangan
0jajasudarma (199J), $amsurI (1988), KrIdalaksana (1994),
lwI e9 cl. (200J), dan rIfIn e9 cl. (2009). KemudIan telaah
verba aktIf bahasa $unda dIgunakan pandangan $udaryat
(1996) dan $udaryat e9 cl. (2007). 0I sampIng Itu, dIgunakan
pandangan TarIgan (2009) untuk telaah kontrastIf bahasanya.

PenelItIan InI tergolong ke dalam penelItIan kualItatIf.


PenelItIan kualItatIf menggunakan desaIn penelItIan studI
kasus yang dIfokuskan pada satu fenomena saja yang dIpIlIh
dan IngIn dIpahamI secara mendalam, dengan mengabaIkan
fenomenafenomena laInnya ($ukmadInata, 2005:99).
|etodologI kualItatIf merupakan prosedur yang
menghasIlkan data deskrIptIf berupa data tertulIs atau data
lIsan dI masyarakat bahasa (0jajasudarma, 199J:10).

TeknIk analIsIs unsur langsung dIgunakan penelItI untuk


menentukan proses prefIksasI verba aktIf. |Isalnya, dalam kalImat
berIkut terdapat proses perubahan verba bccc dalam bahasa
ndonesIa dan bahasa $unda.
0Ia sedang 2e2bccc buku.
$ pel P ck9] D scs
|anehna keur 2ccc buku.
$ pel P ck9] D scs
KalImat (01) menunjukan perubahan bentuk InfleksIonal verba
bccc mengalamI proses afIksasI sebagaI berIkut: 2eN + baca (v)
membaca. KalImat (02) menunjukkan bahwa verba bccc
mengalamI perubahan sebagaI berIkut: Nbaca (v) 2aca.

TeknIk matrIks atau kIsIkIsI dIgunakan penelItI untuk


memperlIhatkan afIksasI verba aktIf dalam bahasa ndonesIa
dan bahasa $unda.

|akalah InI bertujuan untuk mendeskrIpsIkan hal yang


berkaItan dengan telaah kontrastIf prefIksasI verba aktIf
bahasa ndonesIa dengan bahasa $unda. 8erkaItan dengan
hal Itu, penelItIan InI merumuskan tIga hal pokok, yaknI:
(a) prefIksasI verba aktIf dalam bahasa ndonesIa (8) dan
(b) prefIksasI verba aktIf dalam bahasa $unda (8$).

0alam bahasa ndonesIa terdapat dua prefIks pembentuk


kata kerja. Kedua prefIks InI sangat produktIf dalam
pembentukan verba bahasa ndonesIa. PrefIks tersebut
adalah 2eN dan ber. Proses pembentukannya acapkalI
mengalamI proses morfofonemIk yang serIng
membIngungkan penggunaanya, terutama proses nasalIsasI
verba.

Proses morfofonemIk merupakan proses berubahnya suatu fonem


menjadI fonem laIn sesuaI dengan fonem awal kata yang bersangkutan.
JIka prefIks meN bertemu dengan bentuk dasar yang dImulaI dengan
fonem /a/, /I/, /u/, /e/, /o/, /g/, /k/, /kr/, /kh/, /h/, dan /x/
bentuk meN akan menjadI 2eny. Prosesnya sebagaI berIkut.
meN + (a)tur ; 2enyc9ur
meN + (I)rIs ; 2enyrs
meN + (e)ndap ; 2enyendcp
meN + (o)lok ; 2enyolok
meN + (g)anggu ; 2enyycnyyu
meN + (k)arang ; 2enycrcny (terjadI peluluhan)
bedakan dengan:
meN + (kr)ItIk ; tIdak 2enyr9k, tetapI 2enykr9k
meN + (kh)usus ; kan tIdak 2enyususkcn, tetapI 2enykhususkcn
meN + (h)Itung ; 2enyh9uny
meN + (x)enofIlI n +kan 2enyxeno]lkcn

JIka prefIks meN bertemu dengan bentuk dasar yang dImulaI


dengan fonem /l/, /m/, /n/, //, /n/, /r/, /y/, atau /w/,
bentuk meN akan menjadI 2e Prosesnya sebagaI berIkut.
meN + (l)acak ; 2elccck
meN + (m)asak ; 2e2csck
meN + (n)aIk ; 2enck
meN + ()eog ; 2enyeony
meN + (n)anyI ; 2enycny
meN + (r)obek ; 2erobek
meN + (y)akIn ; + I 2eyckn
meN + (w)abah ; + I 2ewcbch

JIka prefIks meN bertemu dengan bentuk dasar yang dImulaI


dengan fonem /c/, /d/, /j/ /;/, // atau /t/, bentuk meN akan
menjadI 2en. Prosesnya sebagaI berIkut.
meN + (d)ukung ; 2endukuny
meN + ()alIm ; I 2enzcl2
meN + (t)arIk ; 2encrk (terjadI peluluhan)
JIka prefIks meN bertemu dengan bentuk dasar yang dImulaI
dengan fonem /b/, /p/, /v/ atau /f/, bentuk meN akan menjadI
2e2. Prosesnya sebagaI berIkut.
meN + (b)oyong ; 2e2boyony
meN + (p)ukul ; 2e2ukul (terjadI peluluhan)
meN + (v)Ideo ; kan 2e2;deokcn
meN + (f)Itnah ; 2e2]9nch

JIka prefIks meN bertemu dengan bentuk dasar yang dImulaI


dengan fonem /c/, /d/, /j/ /;/, // atau /t/, bentuk meN
akan menjadI 2en. Prosesnya sebagaI berIkut.
meN + (d)ukung ; 2endukuny
meN + ()alIm ; I 2enzcl2
meN + (t)arIk ; 2encrk (terjadI peluluhan)

JIka prefIks meN bertemu dengan bentuk dasar yang dImulaI


dengan fonem /b/, /p/, /v/ atau /f/, bentuk meN akan
menjadI 2e2. Prosesnya sebagaI berIkut.
meN + (b)oyong ; 2e2boyony
meN + (p)ukul ; 2e2ukul (terjadI peluluhan)
meN + (v)Ideo ; kan 2e2;deokcn
meN + (f)Itnah ; 2e2]9nch
Kata dasar yang bermula dengan fonem /f/ berasal darI
bahasa asIng. Perlu dIperhatIkan bahwa fonem /p/ datI patuhI
dan pakaI. kan tetapI, peluluhan Itu tIdak terjadI jIka fonem
/p/ merupakan bentuk yang mengawalI prefIks per atau
dasarnya berawal per dan pe tertentu.
|Isalnya: 2e2pelc]cr, 2e2perbnccnykcn

JIka prefIks meN bertemu dengan bentuk dasar yang dImulaI


dengan fonem /s/ bentuk meN akan menjadI 2eny. Prosesnya
sebagaI berIkut.
meN + (s)apu ; 2enycpu (terjadI peluluhan)
meN + (;)ukur ; + I 2ensyukur
meN + (j)ahIt ; 2eny]ch9
meN + (c)ucI ; 2enycuc
Tampaknya untuk menghIndarI kesulItan dalam menulIs dan
membacanya, fonem /meny/ sepertI yang terdapat pada katakata
2enysyukur, 2enycuc, 2eny]ch9 dIlambangkan dengan huruf
2en. 0engan demIkIan, secara morfologIs katakata Itu
sesungguhnya berasal darI meN + [syukurI, cucI, jahIt]
2enysyukur, 2enycuc, 2eny]ch9. kan tetapI, darI segI tulIsan
(ortografIs), katakata tersebut dItulIsakan menjadI 2ensyukur,
2encuc, dcn 2en]ch9 sehIngga dapat dengan mudah dItulIskan dan
mudah juga dIbaca.

JIka prefIks meN bertemu dengan bentuk dasar yang dImulaI


dengan fonem /s/ bentuk meN akan menjadI 2eny. Prosesnya
sebagaI berIkut.
meN + (s)apu ; 2enycpu (terjadI peluluhan)
meN + (;)ukur ; + I 2ensyukur
meN + (j)ahIt ; 2eny]ch9
meN + (c)ucI ; 2enycuc
Tampaknya untuk menghIndarI kesulItan dalam menulIs dan
membacanya, fonem /meny/ sepertI yang terdapat pada katakata
2enysyukur, 2enycuc, 2eny]ch9 dIlambangkan dengan huruf
2en. 0engan demIkIan, secara morfologIs katakata Itu
sesungguhnya berasal darI meN + [syukurI, cucI, jahIt]
2enysyukur, 2enycuc, 2eny]ch9. kan tetapI, darI segI tulIsan
(ortografIs), katakata tersebut dItulIsakan menjadI 2ensyukur,
2encuc, dcn 2en]ch9 sehIngga dapat dengan mudah dItulIskan dan
mudah juga dIbaca.

JIka prefIks meN bertemu dengan bentuk dasar yang bersuku


satu bentuk meN akan menjadI 2enye. Prosesnya sebagaI
berIkut.
meN + tIk ; 2enye9k
meN + pel ; 2enyepel
JIka verba yang berdasar tunggal dIreduplIkasI, dasarnya
dIulangI dengan mempertahankan peluluhan konsonan
pertamanya. 0asar yang bersuku satu mempertahankan unsur
morfofonemIk dI depan dasar yang dIreduplIkasI. $ufIks (jIka
ada) tIdak Ikut, mIsalnya 2enulsnuls, 2encrncr,
2enyelcpnyelcp, 2enye9knye9k.

2eng- 2e2- 2en- 2eny- 2e- 2enge-


lal 7
lbl 7
lcl 7
ldl 7
lel 7
lfl 7
lgl 7
lhl 7
lIl 7
ljl 7
lkl 7
lkhl 7
lkrl 7
lIl 7
l2l 7
2eng- 2e2- 2en- 2eny- 2e- 2enge-
ll 7
ll 7
lol 7
lpl 7
lql 7
lrl 7
lsl 7
ll 7
ltl 7
lul 7
lvl 7
lwl 7
lxl 7
lyl 7
lzl 7
ekasuku 7
per- 7 7

0arI tabel dI atas, terlIhat bahwa bentuk 2eny palIng


produktIf. nI dIsInyalIr bahwa 2eN sebetulnya adalah
perubahanperubahan morfofonemIk darI prefIks 2eny.
0engan demIkIan, bIsa kIta sebut prefIks 2eny sebagaI morf
darI alomorf 2e, 2en, 2eny, 2enye, 2e2, dcn 2eny
Itu sendIrI.

$etelah mendeskrIpsIkan proses morfofonemIk verba aktIf


berprefIks 2eN selanjutnya proses morfofonemIk pada
prefIksasI verba ber dIdeskrIpsIkan sebagaI berIkut.
PrefIks ber berubah menjadI be jIka dItambahkan pada
dasar yang dImulaI dengan fonem /r/. 0alam proses afIksasI
ber terjadI penghIlangan fonem /r/ pada prefIks ber.
0engan demIkIan, hanya ada satu r saja, sebagaI contoh:
bercnsel, berencny dcn berendc2.

PrefIks ber berubah menjadI be jIka dItambahkan pada dasar


yang suku pertamanya berakhIr dengan /er/. Prosesnya
sebagaI berIkut.
ber ker]c ; beker]c
ber ser9c ; beser9c
ber cer2n ; becer2n
8andIngkan dengan:
ber kurbcn ; berkurbcn
ber kcryc ; berkcryc
8er pada dua contoh dI atas tIdak berubah karena suku
pertama kedua tata InI tIdak berakhIr dengan er, tetapI ar dan
ur.

PrefIks ber akan berubah menjadI bel jIka dItambahkan pada


dasar tertentu. Prosesnya sebagaI berIkut.
ber + c]cr ; belc]cr
ber + unjur ; belun]ur
PrefIks ber tIdak berubah bentuknya apabIla dIgabungkan
dengan dasar dI luar kaIdah 1J dI atas. Prosesnya sebagaI
berIkut.
ber + bccrc ; berbccrc
ber + 2cn ; ber2cn

PrefIks ber akan berubah menjadI bel jIka dItambahkan pada


dasar tertentu. Prosesnya sebagaI berIkut.
ber + c]cr ; belc]cr
ber + unjur ; belun]ur
PrefIks ber tIdak berubah bentuknya apabIla dIgabungkan
dengan dasar dI luar kaIdah 1J dI atas. Prosesnya sebagaI
berIkut.
ber + bccrc ; berbccrc
ber + 2cn ; ber2cn

0alam bahasa $unda prefIks pembentuk verba aktIf adalah


bc, bcrcny, d, dan N(ncscl). JIka dIlIhat darI jumlah
prefIks pembentuk verba aktIfnya, 8$ lebIh produktIf
dIbandIngkan dengan 8 yang hanya memIlIkI dua prefIks
pembentuk verba aktIf. 0eskrIpsI mengenaI prefIksasI verba
aktIf 8$ sebagaI berIkut.

PrefIks bc dalam 8$ berfungsI membentuk verba (fungsI


verbal) yang memIlIkI 'perbuatan IntransItIf'. Prosesnya
dItunjukkan dengan data berIkut InI.
bc dcrc9 bcdcrc9
bc re2puy bcre2puy
bc + layar bclcycr
8eberapa verba berprefIks bc sepertI bclcycr dalam bahasa
ndonesIa dItunjukkan dengan prefIks ber sepertI berlcycr.

PrefIks bcrcny dalam 8$ berfungsI untuk membentuk verba


yang memIlIkI artI 'perbuatan yang tIdak tentu tujuan atau
objeknya'. Prosesnya sepertI dIdeskrIpsIkan dengan data
berIkut InI.
bcrcny beul bcrcnybeul
bcrcny + 9cnyc bcrcny9cnyc
bcrcny + n]eu2 bcrcnyn]eu2
bcrcny + scr bcrcnyscr, bclcnyscr

PrefIks d berfungsI untuk membentuk verba yang memIlIkI


artI 'perbuatan aktIf'. Prosesnya sebagaI berIkut.
d + bc]u dbc]u
d + ycwe dycwe
d + c]cr dc]cr
Nampaknya proses prefIksasI dI pada kata dycwe dan dc]cr
Itu selaras dengan prefIksasI ber be pcdc kc9c beker]c dcn
belc]cr.

PrefIks N(ncscl) memIlIkI proses pembentukan verba aktIf


yang palIng rumIt. $ama halnya dengan prefIks 2eN dalam
bahasa ndonesIa, prefIks N InI mengalamI proses
morfofonemIs ketIka bertemu dengan fonemfonem tertentu.
Proses morfofonemIs tersebut dIdeskrIpsIkan melaluI data
berIkut InI.
JIka prefIks N bertemu dengan bentuk dasar yang dImulaI
dengan fonem /b/, /p/, dan /f/ bentuk N akan menjadI
/m/. Prosesnya sebagaI berIkut.
N (b)ccc 2ccc
N (p)ccul 2ccul
N (])9nch 29nch

PrefIks N(ncscl) memIlIkI proses pembentukan verba aktIf


yang palIng rumIt. $ama halnya dengan prefIks 2eN dalam
bahasa ndonesIa, prefIks N InI mengalamI proses
morfofonemIs ketIka bertemu dengan fonemfonem tertentu.
Proses morfofonemIs tersebut dIdeskrIpsIkan melaluI data
berIkut InI.
JIka prefIks N bertemu dengan bentuk dasar yang dImulaI
dengan fonem /b/, /p/, dan /f/ bentuk N akan menjadI
/m/. Prosesnya sebagaI berIkut.
N (b)ccc 2ccc
N (p)ccul 2ccul
N (])9nch 29nch

JIka prefIks N bertemu dengan bentuk dasar yang dImulaI dengan


fonem /t/ bentuk N akan menjadI /n/. Prosesnya sebagaI berIkut.
N (9)uls nuls
N (9)on]ok non]ok
JIka prefIks N bertemu dengan bentuk dasar yang dImulaI dengan
fonem /c/ dan /s/ bentuk N akan menjadI /ny/. Prosesnya sebagaI
berIkut.
N (c)cbck nycbck
N (s)cpu nycpu
JIka prefIks N bertemu dengan bentuk dasar yang dImulaI dengan
fonem /a/, /I/, /u/, /e/, //, // /o/ dan /k/ bentuk N akan
menjadI /ng/. Prosesnya sebagaI berIkut.
N (c)lc nyclc
N ()bny nybny
N (u)rus nyurus

JIka prefIks N bertemu dengan bentuk dasar yang dImulaI


dengan fonem /t/ bentuk N akan menjadI /n/. Prosesnya
sebagaI berIkut.
N (9)uls nuls
N (9)on]ok non]ok
JIka prefIks N bertemu dengan bentuk dasar yang dImulaI
dengan fonem /c/ dan /s/ bentuk N akan menjadI /ny/.
Prosesnya sebagaI berIkut.
N (c)cbck nycbck
N (s)cpu nycpu

JIka prefIks N bertemu dengan bentuk dasar yang dImulaI


dengan fonem /a/, /I/, /u/, /e/, //, // /o/ dan /k/
bentuk N akan menjadI /ng/. Prosesnya sebagaI berIkut.
N (c)lc nyclc
N ()bny nybny
N (u)rus nyurus
N (e)ndeuk R nyeundeuknyeundeuk
N ()nyklck nynyklck
N ()2plcd nye2plcd
N (k)crcny nycrcny

JIka prefIks N bertemu dengan bentuk dasar yang dImulaI dengan


fonem /b/, /d/, /g/, /h/, /j/, /l/ /m/, /n/, /n/, /r/, /v/, /w/, dan
/y/ bentuk N akan menjadI /nga/. Prosesnya sebagaI berIkut.
N (b)edch nycbedch
N (d)orony nycdorony
N (y)olr nycyolr
N (h)u9 nychu9
N (])]cwcb nyc]cwcb
N (l)lcny nyclcny
N (2)cnch nyc2cnch
N (n)uhun keun nycnuhunkeun
N (n)er R nycnyenyer
N (r)rondc nycrondc
N (;)do + keun nyc;dokeun
N (w)cycny nycwcycny
N (y)uyc nycyuyc

JIka prefIks N bertemu dengan ekasuku bentuk N akan


menjadI /nge/. Prosesnya sebagaI berIkut.
N (9)k nye9k
N (c)e9 nyec9
N (p)el nyepel
N (l)cs nyelcs
N (b)o2 nyebo2

l2l lnl lnyl lngl lngal lngel


lal 7
lbl 7 7
lcl 7
ldl 7
lel 7
lfl 7
lgl 7
lhl 7
lIl 7
ljl 7
lkl 7
lIl 7
l2l 7
lnl 7
ll 7
lol 7
lpl 7
lrl 7
lsl 7
ltl 7
lul 7
lvl 7
lwl 7
lyl 7
Ekasuku 7

0arI tabel dI atas, terlIhat bahwa bentuk nyc palIng


produktIf. nI mengIndIkasIkan bahwa N sebetulnya adalah
perubahanperubahan morfofonemIk darI prefIks nyc.
0engan demIkIan, bIsa kIta sebut prefIks nyc sebagaI morf
darI alomorf 2, n, ny, ny, nye, dcn nyc Itu sendIrI.

0alam 8 dan 8$ terdapat afIksasI. Proses afIksasI tersebut salah


satunya adalah prefIksasI (pembubuhan awalan). PrefIksasI verba
dalam 8 dItandaI dengan prefIks 2eN dan ber, keduanya
mengalamI proses morfofonemIk. 0alam 8$ terdapat lebIh banyak
prefIksasI verba, yaknI: bc, bcrcny, d, dan N(ncscl). Pada
prefIksasI bcrcny dcn N(ncscl) terdapat proses morfofonemIk.
0alam 8 prefIks 2eN dIsInyalIr berasal darI prefIks 2eny. Hal Itu
dIdasarkan pada produktIvItas bentukan kata turunan darI prefIks
2eny lebIh banyak dIbandIng yang laInnya. PrefIks 2eny
dIanggap sebagaI morf darI alomorf 2e, 2en, 2e2, 2eny,
2enye, dan 2eny Itu sendIrI.
0alam 8$ prefIks N dIsInyalIr berasal darI prefIks nyc. Hal Itu
dIdasarkan pada produktIvItas bentukan kata turunan darI prefIks
N lebIh banyak dIbandIng yang laInnya. PrefIks nyc dIanggap
sebagaI morf darI alomorf n, ny, ny, nye, 2, dan nyc Itu
sendIrI.

KemIrIpan proses nasalIsasI:


2en n
2eny ny
2enye nye
2e2 2
2eny ny
Perubahan laIn:
(1) berlayar - balayar
(2) berlarI - lumpat
(J) badarat - tIdak terdapat berdarat dalam 8
ber serupc denycn bc, nc2un 9dck se2uc ber berubch 2en]cd
bc. Tdck se2uc bc berubch ]cd ber c9cu 9dck cdc
pcdcncnnyc.

Konsep prefIks barang tIdak terkognIsI melaluI prefIks dalam


8. Namun, menjadI reduplIkasI.
(1) Lamun barangbeulI teh ulah nu teu perlu.
(2) Kalau belIbelI jangan yang tIdak perlu.
Konsep prefIks d dalam bahasa ndonesIa hanya dIkenal
sebagaI pembentu kata kerja pasIf. Namun, dalam bahasa
$unda prefIks d dIgunakan selaIn dalam bentuk pasIf
dIgunakan pula dalam bentuk aktIf. Contoh:
(1) 0Ia sedang menggunakan baju.
(2) 0Ia sedang dIbajuI oleh Ibunya.
(J) |anehna keur dIbaju.
(4) |anehna keur dIbajuan ku Indungna.

lwI, Hasan e9 cl. 200J. Tc9c 8chcsc 8cku 8chcsc lndonesc. Jakarta: 8alaI Pustaka.
rIfIn, E. Zaenal dan JunaIyah. 2009. or]oloy: 8en9uk, cknc, dcn Funys. Jakarta:
CrasIndo.
0jajasudarma, FatImah. 199J. e9ode Lnyus9k. 8andung: PT Eresco.
KrIdalaksana, HarImurtI. 1994. Kelcs Kc9c dclc2 8chcsc lndonesc. Jakarta: PT
CramedIa Pustaka Utama.
KrIdalaksana, HarImurtI. 2002. $9ruk9ur, Kc9eyor, dcn Funys dclc2 Teor $n9ckss.
Jakarta: UnIka tmajaya.
Putrayasa, da 8agus. 2008. Kc]cn or]oloy: 8en9uk 0er;csoncl dcn ln]leksoncl.
8andung: PT FefIka dItama
$amsurI. 1988. or]oloy dcn Pe2ben9ukcn Kc9c. Jakarta: 0epdIkbud.
$udaryat, Yayat. 1996. Pedcrcn 8csc $undc. 8andung: C7 Ceger $unten.
$udaryat, Yayat e9 cl. 2007. Tc9c 8csc $undc Kwcr. 8andung: C7 Yrama WIdya.
$ukmadInata, Nana $aodIh. 2005. e9ode Penel9cn Penddkcn. 8andung: Femaja
Fosdakarya.
$urayIn. 1995. Kc2us 02u2: $undc lndonesc dcn lndonesc $undc. 8andung: PT
CItra PIndo.
$oftware
Kamus 8esar 8ahasa ndonesIa v1.J (terbaru) dapat dIunduh dI http://ebsoft.web.Id

Anda mungkin juga menyukai