Anda di halaman 1dari 2

hl1ugas mlkroLeknlk

1 Pubungan blologl sel dengan mlkroLeknlk


2 PlsLologl dengan mlkroLeknlk
3 1ahapanLahapan dalam keglaLan mlkroLeknlk
4 !enls[enls meLode pewarnaan ( PlsLologl dan PlsLoklmla )
3 reparaL permanen Lerbuka
6 reparaL sel darah
7 Pubungan mlcromeLer dan pembuaLan preparaL
8 reparaL permanen hewan
kena kelompok 2 darl kelompok 2
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroteknik merupakan teknik pembuatan sediaan atau preparat secara mikroskopis, tentunya
pendekatan teoritis tidaklah memadai untuk memahami secara menyeluruh mengenai
Mikroteknik, sebab yang namanya teknik lebih menekankan pemahaman pada wilayah
aplikatiInya meskipun pada dasarnya landasan teoritis juga diperlukan dalam rangka
memberikan beberapa petunjuk yang harus dilalui agar proses pembuatan sediaan sesuai dengan
prosedural kerja dan alasan penggunaan ataupun pemilihan bahan yang akan digunakan dalam
pembuatan sediaan Mikroskopis.
Salah satu teknik dalam pembuatan preparat adalah menggunakan metode wholemount.
Wholemount Sedian Utuh ) yaitu penyiapan sediaan yang terdiri atas keseluruhan organ tubuh
organisme secara utuh. Contoh dari tanaman yang dapat dibuat preparat menggunakan preparat
whole mount adalah lumut, sori paku, daun dengan trikoma dan daun dengan stomata.
Mikroteknik yaitu metode yang digunakan dalam pembuatan sampel penelitian dengan melalui
beberapa tahapan dan tujuannya untuk mendapatkan sampel sel atau jaringan yang jelas sehingga
mudah untuk diamati.

Tahapan tahapan dalam mikroteknik
1. Fixation / Iiksasi
Fiksasi bisa dengan kimiawi yaitu menggunakan senyawa Iormaldehide / glutardehide dan
mekanik dengan cara di Ireezing atau boiling.
Tujuan Iixation adalah untuk mempertahnkan bentuk sel atau jaringan seperti jaringan aslinya,
serta untuk mncegah rusaknya sampel akibat autolisis atau karena bakteri decomposisi.

2. Dehydration dan clearing
Menggunakan alkohol yang diberikan secara bertingkat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah. Tujuan dari dehidrasi yaitu untuk menghilangkan sisa-sisa cairan/air yang ada pada
sampel sehingga saat proses selanjutnya tidak terbentuk es di dalam sampel. Setelah proses
dehydration di clearing dengan larutan xyline untuk membersihkan sisa-sisa alkohol.

3. Embedding
Sampel dikeraskan dengan menggunakan lilin/waxes, resin untuk membentuk blok parapin.
Dikeraskan supaya mudah untuk dilakukan pemotongan sampel.

4. Sectioning
Sampel dipotong dengan mengunakan alat pemotong misalnya microtome. Ataupun jika
sebelumnya sampel diIiksasi dengan cara Ireezing bisa selanjutnya dipotong dengan metode
cryostat pemotongan dengan dibekukan).

5. Staining
Selanjut sampel diwarnai, biasanya dengan pewarnaan hymatoksilin-eosin atau dari derivatnya
yang lain yang biasa digunakan. Pewarnaan tersebut untuk mewarnai inti sel dan sitoplasmanya.

6. Mouthing
Setelah diwarnai selanjutnya sampel bisa langsung diamati dibawah mikroskop atau di proses
mouthing sampel dengan tujuan untuk mempertahankan sampel jika disimpal lama,
pewarnaannya dan sampelnya tidak rusak. Biasanya menggunakan canada balsem.

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/bioengineering-and-biotechnology/2113274-
mikroteknik-histologi/#ixzz1adUjce8i

hLLp//researchenglnescom/lslsLemhLml

Anda mungkin juga menyukai