Anda di halaman 1dari 8

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Produk kacang-kacangan dan serealia merupakan produk bahan pangan utama yang paling sering dikonsumsi oleh kalangan masyarakat. Kacang hijau merupakan tanaman penting ketiga di Indonesia setelah kacang kedelai dan kacang tanah (http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijau, diunduh pada 4 Agustus 2011). Kacang hijau memiliki berbagai manfaat dalam kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai bahan makanan manusia, untuk pengobatan ataupun bahan pakan ternak. Selain itu, kacang hijau mengandung nutrisi yang kaya, antara lain asam lemak esensial omega-3 dan omega-6, asam folat, vitamin B, Riboflavin, vitamin B6, potasium (266 mg), phosphorus (99 mg), manganese (48 mg), kalsium (27 mg), magnesium (0,3 mg), besi (1,4 mg), zinc (0,8 mg), selenium (2,5 g), dan fitosterol sebagai antioksidan (http://susukedelaimurni.wordpress.com/2010/03/27/kandungan-nutrisi-kacang-hijau/, diunduh pada 4 Agustus 2011). Oleh karena kekayaan nutrisinya dan pengolahannya yang tidak sulit, kacang hijau amat diminati oleh masyarakat, terutama di Indonesia. Kacang hijau sering diolah menjadi bubur, ataupun menjadi bahan isi Onde-onde dan Bakpau. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika angka permintaan konsumen terhadap kacang hijau terus meningkat dari tahun ke tahun. Produksi kacang hijau Indonesia pada tahun 2007 sebesar 322487 ton dan menurun pada tahun 2008 sebesar 6985 ton (Anonymous, 2008). Dirjen Pertanian Tanaman Pangan Departemen Pertanian memprediksikan bahwa laju produksi kacang hijau di dalam negeri belum bisa mencukupi laju permintaannya sampai tahun 2010, Diperkirakan pada tahun 2010 permintaan kacang hijau mencapai 2,8 juta ton. Sementara itu, pada saat yang sama produksi kacang hijau nasional hanya mencapai 1,2 juta ton (Marzuki, 2004). Hal ini menandakan bahwa produksi kacang hijau kurang memenuhi angka permintaannya. Rendahnya produksi kacang hijau tersebut dapat diperbaiki melalui berbagai upaya perbaikan budidaya. Seperti yang kita ketahui, pertumbuhan suatu tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, seperti cahaya, kelembapan, air dan unsur hara. Peningkatan produksi kacang hijau dapat diupayakan dengan cara melakukan penelitian terhadap salah satu faktor eksternal tersebut. Kelembapan udara, adalah salah satu faktor eksternal yang paling jarang diteliti pengaruhnya terhadap

pertumbuhan kacang hijau. Padahal, kelembapan udara juga memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan suatu tanaman, terutama dalam proses penguapan air yang berhubungan dengan penyerapan nutrien. Bertolak dari permasalahan ini, tim peneliti terdorong untuk melakukan suatu penelitian terhadap pertumbuhan kacang hijau, dengan kelembapan udara sebagai variabel bebasnya. Dari penelitian ini, diharapkan tim peneliti dapat mengetahui pengaruh kelembapan udara terhadap pertumbuhan kacang hijau. Oleh karena itu, tim peneliti menulis laporan ilmiah yang berjudul Respon Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau terhadap Faktor Kelembapan Udara. 1.2 Hipotesis Tanaman kacang hijau lebih cepat tumbuh di kondisi kelembapan yang tinggi. 1.3 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kelembapan yang paling tepat bagi pertumbuhan tanaman kacang hijau. 1.4 Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, tim peneliti mengemukakan beberapa masalah sebagai berikut : 1.4.1 1.4.2 1.4.3 1.4.4 Adakah pengaruh kelembapan udara terhadap pertumbuhan Apa perbedaan yang tampak pada tanaman kacang hijau yang Kondisi kelembapan yang bagaimanakah yang membuat Kondisi kelembapan yang bagaimanakah yang membuat kacang hijau? dikondisikan pada kelembapan tinggi, sedang, dan rendah? tanaman kacang hijau dapat tumbuh pesat? tanaman kacang hijau umbuh paling lambat? Rumusan masalah yang dapat ditarik adalah bagaimana pengaruh kelembapan udara terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau?

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Perkembangan adalah proses menuju keadaan yang lebih dewasa. Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi. Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Terdapat dua macam pertumbuhan, yaitu: 2.1.1 Pertumbuhan Primer Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang. Embrio memiliki 3 bagian penting : a. tunas embrionik yaitu calon batang dan daun b. akar embrionik yaitu calon akar c. kotiledon yaitu cadangan makanan

Gambar 1. Embrio Tumbuhan Pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan alat yang disebut auksanometer. Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya tcrbagi menjadi 3 daerah : a. Daerah pembelahan Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik).

b. Daerah pemanjangan Berada di belakang daerah pembelahan. c. Daerah diferensiasi Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda dan tunas lateral yang akan menjadi cabang. 2.1.2 Pertumbuhan Sekunder Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumubuhan. Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kambium vasis atau kambium intravasikuler. Fungsinya adalah membentuk xilem dan floem primer. Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi kambium yang disebut kambium intervasis. Kambium intravasis dan intervasis membentuk lingkaran tahun bentuk konsentris. Kambium yang berada di sebelah dalam jaringan kulit yang berfungsi sebagai pelindung. Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara permbentukan xilem dan floem yang lebih cepat dari pertumbuhan kulit. 2.2 Kelembapan Udara Kelembapan udara adalah salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman kacang hijau. Kelembapan sendiri didefinisikan sebagai suatu kondisi yang lembap pada suatu tempat. Tanaman bernapas melalui saluran-saluran kecil di bawah daun yang disebut dengan stomata. Tanaman bisa membuka dan menutup stomata mereka dalam suatu kondisi tertentu, contohnya dalam suatu kondisi panas yang berlebihan dan tanaman kehilangan banyak air dibanding yang dapat diambil, tanaman akan menutup stomata sehingga proses kehilangan air bisa diperlambat. Transpirasi adalah suatu proses pernapasan pada tanaman. Transpirasi adalah suatu proses ketika daun mendapat sinar matahari dan menjadi terlalu panas, daun akan melakukan proses pendinginan dengan melakukan penguapan air dari stomata yang terletak di bawah daun. Transpirasi adalah proses pasif. Transpirasi terjadi ketika

matahari bersinar dan menyebabkan air menguap. Jadi, energi dari mataharilah dan bukan tanaman yang sebenarnya menyebabkan terjadinya transpirasi. Penting bagi tanaman untuk segera mengganti air yang telah menguap dari proses transpirasi tersebut. Untuk itu diperlukan air dari zona akar, ke batang, pembuluh dan kemudian ke daun. Hubungan kelembapan dengan air dan transpirasi tanaman yaitu kecepatan pada kondisi kelembapan yang tinggi, umumnya pertumbuhan tanaman lebih cepat. Namun kelembapan yang rendah diperlukan oleh beberapa tanaman untuk pertumbuhan generatif, sehingga berbunga pada musim kemarau. Kelembapan udara yang tinggi dapat membatasi transpirasi. Hal ini terjadi karena udara yang amat lembap telah jenuh dengan uap air dan tidak dapat menerima uap air lagi. Jika tanaman dikondisikan dalam kelembapan tinggi dan menerima intensitas cahaya matahari yang tinggi, maka tanaman akan menjadi hangat karena tidak berlangsungnya transpirasi dan pendinginan pada daun. Selain itu, ketika transpirasi berkurang, penyerapan air juga semakin menurun dan pengangkutan nutrisi dari akar juga terbatasi. Jika tanaman dikondisikan dalam kelembapan tinggi untuk waktu yang cukup lama, maka tanaman akan mengalami defisiensi terutama kalsium. Pada kondisi kelembapan udara yang rendah, tentunya transpirasi akan terstimulasi. Namun, pada kelembapan yang sangat rendah, daun kehilangan banyak air dan asupan air dari xilem tidak dapat menggantikan kehilangan air sepenuhnya. Oleh karena itu, tanaman tidak dapat mempertahanakan tekanan turgornya. Hal ini menyebabkan dinding sel tidak tertekan ke luar dan tanaman tidak terstimulasi untuk bertumbuh. Kondisi kelembapan yang rendah dapat menyebabkan tumbuhan tumbuh pendek dan berdaun kecil. Efek dari kelembapan udara ini tidak berlaku secara menyeluruh untuk setiap tanaman. Contohnya, pada tanaman mentimun, kelembapan udara yang tinggi dapat mempercepat pertumbuhan dan memperlebar daun (melalui tekanan turgor),yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitasnya. Di sisi lain, pada tanaman tomat, kelembapan udara yang tinggi dapat menyebabkan daun kekurangan kalsium, yang dapat memperlambat pertumbuhan dan memperkecil area daun. 2.3 Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden

gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini: o Divisi : Spermatophyta o Sub-divisi : Angiospermae o Kelas o Ordo o Famili o Genus o Spesies : Dicotyledoneae : Rosales : Papilionaceae : Vigna : Vigna radiata atau Phaseolus radiatus

Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam. Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan. 2.3 Media Pertumbuhan Media tanam adalah media yang digunakan untuk menumbuhkan tanaman/bahan tanaman, tempat akar atau bakal akar akan tumbuh dan berkembang.

Disamping itu, media tanam juga digunakan tanaman sebagai tempat berpegangnya akar, agar tajuk tanaman dapat tegak kokoh berdiri di atas media tersebut dan sebagai sarana untuk menghidupi tanaman. Tanaman mendapatkan makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangannya dengan cara menyerap unsur-unsur hara yang terkandung di dalam media tanam. Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang telah tersusun dalam horizon-horizon, terdiri atas campuran bahan mineral dan bahan organik, merupakan media untuk tumbuhnya tanaman terutama jika cukup tersedia air dan udara. Media tanah merupakan media alamiah tanaman sebagai tempat untuk melangsungkan hidup. Media tanah mempunyai bahan penyusun yang berasal dari pasir,debu dan liat. Besar persentase dari masing-masing bahan penyusun tanah ini berpengaruh terhadap tekstur tanah (liat, berpasir, lempung berpasir, lempung berliat,dan sebagainya). Sebagai media tanam, tanah menyediakan faktor-faktor utama untuk pertumbuhan tanaman, yaitu unsur hara, air, dan udara dengan fungsinya sebagai media tunjangan mekanik akar dan suhu tanah. Semua faktor tersebut haruslah seimbang agar pertumbahan tanaman baik dan berkelanjutan. Unsur hara tanah yang diperlukan terdiri dari unsur makro (yang diperlukan dalam jumlah banyak) meliputi N, P, K, Ca, Mg, dan S, dan unsur mikro (yang diperlukan dalam jumlah sedikit) meliputi Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, dan Cl. Selain kandungan unsur makro dan mikro, tanah juga harus mengandung air. Daya simpan air pada jenis tanah tertentu akan berbeda, hal ini tergantung dari struktur tanahnya. Yang diperlukan dari media yang baik adalah jenis tanah yang dapat menyimpan air tetapi tidak berlebih, sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan kondisi musim apapun. Tekstur tanah juga berpengaruh terhadap kemampuan tanah untuk mengikat nutrisi, air dan kondisi aerasi di daerah perakaran. Apabila bahan penyusun tanah persentase liatnya lebih besar, maka kemungkinan besar akan menimbulkan masalah di daerah perakaran. Hal ini disebabkan : (1) liat mempunyai kemampuan menahan air lebih lama, (2) aerasi di daerah perakaran berkurang dan (3) mengurangi pertumbuhan akar.

Demikian pula bila persentase pasir lebih besar, maka kemungkinan menimbulkan masalah : (1) kondisi tanah cepat kering dan (2) kemampuan mengikat air dan nutrisi yang rendah, sehingga berpengaruh terhadap kesuburan tanah. Namun dengan segala kelebihan dan kekurangan tekstur tanah, media tanah tetap tidak tergantikan oleh media alternatif (non tanah) karena kelebihannya dalam mengikat nutrisi, air dan menjaga keseimbangan kehidupan mikrobiologi tanah(http://anekaplanta.wordpress.com/2010/02/03/pilih-media-tanah-atau-mediaalternatif/, diunduh 5 Agustus 2011). Selain itu, tanah juga memiliki pH (derajat keasaman). Faktor ketersediaan air berpengaruh terhadap tingkat keasaman tanah. Kisaran pH tanah untuk daerah basah adalah 5-7 dan kisaran untuk daerah kering adalah 7-9. Hal ini berpengaruh juga terhadap pemilihan jenis tanaman. Untuk daerah basah (ph 5-7) pilihlah tanaman yang dapat tumbuh subur di kisaran ph seperti itu. Begitu juga halnya dengan ph yang lainnya. Hal yang juga penting adalah kandungan udara. Keberadaan udara pada tanah akan mempengaruhi kerapatan dan kepadatan struktur tanah. Perkembangan akar yang sehat serta proses pernafasan udara oleh akar menjadi tolak ukur dari baik atau tidaknya aerasi udara pada struktur tanah tertentu.

Anda mungkin juga menyukai