Anda di halaman 1dari 11

HUKUM KELUARGA BAG.

1
1. PENGAERTIAN PERKAWINAN
Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan YME (UU
No. 1 Thn. 1974)
2. SYARAT-SYARAT PERKAWINAN
Menurut UU No. 1 Thn. 1974 adalah sebagaimana disebutkan dalam pasal 6 s.d 12 adalah
sebagai berikut :
1) adanya persetujuan kedua calon mempelai
2) adanya izin kedua orang tua (wali bagi calon mempelai yang belum berusia 21 tahun
3) usia calon mempelai pria sudah mencapai 19 Thn dan wanita mencapai 16 Thn.
4) Antara calon mempelai pria dan wanita tidak ada hubungan darah
5) Tidak ada dalam ikatan perkawinan
6) Tidak melarang ke3 kalinya untuk menikah
7) Tidak dalam masa idah bagi calon mempelai wanita
3. PENCATATAN DAN TATA CARA PERKAWINAN
O $etiap orang yang akan melangsungkan perkawinan harus memberitahukan kepada
pegawai pencatat perkawinan (bagi beragama islam) dan kantor catatan sipil bagi non
muslim
O Pemberitahuan memuat nama, umur, agama, pekerjaan, tempat kediaman, pemberitahuan
harus sudah disampaikan selambat-lambatnyan 10 hari
O $etelah pegawai pencatatan menerima pemberitahuan maka pegawai pencatat perkawinan
melakukan penelitian (pasal 6 ayat(2) PP No.9 1975)
O Apabila ketentuan tentang pemberitahuan dan penelitian telah dilakukan maka
melakukan pengumuman tentang pemberitahuan kehendak melangsungkan perkawinan
dan pengumuman tersebut ditanda tangani oleh pegawai pencatat perkawinan
. PENCEGAHAN PERKAWINAN
Perkawinan dapat dicegah apabila ada pihak yang tidak memenuhi syarat-syarat untuk
melangsungkan pernikahan (pasal 13 Jo. 20)
Orang-orang yang dapat mencegah pernikahan adalah:
1) para keluarga dalam garis keturunan lurus keatas dan kebawah dari salah seorang
mempelai
2) saudara dari salah seorang mempelai
3) wali nikah dari salah seorang mempelai
4) pihak-pihak yang berkepentingan
pencegahan perkawinan di ajukan kepada pengadilan dalam daerah hokum dengan
memberitahukan kepada pegawai pencatat perkawinan
dengan BW pencegahan perkawinan ini di atur pada pasal-pasal 13 s.d 21 UU No. 1 Thn. 1974
. PEMBATALAN PERKAWINAN
O Perihal pembatalan perkawinan diatur dalam UU No. 1 Thn 1974 pasal 22 s.d 28 dan
peraturan pemerintah No. 9 tahun 1975 pada pasal 37 dan 38
O Permohonan pembatalan perkawinan harus disampaikan kepada pengadilan daerah
O Permohonan pembatalan perkawinan tersebut dalam pasal 23,24, dan 27 UU No. 1 Thn.
1974 yaitu :
1) para keluarga dalam garis keturunan lurus keatas dari suami atau istri
2) suami atau istri
3) pejabat berwenang
. PERKAWINAN CAMPURAN
Perkawinan campuran adalah perkawinan antara dua orang yang diindonesia tunduk pada hokum
yang berlainan karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarganegaraan
Indonesia.
Unsure-unsur perkawinan campuran :
1) perkawinan antara seorang pria dan wanita yang berbeda
2) di Indonesia tunduk pada hokum berlainan
3) karena perbedaan kewarganegaraan
syarat-syarat perkawinan campuran adalah menurut hokum yang berlaku kepada masing-masing
pihak
bagi yang melakukan perkawinan campuran , dapat memperoleh kewernegaraan dari suami atau
istrinya dan dapat pula kehilangan kewarganegaraannya.

HUKUM WARIS

ISTILAH

Didalam hukum waris dikenal istilah-istilah seperti pewaris, ahli waris, harta
waris, boedel, testament, legaat, dan legitieme portie[1]. Yang dimaksud Pewaris
adalah orang yang meninggal dunia dan meninggalkan harta benda kepada orang lain.
AhIi waris ialah orang yang menggantikan pewaris didalam kedudukannnya terhadap
warisan. Harta waris atau disingkat warisan ialah segala hata kekayaan yang
ditinggalkan oleh orang yang meninggal dunia yang berupa semua harta kekayaan dari
yang meninggal dunia setelah dikurangi semua utangnya. BoedeI ialah warisan berupa
kekayaan saja. Testament atau wasiat ialah suatu akta yang memuat ketentuan
mengenai harta peninggalannnya, apabila seorang meninggal dunia. Legaat atau hibah
wasiat adalah suatu testament dimana ditunjuk orang tertentu yang akan menerima
suatu barang tertentu apabila pewaris meninggal, orang yang ditunjuk ini disebut
legataris. Legitieme portie adalah bagian dari harta peninggalan yang tidak dapat
dikurangi dengan testament atau pemberian lainnya oleh pewaris.

HUKUM WARIS ORANG ASING

erbicara tentang Negara, timbul pertanyaan bagaimana kalau seorang ahli
waris itu warga Negara asing. agi orang-orang ndonesia keturunan Timur Asing lain
dari pada Tionghoa, Hukum Waris tidak berlaku, kecuali bab 13 yang mengatur soal
wasiat(stbld: 1924-556). Didalam pasal 4 dari Stbld itu ditentukan bahwa orang-orang
dari keturunan tersebut hanya dapat membuat wasiat dengan bentuk wasiat umum,
kecuali dalam hal-hal tersebut dalam pasal 946, 947, 948.
PERIHAL WARISAN

enurut Undang-Undang, ada dua cara untuk mendapatkan warisan, yaitu:
1. Sebagai ahli waris menurut ketentuan undang-undang (ab intestato)
2. Karena ditunjuk dalam surat wasiat (testamentair)
Dalam hukum waris berlaku asas bahwa hanyalah hak dan kewajiban dalam
lapangan hukum kekayaan harta benda yang dapat diwariskan (dapat dinilai dengan
uang). Selain itu juga dalam hukum waris berlaku asas e mort saisit e vif , yaitu
apabila seseorang meninggal, maka seketika itu juga hak dan kewajibannya beralih
pada sekalian ahliwarisnya. Pada asasnya tiap orang, meskipun seorang bayi yang
baru lahir, adalah cakap untuk mewarisi. Hanya oleh undang-undang telah ditetapkan
ada orang yang karena perbuatannya tidak patut menerima waris yaitu: 1). Orang yang
dengan putusan hakim telah dihukum karena diperslahkan membunuh atau mencoba
membunuh si meninggal, 2). Orang yang telah menggelapkan, memusnahkan atau
memalsukan surat wasiat 3).atau dengan memakai kekerasan atau ancaman yang
telah menghalang-halangi si meninggal untuk mewaris.


O Hak mewaris menurut undang-undang

Siapa yang berhak mewaris harta peninggalan seseorang diatur sebagai oleh
undang-undang dan terbagi atas beberapa golongan. engenai keluarga sedarah dan
isteri (suami) yang hidup paling lama, dapat diadakan 4 penggolongan yaitu[2]:
O olongan 1, temasuk anak-anak beserta turunan-turunan dalam garis keturunan ke
bawah, dengan tidak membedakan laki-laki atau perempuan dan dengan tidak
membedakan urutan kelahiran.
O olongan 2, termasuk bapak, ibu, dan saudara-saudara si meninggal
O olongan 3, keluarga sedarah dalam garis bapak lurus keatas dan keluarga sedarah
dalam garis ibu.lurus keatas (ps.858 ayat 1)
O olongan 4, seorang waris yang terdekat pada tiap garis (ps.853 dan 858 ayat 2)

Jika terdapat orang-orang dari golongan 1, mereka itulah yang bersama-sama
berhak mewarisi semua harta peninggalan, sedangkan anggota keluarga lainnya tidak
mendapat bagian apapun. Namun jika tidak terdapat anggota keluarga dari golongan
pertama itu, maka barulah orang dari golongan kedua tampil sebagai ahli waris. Dan
jika tidak terdapat sama sekali anggota keluarga dari golongan pertama dan kedua,
harta peninggalan akan dipecah menjadi bagian yang sama. Satu untuk para anggota
keluarga pihak ayah dan yang lainnya untuk anggota keluarga pihak ibu.

O Wasiat atau testament
Suatu wasiat atau testament ialah suatu pernyataan dari seseorang tentang apa
yang dikehendaki setelahnya ia meninggal. Peryataan demikian dapat ditarik kembali
setiap waktu oleh yang membuat wasiat. Pasal 874 .W menerangkan tentang arti
wasiat, dan juga terkadung syarat bahwa isi wasiat tidak boleh bertentangan dengan
undang-undang, dengan artian ada pembatasan yang harus meperhatikan legitieme
portie.
Lazimnya suatu testament berisi apa yang dinamakan "erfsteIIing, yaitu
penunjukan seorang atau beberapa orang menjadi ahli waris yang akan mendapat
seluruh atau sebagian warisan. Selain itu juga suatu testament berisikan suatu "Iegaat,
yaitu suatu pemberian kepada seorang. si suatu testament tidak selalu terbatas pada
hal-hal mengenai harta kekayaan saja, tetapi juga dapat berisikan mengenai
penunjukan seorang wali untuk anak-anak si meninggal dan pengakuan anak luar
kawin[3].
Menurut bentuknya, ada tiga macam testament, yaitu:
1). "Openbaar testament, Suatu "Openbaar testament dibuat oleh seorang notaris.
Orang yang akan meninggalkan warisan menghadap pada notaris dan menyatakan
kehendaknya. Notaris itu membuat suatu akta dengan dihadiri oleh dua orang saksi.
2) "Olographis testament, suatu "Olographis testament harus ditulis dengan tangan
orang yang akan meninggalkan warisan itu sendiri. Kemudian harus diserahkan sendiri
kepada notaris untuk disimpan. Penyerahan pada notaris harus dihadiri dua orang saksi
dan dapat dilakukan secara terbuka atau tertutup.
3) "Testament tertutup atau rahasia. Testament rahasia juga harus dibuat sendiri oleh
orang yang akan meninggalkan warisan, tetapi tidak diharuskan untuk menulis dengan
tangannya sendiri. Suatu testament rahasia harus selalu tertutup atau disegel.
Penyerahan pada notaris harus dihadiri oleh empat orang saksi, orang yang benjadi
saksi haruslah orang yang dewasa, penduduk indonesia, mengerti bahasa yang
digunakan dalam testament atau akta penyerahan itu.

Untuk dapat membuat suatu testament, seorang harus sudah mencapai umur 18
tahun atau sudah dewasa, atau sudah kawin meskipun belum berumur 18 tahun.
Selanjutnya, orang yang akan membuat testament haruslah sungguh-sungguh
mempunyai pemikiran yang sehat. Suatu testament dapat ditarik kembali, kecuali pada
pemberian warisan yang telah diletakkan dalam suatu perjanjian perkawinan.
Penarikan kembaIi testament dapat diIakukan secara tegas dan secara diam-
diam. Secara tegas dengan artian diterangkan dengan tegas bahwa telah dibuat
testament baru dan testament dahulu ditarik kembali. Secara diam-diam dengan artian
testament baru telah dibuat dengan memuat pesan yang bertentangan dengan
testament yang lama.

O Legitieme Portie
Para ahli waris dalam garis keturunan keatas maupun kebawah, berhak atas
suatu legitieme portie. Legitieme portie yaitu suatu bagian tertentu dari harta
peninggalan yang tidak dapat dihapuskan oleh orang yang meninggalkan warisan.
Pengaturan mengenai legitieme portie ini oleh undang-undang dipandang sebagai
suatu pembatasan kemerdekaan seseorang untuk membuat wasiat atau testament
menurut kehendaknya sendiri[4]
.
O GoIongan 1, pasaI 852 a: bagian seorang isteri (suami), kalau ada anak dari
perkawinan dengan yang meninggal dunia adalah sama dengan bagian seorang anak.
Seorang janda (duda) bagaimanapun juga tidak boleh lebih dari dari harta warisan.
Tentang berapa besarnya Iegietime portie bagi anak-anak yang sah ditetapkan oleh
pasal 914 .W. yaitu: 1). Jika hanya ada seorang anak yang sah, maka legitieme portie
nya berjumlah separuh (1/2) dari bagian yang sebenarnya diperolehnya sebagai ahli
waris menurut undang-undang. 2). Jika ada dua orang anak yang sah, maka jumlah
legietieme portie untuk masing-masing 2/3 dari bagian yang sebenarnya diperolehnya
sebagai ahli waris menurut undang-undang. 3). Jika ada tiga orang anak yang sah.atau
lebih dari tiga orang, maka jumlah legietieme portie itu menjadi dari bagian yang
sebenarnya diperolehnya sebagai ahli waris menurut undang-undang.

O GoIongan 2, pasaI 854: jika golongan 1 tidak ada, maka yang berhak mewaris ialah:
bapak, ibu, dan saudara.
Ayah dan ibu dapat:
1/3 bagian kalau hanya ada 1 saudara
1/4 bagian kalau ada lebih dari 1 saudara
agian dari saudara adalah apa yang terdapat setelah dikurangi dengan bagian
dari orang tua.
Pasal 855: jika yang masih hidup hanya seorang bapak atau seorang ibu, maka
bagiannya ialah:
1/2 kalau ada 1 saudara
1/3 kalau ada 2 saudara
1/4 kalau ada lebih dari 2 orang saudara
Pasal 856: kalau bapak dan ibu telah tidak ada, maka seluruh warisan menjadi
bagiannnya saudara-saudara.
Pasal 857: pembagian antara saudara-saudara adalah sama, kalau mereka itu
mempunyai bapak dan ibu yang sama.

O GoIongan 3, pasaI 858 ayat 1: jika waris golongan 1 dan 2 tidak ada, maka warisan
dibelah menjadi dua bagian yang sama. Yang satu bagian
Diperuntukan bagi keluarga sedarah dalam garis bapak lurus ke atas, yang lain bagian
bagi keluarga sedarah dalam garis ibu lurus keatas. agi seorang ahIi waris daIam
garis keturunan keatas, misalnya orang tua atau nenek, menurut pasal 915 .W.
jumlah legietime portie selalu separuh (1/2) dari bagiannya sebagai ahli waris menurut
undang-undang.

O GoIongan 4, pasaI 858 ayat 2: Kalau waris golongan 3 tidak ada maka warisan jatuh
pada seorang waris yang terdekat pada tiap garis.
Pasal 873 kalau semua orang yang berhak mewaris tidak ada lagi maka seluruh
warisan dapat dituntut oleh anak diluar kawin yang diakui. Legietime portie untuk
seorang anak Iuar kawin yang telah diakui menurut pasal 916 .W adalah separuh
(1/2) dari bagian sebagai ahli waris menurut undang-undang.


O Harta peninggaIan yang tidak terurus
Dikatakan tidak terurus dengan artian bahwa jika ada suatu warisan terbuka dan
tiada seorang pun yang tampil ke depan sebagai ahli waris atau orang-orang yang
terkenal sebagai ahli waris semuanya menolak warisan itu. Dalam hal demikian, alai
harta peninggalan (eeskamer), dengan tidak menunggu perintah dari hakim, wajib
mengurus warisan itu.
Jika setelah lewat 30 tahun termulai sejak terbukanya warisan belum juga ada
seorang waris yang tampil ke muka atau melaporkan diri, maka eeskamer akan
melakukan pertangungjawaban tentang pengurusan harta peninggalan itu kepada
negara.


HUKUM KELUARGA

Hukum keluarga diartikan sebagai keseluruhan ketentuan yang mengenai
hubungan hukum yang bersangkutan dengan kekeluargaan sedarah dan kekeluargaan
karena perkawinan. Kekeluargaan sedarah adalah pertalian keluarga yang terdapat
antara beberapa orang yang mempunyai keluhuran yang sama. Kekeluargaan karena
perkawinan adalah pertalian kekeluargaan yang terdapat karena perkawinan antara
seorang dengan keluarga sedarah dari isteri. Untuk terbentuknya suatu keluarga
terlebih dahulu didahului dengan adanya perkawinan antara laki-laki dan perempuan,
untuk kemudian menciptakan keturunan, dan memiliki ikatan darah.

O PERKAWINAN

enurut KUH Perdata, perkawinan adalah persatuan seorang lelaki dan
perempuan secara hukum untuk hidup bersama-sama. Hidup bersama-sama ini
dimaksudkan untuk berlangsung selamanya. Perkawinan adalah suatu hal yang
mempunyai akibat yang luas didalam hubungan hukum antara suami dan isteri. Dengan
perkawinan itu timbul suatu ikatan yang berisi hak dan kewajiban. Hubungan sumi isteri
itu mempunyai tujuan yaitu melangsungkan keturunan. Sebelum perkawinan maka
terlebih dahulu dilakukan pertunangan, dan hal ini diatur dalam undang-undang yaitu
pasal 58. Perkawinan dianggap sah bila syarat formil dan materiil terpenuhi. Syarat
materiil dapat diperinci lagi antara syarat materiil absolut dan syarat relatief. Syarat
materiil absolut adalah syarat yang mengenai pribadi seorang yang harus diindahkan
untuk perkawinan pada umumnya[5].
Tentang berlakunya .W, buku ke-1 bagi orang-orang yang tunduk pada .W. pada
umumnya dapat dinyatakan bahwa itu tentunya berlaku bagi golongan eropah,
selanjutnya golongan Tionghoa kecuali ab perihal akta catatan sipil dan ab V,
bagian 2 dan 3 tentang cara-cara sebelum dilangsungkannya perkawinan dan
pencegahan perkawinan. Hal-hal dalam .W dalam buku yang tidak berlaku bagi
golongan Tionghoa, diatur dalam stbl 1917- 180 jo 1919 - 81

O KETURUNAN

Seorang anak sah (ettig kind) ialah anak yang dianggap lahir dari perkawinan
yang sah antara ayah dan ibunya. Sehubungan dengan itu, untuk dapat dipastikan anak
itu sungguh anak ayahnya, maka oleh undang-undang ditetapkan tenggang kandungan
yang paling lama yaitu 300 hari dan suatu tenggang kandungan yang paling pendek
yaitu 180 hari. Jika seorang anak dilahirkan sebelum lewat 180 hari setelah hari
penikahan orang tuannya, maka ayahnya berhak menyangkal sahnya anak itu[6].
Anak yang lahir diluar perkawinan, dinamakan "natuurijke kind. a dapat diakui
atau tidak diakui oleh ayah atau ibunya. enurut sistem yang dianut oleh .W dengan
adanya keturunan diluar perkawinan saja belum tejadi suatu hubungan keluarga antara
anak dengan orang tuannya. arulah dengan "Pengakuan (erkenning) lahir suatu
pertalian kekeluargaan dengan akibat-akibatnya (terutama hak mewaris) antara anak
dengan orang tuanya yang mengakuinya. Langkah lebih lanjut dari pengakuan yaitu
"Pengesahan. Untuk pengesahan diperlukan kedua orang tua yang mengakuinya.
Pengakuan yang dilakukan pada hari pernikahan juga membawa pengesahan anak.
Jika kedua orang tua yang kawin belum melakukan pengakuan terhadap anaknya yang
lahir sebelum pernikahan, pengesahan anak hanya dapat dilakukan dengan "surat-surat
pengesahan (brieven van ettging) oleh Kepala Negara (Presiden) dengan terlebih
dahulu meminta pertimbangan .A

O KEKUASAAN ORANG TUA (ouderlijke macht)
Seorang anak yang sah sampai pada waktu ia mencapai dewasa atau kawin,
berada dibawah kekuasaan orang tuannya selama kedua orang tuanya terikat dalam
hubungan perkawinan. Kekuasaan orang tua mulai berlaku sejak lahirnya anak atau
sejak hari pengesahannya dan berakhir pada waktu anak itu menjadi dewasa atau
kawin. Kekuasaan orang tua tidak saja meliputi diri si anak yaitu memelihara dan
mendidik anak (alimentasi), tetapi juga meliputi benda atau kekayaan si anak itu[7].
Orang tua mempunyai "vruchtgenot atas benda atau kekayaan anaknya yang belum
dewasa, yaitu mereka berhak untuk menikmati hasil atau bunga dari benda atau
kekayaan si anak. Selain itu orang tua wajib memelihara dan menjaga benda itu sebaik-
baiknya, sedangkan untuk biaya pemeliharaan dan pendidikan si anak harus dianggap
sebagai imbalan dari "vruchtgenot tersebut. Kekuasaan orang tua dapat dibebaskan
bilamana terdapat alasan bahwa orang tua tersebut tidak cakap atau tidak mampu
untuk melakukan kewajiban memelihara dan mendidik anaknya, dan kekuasaan orang
tua juga dapat dicabut bila orang tua tersebut melalaikan kewajibannya sebagai orang
tua terhadap anak, berkelakuan buruk, dan dihukum karena suatu kejahatan.


O PERWALIAN (Voogdij)

Perwalian (Voogdij) adalah pengawasan terhadap anak yang dibawah umur, yang
tidak berada dibawah kekuasaan orang tua serta pengurusan benda atau kekayaan
anak tersebut diatur oleh undang-undang. Anak yang berada dibawah perwalian
adalah: a) anak sah yang kedua orang tuanya telah dicabut kekuasaannya sebagai
orang tua, b) anak sah yang yang orang tuanya telah bercerai, c) anak yang lahir diluar
perkawinan.
Jika salah satu orang tua meninggal, menurut undang-undang, orang tua yang
lainnya dengan sendirinya menjadi wali dari anakanaknya. Perwalian ini dnamakan
perwalian menurut Undang-Undang. Untuk anak diluar kawin, maka perwaliannya ada
pada orang tua yang mengakuinya. ilamana seorang anak tidak berada dibawah
kekuasaan orang tua dan juga tidak mempunyai wali, maka hakim akan mengangkat
seorang wali untuk anak atas permintaan salah satu pihak yang berkepentingan. Ada
pula kemungkinan pengangkatan wali itu disebutkan sebelumnya dalam wasiat orang
tuanya atau dinamakan perwalian menurut wasiat.
Ada golongan orang yang tidak dapat diangkat sebagai wali. ereka itu, ialah
orang yang sakit ingatan, orang yang belum dewasa, orang yang dibawah curatele,
orang yang telah dicabut kekuasaanya sebagai orang tua.
Seorang wali diwajibkan mengurus kekayaan anak yang ada dibawah
pengawasannya dengan sebaik-baiknya dan bertanggung jawab akan kerugian yang
ditimbulkan karena pengurusan yang buruk. Dalam kekuasaannnya, seorang wali
dibatasi oleh pasal 393 .W, yang melarang seorang wali meminjam uang untuk si
anak, ia pun tidak diperkenankan menjual, menggadaikan benda-benda yang tak
bergerak, surat-surat sero, dan suran penagihan dengan tidak mendapat izin hakim
terlebih dahulu.



O PENDEWASAAN (handIichting)
"andichting ialah suatu penyataan tentang seorang yang belum mencapai usia
dewasa sepenuhnya atau hanya untuk beberapa hal saja dipersamakan dengan
seorang yang sudah dewasa. Permohonan untuk dipersamakan sepenuhnya dengan
seorang yang sudah dewasa, dapat diajukan oleh seorang anak yang sudah mencapai
umur 20 tahun kepada Presiden dengan terlebih dahulu mendapat nasihat .A dengan
melampirkan surat kelahiran atau lain-lain bukti yang menyatakan ia telah mencapai
umur tersebut. ila permohonan diluluskan, maka anak tersebut memperoleh
kedudukan yang sama dengan orang dewasa. Hanyalah dalam pemberian izin kawin,
pasal 35 dan 37 .W, yaitu masih juga harus mendapat izin dari orang tuanya.

Anda mungkin juga menyukai