Anda di halaman 1dari 23

Sangat penting bagi seorang laki-laki untuk mengerti kualitas dan sifat-

sifat seorang wanita sebelum dia dipertimbangkan sebagai seorang istri.


Dilaporkan dalam Musnad Imam Ahmad, dari Saad bin Abi Waqqas
Radliallahu Anhu, bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:
"Tiga sebab kebahagiaan anak Adam dan tiga hal penyebab penderitaan.
Penyebab kebahagiaan anak Adam adalah : (1) Istri yang baik, (2)
Rumah yang bagus dan (3) Kendaraan yang bagus. Hal yang
menyebabkan menderita : Istri yang jelek, rumah yang buruk dan
kendaraan yang buruk.
Dilaporkan juga dalam Shahih al-Jaami bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi
Wasallam bersabda:
"Empat hal yang menyebabkan kebahagiaan: (1) Istri yang baik, (2)
Rumah yang bagus, (3) Tetangga yang baik, dan (4) Kendaraan yang
bagus. Empat hal yang menyebabkan menderita: Istri yang buruk,
tetangga yang buruk, kendaraan yang jelek dan rumah yang
sempit/kecil.


Sangat penting dan perlu atas seorang laki-laki untuk melihat seorang
wanita yang bisa menjadi istri yang baik dan ibu yang baik bagi anak-
anaknya (di masa depan). Dalam hadits lain diriwayatkan bahwa
Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:
"Dunia (hidup di dunia ini) adalah kesenangan dan sebaik-baik
kesenangan di dunia ini adalah istri yang baik (sholehah). (Shahih
Muslim, Kitab 14, Bab 17, Hadits No. 1467)
Saat ini sangat sulit untuk menemukan istri yang baik karena dia
merupakan harta benda yang jarang ditemukan. Diriwayatkan dalam
Sunan Abu Dawud dari Ibnu `Abbas Radliallahu Anhu, bahwa Rasulullah
Salallahu Alaihi Wasallam ditanya oleh Umar bin al-Khattab Radliallahu
Anhu:
"Akan aku informasikan kepadamu harta benda yang terbaik yang bisa
seseorang dapatkan, yaitu istri yang baik (shalehah). Ketika dia
(suaminya) melihatnya dia akan membuatnya senang dan ketika dia
diperintah maka akan patuh dan ketika dia ditinggal (jauh dari suami)
maka akan menjaga dirinya.
Hadits ini merupakan pernyataan yang jelas bahwa istri yang baik adalah
orang (1) yang membuat senang dan bahagia hati suami ketika suaminya
melihatnya, (2) mematuhi suaminya ketika dia memerintah mengerjakan
sesuatu, dan (3) melindungi kehormatannya, rahasianya, keluarga (anak-
anak) dan hartanya ketika suami tidak ada di sisinya.
Diriwayatkan dalam Shohih al-Jaami bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi
Wasallam bersabda:
"Hati yang bersyukur, lisan yang mengingat Allah dan istri yang baik
(zaujah shalihah) yang akan menolong kamu dalam urusan hidupmu dan
agamamu, inilah harta benda terbaik yang dapat dimiliki manusia.
Sangat penting bagi seorang wanita-orang yang akan menjadi istrimu dan
membantu kamu menegakkan dien (agama) memiliki sifat-sifat dan
kualitas tersebut sebelum kamu mempertimbangkan/memutuskan untuk
menikahinya.
Allah meminta kita untuk menikah dengan orang yang baik, shalehah dan
bertaqwa:
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-
orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki
dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah
akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas
(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS An-Nur: 32)
Dalam ayat lain, Allah Subhaanahu Wa Taala berfirman tentang sifat-sifat
wanita jannah (surga):
"Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah
memelihara (mereka). (QS An-Nisaa: 34)
Shalihat artinya mereka adalah wanita yang baik agamanya. Qaanitaat
artinya mereka patuh terhadap suaminya. Dan Haafizaat lil-Ghaib artinya
mereka menjaga harta, kekayaan, anak-anak suaminya dan seterusnya
tatkala suaminya pergi.
Dilaporkan dalam Mujam ath-Thabraani al-Kabiir dan Shahih al-Jaami,
dari Abdullah bin Salaam Radliallahu Anhu bahwa Rasulullah Salallahu
Alaihi Wasallam bersabda:
"Wanita yang terbaik adalah wanita yang menyenangkan kamu tatkala
kamu melihatnya, mematuhimu ketika kamu memerintahnya, menjaga
dirinya sendiri (kesuciannya) dan harta kamu dalam ketiadaan kamu.
Wanita yang patuh (taat) kepada Allah, Rasul-Nya dan suaminya maka
tidak diragukan lagi dia layak mendapatkan jannah. Dilaporkan dalam
Musnad al-Imaam Ahmad bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam
bersabda :
"Jika seorang wanita menegakkan sholat 5 waktunya, berpuasa di bulan
Ramadhan, menjaga kesuciannya dan mematuhi suaminya, maka akan
dikatakan kepadanya (di hari pengadilan), masuklah ke dalam surga dari
pintu yang kamu sukai.
Oleh karena itu, sifat-sifat dari wanita yang baik yang telah disebutkan
oleh Allah Subhaanahu Wa Taala dan Rosul-Nya adalah:
* Shaalihat, mereka melaksanakan dien dan memiliki dien/agama yang
baik
* Qaanitaat (mutiiaat), patuh kepada suaminya sepanjang dia tidak
memerintahkan untuk tidak patuh kepada Allah.
* Menjaga diri mereka tatkala suaminya tidak ada
* Menjaga harta, kekayaan dan anak-anak suami
* Membahagiakan hati suami (yaitu dengan aktif untuk menyayangi dan
bersosialisasi dengannya)
Dilaporkan bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda :
"Wanita (pada umumnya) dinikahi karena 4 hal : karena hartanya, karena
statusnya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Pilihlah wanita
yang baik agamanya, maka tanganmu akan dipenuhi dengan pasir-pasir
(kebaikan). (Shahih Muslim, Hadist No. 1466)
Taribat Yadaak (maka tanganmu akan dipenuhi dengan pasir) artinya
bahwa jika seseorang memilih seorang wanita yang memiliki kebaikan
dien dalam pernikahan mereka maka tangan mereka akan dipenuhi
kebaikan dan mereka menjaga diri mereka dari sesuatu yang tidak
menyenangkan hidup.
Jika seorang wanita memiliki agama yang baik, maka dia akan membawa
ketenangan di rumahnya dan akan menyebabkan kebahagiaan pada
suaminya. Dia akan menjadi lahan yaitu melahirkan anak-anak yang baik
dan mereka akan mewarisi sifat-sifatnya dan karakter-karakternya.
Bagaimanapun, jika dia menyimpang maka anak-anaknya akan mewarisi
karakternya yang buruk dan personalitasnya, pernikahan akan mengalami
petaka kegagalan, adapun suami akan gagal memenuhi apa yang
diperintahkan Allah Subhaanahu Wa Taala yaitu untuk memilih wanita
yang baik.
Wanita yang baik akan selalu menyesuaikan apa yang dia katakan dengan
lakukan, dia adalah penjaga harta suaminya, rahasianya, kehormatan dan
reputasinya. Reputasinya sebagai seorang wanita yang baik akan
membawa kehormatan kepada keluarga.
Tidak diragukan, kecantikan, karakternya, personalitas, ketaqwaan dan
agamanya melebihi kecantikan wajah dan fisiknya yang nampak. Hal
tersebut akan tinggal selamanya. Adapun kalau kecantikan wajah maka
akan berubah (yaitu kerena faktor usia) hanya dalam ukuran tahun.
Untuk wanita yang buruk akhlaqnya, kalau dia tua maka dia akan
mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia masih muda dan merasa
seperti wanita-wanita yang berumur belasan tahun. Dia tidak akan punya
waktu untuk membaca Al-Quran, mengurus anak-anak atau bahkan
suaminya. Sebaliknya dia akan berada di depan kaca, menggunakan
make-up, dan mencoba menyembunyikan keriput dan noda-noda di
wajahnya.
Wanita yang baik, akan selalu ingat akan tanggung jawab terhadap
suaminya dan kewajibannya kepada Allah. Dia akan selalu
mengingatkannya untuk sholat, mendorongnya untuk berdakwah dan
mendukung jihad serta mengerjakan kewajiban-kewajibannya tanpa
diminta. Jika suaminya baik maka suaminya akan memenuhi
kebutuhannya dan memperhatikannya, dia tidak akan pernah melirik
wanita lain karena istrinya tertambat di dalam hatinya.
Abdullah bin Rawaahah Radliallahu Anhu memiliki seorang budak hitam.
Dia pernah memukulnya dan kemudian dia merasa bersalah karena telah
melakukannya. Dia kemudian pergi menemui Rasulullah Salallahu Alaihi
Wasallam dan mengatakan kepadanya apa yang terjadi. Nabi bertanya
kepada Abdullah tentang gambaran karakternya. Abdullah
menginformasikan kepada Nabi Salallahu Alaihi Wasallam bahwa dia
(budak wanitanya) berpuasa, sholat dan mengucapkan kalimat Laa Ilaaha
Illallah. Nabi Salallahu Alaihi Wasallam bertanya lagi, "Berarti dia adalah
seorang yang beriman. Abdullah Radliallahu Anhu berkata, "Saya akan
pergi untuk membebaskannya dan menikahinya.
Ada beberapa orang yang mulai mencela Abdullah karena menikahi
seorang budak wanita, karena mereka masih sering melirik orang-orang
kafir untuk mereka nikahi. Allah Subhaanahu Wa Taala kemudian
menurunkan ayat :
"Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik daripada
wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. (QS. Al-Baqarah, 2:221)
Dilaporkan juga bahwa ayat ini diturunkan berkaitan dengan wanita
berkulit hitam yang berada di bawah kekuasaan Hudaifah bin al-Yaman
Radliallahu Anhu. Hudaifah berkata kepada Khansaa, budak wanitanya :
"Wahai Khansaa, Allah telah berfirman tentang kamu. Oleh karena itu,
saya akan membebaskanmu, kemudian menikahimu.
Dalam ayat ini subyek utamanya adalah agama yang baik. Kecantikan
tubuh atau wajah bersifat subyektif tiap orang. Beberapa orang menyukai
wanita dengan hidung yang mancung, yang lainnya menyukai wanita
dengan hidung yang pendek. Beberapa orang juga menyukai wanita yang
bermata lebar, adapun yang lain lebih tertarik pada wanita yang bermata
sipit. Beberapa laki-laki menyukai wanita yang besar, yang lainnya
menyukai yang langsing. Beberapa diantaranya menyukai wanita yang
pendek, yang lainnya suka yang tinggi. Jadi kecantikan itu tergantung
mata yang melihat. Apakah keumuman setiap laki-laki menyukai wanita
yang baik agamanya, personalitas dan karakternya? Atau lebih menyukai
wanita yang cantik di luar sana akan tetapi dia suka menyumpah,
berteriak-teriak dan memiliki karakter yang buruk?
Dilaporkan dalam Shohih Bukhori bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi
Wasallam bersabda:
"Tiga orang yang akan mendapatkan pahala ganda yaitu:
(1) Seseorang dari golongan ahlul kitab (Yahudi atau Nasrani) yang
beriman kepada nabinya (Isa atau Musa) kemudian beriman kepada
Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam (yaitu masuk Islam).
(2) Seorang budak yang memenuhi kewajibannya kepada Allah dan juga
kepada majikannya.
(3) Seorang majikan (pemilik budak) yang memiliki budak wanita
kemudian mengajarinya jalan yang terbaik (dien/agama),
membebaskannya kemudian menikahinya. Bagi dirinya (orang majikan
tersebut) akan mendapatkan 2 pahala.
(Kitab Ilmu, Bab 31, Hadist No. 97).
Pasangan yang terbaik dalam hidup ini adalah wanita yang beriman
(muslim) dengan kebaikan agamanya maka ia akan dapat menolong
suaminya untuk menempuh kehidupan yang sesuai dengan Islam.
Istri yang baik adalah seperti Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu Anhu,
istri Nabi Salallahu Alaihi Wasallam, wanita yang mengimaninya ketika
orang-orang mengkufurinya; mempercayainya ketika orang-orang tidak
mempercayainya; menerima apa yang beliau katakan ketika orang-orang
mengingkarinya; melindunginya ketika beliau membutuhkannya;
menolongnya ketika orang-orang mencoba untuk mencelakakannya.
Khadijah mendampinginya dalam kehidupan yang susah maupun senang.
Wanita yang baik adalah seperti Asma binti Abu Bakar Radhiyallahu
Anhu, wanita yang sangat bangga akan agamanya. Dia mengirimkan
anak laki-lakinya ke jalan surga dengan syahid, dan dia mendorongnya
untuk berdiri teguh di depan Thaghut sampai mati dengan kematian yang
mulia.
Istri yang baik adalah seperti Shafiyyah binti Abdil Muthalib Radhiyallahu
Anhu, wanita yang sibuk ke medan perang untuk memerangi Yahudi yang
ingin menyerang kehormatan orang-orang yang beriman.
Istri yang baik adalah seperti Sahaabiyyah Khansaa Radhiyallahu Anhu,
wanita yang mengirim semua anak laki-lakinya yang berjumlah 4 untuk
pergi berjihad. Ketika datang berita bahwa keempat anak laki-lakinya
syahid, dia berkata: "Terima kasih ya Allah karena telah menjadikan
mereka semua syahid dan aku berdoa agar aku dapat bertemu dengan
mereka di hari pengadilan nanti!
Istri yang baik adalah Waluud yang artinya dia ingin memiliki anak. Dia
bukanlah seseorang yang mengatakan, "Aku ingin menjaga penampilanku
dan tidak ingin memiliki anak. Istri yang baik adalah orang yang ingin
memiliki banyak anak.
Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:
"Menikahlah dan perbanyaklah anak-anakmu, sesungguhnya aku akan
membanggakan kamu di hari pengadilan nanti. (Shahih al-Jaami, Hadist
No. 3366)
Jadi tujuan dari pernikahan bukan hanya untuk memperoleh kenikmatan
akan tetapi juga untuk meneruskan ras manusia.
Allah Subhaanahu Wa Taala berfirman:
"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-
amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu
serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS Al-Kahfi: 46)
Allah Subhaanahu Wa Taala juga berfirman:
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga). (QS Ali Imran: 14)
Ada banyak hal yang diingini oleh manusia-manusia: wanita, anak-anak,
emas, perak (harta), kuda dan seterusnya; akan tetapi apa yang Allah
berikan kepada kita di akhirat adalah jauh lebih baik.
Dalam Surat Maryam dikatakan bahwa Zakariyyah Alaihi Salam memohon
kepada Allah:
"Ia berkata: `Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan
kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam
berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir
terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang
mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera yang
akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Yaqub; dan
jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai. (QS Maryam: 4-6)
Jadi alasan menikah adalah memiliki anak. Inilah kenapa sangat penting
bagi wanita untuk memahami hal ini sebelum dia menikah, yaitu dia
diharapkan untuk memiliki anak, bukan untuk menyelesaikan
pendidikannya atau belajar mengendarai mobil.
Jika dia tidak tahu bagaimana cara untuk memasak, bersih-bersih,
mencuci atau menjahit, tidak juga ingin memiliki anak, lantas untuk apa
dia sebagai seorang istri?
Wanita yang baik adalah yang lembut, bijaksana dan lemah lembut. Jika
suaminya berbicara kepadanya, dia tidak membantah atau berteriak
kembali kepadanya. Sekiranya dia seorang istri, dia bukanlah pegulat
atau petinju.
Mukmin yang baik, suami yang baik dan istri yang baik akan meminta
dan memohon kepada Allah agar dianugerahi anak yang sholeh:
"Dan orang orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada
kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati
(kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS
Al-Furqaan: 74)
Bahkan malaikat-malaikat beristighfar dan memohonkan ampun kepada
Allah untuk manusia, istrinya dan anak-anaknya serta menjadikan
mereka bahagia:
"Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga `Adn yang
telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di
antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan
mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (QS Al-Mumin:
Kenikmatan dunia adalah istri dan anak. Jika seorang wanita tidak bisa
melahirkan anak disebabkan dia sakit maka ini bukanlah kekuasaan-Nya.
Akan tetapi jika dia sangat menginginkan untuk memiliki anak maka dia
adalah wanita yang baik agamanya. Dia tidak harus cantik (sesuai dengan
pandangan beberapa orang), akan tetapi dia dapat menawan hati
suaminya dengan karakternya dan personalitasnya. Daripada
menggunakan kecantikannya akan tetapi di setiap waktu dia berbicara
dengan suara seperti George Bush atau Khaddafi.
Dilaporkan dalam Sunan Abu Dawud bahwa seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam dan berkata
kepadanya, "Aku mencintai seorang wanita yang baik nama (statusnya)
yaitu cantik, akan tetapi tidak bisa punya anak. Apakah anda
menyarankan aku untuk menikah dengannya? Nabi Salallahu Alaihi
Wasallam berkata, "Jangan. Laki-laki tadi datang kembali 2 kali akan
tetapi setiap kesempatan Nabi Salallahu Alaihi Wasallam menjawabnya,
"Jangan. Setelah waktu yang ketiga kalinya Nabi Salallahu Alaihi
Wasallam bersabda:
"Nikahilah wanita yang waduud (patuh, takut kepada suami) dan waluud
(bisa punya anak). Aku akan membanggakan kamu (di hari pengadilan
nanti). (Sunan Abu Dawud, Kitabun Nikaah, Hadist No. 2050)
Wanita yang waluud yaitu bisa punya anak dan memiliki kesehatan yang
bagus. Biasanya jika ibunya atau bibinya punya anak banyak maka dia
akan mampu memiliki anak juga.
Wanita yang waduud adalah wanita yang bijaksana dan baik terhadap
suaminya. Dia tersenyum kepadanya, berbicara dengan bijak dan ingin
suaminya menjadi bahaga. Dia akan tersenyum dengan cinta dan kasih
sayang.
Dilaporkan dalam hadits shahih al-Bukhori bahwa Rasulullah Salallahu
Alaihi Wasallam bersabda:
"Di antara semua wanita-wanita yang menunggang onta (yaitu wanita-
wanita Arab); wanita dari Bani Quraisy adalah yang terbaik. Mereka
penyayang dan baik hati terhadap anak-anak mereka dan penjaga terbaik
atas kekayaan suami mereka. (Al-Bukhari, Kitab 60, Bab 46, Hadist No.
3434)
Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam menggambarkan mereka sebagai
yang terbaik karena mereka lemah lembut dan baik hati terhadap anak-
anak mereka dan secara otomatis akan disayang dan diridhai suami
mereka.
Wanita yang baik adalah penjaga dan pelindung harta kekayaan dan
rahasia-rahasia suami mereka. Apa yang suaminya katakan terhadapnya
secara pribadi, dia tidak seharusnya mempublikasikan atau mengatakan
kepada temannnya.
Mudah untuk mendapatkan suami yang baik saat ini, akan tetapi tidak
mudah untuk mendapatkan istri yang baik.
Istri yang baik akan mengikuti pendapat (hukum) dari suaminya, bukan
dengan pendapatnya sendiri. Dia tidak akan mengatakan kepadanya,
"Kamu dapat merayakan Ied hari ini, akan tetapi aku akan
merayakannya besok.
Seorang suami tidak akan pernah hidup dalam ketenangan jika menikah
dengan wanita yang agamanya sesat, seorang Habashi, Deobandi atau
Tahriiri. Inilah kenapa begitu penting bagi dirinya untuk menikahi seorang
wanita yang mengikuti pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jamaah
(mengikuti nabi dan sahabat-sahabatnya).
Keduanya idealnya memiliki agama yang sama dan aqidah (keyakinan)
yang sama. Jika seorang istri mengimani bahwa Allah berada di atas
`Arsy-Nya, sementara suaminya mengimani bahwa Allah ada dimana-
mana, maka akan selalu terjadi perselisihan pendapat dan debat
argumen, adapun pernikahannya tidak akan bisa melakukan kerjasama
diantara keduanya.
Agama yang baik bukan hanya shalat atau berpuasa. Jika seorang laki-
laki memiliki agama yang baik, dia akan mengimani bahwa Yahudi dan
Nasrani adalah kafir, dan jika wanita memiliki agama yang buruk maka
dia akan mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang beriman.
Lebih lanjut, wanita tersebut akan mengirimkan anak-anak mereka ke
sekolah negara sekuler, dimana pikiran-pikiran mereka akan diracuni
dengan pemikiran kufur.
Jika seorang laki-laki menikah dengan seorang wanita Barelwi atau pelaku
bidah maka istrinya akan mengajarkan anak-anaknya untuk menyembah
kuburan dan meminta bantuan dari orang yang sudah meninggal dunia.
Allah Subhaanahu Wa Taala berfirman:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih
dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS Ar-Ruum: 21)
Bagaimana mungkin akan ada ketenangan dalam pernikahan jika istrinya
menekan suaminya untuk membelikannya baju-baru baru, sepatu berhak
tinggi, tas dan barang-barang perhiasan setiap hari? Setiap hari dia butuh
waktu berjam-jam untuk bermake-up (berhias) dan jika suaminya
mengomentarinya mengenai satu hal maka dia akan membuat hidup
suaminya sedih. Itu bukanlah sifat seorang istri yang seharusnya.
Wanita butuh untuk meraih cinta dari suaminya dan menginginkan untuk
dapat meraih surga melaui taat pada suaminya. Dia akan memasak
untuknya, membersihkan baju-bajunya, menyetrika pakaian-pakaiannya
dan menyiapkan makanan. Dia bukanlah seorang budak atau pembantu,
akan tetapi ini adalah peran normal dari seorang istri.
Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam bersabda:
"Aku akan informasikan kepadamu tentang wanita ahli surga! (mereka
adalah) waduud (penuh kasih sayang dan sayang kepada suami mereka),
waluud (subur) dan bermanfaat. Jika dia berpamitan kepadamu maka dia
akan mengatakan, "Disini tanganku yang ada dalam tanganmu. Saya
tidak bisa tidur hingga kamu senang. (Shohih al-Jaami)
Hadits ini menggambarkan seorang wanita jannah (surga) yang
digambarkan sebagai seorang yang tidak akan beranjak tidur (setelah
berpamitan kepada suaminya) hingga dia memegang tangannya dan
berkata, "Saya akan beranjak tidur hingga kamu ridha terhadapku. Atau
hingga dia dimaafkan. Di manakah macam wanita jenis ini sekarang ini?
Sekarang, jika suami berpamitan kepada istrinya maka istrinya akan
mengatakan kepadanya pergilah ke neraka dan membuat suaminya tidur
dalam kebun.
Rasulullah Salallahu Alaihi Wasallam menyarankan para pengikut-
pengikutnya untuk menikah dengan wanita yang perawan. Konsep ini
memberi tekanan bagi seorang wanita agar mempertimbangkan dengan
benar masalah perceraian karena dia akan mengetahui bahwa akan sulit
baginya untuk menikah lagi.
Inilah salah satu cara bahwa Islam melindungi keluarga; seorang istri
tidak bisa lari hanya karena dia tidak memiliki televisi (sebagai contoh)
karena dia tahu bahwa perceraian adalah sebuah pantangan dalam
pernikahan.
Saat ini jika seorang suami mencoba menasehati dispilin kepada istrinya
maka istrinya akan berteriak kepadanya atau berpikir bahwa suaminya
mencoba untuk mengontrolnya.
Lebih lanjut jika dia (suaminya) berpamitan kepada istrinya maka dia
tidak akan menemaninya karena dia pergi untuk melihat TV dan melihat
laki-laki lain yang dia sukai.
Pada masa lalu, seorang ibu menasehati anak perempuannya, "Jadilah
sebagai pembantu/hambanya, maka dia akan menjadi hambamu. Jadilah
lahannya, dan dia akan menjadi akarmu.
Saya berdoa kepada Allah semoga pelajaran ini dapat memberi
pencerahan atas kriteria untuk memilih patner yang baik. Selalu
perhatikanlah kebaikan agamanya karena orang yang mengetahui hukum
syariah maka diapun juga akan mengetahui mana yang halal dan yang
haram.
Wallahualam bis showab!

Ta`aruf Syar`i Solusi Pengganti Pacaran


penulis Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad Al-Makassari
Syariah Problema Anda 14 - April - 2007 03:12:47
Pertanyaan:
1. Apabila seorang muslim ingin menikah bagaimana syariat mengatur cara mengenal
seorang muslimah sementara pacaran terlarang dlm Islam?
2. Bagaimana hukum berkunjung ke rumah akhwat yg hendak dinikahi dgn tujuan utk saling
mengenal karakter dan siIat masing-masing?
3. Bagaimana hukum seorang ikhwan mengungkapkan perasaan kepada akhwat calon
istrinya?
Dijawab oleh Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad Al-Makassari:
-' . ~ _ = ` ~' ` -' - ~~ =' -' ~
Benar sekali pernyataan anda bahwa pacaran adl haram dlm Islam. Pacaran adl budaya dan
peradaban jahiliah yg dilestarikan oleh orang2 kaIir negeri Barat dan lain kemudian diikuti
oleh sebagian umat Islam dgn dalih mengikuti perkembangan jaman dan sebagai cara utk
mencari dan memilih pasangan hidup. Syariat Islam yg agung ini datang dari Rabb semesta
alam Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana dgn tujuan utk membimbing manusia
meraih maslahat-maslahat kehidupan dan menjauhkan mereka dari maIsadah-maIsadah yg
akan merusak dan menghancurkan kehidupan mereka sendiri.
Ikhtilath pergaulan bebas dan pacaran adl Iitnah dan maIsadah bagi umat manusia secara
umum dan umat Islam secara khusus mk perkara tersebut tdk bisa ditolerir. Bukankah
kehancuran Bani Israil bangsa yg terlaknat berawal dari Iitnah wanita? Allah Subhanahu
wa Ta`ala berIirman:
' ' - = ' ~ = ~ - ~ ' _ ~- = ~ ' ~ ' ~ _ = .- -' ~ - ~ ' - - ~ ' ~ - ' - . = -' - - ` ' -'
, - ~ - - ' -' ' ~ - -
'Telah terlaknat orang2 kaIir dari kalangan Bani Israil melalui lisan Nabi Dawud dan Nabi
Isa bin Maryam. Hal itu dikarenakan mereka bermaksiat dan melampaui batas. Adalah
mereka tdk saling melarang dari kemungkaran yg mereka lakukan. Sangatlah jelek apa yg
mereka lakukan.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
- ~' ' - ' ~ -- =- - '+- - = ~ ~ -' - = = ' -- ~' ' - ' ' - .- -' ~ - - . -' ~ -'
-' ~ -' -'
'Sesungguh dunia itu manis dan hijau dan Allah Subhanahu wa Ta`ala menjadikan kalian
sebagai khaliIah di atas kemudian Allah Subhanahu wa Ta`ala memerhatikan amalan kalian.
mk berhati-hatilah kalian terhadap dunia dan wanita krn sesungguh awal Iitnah Bani Israil
dari kaum wanita.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga memperingatkan umat utk berhati-hati dari
Iitnah wanita dgn sabda beliau:
- ~ ' ~ -' ~ -' ~ .' = ' _ = -
'Tidaklah aku meninggalkan Iitnah sepeninggalku yg lbh berbahaya terhadap kaum lelaki
dari Iitnah wanita.
Maka pacaran berarti menjerumuskan diri dlm Iitnah yg menghancurkan dan menghinakan
padahal semesti tiap orang memelihara dan menjauhkan diri darinya. Hal itu krn dlm pacaran
terdapat berbagai kemungkaran dan pelanggaran syariat sebagai berikut:
1. Ikhtilath yaitu bercampur baur antara lelaki dan wanita yg bukan mahram. Padahal
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjauhkan umat dari ikhtilath sekalipun dlm
pelaksanaan shalat. Kaum wanita yg hadir pada shalat berjamaah di Masjid Nabawi
ditempatkan di bagian belakang masjid. Dan seusai shalat Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam berdiam sejenak tdk bergeser dari tempat agar kaum lelaki tetap di tempat dan tdk
beranjak meninggalkan masjid utk memberi kesempatan jamaah wanita meninggalkan masjid
terlebih dahulu sehingga tdk berpapasan dgn jamaah lelaki. Hal ini ditunjukkan oleh hadits
Ummu Salamah radhiyallahu anha dlm Shahih Al-Bukhari. Begitu pula pada hari Ied kaum
wanita disunnahkan utk keluar ke mushalla menghadiri shalat Ied namun mereka ditempatkan
di mushalla bagian belakang jauh dari shaI kaum lelaki. Sehingga ketika Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam usai menyampaikan khutbah beliau perlu mendatangi shaI
mereka utk memberikan khutbah khusus krn mereka tdk mendengar khutbah tersebut. Hal ini
ditunjukkan oleh hadits Jabir radhiyallahu anhu dlm Shahih Muslim.
Bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
' + ' - ~ ' - = -' ~ -' - - - - = ' - = ' - ~ ' + .' = ' - - - - =
'Sebaik-baik shaI lelaki adl shaI terdepan dan sejelek-jelek adl shaI terakhir. Dan sebaik-baik
shaI wanita adl shaI terakhir dan sejelek-jelek adl shaI terdepan.
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata: 'Hal itu dikarenakan dekat shaI terdepan
wanita dari shaI terakhir lelaki sehingga merupakan shaI terjelek dan jauh shaI terakhir
wanita dari shaI terdepan lelaki sehingga merupakan shaI terbaik. Apabila pada ibadah shalat
yg disyariatkan secara berjamaah mk bagaimana kira jika di luar ibadah? Kita mengetahui
bersama dlm keadaan dan suasana ibadah tentu seseorang lbh jauh dari perkara-perkara yg
berhubungan dgn syahwat. mk bagaimana sekira ikhtilath itu terjadi di luar ibadah?
Sedangkan setan bergerak dlm tubuh Bani Adam begitu cepat mengikuti peredaran darah .
Bukankah sangat ditakutkan terjadi Iitnah dan kerusakan besar karenanya?
Subhanallah. Padahal wanita para shahabat keluar menghadiri shalat dlm keadaan berhijab
syar`i dgn menutup seluruh tubuh karena seluruh tubuh wanita adl aurat sesuai perintah
Allah Subhanahu wa Ta`ala dlm surat Al-Ahzab ayat 59 dan An-Nur ayat 31 tanpa
melakukan tabarruj krn Allah Subhanahu wa Ta`ala melarang mereka melakukan hal itu dlm
surat Al-Ahzab ayat 33 juga tanpa memakai wewangian berdasarkan larangan Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam dlm hadits Abu Hurairah yg diriwayatkan Ahmad Abu Dawud
dan yg lain :
= = - ` - -
'Hendaklah mereka keluar tanpa memakai wewangian.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga melarang siapa saja dari mereka yg berbau
harum krn terkena bakhur utk untuk hadir shalat berjamaah sebagaimana dlm Shahih Muslim
dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu.
Allah Subhanahu wa Ta`ala berIirman dlm surat Al-Ahzab ayat 53:
+ - += ~ , -' = = -' ~ - ~' ' =' ~ - ~ ~ ' ~
'Dan jika kalian meminta suatu hajat kepada mereka mk mintalah dari balik hijab. Hal itu lbh
bersih bagi kalbu kalian dan kalbu mereka.
Allah Subhanahu wa Ta`ala memerintahkan mereka berinteraksi sesuai tuntutan hajat dari
balik hijab dan tdk boleh masuk menemui mereka secara langsung. Asy-Syaikh Ibnu Baz
rahimahullah berkata: 'Maka tdk dibenarkan seseorang mengatakan bahwa lbh bersih dan lbh
suci bagi para shahabat dan istri-istri Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sedangkan bagi
generasi-generasi setelah tidaklah demikian. Tidak diragukan lagi bahwa generasi-generasi
setelah shahabat justru lbh butuh terhadap hijab dibandingkan para shahabat krn perbedaan
yg sangat jauh antara mereka dlm hal kekuatan iman dan ilmu. Juga krn persaksian
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam terhadap para shahabat baik lelaki maupun wanita
termasuk istri-istri Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sendiri bahwa mereka adl
generasi terbaik setelah para nabi dan rasul sebagaimana diriwayatkan dlm Shahih Al-
Bukhari dan Shahih Muslim. Demikian pula dalil-dalil Al-Qur`an dan As-Sunnah
menunjukkan berlaku suatu hukum secara umum meliputi seluruh umat dan tdk boleh
mengkhususkan utk pihak tertentu saja tanpa dalil.
Pada saat yg sama ikhtilath itu sendiri menjadi sebab yg menjerumuskan mereka utk
berpacaran sebagaimana Iakta yg kita saksikan berupa akibat ikhtilath yg terjadi di sekolah
instansi-instansi pemerintah dan swasta atau tempat-tempat yg lainnya. Wa ilallahil musytaka
2. Khalwat yaitu berduaan lelaki dan wanita tanpa mahram. Padahal Rasululllah Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda:
-' ~ -' _ = . = ~' ' - . ' -- `' ~ . = .' - : .' ~ =' - : ~' ~ ='
'Hati-hatilah kalian dari masuk menemui wanita. Seorang lelaki dari kalangan Anshar
berkata: 'Bagaimana pendapatmu dgn kerabat suami? mk Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda: 'Mereka adl kebinasaan.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda:
, = ~ ~ _ ~ ` , ~' ~ = = - `
'Jangan sekali-kali salah seorang kalian berkhalwat dgn wanita kecuali bersama mahram.
Hal itu krn tidaklah terjadi khalwat kecuali setan bersama kedua sebagai pihak ketiga
sebagaimana dlm hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma:
-' -' ~ - ' ~ ' =- ~' ' ~ + ` ' ` ' +- ~ , = ~ ~ ' + ~ - , ~' = - ` =`'
'Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir mk jangan sekali-kali dia berkhalwat dgn
seorang wanita tanpa disertai mahram krn setan akan menyertai keduanya.
3. Berbagai bentuk perzinaan anggota tubuh yg disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam dlm hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu:
' = ~ ` = ~ = ~ ~ ' - ' ~ - -- ~ ' _ = : - ' -' - ' ~ ' _' ~ ~ `' ' ~ -' - '- ~ `' = -' ' ~ -' - ' -
' = ~ ~ - - _ - ~ - , + - -' ' = =' -' - .= ' = ' -' - ~ -' ` ' ~ - _ -
'Telah ditulis bagi tiap Bani Adam bagian dari zina pasti dia akan melakukan kedua mata
zina adl memandang kedua telinga zina adl mendengar lidah zina adl berbicara tangan zina
adl memegang kaki zina adl melangkah sementara kalbu berkeinginan dan berangan-angan
mk kemaluan lah yg membenarkan atau mendustakan.
Hadits ini menunjukkan bahwa memandang wanita yg tdk halal utk dipandang meskipun
tanpa syahwat adl zina mata . Mendengar ucapan wanita dlm bentuk meni`mati adl zina
telinga. Berbicara dgn wanita dlm bentuk meni`mati atau menggoda dan merayu adl zina
lisan. Menyentuh wanita yg tdk dihalalkan utk disentuh baik dgn memegang atau yg lain adl
zina tangan. Mengayunkan langkah menuju wanita yg menarik hati atau menuju tempat
perzinaan adl zina kaki. Sementara kalbu berkeinginan dan mengangan-angankan wanita yg
memikat mk itulah zina kalbu. Kemudian boleh jadi kemaluan mengikuti dgn melakukan
perzinaan yg berarti kemaluan telah membenarkan; atau dia selamat dari zina kemaluan yg
berarti kemaluan telah mendustakan.
Padahal Allah Subhanahu wa Ta`ala berIirman:
`- ~ -' ~ ~ =' ' - ' - ' ' - `
'Dan janganlah kalian mendekati perbuatan zina sesungguh itu adl perbuatan nista dan
sejelek-jelek jalan.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda:
. = ` ~' ~ - ~ - = , ~- ~ = ~ , = -= ~ ~ = = - `
'Demi Allah sungguh jika kepala salah seorang dari kalian ditusuk dgn jarum dari besi mk itu
lbh baik dari menyentuh wanita yg tdk halal baginya.
Meskipun sentuhan itu hanya sebatas berjabat tangan mk tetap tdk boleh. Aisyah radhiyallahu
anha berkata:
` ' + -' - - - = = , ~' ~ - -' . ~ ~ - ~ ~ ' ~ -' `
'Tidak. Demi Allah tdk pernah sama sekali tangan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
menyentuh tangan wanita melainkan beliau membai`at mereka dgn ucapan .
Demikian pula dgn pandangan Allah Subhanahu wa Ta`ala telah berIirman dlm surat An-Nur
ayat 31-30:
- - ~ ~ . + = ' = -= - - ' - ~ ' - - _ _ = -= - - ' - ~ - - - ' - ~ ~ .
+ = ..
'Katakan kepada kaum mukminin hendaklah mereka menjaga pandangan serta kemaluan
mereka hingga Iirman-Nya- Dan katakan pula kepada kaum mukminat hendaklah mereka
menjaga pandangan serta kemaluan mereka .
Dalam Shahih Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma dia berkata:
= ~ - = -' _ - -' . ~ ~ .' - = -' = - : = - - -'
'Aku berta kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tentang pandangan yg tiba-tiba ?
mk beliau bersabda: Palingkan pandanganmu`.
Adapun suara dan ucapan wanita pada asal bukanlah aurat yg terlarang. Namun tdk boleh
bagi seorang wanita bersuara dan berbicara lbh dari tuntutan hajat dan tdk boleh
melembutkan suara. Demikian juga dgn isi pembicaraan tdk boleh berupa perkara-perkara yg
membangkitkan syahwat dan mengundang Iitnah. Karena bila demikian mk suara dan ucapan
menjadi aurat dan Iitnah yg terlarang. Allah Subhanahu wa Ta`ala berIirman:
' ~ ` ~ ~ ' _ ~= - . -' -= `
'Maka janganlah kalian berbicara dgn suara yg lembut sehingga lelaki yg memiliki penyakit
dlm kalbu menjadi tergoda dan ucapkanlah perkataan yg ma`ruI .
Adalah para wanita datang menemui Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan di sekitar
beliau hadir para shahabat lalu wanita itu berbicara kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam menyampaikan kepentingan dan para shahabat ikut mendengarkan. Tapi mereka tdk
berbicara lbh dari tuntutan hajat dan tanpa melembutkan suara.
Dengan demikian jelaslah bahwa pacaran bukanlah alternatiI yg ditolerir dlm Islam utk
mencari dan memilih pasangan hidup. Menjadi jelas pula bahwa tdk boleh mengungkapkan
perasaan sayang atau cinta kepada calon istri selama belum resmi menjadi istri. Baik
ungkapan itu secara langsung atau lewat telepon ataupun melalui surat. Karena saling
mengungkapkan perasaan cinta dan sayang adl hubungan asmara yg mengandung makna
pacaran yg akan menyeret ke dlm Iitnah. Demikian pula hal berkunjung ke rumah calon istri
atau wanita yg ingin dilamar dan bergaul dengan dlm rangka saling mengenal karakter dan
siIat masing-masing krn perbuatan seperti ini juga mengandung makna pacaran yg akan
menyeret ke dlm Iitnah. Wallahul musta`an .
Adapun cara yg ditunjukkan oleh syariat utk mengenal wanita yg hendak dilamar adl dgn
mencari keterangan tentang yg bersangkutan melalui seseorang yg mengenal baik tentang
biograIi karakter siIat atau hal lain yg dibutuhkan utk diketahui demi maslahat pernikahan.
Bisa pula dgn cara meminta keterangan kepada wanita itu sendiri melalui perantaraan
seseorang seperti istri teman atau yg lainnya. Dan pihak yg dimintai keterangan berkewajiban
utk menjawab seobyektiI mungkin meskipun harus membuka aib wanita tersebut krn ini
bukan termasuk dlm kategori ghibah yg tercela. Hal ini termasuk dari enam perkara yg
dikecualikan dari ghibah meskipun menyebutkan aib seseorang. Demikian pula sebalik dgn
pihak wanita yg berkepentingan utk mengenal lelaki yg berhasrat utk meminang dapat
menempuh cara yg sama.
Dalil yg menunjukkan hal ini adl hadits Fathimah bintu Qais ketika dilamar oleh Mu`awiyah
bin Abi SuIyan dan Abu Jahm lalu dia minta nasehat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam mk beliau bersabda:
~' ~ = -' .' ~ ` = - - ' ~ ' ~ - ' = = -' - = _ - - ` , + = ' ~ , ~-
'Adapun Abu Jahm mk dia adl lelaki yg tdk pernah meletakkan tongkat dari pundak .
Adapun Mu`awiyah dia adl lelaki miskin yg tdk memiliki harta. Menikahlah dgn Usamah bin
Zaid.
Para ulama juga menyatakan boleh berbicara secara langsung dgn calon istri yg dilamar
sesuai dgn tuntunan hajat dan maslahat. Akan tetapi tentu tanpa khalwat dan dari balik hijab.
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin dlm Asy-Syarhul Mumti` berkata: 'Boleh berbicara dgn calon
istri yg dilamar wajib dibatasi dgn syarat tdk membangkitkan syahwat atau tanpa disertai dgn
meni`mati percakapan tersebut. Jika hal itu terjadi mk hukum haram krn tiap orang wajib
menghindar dan menjauh dari Iitnah.
Perkara ini diistilahkan dgn ta`aruI. Adapun terkait dgn hal-hal yg lbh spesiIik yaitu organ
tubuh mk cara yg diajarkan adl dgn melakukan nazhor yaitu melihat wanita yg hendak
dilamar. Nazhor memiliki aturan-aturan dan persyaratan-persyaratan yg membutuhkan
pembahasan khusus .
Wallahu a`lam.
Sumber: www.asysyariah.com
Ketika seorang muslim baik pria atau wanita akan menikah, biasanya akan timbul perasaan
yang bermacam-macam. Ada rasa gundah, resah, risau, bimbang, termasuk juga tidak sabar
menunggu datangnya sang pendamping, dll. Bahkan ketika dalam proses taaruI sekalipun
masih ada juga perasaan keraguan. Berikut ini sekelumit apa yang bisa saya hadirkan kepada
pembaca agar dapat meredam perasaan negatiI dan semoga mendatangkan optimisme dalam
mencari teman hidup. Semoga bermanIaat buat saya pribadi dan kaum muslimin semuanya.
Saya memohon kepada Allah semoga usaha saya ini mendatangkan pahala yang tiada putus
bagi saya. Inilah kabar gembira berupa janji Allah bagi orang yang akan menikah.
Bergembiralah wahai saudaraku.
1. 'Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah
buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang
baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). (An Nuur : 26)
Bila ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka perbaikilah diri. Hiduplah sesuai ajaran Islam
dan Sunnah Nabi-Nya. Jadilah laki-laki yang sholeh, jadilah wanita yang sholehah. Semoga
Allah memberikan hanya yang baik buat kita. Amin.
2. 'Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin,
Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya.
Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (An Nuur: 32) Sebagian
para pemuda ada yang merasa bingung dan bimbang ketika akan menikah. Salah satu
sebabnya adalah karena belum punya pekerjaan.
Dan anehnya ketika para pemuda telah mempunyai pekerjaan pun tetap ada perasaan
bimbang juga. Sebagian mereka tetap ragu dengan besaran rupiah yang mereka dapatkan dari
gajinya. Dalam pikiran mereka terbesit, 'apa cukup untuk berkeluarga dengan gaji sekian?.
Ayat tersebut merupakan jawaban buat mereka yang ragu untuk melangkah ke jenjang
pernikahan karena alasan ekonomi. Yang perlu ditekankan kepada para pemuda dalam
masalah ini adalah kesanggupan untuk memberi naIkah, dan terus bekerja mencari naIkah
memenuhi kebutuhan keluarga.
Bukan besaran rupiah yang sekarang mereka dapatkan. Nantinya Allah akan menolong
mereka yang menikah. Allah Maha Adil, bila tanggung jawab para pemuda bertambah
dengan kewajiban menaIkahi istri-istri dan anak-anaknya, maka Allah akan memberikan
rejeki yang lebih. Tidakkah kita lihat kenyataan di masyarakat, banyak mereka yang semula
miskin tidak punya apa-apa ketika menikah, kemudian Allah memberinya rejeki yang
berlimpah dan mencukupkan kebutuhannya?
3. 'Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid Ii
sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah
karena ingin memelihara kehormatannya. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu
Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160) |1| Bagi siapa saja yang menikah dengan niat
menjaga kesucian dirinya, maka berhak mendapatkan pertolongan dari Allah berdasarkan
penegasan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits ini. Dan pertolongan Allah
itu pasti datang.
4. 'Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berIikir. (Ar Ruum : 21)
5. 'Dan Tuhanmu berIirman : Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk
neraka Jahannam dalam keadaan hina dina` . (Al Mu`min : 60)
Ini juga janji Allah Azza wa Jalla, bila kita berdoa kepada Allah niscaya akan
diperkenankan-Nya. Termasuk di dalamnya ketika kita berdoa memohon diberikan
pendamping hidup yang agamanya baik, cantik, penurut, dan seterusnya. Dalam berdoa
perhatikan adab dan sebab terkabulnya doa. Diantaranya adalah
1. Ikhlash, bersungguh-sungguh, merendahkan diri, menghadap kiblat, mengangkat kedua
tangan, dll.
2. Perhatikan juga waktu-waktu yang mustajab dalam berdoa. Diantaranya adalah berdoa
pada waktu sepertiga malam yang terakhir dimana Allah Azza wa Jalla turun ke langit dunia
3. Pada waktu antara adzan dan iqamah, pada waktu turun hujan, dll.
4. Perhatikan juga penghalang terkabulnya doa. Diantaranya adalah makan dan minum dari
yang haram, juga makan, minum dan berpakaian dari usaha yang haram, melakukan apa yang
diharamkan Allah, dan lain-lain.
5. ManIaat lain dari berdoa berarti kita meyakini keberadaan Allah, mengakui bahwa Allah
itu tempat meminta, mengakui bahwa Allah Maha Kaya, mengakui bahwa Allah Maha
Mendengar, dst. Sebagian orang ketika jodohnya tidak kunjung datang maka mereka pergi ke
dukun-dukun berharap agar jodohnya lancar. Sebagian orang ada juga yang menggunakan
guna-guna. Cara-cara seperti ini jelas dilarang oleh Islam. Perhatikan hadits-hadits berikut
yang merupakan peringatan keras dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam:
'Barang siapa yang mendatangi peramal / dukun, lalu ia menanyakan sesuatu kepadanya,
maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam. (Hadits shahih riwayat Muslim
(7/37) dan Ahmad).
6. Telah bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, 'Maka janganlah kamu
mendatangi dukun-dukun itu. (Shahih riwayat Muslim juz 7 hal. 35).
7. Telah bersabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, 'Sesungguhnya jampi-jampi (mantera)
dan jimat-jimat dan guna-guna (pelet) itu adalah (hukumnya) syirik. (Hadits shahih riwayat
Abu Dawud (no. 3883), Ibnu Majah (no. 3530), Ahmad dan Hakim).
8. Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. (Al Baqarah : 153)
Mintalah tolong kepada Allah dengan sabar dan shalat. Tentunya agar datang pertolongan
Allah, maka kita juga harus bersabar sesuai dengan Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam. Juga harus shalat sesuai Sunnahnya dan terbebas dari bid`ah-bid`ah.
. 'Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan. (Alam Nasyrah : 5 6) Ini juga janji Allah. Mungkin terasa
bagi kita jodoh yang dinanti tidak kunjung datang. Segalanya terasa sulit. Tetapi kita harus
tetap berbaik sangka kepada Allah dan yakinlah bahwa sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Allah sendiri yang menegaskan dua kali dalam Surat Alam Nasyrah.
9. 'Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Muhammad : 7) Agar Allah Tabaraka wa
Ta`ala menolong kita, maka kita tolong agama Allah. Baik dengan berinIak di jalan-Nya,
membantu penyebaran dakwah Islam dengan penyebaran buletin atau buku-buku Islam,
membantu penyelenggaraan pengajian, dll. Dengan itu semoga Allah menolong kita.
. 'Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya
Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Al Hajj : 40)
10. 'Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al Baqarah : 214) Itulah
janji Allah. Dan Allah tidak akan menyalahi janjinya. Kalaupun Allah tidak / belum
mengabulkan doa kita, tentu ada hikmah dan kasih sayang Allah yang lebih besar buat kita.
Kita harus berbaik sangka kepada Allah. Inilah keyakinan yang harus ada pada setiap
muslim. Jadi, kenapa ragu dengan janji Allah?
AyoNikah...
#berbagai sumber
endambakan Wanita Sholehah
Posted by Admin pada 03/06/2009
Apa yang sering diangankan oleh kebanyakan laki-laki tentang wanita yang bakal menjadi
pendamping hidupnya?. Cantik, kaya, punya kedudukan, karir bagus, dan baik pada suami.
nilah keinginan yang banyak muncul. Sebuah keinginan yang lebih tepat disebut angan-angan,
karena jarang ada wanita yang memiliki sifat demikian.
ebanyakan laki-laki lebih memperhatikan penampilan dzahir, sementara unsur akhlak dari wanita
tersebut kurang diperhatikan. Padahal akhlak dari pasangan hidupnya itulah yang akan banyak
berpengaruh terhadap kebahagiaan rumah tangganya.
Seorang muslim yang shalih, ketika membangun mahligai rumah tangga maka yang menjadi
dambaan dan cita-citanya adalah agar kehidupan rumah tangganya kelak berjalan dengan baik,
dipenuhi mawaddah wa rahmah, sarat dengan kebahagiaan, adanya saling ta'awun (tolong
menolong), saling memahami dan saling mengerti. Dia juga mendamba memiliki istri yang pandai
memposisikan diri untuk menjadi naungan ketenangan bagi suami dan tempat beristirahat dari
ruwetnya kehidupan di luar. a berharap dari rumah tangga itu kelak akan lahir anak turunannya yang
shalih yang menjadi qurratu a'yun (penyejuk mata) baginya.
Demikian harapan demi harapan dirajutnya sambil meminta kepada Ar-Rabbul A'la (Allah Yang Maha
Tinggi) agar dimudahkan segala urusannya.
Namun tentunya apa yang menjadi dambaan seorang muslim ini tidak akan terwujud dengan baik
terkecuali bila wanita yang dipilihnya untuk menemani hidupnya adalah wanita shalihah. arena
hanya wanita shalihah yang dapat menjadi teman hidup yang sebenarnya dalam suka maupun lara,
yang akan membantu dan mendorong suaminya untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Hanya dalam diri wanita shalihah tertanam aqidah tauhid, akhlak yang mulia dan budi pekerti yang
luhur. Dia akan berupaya ta'awun dengan suaminya untuk menjadikan rumah tangganya bangunan
yang kuat lagi kokoh guna menyiapkan generasi slam yang diridhai Ar-Rahman.
Sebaliknya, bila yang dipilih sebagai pendamping hidup adalah wanita yang tidak terdidik dalam
agama1 dan tidak berpegang dengan agama, maka dia akan menjadi duri dalam daging dan musuh
dalam selimut bagi sang suami. Akibatnya rumah tangga selalu sarat dengan keruwetan, keributan,
dan perselisihan. stri seperti inilah yang sering dikeluhkan oleh para suami, sampai-sampai ada di
antara mereka yang berkata: "Aku telah berbuat baik kepadanya dan memenuhi semua haknya
namun ia selalu menyakitiku.
Duhai kiranya wanita itu tahu betapa besar hak suaminya, duhai kiranya dia tahu akibat yang akan
diperoleh dengan menyakiti dan melukai hati suaminya..! Namun dari mana pengetahuan dan
kesadaran itu akan didapatkan bila dia jauh dari pengajaran dan bimbingan agamanya yang haq?
Wallahu Al-Musta'an.
eutamaan wanita shalihah
Abdullah bin Amr radhiallahu 'anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:
= -' ~-' , --' ' -- --' _' - ,- = ; _ ' - ' -- --'
"$esungguhnya dunia itu adalah perhiasan2 dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita
shalihah. (HR. Muslim no. 1467)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Umar ibnul haththab radhiallahu 'anhu:
V - ' -, --' , -- - ' - ,- = 4 , = = -' ~-' , - ' - ; ^ -' = ' , - ' - ; ^ , ~ ' |- - , = - ' - ^ = - = ' |- - ~' -
"aukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri
shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya3, bila diperintah4 akan mentaatinya5, dan bila
ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah
berkata dalam Al-Jami'ush Shahih 3/57: "Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.)
erkata Al-Qadhi 'yyadh rahimahullah: "%atkala Nabi $hallallahu 'alaihi wa sallam menerangkan
kepada para sahabatnya bahwa tidak berdosa mereka mengumpulkan harta selama mereka
menunaikan zakatnya, beliau memandang perlunya memberi kabar gembira kepada mereka dengan
menganjurkan mereka kepada apa yang lebih baik dan lebih kekal yaitu istri yang shalihah yang
cantik (lahir batinnya) karena ia akan selalu bersamamu menemanimu. Bila engkau pandang
menyenangkanmu, ia tunaikan kebutuhanmu bila engkau membutuhkannya. Engkau dapat
bermusyawarah dengannya dalam perkara yang dapat membantumu dan ia akan menjaga
rahasiamu. Engkau dapat meminta bantuannya dalam keperluan-keperluanmu, ia mentaati
perintahmu dan bila engkau meninggalkannya ia akan menjaga hartamu dan memelihara/mengasuh
anak-anakmu. ('Aunul Ma'bud, 5/57)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah pula bersabda:
, -' ~-' , - : ~' ;-' , -~ --' ; = -' ~-' , -- ' - |-' -, --' ; _ -' ~-' ,' =-' ; . , - , ; -' - ~-' : , -- ' ; -; ~-' ,' =-'
-, --' ; -; ~-' _ - ~-' , -~ --' ; -; ~-' .
"Empat perkara termasuk dari kebahagiaan, yaitu wanita (istri) yang shalihah, tempat tinggal yang
luas/ lapang, tetangga yang shalih, dan tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Dan empat perkara
yang merupakan kesengsaraan yaitu tetangga yang jelek, istri yang jelek (tidak shalihah), kendaraan
yang tidak nyaman, dan tempat tinggal yang sempit. (HR. bnu Hibban dalam Al-Mawarid hal. 302,
dishahihkan Asy-Syaikh Muqbil dalam Al-Jami'ush Shahih, 3/57 dan Asy-Syaikh Al Albani dalam
Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 282)
etika Umar ibnul haththab radhiallahu 'anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam: "ahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki? eliau Shallallahu 'alaihi wa
sallam menjawab:
, =7' ,- _ - - - - = ,- - -- =; , ; ' , -' - '-' ~ - ; ' , -' ~ ' - - - - = - = - -
"endaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir
dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam perkara akhirat. (HR. bnu Majah no. 1856,
dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shahih bnu Majah no. 1505)
ukuplah kemuliaan dan keutamaan bagi wanita shalihah dengan anjuran Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bagi lelaki yang ingin menikah untuk mengutamakannya dari yang selainnya. eliau
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
_ -- , , V , --' : - = - ; ' | ~ = - ; ' | -' - - ' | -' ' | -- - - ; . 4' - - , ,- --' ' - , -=' -
"anita itu dinikahi karena empat perkara yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena
kecantikannya, dan karena agamanya. aka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan
beruntung. (HR. Al-ukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466)
mpat hal tersebut merupakan faktor penyebabdipersuntingnya seorang wanita dan ini merupakan
pengabaran berdasarkan kenyataan yang biasa terjadi di tengah manusia, bukan suatu perintah
untuk mengumpulkan perkara-perkara tersebut, demikian kata Al-mam Al-Qurthubi rahimahullah.
Namun dzahir hadits ini menunjukkan boleh menikahi wanita karena salah satu dari empat perkara
tersebut, akan tetapi memilih wanita karena agamanya lebih utama. (Fathul ari, 9/164)
Al-Hafidz bnu Hajar rahimahullah berkata: ,- --' ' - , -=' -), maknanya: yang sepatutnya bagi
seorang yang beragama dan memiliki muruah (adab) untuk menjadikan agama sebagai petunjuk
pandangannya dalam segala sesuatu terlebih lagi dalam suatu perkara yang akan tinggal lama
bersamanya (istri). aka Rasulullah $hallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk mendapatkan
seorang wanita yang memiliki agama di mana hal ini merupakan puncak keinginannya. (Fathul ari,
9/164)
Al-mam An-Nawawi rahimahullah berkata: "Dalam hadits ini ada anjuran untuk berteman/ bersahabat
dengan orang yang memiliki agama dalam segala sesuatu karena ia akan mengambil manfaat dari
akhlak mereka (teman yang baik tersebut), berkah mereka, baiknya jalan mereka, dan aman dari
mendapatkan kerusakan mereka. (Syarah Shahih Muslim, 10/52)
Sifat-sifat Istri ShaIihah
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
^ --' = - = ' - - - - ' = -' = ' -'- ' = -' ~-' -
"anita (istri) shalihah adalah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan
Allah telah memelihara mereka. (An-Nisa: 34)
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan di antara sifat wanita shalihah adalah taat kepada Allah
dan kepada suaminya dalam perkara yang ma'ruf6 lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak
berada di sampingnya.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di rahimahullah berkata: "%ugas seorang istri adalah
menunaikan ketaatan kepada Rabbnya dan taat kepada suaminya, karena itulah Allah berfirman:
"anita shalihah adalah yang taat," yakni taat kepada Allah $ubhanahu wa %a'ala, "Lagi memelihara
diri ketika suaminya tidak ada." Yakni taat kepada suami mereka bahkan ketika suaminya tidak ada
(sedang bepergian, pen.), dia menjaga suaminya dengan menjaga dirinya dan harta suaminya."
(Taisir Al-arimir Rahman, hal.177)
etika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menghadapi permasalahan dengan istri-istrinya
sampai beliau bersumpah tidak akan mencampuri mereka selama sebulan, Allah Subhanahu wa
Ta'ala menyatakan kepada Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam:
_ ~ - , -- - ' ,- = ' =' ;, ^ - - - , , - -- = , ^ , , ' = -~ , ' - ' - , ' - , ' -' - , ' - - - , ' - -~ - ' ,' - ; , ' - -
"ika sampai Nabi menceraikan kalian,7 mudah-mudahan %uhannya akan memberi ganti kepadanya
dengan istri-istri yang lebih baik daripada kalian, muslimat, mukminat, qanitat, taibat, 'abidat, saihat
dari kalangan janda ataupun gadis. (At-Tahrim: 5)
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan beberapa sifat istri yang shalihah yaitu:
a. Muslimat: wanita-wanita yang ikhlas (kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala), tunduk kepada perintah
Allah ta'ala dan perintah Rasul-Nya.
b. Mukminat: wanita-wanita yang membenarkan perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala
c. Qanitat: wanita-wanita yang taat
d. Taibat: wanita-wanita yang selalu bertaubat dari dosa-dosa mereka, selalu kembali kepada
perintah (perkara yang ditetapkan) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam walaupun harus
meninggalkan apa yang disenangi oleh hawa nafsu mereka.
e. 'Abidat: wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
(dengan mentauhidkannya karena semua yang dimaksud dengan ibadah kepada Allah Subhanahu
wa Ta'ala di dalam Al-Qur'an adalah tauhid, kata bnu Abbas radhiallahu 'anhuma).
f. Saihat: wanita-wanita yang berpuasa. (Al-Jami' li Ahkamil Qur'an, 18/126-127, Tafsir bnu atsir,
8/132)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan:
' - = - = ; ' ,| ~ -' ~ ; ' | ~- = , --' - ~ ' | - J- - ' | =; , -' = ; ' | =, - : , - - =-' - =-' - ~ - =-' ~' ;
"Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan
taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: asuklah engkau ke dalam surga dari pintu
mana saja yang engkau sukai. (HR. Ahmad 1/191, dishahihkan Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah
dalam Shahihul Jami' no. 660, 661)
Dari dalil-dalil yang telah disebutkan di atas, dapatlah kita simpulkan bahwa sifat istri yang shalihah
adalah sebagai berikut:
1. Mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan mempersembahkan ibadah hanya kepada-Nya
tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.
2. Tunduk kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala, terus menerus dalam ketaatan kepada-Nya
dengan banyak melakukan ibadah seperti shalat, puasa, bersedekah, dan selainnya. Membenarkan
segala perintah dan larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
3. Menjauhi segala perkara yang dilarang dan menjauhi sifat-sifat yang rendah.
4. Selalu kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bertaubat kepada-Nya sehingga lisannya
senantiasa dipenuhi istighfar dan dzikir kepada-Nya. Sebaliknya ia jauh dari perkataan yang laghwi,
tidak bermanfaat dan membawa dosa seperti dusta, ghibah, namimah, dan lainnya.
5. Menaati suami dalam perkara kebaikan bukan dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala dan melaksanakan hak-hak suami sebaik-baiknya.
6. Menjaga dirinya ketika suami tidak berada di sisinya. a menjaga kehormatannya dari tangan yang
hendak menyentuh, dari mata yang hendak melihat, atau dari telinga yang hendak mendengar.
Demikian juga menjaga anak-anak, rumah, dan harta suaminya.
Sifat istri shalihah lainnya bisa kita rinci berikut ini berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan setelahnya:
1. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
V -; - ;- ' - =-' J , - - -' ~ - - , = -' = ~ - ' - _ -' ' | =; , _ - - -; -' -; - ;-' = ' | =; , - - - ' - - ~ _
J; - ; : _; - V _ ~, _ = ' -~ -
"aukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang
penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah,
dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: "Aku
tak dapat tidur sebelum engkau ridha. (HR. An-Nasai dalam syratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits
Ash Shahihah, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)
2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat
tidur, pakaian, dan yang semacamnya.
3. Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan
suaminya. Asma' bintu Yazid radhiallahu 'anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam. etika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. eliau Shallallahu
'alaihi wa sallam bertanya: "arangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya
dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa
yang diperbuatnya bersama suaminya? Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku
(Asma) pun menjawab: "Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-
benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami). eliau Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
--' ; ' | - ~ - , _- , = - -' =- ~ - - ,' =- ~-' J- - 4 - - ' - - - '; - - >- ,; , =- - ,'
"angan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan
syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya. (HR. Ahmad 6/456,
Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid
(pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)
4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya
memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
V = -' ~-' , -- ' -, --' , -- - ' - ,- = 4 , = ' - ; ^ -' = ' , - ' - ; ^ , ~ ' |- - , = - ' - ^ = - = ' |- - ~' -
"aukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri
shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia
pergi si istri ini akan menjaga dirinya. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah
berkata dalam Al-Jami'ush Shahih 3/57: "Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.)
5. etika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya
dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta' (bernikmat-
nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
^ -- V - ' ~ ' | =; , ; ; ~ , , -- - J = - V
"%idak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian)
kecuali dengan izinnya. (HR. Al-ukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata
aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur." Ada yang bertanya kepada
beliau: "Apakah mereka kufur kepada Allah?" Beliau menjawab: "ereka mengkufuri suami dan
mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. $eandainya salah seorang dari kalian berbuat baik
kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang
tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: "Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama
sekali. (HR. Al-ukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
^- - - ~ V ; ' | =; , - , -~ V , ,-' _ - =' , =- - V
"Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia
membutuhkannya. (HR. An-Nasai dalam syratun Nisa. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 289)
7. ersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan
yang syar'i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:
- -' ; ^ ~' , - _ - ^ ,-' ; -- - , J = , , - ' - - - - ~- - =' ~ -' - ~-' - - -' ,' - V ^- - - _ - ' = ' |- - _ ~, - _ = ' |- - -
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat
tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang
suami ridha padanya. (HR. Muslim no.1436)
=, _ = - - > --' ' | - - ' | =; , ,' , - , =' | - , --' ' ' -
"Apabila seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan tempat tidur suaminya, niscaya para
malaikat melaknatnya sampai ia kembali (ke suaminya). (HR. Al-ukhari no. 5194 dan Muslim no.
1436)
Demikian yang dapat kami sebutkan dari keutamaan dan sifat-sifat istri shalihah, mudah-mudahan
Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi taufik kepada kita agar dapat menjadi wanita yang shalihah,
amin.

1 Atau ia belajar agama namun tidak mengamalkannya
2 Tempat untuk bersenang-senang (Syarah Sunan An-Nasai oleh Al-mam As-Sindi rahimahullah, 6/69)
3 arena keindahan dan kecantikannya secara dzahir atau karena bagusnya akhlaknya secara batin atau karena dia
senantiasa menyibukkan dirinya untuk taat dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala (Ta'liq Sunan bnu Majah,
Muhammad Fuad Abdul aqi, itabun Nikah, bab Afdhalun Nisa, 1/596, 'Aunul Ma'bud, 5/56)
4 Dengan perkara syar'i atau perkara biasa ('Aunul Ma'bud, 5/56)
5 Mengerjakan apa yang diperintahkan dan melayaninya ('Aunul Ma'bud, 5/56)
6 ukan dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat
kepada Al-haliq.
7 Allah Subhanahu wa Ta'ala Maha Mengetahui bahwasanya Nabi-Nya tidak akan menceraikan istri-istrinya (ummahatul
mukminin), akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan kepada ummahatul mukminin tentang kekuasaan-Nya, bila
sampai Nabi menceraikan mereka, Dia akan menggantikan untuk beliau istri-istri yang lebih baik daripada mereka dalam
rangka menakuti-nakuti mereka. ni merupakan pengabaran tentang qudrah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan ancaman untuk
menakut-nakuti istri-istri Nabi, bukan berarti ada orang yang lebih baik daripada shahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
(Al-Jami' li Ahkamil Qur'an, 18/126) dan bukan berarti istri-istri beliau tidak baik bahkan mereka adalah sebaik-baik wanita. Al-
Qurthubi rahimahullah berkata: "!ermasalahan ini dibawa kepada pendapat yang mengatakan bahwa penggantian istri dalam
ayat ini merupakan janji dari Allah $ubhanahu wa %a'ala untuk Nabi-Nya $hallallahu 'alaihi wa sallam, seandainya beliau
menceraikan mereka di dunia Allah $ubhanahu wa %a'ala akan menikahkan beliau di akhirat dengan wanita-wanita yang lebih
baik daripada mereka. (Al-Jami' li Ahkamil Qur'an, 18/127)
Dikutip dari http://www.asysyariah.com, Penulis: Al-Ustadzah Ummu shaq Zulfa Husein Al-Atsariyyah, Judul : stri Shalihah,
eutamaan dan Sifat-Sifatnya
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;
mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (Al-Baqarah: 165)
Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (ikutilah Muhammad saw.), niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. (Ali Imran: 31)
'Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah. (HR. At
Tirmidzi)
Kata-kata mutiara tentang cinta
Agar cinta tidak menjerumuskan kita ke dalam lubang kehinaan, ada baiknya kita mengambil
hikmah dari sumber-sumber islam dan perkataan para ulama berikut ini.
Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes
embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan
menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu
kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi
jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia
budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.
amka
Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar
kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan
semangat, tetapi membangkitkan semangat.
amka
Tanda cinta kepada Allah adalah banyak mengingat (menyebut) Nya, karena tidaklah engkau
menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak mengingatnya.
Ar Rabi` bin Anas (Jami` al ulum wal Hikam, Ibnu Rajab)
Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar (cinta) dunia padahal kematian terus
mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai
terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu
apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya.
Salman al Farisi (Az Zuhd, Imam Ahmad)
Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan
tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia
maka nasehat susah untuk memasukinya.
alik bin Dinar (Hilyatul Auliyaa`)
Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah
musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu.
Ali bin Abi Thalib
Engkau berbuat durhaka kepada Allah, padahal engkau mengaku cinta kepada-Nya? Sungguh
aneh keadaan seperti ini. Andai kecintaanmu itu tulus, tentu engkau akan taat kepada-Nya.
Karena sesungguhnya, orang yang mencintai itu tentu selalu taat kepada yang ia cintai.
A`idh Al-Qorni

Anda mungkin juga menyukai