Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KOROSI

KOROSI GALVANIK
Dosen Pembimbing : Ir. Retno Indarti, MT.

Di susun oleh :
Riska Ismayanti Hidayat (091411026)
Siti Rohimah (091411027)
Vera Marsella (091411028)

3 A D3 TEKNIK KIMIA
KELOMPOK 9

Tanggal Praktikum : 26 Oktober 2011
Tanggal Penyerahan Laporan : 2 November 2011

TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2011
Korosi Galvanik

I. Tujuan Praktikum

a. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip korosi galvanik
b. Mahasiswa dapat menentukan logam yang berperan sebagai katodik dan
anodik pada peristiwa galvanik
c. Mahasiswa dapat menghitung laju korosi logam dalam lingkungan yang
berbeda

II. Dasar Teori
2.1 Korosi
orosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersiIat alamiah dan berlangsung
dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali.
orosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses
perusakannya. Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya transIer
elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron
(anoda) dan lingkungannya sebagai penerima elektron (katoda).

2.2Korosi Galvanik
orosi galvanik disebut juga korosi dwilogam yang merupakan perkaratan
elektrokimiawi apabila dua macam metal yang berbeda potensial dihubungkan langsung di
dalam elektrolit yang sama. Elektron akan mengalir dari metal yang kurang mulia (anodik)
menuju ke metal yang lebih mulia (katodik). Akibatnya metal yang kurang mulia berubah
menjadi ion-ion positiI karena kehilangan elektron. Ion-ion positiI metal bereaksi dengan ion-
ion negatiI yang berada di dalam elektrolit menjadi garam metal. arena peristiwa ini,
permukaan anoda kehilangan metal sehingga terrbentuk sumur-sumur karat atau jika merata
akan terbentuk karat permukaan.

Lapi san gal vani s mel i ndungi baja dengan cara mel apisi sel ur uh
per mukaan baja t ersebut ( envel ope pr ot ect i on), di dal am lapi san i t u sengnya
sendir i mel i ndungi baja secara kat hodi k apabi l a lapi san i t u r usak/ l ecet
sampai t er l i hat baj anya.
Rat e dar i pada pengi ki san lapi san gal vani s t er gant ung dari ukuran
l uka/ gor esan pada baja (berperan sebagai kat hoda) dan ket ebal an lapi san it u
sendir i. Harap di perhat i kan agar bagi an l apisan galvani s yang t erbuka (l ecet
at au t er gor es) har us di t ekan sekeci l mungki n unt uk menghi ndar i kor osi yang
di per cepat dari lapi san gal vani s t ers ebut .
Gambar di bawah adal ah li st dar i l ogam-l ogam dengan der et an r eakt i vi t as
r el at i I dengan s esamanya dan unt uk menent ukan l apisan l ogam apa yang
cocok unt uk mel api si l ogam dasar nya unt uk mencapai ket ahanan yang
maksi mal, kont ak dengan l ogam yang sej eni s har us di hi ndar i j i ka t er j adi
quasi el ekt r ol i sa yang di sebabkan ol eh kel embaban

2.3Pengendalian Korosi Galvanik
Pengendalian korosi galvanik dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
(1) Menghindarkan terjadinya hubungan galvanik logam. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memilih material yang memiliki potensial yang tidak jauh berbeda (berdekatan pada Galvanic
Series) pada saat perencanaan.
(2) Mengontrol Anoda. Apabila hubungan galvanik tidak dapat dihindarkan, maka logam
yang menjadi daerah anoda hendaknya diperluas atau dibuat lebih tebal. Secara ekonomis,
akan lebih baik lagi dilakukan dengan membuat anoda menjadi bagian yang mudah diganti.
(3) Pemasangan sekat antara dua bagian logam yang berhubungan biasanya salah satu cara
yang dilakukan untuk menghindari terjadinya hubungan galvanik. (4) Menghindarkan
terjadinya cacat lapisan. Pada pelapisan logam hubungan galvanik akan terjadi apabila
lapisannya pecah, oleh karena itu pada saat proses pelapisan dilakukan harus dihindarkan
terjadinya cacat pelapisan yang dapat menjadi anoda yang sangat kecil sekalipun.
Dalam korosi galvanik logam yang potensialnya lebih positiI akan lebih bersiIat
katodik, sedangkan logam yang potensialnya lebih negatiI akan bersiIat lebih anodik. Bila
mencelupkan dua logam dengan kecenderungan ionisasi yang berbeda dalam larutan
elektrolit (larutan elektrolit), dan menghubungkan kedua elektroda dengan kawat, sebuah sel
akan tersusun (Gambar. 1). Pertama, logam dengan kecenderungan lebih besar terionisasi
akan teroksidasi, menghasilkan kation, dan terlarut dalam larutan elektrolit. emudian
elektron yang dihasilkan akan bermigrasi ke logam dengan kecenderungan ionisasi lebih
rendah melalui kawat. Pada logam dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah, kation akan
direduksi dengan menerima elektron yang mengalir ke elektroda.

Gambar 1. Diagram skematik sel. Logam dengan kecenderungan ionisasi lebih besar disebut
elektroda negatiI dan elektroda dengan kecenderungan ionisasi rendah disebut elektroda
positiI
Apabila dua buah logam yang berbeda yang saling kontak dan terbuka ke media yang
korosiI, laju korosi akan berbeda satu dengan yang lainnya. Contoh logam besi yang
berkontak dengan seng dan logam besi yang berkontak dengan logam Cu, dalam lingkungan
yang sama akan terkorosi dengan laju yang berbeda. Untuk laju korosi besi yang berkontak
dengan seng akan lebih rendah dibandingkan dengan laju korosi besi yang berkontak dengan
tembaga karena siIat seng lebih anodik dibandingkan dengan besi. Sehingga seng akan lebih
parah terkorosi dibandingkan dengan besi. Sedangkan untuk besi yang dikontakan dengan
tembaga, laju korosinya lebih besar daripada laju korosi logam tembaga.
2.4 Perhitungan Laju Korosi
Laju korosi dapat dihitung dengan rumus ;
Laju orosi (r)


eterangan :
m : berat yang hilang (gr)
A : Luas permukaan (cm
2
)
t : waktu (jam)
p : densitas logam (gr/cm
2
)
r : laju korosi (mpy)
III. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan

4 Gelas kimia 1000 ml 6 buah
4 Multimeter
4 pH meter
4 Spatula
4 %imbangan elektronik
4 Elektroda acuan SCE
4 Batang Pengaduk
4 Penggaris/jangka sorong

Bahan yang digunakan

4 Logam baja (Fe) ukuran 2x10 cm, 6 buah
4 Logam seng ukuran 2x 10 cm, 3 buah
4 Logam Cu ukuran 2x10 cm, 3 buah
4 ertas abrasive
4 Isolasi
4 Larutan NaCl 3,56 gpl sebanyak 1000 ml, 2 buah
4 Larutan HCl 1 M sebanyak 1000 ml, 2 buah
4 Air keran sebanyak 1000 ml, 2 buah
























IV. Prosedur Kerja




Mengukur luas permukaan dan menimbang berat logam Fe dan Cu
Mengukur potensial masing-masing logam dan pH larutan
Lar.
NaCl
3,56 gpl
Logam Fe Logam Cu




Lar. NaCl 3,56 gpl
Logam Cu Logam Fe
V
Menghitung laju korosi
Penimbangan dan pengukuran potensial sel
Perendaman logam Fe dan Cu dalam larutan NaCl selama 7 hari
Mengukur potensial sel dan pH larutan
V. Data Percobaan
VI. Hasil percobaan
VII. Pembahasan
VIII. Kesimpulan
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai