Anda di halaman 1dari 15

Sejaiah Biplomasi

Palestina ui PBB:
}alan Nenuju Sebuah
Negaia





0 9 0 6 S 2 4 2 2 3
D e p a r t e m e n n u b u n g a n
I n t e r n a s | o n a |
U n | v e r s | t a s I n d o n e s | a


ahmi Islami
NAKALAB
0}IAN TENuAB SENESTER
Binamika Timui Tengah uan
Afiika

1

Pendahuluan

1. Latar Belakang
Beberapa bulan terakhir, dunia mengalami pergantian Iokus. Setelah Eropa dan ekonomi
liberalnya menjadi topik utama pembicaraan dengan utangnya yang terus bertumpuk dan
berpotensi membawa resesi global untuk dunia, kini para pemikir dan pemerhati Hubungan
Internasional memalingkan perhatiannya ke Timur Tengah. Selain konIlik konIlik militer yang
terus memanas di Libya dan Suriah, dunia juga memberikan perhatian tinggi terhadap usaha
Palestina yang terus meningkat sejak bulan September tahun ini untuk mendapatkan pengakuan
dari dunia internasional terkait dengan statusnya di dalam PBB.
Mahmoud Abbas, Presiden Palestina saat ini, mengambil sebuah kebijakan yang memicu
debat yang cukup panjang antar berbagai kalangan terkait dengan keputusannya dalam
mengajukan pengakuan kenegaraan dari PBB. Berbagai kalangan memikirkan mengenai pro
kontra terhadap isu ini. Banyak yang berkata bahwa keputusan ini adalah keputusan yang
sepihak, di mana keputusan ini adalah keputusan yang hanya mewakili sebagian suara di
Palestina, dan meninggalkan suara yang lainnya. Ada juga yang mengingatkan dampak besar
yang dapat terjadi apabila Palestina diakui oleh PBB, terbukti dengan datangnya ancaman
ancaman, terutama dari Israel dan Amerika Serikat. Tentu saja ada yang berpikir positiI terhadap
keputusan ini, dengan berargumentasi bahwa saat inilah waktu yang paling tepat untuk Palestina
untuk mendapat pengakuan dari dunia Internasional.
Minggu ini, intensitas diplomasi yang tinggi tersebut mendapatkan hasil yang cukup positiI
bagi Palestina. Biarpun belum mendapat pengakuan dari PBB (rumor yang beredar,
pengumuman terhadap hasil pengajuan keanggotaan terhadap PBB belum akan muncul hingga
tahun depan
1
), namun Palestina mendapatkan pengakuan sebagai anggota penuh dari sebuah
badan di bawah PBB, yaitu UNESCO. Hal ini tentu menggembirakan pada satu pihak, namun
memunculkan kembali debat yang panas` terkait dengan diplomasi tersebut. Lebih lagi,
Amerika Serikat terbukti menjalankan janjinya untuk memotong bantuan terhadap pengakuan

1
Wlllllam M 8ellly uN cooocll uebote oo lolestloe 5totebooJ 8lJ bot No vote lakses arl
hLLp//newsxlnhuaneLcom/engllsh2010/worl/201110/23/c_131210239hLm paa 9 SepLember 2011 pukul
1700
2

terhadap Palestina sebagai sebuah negara. Hanya beberapa jam setelah UNESCO mengeluarkan
keputusannya, Amerika Serikat juga mengeluarkan hukumannya` terhadap UNESCO untuk
tidak mengeluarkan bantuannya sebesar US$ 60 juta terhadap UNESCO pada bulan ini.
2

Keseriusan AS dalam mendukung Israel dalam permasalahan ini menunjukkan mengapa
perhatian yang mendalam patut diberikan dalam membahas permasalahan mengenai Palestina
dan posisinya di dalam PBB.

2. Rumusan Masalah
Setelah kita melihat penjelasan di atas, kita tentu dapat melihat betapa pentingnya peran PBB
dalam upaya Palestina untuk mendapat pengakuan dari negara negara lain, selain juga untuk
membantu penyelesaian masalah yang sedang dihadapinya dengan Israel. Melihat pentingnya
peran PBB tersebut, tentu terdapat posisi tersendiri bagi PBB di dalam strategi diplomasi yang
dimiliki oleh pemerintah Palestina. Oleh karena itu, pertanyaan makalah ini adalah ~Bagaimana
Palestina melancarkan diplomasinya untuk mendapatkan pengakuan dari PBB sebagai
sebuah negara?

3. Sistematika Penulisan
Penjelasan terhadap makalah ini tentunya akan dibuka dengan pembahasan terhadap konsep
konsep yang akan sering ditemui di dalam makalah ini, yaitu statehood. Pada bagian analisis,
kita akan membahas pertama mengenai arti penting dari PBB dalam pengakuan Palestina.
Kemudian, kita akan lebih lanjut melihat mengenai sejarah dari diplomasi Palestina yang pernah
dilakukan dengan PBB. Selanjutnya, kita akan membahas momen momen pada bulan September
tahun ini di mana Palestina mengajukan pengakuan terhadap PBB beserta pro kontra dan yang
menyertainya, sebelum makalah ini diakhiri dengan kesimpulan.



2
!osh Levs u5 cots uN5cO looJloq oftet lolestloloo Membetsblp vote lakses arl
hLLp//elLloncnncom/2011/10/31/worl/measL/unescopalesLlnlanmembershlp/?hpLwo_c2 paa 9 november
2011 pukul 1300
3

4. Kerangka Konsep
3

Pada bagian ini kita akan membahas mengenai dua konsep, yaitu konsep negara (statehood),
di mana terdapat dua teori yang berbeda mengenai terbentuknya sebuah negara.
Dual theory of Statehood
Di dalam hukum internasional, negara memiliki peran penting. Negara adalah pelaku
utama dari hukum internasional di mana perjanjian perjanjian internasional awalnya hanya
mengikat negara negara, sebelum kemudian aktor aktor non negara lain ikut terlibat pula. Oleh
karena itu, pembahasan mengenai negara memiliki sebuah tempat yang cukup penting. Salah
satu topik yang mendapat perhatian paling banyak adalah mengenai terbentuknya sebuah negara.
Terdapat dua teori yang berbeda terhadap terbentuknya sebuah negara, yaitu .onstitutive theory
dan de.arative theory.
a. Teori Konstitutif
Pendukung dari teori ini percaya bahwa pengakuan dari negara lain adalah sebuah hal
yang menentukan lahirnya suatu negara atau tidak. Tidak hanya sebuah negara harus
memiliki wilayah, penduduk, dan pemerintahan (seperti yang ada di dalam Konvensi
Montevideo 1933), tetapi sebuah negara harus juga memilikii pengakuan dari negara
lain agar dapat diterima dan terikat dalam hukum internasional. Oleh karena itu,
sebatas proklamasi dari sekelompok orang tidaklah menentukan kemerdekaan suatu
negara, pengakuan dari negara lainlah yang menentukan.
b. Teori Deklaratif
Pendukung dari teori ini percaya bahwa lahirnya sebuah negara merupakan sebuah
Iakta, dan dengan demikian, terlepas dari apakah ada pengakuan dari negara negara.
Ketika sebuah negara telah memiliki unsur unsur konstitutiI seperti yang disebutkan
di dalam Deklarasi Montevideo, maka negara tersebut langsung menjadi anggota dari
masyarakat internasional. Dengan demikian, pengakuan hanyalah menjadi bagian dari
tambahan terhadap pengakuan terhadap sebuah negara.

3
8oer Mauna okom lotetoosloool leoqettloo letoooo Joo looqsl Jolom to uloomlko Clobol %8anung
enerblL 1 Alumnl 2010) hal 3978


Sampai saat ini, memang teori deklaratiIlah yang memiliki popularitas paling tinggi di
dalam dunia hukum internasional, biarpun pada kasus Palestina, hal ini menjadi sedikit berbeda.
Perlu diingat, bahwa pengakuan terhadap sebuah negara di dalam PBB tidak secara otomatis
menyebabkan sebuah negara mendapatkan pengakuan dari seluruh negara di dalam PBB, biarpun
terdapat juga yang menentang pendapat ini.
4
Negara anggota PBB dapat memilih untuk
mengikuti PBB dalam mengakui suatu negara ataupun tidak. Pengakuan sendiri akan
berimplikasi terhadap pengakuan bahwa negara tersebut memiliki posisi yang sama dalam dunia
internasional, merupakan subjek yang sama dan terikat dalam hukum internasional yang diikuti
bersama, dan pada beberapa kasus, memiliki hak dan kewajiban yang sama. Oleh karena itu,
pengakuan dari negara biasanya datang atas pertimbangan politik, dibandingkan hanya
pertimbangan hukum saja.














enapaL yang menenLang an beranggapan bahwa lLerlmanya sebuah negara alam organlsasl lnLernaslonal
aalah benLuk pengakuan secara kolekLlf merupakan pemlklran arl rof Ceorge Scelle arl unlverslLe e arls
Sorbonne ulkuLlp arl lblJ 8oer Mauna hal 70
3

Analisis

1. Peran Penting PBB
Bagian pertama dari analisis dari makalah ini akan menjawab pertanyaan mengenai mengapa
Palestina, terutama pada tahun 2011, sangat menginginkan status kenegaraannya untuk diakui
oleh PBB. Menurut penulis, terdapat dua alasan utama di balik keinginan yang keras dari
Palestina untuk mendapatkan pengakuan dari PBB sebagai sebuah negara.
a. Fungsi KonstitutiI
Palestina sendiri telah melaksanakan deklarasi kemerdekaan negaranya pada
tahun 1988. Lewat deklarasi kemerdekaan itu, jika kita mengikuti para pengikut teori
deklaratiI, sebenarnya kita dapat melihat bahwa negara Palestina telah terbentuk. Negara
Palestina sendiri memang kemudian semakin sering mendapatkan pengakuan dari negara
negara di dunia sebagai sebuah negara hasil dari bentukan 'solusi dua negara yang
membagi Palestina dengan Israel. Namun, keadaan tersebut dianggap masih kurang.
Lalu, jika Palestina berhasil mendapatkan sebuah status sebagai anggota penuh
PBB, maka tentu saja Palestina secara tidak langsung mendapatkan pengakuan bahwa
Palestina memanglah sebuah negara yang berdaulat dengan memiliki keseluruh unsur
unsur konstitutiI negara yang dibutuhkan. Terlebih lagi, jika ingin mendapatkan status
keanggotaaan penuh PBB, sebuah negara harus memiliki siIat siIat seperti kooperatiI, dan
mencintai damai, dan juga melewati mekanisme yang panjang. Legitimasi yang
dihasilkan dari pengakuan PBB tentu besar adanya. Pengakuan yang diberikan PBB
dengan demikian diharapkan akan ikut membantu mendorong negara-negara lain untuk
terus memberikan dukungan dan mulai mengakui Palestina, karena hal tersebutlah yang
menjadi akhir yang diinginkan. PBB memang hanya` dapat mengakui Palestina sebagai
anggotanya, dan keputusan individual tiap negaralah yang menentukan apakah
negaratersebut mau mengakui negara tersebut atau tidak.
Selain itu, dengan diakuinya Palestina sebagai negara, Iaktor konstitutiI lain akan
membantu Palestina, terutama terkait dengan permasalahan wilayah. Tentunya ketika
Palestina berhasil diakui sebagai sebuah negara melalui aplikasi yang diajukan Abbas


yang berasal dari mekanisme pembagian dua negara pada tahun 1967, maka Palestina
akan memiliki sebuah wilayah yang diakui secara internasional sebagai milik Palestina,
dan bukan wilayah yang sedang diperebutkan.
5
Selain itu, pengakuan dari PBB akan
mengikat negara negara anggota PBB yang lain, karena di dalam piagam PBB pada Pasal
2 Ayat 4, terdapat pelarangan dalam penggunaan kekerasan terhadap keutuhan wilayah
dan kebebasan politik negara negara anggota.
6

b. Fungsi Praktikal
Fungsi kedua yang dapat dirasakan oleh Palestina jika Palestina bisa mendapatkan status
sebagai anggota yang sama dengan 193 negara negara lainnya. Pertama, Palestina tentu
saja bisa mendapatkan apa yang selama ini tidak dimiliki oleh Palestina di dalam keikut
sertaannya di PBB, yaitu hak untuk voting. Palestina tentu saja menginginkan hak ini
untuk dapat diberikan kepada Palestina. Selama ini, Palestina hanya dapat melihat,
mengobservasi dan pada beberapa kesempatan berbicara, bahkan ketika permasalahan
tersebut mungkin menyangkut permasalahan di AIghanistan itu sendiri. Dengan adanya
hak suara tersebut, Palestina dapat menyampaikan apa yang diinginkan oleh rakyatnya di
dalam Iorum Iormal PBB.
Kalaupun pada akhirnya PBB tidak memberikan hak penuh sebagai anggota PBB,
Palestina sebenarnya masih berharap untuk mendapatkan sebagai 'negara bukan
anggota di dalam PBB, dan hal ini pun masih memberikan keuntungan bagi Palestina.
Palestina tidak kehilangan unsur unsur konstitutiI yang telah disebutkan di atas, dan
Palestina masih mendapatkan keuntungan karena status yang diberikan secara implisit
sebagai sebuah negara. Palestina, contohnya, jika mendapat status sebagai negara
tersebut, dapat menyeret Israel ke Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) karena
sebagai sebuah negara, Palestina dapat menandatangani Statuta Roma yang menjadi
persyaratan sebelum negara menjadi bagian dari ICC.
7
Selain itu, terdapat juga

3
_______ 8ockqtoooJ 1be locts bebloJ 1be 8lJ wbot 5totos Jo tbe cotteot lolestloloos cotteotly bove? AoJ
wbot woolJ cbooqe Aftet es vote oo 5eptembet? lakses arl
hLLp//engllshal[azeeraneL/lnepLh/spoLllghL/unpalesLlne/2011/08/201182893233733hLml paa 10
november 2011 pukul 1200

Op clt 8oer Mauna 70


7
Lvelyn Leopol lolestloe lo uN wbot wlll loll wbot Moy loss ooJ wbot lt Meoos lakses arl
hLLp//wwwhufflngLonposLcom/evelynleopol/palesLlneaLLheunwhaL_b_97083hLml paa 10 november
2011 ukul 1300
7

keuntungan, seperti misalnya Palestina dapat meminta kepada Dewan Keamanan PBB
untuk mengirimkan ke Palestina Pasukan Penjaga Perdamaian, hal yang tidak bisa
Palestina lakukan selama Palestina belum diakui sebagai sebuah entitas berbentuk negara
di dalam PBB.

2. Sejarah Keikut Sertaan PBB di Palestina
Keikutsertaan PBB di dalam permasalahan Palestina telah dimulai sedari awal organisasi ini
dibentuk. Bahkan, organisasi yang mendahului PBB, yaitu Liga Bangsa Bangsa telah memulai
usahanya untuk membantu menyelesaikan permasalahan antara bangsa Israel dan Palestina. Liga
Bangsa Bangsa saat itu memberikan dukungannya terhadap Deklarasi BalIour, serta ikut
mendorong Inggris untuk terus melaksanakan tugasnya yang diatur di dalam deklarasi tersebut.
Ketika LBB berganti nama menjadi Perserikatan Bangsa Bangsa, organisasi internasional ini
tetap mencoba memberikan kontribusinya, salah satunya dengan ide partisi dua negara dari
resolusi pada tahun 1947, biarpun memang solusi ini cenderung bias terhadap Israel saja.
8

Sejak dari itu, PBB tidak pernah absen dalam mencoba memberikan solusi terhadap
permasalahan permasalahan yang dihadapi Palestina, terutama permasalahan yang bersiIat
humaniter dan tidak berbau politik. Salah satunya adalah UNRWA (United Nation RelieI and
Work Agency Ior Palestine ReIugees). Organisasi yang dibentuk pada tahun 1950 ini dibentuk
berdasarkan Iakta dalam melihat permasalahan orang orang Palestina yang menjadi pengungsi
akibat dari permasalahan yang terus terjadi. Badan PBB ini memberikan bantuan seperti
pendidikan dan kesehatan agar para pengungsi Palestina dapat memiliki kemandirian dalam
ekonomi.
Selain dari bantuan bantuan humanitarian seperti itu, dunia juga melihat evolusi dari status
Palestina di dalam PBB. Pada tahun 1975, Palestine Liberation Organization (PLO) berhasil
menjadi anggota PBB, biarpun hanya menjadi observer dan dikenali bukan sebagai negara,
namun hanyalah entitas politik yang mewakili rakyat di Palestina. Hasil ini adalah sebuah
negosiasi dan diplomasi panjang yang dilaksanakan oleh Palestina (saat itu di bawah pimpinan

8
Lwar P 8uehrlg 1he un 1he uS an alesLlne" l alam MlJJle ost Iootool Iol 33 no %AuLumn 1979)
lLerblLkan oleh Mlle LasL lnsLlLuLe lakses arl hLLp//www[sLororg/sLable/323917 paa november 9 2011
pukul 0300 hal 37
8

asser AraIat, pimpinan PLO) bersama dengan aliansinya yang saat itu adalah Uni Soviet dan
juga negara negara dunia ketiga. Dari bantuan aliansinya tersebut, PLO saat itu berhasil
membawa isu Palestina ini lebih tinggi lagi ke dalam Majelis Umum PBB. Puncaknya pada
tahun 1974, asser AraIat memberikan pidatonya di depan Majelis Umum PBB, untuk pertama
kalinya seorang pimpinan organisasi non negara mendapatkan kesempatan tersebut.
Momen lain diplomasi yang dilancarkan Palestina adalah pada tahun 1988, di mana Palestina
memproklamirkan kemerdekaannya dan dengan demikian menyatakan Palestina sebagai negara
yang berdaulat dalam dunia internasional. PBB melalui Majelis Umum PBB kemudian mengakui
Palestina sebagai sebuah negara lewat resolusi 43/177.
9
Setelah adanya pengakuan dari PBB
tersebut, Palestina merubah nama keanggotaannya di PBB, dari PLO menjadi hanya Palestina`.
Kesan yang diberikan tentu adalah Palestina sekarang bukanlah hanya sebuah organisasi, namun
adalah sebuah negara yang memiliki pemerintahan. Hanya saja, tidak ada perubahan dalam status
Palestina sebagai observer di dalam PBB. Hal inilah yang coba diubah oleh Mahmoud Abbas
pada September tahun 2011 ini.

3. Pengajuan Pengakuan Negara Palestina 2011
September tahun ini, Mahmoud Abbas sebagai Presiden Palestina menggaungkan wacana
untuk Palestina agar mendapatkan status sebagai anggota penuh PBB. Wacana ini tentunya
mendapatkan respons yang variatiI, terutama di dalam PBB. Palestina sendiri merasa bahwa ini
adalah waktu yang tepat dalam mengajukan penerimaan sebagai anggota penuh tersebut.
Negosiasi bilateral yang telah dijalankan sejak dimulai kembali pada tahun 2010 terus
mengalami jalan buntu, biarpun Israel sendiri terus mengutamakan jalan bilateral dibandingkan
membawa hal ini ke PBB.
10
Palestina sendiri merasa cukup yakin dalam membawa hal tersebut
ke dalam PBB, karena Palestina merasa bahwa ia telah mendapat cukup banyak pendukung,
yaitu 122 negara di Majelis Umum dan 7 Anggota tidak tetap PBB serta China dan Russia.
11


9
lellx uane an llonaMargarlLa SLeLLner A lolestloloo 5tote lo 1be uolteJ Notloos? ltetepolsltes losltloos ooJ
xpectotloos befote tbe Meetloq of 1be uN Ceoetol Assembly lakses arl hLLp//wwwkase/wf/oc/kas_230
3230pf?1108111320 paa november 10 2011 pukul 1200 hal39
10
Op clt Lvelyn Leopol
11
_______ OA lolestloloo 8lJ fot loll Membetsblp ot tbe uN lakses arl hLLp//wwwbbccouk/news/worl
mlleeasL137013 paa november 8 2011 pukul 1200
9

Selain itu, Palestina merasa bahwa persiapan yang dilakukan sudah cukup matang jika
Palestina ingin memberikan pengajuan tersebut saat ini. Terdapat beberapa alasan untuk hal ini,
dan beberapa di antaranya adalah dari kesiapan pemerintahan Palestina, dan juga dari situasi di
Timur Tengah yang mendukung hal tersebut. Pertama, terkait dengan pemerintahan Palestina,
salah satu alasan yang diajukan mengapa Palestina belum bisa diakui sebagai sebuah negara
adalah karena Palestina sendiri dianggap belum memiliki pemerintahan yang dapat
merepresentasi rakyat Palestina secara keseluruhan. Biarpun wilayah Tepi Barat berada di bawah
kontrol Fatah (PLO), namun Gaza sendiri sampai saat ini di bawah pengaruh kekuasaan
HAMAS. Namun, Mahmud Abbas sendiri mencoba memperbaiki imej ini dengan memperbaiki
hubungan antara HAMAS dengan Fatah, terbukti pada tahun ini, terjadi rekonsiliasi antara kedua
organisasi tersebut.
12

Kedua, Palestina juga merasa bahwa dukungan terhadap Palestina menjadi semakin tinggi
untuk dapat diakui sebagai negara, terutama oleh negara negara maju, karena Palestina telah
berhasil lulus` dengan nilai yang baik dari laporan laporan yang dikeluarkan oleh PBB, IMF dan
Bank Dunia. Laporan yang diberikan tersebut menyatakan bahwa Palestina telah dapat
menjalankan Iungsi sebagai pemerintah pada beberapa sektor sektor krusial di Palestina, dan hal
ini mendapatkan pujian serta membuat Uni Eropa memberikan dukungan kepada Palestina.
13

Terakhir, Palestina sendiri merasa waktu ini adalah waktu yang paling pas, karena untuk pertama
kalinya sejak sekian lama, Israel tidak memiliki aliansi dari 3 kekuatan utama di Timur Tengah,
yaitu Iran, Turki, dan Mesir. Kita telah melihat protes protes yang terjadi di ketiga negara
tersebut terhadap Israel, terutama setelah kekerasan terus meningkat dalam beberapa bulan
terakhir. Jika Israel terus menolak untuk mengakui Palestina sebagai negara, maka Israel akan
terus mendapatkan isolasi di dunia internasional dan terutama di Timur Tengah.
14

Skenario yang diambil oleh Presiden Mahmud Abbas terdiri dari dua skenario. Pertama,
Palestina akan mengajukan permintaan untuk diterima sebagai anggota penuh PBB. Untuk
mendapatkan status tersebut, pertama tama Mahmud Abbas harus memberikan aplikasi kepada

12
Samah Sabawl lolestloe cooJltloo of 5totebooJ ooJ keollty of comptomlse lakses arl
hLLp//wwweuraslarevlewcom/03082011palesLlneconlLlonsofsLaLehooanreallLyofcompromlseanalysls/
paa november 10 2011 pukul 1300
13
Op clt 8ellly
1
8raley 8ursLon 1eo keosoos lolestloe ls klqbt to 8tloq lts cose to uN lakses arl
hLLp//wwwamerlcanLaskforceorg/ally_news_arLlcle/2011/09/13/13138800_13 paa november 10 2011
pukul 100
10

Majelis Umum PBB, untuk kemudian diteruskan
di dalam Dewan Keamanan PBB. Setelah di
dalam DK PBB, aplikasi tersebut harus
direkomendasikan oleh minimal 9 negara
anggota dan tidak mendapatkan veto dari 5
anggota tetap PBB. Selanjutnya, aplikasi tersebut
harus melewati kembali MU PBB, untuk
kemudian divoting dan minimal mendapatkan
2/3 suara anggota PBB menyetujui untuk
aplikasi tersebut. Namun, melihat bahwa AS
akan memveto hal tersebut di dalam DK,
skenario kedua telah disiapkan, yaitu hanya akan
meminta kenaikan status dari 'entitas lain
berstatus observer menjadi negara berstatus
observer`. Untuk skenario ini, Palestina tidak
perlu melewati DK PBB, dan hanya perlu
mendapatkan mayoritas simple (50 1) yang
setuju dengan aplikasi tersebut, dan dengan
demikian, besar kemungkinan skenario kedua akan
berhasil.
15

Namun, di balik keuntungan dan kesempatan yang dapat diberikan apabila Palestina
mendapatkan kesempatan untuk menjadi anggota PBB, ada juga tantangan yang akan diberikan
oleh aplikasi tersebut dan juga kesulitan yang akan dihadapi jika Palestina jadi mendapatkan
peningkatan status di dalam PBB.
Pertama, ada kemungkinan Palestina akan kembali bergolak dengan kekerasan setelah
aplikasi ini akan dilaksanakan. Kenaikan status tersebut tidak memberikan eIek di dalam
negosiasi bilateral dengan Israel. Ketika hal ini terus terjadi, dengan demikian ada kemungkinan
tensi akan terus meningkat dalam konIlik di Palestina. Belum lagi, Hamas dan Fatah juga masih

13
1om erry Aoolysls lolestloes uN blJ ls betweeo lstoty ooJ ot Alt lakses arl
hLLp//wwwreuLerscom/arLlcle/2011/08/0/uspalesLlnlanslsraelunluS18L7732C2011080 paa november
8 2011 pukul 1000
ambar 1 Skenar|o ap||kas| a|est|na pada 88
11

ada kemungkinan untuk mengalami perpecahan di dalam menjaga perdamaian Palestina,
terutama jika inisiatiI dari Fatah ini mengalami kegagalan. HAMAS sedari dulu memang tidak
mempercayai ide ide perdamaian dan penyelesaian konIlik tanpa kekerasan, dengan
mempertahankan ide mereka untuk tidak mempercayai adanya negara Israel.
Kedua, terdapat juga masalah untuk Palestina karena Palestina saat ini amat bergantung
terhadap bantuan bantuan dari luar negeri, dan salah satunya dari Amerika Serikat. Amerika
Serikat sendiri berjanji untuk berhenti memberikan bantuan kepada pihak Otoritas Palestina
(Palestine Authority/PA) jika mereka terus melanjutkan usahanya dalam mendapatkan status
sebagai anggota dari PBB.
16
Hal ini tentu bermasalah bagi Palestina, yang pertumbuhan
ekonominya selama ini disokong oleh bantuan luar negeri. Hal ini terlihat dari laporan Bank
Dunia yang menyebutkan bahwa di balik perbaikan Iinansial yang dimiliki oleh Palestina,
sebenarnya mereka masih sangat bergantung terhadap bantuan asing.
17

Ketiga, aplikasi Palestina bisa saja merusak kinerja organisasi organisasi internasional,
dengan asumsi bahwa Palestina semakin banyak mendapat pengakuan dari organisasi
internasional, dan Amerika Serikat terus konsisten di dalam pendiriannya untuk memberhentikan
dana kepada organisasi internasional apapun yang mengakui Palestina. Amerika Serikat
menunjukkan keseriusannya pada UNESCO. Amerika Serikat adalah kontributor utama dalam
hal Iinansial terhadap banyak organisasi internasional, dan hilangnya bantuan dana dari Amerika
Serikat tentu menyulitkan. Masalah langsung yang mungkin terjadi, misalnya, adalah hilangnya
bantuan Amerika Serikat terhadap Palestina lewat UNRWA, karena UNRWA tidak memiliki
mandat untuk membantu jika sebuah negara Palestina muncul.
18






1
uA u5 we wlll 5top AlJ to lolestloloos lf uN 8lJ ltoceeJs lakses arl
hLLp//wwwhaareLzcom/news/lplomacyefense/uswewlllsLopalLopalesLlnlanslfunblprocees
1380901 paa november 10 2011 pukul 1100
17
Op clt Samah Sabawl
18
nlam llemlng an 8onan uelaney lolestloloo kefoqees ow 5totebooJ 8lJ ot uN Affects u5 lakses arl
hLLp//wwwprcorguk/newslLe/en/palesLlnlanrefugeenewsresource/arLlclespalesLlne/171alesLlnlan
refugeesPowsLaLehooblaLunaffecLsushLml paa november 10 2011 pukul 1000
12

Kesimpulan

Dari analisis yang telah kita lihat, kita dapat mendapatkan ide bagaimana PBB
memainkan posisi yang penting di dalam diplomasi yang ingin dijalankan oleh Palestina.
Keadaan dari Palestina yang telah diakui setidaknya sebagai sebuah negara akan memberikan
keuntungan keuntungan yang saat ini tidak didapatkan oleh Palestina. Mereka bisa bernegosiasi
sebagai state vis-a-vis state, Palestina juga bisa mulai membawa masalah dengan Palestina ke
mahkamah mahkamah internasional, dan keuntungan keuntungan dari bergabung dengan
organisasi internasional. Keuntungan tersebut memberikan insentiI yang cukup besar bagi
Palestina untuk meneruskan diplomasi intensiI dan tingkat tinggi yang dilaksanakan pada
September tahun ini agar terus mendapatkan pengakuan, seperti yang pernah dilaksanakan pada
tahun 1970an.
Adapun jika ada tantangan tantangan, tentu saja tantangan tersebut menurut Penulis harus
tetap dihadapi. Tantangan yang paling besar yang dihadapi Palestina saat ini diberikan oleh
Amerika Serikat yang mengancam akan memboikot usaha usaha Palestina tersebut. Namun,
Amerika Serikat sendiri tidak akan bisa mempertahankan hal tersebut untuk waktu yang lama.
Hal ini karena Amerika Serikat terancam akan terisolasi, dan hal ini tidak mungkin dilakukan
Amerika Serikat.
19
Organisasi internasional tersebut, seperti UNESCO, memberikan program
program yang sesuai dengan ideologi Amerika Serikat, dan Amerika Serikat tentu tidak mau
membuka tampuk kepemimpinan kepada China yang sedang meningkat pengaruhnya. Hal ini
menurut penulis, adalah alasan mengapa Palestina akan terus melancarkan diplomasinya kepada
PBB, terutama tahun ini





19
Lllse LaboLL 1be ltooy of Ametlco cottloq uN5cO looJs lakses arl
hLLp//securlLyblogscnncom/2011/10/31/LhelronyofamerlcacuLLlngunescofuns/ paa november 10 2011
pukul 1300
13

Daftar Pustaka

Buehrig, Edward H. 'The UN, The US, and Palestine di dalam idde East Journa, Vol. 33,
No. 4 (Autumn 1979), diterbitkan oleh Middle East Institute, diakses dari
http://www.jstor.org/stable/4325917, pada November 9, 2011, pukul 03.00, hal. 437
Burston, Bradley. Ten Reasons Paestine is Right to Bring Its Case to UN. Diakses dari
http://www.americantaskIorce.org/dailynewsarticle/2011/09/13/131588640013, pada
November 10, 2011, pukul 14.00
Dane, Felix dan Ilona-Margarita Stettner. A Paestinian State in The United Nations?
Prerequisites, Positions, and Expe.tations before the eeting of The UN Genera Assemby.
Diakses dari http://www.kas.de/wI/doc/kas23604-544-2-30.pdI?110811143240, pada
November 10, 2011, pukul 12.00.
DPA. US. We Wi Stop Aid to Paestinians if UN Bid Pro.eeds. Diakses dari
http://www.haaretz.com/news/diplomacy-deIense/u-s-we-will-stop-aid-to-palestinians-iI-un-
bid-proceeds-1.380901, pada November 10, 2011, pukul 11.00
Fleming, Niam dan Ronan Delaney. Paestinian Refugees. How Statehood Bid at UN Affe.ts US.
Diakses dari http://www.prc.org.uk/newsite/en/palestinian-reIugee-news-resource/articles-
palestine/1671-Palestinian-reIugees-How-statehood-bid-at-UN-aIIects-us.html, pada
November 10, 2011, pukul 10.00
Elise Labott. The Irony of Ameri.a Cutting UNESCO Funds. diakses dari
http://security.blogs.cnn.com/2011/10/31/the-irony-oI-america-cutting-unesco-Iunds/, pada
November 10, 2011, pukul 13.00
Leopold, Evelyn. Paestine in UN. What Wi Fai, What ay Pass, and What it eans. Diakses
dari http://www.huIIingtonpost.com/evelyn-leopold/palestine-at-the-un-what-
b970483.html pada 10 November 2011, Pukul 13.00.
Levs, Josh. US Cuts UNESCO Funding after Paestinian embership Jote. Diakses dari
http://edition.cnn.com/2011/10/31/world/meast/unesco-palestinian-membership/?hptwoc2
pada 9 November 2011, pukul 13.00
1

Mauna, Boer. 2010. Hukum Internasiona. Pengertian Peranan dan Fungsi daam Era Dinamika
Goba. Bandung: Penerbit PT Alumni.
Perry, Tom. Anaysis. Paestines UN bid is between History and Hot Air. Diakses dari
http://www.reuters.com/article/2011/08/04/us-palestinians-israel-un-
idUSTRE77362C20110804, pada November 8, 2011, pukul 10.00

Reilly, William M. UN Coun.i Debate on Paestine Statehodd Bid, But No Jote. Diakses dari
http://news.xinhuanet.com/english2010/world/2011-10/25/c131210239.htm pada 9
September 2011, pukul 17.00
Sabawi, Samah. Paestine. Condition of Statehood and Reaity of Compromise. Diakses dari
http://www.eurasiareview.com/03082011-palestine-conditions-oI-statehood-and-reality-oI-
compromise-analysis/, pada November 10, 2011, pukul 15.00
. Ba.kground. The Fa.ts behind The Bid. What Status do the Current Paestinians
.urrenty have? And What woud Change After Yes Jote on September?. Diakses dari
http://english.aljazeera.net/indepth/spotlight/unpalestine/2011/08/201182893234567545.htm
l pada 10 November 2011, pukul 12.00.
. Q&A. Paestinian Bid for Fu embership at the UN. Diakses dari
http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east-13701636, pada November 8, 2011, pukul
12.00

Anda mungkin juga menyukai