Makalah Timteng Jadi
Makalah Timteng Jadi
Palestina ui PBB:
}alan Nenuju Sebuah
Negaia
0 9 0 6 S 2 4 2 2 3
D e p a r t e m e n n u b u n g a n
I n t e r n a s | o n a |
U n | v e r s | t a s I n d o n e s | a
ahmi Islami
NAKALAB
0}IAN TENuAB SENESTER
Binamika Timui Tengah uan
Afiika
1
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Beberapa bulan terakhir, dunia mengalami pergantian Iokus. Setelah Eropa dan ekonomi
liberalnya menjadi topik utama pembicaraan dengan utangnya yang terus bertumpuk dan
berpotensi membawa resesi global untuk dunia, kini para pemikir dan pemerhati Hubungan
Internasional memalingkan perhatiannya ke Timur Tengah. Selain konIlik konIlik militer yang
terus memanas di Libya dan Suriah, dunia juga memberikan perhatian tinggi terhadap usaha
Palestina yang terus meningkat sejak bulan September tahun ini untuk mendapatkan pengakuan
dari dunia internasional terkait dengan statusnya di dalam PBB.
Mahmoud Abbas, Presiden Palestina saat ini, mengambil sebuah kebijakan yang memicu
debat yang cukup panjang antar berbagai kalangan terkait dengan keputusannya dalam
mengajukan pengakuan kenegaraan dari PBB. Berbagai kalangan memikirkan mengenai pro
kontra terhadap isu ini. Banyak yang berkata bahwa keputusan ini adalah keputusan yang
sepihak, di mana keputusan ini adalah keputusan yang hanya mewakili sebagian suara di
Palestina, dan meninggalkan suara yang lainnya. Ada juga yang mengingatkan dampak besar
yang dapat terjadi apabila Palestina diakui oleh PBB, terbukti dengan datangnya ancaman
ancaman, terutama dari Israel dan Amerika Serikat. Tentu saja ada yang berpikir positiI terhadap
keputusan ini, dengan berargumentasi bahwa saat inilah waktu yang paling tepat untuk Palestina
untuk mendapat pengakuan dari dunia Internasional.
Minggu ini, intensitas diplomasi yang tinggi tersebut mendapatkan hasil yang cukup positiI
bagi Palestina. Biarpun belum mendapat pengakuan dari PBB (rumor yang beredar,
pengumuman terhadap hasil pengajuan keanggotaan terhadap PBB belum akan muncul hingga
tahun depan
1
), namun Palestina mendapatkan pengakuan sebagai anggota penuh dari sebuah
badan di bawah PBB, yaitu UNESCO. Hal ini tentu menggembirakan pada satu pihak, namun
memunculkan kembali debat yang panas` terkait dengan diplomasi tersebut. Lebih lagi,
Amerika Serikat terbukti menjalankan janjinya untuk memotong bantuan terhadap pengakuan
1
Wlllllam M 8ellly uN cooocll uebote oo lolestloe 5totebooJ 8lJ bot No vote lakses arl
hLLp//newsxlnhuaneLcom/engllsh2010/worl/201110/23/c_131210239hLm paa 9 SepLember 2011 pukul
1700
2
terhadap Palestina sebagai sebuah negara. Hanya beberapa jam setelah UNESCO mengeluarkan
keputusannya, Amerika Serikat juga mengeluarkan hukumannya` terhadap UNESCO untuk
tidak mengeluarkan bantuannya sebesar US$ 60 juta terhadap UNESCO pada bulan ini.
2
Keseriusan AS dalam mendukung Israel dalam permasalahan ini menunjukkan mengapa
perhatian yang mendalam patut diberikan dalam membahas permasalahan mengenai Palestina
dan posisinya di dalam PBB.
2. Rumusan Masalah
Setelah kita melihat penjelasan di atas, kita tentu dapat melihat betapa pentingnya peran PBB
dalam upaya Palestina untuk mendapat pengakuan dari negara negara lain, selain juga untuk
membantu penyelesaian masalah yang sedang dihadapinya dengan Israel. Melihat pentingnya
peran PBB tersebut, tentu terdapat posisi tersendiri bagi PBB di dalam strategi diplomasi yang
dimiliki oleh pemerintah Palestina. Oleh karena itu, pertanyaan makalah ini adalah ~Bagaimana
Palestina melancarkan diplomasinya untuk mendapatkan pengakuan dari PBB sebagai
sebuah negara?
3. Sistematika Penulisan
Penjelasan terhadap makalah ini tentunya akan dibuka dengan pembahasan terhadap konsep
konsep yang akan sering ditemui di dalam makalah ini, yaitu statehood. Pada bagian analisis,
kita akan membahas pertama mengenai arti penting dari PBB dalam pengakuan Palestina.
Kemudian, kita akan lebih lanjut melihat mengenai sejarah dari diplomasi Palestina yang pernah
dilakukan dengan PBB. Selanjutnya, kita akan membahas momen momen pada bulan September
tahun ini di mana Palestina mengajukan pengakuan terhadap PBB beserta pro kontra dan yang
menyertainya, sebelum makalah ini diakhiri dengan kesimpulan.
2
!osh Levs u5 cots uN5cO looJloq oftet lolestloloo Membetsblp vote lakses arl
hLLp//elLloncnncom/2011/10/31/worl/measL/unescopalesLlnlanmembershlp/?hpLwo_c2 paa 9 november
2011 pukul 1300
3
4. Kerangka Konsep
3
Pada bagian ini kita akan membahas mengenai dua konsep, yaitu konsep negara (statehood),
di mana terdapat dua teori yang berbeda mengenai terbentuknya sebuah negara.
Dual theory of Statehood
Di dalam hukum internasional, negara memiliki peran penting. Negara adalah pelaku
utama dari hukum internasional di mana perjanjian perjanjian internasional awalnya hanya
mengikat negara negara, sebelum kemudian aktor aktor non negara lain ikut terlibat pula. Oleh
karena itu, pembahasan mengenai negara memiliki sebuah tempat yang cukup penting. Salah
satu topik yang mendapat perhatian paling banyak adalah mengenai terbentuknya sebuah negara.
Terdapat dua teori yang berbeda terhadap terbentuknya sebuah negara, yaitu .onstitutive theory
dan de.arative theory.
a. Teori Konstitutif
Pendukung dari teori ini percaya bahwa pengakuan dari negara lain adalah sebuah hal
yang menentukan lahirnya suatu negara atau tidak. Tidak hanya sebuah negara harus
memiliki wilayah, penduduk, dan pemerintahan (seperti yang ada di dalam Konvensi
Montevideo 1933), tetapi sebuah negara harus juga memilikii pengakuan dari negara
lain agar dapat diterima dan terikat dalam hukum internasional. Oleh karena itu,
sebatas proklamasi dari sekelompok orang tidaklah menentukan kemerdekaan suatu
negara, pengakuan dari negara lainlah yang menentukan.
b. Teori Deklaratif
Pendukung dari teori ini percaya bahwa lahirnya sebuah negara merupakan sebuah
Iakta, dan dengan demikian, terlepas dari apakah ada pengakuan dari negara negara.
Ketika sebuah negara telah memiliki unsur unsur konstitutiI seperti yang disebutkan
di dalam Deklarasi Montevideo, maka negara tersebut langsung menjadi anggota dari
masyarakat internasional. Dengan demikian, pengakuan hanyalah menjadi bagian dari
tambahan terhadap pengakuan terhadap sebuah negara.
3
8oer Mauna okom lotetoosloool leoqettloo letoooo Joo looqsl Jolom to uloomlko Clobol %8anung
enerblL 1 Alumnl 2010) hal 3978
Sampai saat ini, memang teori deklaratiIlah yang memiliki popularitas paling tinggi di
dalam dunia hukum internasional, biarpun pada kasus Palestina, hal ini menjadi sedikit berbeda.
Perlu diingat, bahwa pengakuan terhadap sebuah negara di dalam PBB tidak secara otomatis
menyebabkan sebuah negara mendapatkan pengakuan dari seluruh negara di dalam PBB, biarpun
terdapat juga yang menentang pendapat ini.
4
Negara anggota PBB dapat memilih untuk
mengikuti PBB dalam mengakui suatu negara ataupun tidak. Pengakuan sendiri akan
berimplikasi terhadap pengakuan bahwa negara tersebut memiliki posisi yang sama dalam dunia
internasional, merupakan subjek yang sama dan terikat dalam hukum internasional yang diikuti
bersama, dan pada beberapa kasus, memiliki hak dan kewajiban yang sama. Oleh karena itu,
pengakuan dari negara biasanya datang atas pertimbangan politik, dibandingkan hanya
pertimbangan hukum saja.
enapaL yang menenLang an beranggapan bahwa lLerlmanya sebuah negara alam organlsasl lnLernaslonal
aalah benLuk pengakuan secara kolekLlf merupakan pemlklran arl rof Ceorge Scelle arl unlverslLe e arls
Sorbonne ulkuLlp arl lblJ 8oer Mauna hal 70
3
Analisis
1. Peran Penting PBB
Bagian pertama dari analisis dari makalah ini akan menjawab pertanyaan mengenai mengapa
Palestina, terutama pada tahun 2011, sangat menginginkan status kenegaraannya untuk diakui
oleh PBB. Menurut penulis, terdapat dua alasan utama di balik keinginan yang keras dari
Palestina untuk mendapatkan pengakuan dari PBB sebagai sebuah negara.
a. Fungsi KonstitutiI
Palestina sendiri telah melaksanakan deklarasi kemerdekaan negaranya pada
tahun 1988. Lewat deklarasi kemerdekaan itu, jika kita mengikuti para pengikut teori
deklaratiI, sebenarnya kita dapat melihat bahwa negara Palestina telah terbentuk. Negara
Palestina sendiri memang kemudian semakin sering mendapatkan pengakuan dari negara
negara di dunia sebagai sebuah negara hasil dari bentukan 'solusi dua negara yang
membagi Palestina dengan Israel. Namun, keadaan tersebut dianggap masih kurang.
Lalu, jika Palestina berhasil mendapatkan sebuah status sebagai anggota penuh
PBB, maka tentu saja Palestina secara tidak langsung mendapatkan pengakuan bahwa
Palestina memanglah sebuah negara yang berdaulat dengan memiliki keseluruh unsur
unsur konstitutiI negara yang dibutuhkan. Terlebih lagi, jika ingin mendapatkan status
keanggotaaan penuh PBB, sebuah negara harus memiliki siIat siIat seperti kooperatiI, dan
mencintai damai, dan juga melewati mekanisme yang panjang. Legitimasi yang
dihasilkan dari pengakuan PBB tentu besar adanya. Pengakuan yang diberikan PBB
dengan demikian diharapkan akan ikut membantu mendorong negara-negara lain untuk
terus memberikan dukungan dan mulai mengakui Palestina, karena hal tersebutlah yang
menjadi akhir yang diinginkan. PBB memang hanya` dapat mengakui Palestina sebagai
anggotanya, dan keputusan individual tiap negaralah yang menentukan apakah
negaratersebut mau mengakui negara tersebut atau tidak.
Selain itu, dengan diakuinya Palestina sebagai negara, Iaktor konstitutiI lain akan
membantu Palestina, terutama terkait dengan permasalahan wilayah. Tentunya ketika
Palestina berhasil diakui sebagai sebuah negara melalui aplikasi yang diajukan Abbas
yang berasal dari mekanisme pembagian dua negara pada tahun 1967, maka Palestina
akan memiliki sebuah wilayah yang diakui secara internasional sebagai milik Palestina,
dan bukan wilayah yang sedang diperebutkan.
5
Selain itu, pengakuan dari PBB akan
mengikat negara negara anggota PBB yang lain, karena di dalam piagam PBB pada Pasal
2 Ayat 4, terdapat pelarangan dalam penggunaan kekerasan terhadap keutuhan wilayah
dan kebebasan politik negara negara anggota.
6
b. Fungsi Praktikal
Fungsi kedua yang dapat dirasakan oleh Palestina jika Palestina bisa mendapatkan status
sebagai anggota yang sama dengan 193 negara negara lainnya. Pertama, Palestina tentu
saja bisa mendapatkan apa yang selama ini tidak dimiliki oleh Palestina di dalam keikut
sertaannya di PBB, yaitu hak untuk voting. Palestina tentu saja menginginkan hak ini
untuk dapat diberikan kepada Palestina. Selama ini, Palestina hanya dapat melihat,
mengobservasi dan pada beberapa kesempatan berbicara, bahkan ketika permasalahan
tersebut mungkin menyangkut permasalahan di AIghanistan itu sendiri. Dengan adanya
hak suara tersebut, Palestina dapat menyampaikan apa yang diinginkan oleh rakyatnya di
dalam Iorum Iormal PBB.
Kalaupun pada akhirnya PBB tidak memberikan hak penuh sebagai anggota PBB,
Palestina sebenarnya masih berharap untuk mendapatkan sebagai 'negara bukan
anggota di dalam PBB, dan hal ini pun masih memberikan keuntungan bagi Palestina.
Palestina tidak kehilangan unsur unsur konstitutiI yang telah disebutkan di atas, dan
Palestina masih mendapatkan keuntungan karena status yang diberikan secara implisit
sebagai sebuah negara. Palestina, contohnya, jika mendapat status sebagai negara
tersebut, dapat menyeret Israel ke Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) karena
sebagai sebuah negara, Palestina dapat menandatangani Statuta Roma yang menjadi
persyaratan sebelum negara menjadi bagian dari ICC.
7
Selain itu, terdapat juga
3
_______ 8ockqtoooJ 1be locts bebloJ 1be 8lJ wbot 5totos Jo tbe cotteot lolestloloos cotteotly bove? AoJ
wbot woolJ cbooqe Aftet es vote oo 5eptembet? lakses arl
hLLp//engllshal[azeeraneL/lnepLh/spoLllghL/unpalesLlne/2011/08/201182893233733hLml paa 10
november 2011 pukul 1200