Anda di halaman 1dari 15

ISSN 0215 - 8250

95

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERPENDEKATAN TEMATIK BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH TERBUKA PADA SEKOLAH DASAR DI PROVINSI BALI oleh Ni Nyoman Parwati Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas MIPA, Universitas Pendidikan Ganesha Jln. Udayana Singaraja ABSTRAK Tujuan umum penelitian ini adalah mengembangkan model pembelajaran matematika berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah terbuka dalam rangka mengembangkan kompetensi berfikir kritis, kreatif dan produktif pada siswa sekolah dasar di Provinsi Bali. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) mengkaji model dan pendekatan tematik dalam pembelajaran matematika, karakteristik masalah matematika terbuka, menyusun bank tema dan masalah matematika terbuka, dan menyusun indikator-indikator kemampuan berpikir kritis, kreatif dan produktif, dan (2) menggali pendapat pakar/calon pengguna model pembelajaran berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah matematika terbuka. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan selama tiga tahun, dengan memodifikasi pola 4 D (Define, Design, Develop and Disseminate). Penelitian tahun pertama bertujuan menghasilkan draf kajian terkait pengembangan model pembelajaran berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah matematika terbuka beserta perangkatnya, yang dilakukan dengan (1) studi pustaka, (2) studi komparasi, (3) survei lapangan, (4) kegiatan laboratory work untuk menyusun draft model dan perangkat pembelajaran, dan (5) validasi pakar untuk menyempurnakan draf tadi. Berdasarkan hasil studi lapangan dapat disimpulkan bahwa (1) 97% responden menjawab siswa aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika, (2) 89% menjawab siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika yang sifatnya non rutin, (3) 86%

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

96

menjawab siswa belum mampu berpikir kritis, kreatif, dan produktif, (4) 97% guru menjelaskan konsep dengan menekankan pada keterampilan berhitung dan keterampilan algoritmik, (5) 61% guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan tema yang ada dalam silabus atau kesulitan dalam mencari tema/ permasalahan sehari-hari yang sesuai dengan materi matematika yang dibahas, (6) 97% guru memberikan soal-soal latihan/tes yang hanya mempunyai satu jawaban benar, dan (7) 42% guru kesulitan mendapatkan buku/literatur yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Saran yang dikemukakan berdasarkan hasil studi lapangan, adalah sangat urgen dikakukan pengembangan model pembelajaran matematika berpendekatan tematik beserta perangkatnya yang berorientasi pemecahan masalah matematika terbuka. Kata kunci : Model Pembelajaran Matematika Berpendekatan Tematik, Pemecahan Masalah Terbuka, Berpikir Kritis, Kreatif dan Produktif ABSTRACT The general goal of this research is to develop a mathematic learning model using thematic approach with open-ended problem oriented for developing critical, creative, and productive thinking competencies on elementary school students in Bali province. The specific goals of the research for the first year are (1) examining learning models and thematic approach in mathematic learning, open-ended problem characteristics, bank of themes and open-ended problem, and indicators of critical, creative, and productive thinking competencies; (2) gathering expert or stakeholders opinions on the developed model. Development of the learning model is expected to give a space and wide support for student endeavors in getting deeper understanding that leads to direct impact in increasing their interest and achievement in mathematics. The research is a development research for period of three years using modified 4D (Define, Design, Develop and Disseminate) development research model. The first year goal of the research is to yield a draft of learning model using thematic approach with open-ended problem orientation which is done by (1) literature study, (2) comparative study, (3) field survey, (4) laboratory work to design the draft

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

97

of model, and (5) expert validation to perfect the developed model. The result from the field survey related to students shows that: (1) 97% of responders answered that their students actively involved in mathematic classroom, (2) 89% of responders answered that their students undergo difficulties in solving non routine mathematical problem, (3) 86% of responders answered that their students had not been able to think critically, creatively, and productively. Another result from the related survey shows that: (4) 97% of all teachers stress on counting and algorithmic skill when teaching, (5) 61% of all teachers undergo difficulties in developing themes as given in syllabus or difficulties in finding themes daily problems that match to the concept of mathematics, (6) 97% of all teachers gave closed mathematics problems (problems with one correct answer) to their students, and (7) 42% of all teachers face problem in getting books/literatures that matched to the current curriculum. Based on the result of the field study, it is urgent to develop a mathematics learning model using thematic approach with open-ended problem orientation which matches to the current elementary school curriculum. Key words : mathematic learning model using thematic approach, openended problem, critical, creative, and productive thinking

1. Pendahuluan Mengembangkan kompetensi berpikir kritis, kreatif, dan produktif di kalangan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dalam era persaingan global ini karena tingkat kompleksitas permasalahan dalam segala aspek kehidupan modern ini semakin tinggi. Kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan produktif tergolong kompetensi tingkat tinggi (high order competencies) dan dapat dipandang sebagai kelanjutan dari kompetensi dasar (biasa disebut dengan basic skills dalam pembelajaran matematika). Basic skills dalam pembelajaran matematika biasanya dibentuk melalui aktivitas yang bersifat konvergen. Aktivitas ini umumnya cenderung berupa latihan-latihan matematika yang bersifat algoritmik,

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

98

mekanistik, dan rutin. Namun, kompetensi berpikir kritis, kreatif, dan produktif bersifat divergen dan menuntut aktivitas investigasi masalah matematika dari berbagai perspektif. Dalam hal ini, pemecaham masalah matematika tidak semata-mata bertujuan mencari sebuah jawaban yang benar, tetapi bertujuan bagaimana segala kemungkinan pemecahannya yang reasonable dan viable. Dalam kenyataannya, pembelajaran matematika di Indonesia, bahkan di banyak negara, masih didominasi oleh aktivitas latihan-latihan untuk pencapaian mathematical basics skils semata. Hal ini berakibat pada rendahnya prestasi dan minat belajar matematika siswa. Tak sulit menemukan data statistik tentang rendahnya prestasi belajar matematika siswa. Walaupun hal ini tidak sepenuhnya salah, dalam era persaingan bebas ini, pembelajaran matematika yang bertumpu pada pencapaian basic skills tidak memadai. Dengan demikian, pembelajaran matematika, kini dan di masa datang, tidak boleh berhenti hanya pada pencapaian basic skills, tetapi sebaliknya harus dirancang untuk mencapai kompetensi matematis tingkat tinggi (high order competencies). Perspektif baru ini merupakan tantangan yang harus dijadikan pegangan dalam pembelajaran matematika. Model pembelajaran harus mampu memberikan ruang seluas-luasnya bagi peserta didik dalam membangun pengetahuan dan pengalaman mulai dari basic skills sampai tingkat tinggi. Perspektif baru ini juga memerlukan reorientasi dalam aktivitas pemecahan masalah matematika. Tujuan pemecahan masalah matematika bukan semata-mata terfokus pada menemukan satu jawaban yang benar (to find a correct solution), tetapi bagaimana segala kemungkinan jawaban yang reasonable, beserta segala kemungkinan prosedur dan argumentasinya, mengapa jawaban tersebut masuk akal (how to construct and to defend various reasonable solutions and its respective procedures). Kemampuan matematis seperti ini sangat relevan, mengingat
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

99

masalah dunia nyata umumnya tidak sederhana dan konvergen, tetapi kompleks dan divergen, bahkan tak terduga. Kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan produktif sangat penting dalam menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi segala argumen untuk mampu membuat keputusan yang rasional dan bertanggung jawab. Peserta didik hendaknya diarahkan untuk mencapai kompetensi tingkat tinggi ini melalui aktivitas-aktivitas pembelajaran yang bervariasi, tematik kontekstual, dan terbuka. Model pembelajaran berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah matematika terbuka yang dikembangkan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan tingkat tinggi tersebut. Pendekatan tematik akan memberi kesempatan kepada siswa untuk secara mendalam mengkaji topik-topik matematika yang dikemas secara menarik dan kontekstual, sedangkan pemecahan masalah matematika terbuka akan memberikan siswa kesempatan untuk melakukan investigasi masalah matematika secara mendalam, sehingga dapat mengkonstruksi segala kemungkinan pemecahannya secara kritis, kreatif, divergen, dan produktif. 2. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian pengembangan pendidikan yang akan dilaksanakan selama 3 tahun. Pada tahun pertama, tahapan penelitiannya adalah melakukan analisis kebutuhan/persyaratan. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah (1) Analisis Need Assessment (2) Studi pustaka (3) Studi komparasi (4) Expert Judgment (5) Penyempurnaan. Sebagai sampel penelitian, diambil 3 kabupaten yang ada di Provinsi Bali yang dipilih secara purposif dengan kriteria perkembangan daerah. Daerah maju diwakili oleh Kodya Denpasar, daerah sedang diwakili oleh Kabupaten Buleleng, dan Kabupaten Karangasem mewakili daerah kurang.

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

100

Prosedur kerja penelitian tahun pertama, berdasarkan tujuan, jenis kegiatan, metode, tempat beserta produknya disajikan pada tabel 01 berikut ini. Tabel 01 : Prosedur Kerja Penelitian Tahun I : Analisis Kebutuhan, Persiapan Design Model dan Perangkat Pembelajaran
KEGIATAN Analisis Need Assessment TUJUAN KHUSUS Menggali pendapat calon pengguna Model pembelajaran dan perangkatnya METODE Focus group Wawancara terbuka TEMPAT Kodya Denpasar Buleleng Karangasem HASIL Deskripsi tentang perspektif penerapan pembelajaran matematika dengan pendekatan tematik berorientasi peme-cahan masalah matematika terbuka Draf kajian ilmiah pendekatan tematik dalam pembelajaran matematika, karakteristik masalahmasa-lah matematika, baik yang tertutup maupun terbuka Draf bank masalah matematika dengan pendekatan tematik untuk siswa SD. indikator-indikator kemam-puan berpikir kritis, kreatif dan produktif Draf Model pembelajaran matematika dg pendekatan tematik berorietasi peme-cahan masalah matematika terbuka Ringkasan perbaikan dan saran

Studi pustaka

mengkaji pendekatan tematik dalam pembelajaran matematika mengkaji karakteristik masalah matematika terbuka menyusun bank tema dan masalah matematika terbuka, dan

Studi Pustaka

Studi dokumen dan pelacakan pada berbagai sumber pustaka di Indonesia, dan di luar negeri melalui jaringan internet

menyusun indikatorindikator kemam-puan berpikir kritis, kreatif dan produktif Studi kompa-rasi Mengkaji model pembelajaran tematik berorientasi pemecahan masalah dan implementasinya di berbagai negara Menganalisis data hasil studi pustaka, studi komparasi, dan survai lapangan Studi dokumentasi Pelacakan berbagai sumber pustaka Singaraja

Expert Judg ment

Panel group discussion

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250 Lanjutan tabel 01


KEGIATAN Penyempurn aan TUJUAN KHUSUS Melakukan perbaikan terhadap draf model pembelajaran matematika dg pendekatan tematik berorietasi pemecahan masalah matematika terbuka METODE Laboratory work TEMPAT Singaraja HASIL

101

Draf Model pembelajaran berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah terbuka, yang siap digunakan untuk mendesign prototipe Model pembelajaran dan perangkatnya di tahun kedua

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian 3.1.1 Hasil Studi Lapangan tentang Karakteristik Siswa Berdasarkan hasil survei lapangan dapat disimpulkan bahwa (1) 97% siswa aktif dalam pembelajaran matematika di kelas, (2) 89% siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah-masalah yang sifatnya non rutin, (3) 97% siswa lebih tertarik belajar matematika apabila materi matematika disajikan dalam bentuk tema-tema (dikaitkan dengan permasalahan sehari-hari), (4) 86% siswa belum mampu berpikir kritis, kreatif, dan produktif dalam memecahkan masalah matematika. 3.1.2 Hasil Studi Lapangan tentang Kompetensi Guru Berdasarkan hasil survei lapangan diketahui bahwa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sebagian besar guru (97%) menjelaskan konsep matematika dengan menekankan pada pentingnya keterampilan berhitung, langkah-langkah algoritmik, dan rumus-rumus matematika. Sebagian besar guru (97%) menjelaskan konsep matematika berdasarkan tema-tema yang ada dalam silabus, 72% guru-guru memberikan latihan soal matematika yang mempunyai satu jawaban benar, dan 61% guru-guru kesulitan mengembangkan tema-tema yang ada dalam

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

102

silabus atau kesulitan dalam menemukan permasalahan sehari-hari yang sesuai dengan materi matematika yang diajarkan. 3.1.3 Hasil Studi Lapangan tentang Kharakteristik Soal/Masalah Matematika Berdasarkan hasil survei lapangan diketahui bahwa dalam melaksanakan pembelajaran, 78% guru menggunakan contoh-contoh soal yang ada dalam buku untuk dibahas, 97% memberikan soal ulangan yang mirip dengan contoh-contoh soal yang dibahas, 97% memberikan soal-soal yang memiliki sebuah jawaban yang pasti, 94% guru menyatakan bahwa soal-soal yang diberikan guru dapat dijawab oleh siswa seperti yang dicontohkan, dan 56% guru-guru memberikan soal-soal yang mempunyai jawaban benar lebih dari satu. 3.1.4 Hasil Studi Lapangan tentang Perangkat Pembelajaran Berdasarkan hasil survei lapangan diketahui bahwa 42% guru-guru kesulitan mendapatkan buku yang sesuai dengan kurikulum matematika yang berlaku, semua guru menggunakan RP dalam kegiatan pembelajaran, 89% guru menggunakan LKS dalam pembelajaran, 92% guru menggunakan alat peraga dalam pembelajaran, 92% guru mempunyai kumpulan soal untuk memperkaya pembelajaran, dan 11% guru menggunakan teknologi seperti komputer/kalkulator dalam pembelajaran. 3.1.5 Hasil Studi Lapangan tentang Masalah Yang Dihadapi Berdasarkan jawaban responden diketahui bahwa 86% menjawab siswa bermasalah dalam menginvestigasi situasi/masalah matematika yang lebih komplek, 97% menjawab siswa bermasalah dalam mendefinisikan masalah matematika, 86% menjawab siswa bermasalah dalam memilih dan menggunakan strategi, algoritma yang sesuai untuk memecahkan masalah
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

103

matematika yang kompleks, 92% menjawab siswa bermasalah dalam membuat perkiraan, dugaan, inferensi dan generalisasi berdasarkan analisa situasi dan masalah yang baru dan lebih kompleks, 69% menjawab siswa tidak terbiasa menganalisa hasil pemecahan/jawaban kawannya dan membandingkan dengan hasil pemecahannya sendiri, 69% menjawab siswa tidak terbiasa mengecek kembali seluruh strategi, prosedur dan algortima, serta hasil pemecahan yang telah dibuat, 67% menjawab siswa kesulitan mempresentasikan dan mengkomunikasikan hasil pekerjaannya, terutama dalam menggunakan bahasa dan simbol matematika, dan 83% menjawab siswa kesulitan dalam mengaitkan antar konsep matematika yang satu dengan yang lainnya, serta dengan konsep-konsep pada pelajaran lain, maupun dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari. 3.1.6 Hasil Studi Lapangan tentang Kompetensi Mahasiswa PGSD Berdasarkan hasil survei lapangan diketahui bahwa mahasiswa PGSD Undiksha dalam melaksanakan praktik belajar dan mengajar, semua menggunakan RPP, 95% menyusun RPP yang memuat soal-soal yang memiliki satu jawaban benar, 25% menyusun RPP yang memuat soal-soal yang memiliki lebih dari satu jawaban benar, 50% menyusun RPP yang dikaitkan dengan tema-tema tertentu atau permasalahan sehari-hari, semua mahasiswa mengajar dengan cara menjelaskan materi dengan menekankan pada keterampilan berhitung dan langkah-langkah algoritmik, 75% menjelaskan konsep-konsep sesuai dengan tema yang ada dalam silabus, 90% memberikan latihan soal matematika yang hanya mempunyai satu jawaban benar kepada siswa, dan 75% mengalami kesulitan dalam mengembang kan tema-tema yang ada dalam silabus atau kesulitan apabila mencari sendiri tema-tema/ permasalahan sehari-hari yang sesuai dengan materi matematika yang diajarkan.

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

104

3.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan sebelumnya, apabila ditinjau dari karakteristik siswa, diketahui bahwa siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran matematika. Hal ini merupakan modal yang utama dalam upaya mengembangkan kreativitas berpikir siswa (Upitis, R, 1997). Kreativitas berpikir siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan dalam pembelajaran, sebagian siswa sudah memiliki kreativitas berpikir yang cukup untuk memecahkan masalah-masalah matematika yang diberikan. Namun, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan apabila menyelesaiakan masalah-masalah/ soal-soal matematika yang sifatnya non rutin. Apabila dikaitkan dengan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebagian besar guru jarang memberikan latihan soal yang yang sifatnya nonrutin. Hal ini diduga sebagai penyebab dari kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Oleh karena itu, agar kreativitas berpikir siswa bisa berkembang menuju ke kemampuan berpikir tingkat tinggi, mereka perlu dilatih dalam kegiatan pembelajaran (Land, S.M, 2000). Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan memilih pendekatan pembelajaran yang mampu mendukung perkembangan berpikir tingkat tinggi yaitu dengan pendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah terbuka. Pendekatan tematik akan mampu menarik minat siswa dalam belajar karena materi yang dipelajari dikaitkan dengan tema-tema tertentu yang familiar dengan kehidupan sehari-hari siswa. Penyajian masalah terbuka akan mampu melatih kreativitas berpikir siswa karena masalah yang disajikan menuntut siswa untuk memikirkan berbagai kemungkinan jawaban yang benar (Shimada, S., 1997). Ditinjau dari kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika, diketahui bahwa sebagian besar guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika lebih menekankan pada pentingnya keterampilan berhitung dan langkah-langkah yang algoritmik yaitu suatu prosedur yang
__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

105

sudah jelas untuk memecahkan permasalahan. Sebagian besar guru menjelaskan konsep matematika dengan mengambil tema-tema yang ada dalam silabus dan masih banyak diantara mereka yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan tema-tema yang ada dalam silabus atau mengalami kesulitan apabila mencari sendiri tema-tema/permasalahan sehari-hari yang sesuai dengan materi yang diberikan. Melihat kenyataan seperti ini, tampaknya perlu dilakukan upaya untuk melatih guru agar memiliki kemampuan dalam mengembangkan tema-tema yang disajikan dalam silabus atau membuat sendiri tema/mencari permasalahan sehari-hari yang sesuai. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat bank tema dan bank masalah terbuka untuk memperkaya wawasan para guru. Dengan demikian dalam kegiatan pembelajaran diharapkan mereka sudah terbiasa menggunakan pendekatan tematik dan terbiasa dalam membahas soal-soal terbuka atau soal-soal non rutin. Ditinjau dari masalah matematika yang diberikan guru dalam pembelajaran atau dalam tes, sebagian besar guru memberikan soal-soal latihan atau ulangan yang mirip dengan yang pernah dicontohkan. Sebagian besar memberikan soal-soal yang mempunyai sebuah jawaban yang pasti. Melihat kenyataan seperti ini memang wajar kalau kreativitas berpikir siswa sulit berkembang, karena situasi yang diciptakan oleh guru tidak mendukung ke upaya mengembangkan kreativitas berpikir siswa. Namun demikian, hampir sebagaian dari mereka sudah pernah mencoba membuat/memberikan soal-soal yang sifatnya non rutin. Dari hasil wawancara lebih lanjut diketahui, mereka tidak selalu melatih siswa mengerjakan soal-soal yang sifatnya non rutin yang menuntut penalaran yang lebih banyak. Hal ini dilakukan karena adanya anggapan kalau diberikan soal-soal yang lebih kompleks, maka siswa tidak akan mampu untuk menjawabnya. Padahal anggapan semacam ini belum tentu benar,

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

106

karena dalam kegiatan pembelajaran kurang diberikan latihan-latihan semacam itu. Terkait dengan perangkat pembelajaran diketahui bahwa masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam mencari buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum matematika yang berlaku (KTSP). Berdasarkan hasil wawancara, diketahui hal ini terjadi karena terlalu sering ada pergantian kurikulum. Para guru sebagian besar menggunakan LKS dalam pembelajaran, namun LKS yang diberikan hanya memuat ringkasan materi dan latihan soal-soal yang hampir semua merupakan soal-soal yang sifatnya rutin. Begitu juga dengan kumpulan soal yang mereka miliki, sebagian besar merupakan soal-soal rutin. Kenyataan ini menuntut untuk segera dilakukan upaya pengembangan perangkat pembelajaran agar kurikulum yang diberlakukan (KTSP) bisa berjalan dengan efektif. Khusus untuk sekolah dasar kelas satu sampai kelas tiga, dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan tematik. Namun, dari hasil wawancara diketahui, belum banyak guru yang bisa menerapkan pendekatan tematik tersebut karena buku yang ada dinilai kurang mampu mendukung upaya penanaman konsep materi matematika. Dengan demikian, buku yang merupakan bantuan dari dana BOS hampir tidak pernah digunakan. Kalau digunakan, fungsinya hanya sebagai pelengkap saja. Dilihat dari masalah yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, tampaknya siswa belum mampu melakukan strategi pemecahan masalah yang lebih kompleks sebagaimana yang disarankan oleh Polya, yaitu memahami masalah (mendefinisikan masalah), memilih strategi, membuat perkiraan/ dugaan, membandingkan pemecahannya sendiri dengan pemecahan temannya, dan mengecek kembali seluruh prosedur atau menerapkannya pada situasi baru yang lebih kompleks.

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

107

Sebagian besar mahasiswa PGSD menyusun RPP yang hanya memuat soal-soal yang memiliki satu jawaban benar. Masih banyak di antara mereka yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan tematema yang ada dalam silabus dan kesulitan mencari kaitan antara materi matematika yang diajarkan dan permasalahan kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan sebagian dari mereka dalam merancang RPP belum mengaitkan materi matematika yang diajarkan dengan tema-tema tertentu/permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, dalam praktik mengajar, mereka cenderung menekankan pada keterampilan berhitung dan langkah-langkah algoritmik serta rumus-rumus matematika. Hal ini mereka lakukan karena pengetahuan yang dimiliki masih terbatas. Mereka juga belum memiliki pengetahuan tentang masalah matematika terbuka dan belum memiliki keterampilan dalam melakukan pendekatan tematik dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan hasil studi lapangan tersebut, tampaknya sangat urgen untuk dikakukan pengembangan model pembelajaran matematika berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah matematika terbuka sesuai dengan perkembangan kurikulum SD saat ini. Agar model yang dikembangkan dapat dilaksanakan secara efektif, juga sangat urgen untuk dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran yang sesuai. Hal ini perlu dilakukan agar kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan ke arah berpikir kritis, kreatif, dan produktif untuk mengantisipasi perkembangan jaman.

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

108

4. Penutup Berdasarkan hasil studi lapangan dapat disimpulkan (1) 97% responden menjawab siswa aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika, (2) 89% menjawab siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika yang sifatnya non rutin, (3) 86% menjawab siswa belum mampu berpikir kritis, kreatif, dan produktif, (4) 97% guru menjelaskan konsep dengan menekankan pada keterampilan berhitung dan keterampilan algoritmik, (5) 61% guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan tema yang ada dalam silabus atau kesulitan dalam mencari tema/ permasalahan sehari-hari yang sesuai dengan materi matematika yang dibahas, (6) 97% guru memberikan soal-soal latihan/tes yang hanya mempunyai satu jawaban benar, (7) 42% guru kesulitan mendapatkan buku/literatur yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku, (8) sebagian besar siswa belum memiliki strategi penyelesaian soal khususnya untuk soal-soal yang lebih kompleks/non rutin/terbuka, dan (9) Kompetensi mahasiswa PGSD dalam mengembangkan tematema/mengaitkan materi matematika dengan permasalahan sehari-hari masih kurang. Berdasarkan hasil studi lapangan dan hasil pembahasan disarankan untuk dilakukan pengembangan model pembelajaran matematika berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah matematika terbuka. Hal ini sesuai dengan karakteristik perkembangan kurikulum SD saat ini. Agar model yang dikembangkan dapat dilaksanakan secara efektif, juga sangat urgen untuk dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran yang sesuai. Hal ini perlu dilakukan agar kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan ke arah berpikir kritis, kreatif, dan produktif untuk mengantisipasi perkembangan jaman. DAFTAR PUSTAKA

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

ISSN 0215 - 8250

109

Hiebert, J. & Carpenter, T.P. 1998. Problem Solving as a Basis for Reform of Curriculum and Instruction: The Case of Mathematics. Educational Research 25(4), 12-21. Land, S.M. 2000. Cognitive requirements for learning with open-ended learning environments. Etr &D-Educational Technology Research and Development 48:61-78. Parnes, S. J. 1992. Source book for creative problem solving. Buffalo, NY: Creative Education Foundation Press Shimada, S. & Becker, P., 1997. The Open-Ended Approach: A New Proposal for Teaching Mathematics. NY: NCTM Upitis, R.; Phillips,E.; Higginson,W. 1997. Creative Mathematics: Exploring Children's Understanding, London: Routletge. p.98-185

__________Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 4 TH. XXXXI Oktober 2008

Anda mungkin juga menyukai