Anda di halaman 1dari 6

KEBAKARAN

KARANGANYAR, KOMPAS.com - Kebakaran hutan di Gunung Lawu yang berada di daerah perbatasan antara Jawa Tengah dengan Jawa Timur kian meluas. Api terus menjalar akibat tiupan angin kencang dan cuaca panas dan api telah mendekati kawasan pusat ritual di Argo Dalem dan Sendang Drajad di puncak gunung tersebut. "Angin di puncak gunung sangat kencang sehingga mengakibatkan kobaran api sangat cepat merambat. Ada sekitar satu hektare hutan pinus serta ilalang ludes tarbakar dan sekarang ini tengah dalam proses memadaman," kata Koordinator Satlak Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Karanganyar, Aji Pratama Heru Kristanto, Selasa (29/9). "Tadi malam api sampai Argo Dalem dan beberapa orang naik ke puncak untuk memadamkan api. Jangan sampai api terus ke bawah. Dengan peralatan seadanya kami membuat parit dan membabat ilang yang belum terbakar. Dengan cara ini bisa menghambat kebakaran tersebut," katanya. Menyinggung luas areal hutan yang terbakar, sampai sekarang belum bisa diketahui secara pasti, tetapi yang jelas kebakaran hutan di Gunung Lawu itu berawal dari daerah Jawa Timur terus merembet di daerah Karanganyar, Jawa Tengah.

Bencana Alam Banjir

Klungkung, Kompas - Hujan yang turun selama beberapa hari menyebabkan banjir di enam provinsi, yakni Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur, Bali, dan DKI Jakarta. Di beberapa daerah itu bahkan terjadi longsor. Ratusan rumah terendam, tambak terbenam, dan infrastruktur rusak. Kerusakan parah di antaranya tampak di Kabupaten Klungkung dan Gianyar, Bali, Kamis (28/6). Hujan deras di sejumlah wilayah selama tiga hari menyebabkan sejumlah sungai meluap. Sungai- sungai itu rata-rata berhulu di Gunung Agung dan Gunung Abang, Kabupaten Karangasem, yakni Sungai Unda, Sungai Sangsang, dan Sungai Pakerisan. Akibatnya, 140 rumah di Banjar Anyar dan Pancingan, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, terendam dengan ketinggian air dua meter. Ratusan bedeng di area pertambangan pasir di Kecamatan Semarapura, Klungkung, juga hanyut dibawa banjir luapan Sungai Unda.

TSUNAMI Jumlah korban tsunami akibat gempa 7,2 skala richter yang melanda Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, hingga tadi malam mencapai 112 orang tewas dan 502 dinyatakan hilang. Banyaknya korban tersebut, disebabkan tsunami terjadi di waktu malam saat warga sedang tertidur. Sehingga kurang tanggap menghadapi kondisi darurat, meski didahului gempa berkekuatan 7,2 skala richter (SR) pada Senin (25/10) pukul 21.40 WIB. Sekitar 20 menit kemudian, tsunami dengan ketinggian 4-6 meter menggulung warga yang umumnya tinggal di pesisir pantai. Sedangkan BPBD Pagai Utara Selatan mencatat, sebanyak 81 orang tewas, 108 orang hilang, serta terdapat 119 rumah rusak berat (termasuk empat unit sekolah).Upaya pencarian dan penyelamatan sejauh ini baru dilakukan oleh tim SAR dan perangkat desa setempat dibantu warga. Korban tewas akibat tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar) terus bertambah. Namun, sampai pagi lalu, Rabu 27 Oktober 2010, semua korban belum bisa dievakuasi. Petugas Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNBP, di Jakarta, Wahyu mengatakan pada pukul 00.05 WIB Rabu (27/10) akan dikirim 500 lembar tenda gulung, 50 unit tenda keluarga, 500 lembar tikar dan selimut dengan pesawat Hercules. Selain itu makanan dan lauk-pauk, obatan-obatan serta ratusan kantung mayat juga dipersiapkan untuk dikirim.

TANAH LONGSOR

Hari Minggu, 17 Oktober 2010 sekitar pukul 21.00 WIB terjadi bencana alam tanah longsor di 3 desa di Kecamatan Pagerwojo yang disebabkan hujan deras yang turun mulai hari Sabtu, 16 Oktober 2010. Longsor terjadi pada 5 titik, 3 titik berlokasi di Desa Gondanggunung dan masing-masing 1 titik di Desa Sidomulyo dan Desa Samar. Tiga lokasi longsor di Desa Gondanggunung ada pada sebuah jalan dan 2 rumah (mengakibatkan jebolnya tembok kamar dan ruang tamu), sedanglan 1 titik longsor di Desa Sidomulyo ada pada sebuah rumah di Dusun Judek, dan 1 titik longsor di Desa Samar menimpa sebuah rumah di Dusun Tumpaknongko. Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam kejadian tersebut, demikian juga tidak terdapat pengungsi. Kerja bakti telah dilakukan oleh warga dan aparat setempat dan pemantauan pasca bencana masih terus dilakukan oleh Puskesmas Pagerwojo dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung.

GUNUNG MELETUS Gunung Merapi. (ANTARA News/Anis Efizudin) Jakarta (ANTARA News) Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa ledakan besar gunung berapi bisa berdampak pada cuaca, lewat semburan partikel-partikel vulkanik yang menghalangi energi matahari dan mendinginkan udara. Ada sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa musim dingin vulkanik akibat ledakan besar gunung berapi telah ikut memusnahkan dinosaurus dan manusia purba Neanderthal. Pada musim panas pasca erupsi Gunung Tambora di Indonesia pada 1815, es telah merusakkan tanaman sampai sejauh New England, Amerika Serika, sementara ledakan Gunung Pinatubo di Filipina pada 1991 telah menurunkan rata-rata temperatur global 0,7 derajat Fahrenheit sehingga cukup menahan dampak gas efek rumah kaca hasil ulah manusia selama setahun atau lebih. Kini para ilmuwan berhasil memperlihatkan bahwa letusan gunung berapi juga berdampak pada curah hujan pada musim kemarau Asia, di mana badai musiman mengairi tanaman untuk makan hampir setengah penduduk Bumi. BADAI

GUATEMALA, KOMPAS.com Badai tropis yang melanda Guatemala, Honduras, dan El Salvador telah mengakibatkan longsor yang menghancurkan bangunan, menjebol jembatan, dan menewaskan penduduk. Selain itu, badai juga meninggalkan jejak fenomenal yang mungkin tidak dijumpai di tempat lain: sebuah lubang raksasa di jalan. Di bagian utara Guatemala City, derasnya hujan dan kuatnya badai menciptakan lubang besar di sebuah perempatan jalan. Menurut penduduk setempat, sebuah bangunan tiga lantai dan sebuah rumah ikut masuk ke dalam lubang itu. Surat kabar setempat juga menyebutkan adanya petugas keamanan yang tewas saat lubang terbuka, tetapi pihak berwenang belum memberikan konfirmasi mengenai kabar tersebut. Penduduk mengatakan, buruknya sistem drainase bawah tanah adalah salah satu penyebab terbukanya lubang itu. Tahun lalu, lubang serupa juga terbentuk di wilayah tersebut. Badai yang menyapu akhir pekan lalu telah menewaskan 115 orang. Di Guatemala, setidaknya 92 orang tewas, 54 orang hilang, dan 59 orang terluka. Sekitar 112.000 orang diungsikan dan lebih dari 29.000 orang terpaksa tinggal di penampungan.

ANGIN PUTTING BELIUNG

MAKASSAR, KOMPAS.com Sebanyak 57 rumah di dua kecamatan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, tersapu angin puting beliung, Kamis (19/5/2011) sekitar pukul 14.00. Angin kencang muncul saat hujan deras. Rumah yang mengalami kerusakan parah, menurut Camat Simbang, Irwan Abubaedah, saat dikonfirmasi menyebutkan, sebanyak 38 rumah di tiga dusun rusak berat dan ringan. Kondisi terparah terjadi di Dusun Bontopadingin, Desa Bontotallasa, sebanyak 29 rumah tersapu angin dan tujuh rumah di antaranya rusak parah. "Kondisi warga yang atap rumahnya terbang sebagian sudah diperbaiki. Untuk rumah yang rusak parah, harus menunggu bantuan dari pemerintah kabupaten," ungkap Irwan seusai meninjau lokasi kejadian. Kerugian akibat bencana ini khusus di Kecamatan Simbang ditaksir Rp 100 juta. Sementara itu, Kapolsekta Turikale Ajun Komisaris HM Amin menyebutkan, bencana angin puting beliung di Kecamatan Turikale merusak 19 rumah. "Kejadiannya cukup mengejutkan warga, meskipun berlangsung singkat," katanya.

Fenomena Hujan Darah di India

Berita Hujan Darah di India dalam dua hari ini merupakan yang banyak di cari oleh pengguna internet. mengapa saya bisa berkata demikian. karena dalam dua hari ini blog saya kebanjiran visitor sampai 4.500 visitor lebih.. dan hampir 90% pengunjung datang melalui google dengan kata kunci Hujan Darah di India. Seperti yang telah saya tulis sebelumnya, bahwa kemarin sore salah satu stasiun tv swasta menayangkan berita tentang hujan darah yang terjadi di India. penasaran ingin melihatnya? Video Youtube Misteri Fenomena Hujan Darah di India. Baru saja lagi asik-asiknya ngenet mendengar berita tentang fenomena hujan darah di india yang sedang di tayangkan oleh infotainment kabar-kabari. sontak saya kaget,karena baru mendengar ada hujan darah. gak pake lama,langsung saja searching di Youtube dan akhirnya menemukan Video Hujan darah yang sedang di bahas di televisi. penasaran ingin melihatnya?

BENCANA ALAM (GEMPA BUMI)


GEMPA BUMI Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.

Tipe gempa bumi


1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempabumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut. 2. Gempa bumi tektonik ; Gempabumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. METEOR JATUH

Hari Kamis pagi, tanggal 8 September 2009, terlihat bola api di angkasa dan jatuh ke laut di sekitar pantai Tanjung Palete yang terletak di teluk Bone, propinsi Sulawesi Selatan. Selang 2-3 menit setelah bola api yang mengeluarkan asap menyerupai asap pesawat terbang itu, terdengar ledakan besar sebanyak 5-6 kali. Suara ledakan itu disertai guncangan yang menyerupai guncangan gempa. Ledakan yang disertai guncangan itu menimbulkan kepanikan warga Desa Latteko, Kelurahan Pallete, Kabupaten Bone. Siswa SD pun kemudian berlari keluar sekolah, khawatir telah terjadi gempa. Menurut BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) Makassar, dideteksi adanya getaran pada titik koordinat 4,68 Lintas Selatan dan 120, 09 Bujur Timur, di kedalaman sekitar satu kilometer dari atas permukaan tanah, dengan magnitude getaran sekitar 1,9 SR (Skala Richter). Lokasi itu berada disekitar perbatasan antara kabupaten Bone dengan Wajo, sekitar 62 kilometer dari kota Sengkang. Getaran juga terasakan sampai di Kawasan Camba, Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Bulukumba.

Anda mungkin juga menyukai