Pembahasan sumber-sumber Syariat Islam, termasuk masalah pokok (ushul karena dari sumber-sumber itulah terpancar seluruh hukum/syariat Islam. Oleh karenanya untuk menetapkan sumber syariat Islam harus berdasarkan ketetapan yang qathi (pasti kebenarannya, bukan sesuatu yang bersiIat dugaan (d:anni.
Allah SWT berIirman: '(Dan) fanganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai ilmu tentangnya.` (QS. Al Isra 36 '(Dan) kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran.` (QS. Yunus 36
Masalah ini termasuk masalah pokok (ushul, sebab menjadi dasar bagi seorang Muslim untuk menarik keyakinan atas hukum-hukum amaliahnya. Apabila landasan suatu hukum sudah salah, maka seluruh hukum-hukum cabang yang dihasilkannya menjadi salah pula. Oleh sebab itu menetapkan sumber syariat Islam tidak dapat dilakukan berdasarkan persangkaan ataupun dengan dugaan belaka.
Berdasarkan pengertian di atas maka yang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai sumber pengambilan dalil-dalil syari adalah Al-Qur`an, Sunnah, Ijma` Shahabat dan Qiyas (yang mempunyai persamaan illat syari. l-Qur`an Definisi l-Qur`an Al-Qur`an adalah kalam Allah yang diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril kepada Rasulullah saw dengan menggunakan bahasa Arab disertai kebenaran agar dijadikan huffah (argumentasi dalam hal pengakuannya sebagai rasul dan agar dijadikan sebagai pedoman hukum bagi seluruh ummat manusia, di samping merupakan amal ibadah bagi yang membacanya.
Al-Qur`an diriwayatkan dengan cara tawatur (mutawatir yang artinya diriwayatkan oleh orang sangat banyak semenjak dari generasi shahabat ke generasinya selanjutnya secara berjamaah. Jadi apa yang diriwayatkan oleh orang per orang tidak dapat dikatakan sebagai Al-Qur`an. Orang-orang yang memusuhi Al-Qur`an dan membenci Islam telah berkali-kali mencoba menggugat nilai keasliannya. Akan tetapi realitas sejarah dan pembuktian ilmiah telah menolak segala bentuk tuduhan yang mereka lontarkan. Al-Qur`an adalah kalamullah, bukan ciptaan manusia, bukan karangan Muhammad saw ataupun saduran dari kitab-kitab sebelumnya. Al-Qur`an tetap menjadi mufi:at sekaligus sebagai bukti keabadian dan keabsahan risalah Islam sepanjang masa dan sebagai sumber segala sumber hukum bagi setiap bentuk kehidupan manusia di dunia.
ehujjahan l-Qur`an Al-Qur`an merupakan huffah bagi manusia, serta hukum-hukum yang terkandung di dalamnya merupakan dasar hukum yang wajib dipatuhi, karena Al-Qur`an merupakan kalam Al-Khaliq, yang diturunkannya dengan jalan qathi dan tidak dapat diragukan lagi sedikit pun kepastiannya. Berbagai argumentasi telah menunjukkan bahwa Al-Qur`an itu datang dari Allah dan ia merupakan mukjizat yang mampu menundukkan manusia dan tidak mungkin mampu ditiru. Salah satu yang yang menjadi kemusykilan manusia untuk menandingi Al- Qur`an adalah bahasanya, yaitu bahasa Arab, yang tidak bisa ditandingi oleh para ahli syiir orang Arab atau siapa pun. Allah SWT berIirman: 'Katakanlah. Sesungguhnya apabila fin dan manusia apabila berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Al-Quran ini. Pasti mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menfadi pembantu bagi sekalian yang lain.` (QS. Al- Isra: 88 '(Dan) apabila kamu tetap dalam keraguan tentang Al-Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), maka buatlah satu surat (safa) yang semisal Al-Quran, dan afaklah penolong-penolongmu selain Allah, fika kamu orang-orang benar.` (QS. Al- Baqarah: 23
Cukup kiranya pernyataan Walid bin Mughirah, salah seorang Quraisy di masa Rasulullah saw, seorang ahli syair yang tak tertandingi, yang menjadi musuh nabi pada awalnya berkata: 'Sesungguhnya di dalam Al-Quran itu terdapat sesuatu yang le:at, dan pula keindahannya, apabila di bawah menyuburkan dan apabila di atas menghasilkan buah. Dan manusia tidak akan mungkin mampu berucap seperti Al-Quran.`
Selain dari bahasanya, isi Al-Qur`an sekaligus menjadi huffah atas kebenarannya. Misalnya perihal akan menangnya kaum Muslimin memasuki Makkah dengan aman (QS. Al-Fath, juga tentang akan menangnya pasukan Romawi atas Parsi (QS. Ar-Ruum dan sebagainya. Selain isi Al-Qur`an menunjukkan tentang kejadian sejarah terdahulu yang sesuai dengan Iakta, atau kisah tentang sebagian Iptek, misalnya penyerbukan oleh lebah, terkawinkannya bunga-bunga oleh bantuan angin dan sebagainya. Yang pada akhirnya terbukti kebenarannya. Semua itu menunjukkan bahwa Al-Qur`an memang bukan datang dari manusia melainkan dari Allah SWT; Sang Pencipta dan Pengatur Alam Semesta. Karenanya memang sudah menjadi kelayakan bahkan keharusan untuk menjadikan Al-Qur`an sebagai landasan kehidupan dan hukum manusia. (Lihat juga pembuktian kesahihan Al-Qur`an pada materi 'Proses Keimanan l Muhkamat dan l Mutasyabihat
Dalam Al-Qur`an terdapat ayat-ayat yang dalam kategori muhkamat dan mutasyabihat sebagaimana Iirman Allah SWT: 'Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al-Quran) kepadamu, di antaranya (isinya) ada ayat- ayat muhkamat, itulah pokok-pokok isi Al-Quran dan lainnya (ayat-ayat) Mutasyabihat.`(QS. Ali Imran 7
Ayat Muhkamat adalah ayat-ayat yang maksudnya dapat diketahui secara nyata dan tidak dapat ditaIsirkan lagi. Sedangkan ayat Mutasyabihat adalah ayat yang mempunyai arti terselubung (tersembunyi yang dapat ditaIsirkan karena mengandung beberapa pengertian.
Keberadaan dan siIat Allah, terdapatnya surga dan neraka, kejadian hari kiamat, diutusnya para rasul dan nabi, para malaikat dan tugas-tugasnya, kesemuanya dijelaskan melalui ayat- ayat yang muhkamat. Termasuk dalam ayat-ayat muhkamat adalah haramnya riba dan zina dalam segala bentuknya, wajibnya hukum potong tangan bagi pencuri (dengan syarat tertentu, wajibnya terikat dengan hukum-hukum Allah dan sebagainya.
Sedangkan ayat-ayat yang Mutasyabihat banyak terdapat pada ayat yang berbicara tentang mu`amalah seperti QS. Al Baqarah 228 (lafad: quru mempunyai dua arti, yaitu arti haid dan suci, dan QS. Al Baqarah 237 (lafad: yang memegang ikatan nikah ada dua pengertian, bisa suami atau wali dari pihak istri.
%afsir l-Qur`an TaIsir adalah menerangkan maksud pada lafad:. Misalnya Iirman Allah SWT laa raiba fiihi (tidak ada keraguan di dalamnya dijelaskan dengan lafad: lain 'laa syakka fiihi` (tidak ada kebimbangan di dalamnya. TaIsir Al-Qur`an merupakan penjelasan makna kata demi kata dalam susunan kalimatnya serta makna susunan kalimat sebagaimana adanya. Terkadang suatu ayat dijelaskan oleh ayat lainnya (tafsir ayat bil ayat atau oleh hadits Rasulullah saw tentang suatu ayat (tafsir bis Sunnah, atau penjelasan para shahabat dan ahli ilmu terhadap suatu ayat.
Penjelasan kata-kata dan susunannya itu terbatas hanya dalam bahasa Arab, sama sekali tidak boleh ditaIsirkan dalam bahasa lain. Selain menurut kenyataannya Al-Qur`an itu diturunkan dalam bahasa Arab yang paling baik dan murni, tidak ada jalan lain dalam memahami Al- Qur`an melalui bahasa yang lain.
Dengan demikian Al-Qur`an tidak bisa tidak hanya bisa ditaIsirkan ke dalam bahasa Al- Qur`an itu sendiri yaitu bahasa Arab.
Bertitik tolak dari suatu keyakinan bahwasanya hidup ini tidak boleh diatur kecuali menurut aturan Allah SWT, maka tidak ada alternatiI lain bagi kita melainkan berusaha semakimal mungkin memahami Al-Qur`an, menghayati dan mengkaji isinya sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Qur`an itu sendiri. '(Dan) Demikianlah Kami telah menurunkan Al-Quran itu sebagai peraturan yang benar dalam bahasa Arab.` (QS. Ar-Ra`du: 37
Sesungguhnya kelalaian ummat dalam mengkaji dan menghayati isi kandungan Al-Qur`an menyebabkan ketidakakraban dengan Al-Qur`an. Ini menunjukkan bahwa ummat sedang berjalan menuju garis yang berada di luar jalur ketentuan Allah SWT.
Hendaknya disadari bahwa melakukan kajian terhadap isi kandungan Al-Qur`an menuntut persyaratan-persyaratan tertentu. Disamping menuntut keikhlasan dan kesucian niat juga membutuhkan penguasaan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pemahaman Al-Qur`an. Apabila persyaratan itu tidak terpenuhi, maka dapat menimbulkan pemahaman yang keliru dan merugikan. Walaupun begitu, terpenuhinya persyaratan ini pun tidaklah mutlak menjamin kebenaran hasil suatu kajian, namun begitu haruslah berusaha semaksimal mungkin untuk mendekati kebenaran yang dimaksud Al-Qur`an.
Juga harus disadari bahwa pengkajian dan pemahaman terhadap Al-Qur`an bukanlah menjadi tujuan akhir. Ia hanya merupakan jembatan` untuk mengakrabkan diri dengan Al-Qur`an. Sedangkan tujuan akhirnya adalah perwujudan dan penerapan nilai-nilai Al-Qur`an dalam seluruh aspek kehidupan. Bila tidak demikian maka apa yang kita lakukan tidak ubahnya dengan apa yang dilakukan oleh kaum orientalis, yang memandang Al-Qur`an hanya dari segi ilmu, bukan untuk diterapkan. s-Sunnah Definisi Sunnah Sunnah adalah perkataan, perbuatan dan taqrir (ketetapan/persetujuan/diamnya Rasulullah saw terhadap sesuatu hal/perbuatan seorang shahabat yang diketahuinya. Sunnah merupakan sumber syariat Islam yang nilai kebenarannya sama dengan Al-Qur`an karena sebenarnya Sunnah juga berasal dari wahyu. Firman Allah SWT: '(Dan) Tiadalah yang diucapkannya (oleh Muhammad) itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).` (QS. An- Najm: 3-4
Makna ayat di atas bahwanya apa yang disampaikan Rasulullah saw (Al-Qur`an dan As- Sunnah hanyalah bersumber dari wahyu Allah SWT, bukan dari dirinya maupun kemauan hawa naIsunya. Sebagaimana Iirman Allah SWT: '(Katakanlah Muhammad) ...aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.` (QS. Al-An`am 50
Ayat ini bermakna bahwa Rasulullah saw tidak melakukan suatu tindakan kecuali berdasarkan wahyu dari Allah SWT dan agar manusia mengikuti apa yang disampaikannya.
Al-Qur`an telah menegaskan bahwa selain dari Al-Qur`an, Rasulullah saw juga menerima wahyu yang lain, yaitu Al Hikmah yang pengertiannya sama dengan As-Sunnah, baik perkataan, perbuatan atau pun ketetapan (diamnya. Pengertian Al Hikmah yang bermakna As-Sunnah dapat ditemukan dalam QS. Ali Imran: 164, QS. Al-Jumu`ah: 3, dan QS. Al- Ahzab: 34.
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami dan diyakini bahwa kehujjahan As-Sunnah sebagai sumber hukum/syariat Islam bersiIat pasti (qathi kebenarannya; sebagaimana Al-Qur`an itu sendiri.
ungsi Sunnah terhadap l-Qur`an Adapun mengenai Iungsi As-Sunnah terhadap Al-Qur`an dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menguraikan Kemujmalan (keumuman Al-Qur`an. Mufmal adalah suatu lafad: yang belum jelas indikasinya (dalalah/penunjukannya yaitu dalil yang belum jelas maksud dan perinciannya. Misalnya perintah shalat, membayar zakat dan menunaikan haji. Al-Qur`an hanya menjelaskannya secara global, tidak dijelaskan tata cara pelaksanaannya. Kemudian Sunnah secara terperinci menerangkan tata cara pelaksanaan shalat, jumlah rakaat, aturan waktunya, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan shalat; begitu pula dengan ibadah-ibadah yang lain.
Imam Ibnu Hazm, salah seorang ulama besar dari Andalusia pada masa Abbasiyah menjelaskan:
'Sesungguhnya di dalam Al-Quran terdapat ungkapan yang seandainya tidak ada penjelasan lain, maka kita tidak mungkin melaksanakannya. Dalam hal ini rufukan kita hanya kepada Sunnah Nabi saw. Adapun ifma hanya terdapat dalam kasus-kasus tertentu safa yang relatif sedikit. Oleh sebab itu secara pasti wafib kembali kepada Sunnah.`
2. Pengkhususan Keumuman Al-Qur`an. &mum (Aam ialah lafad: yang mencakup segala sesuatu makna yang pantas dengan satu ucapan saja. Misalnya Al Muslimun (orang-orang Islam, Ar rifaalu (orang-orang laki- laki dan lain-lain. Di dalam Al-Qur`an itu terdapat banyak lafad: yang bermakna umum kemudian Sunnah mengkhususkan keumumannya Al-Qur`an tersebut. Misalnya Iirman Allah SWT: 'Allah mewafibkan kamu tentang anak-anakmu, untuk seorang anak laki-laki adalah dua bagian dari anak perempuan.` (QS. An-Nisaa`: 11
Menurut ayat tersebut di atas, setiap anak secara umum berhak mendapatkan warisan dari ayahnya. Jadi setiap anak adalah pewaris ayahnya. Kemudian datang Sunnah yang mengkhususkannya. Sabda Rasulullah saw: 'Kami seluruh Nabi tidak meninggalkan warisan, apa yang kami tinggalkan adalah sedekah.` (HR Imam Bukhari 'Seorang pembunuh tidak mendapat warisan.` (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah
Menurut hadits di atas Nabi tidak meninggalkan warisan bagi anak-anaknya serta melarang seorang anak yang membunuh ayahnya mendapat warisan dari ayahnya.
3. Taqyid (Pensyaratan terhadap ayat Al-Qur`an yang Mutlak Mutlak ialah lafad: yang menunjukkan sesuatu yang masih umum pada suatu jenis, misalnya lafad: budak, mukmin, kaIir, dan lain-lain. Di dalam Al-Qur`an banyak dijumpai ayat-ayat yang bersiIat mutlak (tanpa memberi persyaratan. Misalnya: 'Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri hendaklah kamu potong tangan (keduanya).` (QS. Al-Maidah: 38
Ayat ini berlaku mutlak pada setiap pencurian (baik besar maupun kecil. Kemudian Sunnah memberikan persyaratan nilai barang curian itu sebanyak seperempat dinar emas ke atas. Sabda Rasulullah saw: 'Potonglah dalam pencurian seharga seperempat dinar dan fanganlah dipotong yang kurang dari itu.` (HR Ahmad
Begitu pula halnya dengan batas pemotongan tangan bagi pencuri (sebagimana ayat 38 Surat Al Maidah, yaitu pada pergelangan tangan dan bukan dari tempat lainnya, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw.
4. Pelengkap Keterangan Sebagian dari Hukum-Hukum. Peranan Sunnah yang lain adalah untuk memperkuat dan menetapkan apa yang telah tercantum dalam Al-Qur`an disamping melengkapi sebagian cabang-cabang hukum yang asalnya dari Al-Qur`an. Al-Qur`an menegaskan tentang pengharaman memperisteri dua orang sekaligus. '(Dan diharamkan bagimu) menghimpun (dalam perkawinan) dua perempuan bersaudara, kecuali yang telah terfadi pada masa lampau.` (QS. An-Nisaa`: 23
Di dalam Al-Qur`an tidak disebutkan tentang haramnya seseorang mengumpulkan (memadu seorang wanita saudara ibu, atau anak perempuan dari saudara laki-laki istri (kemenakan. Sunnah menjelaskan mengenai hal ini melalui sabda Nabi: 'Tidak boleh seseorang memadu wanita dengan ammah (saudara bapaknya), atau dengan saudara ibu (khala) atau anak perempuan dari saudara perempuannya (kemenakan) dan tidak boleh memadu dengan anak perempuan saudara laki-lakinya, sebab kalau itu kalian lakukan, akan memutuskan tali persaudaraan.`(HR .An Nasa`i dan Ibnu Majah.
5. Sunnah Menetapkan Hukum-hukum Baru, yang tidak terdapat dalam Al-Qur`an. Sunnah juga berIungsi menetapkan hukum-hukum yang baru yang tidak ditemukan dalam Al-Qur`an dan bukan merupakan penjabaran dari nash yang sudah ada dalam Al-Qur`an, akan tetapi merupakan aturan-aturan baru yang hanya terdapat dalam Sunnah. Misalnya, diharamkannya keledai jinak` untuk dimakan, setiap binatang yang bertaring, dan setiap burung yang bercakar. Begitu pula tentang keharaman memungut pajak (bea cukai, penarikan hak milik atas tanah pertanian yang selama tiga tahun berturut-turut tidak dikelola, maka diambil oleh negara, tidak bolehnya individu memiliki kepentingan umum seperti air, rumput, api, minyak bumi, tambang emas, perak, besi, sungai, laut, tempat penggembalaan ternak dan lain-lain.
Demikian antara lain ketentuan tambahan (penyempurnaan yang dilakukan Rasulullah saw. Maka sikap seorang Muslim terhadap hal ini sesuai dengan Iirman Allah SWT: 'Ucapan orang-orang beriman, manakala mereka diafak kepada Allah dan Rasul-Nya supaya Dia memberikan ketentuan hukum diantara mereka, tidak lain hanya mengatakan. Kami mendengar dan Kami mematuhinya. Mereka itulah orang-orang yang berbahagia.` (QS. An-Nur: 51
Penggunaan nash As-Sunnah untuk masalah aqidah haruslah nash yang bersiIat qathi, karena tidak boleh adanya keraguan sedikitpun dalam masalah aqidah/itiqadiyah. Sedangkan untuk masalah hukum/Syari`ah masih dapat digunakan nash As-Sunnah yang mencapai derajat d:anni (prasangka kuat atas kebenarannya. Hal ini karena dalam masalah Syari`ah tidak diharuskan suatu keyakinan yang pasti terhadap hasil ijtihad yang akan dijadikan sumber amaliah tersebut (bukan sumber untuk masalah itiqadiyah. Ijma` Shahabat
Pengertian Ijma, Shahabat Lafad: Ifma menurut bahasa bisa berarti tekad yang konsisten tehadap sesuatu atau kesepakatan suatu kelompok terhadap suatu perkara. Sedangkan menurut para ulama ushul fiqh, Ifma adalah kesepakatan terhadap suatu hukum bahwa hal itu merupakan hukum syara.
Dalam hal ini terdapat perbedaan dalam hal menentukan siapa` yang ifmanya dapat diterima sebagai sumber hukum atau dalil syari. Ada yang mengatakan ifma ulama pada setiap masa, atau ifma ahlul bait, atau ifma ahlu Madinah, atau ifma ahlul Halli wal Aqdi, ifma Shahabat atau sebagainya.
&ntuk menetapkan sumber pengambilan hukum bagi dalil-dalil syari dibutuhkan suatu sumber yang bersiIat qathi. Diantara berbagai pendapat tentang siapa` yang ifmanya dapat diterima sebagai sumber hukum, maka yang paling memenuhi persyaratan untuk hal ini adalah 'Ijma` para Shahabat Rasulullah saw.
lasan Ijma` Shahabat Dijadikan Sumber Hukum Islam Dari segi mungkin tidaknya seluruh orang yang berijma` berkumpul, saling mengetahui ifma dan dapat mengkoreksi bila diketahui kesalahannya, maka hal ini hanya mungkin terjadi pada masa shahabat, tidak pada masa selain mereka. Sebagai contoh, ifma ulama. Maka untuk terwujudnya ifma ulama, haruslah diperjelas siapa saja ulama` itu; apakah ulama yang sudah sering digunakan untuk membuat hukum pesanan` juga termasuk di dalamnya? Akan pasti benarkah ijma` mereka tersebut? Benarkah semua ulama` tadi mengetahui dan menyetujui ifma tersebut? Tidak adakah yang selanjutnya menarik atau membatalkan ifmanya tadi sampai ia meninggal? Dan mungkinkah para ulama (seluruh kaum Muslimin di seluruh dunia mampu berkumpul bersama membahas suatu masalah baru? Masih banyak yang tidak bisa terjawab selain oleh para shahabat, padahal semua hal tadi merupakan syarat sahnya sebuah ifma oleh suatu kelompok. Karena ketidakmungkinan itulah, Imam Ahmad bin Hambal pernah menyatakan bahwa suatu kebohongan besar bila ada yang mengatakan mampu terwujud ifma setelah masa shahabat. Dan karena ketidakmungkinan itu pula yang pada akhirnya muncul istilah jumhur ulama`; artinya kebanyakan ulama berijtihad dengan hasil serupa terhadap suatu masalah. Jumhur berbeda dengan ifma.
Banyaknya pujian kepada para Shahabat secara jama`ah, baik tercantum dalam Al-Qur`an maupun hadits (keduanya dalil yang qathi kebenarannya. Seperti tercantum dalam QS. Al- Fath: 29, QS. At-Taubah: 100, QS. Al Hasyr: 8. Begitu pula sabda Rasulullah saw: 'Sesungguhnya aku telah memilih para shahabat-ku atas segenap makhluk, selain para nabi.` (HR Thabari, Al Baihaqi dan lain-lain. 'Para shahabatku itu ibarat bintang pada siapapun (di antara mereka) kalian turuti, maka akan mendapatkan petunfuk.` (HR Ibnu Abdil Barr
Petunjuk Allah dan Rasul-Nya terhadap para shahabat menunjukkan suatu kepastian tentang kebenaran dan kejujuran mereka (sebagai suatu jama`ah, bukan secara pribadi-pribadi sehingga apabila mereka bersepakat atas suatu masalah, maka hal itu atas dasar kejujuran dan kebenaran mereka. Dalil-dalil yang memuji para Shahabat tersebut bersiIat qathi sehingga kita bisa menentukan bahwa ifma shahabat dapat digunakan sebagai dalil syara.
Sesungguhnya para shahabat merupakan generasi yang mengumpulkan, menghaIalkan dan menyampaikan Al-Qur`an beserta Sunnah pada generasi berikutnya. Di samping itu para shahabat merupakan orang-orang yang hidup semasa Rasulullah saw, hidup bersama, mengalami kesulitan dan kesenangan secara bersama-sama. Merekalah yang mengetahui kapan, dimana, dan berkaitan dengan peristiwa apa suatu ayat Al-Qur`an diturunkan. Merekalah yang mengetahui Sunnah Rasulnya, mengalami dan melihat sendiri kehidupan kaum Muslimin generasi pertama tatkala Rasulullah masih hidup. Lalu adakah generasi yang lebih baik yang pernah dilahirkan manusia di muka bumi ini selain mereka (para shahabat? Ifma siapa lagi selain ifma mereka yang lebih baik dan lebih kuat?
Memang tidak mustahil para shahabat pun melakukan kesalahan, sebab mereka pun tetap manusia yang tidak mashum. Akan tetapi secara syari mereka mustahil bersepakat atau berifma atas suatu kekeliruan/kesesatan. Apabila terjadi kesalahan dalam ifma mereka tentang suatu persoalan maka tentu akan terdapat kesalahan dalam Islam, dalam Al-Qur`an dan Hadits sebab merekalah yang menyampaikan Al-Qur`an dan menuturkan Hadits Rasulullah saw pada generasi berikutnya. Bahkan sebenarnya mereka pulalah yang memberitahukan Islam kepada generasi selanjutnya. Karenanya kesalahan dalam ifma shahabat adalah mustahil terjadi secara syari. eberapa Contoh Ijma` Shahabat Salah satu ifma shahabat terpenting adalah pengumpulan Al-Qur`an menjadi mushaf. Al- Qur`an dalam bentuk sekarang ini merupakan hasil kesepakatan (ifma para shahabat. Bersamaan dengan ini Allah SWT berIirman: 'Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menfaganya.` (QS. Al Hijr: 9 'Yang tidak datang kepadanya (Al-Quran) kebathilan, baik dari depan maupun dari belakangnya.` (QS. Fushilat: 42
Dari kedua ayat tersebut, Allah memastikan bahwa mushaf Al-Qur`an yang ada kini --yang merupakan ifma para shahabat-- dijamin kebenarannya. Dengan kata lain melalui tangan- tangan para shahabatlah, Allah menjaga kebenaran Al-Qur`an. Jika ada kemungkinan salah dalam ifma shahabat, berarti ada kemungkinan salah dalam Al-Qur`an sekarang. Padahal hal ini adalah mustahil terjadi.
Dengan demikian secara syari mustahil terjadi kesalahan dalam ijma` shahabat. Inilah dalil yang pasti bahwa ifma shahabat merupakan dalil syari. Contoh lain yang mashur tentang ifma shahabat adalah keharusan adanya seorang khaliIah yang akan memimpin dan mengurus seluruh kebutuhan kaum muslimin, melindungi, dan menyebarkan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia, sebagaimana yang dilakukan para shahabat tatkala Rasulullah saw waIat. Qiyas Pengertian Oiyas Menurut para ulama ushul, qiyas berarti menyamakan suatu kejadian yang tidak ada nashnya dengan suatu kejadian yang sudah ada nash/hukumnya, karena disebabkan adanya kesamaan dua kejadian itu dalam illat (sebab hukumnya.
lasan Qiyas Dijadikan Sumber Hukum Qiyas digunakan sebagai sumber dalil syari karena dalam qiyas yang menjadi dasar pengambilan hukum adalah nash-nash syari yang memiliki kesamaan illat. Sebagaimana diketahui bahwa yang menjadi dasar keberadaan hukum adalah illatnya, maka apabila ada kesamaan illat antara suatu masalah baru dengan masalah yang sudah ada hukumnya, maka hukum masalah yang baru tersebut menjadi sama.
Maka bila illat yang sama terkandung dalam Al-Qur`an berarti dalil qiyas dalam hal tersebut adalah Al-Qur`an. Demikian pula apabila illat yang sama terkandung dalam Sunnah dan Ifma Shahabat maka yang menjadi dalil qiyas adalah kedua hal tersebut.
Disamping itu ada beberapa hadits Rasulullah yang mengisyaratkan penggunaan qiyas sebagai dalil syara. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas:
'Seorang wanita kepada Rasulullah dan berkata: Ya Rasulullah, Ibuku telah meninggal, sedang ia belum menunaikan puasa nadzar, apakah aku harus menggantinya?` Kemudian Rasulullah bersabda: Bagaimana jika ibumu mempunyai hutang, sedang ia belum membayarnya, apakah kamu akan membayar hutangnya?` Jawabnya: Benar`. Maka bersabda Rasulullah saw: Maka puasalah untuk (memenuhi nadzar ibumu`.
Dan Imam Daruquthny meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra: 'Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan mengatakan bahwa bapaknya meninggal, sedangkan ia berkewafiban menunaikan ibadah hafi. Dia bertanya. Apakah aku harus menghafikan bapakku? Maka Rasulullah berkata. Bagaimana fika bapakmu punya hutang, apakah kamu harus membayarnya? Jawabnya. Benar. Maka Rasulullah berkata Berhafilah untuknya.`
Dalam dua hadits tersebut Rasulullah mengumpamakan atau mensejajarkan persoalan nadzar, haji, dengan hutang, yang sama-sama harus dipenuhi Contoh Qiyas dan Ruang Lingkup Pembahasan Qiyas Sebagai contoh, mengadakan transaksi jual beli tatkala adzan shalat Jum`at merupakan peristiwa yang telah ditetapkan dalam nash, yaitu haram, berdasarkan ayat: 'Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah (shalat) dan tinggalkanlah fual beli.` (QS. Al-Jumuah: 9
Illat pada ayat di atas adalah karena hal tersebut melalaikan shalat. Oleh karena itu sewa menyewa, transaksi perdagangan maupun perbuatan lainnya yang mempunyai kesamaan illat, yaitu melalaikan shalat, maka perbuatan tersebut hukumnya diqiyaskan dengan perbuatan jual beli di atas, yaitu haram.
Berdasarkan kaidah syara: `Sesungguhnya hukum-hukum tentang ibadah, makanan, pakaian, minuman, dan akhlaq tidak dapat direka-reka, semua ketentuannya wafib sesuai dengan nash/ketentuan syara semata`. Jadi ruang lingkup daripada qiyas hanya pada hal-hal (masalah yang memiliki kesamaaan illat di dalamnya. Sedangkan di dalam masalah pakaian, makanan, minuman, ibadah dan akhlak di dalamnya tidak mempunyai illat, karena masalah ini sudah jelas nash syaranya sehingga tidak bisa diqiyaskan.
Rukun Qiyas Setiap qiyas mempunyai empat rukun:
a. Asal (pokok. Yaitu suatu peristiwa yang sudah ada nashnya yang dijadikan tempat mengqiyaskan. Asal disebut 'maqish alaih` (yang menjadi tempat mengqiyaskan, atau 'mahmul alaih` (tempat membandingkannya, atau 'musyabbah bih` (tempat menyerupakannya
b. Faru (cabang. Yaitu peristiwa yang tidak ada nashnya, dan peristiwa itulah yang hendak disamakan hukumnya dengan asalnya. Ia juga disebut maqish (yang diqiyaskan dan musyabbah (yang diserupakan.
c. Hukum asal. Yaitu hukum syara yang ditetapkan oleh suatu nash atau dikehendaki untuk menetapkan hukum itu kepada cabangnya.
d. Illat. Yaitu suatu siIat yang terdapat pada suatu peristiwa yang asal. Yang karena siIat itu, maka peristiwa asal itu mempunyai suatu hukum dan oleh karena siIat itu terdapat pula pada cabang, maka disamakanlah hukum cabaang itu dengan hukum peristiwa asal. Rukun qiyas yang keempat adalah yang terpenting untuk dibahas, karena illat qiyas merupakan asasnya.
Demikianlah gambaran ringkas tentang qiyas. Karena pembahasan di sini hanya bersiIat global maka pembaca masih sangat perlu melanjutkan kajian ini dengan kajian yang dalam dan terperinci bila ingin mendapat pemahaman yang menyeluruh dan mendalam.
Sumber - sumber A|aran Islam Agama lslam memlllkl aLuranaLuran sebagal LunLunan hldup klLa balk dalam berhubungan soslal dengan manusla (boblo mlooooos% dan hubungan dengan sang khallq Allah SW1 (boblo mloowollob% dan LunLunan lLu klLa kenal dengan hukum lslam aLau syarlaL lslam aLau hukum Allah SW1 Sebelum klLa leblh [auh membahas mengenal sumbersumber syarlaL lslam Lerleblh dahulu klLa harus mengeLahul deflnlsl darl hukum dan hukum lslam aLau syarlaL lslam Pukum arLlnya meneLapkan sesuaLu aLas sesuaLu aLau menladakannya MenuruL ulama usul flklh hukum adalah LunLunan Allah SW1 (Alquran dan hadlsL% yang berkalLan dengan perbuaLan mokollof (orang yang sudah ballg dan berakal sehaL% balk berupa LunLuLan pemlllhan aLau men[adlkan sesuaLu sebagal syaraL penghalang sah baLal rukhsah( kemudahan % aLau ozlmob Sedangkan menuruL ulama flklh hukum adalah aklbaL yang dlLlmbulkan oleh syarlaL (Alquran dan hadlsL% berupa olwojob ololmooJob olbotmob ol kotobob dan ollbobob erbuaLan yang dlLunLuL LersebuL dlsebuL wa[lb sunah (mandub% haram makruh dan mubah ulama usul flklh membagl hukum lslam men[adl dua baglan yalLu hukum Lakllfly dan hukum wadh'ly dan pen[elasannya sebagal berlkuL 1 Pukum 1akllfly Adalah LunLunan Allah yang berkalLan dengan perlnLah unLuk melakukan suaLu perbuaLan aLau menlnggalkannya Pukum Lakllfly dlbagl men[adl llma macam yalLu a All[ab yalLu LunLuLan secara pasLl darl syarlaL unLuk dllaksanakan dan dllarang dlLlnggalkan karena orang yang menlnggalkannya dlkenal hukuman b Annadh yalLu LunLuLan darl syarlaL unLuk melaksanakan suaLu perbuaLan LeLapl LunLuLan lLu Lldak secara pasLl !lka LunLuLan lLu dlker[akan maka pelakunya mendapaLkan pahala LeLapl [lka Lldak dlker[akan Lldak hukuman (dosa% c Allbahah yalLu flrman Allah yang mengandung plllhan unLuk melakukan suaLu perbuaLan aLau menlnggalkannya d Alkarahah yalLu LunLuLan unLuk menlnggalkan suaLu perbuaLan LeLapl LunLuLan lLu dlungkapkan melalul unLalan kaLa yang Lldak pasLl sehlngga kalau dlker[akan pelakunya Lldak dlkenal hukuman e AlLahrlm yalLu LunLuLan unLuk Lldak menger[akan suaLu perbuaLan dengan LunLuLan yang pasLl sehlngga LunLuLan unLuk menlnggalkan perbuaLan lLu wa[lb dan [lka dlker[akan pelakunya mendapaLkan hukuman (berdosa% MenuruL ulama flklh pebuaLan mukallaf lLu [lka dlLln[au darl syarlaL lslam dlbagl men[adl llma macam yalLu a lardu (wa[lb% yalLu perbuaLan yang apablla dlker[akan pelakunya mendapaLkan pahala LeLapl apablla dlLlnggalkan pelakunya mendapaLkan hukuman (berdosa% perbuaLan wa[lb dlLln[au darl segl orang melakukannya dlbagl men[adl dua yalLu Olardu aln yalLu perbuaLan wa[lb yang harus dlker[akan oleh seLlap mukallaf seperLl shalaL llma wakLu Olardu klfayah yalLu perbuaLan wa[lb yang harus dlker[akan oleh salah seorang anggoLa masyarakaL dan [lka Lelah dlker[akan oleh salah seorang anggoLa masyarakaL maka gugur kewa[lban anggoLa masyarakaL lalnnya seperLl memandlkan mengafanl menshalaLkan dan menguburkan [enazah musllm b sunnah (mandub% yalLu perbuaLan yang apablla dlker[akan pelakunya mendapaLkan pahala LeLapl apablla dlLlnggalkan pelakunya Lldak mendapaLkan hukuman (dosa% perbuaLan sunnah dlbagl men[adl dua yalLu OSunnah aln yalLu perbuaLan sunnah yang dlan[urkan unLuk dlker[akan oleh seLlap lndlvldu seperLl shalaL sunnah rawaLlb OSunnah klfayah yalLu perbuaLan sunnah yang dlan[urkan dlker[akan oleh salah seorang aLau beberapa orang darl golongan masyarakaL seperLl memberl salam mendoakan musllm aLau musllmaL c Param yalLu perbuaLan yang apablla dlker[akan pelakunya berdosa dan akan dlhukum LeLapl apablla dlLlnggalkan pelakunya mendapaLkan pahala seperLl bezlna mencurl membunuh d Makruh yalLu perbuaLan yang apablla dlker[akan pelakunya Lldak berdosa LeLapl apablla dlLlnggalkan pelakunya mendapaL pahala seperLl menlnggalkan shalaL uhuha e Mubah yalLu perbuaLan yang boleh dlker[akan dan boleh dlLlnggalkan seperLl memlllh warna pakalan penuLup auraLnya 1 Pukum Wa'ly Adalah perlnLah Allah SW1 yang mengandung pengerLlan bahwa Ler[adlnya sesuaLu merupakan sebab syaraL aLau penghalang bagl adanya sesuaLu (hukum% ulama usul flklh berpendapaL bahwa hukum wald'ly lLu Lerdlrl darl Llga macam yalLu a Sebab yalLu slfaL yang nyaLa dan dapaL dlukur yang dl[elaskan dalam oos (Alquran dan hadlsL% bahwa keberadaannya men[adl sebab Lldak adanya hukum SeperLl Lergellnclrnya maLaharl men[adl sebab wa[lbnya shalaL zhuhur [lka maLaharl belum Lergellnclr maka shalaL zhuhur belum wa[lb dllakukan b SyaraL yalLu sesuaLu yang berada dlluar hukum syoto LeLapl keberadaan hukum syoto LerganLung padanya [lka syaraL Lldak ada maka hukum pun Lldak ada SeperLl genap saLu Lahun (haul% adalah syaraL wa[lbnya harLa pernlagaan [lka Lldak haul maka Lldak wa[lb zakaL pernlagaan c enghalang (manl% yalLu sesuaLu yang keberadaannya menyebabkan Lldak adanya hukum aLau Lldak adanya sebab hukum SeperLl na[ls yang ada dl badan aLau pakalan orang yang sedang melaksanakan shalaL menyebabkan shalaLnya Lldak sah aLau menghalangl sahnya shalaL Melalul pen[elasan slngkaL mengenal pengerLlan hukum lslam aLau syarlaL lslam Ladl barulah klLa mengerLl pengerLlan hukum lslam ?ang dlmaksud sebagal sumber hukum lslam adalah segala sesuaLu yang melahlrkan aLau menlmbulkan aLuran yang mempunyal kekuaLan yang berslfaL menglkaL yang apablla dllanggar akan menlmbulkan sanksl yang Legas dan nyaLa (Sudarsono 19921% uengan demlklan sumber hukum lslam lalah segala sesuaLu yang dl[adlkan dasar acuan aLau pedoman syarlaL lslam ada umumnya para ulama flklh sependapaL bahwa sumber uLama hukum lslam adalah Alquran dan hadlsL ualam sabdanya 8asulullah SAW bersabda Ako tloqqolkoo boql kolloo Joo bol yooq koteoooyo kolloo tlJok okoo tetsesot selomooyo selomo kolloo betpeqooq poJo keJoooyo yolto kltob Allob Joo soooobko uan dlsamplng lLu pula para ulama flklh men[adlkan l[Llhad sebagal salah saLu dasar hukum lslam seLelah Alquran dan hadlsL Seluruh hukum produk manusla adalah berslfaL sub[ekLlf hal lnl karena keLerbaLasan manusla dalam llmu pengeLahuan yang dlberlkan Allah SW1 mengenal kehldupan dunla dan kecenderungan unLuk menylmpang serLa mengunLungkan penguasa pada saaL pembuaLan hukum LersebuL sedangkan hukum Allah SW1 adalah peraLuran yang lengkap dan sempurna serLa se[alan dengan flLrah manusla Sumber a[aran lslam dlrumuskan dengan [elas oleh 8asulullah SAW yaknl Lerdlrl darl Llga sumber yalLu klLabullah (Alquran% as sunnah (hadlsL% dan ra'yu aLau akal plklran manusla yang memenuhl syaraL unLuk berl[Llhad keLlga sumber a[aran lnl merupakan saLu rangkalan kesaLuan dengan uruLan yang Lldak boleh dlballk Sumbersumber a[aran lslam lnl dapaL dlbedakan men[adl dua macam yalLu sumber a[aran lslam yang prlmer (Alquran dan hadlsL% dan sumber a[aran lslam sekunder (l[Llhad% embahasan mengenal karakLerlsLlk maslngmaslng sumber a[aran lslam LersebuL adalah sebagal berlkuL 1 SumberSumber A[aran lslam rlmer 11 Alqur'an Secara eLlmologl Alquran berasal darl kaLa otoo yotoo ltoootoo aLau otoooo yang berarLl mengumpulkan (oljomo% dan menghlmpun (olJlommo% Sedangkan secara Lermlnologl (syarlaL% Alquran adalah kalam Allah La'ala yang dlLurunkan kepada 8asul dan penuLup para nablnya Muhammad shallallaahu 'alalhl wasallam dlawall dengan suraL allaLlhah dan dlakhlrl dengan suraL annaas uan menuruL para ulama klaslk Alquran adalah kalamulllah yang dlLurunkan pada rasulullah dengan bahasa arab merupakan muk[lzaL dan dlrlwayaLkan secara muLawaLlr serLa membacanya adalah lbadah okokpokok kandungan dalam Alquran anLara laln O1auhld yalLu kepercayaan keesaann Allah SW1 dan semua kepercayaan yang berhubungan dengannya Olbadah yalLu semua benLuk perbuaLan sebagal manlfesLasl darl kepercayaan a[aran Lauhld O!an[l dan ancaman yalLu [an[l pahala bagl orang yang percaya dan mau mengamalkan lsl Alquran dan ancaman slksa bagl orang yang menglngkarl Oklsah umaL Lerdahulu seperLl para nabl dan 8asul dalam menylaran syarlaL Allah SW1 maupun klsah orangorang saleh aLaupun klsah orang yang menglngkarl kebenaran Alquran agar dapaL dl[adlkan pembela[aran AlCuran mengandung Llga komponen dasar hukum sebagal berlkuL OPukum l'Llqadlah yaknl hukum yang mengaLur hubungan rohanlah manusla dengan Allah SW1 dan halhal yang berkalLan dengan akldah/kelmanan Pukum lnl Lercermln dalam 8ukun lman llmu yang mempela[arlnya dlsebuL llmu 1auhld llmu ushuluddln aLau llmu kalam OPukum Amallah yaknl hukum yang mengaLur secara lahlrlah hubungan manusla dengan Allah SW1 anLara manusla dengan sesama manusla serLa manusla dengan llngkungan seklLar Pukum amallah lnl Lercermln dalam 8ukun lslam dan dlsebuL hukum syara/syarlaL Adapun llmu yang mempela[arlnya dlsebuL llmu llklh OPukum khuluqlah yaknl hukum yang berkalLan dengan perllaku normal manusla dalam kehldupan balk sebagal makhluk lndlvldual aLau makhluk soslal Pukum lnl Lercermln dalam konsep lhsan Adapun llmu yang mempela[arlnya dlsebuL llmu Akhlaq aLau 1asawuf Sedangkan khusus hukum syara dapaL dlbagl men[adl dua kelompok yaknl OPukum lbadah yalLu hukum yang mengaLur hubungan manusla dengan Allah SW1 mlsalnya salaL puasa zakaL dan ha[l OPukum muamalaL yalLu hukum yang mengaLur manusla dengan sesama manusla dan alam seklLarnya 1ermasuk ke dalam hukum muamalaL adalah sebagal berlkuL OPukum munakahaL (pernlkahan% OPukum farald (warls% OPukum [lnayaL (pldana% OPukum hudud (hukuman% OPukum [ualbell dan per[an[lan OPukum LaLa negara/kepemerlnLahan OPukum makanan dan penyembellhan OPukum aqdlyah (pengadllan% OPukum [lhad (peperangan% OPukum daullyah (anLarbangsa% 12 PadlsL Sunnah menuruL syar'l adalah segala sesuaLu yang berasal darl 8asulullah SAW balk perbuaLan perkaLaan dan peneLapan pengakuan Sunnah berfungsl sebagal pen[elas ayaLayaL Alquran yang kurang [elas aLau sebagal penenLu hukum yang Lldak LerdapaL dalam Alquran Sunnah dlbagl men[adl empaL macam yalLu OSunnah qaullyah yalLu semua perkaLaan 8asulullah OSunnah fl'llyah yalLu semua perbuaLan 8asulullah OSunnah Laqrlrlyah yalLu peneLapan dan pengakuan 8asulullah Lerhadap pernyaLaan aLaupun perbuaLan orang laln OSunnah hammlyah yalLu sesuaLu yang Lelah dlrencanakan akan dlker[akan Lapl Lldak sampal dlker[akan 2 SumberSumber A[aran lslam Sekunder 21 l[Llhad l[Llhad berasal darl kaLa ljtlboJo yang berarLl mencurahkan Lenaga dan plklran aLau beker[a semakslmal mungkln Sedangkan l[Llhad sendlrl berarLl mencurahkan segala kemampuan berflklr unLuk mengeluarkan hukum syar'l darl dallldalll syara yalLu Alquran dan hadlsL Pasll darl l[Llhad merupakan sumber hukum keLlga seLelah Alquran dan hadlsL l[Llhad dapaL dllakukan apablla ada suaLu masalah yang hukumnya Lldak LerdapaL dl dalam Alquran maupun hadlsL maka dapaL dllakukan l[Llhad dengan menggunakan akal plklran dengan LeLap mengacu pada Alquran dan hadlsL Macammacam l[Lldah yang dlkenal dalam syarlaL lslam yalLu O l[ma' yalLu menuruL bahasa arLlnya sepakaL seLu[u aLau sependapaL Sedangkan menuruL lsLllah adalah kebulaLan pendapaL ahll l[Llhad umaL nabl Muhammad SAW sesudah bellau wafaL pada suaLu masa LenLang hukum suaLu perkara dengan cara musyawarah Pasll darl l[ma' adalah faLwa yalLu kepuLusan bersama para ulama dan ahll agama yang berwenang unLuk dllkuLl seluruh umaL O Clyas yalLu berarLl mengukur sesuaLu dengan yang laln dan menyamakannya uengan kaLa laln Clyas dapaL dlarLlkan pula sebagal suaLu upaya unLuk membandlngkan suaLu perkara dengan perkara laln yang mempunyal pokok masalah aLau sebab aklbaL yang sama ConLohnya adalah pada suraL Al lsra ayaL 23 dlkaLakan bahwa perkaLaan 'ah' 'cls' aLau 'hus' kepada orang Lua Lldak dlperbolehkan karena dlanggap meremehkan aLau menghlna apalagl sampal memukul karena samasama menyaklLl haLl orang Lua O lsLlhsan yalLu suaLu proses perplndahan darl suaLu Clyas kepada Clyas lalnnya yang leblh kuaL aLau mengganLl argumen dengan fakLa yang dapaL dlLerlma unLuk mencegah kemudharaLan aLau dapaL dlarLlkan pula meneLapkan hukum suaLu perkara yang menuruL loglka dapaL dlbenarkan ConLohnya menuruL aLuran syarak klLa dllarang mengadakan [ual bell yang barangnya belum ada saaL Ler[adl akad Akan LeLapl menuruL lsLlhsan syarak memberlkan tokbsob (kemudahan aLau kerlnganan% bahwa [ual bell dlperbolehkan dengan sysLem pembayaran dl awal sedangkan barangnya dlklrlm kemudlan O MushalaL Murshalah yalLu menuruL bahasa berarLl kese[ahLeraan umum Adapun menuruL lsLllah adalah perkaraperkara yang perlu dllakukan deml kemaslahaLan manusla ConLohnya dalam Al Curan maupun PadlsL Lldak LerdapaL dalll yang memerlnLahkan unLuk membukukan ayaLayaL Al Curan Akan LeLapl hal lnl dllakukan oleh umaL lslam deml kemaslahaLan umaL O Sududz uzarlah yalLu menuruL bahasa berarLl menuLup [alan sedangkan menuruL lsLllah adalah Llndakan memuLuskan suaLu yang mubah men[adl makruh aLau haram deml kepenLlngan umaL ConLohnya adalah adanya larangan memlnum mlnuman keras walaupun hanya seLeguk padahal mlnum seLeguk Lldak memabukan Larangan seperLl lnl unLuk men[aga agar [angan sampal orang LersebuL mlnum banyak hlngga mabuk bahkan men[adl keblasaan O sLlshab yalLu melan[uLkan berlakunya hukum yang Lelah ada dan Lelah dlLeLapkan dl masa lalu hlngga ada dalll yang mengubah kedudukan hukum LersebuL ConLohnya seseorang yang raguragu apakah la sudah berwudhu aLau belum ul saaL seperLl lnl la harus berpegang aLau yakln kepada keadaan sebelum berwudhu sehlngga la harus berwudhu kemball karena shalaL Lldak sah blla Lldak berwudhu O urf yalLu berupa perbuaLan yang dllakukan Lerusmenerus (adaL% balk berupa perkaLaan maupun perbuaLan ConLohnya adalah dalam hal [ual bell Sl pembell menyerahkan uang sebagal pembayaran aLas barang yang Lelah dlambllnya Lanpa mengadakan l[ab kabul karena harga Lelah dlmakluml bersama anLara pen[ual dan pembell 8eferensl 1 "l[Llhad" wwwwlklpeJlocom 26 SepLember 2008 2 hLLpwwwhlkmaLunwordpresscompengerLlan alqur'an 3 Alquran dan 1er[emahannya 1971 Saudl Arabla 4 MCuralsh Shlhab Membumlkan Alquran 3 Syuhudl lsmall llmu PadlsL