Anda di halaman 1dari 166

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar belakang Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respons yang ada harus bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaannya. Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan. Hal ini bekaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia. Menurut Gilles (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika Widya Sukmana (1996), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekaryaan melalui orang lain, sedangkan managemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Manajer keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasian, memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Berdasarkan pengambilan data pada 22 responden (pasien yang akan KRS, dan telah 3 hari MRS) tanggal 05 oktober 2009 yang dilakukan oleh mahasiswa profesi S1 keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI tentang kepuasa customer terhadap pelayanan rawat inap RSU Daerah Sidoarjo ruang observasi mawar jingga B1 diketahui sebesar 50% (11 klien) menilai sangat puas terhadap pelayanan rumah sakit, 32% (7 klien) menilai puas terhadap pelayanan rumah sakit, 9% (2 klien) cukup puas terhadap pelayanan rumah sakit, 0% tidak puas terhadap pelayanan rumah sakit. Hasil akhir desiminasi ke-2 kelompok A1 dan A2 yang telah melakukan praktek profesi keperawatan menejemen dengan menerapkan MAKP sesuai standart diketahui timbang terima (79% baik, 21% cukup, 0% kurang, 0% tidak baik), ronde keperawatan (71% baik, 22% cukup, 7% kurang, 0% tidak baik), sentralisasi obat (43% baik, 57% cukup, 0% kurang, 0% tidak baik), supervise (79% baik, 14% cukup, 7% kurang, 0% tidak baik), discart planning (79% baik, 21% cukup) dan dokumentasi (79% baik, 21% cukup, 0% kurang, 0% tidak baik). Sedangkan berdasarkan observasi MAKP masih belum terlaksana dengan baik.

Model asuhan keperawatan profesional yang saat ini sedang dilaksanakan ruang Mawar Jingga B1 adalah model asuhan keperawatan profesional dengan metode tim. Kelebihan dari metode ini adalah memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, serta memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Namun kelemahan dari metode ini adalah komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktuwaktu sibuk (Nursalam,2008). Berdasarkan fenomena tersebut, maka kami mencoba menerapkan kembali MAKP sesuai standar di ruang mawar jingga B1 RSUD Sidoarjo khususnya ruang observasi. MAKP yang nantinya diharapkan dapat diaplikasikan diruangan akan melaksanakan role play yang meliputi supervisi, ronde keperawatan, timbang terima, sentralisasi obat, dan dokumentasi dengan melibatkan perawat ruangan. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip manajemen keperawatan dan model pemberian asuhan keperawatan profesional yang sesuai dengan prinsip MAKP yang dijalankan. 1.2.2 Tujuan Khusus Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa mampu : 1. Menganalisis lingkungan suatu ruang perawatan dan menghitung kebutuhan tenaga keperawatan disuatu ruangan perawatan. 2. Melaksanakan peran sesuai dengan model MAKP yang telah ditentukan. 3. Melakukan supervise keperawatan. 4. Melakukan ronde keperawatan. 5. Melakukan timbang terima keperawatan 6. Melakukan Discharge Planning. 7. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan model problem, intervensi, dan evaluasi. 8. Melakukan penerapan sentralisasi obat 9. Menganalisis tingkat keberhasilan post pelaksanaan MAKP yang diterapkan. 1.3 Manfaat

1.3.1

Bagi Mahasiswa 1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan. 2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP yang diaplikasikan di ruang mawar jingga B1.

3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekuarangan penerapan model MAKP di ruang mawar jingga B1. 4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan menyusun rencana strategi. 5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan keperawatan profesional ruang mawar jingga B1. 1.3.2 Bagi Perawat Ruangan 1. Melalui praktek profesi manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-masalah yang ada di ruang mawar jingga B1 yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP. 2. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal. 3. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga. 4. perawat. 1.3.3 Bagi Pasien dan Keluarga 1. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan. 2. pelayanan tinggi. 1.3.4 Bagi institusi dan pendidikan Sebagai bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan model MAKP:Tim. BAB 2 PENGKAJIAN Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap Tumbuh dan terbinanya akuntanbilitas dan disiplin diri

Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses manajemen keperawatan yang meliputi pengumpulan data, analisa SWOT, dan identifikasi masalah.

2.1. Visi, Misi, Motto, Tujuan dan Falsafah RSUD Sidoarjo 2.1.1 VISI Menjadi RS mandiri dengan pelayanan prima 2.1.2 MISI Mengupayakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan mandiri melalui pendekatan sumber daya RS 2.1.3 TUJUAN a. Mewujudkan pelayanan yang bermutu, hemat dan manusiawi sebagai RS rujukan. b. Terwujudnya SDM RS yang professional, akuntabel, dan berorientasi pelanggan. c. Terwujudnya sarana dan prasarana RS sesuai standar. d. Terwujudnya pelayanan kesehatan dengan memperhatikan aspek sosial ekonomi. 2.1.4 MOTTO Kesembuhan anda adalah kebahagiaan kami 2.1.5 FALSAFAH RSUD SIDOARJO Ikhlaskan diri untuk sehat, terawat dan penuh manfaat.

2.2. PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilakukan tanggal 5 11 Oktober 2009, meliputi ketenagaan, sarana dan prasarana, BOR (Bed Occuption Rate), MAKP, sumber keuangan dan pemasaran (marketing). Data yang diperoleh, dianalisis dengan

analisa SWOT sehingga didapatkan beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu sebagai prioritas masalah. 2.2.1 TENAGA DAN PASIEN (M1/MAN) Analisis ketenagaan, jumlah tenaga keperawata dan non keperawatan, latar belakang pendidikan, status kepegawaian, jabatan, jenis pelatihan yang diikuti, struktur organisasi, kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien. a. Struktur Organisasi

Kepala Ruangan Puji A.SKM. S.Kep, Ns

Katim Pagi Sumber wati

Katim Sore Diah Ayu Amd.Kep

Katim Malam Eli Ari A, Amd,Kep

PA M. Yusuf

PA Cahyo, Amd,Kep

PA Dina A Amd,Kep

PA Tery

PA Andriyani

PA Miffatul J. amd,kep

PA Dewi A amd,kep

PA Latifa S,Kep,Ns

Tenaga perawat Jumlah tenaga keperawatan tingkat pendidikan di Ruang Mawar Jingga B1 RSUD Sidoarjo adalah sebagai berikut.
No. 1. Nama Puji Andayani, S.KM,S.Kep.Ns Jenis Kelamin P Pendidikan S1 Kep PNS PNS Status Kepegawaian Kontrak Volunter Jabatan Masa Kerja 24 th Pendidikan yang Pernah Diikuti PPGD, BLS, ACLS, Manajemen Bangsal dan Mental, ECG, Remunerasi+Accountabilit y, CI, Case Mix, Ina DRG, Rawat Luka Terkini, PBP VIII Bullou Drainage, SP2KP AKREDITASI, AIDS, Nosokomial/ DALIN, BLS, CI, ECG, Manajemen Bangsal dan Mental, Customer Service, Manajemen Laktasi, IMA BLS, Nasofaringeal, ECG, Rawat Luka ECU Nosokomial/ DALIN, BLS, ECG, HIV, Customer Service

KARU

2.

Sumberwati, Amd.Kep P D3 Kep PNS PERAWAT 27 th

3. 4. 5. 6.

Ely Ariastutuik, Amd.Kep Dyah Ayu K. Amd Kep Miftahul Jannah, Amd.Kep Cahyo Irawan, Amd.Kep

P P P L

D3 Kep D3 Kep D3 Kep D3 Kep

PNS PNS PNS -

V V

PERAWAT PERAWAT PERAWAT PERAWAT

8 th 10 th

7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Andriyani, Amd.Kep Latifa Erdiana, S.Kep.Ns Rizki, Amd.Kep Dewi Astutik, Amd.Kep Dina Agustina, Amd.Kep Terry Indra Kurniawan,Amd.Kep Ika Kurniawati, Amd.Kep Fyrda Nurul Laily

P P P P P L P P

D3 Kep S1 Kep D3 Kep D3 Kep D3 Kep D3 Kep D3 Kep D3 Kep

V V V V V V V V

PERAWAT PERAWAT PERAWAT PERAWAT PERAWAT PERAWAT PERAWAT PERAWAT 3,5 th 3,5 th 2 th BLS, Rawat Luka Terkini, Nosokomial/ DALIN BLS, DALIN, HIV PPGD, HIV, Rawat Luka Terkini ECU, Rawat Luka Terkini BLS 2 th PPGD, Rawat Luka Terkini

2 th 2 th

Tenaga non keperawatan Tenaga non keperawatan di Ruang Mawar Jingga B1 RSUD Sidoarjo terdiri dari : No. Kualifikasi 1. Tata Usaha (Medical record) 2. 3. 4. Ahli gizi Helper Cleaning service Jumlah 1 orang 1 orang 1 orang 2 orang SMA Jenis

Tenaga Medis Tenaga medis di ruang MJB1 RSUD Sidoarjo terdiri dari : No. 1 2 3 4 5 6 Kualifikasi Dokter bedah umum Dokter bedah syaraf Dokter urologi Dokter IPD Dokter Jantung Dokter Saraf Jumlah 4 1 1 1 1 1

Tenaga Mahasiswa Praktek Kualifikasi Keperawatan Prog.Profesi Jumlah 11 orang

1.

S1

Ners

STIKES Bina Sehat PPNI 2. Dokter Muda Univ. Wijaya Kusuma

f. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Dengan Metode Douglas ( 1984 ). No. KLASIFIKASI DAN KRITERIA

Minimal Care (1-2 jam) 1. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian dan minum. 2. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan. 3. Observasi Tanda vital setiap shift. 4. Pengobatan minimal, status psikologi stabil. 5. Persiapan prosedur pengobatan

Intermediet Care (3-4 jam) 1. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi. 2. Observasi tanda vital tiap 4 jam. 3. Pengobatan lebih dari 1 kali. 4. Pakai foley kateter. 5. Pasang infuse, intake out-put dicatat. 6. Pengobatan perlu prosedur.

Total Care (5-6 jam) 1. Dibantu segala sesuatunya. 2. Posisi diatur. 3. Observasi tanda vital tiap 2 jam. 4. Pakai NG tube. 5. Terapi intravena, pakai suction. 6. Kondisi gelisah / disorientasi / tidak sadar.

Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang dibutuhkan tergantung pada jumlah klien dan derajat ketergantungan klien. Menurut Douglas (1984) Loverige dan cummings (1996) diklasifikasikan derajat ketergantungan klien dibagi 3 kategori yaitu : a. b. Perawat Minimal : 1-2 jam / 24 jam

Perawat Intermediet / Partial : 3-4 jam / 24 jam 9

c.

Perawat Total

: 5-6 jam / 24 jam

Kebutuhan tenaga perawat di ruang Ruang Mawar Jingga B1 dari hasil pengkajian adalah sebagai berikut : 1) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 5 Oktober 2009 Ruang Mawar Jingga B1 Pagi Sore Malam pasien pasien Total care 3 3x0,36=1,08 3x0,36=1,08 3x0,20=0,60 Partial care 6 6x0,27=1,62 6x0,15=0,90 6x0,10=0,60 Minimal care 8 8x0,17=1,36 8x0,14=1,12 8x0,07=0,56 Total 17 4,06 3,10 1,76 Total tenaga perawat Dinas pagi : 4 orang Dinas siang : 3 orang Dinas malam : 2 orang Jumlah :9 orang Jumlah perawat lepas dinas per hari : 86x9 =2,77 (dibulatkan menjadi 3) 279 Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 5 Oktober 2009 di Ruang Mawar Jingga B1 adalah 9 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 3 orang = 13 orang. Jadi kebutuhan tenaga belum mencukupi. Ruang Observasi Mawar JinggaB1 Pagi Sore Malam pasien pasien Total care 3 3x0,36=1,08 3x0,36=1,08 3x0,20=0,60 Partial care 4 4x0,27=1,08 4x0,15=0,60 4x0,10=0,40 Minimal care 6 6x0,17=1,02 6x0,14=0,84 6x0,07=0,42 Total 13 3,18 2,52 1,42 Total tenaga perawat Dinas pagi : 3 orang Dinas siang : 3 orang Dinas malam : 1 orang Jumlah :7 orang Jumlah perawat lepas dinas per hari : 86x7 =2,16 (dibulatkan menjadi 2) 279 Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 5 Oktober 2009 diruang observasi MJB1 adalah 7 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 2 orang = 10 orang. Klasifikasi Jumlah Klasifikasi Jumlah

10

2) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 6 Oktober 2009 Ruang Mawar Jingga B1 Pagi Sore Malam pasien pasien Total care 8 8x0,36=2,88 8x0,36=2,88 8x0,20=1,60 Partial care 3 3x0,27=0,81 3x0,15=0,45 3x0,10=0,30 Minimal care 6 6x0,17=1,02 6x0,14=0,84 6x0,07=0,42 Total 17 4,71 4,17 2,32 Total tenaga perawat Dinas pagi : 5 orang Dinas siang : 4 orang Dinas malam : 2 orang Jumlah : 11 orang Jumlah perawat lepas dinas per hari : 86x11 =3,39 (dibulatkan menjadi 3) 279 Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 6 Oktober 2009 diRuang Mawar Jingga B1 adalah 11 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 3 orang = 15 orang. Jadi kebutuhan tenaga belum mencukupi. Ruang Observasi Mawar Jingga B1 Pagi pasien pasien Total care 5 5x0,36=1,80 Partial care 2 2x0,27=0,54 Minimal care 4 4x0,17=0,68 Total 11 3,02 Total tenaga perawat Dinas pagi : 3 orang Dinas siang : 3 orang Dinas malam : 2 orang Jumlah :8 orang Jumlah perawat lepas dinas per hari : 86x8 =2,47 (dibulatkan menjadi 2) 279 Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk Klasifikasi Jumlah Sore 5x0,36=1,80 2x0,15=0,30 4x0,14=0,56 2,66 Malam 5x0,20=1,00 2x0,10=0,20 4x0,07=0,68 1,88 Klasifikasi Jumlah

bertugas pada tanggal 6 Oktober

2009 diruang Observasi Mawar Jingga B1 adalah 8 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 3 orang = 12 orang. 3) Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 7 Oktober 2009 Ruang Mawar Jingga B1

11

Klasifikasi pasien Total care Partial care Minimal care Total

Jumlah pasien 4 7 1 12

Pagi 4x0,36=1,44 7x0,27=1,89 1x0,17=0,17 3,50

Sore 4x0,36=1,44 7x0,15=1,05 1x0,14=0,14 2,63

Malam 4x0,20=0,80 7x0,10=0,70 1x0,07=0,07 1,57

Total tenaga perawat Dinas pagi : 3 orang Dinas siang : 3 orang Dinas malam : 2 orang Jumlah :8 orang Jumlah perawat lepas dinas per hari : 86x11 =2,47 (dibulatkan menjadi 2) 279 Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 7 Oktober 2009 diruang Mawar Jngga B1 adalah 11 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 2 orang = 14 orang. Jadi kebutuhan tenaga belum mencukupi. Ruang Observasi Mawar Jingga B1 Pagi Sore Malam pasien pasien Total care 4 4x0,36=1,44 4x0,36=1,44 4x0,20=0,80 Partial care 3 3x0,27=0,81 3x0,15=0,45 3x0,10=0,30 Minimal care 0 0x0,17=0 0x0,14=0 0x0,07=0 Total 7 2,25 1,89 1,10 Total tenaga perawat Dinas pagi : 2 orang Dinas siang : 2 orang Dinas malam : 1 orang Jumlah :5 orang Jumlah perawat lepas dinas per hari : 86x5 =1,54 (dibulatkan menjadi 2) 279 Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 7 Oktober 2009 diruang Observasi Mawar Jingga B1 adalah 5 orang (ditambah dengan kepala ruangan 1 orang), ditambah tenaga lepas dinas 2 orang = 8 orang. Klasifikasi Jumlah

g.Tingkat Kepuasan Klien Terhadap Kinerja Perawat Pengukuran tingkat kepuasan klien menggunakan kuesioner yang berisi 20 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dengan skore 3, jawaban kadangkadang dengan skore 2 dan jawaban tidak dengan skore 1. Selanjutnya tingkat kepuasan klien dikategorikan sebagai berikut :

12

Sangat Puas : 81 100 % Puas :61 80% Cukup Puas :41 60 % Kurang Puas :21 - 40 % Tidak Puas :0 - 20 % Berdasarkan penyebaran angket dari 22 klien pada tanggal 5-6 Oktober 2009 didapatkan hasil bahwa, 50 % (11 klien) dikategorikan sangat puas, 32% (7 klien) puas, 9% (2 klien) cukup puas, 9% (2 klien) kurang puas dan 0% klien tidak puas terhadap pelayanan di Ruang Mawar Jingga B1. Kepuasan klien di Ruang Observasi Mawar Jingga B1 dari 13 klien didapatkan hasil 54 % (7 klien) dikategorikan sangat puas, 31% (4 klien) puas, 15% (2 klien) cukup puas, 0% kurang puas dan 0% klien tidak puas terhadap pelayanan di Ruang Observasi Mawar Jingga B1. Jenis Penyakit Jumlah 10 penyakit terbanyak di Ruang Mawar Jingga B1 selama Bulan September 2009 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Jenis Penyakit Cidera Kepala NIDDM Vomiting Stroke HIL Combus Appendiks CKD BPH Ca Mammae Total Jumlah Klien 6 81 63 52 14 7 16 10 39 20 308 Presentase 1,95% 26,29% 20,45% 16,88% 4,55% 2,27% 5,19% 3,25% 12,66% 6,49% 100%

2.2.2 SARANA PRASARANA (M2-MATERIAL) a. Lokasi dan denah ruangan Lokasi penerapan proses managerial keperawatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran managemen keperawatan mahasiswa STIKES BINA SEHAT PPNI (PRODI S1 KEPERAWATAN) MOJOKERTO diruang Mawr Jingga B1 RSUD Sidoarjo dengan uraian sebagai berikut: 1) Timur : Mawar jingga D 2) Barat : Mawar ungu dan kuning 3) Selatan: Taman

13

4) Utara : Mawar jingga B2

Denah Ruang Mawar Jingga B L

A B1 D E F K G H I C B B2

14

Keterangan : A : Gudang C : Nurse station D : Ruang tetanus E : R Bedah Umum F : Nure station H : R.Observasi i : R. combus j : R. Mawar Hijau. K : Gedung baru L : R. Mawar Kuning B : Nurse station mahasiswa G : R.Karu

b. BOR (Bed Occuption Rate) Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 5 9 Oktober 2009 diruang Mawar Jingga B1 RSUD Sidoarjo didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur adalah 38 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut : BOR keseluruhan di ruang Mawar Jingga B RSUD Sidoarjo. Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 5 9 Oktober 2009 di dapatkan gambaran kapasitas tempat tidur berdasarkan jumlah pasien ruang MJB1 adalah 38 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut : Tanggal : 5 Oktober 2009 BED RUANG MJB1 TIDAK TERPAKAI OBSERVASI 13 13 0 BEDAH UMUM 17 4 13 COMBUS 8 0 0 TOTAL 38 17 13 Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Mawar Jingga B1 tanggal 5 JUMLAH TOTAL BED TERPAKAI Oktober 2009: Jumlah bed : 38 Bed (17 bed terpakai dan 13 bed tidak terpakai)

Dengan BOR MJB1 : 17/38X100%= 44,74% BOR Ruang Observasi : 13/13x100%= 100%

15

Tanggal : 6 Oktober 2009 RUANG MJB1 OBSERVASI BEDAH UMUM COMBUS TOTAL JUMLAH TOTAL 13 17 8 38 BED TERPAKAI 11 6 0 17 BED TIDAK TERPAKAI 2 11 8 21

Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Mawar JinggaB1 tanggal 6 Oktober 2009 Jumlah bed : 38 Bed (17 bed terpakai dan 21 bed tidak terpakai)

Dengan BOR MJB1 : 17/38X100%= 44,74% BOR Ruang Observasi : 11/13x100%= 84,62% Tanggal : 7 Oktober 2009 BED TIDAK TERPAKAI OBSERVASI 13 7 6 BEDAH UMUM 17 5 12 COMBUS 8 0 8 TOTAL 38 12 26 Gambaran umum jumlah tempat tidur di ruang Mawar JinggaB1 tanggal 7 RUANG MJB1 JUMLAH TOTAL BED TERPAKAI Oktober 2009 Jumlah bed : 38 Bed (12 bed ada pasien dan 26 bed kosong)

Dengan BOR MJB1 : 12/38X100%= 31,58 % BOR Ruang Observasi :5/13x100%=38,46 % c. Peralatan dan fasilitas Fasilitas untuk pasien 1) Secara keseluruhan ruang Mawar Jingga B1 memiliki 38 tempat tidur terdiri dari : Mawar Jingga B1 memiliki 38 tempat tidur dengan rincian : 2) Kursi 3) Bantal Ruang bedah umum Ruang observasi Ruang combusio : 17 bed : 13 bed : 8 bed : 15 buah : 38 buah

16

4) Kipas angin 5) Kursi roda 6) Kamar mandi dan wc 7) Sketsel stenlis 8) Tempat sampah medis/non 9) Tempat cucian 10) Lampu 11) Wastafel 12) Jam dinding besar 13) Lemari pasien 14) Lampu emergency 15) Mika observasi 16) Urinal Fasilitas untuk petugas kesehatan 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Letak ruang perawat Kamar mandi dan wc Gudang Ruang Kepala ruangan Komputer Telepon Kipas angin Kasur Alat medik No Nama Barang Keperawatan Alat Ruang Mawar Jingga B1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tensimeter Stetoskop EKG Temometer Kursi Roda/ Beranggkat Slym Saker WSD Ambubag putih Bak instrumen besar

: 6 buah : 1 buah : 2 buah : 2 buah : 5/5 buah : 3 buah : 6 buah : 1 buah : 2 buah : 38 buah : 2 buah : 38 buah : 3 buah

: Ditengah ruang pasien : 1 kamar : 1 Kamar : 1 kamar : 1 buah : 1 buah : 2 buah : 2 buah Jumlah Yang Tersedia

Ruang perawat administrasi : 1 kamar

Kondisi

2 3 1 2 2/2 1 1 1 2

Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

17

10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.

Bak instumen sedang Gunting perban status Tromol besar Tromol panjang kecil Tromol sedang Senter Nabulazer Urinal/pispot Bengkok Baskom Drassing care Korentang Bak injeksi Kom/tutup Tabung O2 Troli instrumen Manometer Gunting bulu mata Blas spuit Standart Infus Alat ukur BB

2 1 2 1 2 1 1 3 1 3 2 1 1 1 10 1 5 1 1 11 1

Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Alat tenun 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) Selimut dari pav Sprei Korden Perlak B/K Sarung bantal Stik laken Sarung O2 Handuk Taplak meja B/K Skort : 2 buah : 38 buah : 5 buah :3/2 buah : 38 buah : 30 buah : 3 buah : 7 buah : 39 buah : 5 buah

Administrasi Penunjang 1) Buku Injeksi 2) Lembar Observasi 3) Lembar Dokumentasi 18

4) Buku TTV 5) Buku Timbang Terima 6) SOP (Standart Operasional Prosedur) 7) SAK (Standart Asuhan Keperawatan) 8) SPM (Standart Pelayanan Minimal) 9) Buku Makanan 10) Buku Obat 11) Buku Inventaris 12) Buku Penerimaan Darah 13) Buku Pasien Pulang 14) Buku Registrasi 15) Buku Wajib Baca 16) Buku Rincian pasien pindah 2.2.3 METODE PEMBERIAN ASKEP (M3-METHODE) Penerapan Model Asuhan Keperawatan a. Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan (MAKP)

Tabel Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) di Ruang MJB1 Kriteria Frekuensi Prosentase Baik 11 78,57 Cukup 3 21,43 Kurang 0 0 Tidak baik 0 0 Total 14 100

Unsur-unsur dalam praktek keperawatan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP). Dalam aplikasinya, RSUD

19

Sidoarjo memiliki visi , misi dan motto sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan karena jika tidak , bisa terjadi ketimpangan yang justru akan keperawatan di

menanbah ketidakjelasan arah pemgembangan manajemen

masa depan. Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil dari pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan skilnya secara optimal. Selain itu RSUD Sidoarjo juga selalu mengadakan pelatihan untuk para perawat guna meningkatkan pengetahuan perawat ruangan tentang

manajemen keperawatan serta memberikan kesempatan untuk meningkatkan jenjang pendidikan formal melalui program khusus. Di ruang MJB1 memiliki berbagai administrasi penunjang yang mendukung pemberian MAKP yaitu berupa Standar Asuhan Keperawatan (SAK), Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Bedasarkan hasil observasi tanggal 5 7 Oktober 2009 di dapatkan bahwa model asuhan keperawatan profesional yang di gunakan di ruang MJB1 adalah model Tim, dan telah terdapat tugas, peran dan wewenang yang jelas pada setiap anggota tim, namun pada pelaksanaannya tidak sesuai dengan uraian tugas masing-masing anggota tim, misalnya ketua tim juga melakukan tugas sebagai perawat pelaksana dan tidak menutup kemungkinan masingmasing perawat juga merangkap sebagai tenaga administrasi pada shift sore dan malam. Hal ini disebabkan karena kebutuhan tenaga perawat yang belum mencukupi dengan jumlah ketergantungan pasien yang diketahui melalui perhitungan BOR (Bed Occuption Rate). Penerapan model pelaksanaan manajemen MAKP juga dapat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan perawat ruangan, di ruang MJB1 terdapat 2 perawat lulusan S1 Keperawatan dan 12 perawat lulusan D3 keperawatan. Berdasarkan penyebaran angket yang telah dilakukan, diketahui bahwa penerapan MAKP diruang MJB1 termasuk kategori baik. 20

b. Dokumentasi Keperawatan Tabel dokumentasi di Ruang Mawar Jingga B1 Kriteria Frekuensi Baik 11 Cukup 3 Kurang 0 Tidak baik 0 Total 14 Prosentase 78,57 21,43 0 0 100

Pendokumentasian yang berlaku di ruang Mawar Jingga B1 adalah system SOR (Sources Oriented Record) yaitu system pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dari dokter, perawat, ahli gizi dll. Berdasarkan hasil observasi pada 17 status pasien, didapatkan pendokumentasian pada 13 status pasien (76%) telah diisi secara lengkap dan benar, sedangkan sisanya yaitu 4 status pasien (24%) pengisian status kurang lengkap dan kurang sesuai dengan kondisi pasien diruangan, yang terbukti dari belum diisinya lembar akep, format pengkajian dan masalah keperawatan yang masih kosong. Pengisian catatan perkembangan perawat (SOAP) kurang jelas, yaitu pada poin assesment dan planning hanya ditulis A: masalah teratasi sebagian dan P: intervensi dilanjutkan. Sedangkan

berdasarkan penyebaran angket didapatkan hasil pelaksanaan dokumentasi ruang MJB1 termasuk kategori baik (79%)

c. Timbang Terima Tabel Timbang Terima di Mawar Jingga B1 Kriteria Frekuensi Baik 11 Cukup 3 Prosentase 78,57 21,43 21

Kurang Tidak baik Total

0 0 14

0 0 100

Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari dan berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat tentang keadaan klien saat itu, tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang mungkin muncul, intervensi kolaboratif dan perkembangan klien saat itu ( Nursalam, 2002; 176). Mekanisme laporan dikerjakan ketika pergantian shift sebagai kesatuan proses komunikasi dalam menyampaikan informasi tentang kondisi klien saat itu, sebagai wujud professional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat kepada klien (Dowding, 2001 dan Kerr, 2002). Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik. Timbang terima dilakukan di nurse station yang diikuti oleh perawat dari kedua shift dinas, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan langsung kepasien untuk vasidasi data dan memantau kondisi pasien secara langsung. Berdasarkan hasil observasi tanggal 5-7 Oktober 2009, timbang terima di ruang MJB1 dilakukan setiap pergantian shift yang diikuti oleh semua perawat yang bertugas di masing masing shift. Hal itu juga diperkuat dengan hasil 22

kuesioner yang telah disebarkan ,didapatkan hasil 79% perawat melaksanakan timbang terima dengan kategori baik. Beberapa kelemahan pelaksanaan timbang terima di ruang MJB1 adalah kadang-kadang timbang terima dilaksanakan diruang nurse station saja tanpa kunjungan ke pasien. Isi timbang terima meliputi nama dan ruangan pasien,diagnosis medis, kondisi pasien, masalah keperawatan, intervensi yang telah dan belum dilakukan, terapi yang di berikan, dan semua dicatat dalam buku timbang terima, namun belum terdapat format khusus timbang terima yang memudahkan perawat untuk melakukan timbang terima. Selain itu beberapa kekurangan timbang terima adalah saat kunjungan ke pasien, perawat tidak memperkenalkan tim yang akan bertukar dinas. Kegiatan timbang terima yang dilakukan di ruang Mawar JinggaB1 selalu dipimpin oleh kepala ruangan terutama pada pergatian shift malam ke pagi, dan pagi ke siang. Proses timbang terima yang efektif dan terstruktur akan memperkuat status profesional perawat dalam pelayanan kesehatan era modern (Davies and Priestly, 2006).

d.

Ronde Keperawatan Prosentase 71,43 21,43 7,14 0 100

Tabel Ronde Keperawatan di Mawar Jingga B1 Kriteria Frekuensi Baik 10 Cukup 3 Kurang 1 Tidak baik 0 Total 14

23

Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan melibatkan pasien secara langsung sebagai focus kegiatan. Berdasarkan penyebaran kuesioner didapatkan 100% perawat menjawab bahwa ronde keperawatan belum dilakukan di ruangan MJB1. Namun informasi dari kepala ruangan menyatakan bahwa ronde keperawatan pernah dilakukan hanya pada saat ada mahasiswa praktek managemen keperawatan, sebagai tugas untuk

menyelesaikan praktek manajemen keperawatan. Dari data sebelumnya diketahui bahwa 72% pelaksanaan ronde keperawatan di ruang MJB1 termasuk kategori baik.

e. Pengelolaan Sentrilisasi Obat Tabel Sentralisasi Obat di Mawar Jingga B1 Kriteria Frekuensi Baik 6 Cukup 8 Kurang 0 Tidak baik 0 Total 14 Prosentase 42,86 57,14 0 0 100

Sentralisasi obat adalah pegelolaan obat dengan system menyerahkan seluruh obat pasien sepenuhnya kepada perawat, dengan tujuan peggunaan obat dapat dilakukan secara benar sehingga tidak terjadi pemborosan dan kemungkinan terjadinya kesalahan obat. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan 100% perawat menjawab bahwa di ruang MJB1 belum dilakukan sentralisasi obat dengan alasan tidak adanya kebijakan dari RSUD Sidorjo

24

untuk melakukan sentralisasi obat, belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk sentralisasi obat, seperti tidak adanya Inform Consent sentralisasi obat, serta tidak adanya format khusus sentralisasi obat. Data yang kami peroleh di ruang MJB1 hanya ada buku penerimaan obat dan lembar observasi Obat. Namun informasi dari kepala ruangan menyatakan bahwa sentralisasi obat pernah dilakukan hanya pada saat ada mahasiswa yang praktek managemen keperawatan, sebagai tugas untuk menyelesaikan praktek manajemen keperawatan. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa

pelaksanaan sentralisasi obat saat MAKP termasuk kategori baik sebanyak 43%.

f.

Supervisi Keperawatan

Tabel Supervisi di Mawar Jingga B1 Kriteria Frekuensi prosentase Baik 11 78,57 Cukup 2 14,28 Kurang 1 7,14 Tidak baik 0 0 Total 14 100 Sebagian besar responden yaitu 11 responden (78,57 %).

Supervisi

merupakan

upaya

untuk

membantu

pembinaan

dan

peningkatan kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telaj ditetapkan secara efisien dan efektif (Sudjana, 2004). Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan 100% perawat menjawab bahwa diruang MJ B1 belum dilakukan supevisi keperawatan yang sesuai dengan standart keperawatan. Namun supervisi yang dilakukan di

Ruang MJB 1 hanya bersifat tidak langsung sesuai dengan keadaan ruangan 25

dan tidak ada penjadwalan yang rutin tentang kegiatan supervisi sehingga tidak ada pendokumentasian kegiatan yang sudah di supervisi. Diruang MJB1 telah memiliki SAK (Standar Asuhan Keperawatan) dan SOP (Standar Operasional Prosedur), selain itu terdapat tenaga yang berkompeten untuk menjadi supervisor. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pelaksanaan supervisi di ruang MJB1 termasuk kategori baik 79%. g. . Discharge Planning

Tabel Discharge Plannig di Mawar Jingga B1 Kriteria Frekuensi Prosentase Baik 11 78,57 Cukup Baik 3 21,43 Kurang Baik 0 0 Tidak Baik 0 0 Total 14 100 Sebagian besar responden yaitu 11 responden (78,57%)

Perencanaan

pulang

merupakan

bagian

penting

dari

program

keperawatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama antar tim kesehatan, klien dan keluarga kien. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan 79% perawat termasuk kategori baik dalam pelaksanaan discharge planning. Perawat di ruang MJB1 selalu melakukan discharge planning setiap pasien akan pulang akan tetapi ruangan MJB1 belum memiliki format khusus tentang discharge planning.Selain itu isi dari discharge planning belum dilakukan secara optimal karena hanya meliputi pemberian informasi tentang waktu kontrol dan obat yang harus diminum (keteraturan minum obat) dan tidak tersedianya leaflet yang berguna bagi pasien sebelum pasien pulang. Sehingg

26

nanti saat dirumah pasien bisa melihat kembali liflet jika pasien lupa dengan informasi yang diberikan perawat.

2.2.4 PEMBIAYAAN (M4-MONEY) Sebagian besar sumber pembiayaan ruangan berasal dari rumah sakit yang diperoleh dari APBD Propinsi Jawa Timur. Pembiayaan pasien sebagian besar dari JAMKESMAS, sedangkan sisanya dari ASKES PNS, Jamsostek, Askes swasta dan umum (biaya sendiri).

2.2.5 PEMASARAN (M5-MARKET) Jumlah pasien berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 5-7 Oktober 2009 didapatkan data presentase kapasitas tempat tidur pasien di Ruang Mawar Jingga B1 RSUD Sidoarjo, yaitu : a. Tanggal 5 Oktober 2009 BOR MJB1 : 17/38X100%= 44,74% BOR Ruang Observasi : 13/13x100%= 100% b. Tanggal 6 Oktober 2009 BOR MJB1 : 17/38X100%= 44,74% BOR Ruang Observasi : 11/13x100%= 84,62% c. Tanggal 7 Oktober 2009 BOR MJB1 : 12/38X100%= 31,58 % BOR Ruang Observasi :5/13x100%=38,46 % BOR rata-rata Ruang MJB1 adalah 40,35 % BOR rata-rata Ruang Observasi adalah 74,36 %

STANDART KEPERAWATAN MINIMAL NO JENIS INDIKATOR STANDART TARGET

27

1. 2.

PELAYANAN Traksi/Reposisi Degloving

Waktu tunggu operasi Lama perawatan Waktu tunggu operasi Lama waktu perawatan post operasi Waktu tunggu operasi Lama perawatan post operasi Waktu tunggu operasi Lama perawatan post operasi Waktu tunggu operasi Lama perawatan post operasi Waktu tunggu operasi Lama perawatan post operasi Waktu tunggu operasi Lama perawatan post operasi Infeksi pasca operasi Waktu tunggu operasi Lama perawatan post operasi Infeksi pasca operasi

< 3 hari 1-2 hari <2% 3-5 hari <8 jam 7-8 hari < 8 jam 3-4 hari 1 hari 5-7 hari <5 hari 3-5 hari 4 hari 10-14 hari 0,5% 2 hari 4 hari 0,02 %

80% 80% 90% 80% 80% 85% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 80% 90%

3.

Open fraktur

4.

Gangren vasikuler Abses Osteomyelitis Aff plate/Gaglion Trepanasi tumor otak superficial

5.

6.

7.

8.

Cranioplasty

NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING BXR KET 1. M1 Dan M2 (Sarana , Prasarana Dan Ketenagaan) Internal Factor (IFAS) STRENGTH 1. Adanya pembagian jam 0,1 3 0,3 S-W kerja/shift dan penanggung 3,15jawab shift 2,60= 2. RS memberikan kesempatan 0,1 3 0,3 0,55 kepada perawat untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (S1 kep) yang saat ini ada 2 orang 3. Mempunyai sarana dan 0,05 3 0,15 prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan 28

4. Mempunyai peralatan oksigenasi dan semua perawat ruangan mampu menggunakannya. 5. RSUD Sidoarjo memberikan kesempatan untuk belajar manajemen keperawatan secara luas. 6. RSUD Sidoarjo merupakan tipe B non pendidikan. 7. RSUD Sidoarjo mendapatkan 16 Akriditasi 8. Terdapat administrasi penunjang. 9. Terdapat Nurse station. 10. Adanya tugas, peran, dan wewenang yang jelas. 11. Jenis ketenagaan S1 Keperawatan 2 orang dan D3 keperawatan 12orang, administrasi 1 orang, mahasiswa: 11 orang S1 keperawatan STIKES BINA SEHAT PPNI mojokerto,dokter PPDS 3 orang, dokter muda 10 orang, helper 1 orang dan cleaning servis 1 orang TOTAL WEAKNESS 1. Ketidakseimbangan antara jumlah perawat dan pasien (minimal care, partial care dan total care) 2. Belum terpakainya sarana dan prasarana secara optimal. 3. Sebagian perawat belum memahami tentang peran dan fungsinya 4. Belum dipahaminya tanggung jawab dan tanggung gugat secara benar 5. Kurangnya disiplin pegawai TOTAL External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya dukungan kepala ruangan untuk melaksanakan manajemen (MAKP) secara baik dan benar sesuai dengan model MAKP (tim)

0,05

0,15

0,10

0,30

0,20 0,05 0,05 0,10 0,10 0,10

4 4 3 3 2 3

0,80 0,20 0,15 0,30 0,20 0,30

3,15

0,20

0,60

0,20 0,20 0,20 0,20 1

3 3 2 2

0,60 0,60 0,40 0,40 2,60 O-T 3,002,35= 0,65

0,2

0,6

0,20

0,60 29

2. Adanya program pelatihan atau seminar khhusus tentang manjemen keperawatan 3. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang sedang praktik manajemen keperawatan 4. Adanya kerjasama yang baik antar mahasiswa dengan perawat ruangan 5. adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat. TOTAL THREATENED 1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesional 2. Makin tingginya kesadaran masyarakat tentang hukum 3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 4. Persaingan antar rumah sakit semakin ketat 5. Rendahnya kesejahteraan perawat TOTAL 2. M3 (METHODE) MAKP a. Internal Factor (IFAS) STRENGTH 1. RSUD Sidoarjo memiliki visi, misi dan motto sebagai acuan melaksanakan kegiatan pelayanan 2. Ruang MJB1 menggunakan MAKP dengan metode Tim 3. Berdasarkan kuesioner kepuasan pasien yang disebar pada tanggal 5-6 oktober 2009, didapatkan 50% sangat puas, 33 %, 9% cukup puas dan 0% tidak puas. 4. SDM sebagian besar tenaga keperawatan ruang mawar jingga B1 adalah lulusan D3 keperawatan yaitu sebesar 12,orang dan sebagian kecil lulusan S1 keperawatan yaitu 2 orang. 5. RS mengadakan pelatihan untuk para perawat dan kesempatan untuk

0,25

0,75

0,15 0,30

2 2

0,45 0,6

1 0,30 0,20 0,15 0,15 0,20 1 2 3 3 2 2

3,00 0,60 0,60 0,45 0,30 0,40 2,35

0,20

0,8

S-W 3,352,30= 1,05

0,20 0,10

4 3

0,8 0,3

0,10

0,4

0,10

0,3

30

meningkatkan jenjang pendidikan formal. 6. Memiliki standart asuhan keperawatan (SAK), standart operasional prosedur(SOP), standart pelayanan minimal ( SPM). 7. Terdapat tenaga non keperawatan : 1 orang administrasi, 1 orang ahli gizi, 1 orang helper dan 2 cleaning service. 8. Dalam pengkajian didapatkan 43% penerapan MAKP dalam kategori baik, dan 57% cukup TOTAL WEAKNESS 1. Adanya konflik peran atau peran ganda pada perawat yaitu merangkap sebagai administrasi pada shift sore dan malam hari. 2. Terdapat 12 orang lulusan D3 keperawatan sehingga belum memahami tentang manajemen MAKP 3. Pendokumentasian proses keperawatan belum optimal. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan tidak didokumentasikan, yang paling sering didokumentasikan adalah tindakan kolaboratif. 4. Sentralisasi obat sudah dilakukan di ruangan bila ada mahasiswa praktik manajemen (selebihnya tidak dilakukan karena belum adanya kebijakan mengenai sentralisasi obat). 5. Ronde keperawatan sudah dilakukan di ruang mawar jingga B1 bila ada mahasiswa praktik manajemen (selebihnya tidak dilakukan) 6. Perbandingan jumlah perawat dengan pasien tidak seimbang TOTAL b. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya 10 orang mahasiswa S1 keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI yang

0,15

0,45

0,05

0,10

0,10 1

0,20 3,35

0,2

0,40

0,2

0,40

0,2

0,40

0,1

0,30

0,1

0,20

0,2 1

0,60 2,30

0,25

0,75

O-T 2,652,40= 31

praktek profesi manajemen keperawatan di ruang mawar jingga B1 RSUD Sidoarjo 2. Ada Kerja sama yang baik antara mahasiswa STIKES dengan perawat yang ada diruangan mawar jingga B1 3. Ada kerja sama antara institusi STIKES PPNI dengan RSUD Sidoarjo 4. Terbukanya kesempatan melanjutkan pendidikan pada program S1 keperawatan kelas khusus TOTAL THREATENED 1. Pembagian tugas, peran, dan wewenang sudah jelas pada setiap anggota tim, namun pada pelaksanaannya tidak sesuai karena terbatasnya tenaga perawat sehingga mempengaruhi MAKP 2. Persaingan antar RS yang semakin ketat 3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum 4. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 5. Semakin tinggi pendapatan masyarakat sehingga tuntutan akan pelayanan RS yang profesional meningkat 6. Persaingan yang semakin ketat antar rumah sakit TOTAL 3. DOKUMENTASI Internal Factor (IFAS) STRENGTH 1. Tersedianya format pendokumentasian berupa resume keperawatan 2. Sudah ada sistem pendokumentasian SOR 3. Dokumentasi keperawatan: Pengkajian menggunakan persistem Diagnosa keperawatan s/d evaluasi SOAP 4. Adanya kemauan perawat untuk melakukan pendokumentasian (57%) 5. 76% dokumentasi telah diisi secara lengkap dan benar berdasarkan observasi pada

0,25 0,20 2 0,40

0,15 0,40

3 4

0,30 1,2

1 0,30 2

2,65 0,60

0,15 0,15 0,10 0,20

3 3 3 2

0,45 0,45 0,30 0,40

0,10 1

0,20 2,40

0,20 0,20 0,10

4 3 3

0,80 0,60 0,30

S-W= 3,001,60= 1,40

0,10 0,20

3 3

0,30 0,60

32

status pasien 6. Adanya pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian 7. Adanya SAK dan SOP. TOTAL WEAKNESS 1. Rata-rata kebutuhan perawat per hari 12 orang 2. Data SOAP pada evaluasi keperawatan pasien kurang jelas selain itu SOAP tidak dilakukan didepan pasien 3. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan belum didokumentasikan TOTAL External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Kerjasama yang baik dalam pendokumentasian antara perawat, dokter, ahli gizi dan mahasiswa 2. Adanya mahasiswa S1 kep praktek manajemen untuk mengembangkan sistem pendokumentasian TOTAL THREATENED 1. Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan Keluarga) akan pentingnya kesehatan 2. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan asuhan keperawatan profesional semakin meningkat 3. Adanya tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat dari masyarakat terhadap pelayanan masyarakat TOTAL

0,10 0,10 1 0,30 0,40

3 1

0,30 0,10 3,00 0,30 0,40

1 1

0,30

0,90

1 0,50 2

1,60 1,00 O-T= 2,502,40= 0,10

0,50

1,50

1 0,35 4

2,50 1,40

0,35

0,70

0,30

0,30

2,40

4.

RONDE KEPERAWATAN a. Internal Factor (IFAS) 33

STRENGTH 1. Ruang MJB1 memiliki Standart Pelayanan Minimal (SPM) 2. 48,4% penyakit terbanyak di MJB1 adalah cidera kepala yang kemungkinan besar bisa terjadi masalah keperawatan yang perlu diadakan ronde keperawatan 3. Ronde keperawatan dilakukan bersama-sama dengan tim keperawatan, tim medis dan ahli gizi 4. Tujuan dari dilakukan ronde keperawatan adalah meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi renpra dan menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesui dengan masalah klien 5. SDM: staf tenaga perawat Mawar Jingga B1 terdapat 2 orang lulusan S1 Keperawatan, 12 orang Lulusan D3 Keperawatan TOTAL WEAKNESS 1. Ronde keperawatan sudah dilakukan di ruang mawar jingga B1 bila ada mahasiswa praktik manajemen (selebihnya tidak dilakukan) 2. Pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan kurang optimal karena karakteristik tenaga yang memenuhi kualifikasi belum merata (lebih banyak D3 keperawatan daripada S1 keperawatan) 3. Jumlah tenaga keperawatan dan jumlah tingkat ketergantungan pasien tidak seimbang. TOTAL b. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya pelatihan manajemen keperawatan untuk meningkatkan

0,30 0,10

3 2

0,90 0,20

S-W= 2,102,30= -0,20

0,10

0,20

0,20

0,20

0,20

0,60

1 0,30 3

2,10 0,90

0,40

0,80

0,30

0,60

2,30

0,30

0,60

O-P= 2,102,00= 0,10

34

pengetahuan perawat tentang manajemen 2. Tersedianya kesempatan untuk melaksanakan ronde keperawatan apabila ada mahasiswa praktek. 3. Adanya kerjasama yang baik antara perawat klinik dengan mahasiswa S1 Keperawatan TOTAL

0,30

0,30

0,40

1,20

2,10

0,40 THREATENED 1. Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan Asuhan Keperawatan semakin tinggi. 2. Persaingan dalam pemberian pelayanan semakin kuat TOTAL SUPERVISI Internal Factor (IFAS) STRENGTH 1. Kepala ruangan mendukung kegiatan supervisi demi meningkatkan mutu pelayanan keperawatan 2. Memiliki SAK dan SPM 3. Adanya tenaga yang kompeten untuk menjadi supervisor (2 tenaga perawat S1 keperawatan) 4. Supervisi yang dilakukan diruang MJB1 bersifat tidak langsung sesuai dengan keadaan ruangan 5. Pelaksanaan supervisi diruang MJB1 termasuk cukup (86%) TOTAL WEAKNESS 1. Belum ada uraian yang jelas tentang supervisi. 2. Belum mempunyai format dalam pelaksanaan supervisi 3. Belum adanya pendokumentasian kegiatan yang disupervisi 4. pelaksanaan supervisi menunjukkan 7% kurang baik TOTAL

0,80

0,60 1

1,20 2,00

5.

0,20

0,80

S-W= 2,902,95= - 0,15

0,10 0,20

2 2

0,20 0,40

0,20

0,60

0,30 1 0,20 0,35 0,25 0,20 1

0,90 2,90

1 4 3 3

0,20 1,4 0,75 0,6 2,95 35

External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya 11 mahasiswa STIKES Bina Sehat PPNI yang praktik managemen keperawatan 2. Adanya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan formal kejenjang yang lebih tinggi TOTAL THREATENED 1. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan Asuhan Keperawatan profesional semakin meningkat 2. Mahasiswa S1 kep praktek manajemen untuk mengembangkan supervisi diruangan 6. TOTAL TIMBANG TERIMA Internal Factor (IFAS) STRENGTH 1. Timbang terima sudah menjadi agenda tetap dan terjadwal 2. Perawat terlibat secara aktif 3. Dilaksanakan oleh semua perawat, pelaksanaan timbang terima di ruang MJB1 64% kategori baik. 4. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima setiap pagi 5. Selain di lakukan di nurse station juga dilakukan kunjungan langsung ke ruang perawatan pasien. TOTAL WEAKNESS 1. Tehnik TT masih belum optimal (belum ada format khusus timbang terima yang memudahkan parawat dalam melakukan timbang terima) 2. Pelaksanaan TT sore dan malam hari, biasanya tidak diikuti kunjungan langsung ke pasien berdasarkan hasil pengkajian terdapat 7% pelaksanaan yang kurang

0,45

1,35

O-T= 2,452,00= 0,45

0,55

1,10

1 0,40 3

2,45 0,80

0,60

1,20

2,00

0,30 0,15 0,20

2 3 3

0,60 0,45 0,60

S-W= 2,502,20= 0.30

0,20 0,15

2 3

0,40 0,45

1 0,15 4

2,50 0,60

0,20

0,40

36

baik. 3. Data-data yang menunjang timbang terima masih kurang fokus, meskipun proses timbang terima telah dilakukan dengan baik 4. Masih banyak timbang terima yang lebih fokus pada masalah medis dari pada masalah keperawatan. 5. Saat kunjungan ke pasien, perawat tidak memperkenalkan tim yang akan bertukar dinas. TOTAL External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya waktu khusus untuk timbang terima. 2. Timbang terima yang telah terstruktur akan memperkuat status profesional perawat dalam pelayanan kesehatan era modern. 3. Adanya aturan yang sudah baku tentang ketetapan pelaksanaan timbang terima (protap timbang terima) 4. Adanya mahasiswa STIKES Bina Sehat PPNI yang melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan. TOTAL THREATENED 1. Adanya tuntutan untuk mendapatkan pelayanan keperawatan profesional. 2. Meningkatnya tuntutan terhadap tanggung jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi askep. 3. Proses komunikasi saat timbang terima dalam menyampaikan informasi tentang kondisi pasien, sebagai wujud profesional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat pada pasien. TOTAL SENTRALISASI OBAT a. Internal factor (IFAS) STRENGTH 1. Adanya lembar observasi

0,25

0,25

0,25

0,50

0,15

0,45

2,20 O-T= 2,902,40= 0,50

0,30 0,20

4 2

1,20 0,40

0,20

0,40

0,30

0,90

2,90

0,30 0,40

2 3

0,60 1,20

0,30

0,60

2,40

7.

0,30

0,60

S-W= 37

pemberian obat 2. Adanya buku tentang Jumlah pemakaian atau sisa obat sudah tercatat 3. Adanya buku injeksi 4. Kepala ruangan mendukung sentralisasi obat TOTAL WEAKNESS 1. Belum adanya kebijakan dari RSUD Sidoarjo dalam sentralisasi obat untuk setiap ruangan 2. Belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk sentralisasi obat 3. Pasien yang mendapat terapi obat oral sering tidak di minum karena menunggu instruksi dari perawat 4. Sentralisasi obat dilakukan bila ada mahasiswa praktek manajemen selebihnya tidak di lakukan. 5. Jumlah ketergantungan pasien dengan tenaga perawat tidak seimbang. Total

0,20 0,40 0,10 1 0,30

1 3 3

0,20 1,20 0,30 2,30

2,302,20= 0.10

0,30

0,30 0,10

2 2

0,60 0,20

0,20

0,80

0,10

0,30

2,20

0,20 b. Eksternal Faktor ( EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya mahasiswa S1 STIKES BINA SEHAT PPNI praktek managemen 2. Pemberian obat yang tepat sesuai 5 T akan mempercepat kesembuhan 3. Adanya kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa 4. Adanya rencana mahasiswa praktek menejemen mengadakan sentralisasi obat Total THREATENED 1. Dengan obat yang berada ditangan pasien dapat memungkinkan terjadinya ketidakpatuhan minum obat 0,20 0,30 0,30

2 2 2 3

0,40 0,40 0,60 0,90

O-T= 2,301,80= 0,50

1 0,60 1

2,30 0,60

0,40

1,20

38

dan salah minum obat 2. Adanya tuntutan dari pasien untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional Total 8. DISCHARGE PLANNING Internal factor (IFAS) STRENGTH 1. Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien atau keluarga dengan baik (71%). 2. Discharge planning sudah di laksanakan 3. Adanya format discharge planning 4. SDM: staf tenaga perawat Mawar Jingga B1 terdapat 2 orang lulusan S1 Keperawatan, 12orang. Lulusan D3 Keperawatan TOTAL WEAKNESS 1. Tidak tersedianya leaflet untuk pasien saat pulang 2. Pemberian pendidikan kesehatan di lakukan secara lisan setiap pasien atau keluarga 3. Discharge planing belum dilakukan sesui dengan alur TOTAL External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya dukungan dari pihak rumah sakit untuk melakukan discharge planning 2. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang melakukan praktek manajemen keperawatan TOTAL THREATENED 1. Adanya tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat dari masyarakat terhadap

1,80

0,30

0,90

S-W= 2,502,30= 0,20

0,20 0,30 0,20

3 2 2

0,60 0,60 0,40

1 0,40 0,30 2 2

2,30 0,80 0,60

0,30 1

0,90 2,30

0,60

1,80

O-T= 2,602,00= 0,60

0,40

0,80

1 0,45 2

2,60 0,90

39

pelayanan keperawatan 2. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan yang lebih baik 3. Masyarakat lebih kritis bertanya untuk mendapatkan informasi kesehatan tentang sakit dan pengobatan yang diterima. TOTAL EDITAN BARU SETELAH REVISI

0,25

0,50

0,30

0,60

2,00

NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING BXR KET 1. M1 Dan M2 (Sarana , Prasarana Dan Ketenagaan) Internal Factor (IFAS) STRENGTH 12. Adanya pembagian jam 0,1 3 0,3 S-W kerja/shift dan penanggung 3,15jawab shift 2,60= 13. RS memberikan 0,1 3 0,3 0,55 kesempatan kepada perawat untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (S1 kep) yang saat ini ada 2 orang 0,05 3 0,15 14. Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan 0,05 3 0,15 15. Mempunyai peralatan oksigenasi dan semua perawat ruangan mampu menggunakannya. 0,10 3 0,30 16. RSUD Sidoarjo memberikan kesempatan untuk belajar manajemen keperawatan secara luas. 0,20 4 0,80 17. RSUD Sidoarjo merupakan tipe B non pendidikan. 0,05 4 0,20 18. RSUD Sidoarjo mendapatkan 16 Akriditasi 0,05 3 0,15 19. Terdapat administrasi penunjang. 0,10 3 0,30 20. Terdapat Nurse station. 0,10 2 0,20 21. Adanya tugas, peran, dan wewenang yang 0,10 3 0,30 jelas. 22. Jenis ketenagaan S1 Keperawatan 2 orang dan D3 keperawatan 12orang, administrasi 1 orang, mahasiswa: 11 orang S1 40

keperawatan STIKES BINA SEHAT PPNI mojokerto,dokter PPDS 3 orang, dokter muda 10 orang, helper 1 orang dan cleaning servis 1 orang TOTAL

3,15

0,20 WEAKNESS 6. Ketidakseimbangan antara jumlah perawat dan pasien (minimal care, partial care dan total care) 7. Belum terpakainya sarana dan prasarana secara optimal. 8. Sebagian perawat belum memahami tentang peran dan fungsinya 9. Belum dipahaminya tanggung jawab dan tanggung gugat secara benar 10. Kurangnya disiplin pegawai TOTAL 0,2 External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 6. Adanya dukungan kepala ruangan untuk melaksanakan manajemen (MAKP) secara baik dan benar sesuai dengan model MAKP (tim) 7. Adanya program pelatihan atau seminar khhusus tentang manjemen keperawatan 8. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang sedang praktik manajemen keperawatan 9. Adanya kerjasama yang baik antar mahasiswa dengan perawat ruangan 10. adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat. TOTAL THREATENED 6. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesional 7. Makin tingginya kesadaran masyarakat tentang hukum

0,60

0,20 0,20 0,20 0,20 1

3 3 2 2

0,60 0,60 0,40 0,40 2,60 O-T 3,002,35= 0,65

0,6

0,20 0,25

3 3

0,60 0,75

0,15 0,30

2 2

0,45 0,6

1 0,30 0,20 0,15 2 3 3

3,00 0,60 0,60 0,45

41

8. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 9. Persaingan antar rumah sakit semakin ketat 10. Rendahnya kesejahteraan perawat TOTAL 2. M3 (METHODE) MAKP c. Internal Factor (IFAS) STRENGTH 9. RSUD Sidoarjo memiliki visi, misi dan motto sebagai acuan melaksanakan kegiatan pelayanan 10. Ruang MJB1 menggunakan MAKP dengan metode Tim 11. Berdasarkan kuesioner kepuasan pasien yang disebar pada tanggal 5-6 oktober 2009, didapatkan 50% sangat puas, 33 %, 9% cukup puas dan 0% tidak puas. 12. SDM sebagian besar tenaga keperawatan ruang mawar jingga B1 adalah lulusan D3 keperawatan yaitu sebesar 12,orang dan sebagian kecil lulusan S1 keperawatan yaitu 2 orang. 13. RS mengadakan pelatihan untuk para perawat dan kesempatan untuk meningkatkan jenjang pendidikan formal. 14. Memiliki standart asuhan keperawatan (SAK), standart operasional prosedur(SOP), standart pelayanan minimal ( SPM). 15. Terdapat tenaga non keperawatan : 1 orang administrasi, 1 orang ahli gizi, 1 orang helper dan 2 cleaning service. 16. Dalam pengkajian didapatkan 43% penerapan MAKP dalam kategori baik, dan 57% cukup TOTAL WEAKNESS 7. Adanya konflik peran atau

0,15 0,20 1

2 2

0,30 0,40 2,35

0,20

0,8

S-W 3,352,30= 1,05

0,20 0,10

4 3

0,8 0,3

0,10

0,4

0,10

0,3

0,15

0,45

0,05

0,10

0,10 1

0,20 3,35

0,2

0,40

42

peran ganda pada perawat yaitu merangkap sebagai administrasi pada shift sore dan malam hari. 8. Terdapat 12 orang lulusan D3 keperawatan sehingga belum memahami tentang manajemen MAKP 9. Pendokumentasian proses keperawatan belum optimal. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan tidak didokumentasikan, yang paling sering didokumentasikan adalah tindakan kolaboratif. 10. Sentralisasi obat sudah dilakukan di ruangan bila ada mahasiswa praktik manajemen (selebihnya tidak dilakukan karena belum adanya kebijakan mengenai sentralisasi obat). 11. Ronde keperawatan sudah dilakukan di ruang mawar jingga B1 bila ada mahasiswa praktik manajemen (selebihnya tidak dilakukan) 12. Perbandingan jumlah perawat dengan pasien tidak seimbang TOTAL d. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 5. Adanya 10 orang mahasiswa S1 keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI yang praktek profesi manajemen keperawatan di ruang mawar jingga B1 RSUD Sidoarjo 6. Ada Kerja sama yang baik antara mahasiswa STIKES dengan perawat yang ada diruangan mawar jingga B1 7. Ada kerja sama antara institusi STIKES PPNI dengan RSUD Sidoarjo 8. Terbukanya kesempatan melanjutkan pendidikan pada program S1 keperawatan kelas khusus TOTAL THREATENED 7. Pembagian tugas, peran, dan wewenang sudah jelas pada

0,2

0,40

0,2

0,40

0,1

0,30

0,1

0,20

0,2 1

0,60 2,30

0,25

0,75

O-T 2,652,40= 0,25

0,20

0,40

0,15 0,40

3 4

0,30 1,2

1 0,30 2

2,65 0,60

43

setiap anggota tim, namun pada pelaksanaannya tidak sesuai karena terbatasnya tenaga perawat sehingga mempengaruhi MAKP 8. Persaingan antar RS yang semakin ketat 9. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum 10. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 11. Semakin tinggi pendapatan masyarakat sehingga tuntutan akan pelayanan RS yang profesional meningkat 12. Persaingan yang semakin ketat antar rumah sakit TOTAL 3. DOKUMENTASI Internal Factor (IFAS) STRENGTH 8. Tersedianya format pendokumentasian berupa resume keperawatan 9. Sudah ada sistem pendokumentasian SOR 10. Dokumentasi keperawatan: Pengkajian menggunakan persistem Diagnosa keperawatan s/d evaluasi SOAP 11. Adanya kemauan perawat untuk melakukan pendokumentasian (57%) 12. 76% dokumentasi telah diisi secara lengkap dan benar berdasarkan observasi pada status pasien 13. Adanya pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian 14. Adanya SAK dan SOP. TOTAL WEAKNESS 4. Rata-rata kebutuhan perawat per hari 12 orang 5. Data SOAP pada evaluasi keperawatan pasien kurang jelas selain itu SOAP tidak dilakukan didepan pasien 6. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan belum didokumentasikan TOTAL

0,15 0,15 0,10 0,20

3 3 3 2

0,45 0,45 0,30 0,40

0,10 1

0,20 2,40

0,20 0,20 0,10

4 3 3

0,80 0,60 0,30

S-W= 3,001,60= 1,40

0,10 0,20

3 3

0,30 0,60

0,10 0,10 1 0,30 0,40

3 1

0,30 0,10 3,00 0,30 0,40

1 1

0,30

0,90

1,60 44

External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 3. Kerjasama yang baik dalam pendokumentasian antara perawat, dokter, ahli gizi dan mahasiswa 4. Adanya mahasiswa S1 kep praktek manajemen untuk mengembangkan sistem pendokumentasian TOTAL THREATENED 4. Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan Keluarga) akan pentingnya kesehatan 5. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan asuhan keperawatan profesional semakin meningkat 6. Adanya tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat dari masyarakat terhadap pelayanan masyarakat TOTAL

0,50

1,00

O-T= 2,502,40= 0,10

0,50

1,50

1 0,35 4

2,50 1,40

0,35

0,70

0,30

0,30

2,40

4.

RONDE KEPERAWATAN a. Internal Factor (IFAS) STRENGTH 6. Ruang MJB1 memiliki Standart Pelayanan Minimal (SPM) 7. 48,4% penyakit terbanyak di MJB1 adalah cidera kepala yang kemungkinan besar bisa terjadi masalah keperawatan yang perlu diadakan ronde keperawatan 8. Ronde keperawatan dilakukan bersama-sama dengan tim keperawatan, tim medis dan ahli gizi 9. Tujuan dari dilakukan ronde keperawatan adalah meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi renpra dan menumbuhkan pemikiran

0,30 0,10

3 2

0,90 0,20

S-W= 2,102,30= -0,20

0,10

0,20

0,20

0,20

45

tentang tindakan keperawatan yang sesui dengan masalah klien 10. SDM: staf tenaga perawat Mawar Jingga B1 terdapat 2 orang lulusan S1 Keperawatan, 12 orang Lulusan D3 Keperawatan TOTAL WEAKNESS 4. Ronde keperawatan sudah dilakukan di ruang mawar jingga B1 bila ada mahasiswa praktik manajemen (selebihnya tidak dilakukan) 5. Pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan kurang optimal karena karakteristik tenaga yang memenuhi kualifikasi belum merata (lebih banyak D3 keperawatan daripada S1 keperawatan) 6. Jumlah tenaga keperawatan dan jumlah tingkat ketergantungan pasien tidak seimbang. TOTAL b. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 4. Adanya pelatihan manajemen keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan perawat tentang manajemen 5. Tersedianya kesempatan untuk melaksanakan ronde keperawatan apabila ada mahasiswa praktek. 6. Adanya kerjasama yang baik antara perawat klinik dengan mahasiswa S1 Keperawatan TOTAL

0,20

0,60

1 0,30 3

2,10 0,90

0,40

0,80

0,30

0,60

2,30

0,30

0,60

O-P= 2,102,00= 0,10

0,30

0,30

0,40

1,20

2,10

0,40 THREATENED 3. Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan

0,80

0,60

1,20

46

5.

Asuhan Keperawatan semakin tinggi. 4. Persaingan dalam pemberian pelayanan semakin kuat TOTAL SUPERVISI Internal Factor (IFAS) STRENGTH 6. Kepala ruangan mendukung kegiatan supervisi demi meningkatkan mutu pelayanan keperawatan 7. Memiliki SAK dan SPM 8. Adanya tenaga yang kompeten untuk menjadi supervisor (2 tenaga perawat S1 keperawatan) 9. Supervisi yang dilakukan diruang MJB1 bersifat tidak langsung sesuai dengan keadaan ruangan 10. Pelaksanaan supervisi diruang MJB1 termasuk cukup (86%) TOTAL WEAKNESS 5. Belum ada uraian yang jelas tentang supervisi. 6. Belum mempunyai format dalam pelaksanaan supervisi 7. Belum adanya pendokumentasian kegiatan yang disupervisi 8. pelaksanaan supervisi menunjukkan 7% kurang baik TOTAL External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 3. Adanya 11 mahasiswa STIKES Bina Sehat PPNI yang praktik managemen keperawatan 4. Adanya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan formal kejenjang yang lebih tinggi TOTAL THREATENED 3. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan Asuhan Keperawatan profesional semakin meningkat 4. Mahasiswa S1 kep praktek

2,00

0,20

0,80

S-W= 2,902,95= - 0,15

0,10 0,20

2 2

0,20 0,40

0,20

0,60

0,30 1 0,20 0,35 0,25 0,20 1

0,90 2,90

1 4 3 3

0,20 1,4 0,75 0,6 2,95

0,45

1,35

O-T= 2,452,00= 0,45

0,55

1,10

1 0,40 3

2,45 0,80

0,60

1,20 47

manajemen untuk mengembangkan supervisi diruangan 6. TOTAL TIMBANG TERIMA Internal Factor (IFAS) STRENGTH 6. Timbang terima sudah menjadi agenda tetap dan terjadwal 7. Perawat terlibat secara aktif 8. Dilaksanakan oleh semua perawat, pelaksanaan timbang terima di ruang MJB1 64% kategori baik. 9. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima setiap pagi 10. Selain di lakukan di nurse station juga dilakukan kunjungan langsung ke ruang perawatan pasien. TOTAL WEAKNESS 6. Tehnik TT masih belum optimal (belum ada format khusus timbang terima yang memudahkan parawat dalam melakukan timbang terima) 7. Pelaksanaan TT sore dan malam hari, biasanya tidak diikuti kunjungan langsung ke pasien berdasarkan hasil pengkajian terdapat 7% pelaksanaan yang kurang baik. 8. Data-data yang menunjang timbang terima masih kurang fokus, meskipun proses timbang terima telah dilakukan dengan baik 9. Masih banyak timbang terima yang lebih fokus pada masalah medis dari pada masalah keperawatan. 10. Saat kunjungan ke pasien, perawat tidak memperkenalkan tim yang akan bertukar dinas. TOTAL External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 1 2,00

0,30 0,15 0,20

2 3 3

0,60 0,45 0,60

S-W= 2,502,20= 0.30

0,20 0,15

2 3

0,40 0,45

1 0,15 4

2,50 0,60

0,20

0,40

0,25

0,25

0,25

0,50

0,15

0,45

2,20 O-T= 48

5. Adanya waktu khusus untuk timbang terima. 6. Timbang terima yang telah terstruktur akan memperkuat status profesional perawat dalam pelayanan kesehatan era modern. 7. Adanya aturan yang sudah baku tentang ketetapan pelaksanaan timbang terima (protap timbang terima) 8. Adanya mahasiswa STIKES Bina Sehat PPNI yang melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan. TOTAL THREATENED 4. Adanya tuntutan untuk mendapatkan pelayanan keperawatan profesional. 5. Meningkatnya tuntutan terhadap tanggung jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi askep. 6. Proses komunikasi saat timbang terima dalam menyampaikan informasi tentang kondisi pasien, sebagai wujud profesional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat pada pasien. TOTAL SENTRALISASI OBAT a. Internal factor (IFAS) STRENGTH 5. Adanya lembar observasi pemberian obat 6. Adanya buku tentang Jumlah pemakaian atau sisa obat sudah tercatat 7. Adanya buku injeksi 8. Kepala ruangan mendukung sentralisasi obat TOTAL WEAKNESS 6. Belum adanya kebijakan dari RSUD Sidoarjo dalam sentralisasi obat untuk setiap ruangan 7. Belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk sentralisasi obat

0,30 0,20

4 2

1,20 0,40

2,902,40= 0,50

0,20

0,40

0,30

0,90

2,90

0,30 0,40

2 3

0,60 1,20

0,30

0,60

2,40

7.

0,30 0,20 0,40 0,10 1 0,30

2 1 3 3

0,60 0,20 1,20 0,30 2,30

S-W= 2,302,20= 0.10

0,30

0,30 0,10

2 2

0,60 0,20 49

8.

Pasien yang mendapat terapi obat oral sering tidak di minum karena menunggu instruksi dari perawat 9. Sentralisasi obat dilakukan bila ada mahasiswa praktek manajemen selebihnya tidak di lakukan. 10. Jumlah ketergantungan pasien dengan tenaga perawat tidak seimbang. Total

0,20

0,80

0,10

0,30

2,20

0,20 b. Eksternal Faktor ( EFAS) OPPORTUNITY 5. Adanya mahasiswa S1 STIKES BINA SEHAT PPNI praktek managemen 6. Pemberian obat yang tepat sesuai 5 T akan mempercepat kesembuhan 7. Adanya kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa 8. Adanya rencana mahasiswa praktek menejemen mengadakan sentralisasi obat Total THREATENED 3. Dengan obat yang berada ditangan pasien dapat memungkinkan terjadinya ketidakpatuhan minum obat dan salah minum obat 4. Adanya tuntutan dari pasien untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional Total 8. DISCHARGE PLANNING Internal factor (IFAS) STRENGTH 5. Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien atau keluarga dengan baik (71%). 6. Discharge planning sudah di laksanakan 7. Adanya format discharge 0,20 0,30 0,30

2 2 2 3

0,40 0,40 0,60 0,90

O-T= 2,301,80= 0,50

1 0,60 1

2,30 0,60

0,40

1,20

1,80

0,30

0,90

S-W= 2,502,30= 0,20

0,20 0,30

3 2

0,60 0,60 50

planning 8. SDM: staf tenaga perawat Mawar Jingga B1 terdapat 2 orang lulusan S1 Keperawatan, 12orang. Lulusan D3 Keperawatan TOTAL WEAKNESS 4. Tidak tersedianya leaflet untuk pasien saat pulang 5. Pemberian pendidikan kesehatan di lakukan secara lisan setiap pasien atau keluarga 6. Discharge planing belum dilakukan sesui dengan alur TOTAL External Factor (EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya dukungan dari pihak rumah sakit untuk melakukan discharge planning 2. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang melakukan praktek manajemen keperawatan TOTAL THREATENED 4. Adanya tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat dari masyarakat terhadap pelayanan keperawatan 5. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan yang lebih baik 6. Masyarakat lebih kritis bertanya untuk mendapatkan informasi kesehatan tentang sakit dan pengobatan yang diterima. TOTAL

0,20

0,40

1 0,40 0,30 2 2

2,30 0,80 0,60

0,30 1

0,90 2,30

0,60

1,80

O-T= 2,602,00= 0,60

0,40

0,80

1 0,45 2

2,60 0,90

0,25

0,50

0,30

0,60

2,00

PRIORITAS MASALAH SCORING 51

MASALAH DP MAKP Dokumentasi Ronde Keperawatan Supervisi Timbang Terima Sentralisasi obat PROBLEM PRIORITY NO 1 2 3 4 5 6 7 MASALAH Ronde Keperawatan Supervisi Sentralisasi obat DP Timbang Terima MAKP Dokumentasi

SKOR ANALISIS SWOT IFAS EFAS 0,20 0,60 1,05 0,25 1,40 0,10 -0,20 0,10 -0,15 0,45 0,30 0,50 0,10 0,50

JUMLAH 0,80 1,30 1,50 0,1 0,3 0,8 0,6

SKOR ANALISIS SWOT IFAS EFAS -0,20 0,10 -0,15 0,45 0,10 0,50 0,20 0,60 0,30 0,50 1,05 0,25 1,40 0,10

JUMLAH 0,1 0,3 0,6 0,80 0,8 1,30 1,50

KONDISI

PRIORITAS MASALAH MASALAH Sentralisasi obat Timbang Terima Ronde Keperawatan Supervisi MAKP DP Dokumentasi SKOR ANALISIS SWOT IFAS EFAS 0,10 0,50 0,30 0,50 -0,20 0,10 -0,15 0,45 1,05 0,25 0,20 0,60 1,40 0,10 JUMLAH Pertama Kedua Pertama Kedua Kelima Keenam KONDISI

52

Diagram Analisis SWOT M1-M2 O 1,0 M1-M2 (0,55-0,65) W S

Diagram analisis SWOT MAKP O MAKP (1,05-0,25)

0,25 1,05

53

Diagram analisis SWOT Dokumentasi O DK (1,40-0,1) RK (-0,2-,45) 0,1 W 1,40 S

Diagram analisis SWOT Ronde O

RK (0,1--0,2) RK (-0,2-,45) W 0,1 - 0,2 1,0 S

54

Diagram analisis SWOT Supervisi O

SV (-0,15-0,45) 0,45 W S

-0,15

T Diagram analisis SWOT Timbang Terima O TT (0,30 - 0,50)

0,5 W S

0,3

55

Diagram analisis SWOT Sentralisasi Obat O SO(0,1-0,5) 0,5 W S

0,1

Diagram analisis SWOT Discharge Planing O DP(0,2-0,6) 0,6

0,2

56

DIAGRAM LAYANG ANALISA SWOT RUANG MAWAR JINGGA B1

1
DK

0,8 M1M2
SV

0,6
RK

DP

TT

0,4
MAKP

0,2

-1

- 0,8

- 0,6

- 0,4

- 0,2 - 0,2

0,2

0,4

0,6

0,8

- 0,4

- 0,6

- 0,8

-1

57

0,8
DP

M1M2

0,6
SV SO

TT

0,4
MAKP RK

0,2

DK

W
-1 - 0,8 - 0,6 - 0,4 - 0,2 - 0,2 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4

- 0,4

- 0,6

- 0,8

-1

58

ANGKET TIMBANG TERIMA NO 1. PERNYATAAN PERSIAPAN a. Sarana Prasarana 1. Saat timbang terima perawat menyiapkan status pasien 2. Perawat telah menyiapkan buku catatan dan peralatan tulis b. Perawat 1. Kedua kelompok dalam keadaan siap 2. Timbang terima di pimpin oleh kepala ruangan pada pergantian shift dan malam ke pagi dari pagi ke sore. Sedangkan pergantian shift dari sore ke malam dipimpin oleh ketua tim atau perawat primer PELAKSANAAN a. Urutan pelaksanaan 1. Dilaksanakan setiap pergantian shift 2. Pelaksanaan dimulai dari nurse station 3. Timbang terima di lanjutkan melihat langhsung kondisi pasien 4. Hal-hal yang sifatnya khusus dicatat dan di serah terimakan pada perawat shift berikutnya 5. Perawat shift berikutnya validasi data kepasien 6. Perawat menyapa pasien dan menanyakan kondisi/ keluhan yang dirasa saat ini 7. Waktu untuk timbang terima tidak lebih dari 5 menit kecuali pasien kondisi khusus 8. Penyampaian dilakukan singkat dan jelas b. Isi timbang terima 1. Perawat menyebutkan 59 DILAKUKAN TIDAK DI LAKUKAN

2.

3.

identitas pasien 2. Perawat menyebutkan diagniosa medis 3. Perawat menyebutkan data obyektif 4. Perawat menyebutkan data penunjang lain 5. Perawat menyebutkan masalah keperawatan yang belum dilaksanakan 6. Perawat menyebutkan intervensi kolaboratif 7. Perawat menyebutkan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya Post timbang terima 1. Perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil validasi data langsung 2. Perawat yang memimpin timbang terima menyebutkan rencana kerja bagi shift berikutnya 3. Mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima di buku laporan oleh perawat primer atau ketua tim.

60

ANGKET TIMBANG TERIMA 1. Saat timbang terima perawat menyiapkan status pasien Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 2. Perawat telah menyiapkan buku catatan dan peralatan tulis Selalu kadang-kadang Dilakukan 3. Kedua tim dalam keadaan siap Selalu tidak pernah kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah 4. Timbang terima di pimpin oleh kepala ruangan pada pergantian shift dan malam ke pagi dari pagi ke sore. Sedangkan pergantian shift dari sore ke malam dipimpin oleh ketua tim atau perawat primer Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 5. Dilaksanakan setiap pergantian shift Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 6. Pelaksanaan dimulai dari nurse station Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 7. Timbang terima di lanjutkan melihat langsung kondisi pasien Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 8. Hal-hal yang sifatnya khusus dicatat dan di serah terimakan pada perawat shift berikutnya Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 9. Perawat shift berikutnya validasi data kepasien Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

10. Perawat menyapa pasien dan menanyakan kondisi/ keluhan yang dirasa saat ini Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

11. Waktu untuk timbang terima tidak lebih dari 5 menit kecuali pasien kondisi khusus Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 12. Penyampaian dilakukan singkat dan jelas Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 61

13. Perawat menyebutkan identitas pasien Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 14. Perawat menyebutkan diagniosa medis Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 15. Perawat menyebutkan data obyektif Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 16. Perawat menyebutkan data penunjang lain Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 17. Perawat menyebutkan tindakan keperawatan yang dilaksanakan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 18. Perawat menyebutkan intervensi kolaboratif dan juga menyebutkan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

19. Perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil validasi data langsung Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 20. Perawat yang memimpin timbang terima menyebutkan rencana kerja bagi shift berikutnya dan mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima di buku laporan oleh ketua tim Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

62

ANGKET SUPERVISI NO 1. PERNYATAAN Pra supervisi 1. Supervisor menetapkan kagiatann yang akan di supervisi 2. Supervisor menetapkan tujuan supervisi Pelaksanaan 1. Superviser ikut dalam pendekomentasian kegiatan pelayanan bersama-sama ketua tim dan perawat pelaksana 2. Supervisor meneliti dokumentasi status pasien 3. Supervisor mendapatkan hal-hal yang perlu di lakukan pembinaan 4. Supervisor memenggil ketua tim dan perawat pelaksana yang perlu dilakukan pembinaan 5. Supervisor mengklasifikasi permasalahan yang ada 6. Supervisor memberikan masukan pada ketua tim dan perawat pelaksana Evaluasi 1. Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan 2. Supervisor memberikan reward atau umpan balik kepada ketua tim dan perawat pelaksana Dilakukan TIDAK DILAKUKAN

2.

3.

ANGKET SPUPERVISI 1. Supervisor menetapkan kagiatann yang akan di supervisi Selalu kadang-kadang Dilakukan 2. isor menetapkan tujuan supervisi Selalu tidak pernah kadang-kadang

Dilakukan tidak pernah 3. Superviser ikut dalam pendekomentasian kegiatan pelayanan bersama-sama ketua tim dan perawat pelaksana Selalu kadang-kadang 63

Dilakukan tidak pernah 4. Supervisor meneliti dokumentasi status pasien Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 5. Supervisor mendapatkan hal-hal yang perlu di lakukan pembinaan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 6. Supervisor memenggil ketua tim dan perawat pelaksana yang perlu dilakukan pembinaan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 7. Supervisor mengklasifikasi permasalahan yang ada Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 8. Supervisor memberikan masukan pada ketua tim dan perawat pelaksana Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 9. Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 10. Supervisor memberikan reward atau umpan balik kepada ketua tim dan perawat pelaksana Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah ANGKET SENTRALISASI OBAT 1. Apakah obat yang telah di resepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar serah terima obat Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

2. Apakah perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan ( bila perlu) dalam kartu control; dan diketahui ( ditanda tangani) oleh keluarga / klien dalam buku masuk obat. Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

3. Apakah keluarga atau klien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan / bila mana obat tersebut akan habis. Selalu kadang-kadang

64

Dilakukan

tidak pernah

4. Apakah obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat dan obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar penerimaan obat. Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

5. Apakah obat obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan olrh perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi di instruksi oleh dokter dan kartu obat yang ada pada klien Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

6. Apakah pada saat pemberian obat , perawat menjelaskan macam obat, kegunaan, jumlah obat, dan efek samping. Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

7. Apakah sediaan obat yang ada selanjutnya di cek tiap pagi oleh ketua ruangan/ petugasyang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

8. Apakah obat yang hampir habis akan di informasikan pada keluarga kemudian di mintakan kepada dokter penanggung jawab pasien Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

9. Apakah penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan route pemberian obat akan di masukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus di lakukan perubahan dalam kartu sediaan obat Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

10. Apakah pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu saja) maka dokumentasi hanya dilakukan oleh perawat pada buku masuk obat dan selanjutnya di informasikan pada keluarga dengan kartu kusus obat

65

Selalu Dilakukan

kadang-kadang tidak pernah

ANGKET TINGKAT KEPUASAN PASIEN 1. Perawat disini memperkenalkaan diri kepada anda Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

2. Perawat disini bersikap sopan dan ramah dalam melayani anda Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

3. Saat pertama kali anda masuk rumah sakit perawat menjelaskan tata tertip rumah sakit Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

4. Parawat menjelaskan tentang fasilitas yang tersedia di rumah sakit Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 5. Perawat menjelaskan dimana tempat-tempat yang pentiang untuk melancarkan perawatan (kamar mandi, ruang perawat, tata usaha dll) Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

6. Perawat disini menjelaskan tujuan perawatan pada anda Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

7. Perawat atau kepala ruangan menunjukkan kepada anda tentang perawat yang bertanggung jawab atas diri anda Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

8. Perawat disini memperhatikan keluhan anda Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

9. Perawat disini menanggapi keluhan anda Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 66

10. Perawat memberikan keterangan tentang masalah yang anda hadapi Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

11. Pertawat disini memberikan penjelasan sebelum melakukan tidakan keperawatan kepeda anda Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

12. Perawat meminta persetujuan kepada anda atau keluarga sebelum melakukan tindakan keperawatan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

13. Perawat menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan sebelum melakukan tinndakan keperawatan kepada anda Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

14. Perawat menjelaskan bahaya suatu tindakan pada anda atau keluarga sebelum dilakukan tindakan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

15. Perawat memberikan penjelasan dengan lengkap dan jelas kepada anda Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

16. Perawat disini selalu memantau keadaan anda dan pasien lain secara rutin Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

17. Perawat ikut menjaga kebersihan ruangan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

18. Perawat melakukan tindakan keperawatan dengan terampil dan percaya diri Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

19. Selam melakukan tindakan keperawatan perawat selalu berhati-hati Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

67

20. Setelah melakukan tindakan keperawatan, perawat selalu menilai kembali kondisi anda Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah ANGKET MAKP TIM 1. Ketua tim sebagai perawat profesional mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan? Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

2. Penting komunikasi yang efektif, agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin? Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim? Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

4. Peran kepala ruangan penting dalam model tim? Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

5. Anggota tim bertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan pada pasien? Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

6. Anggota tim bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim? Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

7. Anggota tim memberikan laporan? Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

8. Ketua tim membuat perencanaan? Selalu kadang-kadang

68

Dilakukan

tidak pernah

9. Ketua tim membuat penugasan, supervisi dan evaluasi? Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

10. Ketua tim mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien? Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

ANGKET DOKUMENTASI Berikan tanda cek list ( )pada pernyataan dibawah ini. 1. Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian head to toe. Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 2. Pengkajian dilakukan secara komprehensif. Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 3. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan berisi : Nama, Umur, Jenis kelamin, Tanggal dan Nomer Register klien Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 4. Pada kolom problem ditambahkan data subyektif dan obyektif. Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 5. Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah. Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

6. Pada kolom evaluasi dicatat keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi, jam dan paraf perawat Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

7. Setiap masalah yang di identifikasi di evaluasi minimal tiap 8 jam ( setiap pergantian jaga). Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

8. Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan klien sehingga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga kesehatan. Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

69

9. Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan dicatat dengan lengkap. Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah

10. Format catatan perawatan yang mencakup problem, intervensi dan evaluasi yang telah disusun berdasarkan SAK. Selalu Dilakukan kadang-kadang tidak pernah ANGKET RONDE KEPERAWATAN 1. Apakah di ruanagan ini dilakukan ronde keperawtan? Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

2. Penetapan kasus minimal satu hari sebelum waktu pelaksanaan ronde Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

3. Pemberian informe concent kepada klien atau keluarga Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

4. Perawt primer atau asosiasi menjelaskan keadaan dan data demografi klie Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

5. Perawat primer dan asosiasi menjelaskan masalah keperawatn utama Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

6. Perawat primer menjelaskan intervensi yang akan dilakukan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

7. Perawat primer dan perawat asosiasi menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

8. Ronde keperawan dilakukan sesuai dengan langakah-langkah ronde keperawatan (langkah-langkah ronde keperawatan terlampir) Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

70

9. Dalam pelaksanaan ronde dilakukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ditetapkan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

10. Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah ANGKET DISCHARGE PLANNING

1. Setiap pasien yang mau pulang dilakukan discharge planning Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 2. Setiap pasien yang pulang d berikan healt educatoan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 3. Setiap pasien yang mau pulang di ajarkan cara perawatan mandiri di rumah Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 4. Setiap pasien pulang paksa dilakukan discharge planinning Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 5. Dorongan untuk melakukan discharge planning timbul dari diri anda sendiri Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 6. Kepala ruangan memimpin discherge planning Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 7. Pelaksanaan discharge planning dilakukan di nurse station Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 8. Discharge planning dilakukan setelah pelunasan administrasi Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 9. Discharge planning yang anda lakukan sesuai dengan prosedur, kerana berpengaruh pada asuhan keperawatan Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah 10. Meskipun anda sibuk dengan urusan anda, anda tetap melaksanakan discharge planning Selalu kadang-kadang Dilakukan tidak pernah

71

72

Nama pasien : Umur : Tgl No Nama Obat Dosis

FORMAT SERAH TERIMA OBAT Ruangan : No. Reg : Keterangan Tanda Tangan/nama terang (Diterima/Diserahkan) yang diserahkan

Keterangan

73

KARTU OBAT PASIEN (UNTUK PASIEN)


Nama : No. Tgl Nama obat Minum Suntik Ruang : Jam pemberian TT Keluarga No. Reg : TT Perawat Ket

74

FORMAT KEPALA RUANGAN MAWAR JINGGA B1 Klasifikasi pasien Total care Partial care Minimal care Total Jumlah pasien Pagi x 0,36= x 0,27= x 0,17= ..... Sore x 0,36= x 0,15= x 0,14= ...... Malam x 0,20= x 0,10= ....... x 0,07=......... ......

Total tenaga perawat Dinas pagi : orang Dinas siang : orang Dinas malam : orang Jumlah : orang Jumlah perawat lepas dinas per hari :

FORMAT KEPALA TIM RUANG MAWAR JINGGA B1

75

No

Nama Pasien

Diagnosa Medis

Kondisi Pasien

Perawat Pelaksana (PP)

Perawat pelaksana (PP)

76

77

PENGELOAAN OBAT (SENTRALISASI OBAT) I. Pengertian Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2002). Tujuan pengolaan obat Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi. Hal hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa obat perlu disentralisasi: 1. Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien. 2. Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat standar yang lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektivitas dan keamanan yang sama. 3. Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat hanya untuk mencoba. 4. Menggunakan diperlukan. 5. Memberikan untuk minum. 6. Memesan obat lebih dari pada yang dibutuhkan, sehingga banyak yang tersisa sesudah batas kadaluarsa. 7. Tidak menyediakan lamari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak efektif. 8. Meletakkan obat ditempat yang lembab, terkena cahaya atau panas. 9. Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak pada suatu waktu sehingga dipakai berlebihan atua dicuri (Mc Mahon, 1999). III. Teknik pengelolaan obat (sentralisasi) Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat. 1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepada staaf yang ditunjuk. obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan yang akan membuang atau lupa dosis yang lebih besar daripada yang

II.

78

2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat. 3. Penerimaan obat. 1. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima terima obat. 2. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan sediaan (bila perlu) dalam kartu kontrol, dan diketahui (ditandatangani) oleh karana keluarga atau pasien dalam buku masuk obat, keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana obat tersebut akan habis. Serta penjelasan tentang 5 T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian). 3. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum beserta kartu sediaan obat. 4. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat (Nursalam, 2002). 4. Pembagian a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian obat. b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat dahulu dengan memperhatikan dengan alur terapi yang yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat; dengan terlebih pasien. c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping. Usahakan tempat obat, kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi. Pantau efek samping pada pasien. d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala ruangan atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika dicocokkan diinstruksikan dokter dan kartu obat yang ada pada

79

masih perlu dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab pasien (Nursalam, 2002). 5. Penambahan obat baru a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis dosis atau perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat, b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka dokumentasi hanya masuk obat dan selanjutnya dilakukan pada buku informasikan kepada

keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam, 2002). 6. Obat khusus a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja. b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus obat, dilaksanakan oleh perawt primer. c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga; nama obat; kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah pemberian. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat (Nursalam, 2002). Seorang manajer keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan cara-cara berikut ini: 1. Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai, jelaskan penggunaan dan efek samping, kemudian berikan salinan kepada semua staf. 2. 3. 4. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering Adakan pertemuan staaf untuk membahas penyebab Beritahu kepada semua staf mengenai harga digunakan dan gantungkan di dinding. pemborosan obat, bermacam-macam obat,

80

5.

Aturlah kulliah atau program diskusi dan bahaslah

mengenai satu jenis obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf. 6. Taruhlah satu atau lebih eksemplar buku famakologi sederhana di perpustakaan (Mc Mahonm 1999).

81

Diagram alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam, 2002) DOKTER Pendekatan Perawat PASIEN / KELUARGA Surat persetujuan PASIEN / KELUARGA sentralisasi obat dari perawat Lembar serah terima FARMASI / APOTIK obat Buku serah terima / masuk obat PP / PERAWAT YANG MENERIMA

PENGATURAN DAN PENGELOLAAN OLEH PERAWAT

PASIEN / KELUARGA IV. Menyiapkan Persediaan Obat 1. Memeriksa Ulang atas kebernaran obat dan jenis obat, jumlah teratur obat dan menulis etiket dan bagian alamat pasien dari (Pedoman, 1997). Penyimpanan stok (persediaan) yang dengan baik merupakan penting manajemen obat. Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam kartu persediaan (Mc Mahon, 1999). 2. Sistem kartu persediaan Sebuah kartu persediaan (kartu stok) kadang-kadang digunakan untuk menggantikan buku besar persediaan. Kartu ini berfungsi seperti besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan menambahkan barang yang diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang dikeluarkan. Dalam buku besar persediaan, masing-masing barang ditempatkan pada halaman yang terpisah, tetapi

82

dalam sistem kartu persediaan, masing-masing barang dituliskan dalam kartu yang terpisah. 3. Lemari obat Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta lemari pendingin, periksa persediaan obat, pemisahan antara obat untuuk penggunaan oral (untuk diminum) dan obat luar (Pedoman, 1990). Manajemen rumah sakit perlu dilengkapi dengan manajemen farmasi yang sistematis karena obat sebagai bahan uatama dalam rangka mencapai misi utamanya sebagai Health Provider. Manajemen farmasi rumah sakit adalah seluruh upaya dan kegiatan yang dilaksanakan di bidang farmasi sebagai salah satu penunjang untuk tercapainya tujuan serta sasaran didirikannya suatu rumah sakit.. upaya dan kegiatan ini meliputi : penetapan standar obat, perencanaan pengadaan obat, penyimpanan, pendistribusian / saran / informasi tentang obat. Monitoring efek samping obat. Faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kepada pasien meliputi : pelayanan yang cepat, ramah disertai jaminan tersedianya obat dengan kualitas yang baik (Yogya, 2003). Obat yang baik akan memberi manfaat kepada para pengguna dan juga bermanfaat dalam pengendalian biaya rumah sakit. Persediaan obat, baik dari segi jenis maupun volume, harus selalu mencukupi kebutuhan tanda ada efek samping seperti kadaluarsa dan rusak. Tujuan sistem manajemen obat dalah penggunaan obat yang tepat untuk pasien yang memerlukan pengobatan (Jurnal, 2004). Obat obatan dikeluarkan dari tempat penyimpanan yang terkunci atau dari lemari penyimpanan, oleh orang yang bertugas menangani persediaan obat kepada bagian yang menggunakan obat-obat digunakan secara teratur dan dalam jumlah yang diketahui: hal ini memungkinkan pemantauan (observasi) dan pengawasan penggunaan obat. Kegiatan yang dilakukan dalam mengawasi pengeluaran obat akan memungkinkan perawat mengetahui kapan melakukan pemesanan ulang, mencocokkan pemakaian obat dengan pengobatan pasien, segera sadar akan ketidakcocokan dalam pemberian obat, memeriksa perubahan pemakaian obat (Mc Mahon, 1999).

83

PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO RUANG MAWAR MERAH RSUD SIDOARJO SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis kelamin : Alamat : Untuk : ( ) Diri sendiri ( ) Anak Nama : Umur : Jenis kelamin : Alamat : Ruang : No. Reg :

( ) Istri ( ) Suami ( ) Orang tua ( ) Lainnya

Menyatakan (setuju / tidak setuju*) untuk dilakukan sentralisasi obat, setelah mendapatkan penjelasan tentnag sentralisasi obat, yaitu pengaturan pemakaian obat yang diatur / dikoordinasi oleh perawat seseuai ketentuan dosisi yang diberikan dokter. Sentralisasi dengan prosedur sebagai berikut: - Pasien / keluarga mengisi surat persertujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan sentralisasi obat. - Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat yang bertugas saat itu. - Obat dari apotek diserahkan kepada perawt. - Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah terima dan ditandatangani oleh keluarga / pasien dan perat yang menerima. - Obat akan disimpan di kantor perawatan. - Setiap hari perawt membagi obat sesuai dosis. - Bila pasien pulang dan obat masih ada atau habis sisa obat akan diberikan pada pasien / keluarga. Dengan demikian, menyatakan bertanggung jawab atas penyataan yang dibuat dan tidak akan melakukan tuntukan / gugatan di kemudian hari atas tindakan tersebut. Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya. Sidoarjo, 2009 Perawat Yang Menerangkan, Yang Menyetujui,

(........................................) (........................................) Saksi 1 : ................................ (.............................................) Saksi 2 : ................................ (.............................................) NB : Harap diisi dengan nama jelas dan tanda tangan *) Coret yang tidak perlu 84

LAMPIRAN FORMAT SERAH TERIMA OBAT Nama Pasien Umur Tgl No : : Nama obat Dosis Keterangan (diterima / diserahkan) Ruangan No. Reg Tanda tangan / Nama Terang yang Diserahkan : : Keterangan

85

PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO RUANG MAWAR JINGGA B RSUD SIDOARJO No. Reg : Nama / umur : Kamar : Diagnosa Medik : Tgl MRS : Diagnosa KRS :

DISCHARGE PLANING Diagnosa MRS : Aturan aturan diet :

Obat obatan yang masih diminum dan jumlahnya : Aktivitas dan istirahat : Cara perawatan luka dirumah : Tanggal / tempat kontrol : Yang dibawa pulang (hasil lab, foto, ECG) Dipulangkan dari RSUD Sidoarjo dengan keadaan : Sembuh Pulang paksa Meneruskan dengan obat jalan Lain lain : Sidoarjo, Perawat, 2009

Pasien / keluarga

PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI RUANG MAWAR JINGGA B RSUD SIDOARJO

86

RESUME KEPERAWATAN :

No. Reg : Nama / umur : Kamar : Diagnosa Medik : Tgl MRS :

1. Keadaan penderita ketika pulan atau pindah : Keadaan umum : 0 Suhu : C, Nadi: x/menit, RR: x/menit, / mmHg 2. Masalah selama dirawat Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan perfusi jaringan Anietas aktifitas Nyeri pola tidur Gangguan keseimbangan cairan infeksi Dan elektrolit cedera Perubahan persepsi sensori lain ..... Kerusakan komunikasi verbal Ketidak efektifan bersihan jalan nafas 3. Pengobatan Meneruskan obat : 4. Nama obat & dosis :

TD:

Perubahan Intoleransi Gangguan Resiko Resiko Lain

ya

tidak

5. Perawata luka :

ya

tidak

6. Pendidikan kesehatan Nutrisi : Makanan cair, sedikit tapi sering Aktivitas dan istirahat : Bebas sesuai kemampuan Cara perawatan luka : Lain-lain ... 7. Kontrol ulang (tanggal / tempat) :

87

8. Lain lain .........

88

JADWAL PESAN KHUSUS Hari / Tanggal / Jam Pesan Khusus

Discharge Planing
(Perencanaan Pasien Pulang)

Nama Pasien No. Register Umur Alamat


Saya selaku keluarga pasien menyatakan telah mendapat penyuluhan hal-hal tersebut diatas oleh petugas RSUD SIDOARJO dan Telah mengerti. Pasien

: : : :

Ruangan : Dokter : Tanggal MRS : Diagnosa MRS : Tanggal Kelur : Diagnosa KRS : KERJASAMA STIKES-BINA SEHAT PPNI DAN MAWAR JINGGA B RSUD SIDOARJO

)Perawat

89

Kontrol ulang : Tempat kontrol : Perlu dibawa saat kontrol : Foto Hasil pemeriksaan Jika anda pasien ASKES : Surat rujukan puskesmas Kartu ASKES asli (fototkopy) Jika anda Pasien Maskin (JPS) : Surat Rujukan Puskesmas Kartu ASKES MASKIN asli (fotokopy) KSK (fotokopy) Alur kontrol: Datang ke Ruang Catatan khusus: Hasil Laborat Kartu control

Keluar dari RSUD Sidoarjo Sembuh Diteruskan dengan obat jalan Pindah ke RS lain Pulang paksa Perawatan dirumah Diet : Jumlah : Frekueksi : Aktivitas : Obat-obatan yang masih dipakai Nama Obat Pemberian Dosis Cara

Pemeriksaan yang dibawa pulang Foto ECG Hasil Laborat Kartu kontrol lain-lain

90

91

92

ALUR DISCHARGE PLANNING Pasien MRS Menyambut kedatangan pasien Orientasi ruangan , jenis pasien,peraturan dan dena ruangan Memperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat, dokter dan tenaga kesehatan yang lain Melakukan pengkajian keperawatan

Pasien selama dirawat

Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yang lain Melakukan asuhan keperawatan Penyuluhan kesehatan: penyakit, perawatan, pengobatan, diet, aktivitas, control

Perawat Docter Tim kesehatan lain

Pasien KRS

Perencanaan pulang

Penteyelesaian administrasi

Program HE: Pengobatan/ control Kebutuhan nutrisi Aktivitasdan istirahat Perawatan di rumah Monitoring oleh petugas kesehatan & keluarga

Lain-lain

93

ALUR SUPERVISI

Kepala Bidang Perawatan

Kepala Seksi Perawatan

Kepala Perawat IRNA


Supervisi

Kepala Ruangan Menetapkan Kegiatan dan Tujuan serta instrumen/ alat ukur
Supervisi

PP 1

PP 2

PA Menilai Kinerja Perawat

PA

Kinerja Perawat dan Kualitas Pelayanan Mningkat PEMBINAAN (3f) Penyampaian penilaian (fair). Deef Back. Follow up, Pemecahan masalah dan reward

94

ALUR TIMBANG TERIMA

PASIEN

DIAGNOSA MEDIS MASALAH KOLABORATIF

DIAGNOSA KEPERAWATAN (didukung data)

RENCANA

TELAH DILAKUKAN

BELUM DILAKUKAN

PERKEMBANGAN / KEADAAN PASIEN

MASALAH : 1. 2. 3. 4. TERATASI. BELUM TERATASI. TERATASI SEBAGIAN. MUNCUL MASALAH BARU

95

DIAGRAM RUTE/ALUR PELAKSANAAN SENTRALISASI OBAT DOCTER Pendekatan perawat Surat Persetujuan Sentralisasi Obat dari perawat KLIEN/KELUARGA

FARMASI/APOTEK

KLIEN/KELUARGA

PP/PERAWAT YANG MENERIMA

-Lembar serah terima obat -Buku Serah Terima/ Masuk Obat

PENGATURAN &PENGELOLAAN OLEH PERAWAT

KLIEN/KELUARGA

96

JADWAL DINAS MAHASISWA PROFESI KEPERAWATAN MANAJEMEN STIKES BINA SEHAT PPNI Kab. MOJOKERTO 2009
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nama Amar Akbar Arum Tri Kusuma Chaterina Janes Deddy Kurniawan Dia Metasari Didik Mardianto Dwi Muji Sayogo Eka Dian Safitri Eka Nur Soemah Hernowo Budi S Nur Ittikafiah 5 P P P P P P P P P P P 6 P P P P P P P P P P P 7 P P P P P P P P P P P 8 P P P P P P P P P P P 9 P P P P P P P P P P P 1 0 P P P P P P P P P P P 1 1 P P P P P P P P P P P 1 2 P S L L M P S P P S M 1 3 P P S P L M S S P M M 1 4 M P P S P L M P S M L 1 5 M M P P P P L M S L S 1 6 L M M P P S P L M S P 1 7 S L M M P P S S M P P 1 8 P S L M M P P S L P S Oktober 1 2 9 0 P S S L M M P P S P P S P P S L M M P P L M 2 1 S P P S S L M M P P L 2 2 M P P P S S L M M P P 2 3 M M P P S S S L M M P 2 4 L L M P P P S S L M M 2 5 S S M M P P P S P L M 2 6 P S L M M P P P S S L

Perawat Primer Perawat Asosiet


November 2 7 S P S L M M M P P S P 2 8 P P S S L M M M P P S 2 9 P M P S S L L M P P P 3 0 M M P P S S P L M S P 3 1 M L M P P S P P M P S 1 L P M M P P S P L M S 2 P P L M S P S S P M M 3 P S S L M P P S P L M 4 S S S P M M P P S P L 5 S P P P L M M M S P P 6 P M P S P L M M L S P 7 P M S S P P L L P S S 8 L L P P S S S P S P S 9 P P P P P P P P P P P 1 0 P P P P P P P P P P P 1 1 P P P P P P P P P P P 1 2 P P P P P P P P P P P 1 3 P P P P P P P P P P P 1 4 P P P P P P P P P P P 1 5 L L L L L L L L L L L

KETERANGAN: Kepala Ruangan Ketua Tim

97

JOB DESCRIPTION

KEPALA RUANGAN a. 1. masing. 2. 3. 4. mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan Perencanaan. Menunjukkan ketua TIM akan bertugas di ruangan masing-

transisi dan persiapan pulang, bersama ketua TIM. berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua TIM, mengatur penugasan atau penjadwalan. 5. 6. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan. Mengikuti Visite dokter untukmnegetahui

kondisi,patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. 7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan Membimbing penerapan proses keperawatan dan Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah. Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan Membantu membimbing peserta didik keperawatan.

menilai asuhan keperawatan. yang baru masuk. 8. diri. 9.

98

10. Sakit. b. 1. 2. 3. jelas.

Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan Rumah

Pengorganisasian. Merumuskan metode penugasan yang digunakan . Merumuskan tujuan metode penugasan. Membuat rincian tugas ketua TIM dan anggota TIM secara

4. 5. 6. 7. 8. 9. administrasi pasien. 10. 11. c. 1. TIM. 2. tugas dengan baik. Pengarahan.

Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 3 Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan,

ketua TIM, dan ketua TIM membawahi 2-3 perawat. membuatproses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari,dll. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan. Mengatur dan mengendalikan dituasi tempat praktek. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak ada di Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus Mengatur penugasan jadwal post dan pakarnya. Identifikasi masalah dan penanganannya.

tempat kepada ketua TIM.

Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan

99

3. 4. 5. 6. 7. d. 1. Pengawasan.

Memberi

motifasi

dalam

peningkatan

pengetahuan,

ketrampilan dan sikap. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam Meninggkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain. berhubungan dengan ASKEP pasien.

melaksanakan tugasnya.

Melalui komunikasi.

Mengawasi dan berkomunikasi lansung dengan ketua TIM maupun pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. 2. Melalui Supervisi. Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga. Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua TIM, membacadan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laoran ketua TIM tentang pelaksanaan tugas. ketua TIM. KETUA TIM 1. Membuat perencanaan. 2. Membuat penugasan,supervise, dan evaluasi. 3. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien. Audit keperawatan. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama

100

4. Mengembangkan kemampuan anggota. 5. Menyelenggarakan konfrensi. ANGGOTA TIM 1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung jawabnya. 2. Kerjasama dengan ketua TIM dan antar TIM. 3. Memberikan laporan.

LANGKAH-LANGKAH YANG DIPERLUKAN DALAM RONDE KEPERAWATAN

PP

Tahap Praronde

Penetapan pasien

Proposal

Persiapan pasien : -Inform consent -Hasil Pengkajian/intervensi data Apa yang menjadi masalah Cross cek data yang ada Apa yang menyebabkan masalah tersebut Bagaimana pendekatan(proses, SAK, SOP) Diskusi karu, pp, Validasi analisa Analisa data Aplikasidata perawat conselor dan hasil diskusi 101

Penyajian masalah

MASALAH Tahap ronde TERATASI pada bed pasien

PROGRAM PROFESI S1 KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN URAIAN TUGAS POKOK TIAP SEKSI KELOMPOK PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG MAWAR JINGGA B RSUD SIDOARJO KETUA 1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan keberhasilan praktek klinik manajemen keperawatan. 2. Mengkoordinasikan pelaksanaan program dalam manajemen keperawatan. 3. Mengembangkan hubungan antara organisasi ruangan dan pendidikan. 4. Menentukan berbagai kebijakan strategis dalam organisasi. 5. Memutuskan masalah yang berkaitan dengan organisasi. 6. Memimpin rapat organisasi.

102

7. Menandatangani surat keluar. 8. Mengupayakan penggembalian dana. 9. Memeriksa dan menandatangani buku kas umum. 10. Menyetujui pengeluaran kaaas organisasi. 11. Bertanggung jawab penuh terhadap laporan pelaksanaan kegiatan. SEKRETARIS 1. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan administrasi organisasi ( surat menyurat, dokumentasi kegiatan organisasi, lain-lain). 2. Merencanakan dan menyiapkan acara rapat pengurus. 3. Bertanggung jawab pada semua bentuk pelaporan. 4. Membuat surat untuk kepentingan keluar. 5. Membuka rapat, mendokumentasikan hasil rapat, dan menutup rapat. 6. Membuat laporan kegiatan organisasi. 7. Memantau keadaan ruangan dan memeriksa buku bantu keuangan. BENDAHARA 1. Membukukan dan menyiapkan uang organisasi secara keseluruhan. 2. Bertanggungjawab terhadap pembukuan anggaran belanja organisasi dan mempertanggungjawabkannya kepada ketua. 3. Melaporkan keadaan keuangan organisasi secara berkala. 4. Mengeluarkan keuangan yang telah mendapat persetujuan dari ketua. 5. Membuat laporan keuangan. SIE INVENTARIS 1. Bertanggungjawab terhadap pengadaan kelengkapan berkas-berkas kegiatan. 2. Membantu kelancaran kegiatan. 3. Melakukan koordinasi dengan sie yang lain. SIE DOKUMENTASI 1. Bertanggungjawab terhadap pencatatan dan pengumpulan data yang ada. 2. Mendokumentasikan setiap kegiatan yang di lakukan. 3. Melakukan koordinasi dengan sie yang lain.

103

SIE HUMAS 1. Bertanggungjawab terhadap kelancaran surat menyurat. 2. Bertanggungjawab terhadap kelancaran diskusi, seminar, maupun diseminasi. 3. Melaporkan sosialisasi seluruh program yang telah ditetapkan kepada anggota. 4. Menyebarluaskan seluruh informasi yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan keperawatan. 5. Membantu semua kegiatan yang berhubungan dengan orang lain. SIE PKMRS 1. Membuat SAP sebelum penyuluhan. 2. Memberikan leaflat dan penyuluhan pada pasien yang KRS. 3. Melakukan koordinasi dengan sie yang lain. SIE ASKEP 1. Bertanggungjawab terhadap Asuhan Keperawatan yang di rencanakan. 2. Mengimplementasikan Asuhan Keperawatan yang telah di buat. 3. Melakukan koordinasi dengan sie yang lain.

104

VISI dan MISI Visi : Menjadikan mahasiswa STIKES BINA SEHAT PPNI mampu dalam melaksanakan praktek manageman keperawatan sesuai dengan Model Asuhan Keperawatan Profesional. Misi : Mahasiswa Mampu: 1. Melakukan timbang terima. 2. Melaksanakan ronde keperawatan. 3. Melaksanakan sentralisasi obat 4. Melaksanakan Discharge Planning. 5. Melaksanakan dokumentasi.

MOTTO STIKES Pelan tapi pasti, semangat, berjuang demi keberhasilan..

105

PROGRAM PROFESI S1 KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN JOB DESCRIPTION MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL MAKP TIM RUANG MAWAR JINGGA B RSUD SIDOARJO

KEPALA RUANGAN e. Perencanaan. 1. Menunjukkan ketua TIM akan bertugas di ruangan masingmasing. 2. mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya. 3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan persiapan pulang, bersama ketua TIM. 4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua TIM, mengatur penugasan atau penjadwalan. 5. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.

106

6. Mengikuti Visite dokter untukmnegetahui kondisi,patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. 7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan. Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah. Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk. 8. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri. 9. Membantu membimbing peserta didik keperawatan. 10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan Rumah Sakit. f. 1. 2. 3. jelas. 4. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 3 ketua TIM, dan ketua TIM membawahi 2-3 perawat. 5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuatproses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari,dll. 6. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan. 7. Mengatur dan mengendalikan dituasi tempat praktek. 8. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak ada di tempat kepada ketua TIM. 9. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien. 10. Mengatur penugasan jadwal post dan pakarnya. 11. Identifikasi masalah dan penanganannya. g. Pengarahan. 1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua TIM. 2. Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas dengan baik. 3. Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap. 4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan ASKEP pasien. 5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan. 6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya. Pengorganisasian. Merumuskan metode penugasan yang digunakan . Merumuskan tujuan metode penugasan. Membuat rincian tugas ketua TIM dan anggota TIM secara

107

7. h. Pengawasan.

Meninggkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain.

1. Melalui komunikasi. Mengawasi dan berkomunikasi lansung dengan ketua TIM maupun pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. 2. Melalui Supervisi. Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga. Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua TIM, membacadan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laoran ketua TIM tentang pelaksanaan tugas. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua TIM. Audit keperawatan. KETUA TIM 6. Membuat perencanaan. 7. Membuat penugasan,supervise, dan evaluasi. 8. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien. 9. Mengembangkan kemampuan anggota. 10. Menyelenggarakan konfrensi. ANGGOTA TIM 4. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung jawabnya. 5. Kerjasama dengan ketua TIM dan antar TIM. 6. Memberikan laporan.

108

GANCHART/POA PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS S-1 KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO 2009
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Kegiatan
5 6 OKTOBER Minngu 1 7 8 9 10 11 12 13 Minggu 2 14 15 16 17 1 8 1 9 2 0 21 Minggu 3 22 23 24 25 26 27 28 Minggu 4 29 30 31 1 2 3 4

Minggu 5

Orientasi Pembuatan jadwal klompok Pembuatan organisasi klompok Analisis situasi ruangan Role play desiminasi awal Desiminasi awal MAKP Revisi Uji coba MAKP Pembuatan rencana sistem dok. Aplikasi MPKP 1 Aplikasi MPKP 2 Pelaksanaan timbang terima Pelaksanaan supervisi Pelaksanaan discharge planing Pelaksanaan dokumentsi Pelaksaanaan pengelolaan obat Pelaksanaan ronde kep. Evaluasi Penyusunan laporan untuk desiminasi akhir Desiminasi akhir Revisi Seminar

KETERANGAN :

Tidak dihadiri pembimbing akademik Pelaksanaan MAKP Dihadiri pembimbing klinik,pembimbing akademik dan medik Dihadiri pembimbing akademik Uji coba MAKP

109

110

KETUA AMAR AKBAR

SEKRETARIS EKA DIAN SAFITRI

BENDAHARA DIA METASARI

SIE LOGISTIK NUR ITTIKAFIAH DIDIK MARDIANTO DWI MUJI S

SIE ASKEP CHATERINA J DEDY K ARUM TRI K

SIE PKMRS EKA NUR S HERNOWO BUDI S

Susunan panitia

111

112

JADWAL DINAS MAHASISWA PROFESI KEPERAWATAN MANAJEMEN STIKES BINA SEHAT PPNI Kab. MOJOKERTO 2009
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nama Amar Akbar Arum Tri Kusuma Chaterina Janes Deddy Kurniawan Dia Metasari Didik Mardianto Dwi Muji Sayogo Eka Dian Safitri Eka Nur Soemah Hernowo Budi S Nur Ittikafiah 5 P P P P P P P P P P P 6 P P P P P P P P P P P 7 P P P P P P P P P P P 8 P P P P P P P P P P P 9 P P P P P P P P P P P 1 0 P P P P P P P P P P P 1 1 P P P P P P P P P P P 1 2 P P P P P P P P P P P 1 3 P P P P P P P P P P P 1 4 P P P P P P P P P P P 1 5 M M P P P P L M S L S 1 6 L M M P P S P L M S P 1 7 S L M L P P S S M P P 1 8 P S L M M P P S L P S Oktober 1 2 9 0 P S S L M M P P S M P S P P S L M M P P L M November 2 1 S P P S S L M M P P L 2 2 M P P P S S L M M P P 2 3 M M P P S S S L M P P 2 4 L L M P L P S S L M P 2 5 S S M M P P P S P L M 2 6 P S L M M P P P S S L 2 7 S P S L M M M P P S P 2 8 P P S S L M M M P P S 2 9 P M P S S L L M P P P 3 0 M M P P S S P L M S P 3 1 M L M P P S P P M P S 1 L P M M P P S P L M S 2 P P L M S P S S P M M 3 P S S L M P P S P L M 4 S S S P M M P P S P L 5 S P P P L M M M S P P 6 P M P S P L M M L S P 7 M M S S P P L L P P S 8 L L L P S L S P S P L 9 P P P P P P P P P P P 1 0 P P P P P P P P P P P 1 1 P P P P P P P P P P P 1 2 P P P P P P P P P P P 1 3 P P P P P P P P P P P 1 4 P P P P P P P P P P P 1 5 L L L L L L L L L L L

KETERANGAN: Kepala Ruangan Ketua Tim Perawat Primer Perawat Pelaksana

113

1.TABULASI DOKUMENTASI No Responde n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 0 1 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 0 Pernyataan 5 6 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 7 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 0 2 8 2 2 0 2 2 0 1 2 2 2 2 2 1 9 0 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 10 2 2 2 1 2 0 2 1 2 0 2 0 0 Skor 18 20 16 18 18 11 18 17 19 18 17 14 12 Kriteria B B B B B C B B B B B B C

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Baik : 13 -20 (11 Orang). Selalu :2 Cukup : 6 12 (2 Orang). Kadang-kadang Kurang : 5 (0 Orang). Tidak pernah Prosentase Dokumentasi: Baik : 11/13 x 100% = 84,6% Cukup : 2/13 x 100% = 15,4% Kurang : 0/13 x 100% = 2. DISCARD PLANNIG No Pernyataan Responden 1 2 3 4 5 6 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 0 1 4 1 0 1 2 2 0 5 2 1 2 1 1 1

Keterangan : Baik :B :1 Cukup :0 Kurang

:C :K

7 1 2 0 1 2

8 1 1 1 1 1

9 2 2 2 2 1

10 0 1 1 1 2

Skor 12 18 12 11 14

Kriteria C B C C B 114

6 7 8 9 10 11 12 13

2 1 2 2 1 2 0 2

1 0 2 1 2 1 2 2

1 2 1 2 2 2 2 2

2 2 2 1 0 1 1 0

0 2 1 0 1 1 0 1

2 0 1 1 2 1 1 1

1 2 1 1 1 2 1 2

1 1 2 2 1 0 1 2

1 2 1 2 1 2 1 2

2 1 0 2 1 2 2 2

13 13 13 14 14 13 12 18

B B B B B B C B

Kategori penilaian discharge plainning : Keterangan : Keterangan : Baik : 13 -20 (9 Orang). Selalu :2 Baik :B Cukup : 6 12 (4 Orang). Kadang-kadang :1 Cukup :C Kurang : 5 (0 Orang). Tidak pernah :0 Kurang :K Prosentase discharge plainning: Baik : 9/13 x 100% = 69,23% Cukup : 4/13 x 100% = 30,77% Kurang : 0/13 x 100% = 0% 3. TABULASI RONDE KEPERAWATAN No Pernyataan Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 0 2 0 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 6 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 7 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 8 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 9 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 10 2 2 1 1 1 2 1 1 1 0 11 1 2 1 2 1 0 0 1 1 0 12 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 13 1 1 2 1 2 1 1 2 0 0

Skor 20 18 16 20 14 15 14 15 14 12 9 15 11

Kriteria B B B B B B B B B C C B C 115

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Baik : 13 -20 (10 Orang). Selalu :2 Cukup : 6 12 (3 Orang). Kadang-kadang Kurang : 5 (0 Orang). Tidak pernah Prosentase Dokumentasi: Baik : 10/13 x 100% = 76,92% Cukup : 3/13 x 100% = 23,07% Kurang : 0/13 x 100% = 0% No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 4. TABULASI SUPERVISI Pernyataan 3 4 5 6 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2

Keterangan : Baik :B :1 Cukup :0 Kurang

:C :K

1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2

2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2

7 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2

8 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2

9 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2

10 1 1 1 1 2 2 2 2 1 0 1 2 2

Skor 11 19 10 11 17 15 12 18 16 12 17 18 20

Kriteria C B C C B B C B B C B B B

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Baik : 13 -20 (8 Orang). Selalu :2 Cukup : 6 12 (5 Orang). Kadang-kadang Kurang : 5 (0 Orang). Tidak pernah Prosentase Dokumentasi: Baik : 8/13 x 100% = 61,53% Cukup : 5/13 x 100% = 38,47%

Keterangan : Baik :B :1 Cukup :0 Kurang

:C :K

116

Kurang

: 0/13 x 100% = 0% 5. TABULASI SENTRALISASI OBAT Pernyataan 3 4 5 6 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 0 2 0 2 2 0 0 2 2 0 0 2 1 0 0 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2

No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 0 0 2 0 0 0 0 2 1 2 2 1 1

2 0 0 2 0 0 0 0 2 2 1 2 2 2

7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2

8 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 0

9 2 0 2 2 0 0 2 1 2 2 2 2 2

10 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1

Skor 14 10 20 12 10 10 8 17 18 18 20 17 16

Kriteria B C B C C C C B B B B B B

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Baik : 13 -20 (8 Orang). Selalu :2 Cukup : 6 12 (5 Orang). Kadang-kadang Kurang : 5 (0 Orang). Tidak pernah Prosentase Dokumentasi: Baik : 8/13 x 100% = 61,53% Cukup : 5/13 x 100% = 38,47% Kurang : 0/13 x 100% = 0% 6. TABULASI TIMBANG TERIMA No Resp. 1 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 4 1 1 1 5 1 1 1 6 1 1 1 7 1 1 1 8 1 1 1 9 1 1 1

Keterangan : Baik :B :1 Cukup :0 Kurang

:C :K

PERNYATAAN 10 11 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1

SKORE KRITERIA 13 1 1 1 14 1 1 1 15 1 1 1 16 1 1 1 17 1 1 1 18 1 1 1 19 1 1 1 20 1 1 1 20 20 20 B B B 117

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 O 1 0 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 O 1 1 1 0 1 1 1 1

1 O 1 1 1 1 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

1 O 1 1 1 0 1 1 1 1

1 O 1 1 1 0 1 1 0 1

1 O 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 0 1 1 0 0 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

0 1 0 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 1 1 1 1 1 0 1

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 0 1 0 1 1 1 1

1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

19 12 18 18 20 10 17 19 18 20

B C B B B C B B B B

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Baik : 13 -20 (11 Orang). Dilakukan :1 Cukup : 6 12 (2 Orang). Tidak dilakukan Kurang : 5 (0 Orang). Prosentase Dokumentasi: Baik : 11/13 x 100% = 84,62% Cukup : 2/13 x 100% = 15,38% Kurang : 0/13 x 100% = 0% No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 7. TABULASI MAKP TIM Pernyataan 3 4 5 6 1 1 1 1 2 2 2 2 0 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1

Keterangan : Baik :B :0 Cukup Kurang : K

:C

1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2

2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1

7 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2

8 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1

9 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2

10 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1

Skor 10 18 13 10 19 16 13 19 20 15

Kriteria C B B C B B B B B B 118

11 12 13

2 2 1

2 2 2

2 2 1

1 2 2

2 1 2

2 2 1

1 1 2

2 2 1

2 2 2

2 2 1

18 18 15

B B B

Kategori penilaian dokumentasi: Keterangan : Baik : 13 -20 (11 Orang). Selalu :2 Cukup : 6 12 (2 Orang). Kadang-kadang Kurang : 5 (0 Orang). Tidak pernah Prosentase Dokumentasi: Baik : 11/13 x 100% = 84,62% Cukup : 2/13 x 100% = 15,38% Kurang : 0/13 x 100% = 0%

Keterangan : Baik :B :1 Cukup :0 Kurang

:C :K

1.DOKUMENTASI Kriteria Frekuensi Baik 11 Cukup 2 Kurang 0 Total 13 Sebagian besar responden yaitu 11 responden (84,6%).

prosentase 84,6 15,4 0 100

119

2.DISCARD PLANNIG Kriteria Frekuensi Baik 9 Cukup 4 Kurang 0 Total 13 Sebagian besar responden yaitu 9 responden (69,23%).

prosentase 69,23 30,77 0 100

120

3. RONDE KEPERAWATAN Kriteria Frekuensi Baik 10 Cukup 3 Kurang 0 Total 13 Sebagian besar responden yaitu 10 responden (76,92%). prosentase 76,92 23,07 0 100

121

4.SUPERVISI Kriteria Frekuensi Baik 8 Cukup 5 Kurang 0 Total 13 Sebagian besar responden yaitu 8 responden (61,53%).

prosentase 61,53 38,47 0 100

122

5. SENTRALISASI OBAT Kriteria Frekuensi Baik 8 Cukup 5 Kurang 0 Total 13 Sebagian besar responden yaitu 8 responden (61,53%).

prosentase 61,53 38,47 0 100

123

6. TIMBANG TERIMA Kriteria Frekuensi Baik 11 Cukup 2 Kurang 0 Total 13 Sebagian besar responden yaitu11responden 84,62%).

prosentase 84,62 15,38 0 100

124

7. MAKP Kriteria Frekuensi Baik 11 Cukup 2 Kurang 0 Total 13 Sebagian besar responden yaitu11responden 84,62%). prosentase 84,62 15,38 0 100

125

126

tanggal 22/7 23/7 24/7 25/7 26/7 27/7 28/7 29/7 30/7 31/7

Klasifikaisi Min Part Total

Jml. Klien

Jumlah Kebutuhan Perawat Pagi Sore Malam

7 7 5 4 6 6 6 9 10 8 7 5 10 10 4 6 7 7 7 10 6 11 6 7

5 5 9 9 12 7 7 11 14 10 12 16 7 8 12 5 9 8 8 11 8 10 12 9 7 7 10 6 8 8

6 7 4 5 2 7 7 5 3 4 4 4 5

18 19 18 18 20 20 20 25 27 22 Katim 23 31 22

5 5 5 5 5 7 5 6 7 5 6 7 5

4 4 3 4 3 5 5 5 5 4 4 5 4

2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2
2

Jml. Perawa t 11 11 10 11 10 15 12 14 15 11 12 15 11 12 12 11 11 12 7 16 9

BOR

% 46,15 48,72 46,15 48,72 51,28 64,10 51,28 64,10 69,23 56,41 58,97 66,67 56,41 58,97 53,85 48,72 53,85 51,28 46,15 66,67 43,59

Tahap Pra 1/7


2/8 3/8 4/8

5/8 6/8 7/8 8/8 9/8 10/8 11/8 12/8 13/8 14/8

5 23 6 4 Penetapan Pasien 5 21 6 4 8 19 5 4 5 21 5 4 5 20 5 5 Persiapan Pasien: 3 18 2 3 Informed consent Hasil5 pengkajian / validasi data 26 7 6 3 17 4 3 1 3 3 22 21 18 5 5 5 7 4 3 2 3 3 4 5 5

2 2 2 2 2 3 2

15/8 5 Tahap Pelaksanaan 16/8 di Nurse Station 7 17/8 8 18/8 19/8 20/8 12 10 10

2 14 3 Penyajian16 Masalah 2 4 2 4 6 6 20 22 24 24 5 5 6 6

2 14 56,41 2 11 51,28 2 Apa diagnosa keperawatan ? 10 48,72 Apa data yang mendukung ? 1 Bagaimana intervensi yang 6 35,90 2 sudah dilakukan? 9 41,03 Apa hambatan yang 2 10 51,28 ditemukan? 2 11 57,89 3 3 14 63,15 14 57,89 Validasi 53,86 Data

Rata rata BOR dalam 30 hari

Tahap Pelaksanaan di Kamar Pasien

ALUR RONDE KEPERAWATAN

Diskusi KATIM KATIM, Konselor, KARU

Lanjutan Diskusi di Nurse Station

127 Pasca Ronde Kesimpulan dan Rekomendasi Solusi Masalah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SDR. R DENGAN PO RE OPEN (EXPLORASI LAPARATOMY POST ILEUM PERFORASI + COLOSTOMY ) I. A. Pengkajian

Identitas

128

Nama Umur Alamat

: Sdr. R : 15 Tahun : Taman, Sidoarjo 07 Oktober 2009 : 15 Oktober 2009 Pukul : Pukul : 11.45 12.00 WIB

No. RM : 1263047 Tgl MRS : Tgl Pengkajian WIB Diagnosa Medis : PO Re Open (Explorasi Laparatomy Post Ileum Perforasi + Colostomy hari ke 3) B. 1) Riwayat Keperawatan Keluhan Utama Pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi 2) Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengatakan pada bulan Agustus 2009 kemarin rawat inap selama 1 minggu di Puskesmas Taman Sepanjang Sidoarjo karena iritasi lambung. 2 minggu setelah hari raya, tepatnya tanggal 06 Oktober 2009, pasien mengeluh perutnya nyeri hebat pada malam hari, sesak nafas, keringat dingin dan muntah jika makan dan minum. Keesokharinya, oleh keluarganya pasien dibawa kembali ke Puskesmas Taman dan oleh Puskesmas dirujuk ke RSUD Sidoarjo. Setelah diperiksa di UGD RSUD Sidoarjo, pasien di diagnosa Peritonitis. Dengan persetujuan keluarga, pasien langsung di operasi di ruang Operasi ROI. Pada tanggal 12 oktober 2009, pasien menjalani operasi kedua. Saat ini pasien mengeluh nyeri seperti ditusuk-tusuk pada luka bekas operasi di perut. Pada saat ditanya skala nyeri dengan menggunakan kategori 0-10 (ringan, sedang, berat, dan berat sekali), pasien menjawab skala 5 (kategori sedang). Nyeri semakin bertambah jika dibuat bergerak. Pasien juga mengeluh ada darah yang keluar dari selang yang ada di perut sebelah kanan. Selain itu, pasien mengatakan takut untuk minum susu sesuai dengan intruksi dokter karena risih jika fesesnya keluar terus dari ususnya yang kelihatan diperutnya. Sehingga ibu pasien mengatakan berat badan anaknya turun sejak berada di rumah sakit.

129

3)

Riwayat Penyakit Dahulu Pasien mengatakan menderita penyakit maag sejak 2 bulan yang lalu

4)

Riwayat Penyakit Keluarga Ibu pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama seperti pasien dan juga didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kencing manis, tekanan darah tinggi, yang mungkin dapat memperparah penyakit anaknya. C. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum Kesadaran : Composmentis, GCS: 4-5-6

TTV (Tanda-Tanda Vital) TD Nadi Suhu RR : 110/80 mmHg : 96 X/menit, reguler : 36,8 C : 24 X/menit

Tinggi Badan : 160 cm Berat Badan LILA : 37 kg :

Pemeriksaan B1 B6 1) B1 (Breathing) Inspeksi : Bentuk hidung simetris kanan-kiri, terpasang NGT, bentuk dada simetris kanan-kiri, RR 24X/menit, hidung bersih tidak terdapat sekret, pergerakan dinding dada kanan- kiri simetris, tidak terdapat penggunaan alat bantu nafas (cuping hidung, tarikan intercostae). Palpasi Perkusi : Pengembangan dada kanan kiri simetris, vocal fremitus teraba sama kuat kanan-kiri : tambahan seperti ronkhi dan whezing 2) B2 (Blood) Auskultasi: Suara nafas vesikuler, tidak terdengar suara nafas

130

Inspeksi : Ictus cordis terlihat di IC 5 midclavicula, Klien terpasang drain post operasi laparotomy + 100cc warna merah segar. Palpasi Perkusi : Akral lembab dan pucat, frekuensi nadi 96x/menit teratur kuat, CRT >3 detik, ictus cordis teraba : pekak........ terdengar murmur 3) B3 (Brain) Kesadaran composmentis, GCS 4-5-6, pupil mata isokor, wajah klien terlihat menyeringai kesakitan bila bergerak. 4) B4 (Bladder) Inspeksi : Terpasang dower cateter, UP sisa dari OK 200cc, warna kuning jernih, tidak terdapat endapan dan bau khas amoniak. Palpasi bladder, 5) B5 (Bowell) Inspeksi : Mukosa bibir kering, tidak ada distensi abdomen, luka jahitan laparatomy di perut 20 cm, terdapat colostomy, terdapat drain laparatomy, klien hanya makan 2-3 sendok pada tiap porsi makan yang diberikan dengan jenis diit LPP Palpasi 6) B6 (Bone) : Tidak ada massa abdomen, Auskultasi: Bising Usus (+) : Tidak ada distensi bladder, tidak terdapat nyeri Auskultasi: suara jantung normal S1-S2 bunyi tunggal, tidak

D.

Pemeriksaan Penunjang Laboratorium 1) Tanggal 09-10-2009 Pemeriksaan GDA Hasil 96 Nilai Normal < 140mg/dl

131

2) Tanggal 10-10-2009 Pemeriksaan LYM RBC HGB HCT MCHC RDW LED GDA Albumin Natrium Kalium Khlorida 3) Tanggal 13-10-2009 Pemeriksaan GDA Albumin BUN Kreatinin Bilirubin Direc Bilirubin total SGOT SGPT Natrium Kalium Khlorida WBC SRAN RBC MGB HCT RDW 4) Tanggal 15-10-2009 Pemeriksaan Albumin Terapi medikamentosa 1) Merotum 2x1 gr (IV) 2) Cefotaxime 3x1 gr (IV) 3) Alinamin F 3x1 ampul (drip) 4) Vitamin C 3x1 ampul (IV) Hasil 2,2 Nilai Normal 3,6-5,2 gr/dl hasil 108 1,9 30,6 0,9 0,40 0,98 15 21 144 4,2 118 11,1 9,3 3,92 11,9 33,9 17 Nilai normal < 140 mg/dl 3,6-5,2 gr/dl 10-25 mg/dl 0,8-1,5 mg/dl 0,21-0,52 mgr/dl 0,36-0,96 mgr/dl L: ,37 u/1 P: ,31 u/1 L: ,40 u/1 P: ,31 u/1 135-143 Meq/1 3,5-5,5 Meq/1 93-100 Meq/1 4,1-10,9 K/uL 2,0-7,8 37-92 %G 4,20-6,30 M/uL 12-18 g/dL 37-51 % 11,5-14,5 % hasil 0,5 2,53 7,8 21,6 36,1 15,7 110-130 107 2,2 137 3,0 101 Nilai normal 0,6-4,1 10-58,5%L 4,20-6,30M/uL 12-18g/dL 37-51% 31-36g/dL 11,5-14,5% 0-20mm/jam < 140 mg/dl 3,6-5,2 gr/dl 135-143 Meq/1 3,5-5,5 Meq/1 93-100 Meq/1

132

5) Antrain 3x1 ampul (IV) 6) Cernavit 1x1 (drip) 7) Infus Triofusin 500 1000 cc Aminol 500 cc RD5 500 cc 8) Diit LPP E. Analisa Data No 1. Data DS : Pasien mengatakan Etiologi Masalah

II. III.

Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan

PROPOSAL KEGIATAN
PENYELANGGARAAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG MAWAR JINGGA B1 RSUD SIDOARJO 1.1. Pendahuluan. Pelayanan keperawatan pada klien secara profesional dapat membantu klien dalam mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi klien. Salah satu bentuk pelayanan keperawatan yang profesional tersebut dengan memperhatikan seluruh keluhan yang dirasakan klien kemudian mendiskusikannya dengan tim keperawatan untuk merencanakan pemecahan masalahnya. Selain itu, dalam pemberian asuhan keperawatan profesional sebagai perawat kita harus memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif. Meskipun sudah diberikan asuhan keperawatan secara baik dan benar terkadang pasien memiliki masalah keperawatan yang perlu penatalaksanaan secara multidisiplin yang melibatkan banyak pihak. Diharapkan dari penatalaksanaan ini pencapaian dalam pemberian asuhan keperawatan secara komprehensif dapat dicapai. Salah satu komponen MAKP

133

yang dilakukan untuk pencarian solusi dari permasalahan pasien adalah ronde keperawatan Pelayanan keperawatan yang perlu dikembangkan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan ronde keperawatan. Dimana ronde keperawatan merupakan sarana bagi perawat baik perawat primer maupun perawat assosiate untuk membahas masalah keperawatan yang terjadi pada klien yang melibatkan klien dan seluruh tim keperawatan termasuk konsultan keperawatan. Salah satu tujuan dari kegiatan ronde keperawatan adalah meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan. Adapun kriteria klien yang dilakukan ronde adalah klien yang mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan dan pasien dengan kasus baru atau langka. 1.2. Pengertian Ronde keperawatan adalah suatu bagian kegiatan asuhan keperawatan dengan membahas kasus tertentu dengan harapan adanya transfer pengetahuan dan aplikasi pengetahuan secara teoritis kedalam praktek keperawatan secara langsung yang dilakukan oleh perawat konselor, kepala ruangan, MA, kabid keperawatan dengan melibatkan seluruh tim keperawatan. Karakteristik : Pasien dilibatkan secara langsung Pasien merupakan fokus kegiatan. PA, PP dan konselor melakukan diskusi Konselor memfasilitasi kreatifitas Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalam

meningkatkan kemampuan mengatasi masalah. 1.3. Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum : Setelah dilakukan ronde keperawatan masalah keperawatan yang dialami klien dapat diatasi. 1.3.2 Tujuan Khusus : Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu : 1. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistimatis dalam pemecahan masalah keperawatan klien 2. 3. 4. keperawatan. 5. 6. 7. Meningkatkan kemampuan justifikasi. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah Meningkatkan kemampuan validitas data pasien. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan klien

asuhan keperawatan

134

8. 1.4. Manfaat

Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh.

1.4.1 Bagi Pasien : 1) Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa penyembuhan. 2) Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien 3) Memenuhi kebutuhan pasien 1.4.2 Bagi Perawat : 1) Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor perawat. 2) Menjalin kerjasama tim 3) Menciptakan komunitas keperawatan profesional. 1.4.3 Bagi rumah sakit : Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit. 1.5. Pengorganisasian Kepala Ruangan : Hernowo Budi Setiawan, S.Kep Kepala Tim Pagi: Dia Metasari, S.Kep Kepala Tim Siang :Eka Dian Safitri, S.Kep Kepala Tim Malam : Didik Mardianto, S.Kep Tim Gizi : Nur Ittikafiah, S.Kep PA Pagi : Amar Akbar, S.Kep Eka Nur, S.Kep

135

ALUR RONDE KEPERAWATAN Tahap Pra Katim

Penetapan Pasien

Persiapan Pasien: Informed consent Hasil pengkajian / validasi data

Tahap Pelaksanaan di Nurse Station

Penyajian Masalah

Apa diagnosa keperawatan ? Apa data yang mendukung ? Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? Apa hambatan yang ditemukan?

Validasi Data

Tahap Pelaksanaan di Kamar Pasien 1.6. Pelaksanaan : Hari / tanggal Tempat 1.7. Metode : Pasca Ronde Diskusi Demonstrasi : Kamis, 29 Oktober 2009 : Ruang Observasi Mawar Jingga B1

Diskusi KATIM KATIM, Konselor, KARU

Lanjutan Diskusi di Nurse Station

II. Materi : Pengertian ronde keperawatan Karakteristik Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan

Kesimpulan dan Rekomendasi Solusi Masalah

136

III.

Peran masing-masing perawat (terlampir) Peserta :

Peserta ronde keperawatan meliputi : Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan yang ditunjuk sebagai kepala ruangan. Perawat primer Perawat assosiate Pembimbing pendidikan Pembimbing lapangan Kepala ruangan Wakil kepala ruangan Perawat pelaksana Mahasiswa praktik lainnya (D 3 dan D. IV)

IV. Alat Bantu : Ruang perawatan sebagai sarana diskusi Status klien Alat bantu demonstrasi

V. Langkah-lankah kegiatan Ronde keperawatan : 1. Pra ronde 2. Ronde Diskusi Demonstrasi Evaluasi pelaksanaan ronde Revisi dan perbaikan Menentukan kasus dan topik Menetukan tim ronde Membuat imformed konsent Membuat pre planing Diskusi Mencari sumber atau literatur

3. Pasca ronde -

VI. Evaluasi : Persiapan ronde keperawatan

137

VII.

Pelaksanaan ronde keperawatan Peran masing-masing tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan tingkat kepuasan klien. Peran masing-masing tim : Menjelaskan keadaan dan data demografi pasien Menjelaskan masalah keperawatan utama Menjelaskan intervensi yang dilakukan. Menjelasakan hasil yang didapat Menentukan tindakan selanjutnya Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil. Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.

1. Peran PA dan PP -

2. Peran Perawat konselor : Memberikan justifikasi Memberikan reinforcement Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional tindakan. Mengarahkan dan koreksi Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.

Kepala Ruangan

Surabaya, 4 November 2002 Perawat primer

Ridawati Sulaeman

Siswanto

138

RENCANA APLIKASI RONDE KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CARDIOMYOPATI DI RUANG KARDIOLOGI KELAS II WANITA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Topik : Askpe klien dengan Cardiomyopati. Sasaran : Ny. S / tahun Peserta : PP, PA, PP lain, Mahasiswa D 3 Keperawatan dan Ners, Perawat ruangan Waktu : 60 menit I. Tujuan Tujuan Umum Menyelesaikan masalah-masalah keperawatan klien yang belum teratasi. Tujuan Khusus 1. 2. 3. 4. 5. Tim keperawatan mampu menggali masalah-masalah klien yang Mampu Mampu mengemukakan merumuskan alasan ilmiah terhadap masalah tepat belum teratasi keperawatan klien intervensi keperawatan yang mengenai masalah klien Mampu mendesiminasikan tindakan yang tepat sesuai dengan Mampu mengadakan justifikasi terhadap rencana dan tindakan masalah klien keperawatan yang dilakukan. II. Sasaran Ny. S umur III. Materi IV. Konsep dasar Cardiomyopati. Askep klien dengan Cardiomyopati. (terlampir). tahun, pendidikan , pekerjaan : Ibu rumah tangga

Pelaksanaan Hari / tanggal : Selasa, 5 November 2002 Tempat : Ruang Kardiologi kelas II Wanita RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Metode : Diskusi 139

V.

VI.

Media Makalah Sarana diskusi Materi yang disampaikan secara lisan

VII.

Tim Ronde Kepala Ruangan : Ridawati Sulaeman PP PA Notulen : Siswanto, David A Mandala : Rahayu Budi Utami, Subhan : R. Khoiriyatul

VIII.

Proses Ronde Keperawatan a. 1. 2. 3. 4. 5. b. 1. 2. c. 1. 2. Pasca Ronde Evaluasi pelaksanaan ronde Revisi dan perbaikan Ronde Diskusi Pemberian pendidikan kesehatan. Pra ronde Menentukan kasus dan topik Menentukan tim ronde Membuat inform consent Mencari literatur Diskusi

140

IX.

Mekanisme Kegiatan No Waktu 1 5 menit Kagiatan Pembukaan : Memberi salam 2 10 menit tujuan keperawatan Penyajian masalah : Menyampaikan masalah 3 10 menit yang sudah Perawat masalah Assosiate belum yang Keluarga mencoba apa yang sudah diajarkan terselesaikan Menentukan yang terselesaikan Implimentasi sudah dilaksanakan. 4 5 20 menit 5 menit Mengajarkan kepada keluarga pasien tentang penghitungan in take dan out put cairan Memberitahu pasien dan keluarga untuk membatasi makanan yang mengandung natrium Diskusi dan tanya jawab Penutup Ucapan terima kasih Memberi salam Perawat konsuler Ka. Ruangan Bertanya Mendengarkan dan menjawab salam Menyampaikan ronde Perawat Primer Pasien & keluarga memperhatikan Pemeran Ka. Ruangan Pasien Mendengarkan

X.

Evaluasi Bagaimana koordinasi persiapan dan pelaksanaan ronde keperawatan Bagaimana peran PP-PA saat ronde keperawatan Membuat umpan balik yang sudah dikerjakan

141

PROPOSAL KEGIATAN PENYELANGGARAAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG MAWAR JINGGA B1 RSUD SIDOARJO
1.8. Pendahuluan. Pelayanan keperawatan pada klien secara profesional dapat membantu klien dalam mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi klien. Salah satu bentuk pelayanan keperawatan yang profesional tersebut dengan memperhatikan seluruh keluhan yang dirasakan klien kemudian mendiskusikannya dengan tim keperawatan untuk merencanakan pemecahan masalahnya. Selain itu, dalam pemberian asuhan keperawatan profesional sebagai perawat kita harus memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif. Meskipun sudah diberikan asuhan keperawatan secara baik dan benar terkadang pasien memiliki masalah keperawatan yang perlu penatalaksanaan secara multidisiplin yang melibatkan banyak pihak. Diharapkan dari penatalaksanaan ini pencapaian dalam pemberian asuhan keperawatan secara komprehensif dapat dicapai. Salah satu komponen MAKP yang dilakukan untuk pencarian solusi dari permasalahan pasien adalah ronde keperawatan Pelayanan keperawatan yang perlu dikembangkan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan ronde keperawatan. Dimana ronde keperawatan merupakan sarana bagi perawat baik perawat primer maupun perawat assosiate untuk membahas masalah keperawatan yang terjadi pada klien yang melibatkan klien dan seluruh tim keperawatan termasuk konsultan keperawatan. Salah satu tujuan dari kegiatan ronde keperawatan adalah meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan. Adapun kriteria klien yang dilakukan ronde adalah klien yang mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan dan pasien dengan kasus baru atau langka. 1.9. Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum : Setelah dilakukan ronde keperawatan masalah keperawatan yang dialami klien dapat diatasi. 1.3.2 Tujuan Khusus : Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu : 1. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistimatis dalam pemecahan masalah keperawatan klien 2. 3. 4. keperawatan. 5. Meningkatkan kemampuan justifikasi. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah Meningkatkan kemampuan validitas data pasien. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan klien

142

6. 7. 8. 1.10. Manfaat

Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana

asuhan keperawatan Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh.

1.4.1 Bagi Pasien : 4) Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa penyembuhan. 5) Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien 6) Memenuhi kebutuhan pasien 1.4.2 Bagi Perawat : 4) Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor perawat. 5) Menjalin kerjasama tim 6) Menciptakan komunitas keperawatan profesional. 1.4.3 Bagi rumah sakit : Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit. 1.11. Pelaksanaan Hari / tanggal Tempat 1.12. Metode 1.13. Materi 1.14. Peserta 1. Kepala ruangan Peserta ronde keperawatan meliputi Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan yang ditunjuk sebagai : Pengertian ronde keperawatan Karakteristik Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan Peran masing-masing perawat (terlampir) Diskusi Demonstrasi : Kamis, 29 Oktober 2009 : Ruang Observasi Mawar Jingga B1

143

Kepala Tim pagi Kepala Tim siang Kepala Tim malal Tim Gizi (Role Play) Perawat Pelaksana

2. Pembimbing pendidikan 3. Pembimbing lapangan 1.15. Alat Bantu Ruang perawatan sebagai sarana diskusi Status klien Alat bantu demonstrasi Persiapan ronde keperawatan Pelaksanaan ronde keperawatan Peran masing-masing tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan

1.16. Evaluasi :

1.17. Pengorganisasian Kepala Ruangan : Hernowo Budi Setiawan, S.Kep Kepala Tim Pagi: Dia Metasari, S.Kep Kepala Tim Siang :Eka Dian Safitri, S.Kep Kepala Tim Malam : Amar Akbar, S.Kep Tim Gizi : Nur Ittikafiah, S.Kep PA Pagi : Didik Mardianto, S.Kep Deddy K, S.Kep

144

KONSEP DASAR RONDE KEPERAWATAN VIII. Langkah-lankah kegiatan Ronde keperawatan : Menentukan kasus dan topik Menetukan tim ronde Membuat imformed konsent Membuat pre planing Diskusi Mencari sumber atau literatur Diskusi Demonstrasi Evaluasi pelaksanaan ronde Revisi dan perbaikan

4. Pra ronde 5. Ronde -

6. Pasca ronde -

IX. Evaluasi : Persiapan ronde keperawatan Pelaksanaan ronde keperawatan Peran masing-masing tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan tingkat kepuasan klien.

X. Peran masing-masing tim : 3. Peran PA dan PP Menjelaskan keadaan dan data demografi pasien Menjelaskan masalah keperawatan utama Menjelaskan intervensi yang dilakukan. Menjelasakan hasil yang didapat Menentukan tindakan selanjutnya Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil. Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.

4. Peran Perawat konselor : Memberikan justifikasi

145

Memberikan reinforcement Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional tindakan. Mengarahkan dan koreksi Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.

Kepala Ruangan

Surabaya, 4 November 2002 Perawat primer

Ridawati Sulaeman

Siswanto

146

RENCANA APLIKASI RONDE KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CARDIOMYOPATI DI RUANG KARDIOLOGI KELAS II WANITA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Topik : Askpe klien dengan Cardiomyopati. Sasaran : Ny. S / tahun Peserta : PP, PA, PP lain, Mahasiswa D 3 Keperawatan dan Ners, Perawat ruangan Waktu : 60 menit XI. Tujuan Tujuan Umum Menyelesaikan masalah-masalah keperawatan klien yang belum teratasi. Tujuan Khusus 1. 2. 3. 4. 5. Tim keperawatan mampu menggali masalah-masalah klien yang Mampu Mampu mengemukakan merumuskan alasan ilmiah terhadap masalah tepat belum teratasi keperawatan klien intervensi keperawatan yang mengenai masalah klien Mampu mendesiminasikan tindakan yang tepat sesuai dengan Mampu mengadakan justifikasi terhadap rencana dan tindakan masalah klien keperawatan yang dilakukan. XII. Sasaran Ny. S umur XIII. Materi Konsep dasar Cardiomyopati. Askep klien dengan Cardiomyopati. (terlampir). tahun, pendidikan , pekerjaan : Ibu rumah tangga

XIV. Pelaksanaan Hari / tanggal : Selasa, 5 November 2002 Tempat : Ruang Kardiologi kelas II Wanita RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Metode : Diskusi 147

XV.

XVI. Media Makalah Sarana diskusi Materi yang disampaikan secara lisan

XVII. Tim Ronde Kepala Ruangan : Ridawati Sulaeman PP PA Notulen : Siswanto, David A Mandala : Rahayu Budi Utami, Subhan : R. Khoiriyatul

XVIII. Proses Ronde Keperawatan a. 1. 2. 3. 4. 5. b. 1. 2. c. 1. 2. Pasca Ronde Evaluasi pelaksanaan ronde Revisi dan perbaikan Ronde Diskusi Pemberian pendidikan kesehatan. Pra ronde Menentukan kasus dan topik Menentukan tim ronde Membuat inform consent Mencari literatur Diskusi

148

XIX. Mekanisme Kegiatan No Waktu 1 5 menit Kagiatan Pembukaan : Memberi salam 2 10 menit tujuan keperawatan Penyajian masalah : Menyampaikan masalah 3 10 menit yang sudah Perawat masalah Assosiate belum yang Keluarga mencoba apa yang sudah diajarkan terselesaikan Menentukan yang terselesaikan Implimentasi sudah dilaksanakan. 4 5 20 menit 5 menit Mengajarkan kepada keluarga pasien tentang penghitungan in take dan out put cairan Memberitahu pasien dan keluarga untuk membatasi makanan yang mengandung natrium Diskusi dan tanya jawab Penutup Ucapan terima kasih XX. Evaluasi Bagaimana koordinasi persiapan dan pelaksanaan ronde keperawatan Bagaimana peran PP-PA saat ronde keperawatan Membuat umpan balik yang sudah dikerjakan Memberi salam Perawat konsuler Ka. Ruangan Bertanya Mendengarkan dan menjawab salam Menyampaikan ronde Perawat Primer Pasien & keluarga memperhatikan Pemeran Ka. Ruangan Pasien Mendengarkan

149

PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN


PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG OBSERVASI MAWAR JINGGA B1 RSUD SIDOARJO

Disusun oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. AMAR AKBAR, S.Kep CHATERINA JANES, S.Kep DEDDI KURNIAWAN, S.Kep DIA METASARI, S.Kep DIDIK MARDIYANTO, S,Kep DWI MUJI SAYOGO EKA DIAN SAFITRI, S.Kep. EKA NUR SOEMAH, S.Kep HERNOWO BUDI, S.Kep NUR ITTIKAFIAH, S.Kep (200511003) (200511007) (2005110011) (200511012) (2005110) (2005110) (2005110) (200511021) (200511022) (2005110) (2005110) ARUM TRI KUSUMA, S.Kep

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

150

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI KAB MOJOKERTO 2009

Konsep Dasar Ronde Keperawatan

A.

Definisi Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu yang harus dilakukan oleh ketua tim dan atau konselor, kepala ruangan, perawat Asocciate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam,2002).

B.

Karakteritis 1. Pasien dilibatkan secara langsung 2. Pasien merupakan Fokus kegiatan 3. PA,KATIM, KARU dan seluruh anggota tim kesehatan lain melakukan diskusi bersama 4. Konselor mempasilitasi kreativitas 5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, dan KATIM dalam meningkatkan kemampuan dalam melakukan kemampuan mengatasi masalah.

C.

Kriteria klien 1. Penyakit kronis 2. Penyakit dengan komplikasi 3. Penyakit akut 4. Masalah keperawatan belum teratasi

D.

Tujuan 1. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah. 2. Meningkatkan validitas data klien. 3. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan. 4. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai dengan masalah klien. 5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.

151

E.

Peran 1. Katim dan perawat associate menjelaskan keadaan diagnosis medis dan data umum penderita, menjelaskan masalah keperawatan penderita, menjelaskan intervensi yang belum dan akan dilaksanakan, menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil. 2. Katim dan konselor memberikan justifikasi dan reinforcement, menilai kebenaran dari suatu masalah intervensi keperwatan serta tindakan yang rasional, mengarahkan dan koreksi, mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari. Tahap Pra Katim

Penetapan Pasien

Persiapan Pasien: Informed consent Hasil pengkajian / validasi data

Tahap Pelaksanaan di Nurse Station

Penyajian Masalah

Apa diagnosa keperawatan ? Apa data yang mendukung ? Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? Apa hambatan yang ditemukan?

Gambar 3.3 : Alur ronde keperawatam Validasi Data

Tahap Pelaksanaan di Kamar Pasien

Diskusi KATIM KATIM, Konselor, KARU

Lanjutan Diskusi di Nurse Station

Pasca Ronde

152 Kesimpulan dan Rekomendasi Solusi Masalah

F.

Langkah-Langkah Ronde Keperawatan a. Persiapaan ronde keperawatan 1. Penetapan kasus, minimal satu hari sebelum waktu pelaksanaan ronde. 2. Pemberian informed concent pada penderita / keluarga. b. Pelaksanaan 1. Penjelasan tentang penderita oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana kegiatan yang akan dan atau telah dilaksankaan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan. 2. Diskusi antar anggota tim kasus tersebut. 3. Pemberian justifikasi oleh katim atau kepala ruangan tentang masalah penderita serta rencana kegiatan yang akan dilakukan. 4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan akan ditetapkan. c. Pasca ronde Mendiskusikan hasil temuan pada penderita tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan

153

Persiapan Pelaksanaan Ronde Keperawatan Penanggung jawab Pembimbing klinik Pembimbing akademik Tujuan : Dia Metasari, S.Kep. Didik Mardiyanto, S.Kep. : Puji Andayani, SKM. S.Kep,Ns. : Dwi Basuki, S.Kep,Ns. Ifa Roifah, S.Kep,Ns. : Diharapkan setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan oleh mahasiswa STIKES Bina Seat PPNI Mojokerto, ruang observasi mawar jingga B1 mampu menerapkan prosedur ronde keperawatan secara optimal. Waktu pelaksanaan Pengorganisasian Peran Kepala ruangan Katim Pagi Perawat pelaksana Katim Siang Katim Malam Rencana strategis : 1. Menentukan penderita yang akan dijadikan subyek ronde keperawatan 2. Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan. 3. Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan. 4. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan, termasuk menghubungi pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan ronde keperawatan. 154 : Chaterina Janes, S.Kep. : Dia Metasari, S.Kep. : Didik Mardiyanto, S.Kep. Deddy Kurniawan, S. Kep. : Eka Dian Safitri, S. Kep. : Nur Ittikafiah, S. Kep. : Kamus, 29 Okteber 2009

5. Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan dan staf keperawatan. 6. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan ronde keperawatan. Kriteria hasil: 1. Struktur : Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan. Menetapkan kasus yang akan di rondekan.

- Persiapan perlengkapan ronde keperawatan (klien yang akan dirondekan, informed concent, menghubungi konsultan, dll). 2. Proses - Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama Kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana. - Penjelasan tentang klien oleh ketua tim dalam hal ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan intervensi yang telah dilaksanakan tetapi belum mampu mengatasi masalah pasien - Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut. - Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang mampu mengatasi masalah klien tersebut. 3. Hasil - Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah pasien - Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindak lanjuti dan dilaksanakan. Perawat dapat : Menumbuhkan cara berfikir yang kritis. - Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah klien. Meningkatkan cara berfikir yang sistematis. Meningkatkan kemampuan validitas data klien. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan, Meningkatkan kemampuan justifikasi. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan. Pembagian peran : Karu, Katim, PA.

155

Kegiatan ronde keperawatan diikuti oleh pembimbing klinik dan akademik, konselor (perawat dan ahli gizi), ketua tim dan Perawat pelaksana. Setelah dilakukan validasi data ke pasien, pada tahap ronde dilanjutkan dengan diskusi antara tim untuk membahas masalah yang terjadi pada pasien. Dan dapat disimpulkan intervensi unutuk mengatasi masalah pasien adalah dengan meningkatkan nutrisi pasien, dan peningkatan tehnik aseptik dan septik dalam setiap tindakan. 1. Hambatan Hambatan yang terjadi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut: 1. 2. Kurangnya penguasaan materi tentang kasus yang akan dilakukan ronde keperawatan. pasien yang di lakukan ronde keperawatan telah direncanakan pulang dari rumah sakit. 2. Dukungan Kegiatan ronde keperawatan memperoleh dukungan dari kepala ruangan Mawar Jingga B1 dan disambut baik oleh Tim kesehatan lain seperti ahli gizi.

156

praktIk PROFESI manajemen keperawaTAN program studi S1 KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI di ruang OBSERVASI MAWAR JINGGA B RSUD SIDOARJO

No. Hal Lampiran Kepada :.

: 002/KEL BI-2/STIKES PPNI/2009 : Undangan :-

Yth. Bapak/Ibu/Saudara.......... Di Tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan pelaksanaan praktik profesi Manajemen Keperawatan Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES BINA SEHAT PPNI Kab. MOJOKERTO, maka dengan ini kami mohon kehadiran Bapak/Ibu pada :

157

Hari/tanggal Pukul Tempat Acara ucapkan terima kasih.

: Kamis / 29 Oktober 2009 : 09.00 WIB : Ruang Observasi Mawar Jingga B RSUD Sidoarjo. : Sosialisasi Ronde Keperawatan

Demikian undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami

Sidoarjo, 28 Oktober 2009 Ketua Sekretaris

Amar Akbar, S.Kep NIM : 200511003

Eka Dian Safitri, S.Kep NIM : 200511021 Mengetahui, Kepala Ruang Mawar Jingga B RSUD Sidoarjo

Puji Andayani, S.KM,S.Kep.Ns NIP : 19650422 198501 2 002 DAFTAR HADIR PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI Hari / tanggal : Kamis, 29 Oktober 2009

NO 1. 2. 3. 4. 5.

NAMA

TANDA TANGAN

158

6. 7. 8. 9. 1 0. 1 1. 1 2. 1 3. 1 4. 1 5. 1 6. 1 7. 1 8.

159

1 9. 2 0.

STRATEGI PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN 1. PRE KONFERENS Job Discription Kepala ruangan Katim : Membuka dan fasilitator : - Menjelaskan ronde keperawatan - Menjelaskan data. - Intervensi yang sudah dilakukan. - Validasi data. Pasien NURSE STATION Kepala ruangan : Assalamualaikum, sebelum kita melakukan ronde keperawatan marilah kita ucapkan puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT. Karena dengan karuniaNYA kita dapat berkumpul disini. Pada pagi hari ini akan dilakukan ronde keperawatan pada pasien An. R dengan diagnosa medis POST LAPARATOMI DAN COLOSTOMI. Kepada katim dipersilahkan menjelaskan kondisi pasien. Katim Pagi : Assalamualaikum. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menjelaskan kondisi An. R. Kondisi An. R saat ini post op laparatomi dan colostomi, pasien mengatakan masih terasa nyeri pada luka bekas operasi. Demikian yag dapat saya sampaikan tentang kondisi An. R : An. R

160

Kepala ruangan : Terima kasih untuk katim pagi yang telah menyampaikan kondisi dari An. R, mungkin ada yang menambahkan dari tim lain untuk validasi data. Kalau tidak ada yang menambahkan mari kita langsung saja ke pasien. 2. KONFERENS Kepala ruangan : Assalamualaikum... Bagaimana keadaan Romi pagi ini? Apakah masih terasa nyeri pada luka bekas operasi nya?. Sesuai dengan janji yang kita sepakati kemarin, bahwa hari ini akan dilakukan ronde keperawatan. Tujuan ronde keperawatan ini adalah menyelesaikan masalah kesehatan Romi yang belum terselesaikan. Perkenalkan kepada katim pagi yaitu ada perawat Meta dengan perawat pelaksana mas Didik dan Mas Dedy, katim siang yaitu perawat Dian, katim malam ada perawat Nur, tim gizi mbak dewi. Katim pagi : Bapak, Ibu.. dari tim kami akan melakukan ronde keperawatan. Ronde keperawata itu sendiri adalah menyelesaikan masalah yang dialami oleh pasien yang belum terselesaikan saat ini. Apa yang jadi keluhan romi saat ini? Px danromi keluarga : Nyeri pada luka bekas operasi (wajah menyeringai kesakitan sambil memegang luka post op). Kenapa luka bekas opersinya tidak kering-kering ya.. mbak?. Katim pagi : Iya Bu, masalah tersebut merupakan masalah yang muncul pada Romi. Luaka bekas operasi pada Pasien : Ko bisa.. kenapa?. Katim pagi : Kondisi ini memang mudah terjadi pada pasien-pasien yang setelah operasi seperti Romi ini, hal ini bisa disebabkan nutrisi atau makanan yang masuk kurang, kurang minum, kebersihan diri dan perawatan luka, aktivitas yang kurang. Apakah Romi mengalami hal itu? Keluarga pasien Katim pagi Tim gizi : Iya mbak, apakah ada makanan khusus yang harus dimakan oleh Romi? Atau makanan pantangannya?. : Pada dasarnya tidak ada makanan pantangan untuk Romi, maka dari itu untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dari tim gizi. :Romi boleh makan semua jenis makanan yang ada, misalnya putih telur, daging, ikan kutuk boleh makan daging itu sangat baik untuk pencernaan karena mengandung banyak protein. Romi tadi sudah makan apa belum, 161 tidak kering- kering disebabkan terjadinya infeksi yang ditandai dengan adanya nanah (gangguan intregitas kulit)

apakah makanannya tadi dimakan sampai habis? Misalnya makanan yang Romi makan dalam satu porsi tadi tidak habis jangan langsung dibuang sisanya karena itu bisa dimakan lagi nanti. Kondisi Romi saat ini kan masih sakit, maka dari itu secara langsung tidak bisa menghabiskan makanan itu seperti orang yang sehat. Makanan tadi bisa dimakan dalam 3 kali. Romi boleh makan semua makanan tetapi untuk sementara ini Romi tidak boleh makan-makanan yang keras karena dapat menyebabkan gas lambung dan perut menjadi kembung. Misalnya makanan yang pedas dari cabe, jahe, merica. Untuk sementara jangan dulu. Jika ibu memasak yang bumbunya seperti yang saya katakan tadi sedikit saja. Kalau dari sayursayuran itu yang tidak boleh dimakan dulu adalah dari sayur sawi, tewel, rebung, gubis karena makanan itu bisa menyebabkan gas lambung juga perut jadi kembung dan sulit dicerna serta termasuk makanan yang kasar. Jika dari buah-buahan yang tidak boleh dimakan dulu seperti buah nanas dan durian karena sangat panas dan dapat meningkatkan gas lambung sehinga tidak bagus dalam proses penyembuhan. Akan tetapi semua makanan boleh dimakan agar proses dari penyembuhan luka juga bisa cepat sembuh. Romi, boleh makan buah-buahan pepaya atau pisang dan juga susu jika karena banyak mengandung vitamin. Jika ada ikan kutuk boleh dimasak dengan cara dikukus lalu di ambil dari sari tetesan ikan terebut dan diberi sedikit kunyit agar tidak terasa amis saat dimakan. Ikan kutuk tersebut kalau bisa jangan sampai digoreng ibu. Saat Romi sudah ada dirumah nanti pak jangan lupa makan makanan apa yang boleh di makan dan makanan apa yang harus dihindari selama masa proses penyembuhan luka Romi. Katim pagi Keluarga pasien Katim pagi : Bagaimana bapak / ibu apakah sudah jelas dengan apa yang telah disampaikan tim gizi kami ? :Iya, saya sudah jelas mbak. : Mungkin ada lagi pertanyaan lain yang belum jelas karena Romi akan pulang, selama Romi menjalani perawatan di rumah yang banyak berperan adalah keluarga karena perawat tidak ada di rumah. Silahkan ibu, bapak jika ada hal yang perlu didiskusikan sebelum kita mendiskusikan tentang perawatan luka. Keluarga pasien : Apakah Romi boleh minum banyak mbak ? 162

Katim psgi Keluarga pasien Katim pagi

: Iya, boleh ibu. Tetapi minum air putih dan susu yang banyak dulu untuk sementara ini. Bagaimana, apakah ada yang ditanyakan lagi? : Tidak ada mbak, sudah cukup jelas. : Jika tidak ada pertanyaan, apakah ibu bisa menyebutkan kembali apa yang telah saya sampaikan tadi, bisakah ibu mengulangi makanan apa yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan oleh Romi selama proses penyembuhan luka.

Keluarga pasien : Semua makanan boleh dimakan dan tidak ada pantangannya kecuali makanan yang pedas-pedas tidak boleh dulu, yang masam-masam dan makanan yang mengandung gas yang bisa menyebabkan perut jadi kembung misalnya sayur rebung, kubis, tewel, sawi. Katim pagi : selain itu juga, Tadi ada beberapa makanan yang di anjurkan, apakah ibu bisa menyebutkannya. Keluarga pasien : Iya, mbak tadi makanan yang dianjurkan adalah putih telur, daging, juga ikan kutuk tetapi cara memasaknya tidak boleh digoreng dan bisa di rebus ikannya. Katim pagi : iya Bagus ibu, berarti ibu sudah mengerti, sementara ini tolong dihindari dulu ya makanan yang terlalu pedas, masam dan yang mengandung gas. Baiklah Jika tidak ada pertanyaan lagi, dari tim perawat kami akan melakukan rawat luka pada romi yang akan dilakukan oleh perawat Didik dan perawat Dedy, Ibu tolong diperhatikan karena yang akan melakukan rawat lukanya Romi saat sudah pulang nanti adalah ibu atau keluarga yang lain. Rawat luka bisa dimulai, mas Didik dan mas Dedi kami persilahkan. Perawat pelaksana : Terimakasih, Romi........permisi ya saya akan melakukan rawat luka sekarang. Jika dalam pelaksanaan rawat luka ada pertanyaan, Romi, bapak dan ibu boleh langsung bertanya pada kami. Tidak perlu menunggu rawat luka sampai selesai. Katim pagi : Saya akan menjelaskan secara singkat prosedur dari rawat luka, yaitu sebelum melakukan rawat luka perwawat harus menyiapkan peralatan untuk rawat luka , setelah itu perawat cuci tangan dulu. Kemudian memakai sarung tangan yang steril dan bersih, baru mulai rawat luka begtiu pula setelah rawat luka harus cuci tangan. Silahkan mas Didik dengan mas Dedi dilanjutkan!

163

Perawat pelaksana : Ibu,diperhatikan ya! Setelah semua alat siap kemudian mencuci tangan,memakai sarung tangan dan kita mulai rawat luka diawali dengan membuka penutup luka yang lama. Bukanya seperti ini ya bu,.. sakit sedikit Rom, tolong ditahan ya. Pasien : Iya, karena saya ingin cepat sembuh dan cepat pulang untuk bertemu dengan temanteman dan kembali bersekolah. Perawat primer : Romi sabar ya, ibu untuk mencucinya seperti ini ibu, di usapkan searah begini caranya bu.agar nanah yang ada didalam bisa keluar kita harus menekan-nekan luka jahitannya, menekannya seperti ini ibu, karena jika nanahnya tidak kita keluarkan maka lukanya tidak bisa segera sembuh dan nanahnya juga akan bertambah banyak. Mungkin dari sini ada pertanyaan, atau ada yang belum jelas, tidak apa-apa ditanyakan saja.. Keluarga pasien : Tidak ada mas. Plesternya agak banyak, ya sekiranya tetap merekat meski dipakai aktivitas oleh Romi. Katim pagi : Ibu jangan lupa untuk aktifitasnya Romi, untuk latihan gerak miring kanankiri dulu, setengah duduk, kalau bisa jangan takut untuk bergerak ataupun duduk, semua bisa dilatih secara bertahap ya bu selanjutnya Romi juga bisa berlatih berjalan nanti. Keluarga pasien : Iya mas, mbak, saya juga ingin Romi cepat pulih seperti sedia kala dan sekolah kembali. Katim malam : Iya saya doakan agar Romi bisa cepat sembuh kembali. Bagaimana apakah ada hal yang harus didiskusikan lagi ibu ? Mungkin ada obat atau ada hal yang belum dimengerti oleh Romi, bapak dan ibu saat ini Keluarga pasien : Iya mbak, bagaimana dengan lukanya Romi sekarang. Dan perkiraan Romi bisa pulang kapan mbak? Katim : Untuk lukanya saat ini sudah mulai membaik nanahnya sudah mulai berkurang banyak, untuk kepulangan Romi, kami harus melihat kemajuan kondisi Romi terlebih dahulu. Keluarga pasien : Iya mbak......... setelah dirawat tadi. 164 Katim : Sekarang bagaimana perasaan Romi, apakah Romi sudah mulai merasa enak lukanya Perawat pelaksana : Ibu kalau sudah ditutup kasa seperti ini, langsung diplester saja.

Pasien : Iya mbak saya merasa sudah agak berkurang sakitnya Katim : Ibu, lukanya romi sekarang sudah selesai dirawat. Mungkin ada yang perlu didiskusikan lagi? Jika tidak ada lagi, saya ucapkan terima kasih atas kerja sama bapak dan ibu dalam menyelesaikan masalah yang dialami Romi, semoga cepat sembuh buat Romi. Dan jangan lupa setelah tiba dirumah nanti kontrol di rumah sakit yang terdekat dengan rumah ibu saat kontrol jangan lupa semua foto-fotonya dibawa Keluarga pasien : Sementara ini tidak ada mbak,saya ucapkan terima kasih juga sudah mau membantu permasalahan kami. Katim Karu : Baiklah kalau begitu saya kembalikan lagi kepada kepala ruangan, untuk memimpin jalanya ronde keperawatan. : Sebelum saya akhiri mungkin ada tambahan atau koreksi yang perlu didiskusikan kembali? Jika tidak saya ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah mengikuti ronde keperawatan pada An R cepat sembuh ya Romi ya! Wassalamualaikum wr. Wb. (sambil berjabat tangan dengan semua anggota ronde keperawatan sambil meninggalkan kamar pasien dan akan menuju ke nurse station). . 3. POST KONFERENS Karu : Kita tadi sudah bersama-sama melakukan ronde keperawatan pada An R, saya berharap dengan adanya ronde keperawatan ini masalah yang ada pada An R terselesaiakan dengan baik. Katim : Iya bu,,,,,,dari sini kita bisa tahu kondisinya AnR. Ahli gizi Katim : Iya,,,,, Karu : Terima kasih atas kerjasamanya dari katim, ahli gizi, dan para semua staf-staf yang telah bekerja dengan baik. Demikian tadi ronde keperawatan dari AnR semoga apa yang telah kita lakukan hari ini memberikan banyak keuntungan bagi kita semua, dan kita diberikan kelancaran dalam melaksanakan tugas masing-masing. Demikian acara Ronde keperawatan hari ini, saya akhiri sampai disini, Wassalamualaikum wr,wb............. : Makanan AnR juga harus dengan ekstra Protein agar proses penyembuhan luka segera membaik.

165

SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN RONDE KEPERAWATAN


Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : . Umur : . Alamat : . Adalah suami/istri/orang tua/anak dari pasien : Nama : . Umur : . Alamat : . Ruang : . No. RM : . Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan. Sidoarjo, 2009 Penanggung jawab . Tanda tangan . .............

Perawat yang menerangkan Saksi-saksi : 1. 2.

166

Anda mungkin juga menyukai