0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
38 tayangan23 halaman
Makalah ini membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa skizofrenia hebefrenik yang mengalami masalah utama menarik diri. Dokumen ini menjelaskan konsep menarik diri, penyebab, gejala, dan pendekatan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan mengatasi masalahnya. Tujuan makalah ini adalah untuk mendapatkan gambaran proses keperawatan pada pasien dengan gangguan interaksi sosial berupa men
Makalah ini membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa skizofrenia hebefrenik yang mengalami masalah utama menarik diri. Dokumen ini menjelaskan konsep menarik diri, penyebab, gejala, dan pendekatan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan mengatasi masalahnya. Tujuan makalah ini adalah untuk mendapatkan gambaran proses keperawatan pada pasien dengan gangguan interaksi sosial berupa men
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Makalah ini membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa skizofrenia hebefrenik yang mengalami masalah utama menarik diri. Dokumen ini menjelaskan konsep menarik diri, penyebab, gejala, dan pendekatan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan mengatasi masalahnya. Tujuan makalah ini adalah untuk mendapatkan gambaran proses keperawatan pada pasien dengan gangguan interaksi sosial berupa men
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan makalah seminar keperawatan jiwa yang berjudul 'Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien 'S Dengan Masalah Utama Menarik Diri Pada Diagnosa Medis SkizoIrenia HebeIrenik Di Ruang Gelatik Rsj Menur, Surabaya Penulisan dan penyajian makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas proIesi Mata Ajaran Keperawatan Jiwa serta memberikan kontribusi positiI bagi pengembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan jiwa. Proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan atau kekurangan baik dari segi bahasa maupun isi. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan adanya masukan dan kritikan dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
A I PENDAHULUAN
1. Latar belakang Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu dan yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial yang dimaksud antara lain rasa menjadi milik orang lain dan keluarga, kebutuhan pengakuan dari orang lain dan kebutuhan pernyataan diri (Stuart & Sundeen, 1995). Secara alamiah individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu berada dalam suatu keluarga. Dengan demikian pada dasarnya individu memerlukan hubungan timbal balik dan hal ini dapat diperoleh melalui kelompok. Apabila seseorang sudah tidak dapat terlibat di dalam suatu hubungan dengan orang lain karena adanya suatu rasa takut untuk membuka diri, maka akan timbul suatu gangguan berhubugnan. Salah satu gangguan berhubungan yang sering ditemukan adalah menarik diri, yang terjadi apabila individu sulit atau tidak dapat mempertahankan hubungan yang intim dengan orang lain atau karena diisolasi orang lain. Menarik diri (withdrawal) adalah suatu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan dengan orang lain. Pada klien dengan menarik diri diperlukan rangsangan/stimulus yang adequat untuk memulihkan keadaan yang stabil. Stimulus yang positip dan terus menerus dapat dilakukan oleh perawat. Apabila stimulus tidak dilakukan/diberikan klien tetap dengan menarik diri yang akhirnya mengalami halusinasi, kebersihan diri kurang dan kegiatan hidup sehari-hari (ADL) tidak adequat. Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993). Menurut Townsend, M.C (1998) Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain. Sedangkan menurut Dekes RI (1989) Penarikan diri atau withdrawal merupakan suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian ataupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung yang dapat bersiIat sementara atau menetap. Jadi menarik diri adalah keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan dan menghindari interaksi dengan orang lain secara langsung yang dapat bersiIat sementara atau menetap. 2. Tujuan a. Tujuan umum untuk mendapatkan gambaran tentang proses keperawatan pada klien dengan kerusakan interaksi sosial; menarik diri dari ruang Gelatik RS jiwa Menur Surabaya. b. Tujuan khusus 1. Dapat melakukan pengkajian, analisa data merumuskan masalah keperawatan, membuat pohon masalah, menetapkan diagnosa keperawatan pada klien dengan kerusakan interaksi sosial; menarik di dari. 2. Dapat menyusun perencanaan tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien dan mengatasi masalah klien. 3. Dapat mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan yang nyata sesuai dengan diagnosa keperawatan telah ditegakkan. 4. Dapat menilai hasil (mengevaluasi) tindakan keperawatan yang telah dilakukan. 5. Dapat melakukan pendokumentasian keperawatan.
A II KONSEP MENARIK DIRI
1. Pengertian Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993). Menurut Townsend, M.C (1998) Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain. Sedangkan menurut Depkes RI (1989) Penarikan diri atau withdrawal merupakan suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian ataupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung yang dapat bersiIat sementara atau menetap. Jadi menarik diri adalah keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan dan menghindari interaksi dengan orang lain secara langsung yang dapat bersiIat sementara atau menetap. 2. Rentang Respon
3. 4. 5. 6. O Menyendiri (solitude) merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan langkah selanjutnya. Otonomi merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide-ide pikiran, perasaan dalam hubungan sosial. O ekerjasama (mutualisme) adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima. O Saling tergantung (interdependen) adalah suatu kondisi saling tergantung antara individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal. Comment |n2]: @ambahln konsep Leorl Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseoramg menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain. O Tergantung (dependen) terjadi bila seseorang gagal mengambangkan rasa percaya diri atau kemampuannya untuk berIungsi secara sukses. Manipulasi merupakan gangguan hubungan sosial yang terdapat pada individu yang menganggap orang lain sebagai objek. Individu tersebut tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam. O Curiga terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya dengan orang lain. Kecurigaan dan ketidakpercayaan diperlihatkan dengan tanda-tanda cembru, iri hati, dan berhati-hati. Perasaan induvidu ditandai dengan humor yang kurang, dan individu merasa bangga dengan sikapnya yang dingin dan tanpa emosi. Penyebab Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan negatiI terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan, yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat, percaya diri kurang, dan juga dapat mencederai diri (Carpenito,L.J,1998:352) aktor predisposisi eberapa Iaktor predisosisi (pendukung) terjadi gangguan hubungan sosial yaitu : O aktor perkembangan Kemampuan membina hubungan yang sehat tergantung dari pengalaman selama proses tumbuh kembang. Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu dengan sukses, karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat dipenuhi akan menghambat masa perkembangan selanjutnya. Kurangnya stimulasi, kasih sayang, perhatian, dan kehangatan dari orang tua/pengasuh akan memberikan rasa tidak aman yang dapat menghambat terbentuknya rasa tidak percaya. O aktor biologis Genetik merupakan salah satu Iaktor pendukung gangguan jiwa. Kelainan struktur otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak serta perubahan limbik diduga dapat menyebabkan skizoIrenia. O aktor sosial budaya aktor sosial budaya dapat menjadi Iaktor pendukung terjadinya gangguan dalam membina hubungan dengan orang lain, misalnya anggota keluarga yang tidak produktiI diasingkan dari orang lain (lingkungan sosialnya). Stressor Presipitasi Stressor sosial budaya Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam membina hubungan dengan orang lain, misalnya anggota keluarga yang labil, yang dirawat di rumah sakit. Stressor psikologis 1. Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intensitas kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu untuk mengatasi masalah diyakini akan menimbulkan berbagai masalah gangguan berhubungan (menarik diri). Tanda Dan Gejala 1. Kurang spontan 2. Apatis (acuh tak acuh terhadap lingkungan) 3. Ekspresi wajah kurang berseri (ekspresi sedih) 4. AIek tumpul 5. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri 6. Komunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakap- cakap dengan klien lain/perawat 7. Mengisolasi diri (menyendiri). 8. Tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya. 9. Pemasukan makan dan minuman terganggu 10. Retensi urin dan Ieses. 11. Aktivitas menurun. 12. Kurang energy 13. Harga diri rendah. 14. Posisi janin pada saat tidur 15. Menolak berhubungan dengan orang lain.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN 'S DENGAN MASALAH UTAMA MENARIK DIRI PADA DIAGNOSA MEDIS SKIZORENIA HEERENIK DI RUANG GELATIK RSJ MENUR, SURAAYA TANGGAL 1 16 Agustus 2011
I. Pengkajian Ruangan rawat : Gelatik Tanggal dirawat : 22 Juli 2011 A. Identitas Klien Inisial : Tn. S (L/P) Tanggal Pengkajian : 1 Agustus 2011 Umur : 60 tahun RM No. : 038628 InIorman : Pasien . Alasan Masuk ingung dan sering menyendiri. Kondisi saat ini: pasien sebelumnya dirawat di Liponsos dan dirujuk ke RSJ Menur. Pasien sendiri mengatakan dirinya dibwa ke sini karena sering jatuh dari pohon mangga. Saat pengkajian klien mengeluh sakit kepala, pasien tampak duduk di lantai. Tangnnya memgangi kepalanya, menyendiri, tidak mau berbicara dengan pasien lain. C. aktor Predisposisi 1. Klien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu 2. Pengobatan sebelumnya tidak ada 3. Pengalaman mengenai aniaya Iisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal sulit dikaji. Masalah keperawatan: tidak ada 4. Klien mengatakan ia tidak bisa menceritakan tentang anggota keluarganya, pasien mengatakan hanya hidup sendiri, anggota keluarga banyak yang meninggal karena sudah tua. Masalah keperawatan: tidak ada 5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan Pasien mengatakan tinggal sendiri di hutan, bersama hewan peliharaannya, tidak ada orang yang menemani, orang lain juga tidak mau berbicara dengannya dan sekarang pasien sudah biasa menyendiri dan tidak mau berbicara dnegna oranglain karena menganggap orang lain tidak mau berbicara dengannya. Masalah keperawatan: respon pasca trauma D. isik 1. Tanda vital : TD: 100/60 mmHg, N: 70x/menit, S: 36,5 0 C, P: 20x/menit 2. Ukur : T: 163 cm, : 65 Kg 3. Keluahan Iisik : Klien mengeluh kepalanya sakit dan telinga kemasukan air tidak bisa dikeluarkan dari dalam telinga. Masalah Keperawatan: gangguan rasa nyaman: nyeri E. Psikososial 1. Genogram: tidak terkaji, pasien tidak bisa mengatakan tentang keluarganya Masalah keperawatan: sulit dikaji 2. Konsep diri: a. Gambaran diri : pasien mengatakan bahwa dirinya menyukai semua anggota badannya b. Identitas : pasien mengatakan bahwa dirinya adalah laki-laki dan dia merasa puas sebagai laki-laki dan lebih memilih menjadi laki-laki ketimbang perempuan c. Peran : pasien mengatakan dulu sebagai pencari kayu di hutan, sekarang menjadi pasien di RS, pasien mengikuti kegiatan di RS masih diarahkan d. Ideal diri : pasien mengatakan dirinya tidak bisa apa-apa dan bukan siapa-siapa, dan sudah tidak punya apa-apa e. Harga diri : klien mengatakan tidak berani berkumpul dengan klien lain. Klien merasa orang lain tidak ada yang mengajak ngobrol Masalah keperawatan: gangguan konsep diri; ideal diri, gangguan konsep diri; harga diri rendah 3. Hubungan sosial: a. Orang yang berarti : tidak ada orang yang berarti, pasien hidup sendiri b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : pasien tidak pernah mengikuti kegiatan sosial c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien mengatakan tidak mau berbicara pada orang lain. Pasien merasa malu dan takut, dan menganggap orang lain tidak ada yang mau bicara dengannya Masalah keperawatan: isolasi sosial: menarik diri 4. Spiritual: a. Nilai dari keyakinan: pasien mengatakan sakit itu datang dari yang kedua, pasien tidak tahu bagaimana bisa sakit b. Kegiatan ibadah: pasien tidak pernah melakukan ibadah karena tidak ingat lagi caranya Masalah keperawatan: distress spiritual . Genogram G. Status Mental 1. Penampilan : tidak rapi aju yang digunakan klien kotor dan bau, memakai alas kaki yang tidak sama karena pasien sering tiduran di lantai, aktivitas sehari-hari masih dengan arahan Masalah keperawatan: deIisit perawatan diri 2. Pembicaraan : lambat, membisu, tidak mampu memulai pembicaraan Suara pelan dan singkat, pasien hanya bicara jika ditanya setelah menjawab pasien akan diam kembali. Jawaban dari pasien kadang relevan kadang tidak. Masalah keperawatan: gangguan komunikasi verbal 3. Aktivitas motorik: lesu Pasien tampak lesu, hanya duduk dan kadang tiduran di depan ruangan pasien menyendiri diam, tidak menghiraukan orang sekitarnya karena kepalanya yang sakit. Masalah keperawatan: 4. Alam perasaan : putus asa Pasien mengatakan khawatir kenapa kepalanya tidak sembuh-sembuh dan air ditelinganya tidak keluar padahal sudah mencoba menyeluarkannya dan pasien selalu menanyakan obat untuk mengetahui sakitnya Masalah keperawatan: kecemasan 5. AIek : datar Pasien tampak diam, tidak pernah tertawa atau tersenyum, tampak seperti orang bingung banyak pikiran Masalah keperawatan: perubahan perIorma peran 6. Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang Kontak mata tidak ada, pasien tampak acuh, menjawab singkat dan diam Masalah keperawatan: hambatan interaksi sosial 7. Persepsi : tidak ada halusinasi Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara dan tidak melihat bayangan-bayangan yang mengganggu 8. Proses pikir : pengulangan pembicaraan/perseverasi entuk non realistik, pasien kadang bicara ngelantur dengna suara yagn tidak jelas, dan sering berulang-ulang menanyakan obat untuk mengeluarkan air dari telinganya Masalah keperawatan : gangguan proses pikir 9. Isi pikir : hipokondria, tidak ada waham Pasien selalu merasakan kepalanya pusing dan air di telinga tidak bisa keluar dari kemarin. Masalah keperawatan: gangguan proses pikir 10.Tingkat kesadaran : bingung Respon kebingungan, pasien hanya duduk sendirian kadang tiduran dilantai memegangi kepalanya seolah-olah banyak hal yang dipikirkan. Pasien tampak bingung, pasien mengerti mengenai waktu, sekarnag berada di rumah sain dan sedang bicara dengan perawat. Masalah keperawatan: gangguan proses pikir 11.Memori : Saat ditanya, pasien dibawa ke RS karena sering jatuh dari pohon mangga, selang beberapa waktu pasien mengatakan digigit ular berbisa, pasien mengatakan tadi pagi makan nasi, sayur dan telur goreng. Masalah keperawatan : gangguan proses pikir 12.Tingkat konsentrasi dan berhitung: mudah beralih Pasien bisa berhitung 1 10 dalam bahasa jawa, selama berinteraksi pasien selalu berubah pikiran dari apa yang dikatakannya Masalah keperawatan : hambatan interaksi sosial 13.Kemampuan penilaian Pasien mengatakan bahwa kayu itu dibakar dengan kayu bukan dengan air Masalah keperawatan: tidak ada 14.Daya tilik diri: mengingkari penyakit yang diderita Pasien mengatakan ia tidak sakit jiwa, ia dibawa kesini karena jatuh dari pohon mangga dan itu tidak ada hubungannya dengan Tuhan Masalah keperawatan: gangguan proses pikir H. Kebutuhan Pulang 1. Kemampuan klien memenuhi/menyediakan kebutuhan: Makanan : Tidak Keamanan : Tidak Tempat tinggal: Tidak Pakaian : Tidak Transportasi : Tidak Uang : Tidak Perawatan Kesehatan : Tidak Jelaskan: semua kebutuhan sehari-hari dengan arahan Masalah keperawatan: gangguan pemeliharaan kesehatan 2. Kegiatan hidup sehari-hari a. Perawatan diri: Mandi : dengan bantuan minimal A/AK : bantuan minimal Kebersihan : dengan bantuan minimal Ganti pakaian : bantuan minimal Makan : dengan bantuan minimal Pasien bisa memenuhi ADL dengan arahan Masalah keperawatan: gangguan pemeliharaan kesehatan b. Nutrisi - Klien puas dengan pola makannya - Klien tidak makan memisahkan diri - rekuensi makan 3 x sehari - rekuensi udapan 2 x sehari - NaIsu makan meningkat - meningkat. tertinggi 66 Kg, terendah 65 Kg - Diit khusus tidak ada Masalah keperawatan: tidak ada c. Tidur - Tidak ada masalah tidur - Klien merasa segar setelah bangun tidur - Klien biasa tidur siang - Waktu tidur jam 21.00. waktu bangun jam 05.00 - Klien terbangun saat tidur, dan gelisah saat tidur Pasien bisa tidur tetapi kadang sering terbangun karena teman kamar yang ribut atau ramai Masalah keperawatan: tidak ada 3. Kemampuan klien dalam - Mengantisipasi kebutuhan sehari hari : tidak - Membuat keputusan berdasarkan keingin sendiri: tidak - Mengatur penggunaan obat: tidak - Melakukan pemeriksaan kesehatan (Iollow up): tidak Pasien belum bisa memenuhi kebutuhan secara mandiri Masalah keperawatan: ketidakeIektiIan penatalaksanaan program terapeutik 4. Klien memiliki sistem pendukung - Keluarga : tidak - ProIesi/terapis : Ya - Teman sejawat: Tidak - Kelompok sosial: Tidak Pasien tidak mempunyai keluarga, dan tidak ingat sama sekali tentang keluarganya Masalah keperawatan 5. Apakah klien menikmati saat bekerja kegiatan yang menghasilkan atau hobi: Tidak, pasien tidak bekerja Masalah keperawatan: I. Mekanisme Koping Mekanisme koping yang dilakukan klien adalah menghindar Masalah keperawatan: koping individu ineIektiI J. Masalah Psikososial dan Lingkungan - Masalah dengan dukungan kelompok spesiIik: pasien tidak tahu rumahnya dimana, datang ke RSJ diantar oleh Liponsos - Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesiIik: pasien menyendiri tidak bergaul dengan pasien lain - Masalah dengan pendidikan, spesiIik: pasien mengatakan pernah sekolah waktu kecil tapi tidak sampai selesai, pasien tidak bisa menjelaskan kenapa - Masalah dengan pekerjaan, spesiIik: pasien mengatakn dulu bekerja sebagai pengumpul kayu di hutan, dan tinggal sendiri di hutan - Masalah dengan perumahan, spesiIik: tinggal di Liponsos, dulu tinggal sendirian di rumahnya di hutan - Masalah ekonomi, spesiIik: tidak ada penghasilan, tidak bekerja - Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesiIik: tidak terkaji - Masalah lainnya, spesiIik: tidak ada Masalah keperawatan: koping individu ineIektiI, kecemasan K. Pengetahuan Kurang Tentang: Penyakit jiwa, Iaktor presipitasi, koping, sistem pendukung, penyakit Iisik Masalah keperawatan: kurang pengetahuan L. Data Lain-lain Hasil pemeriksaan lab darah tanggal 23 Juli 2011 ilirubin direct : 0,30 mg/dL ilirubin total : 1,10 mg/dL SGOT : 19 U/L SGPT : 16 U/L UN : 12,2 mg/dL Creatinin : 1,2 gr/dL Gula puasa : 82 mg/dL M. Aspek Medis Diagnosa medis: skizoIrenia hebeIrenik Terapi medik : CPZ 2 x 100 mg TPD 2 x 5 mg THD 2 x 2 mg N. DaItar Masalah Keperawatan - Gangguan konsep diri; harga diri rendah - Gangguan hubungan sosial; menarik diri - Distres masa lalu - Risiko gangguan persepsi sensori halusinasi - Hambatan komunikasi verbal - Gangguan proses pikir - DeIisit perawatan diri - Koping individu ineIektiI O. DaItar Diagnosis Keperawatan 1. Risiko gangguan persepsi sensori; halusinasi berhubungan dengan menarik diri 2. Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
ANALISA DATA SINTESA Tgl Data Etiologi Masalah tt 1/6 2011 S: Pasien mengatakan takut dan tidak berani berkumpul serta berbicara dengan orang lain, menganggap orang lain tidak mau berbicara dengan dirinya O: O Pasien sering duduk sendiri O Pasien tampak bingung O Kontak mata tidak ada O Pemenuhan ADL dengan perintah atau arahan O Pasien hanya diam bila tidak ditanya. Menarik diri Resiko perubahan persepsi sensori
POHON MASALAH
Resiko gangguan persepsi sensori: halusinasi
DeIisit perawatan diri Isolasi sosial: menarik diri CP
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Koping individu tidak eIektiI
RENCANA KEPERAWATAN JIWA Comment |n3]: opy pasLe a[a lnLervensl sesual Leorl buaLln kolom nya [uga dulu MPLEMENTAS DAN EVALUAS TGL DX KEP MPLEMENTAS EVALUAS TT Senin 1/8 2011 Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi 1. Selamat pagi pak 2. Perkenalkan nama saya prima hakim, biasa dipanggil prima. 3. Nama bapak siapa? Dan senang dipanggil siapa? 4. agaimana perasaan bapak pagi ini? 5. Apa yang setiap hari apa yang bapak lakukan disini? 6. Sepertinya bapak tampak bingung memikirkan sesuatu, apa yang dipikirkan bapak? 7. agaimana kalau besok kita ngobrol-ngobrol lagi disini jam 09.00, boleh ya pak? 8. Terimakasih pak! Selamat pagi. S: - O: pasien diam menatap ke bawah tidak menganggap ada orang di dekatnya.
S: - O: kontak mata tidak ada
S: SaIi`i O: suara kurang jelas, kontak mata tidak ada
S: - O: pasien tidak menjawab
S: - O: pasien diam
S: - O: pasien diam A: tujuan belum tercapai P: intervensi di pertahankan (TUK 1)
Selasa, 2/8 2011 Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi Orientasi: 1. Selamat pagi pak, masih ingat sama saya? Saya yang kemarin berkenalan dengan bapak. 2. Perkenalan lagi nama saya prima. 3. agaiamana perasaan bapak? Sudah makan? Sudah minum obat? 4. agaimana kalau kita mengobrol sebentar seperti janji kita kemarin? Kerja 1. Saya mau tanya bagaimana bapak bisa dibawa kesini? 2. Apa yang bapak cari dipohon mangga? 3. Kenapa bapak kok diam dan tidak ikut berkumpul bersama yang lain? 4. Kenapa bapak tidak mengajak ngobrol? S: tidak ingat O: kontak mata tidak ada, pasien membalas jabata tangan.
S: iya yang kemarin, prima O: kontak mata tidak ada, ekspresi datar.
S: kepala ku sakit, telinga ku kemasuka air. O: pasien memegang kepalanya, kontak mata tidak ada.
S: iya boleh O: kontak mata tidak ada
S: aku jatuh dari pohon mangga, biasanya ada yang nolongin, tapi yang ini gak ada yang nolong, aku jatuh berkali-kali jatuh
Terminasi: 1. Terimakasih pak bisa mengobrol hari ini, bagaimana perasaan bapak? 2. esok kita mengobrol lagi ya pak, disini kira-kira jam 08.00 dari pohon mangga. O: kontak mata tidak ada, suara cukup jelas
S: gak tau, biasanya ya diajak ngomong tapi gak tau ya kenapa diam aja. S: ya gak tau, aku diam aja tidak berani,, ya biarlah O: kontak mata tidak ada, pasien melihat ke depan
S: - O: pasien tidak menjawab
S: iya O: kontak mata tidak ada A: tujuan tercapai P:intervensi di lanjutkan Rabu, 3 8 2011 Risiko Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan menarik diri 1. Tanyakan pada klien tentang: a. Orang yang tinggal serumah b.Orang yang paling dekat c. Orang yang tidak dekat d.Apa yang membuat dekat e. Apa yangmembuat tidak dekat 2. Mendiskusikan dengan klien penyebab menarik diri 3. Memberi pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya S: klien mengatakan: - 'saya tinggal sendiri di hutan nggak ada orang yang menemani, kadang ya sama hewan peliharaan, saya cari kayu di hutan - 'Nggak ada yang ngajak ngomong ya aku diam aja, aku nggak tahu orang disini, sudah biasa kayak gini O: - kontak mata kurang - Pasien bisa menjawab pertanyaan dengan jelas - Pasien tampak menunduk saat menjawab dan kadang melihat ke sekitar A: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi TUK 3
Kamis, 4 8 2011 Risiko perubahan persepsi sensori berhubungan menarik diri 1.Menanyakan pada klien tentang manIaat hubungan sosial dan kerugian menarik diri 2.Mendiskusikan bersama klien tentang manIaat berhubungan S: klien mengatakan: -'ya nanti punya teman yang diajak ngobrol, kalo kayak gini ya nggak ada temannya -'lha tidak ada yang
sosial 3.Memberikan pujian pada klien saat dapat mengungkapkan perasaan ngajak ya udah, ta`biarin, aku nggak berani ngobrol sama mereka O: -Kontak mata kurang -Pasien menjawab dengan tidak jelas A: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi.
Jum`at, 5 8 2011 Risiko perubahan persepsi sensori; halusinasi berhubungan dengan menarik diri 1.Mengobservasi perilaku klien saat berhubungan sosial 2.Memberi motivasi dan membantu klien untuk berkenalan/ berkomunikasi dengan perawat, klien lainnya dan dalam kelompok 3.Melibatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi 4.Mendiskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi 5.Memberikan motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat 6.Memberi pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya melalui aktivitas yang dilakukan
S: klien mengatakan: -'ya saya coba nanti, tapi gimana kalau aku nggak diajak orang ngomong? O: -Kontak mata kurang -Klien dapat mendengar- kan dan menjawab saat diajak diskusi -Klien dapat mengobrol dengan pasien lainnya -Klien bisa menjawab pertanyaan kelompok lain -Klien masih masih sering diam A: masalah tidak terjadi P: pertahankan intervensi.