Anda di halaman 1dari 7

PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL

disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Kritis II

Oleh: Kelompok 9 1. Ahmad Guntur


2. Yunus Nur Z. 3. Josi Novarianto 4. Yuyun Ernawati 5. Wahyi Sholehah E.S. 6. Beta Ria Herlina

072310101002 072310101033 082310101061 082310101058 082310101072 092310101084

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER 2011

A. Definisi

Infeksi adalah proses invasive oleh mikroorganisme dan berproliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Nosokomial berasal dari bahasa Yunani, dari kata nosos yang artinya penyakit dan komeo artinya merawat. Nosokomion berarti tempat untuk merawat/rumah sakit. Jadi infeksi nosokomial dapat diartikan sebagai infeksi yang diperoleh atau terjadi di rumah sakit.
B. Kriteria Infeksi Nosokomial

Dikatakan infeksi nosokomial bila:


1) Pada waktu penderita mulai dirawat di RS tidak didapatkan tanda-tanda

klinik dari infeksi tersebut.


2) Pada waktu penderita mulai dirawat di RS, tidak sedang dalam masa

inkubasi dari infeksi tersebut.


3) Tanda-tanda klinik tersebut timbul sekurang-kurangnya setelah 3 x 24

jam sejak mulai perawatan.


4) Infeksi tersebut bukan merupakan sisa (residual) dari infeksi sebelumnya. 5) Bila saat mulai dirawat di rumah sakit sudah ada tanda-tanda infeksi, dan

terbukti infeksi tersebut didapat penderita ketika dirawat di rumah sakit yang sama pada waktu yang lalu, serta belum pernah dilaporkan sebagai infeksi nosokomial. Dari batasan karakteristik infeksi nosokomial tersebut, ada catatan khusus yang perlu diketahui:
a) Penderita yang sedang dalam proses keperawatan di RS dan kemudian

menderita keracunan makanan dengan penyebab bukan produk bakteri, tidak termasuk infeksi nosokomial.
b) Untuk penderita yang telah keluar dari rumah sakit dan kemudian timbul

tanda-tanda infeksi, dapat digolongkan menjadi infeksi nosokomial apabila infeksi tersebut dapat dibuktikan berasal dari RS.

c) Infeksi yang terjadi pada petugas pelayanan medis serta keluarga atau

pengujung, bukan termasuk infeksi nosokomial.


C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Inos

Faktor intrinsik:
1)

Umur, jenis kelamin Kondisi umum Resiko terapi Adanya penyakit lain Penderita lain, yang juga sedang dalam proses perawatan Petugas pelaksana (dokter, perawat, dst) Peralatan medis yang digunakan Tempat (ruangan/bangsal/kamar) dimana penderita dirawat Tempat/kamar dimana penderita menjalani tindakan medis akut Makanan dan minuman yang disajikan Lingkungan rumah sakit secara umum Lamanya hari perawatan Menurunnya standar perawatan Padatnya penderita Kemampuan invasi/merusak jaringan Lamanya pemaparan

2) 3) 4) 1) 2)
3) 4)

Faktor ekstrinsik:

5)
6)

seperti kamar operasi dan kamar bersalin 7) 1) 2) 3) 1) 2)

Selain itu, terdapat faktor-faktor keperawatan antara lain:

Faktor mikroba patogen:

D. Klasifikasi Infeksi iatroigenik merupakan jenis infeksi nosokomial yang diakibatkan oleh prosedur diagnostik (misalnya infeksi pada traktus urinarius yang terjadi setelah insersi kateter). Infeksi nosokomial dapat terjadi secara endogen dan eksogen. Infeksi endogen terjadi bila sebagian dari flora normal klien berubah dan terjadi pertumbuhan yang berlebihan. Infeksi eksogen didapat dari

mikroorganisme eksternal terhadap individu yang bukan merupakan flora normal.


E. Intensitas Tinggi Infeksi Nosokomil di RS

Intensitas tinggi infeksi nosokomial di RS biasanya berada di: - Ruang perawatan anak - Rung perawatan penyakit menular - Ruang perawatan khusus - Ruang perawatan intensif Ruang rawat anak: - Umur balita masih tergolong rentan - Adanya tindakan invasive - Mobilitas yang tinggi dari penderita - Penunggu/keluarga yang bebas keluar masuk - Padatnya penerita dalam satu ruangan Ruang rawat penyakit menular: - Penanganan produk infeksius yang tidak procedural - Kurangnya peyuluhan kesehatan bagi penderita/keluarga - Jumlah penderita melebihi kapasitas tempat tidur yang ada Ruang perawatan khusus: - Pemilihan kesehatan memerlukan waktu yang lama dengan keadaan yang buruk - Komplikasi penyakit memerlukan terapi medis tersendiri - Penyakit penyerta yang mengikuti penyakit dasar Ruang rawat intensif: - klien di ruang ini memiliki penyakit yang kritis/kondisi terminal - peralatan invasive lebih banyak digunakan di tempat ini - prosedur invasive lebih banyak digunakan - seringkali prosedur pembedahan dilakukan di ruang ini karena kondisi darurat - penggunaan antibiotic spectrum luas

- tuntutan tindakan yang cepat kadang membuat perawat lupa melakukan teknik aseptic - penderita memerlukan tindakan monitoring secara terus menerus F. Etiologi Inos karena Prosedur Invasif Traktus urinarius: - Pemasangan kateter urine - Sistem drainase terbuka - Kateter dan selang tidak tersambung - Obstruksi pada drainase urine - Teknik cuci tangan yang tidak tepat Traktus respiratorius: - Peralatan terapi pernafasan yang terkontaminasi - Penggunaan teknik aseptic yang tidak tepat saat suction - Pembuangan sekresi mukosa yang tidak tepat - Teknik cuci tangan yang tidak tepat Luka bedah/traumatic:
- Persiapan kulit yang tidak tepat sebelum pembedahan

- Tehnik mencuci tangan tidak tepat


- Tidak memperhatikan teknik aseptik selama perawatan luka - Menggunakan larutan antiseptik yang terkontaminasi

Aliran darah: - Kontaminasi cairan intravena saat penggantian - Memasukkan obat tambahan dalam cairan intravena
- Perawatan area insersi yang kurang tepat - Jarum kateter yang terkontaminasi

- Teknik cuci tangan yang tidak tepat G. Pencegahan Terjadinya Infeksi Nosokomial Pencegahan dari infeksi nosokomial ini diperlukan suatu rencana yang terintegrasi, monitoring dan program yang termasuk:

a) Membatasi transmisi organisme dari atau antara pasien dengan cara mencuci tangan dan penggunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disinfektan. b) Mengontrol resiko penularan dari lingkungan. c) Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi yang cukup, dan vaksinasi. d) Membatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur invasif. e) Pengawasan penyebarannya. Selain itu, dibutuhkan sikap pokok yang harus dimiliki oleh setiap petugas antara lain: a) Kesadaran dan rasa tanggung jawab para petugas bahwa dirinya dapat menjadi sumber penularan atau media perantara dalam setiap prosedur/tindakan medis b) Selalu ingat akan metode mengeliminasi mikroba (aseptic, desinfeksi dan sterilisasi) c) Di setiap unit pelayanan perawatan dan unit tindakan medis harus terjaga mutu sanitasinya. Referensi
1.

infeksi,

identifikasi

penyakit

dan

mengontrol

Darmadi.

2008.

Infeksi

Nosokomial:

Problematika

dan

Pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika.


2.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Utama, Harry Wahyudi. 2006. Infeksi Nosokomial. [diakses

Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC


3.

http://klikharry.wordpress.com/2006/12/21/infeksi-nosokomial/ pada 13 September 2011). Mahasiswa aktif: Wahyi Sholihah E.S. Mahasiswa tidak aktif: Beta Ria H.

Anda mungkin juga menyukai