Anda di halaman 1dari 13

ASKEP INTRA NATAL

A. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin Uri), yang dapat hidup di dunia luar, dari rahim melalui
jalan lahir/dengan jalan lain dengan bantuan/tanpa bantuan.

B. Beberapa Istilah Yang Ada Hubungan Dengan Persalinan/Partus
Patur spontan : bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu.
Partus buatan : bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
Partus anjuran

C. Istilah-Istilah Berdasarkan Umur Kehamilan
Abortus (keguguran) adalah terghentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup (viables), berat janin ~ 100g, tua
kehamilan ~ 28 minggu.
Partus Prematuras adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan antara 28 36 minggu, janin dapat hidup
tetapi premature, berat janin antara 1000 2500gr
Partus matures atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37 40 minggu janin matur, berat badan
diatas 2500 gram.
Partus postmatur (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang ditaksir,
janin disebut postmatur.
Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, di atas kendaraan, dll.
Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tenaga ada atau tidaknya
disproporsi sepalopelvik.

D. Istilah-Istilah Yang berhubungan Dengan Kehamilan dan Persalinan
Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil
Primigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable).
Nulipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable.
Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali.
Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi hidup beberapa kali (5 kali)
Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup/mati.

E. Sebab-sebab persalinan
Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan.
a. Teori penurunan hormon.
1 2 mgg sebelum portus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone. Progesteron bekerja
sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
kadar progesteron turun.
b. Teori plasenta menjadi tua
Plasenta tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh
darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori dissensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi
uterus-plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang servix terletak ganglion servikale (Icexus Irankenhauser). Bila ganglion ini di geser dan tekan, misalnya
oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
e. Induksi partus yaitu dengan jalan :
Gangan laminaria
Amniotomi
Oksitosin drips.
Fakto yang mempengaruhi persalinanyaitu :
a. Faktor hormonal yang menyebabkan peningkatan kopntraksi uterus
1) Rasio estrogen terhadap progesterone
Progesteron mengjambat kontraksi uterus selama kehamilan, sedangkan estrogen cenderung meningkatkan derajat
kontraktilitas uterus, sedikitnya terjadi karena estrogen meningkatkan jumlah gap jungtion antara sel-sel otot polos
uterus yang berdekatan. Baik estrogen maupun progesteron disekresikan dalam jumlah yang secara progresiI makin
bertambah selama kehamilan, tetapi mulai kehamilan bulan ke-7 dan seterusnya sekresi estrogen terus meningkat
sedangkan sekresi progesteron tetap konstan atau mungkin sedikit menurun. Oleh karena itu diduga bahwa
rasioestrogen terhadap progesteron cukup meningkat menjelang akhir kehamilan, sehingga paling tidak berperan
sebagian dalam peningkatan kontraksi uterus.
2) Pengaruh oksitosin pada uterus
Oksitosin mewrupakan suatu hormon yang disekresikan oleh neurohipoIise yang secara khusus menyebabkan
kontraksi uterus. 3 alasan peranan oksitosin :
X Otot uterus meningkatkan jumlah reseptor-reseptor oksitoksin, oleh karena itu meningkatkan responnya terhadap
dosis oksitosin yang diberikan selama beberapa bulan terakhir kehamilan.
Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipoIise sangat meningkat pada saat persalinan.X
Iritasi oleh regangan pada serviks uteri, dapat menyebabkan kelenjar hipoIise posterior meningkatkan sekresi
oksitosinnya.X
3) Pengaruh hormon Ietus pada uterus
Kelenjar hipopisis Ietus juga mensekresikan oksitoksin yang jumlahnya semakin meningkat, dan kelenjar adrenalnya
mensekresikan sejumlah besar kortisol yang merupakan suatu stimulan uterus. Selain itu, membran Ietus
melepaskan prostagladin dalam kosentrasi tinggi pada saat persalinan. Prostagladin meningkatkan intensitas
kontraksi uterus.
b. Faktor mekanis yang meningkatkan kontraktilitas uterus
1) Regangan otot-otot uterus
Regangan sederhana otot-otot polos meningkatkan kontraktilitas otot-otot tersebut. Selanjutnya regangan intermitten
seperti yang terjadi berulang-ulang pada uterus karena pergerakan Ietus juga meningkatkan kontraksi otot polos.
2) Regangan atau iritasi serviks
Regangan atau iritasi saraI pada serviks mengawali timbulnya reIleks pada korpus uteri, tetapi eIek ini juga secara
sederhana dapat terjadi akibat transmisi iogenik sinyal-sinyal dari serviks ke korpus uterus.

F. Tanda-tanda Permulaan Persalinan
Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada
primigravida.
Perut kelihatan lebih melebar, Iundus uteri turun
Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuri) karena kandung kemih tertekan oleh bagian bawah janin.
Perasaan sakit diperut dan pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang disebut
'Ialse labor paints.
Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah.

G. Tanda-tanda In Partu
Rasa sakit oleh adanya his datang lebih kuat, sering dan teratur.
Keluar lender bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan selesai

H. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persalinan
Kekuatan mendorong janin keluar (power)
His (kontraksi uterus)
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada waktu kontraksi otot-otot rahim menguncup sehingga
menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amnion ke arah
segitiga, bawah rahim dan serviks.

SiIat-siIat His
Kontraksi simetris dan terkoordinasi
Fundus dominan kemudian diikuti dengan relaksasi
Involunter, intermitten
Terasa sakit, kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar secara Iisik, kimia dan psikis
Dalam mengawasi persalinan hendaknya selalu dibuat daItar tentang His :
Frekuensi : adalah jumlah his dalam waktu tertentu biasanya per 10 menit
Amplitudo/intensitas : adalah kekuatan his diukur dalam satuan mmHg
Aktivitas his : adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik.
Durasi his : adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik
Datangnya his : apakah datangnya sering, teratur dan tidak
Interval : adalah masa relaksasi
Perubahan-perubahan akibat His
Kontraksi otot-otot dinding perut
Kontraksi diaIragma
Faktor janin
Janin pada usia kehamilan 36 minggu sudah masuk PAP
Placenta
Cairan amnion yang mulai dihasilkan usia kehamilan 10-36 minggu dengan jumlah normal 1000 cc
Faktor jalan lahir
Panggul
Otot-otot dasar panggul
Uterus

I. Persalinan dibagi dalam 4 kala
In partu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai
membuka (dilatasi) dan mendatar (eIIacement). Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis
servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka.
Kala pembukaan dibagi atas 2 Iase yaitu :
a. Kala I
1. Iase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7 8
jam.
2. Fase aktiI : beralnsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub Iase ;
Periode akselerasi ; berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
Periode deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.
b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2 3 mnt sekali. Kepala janin
telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah terkanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reIlektoris
menimbulkan rasa mengendan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar dengan tanda
anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his
mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1 -2 jam,
pada multi 1 -1 jam.
c. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan Iundus uteri setinggi pusat, dan
berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan
pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 mnt seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan
atau dengan sedikit dorongan dari atas simIisis atau Iundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 mnt
setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
d. Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap
bahaya perdarahan postpartum

PERSALINAN KALA I
A. Pengertian
Inpartu ditandai dengan keluarnya lender bercampur darah, karena serviks mulai membuka, dilatasi dan mendatar.
Persalinan kala I dimulai setelah his adekuat dan serviks membuka lengkap 10 cm.
Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks
mendatar dan membuka

B. Tanda dan gejala persalinan kala I
His sudah adekuat
Penipisan dan pembukaan serviks sekurang-kurangnya 3 cm
Keluarnya cairan dari vagina dalam bentuk lenidr bercampur darah
Sering BAK
Akhir kala I primigravida keluar darah menetas

C. Fase-Iase kala I
1. Fase laten : berlangsung 7 8 jam
Perubahan Iisiologis
His interval 10 15 menit yang lamanya 20 -40 detik
Pembukaan serviks 0 3 cm
Perubahan psikologis
Respons positiI karena kehamilan akan berakhir
Adanya perasaan khawatir dan ambivalen
Masih dapat menerima arahan dan bimbingan
Nyeri pinggang perut bagian bawah tembus ke belakang
2. Fase aktiI : berlangsung 6 jam, dibagi 3 sub Iase yaitu :
Periode akselerasi
Perubahan Iisiologis
His interval 30 menit, Irekuensi 40 60 detik
Pembukaan serviks 3 4 cm, berlangsung selama 2 jam
Perubahan psikologis
Nyeri meningkat, membutuhkan perhatian mulai tekhnik bernapas dan relaksasi
Mengharapkan dukungan moril juga cemas semakin meningkat
Periode dilatasi
Perubahan Iisiologi
Semakin kuat dan teratur, interval maksimal 3 menit
Serviks terbuka 4 9 cm selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat

Perubahan psikologis
Cemas meningkat, nampak gelisah
His kencang
Menginginkan dukungan dan pengobatan, respon menurun
Nyeri semakin bertambah
Periode deselerasi
Perubahan Iisiologi
His semakin kencang, tekanan 50 100 mmHg, lamanya 60 90 detik, interval 2 3 menit, seakan-akan tidak ada
interval
Pembukaan serviks 9 10 cm, berlangsung lambat selama 2 jam
Perubahan psikologis
Mudah tersinggung, putus asa, kadang minta pulang
Berkeringat, menggigil, ingin mengdan

Asuhan sayang ibu (mother Iriendly) selam persalinan kala I
1) Dukungan emosionil
Kelahiran seorang bayi akan mempengaruhi kondisi emosionil seluruh keluarga, usahakan agar suami dan anggota
keluarga yang lain dilibatkan dalam proses persalinan ini. Usahakan agar mereka melihat, mendengar, dan
membantu jika dapat. Perwatan dan pemahaman dari sudut penolong persalinan akan membuat keluargamemahami
pentingnya persalinan. Ibu akan merasa nyeri dan menderita jika ia khawatir tentang proses persalinannya atau jika
ia mempunyai masalah sebelum bertemu dengan penolong persalinan. Jadi tetaplah tenang dan yakinkan mereka
walaupun mungkin merasa kuatir dan cemas.
2) Pengaturan posisi
Usahakan ibu yang sedang dalam proses persalinan untuk mendapatkan posisi yang paling nyaman, ia dapat
berjalan, duduk, jongkok, berlutut dan berbaring, berjalan, duduk, jonkok, akan membantu turunnya kepala janin.
Anjurkan ibu untuk terus berjalan dan bergerak, anjurkan ibu untuk tidak berbaring telentang pada punggungnya.
Tujuannya adalah agar tekanan uterus pada pembuluh darah akan menurunkan suplay darah oksigen ke janin

3) Cairan
Anjurkan ibu untuk minum cairan yang mengandung nutrisi atau biasa selama proses persalinan, cairan akan
memberikan tenaga dan mencegah dehidrasi yang akan dapat mempengaruhi his. Tujuannya adalah dehidrasi akan
membuat ibu lelah dan menurunkan kekuatan his atau membuat his menjadi tidak teratur.
4) Kebersihan
InIeksi yang dapat terjadi selama proses akan dapat menyebabkan kematian atau penyakit pada ibu maupun anak.
Ibu hamil harus selalu mandi dan menggunakan baju yang bersih selama persalinan. Penolong persalinan harus
mencuci kedua tangannya sesering mungkin, menggunakan alat-alat yang steril atau DDT
5) Buang air besar
Anjurkan ibu untuk buang air besar sebelum persalinan kala 2, rektum yang penuh akan menyebabkan ibu yang
sedang dalam proses persalinan merasa tidak nyaman, kadang-kadang ibu membutuhkan klisma. Bila ia mengalami
konstipasi saat prses kelahiran di mulai, jangan berikan klisma bila kepala janinnya belumenganged .
6) Buang air kecil
Dalam proses persalinan harus berkemih setiap 2 jam atau lebih sering bila mungkin, kandung kemih yang penuh
akan menghambat penurunan kepala dan membuat ibu merasa tidak nyaman

PERSALINAN KALA II
Persalinan kala II dimilai ketika pembukaan lengkap dan berakhir dengan lahirnya seluruh janin. Pada kala II his
menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin biasanya sudah masuk diruang panggul,
maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reIlektoris menimbulkan rasa meneran.
Juga terasa tekanan pada rektum dan merasa hendak buang air besar.Kemudian perineum mulai menonjol dan
menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada
waktu his.
Bila dasar panggul sudah mulai berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his, dengan his dan kekuatan
meneran maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simpisis dan dahi, muka dan dagu melewati
perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan, dan anggota badan bayi. Pada
primigravida kala II berlangsung rata-rata 45 60 menit, dan multipara 15-30 menit.
Tanda dan gejala :
Ibu ingin meneran
Perineum menonjol
Vulua dan anus membuka
Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
Kepala telah tyurun didasar panggul

PERSALINAN KALA III
Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
Tanda dan gejala :
Bentuk uterus dan TFU
Setelah bayi dilahirkan dan sebelum meomitrium menyesuaikan dengan perubahan ukuran rongga uterus, uterus
berada dalam bentuk diskoid dan TFU berada dibawah umbilikus.
Setalah uterus berkontraksi dan plasenta didoprong kebawah, bentuk uterus menjadi globular dan TFU menjadi
diatas pusat ( sering kali mengarah kesisi kanan ).
Tali pusat memanjang
Semburan darah yamg tiba tiba yang diikuti dengan memanjangnya tali pusat keluar vagina menandakan
kelepasan plasenta dari dinding uterus.
Semburan darah tiba tiba
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar bersama bantuan dari
gravitasi. Semburan darah yang tiba tiba menandakan bahwa kantung yang terjadi retroplasenta telah robek ketika
plasenta memisah.

PERSALINAN KALA IV
Kala IV adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses pemulihan secara Iisisk
setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru selama satu sampai dua jam.
Kala IV adalah kala pemulihan masa kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses pemulihan secara Iisik setelah
melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru selama 1 2 jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan
pengawasan yang intensive karena perdarahan dapat terjadi, misalnya karena atonia uteri, robekan pada serviks dan
perineum. Rata-rata jumlah perdarahan normal adalah 100 300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka dianggap
patologi. Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum boleh dipindahkan kekamarnya.

J. Penangan nyeri pada ibu
V Pengertian nyeri
Nyeri merupakan suatu Ienomena yang neuroIisiologis yang berIat subyektiI dan merupakan pengalaman pribadi.
V Proses nyeri
Uterus dipersyaraIi oleh saraI simpatis, parasimpatis, dan serebrospinal dimana saraI tersebut mempersaraIi
endometrium dan miometrium. SaraI simpatis menimbulkan kontraksi dan vasokontriksi, sedangkan saraI
parasimpatis mencegah kontraksi dan menyebabkan vasodilatasi. SaraI yang berasal dari torakal 10 12
mengandung saraI sinsoris dari uterus dan meneruskan rasa nyeri dari uterus kepusat saraI sensoris dari servikal dan
bagian atas vagina melalui saraI sakral 2,3 dan 4.
V Teknik mengurangi nyeri
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perawat bidan dalam membantu pasien mengurangi rasa nyeri pada
saat melahirkan :
1. Kenyamanan
Kenyamanan ini meliputi posisi dan pengelolahan selama rasa sakit. Posisi dianjurkan miring kekiri untuk
menghindari penekanan pada vena cava kepala ditinggikan 45 derajat agar kerja jantung dan paru ringan. Sedangkan
pengelolahan selama rasa sakit meliputu pengosongan kandungan kemih, kebersihan, alat tenun yang rapi dan
kering. Mengingat ibu dianjurkan untuk ekspirasi lewat mulut, sehingga perlu menganjurkan ibu untuk kumur
kumur atau basahi dengan lemon gliserin.
2. Relaksasi
Cara yang mudah untuk meningkatkan relaksasi adalah dengan mengajarkan kepada ibu untuk bernaIas dalam dan
mengeluarkan melalui mulut saat ekspirasi. Adapun caranya adalah sebagai berikut :
a. Pembukaan 3 cm
NaIas dalam 6 9 kali permenit, inspirasi dari hidung dan ekspirasi dari mulut secara berlahan lahan. Pusatkan
perhatian pada satu Iokus dengan mata terpejam. Pada saat ini suami pasien dapat berpartisipasi dengan membantu
pasien untuk alih baring.
b. Pembukaan 4 7 cm
NaIas dalam 16 kali permenit, pada saat inspiurasi lengan diangkat kearah kepala untuk menjauhkan peritonium dari
rangsangan uterus.
c. Pembukaan 8 - 10 cm
Fase ini dikenal dengan Iase transisi. Pada saat ini sangat sulit untuk mengontrol pernaIasan, sehingga dianjurkan
pada ibu untuk bernaIas dengan pola 4 : 1, 6 : 1, atau 8 : 1. Caranya yaitu inspirasi pendek pendek dari hidung
sebanyak 4,6 atau 8 kali lalu diakhiri dengan ekspirasi yang panjang 1 kali secara perlahan lahan melalui mulut.
Cara lain yang dilakukan dalam metode relaksasi adalah melalui cara massage. Ada beberapa cara massage yang
dapat dilakukan :
a. EIIleurage
Pasien dalam posisi berbaring atau setengah duduk, lalu letakkan kedua telapak tangan pada perut dan secara
bersamaan digerakan melingkar dari arah pusat kesimpisis atau dapat juga menggunakan satu telapak tangan dengan
gerakan melingkar satu arah. Cara ini dapat dilakukan sendiri oleh pasien.
b. Deep back massege
Ibu bebaring miring, lalu perawat bidan atau suami pasien menekan daerah sakrum secara mantap semantap
dengan telapak tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya.
c. Firm conterpresure
Ibu dalam posisi duduk kemudian perawat bidan atau suami pasien menekan sakrum secara bergantian dengan
tangan yang dikepalkan secara mantap.
d. Abdominal liIting
Baringkan ibu dalam posisi terlentang dan kepala agak tinggi, letakakan kedua telapak tangan perawat bidan pada
pinggang bagian belakang pasien, lalu secara bersamaan lakukan usapan yang berlahan dan mantap kearah puncak
perut, tetapi jangan menekan kearah dalam. Kemudian ulangi lagi dan begitu seterusnya.
3. Distraction atau mengalihkan perhatian
Dalam mengatasi rasa sakit dengan cara mengalihkan perhatian pasien, perawat bidan dapat menganjurkan ibu
untuk melakukan kegiatan kegiatan seperti membaca, bermain kartu ,membayangkan hal hal yang
membahagiakannya atau melakukan usapan secara teratur dan sering pada perut dan pinggang.
4. Bonding dan attachment
Bonding adalah daya tarik awal dan dorongan untuk terjadinya ikatan bathin antara orang tua dan bayinya yang
merupakan langkah awal untuk saling tertarik dan berespon antara orang tua dan bayi untuk menciptaklan kasih
sayang dan menerima bayinya sebagai anggota keluarga.
Prinsip bonding adalah :
Pada menit atau jam pertama sesudah kelahiran adalah mnasa yang paling optimal untuk dilakukan bonding.X
Respon spesiIik manusiawi ketika pertama kali bayi diberikan pada orang tua.X
Monotropy adalah proses yang terstruktur, diman pada sewaktu waktu orang tua hanya dapat berespon pada satu
bayi.X
Perlu umpan balik antara orang tua dan bayi melalui beberapa tanda seperti gerakan tubuh dan gerakan mata.X
Awal penentu perkembangan masa depan.X
Attachemnt adalah proses agar tetap terjadinya keterikatan bathin antara ibu dan bayi. Proses attachemnt melalui
Iase Iase berikut :
1. Pendahuluan
Pada Iase ini orang tua menyentuh bayinya dengan ujung jari, lalu meraba dengan telapak tangannya dan kemudian
mendekap bayinya. Pada Iase ini waktunya sangat bervariasi, dari beberapa menit sampai beberapa hari.

2. Perkenalan
Pengetahuan orang tua tentang tingkah laku bayinya meningkat, adanya penguatan atau perubahan tingkat orientasi.
3. Peraturan timbal balik antara harapan dan kebutuhan perlu adanya saling penyesuaian antara ibu dan bayi dalam
hal kebiasaan sehari hari.

KONSEP DASAR KEPERAWATAN
KALA I
Pengkajian
Secara Khusus :
1. Memeriksa tanda t-tanda vital.
2. Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristijk yang mengambarkan kontraksi
uterus :
- Frekwensi
- Internal
- Intensitas
- Durasi
- Tonus istirat
3. Penipisan cerviks,evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan pertama dan seriong diikuti pembukaan
dalam kehamilan berikutnya
4. Pembukaan cerviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan bahwa kekuatan kontraksi uterus yang
eIektiI dan kemajuan persalinan
5. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan inIormasi jumlah Ietus,letrak janin,penurunan janin.
6. Pemeriksaan Vagina: membran,cerviks,Ioetus,station.
Tes diagnostik dan laboratorium
1.Spercimen urin.
2.Tes darah.
3.Ruptur membran.
4. Cairan amnion : Warna ,karakter dan jumlah

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Fase laten .N
A. Nyeri b/d intensitas kontraksi.
Tujuan : Klien mampu beradaptasi dengan nyeri.
Intervensi Rasional
Menggunakan tehnik pernapasan
Melakukan masage atau gosokan pada pinggang (teori gatekontrol terhadap nyeri)
Menganjurkan untuk memberikan air hangat untuk mengomprtes pinggang bawah.
Memberikan HE pada klien bahwa respon nyeri ini sudah indikasi positiI dan memmang harus ada un tuk
mengakhiri kala I dan mendekati kala transisi Tehnik pernapasan dapat meningkatkan relaksasi otot otot
abdomen dengan demikian menambah ukuran kapasitas abdomen sehingga mengurangi gesekan ( priksi ) antara
uterus dan dinding abdomen.
Merupakan suatu tehnik untuk mengkanter dan digunakan untuk mengalihkan perhatian ibu dari nyeri
Membantu relaksasi, meningkatkan kenyamanan .
InIormasi yang cukup dapat mengurangi kecemasan dan merupakan salah satu aspek sayang ibu

B. Ketakutan b/d persalinan dan menjelang kelahiran
Tujuan : Klien akan menunjukan rasa takut teratasi.
Intervensi Rasional
Perkenalkan diri pada klien dan berikan suport
Komunikasikan peran seperti support perawatan dan pengetahuan perawat secara verbal dan non verbal
Orientasikan klien ke lingkungan ( tempat persalinan )
Memperkenalkan diri merupakan salah satu pendekatan kepada klien dan suport yang diberikan dapat menambah
semangat hidup klien dalam menanti kelahiran .
Ibu akan lebih mengerti dan memahami tentang persalinan, peran perawat sehingga akan mengurangi rasa takut
dan klien akan tenang
Orientasi terhadap lingkungan membuat klien lebih mengetahui dan dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat
persalinan sehiungga akan mengurangi rasa takut

Fase aktiIN
DeIisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuatX
Tujuan : klien akan menunjukkan deIisit voleme cairan adekuat
Intervensi Rasional
pertahankan kalori dan elekrolit
Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jika tidak ada mual dan muntah
Berikan cairan IV secara rutin (dextrosa 5 dan RL) Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi selama proses
persalinanuntuk mencegah dehidrasi
Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui lambung dibandingkan dengan makanan padat dan untuk mencegah dehidrasi
Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elekrolit

Gangguan eliminasi BAKX
Tujuan : klien menunjukkan pola eliminasi BAK kembali normal
Intervensi Rasional
catat tentsang jumlah dan waktu berkemih
Kosongkan kandung kemih setiap 2 j
Kolaborasi pemasangIan katteter Frekuensi lebih sering selama proses persalinan
Kandung klemih yang penuh menimbulkan ketidaknyamanan dan turunnya bayi ke pelvis.
Membentu dalam mengosongkan kandung kemih sehingga penurunan kepala bayi kepelvis tidak terhambat

Cemas b/d ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada saat persalinanX
Tujuan : klien akan mengungkapkan cemas teratasi
Intervensi Rasional
Jelaskan prosedur sebelum memulai melakukan tindakan
Beri gambaran yang jelas tentang proses persalinan
Mengingatkan pasien untuk mengendalikan dan mempersiapkan mentalnya, hal ini akan mengurangi kecemasan
yang dialami
Dengan gambaran yang jelas tentang persalinan, ibu akan lebih memahami dan mengerti tentang proses persalinan
sehingga akan mengurangi perasaan takut dan pasien akan tenang

Koping tidak eIektiIX b/d kelemahan dan ketidaknyamanan dari persalinan
Tujuan : klien menunjukkan koping eIektiI
Intervensi Rasional
Catat secara berkala tentang perubahan tingkah laku ibu sehingga memudahkan dalam pemberian tindakan
Anjurkan kepada ibu untuk konsentrasi dalam mengontrol dengan berkomunikasi
Menyarankan pada suami untuk meberi semangat atau dukungan moril
Catat secara berkala dapat mengetahui perubahan tingkah laku ibu sehingga memudahkan dalam pemberian
intervensi
Konsentrasi dan komunikasi yang baik akan membantu dalam intervensi yang akan dilakukan
Ibu membutuhkan seseorang untuk memunta bantuan dan dorongan. Suami adalah salah seorang yang sangat
penting

Gangguan persepsi sensoriX
Tujuan : klien dapat beradaptasi dengan lingkungannya
Intervensi Rasional
Lakukan pendekatan pada klien
Bantu klien dakam pengenalan lingkungan
Jelaskan semua prosedur proses persalinan Pendekatan dilakukan agar klien dapat berkomunikasi dan merupakan
langkah awal untuk mengenal dan membimbing klien
Klien dapat beradaptasi terhadap lingkungan dan nmengetahui seluk beluk ruangan tempat persalinan
Klien dapat vmengerti dan memahami tentang proses persalinan

DeIisit perawatan diri b/d gangguan energi dan nyeri dalam perslainanX
Tujuan : klien mampu merawat diri setelah proses persalinan
Intervensi Rasional
Lakukan teknik eIIluerage
Anjurkan ambulasi dan posisi yang nyaman
Anjurkan klien untuk beristirahat
Anjurkan suami untuk memberikan bantuan dalam hal perawatan diri
Berikan support dalam melakukan perawatan dir
Menuingkatkan relaksasi dan kenyamanan
Ambulasi dan posisi yang nyaman merupakan salah satu cara dalam melakukan rawat diri pada ibu untuk
mencegah kekakuan
Istirahat merupakan hal yang penting bagi ibu hamil dalam mengatasi kelelahan sehingga ibu tetap segar dan kuat
Suami adalah orang yang terdekat, diharapkakan mampudalam membantu merawat istrinya
Support yang dibverikan akan menambah semangat ibu dalam melakukan dan meningkatkan perawatan terhadap
dirinya

KALA II
Pengkajian
Tanda yang menyertai kala IIN
Keringat terlihst tiba-tiba diatas bibir, adanya mual, bertambahnya perdarahan, gerakan ekstremitas, pembukaan
serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban /-, perineum
menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah mengatakan saya ingin BAB usaha keras tanpa disadari, pada waktu
his kepala janin tampak di vulva
Melakukan monitoring terhadap :N
His ( Irekuensi, kekuatan, jarak, intensitas ), keadaan janin ( penurunan janin melalui vagina), kandung kemih
penuh/tidak, nadi dan tekanan darah.
Durasi kala II kemajuan pada kala II :N
Primigravida berlangsung 45 60 menit , multipara berlangsung 15 30 menit

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguann rasa nyaman nyeri b/d mengedan dan meregangnya perineumX
Tujuan : ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan meningkatkan rasa nyaman
Intervensi Rasional
Anjurkan sebaiknya posisi miring kliri
Pertahankan kiandung kemih tetap dalam keadaan kosong
Pertahankan alat tenun dalam keadaan bersih, rapi dan kering
Anjurkan ibu untuk kumur-kumur atau basahi bibir dengan lemon gliserin
Jelaskan pada ibu bahwa relaksasi selama kontraksi sangat penting
Anjurekanteknik naIas dalam dan ekspirasi melaui hidung
Lakukan nasase ( euIIlerage/ deep back massage / Ii8rm counter pressure / abdominal liIting )
Pertahankan rasa nyaman dengan pengaturan bantal un tuk menyokonh tubuh
Menghidari penekanan pada vena cava, sehoingga meningkatkan sirkulasi ke ibu maupun janin
Kandung kemih yang kosong akan memperlancar penurunan bagian terendah janin dan mengurangio tekanan
sehiongga sirkulasi lancar
Meningkatkan rasa nyaman ibu
Ibu merasa segar dan nyaman
Ibu mengerti dan kooperatiI
NaIas dalam untuk mengisi paru-paru
Impuls rasa sakit diblok dengan memberikan rangsangan pada syaraI berdiameter besar sehungga gatekontrol
tertutup dan rangsangan sakit tidak diteruskan kekorteks cerebra
Memberikan posisi yang nyaman pada ibu dan mengurangi tekanan pada daerah punggung yang dapat
mengIhambat sirkulasi kejaringan menimbulkan nyeri

Gangguan konsep diri b/d hilangnya konrol tubuh BABX
Tujuan :
persepsi ibu terhadap pengalamannya melahirkan akan bersiIat positiI
ibu akan berhenti terhadap kemungkinan BAB selama melahirkan
ibu menerima pergerakan bowel pada saat melahirkan sebagai suatu yang normal
Intervensi Rasional
memberitahukan pada ibu, bahwa bukan merupakan suatu hal yang biasa bagi ibu untuk memiliki pergerakan
bowel selamamelahirkan
Bila tinja keluar, bersihkan secepatnya dan menyumbat bila mungkin, sementara ubu memberikan timbal balik
yang positiI dalam usaha mengedan
Motilitas gastro entestinal menurun dalam persalinan dan usaha yang ekspulsiI,. Diiringi penurunan bagian
terendah janin menyebabkan p|engeluaran tinja
Jika perawat tidak beraksi secara negatiI, atensi ibu akan teralihkan dapri pergerakan bowelnya ke usaha mengedan

X Resiko tinggi cedera pada ibu dabn janian b/d penggunaan secara tetap manuver palpasi, posisi kaki tidak tepat,
tindakan yang salah dari penolong
Tujuan : tidak terjadi cedera padsa ibu maupun janin
Intervensi Rasional
Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi setengah duduk dengan bahu dan pungung yang ditopang oleh
seorang anggota keluarga.
Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah
Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi
Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan dengan cara yang menyenangkan dan rileks
Bila perinium menonjol, anus membuka kepal anak mterlihat didepoan vulva sat kontraksi dan tidak masuk
mmaka penolong akan mulai memimpin persalinan
Penolong cuci tangan dan menggunakanm sarung tangan steril
Jika ada dorongan untuk meneran bantulah persalinan :
1. Melahirkan kepala
2. Periksa lilitan tali pusat pada leher
3. Melahirkan bahu depan dan belakang
4. Melahirkan badan bayi
5. Men jepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua klem tersebut
6. Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas perut ibu
7. Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan adanya janin yang lain
8. Injeksi oksitoksin

KALA III
1. Pengkajian
Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
a. Adanya kontraksi vunds yang kuat
b. Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat pipih sehingga plasenta bergerak kebagian
bawah
c. Keluarnya darah hitam dari introuterus
d. Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat plasenta akan keluar.
e. Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina atau rektal , atau membran poetus terlihat pada
introitus)
2. Status Fisik mental
Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan dijumpai , curah jantung meningkat dengan cepat pada saat
sirkulasi maternal ke plasenta berhenti.didapatkan melalui pemeriksaan:
a. Suhu, nadi, dan pernaIasan
b. Pemeriksaan terhadap perdarahan : warna darah dan jumlah darah
3. Tanda-tanda masalah potensial
Saat praktisi keperawatan primer mengeluarkan plasenta perawat mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan
tingkat kesadaran atau perubahan pernaIasan

DIAGNOSA PERAWATAN
1. Koping individu tidak eIektiI b./d. selesainya proses persalinan yang berbahaya bagi neonatus dan kurang
pengalaman merasakan tahap ketigha persalinan
Tujuan :
Pasien berpartisipasi secara aktiI dalam pengeluaran plasenta
INTERVENSI RASIONAL
Jelaskan pada ibu dan suaminya apa yang dioharapkan dalam tahap ke 3 dari persalinan
Pertahankan posisi ibu
Tanyakan pada ibu jika ia ingin Untuk mendapatkan kerja samamengeluarkan plasenta dengan cara khusus
Untuk memuhkan lahirnya plasenta
Mengikuti kebiasan budaya tertentu

2. Kelelahan b/d pengeluaran energi selama persalinan dan kelahiran
Tujuan : energi ibu pulih kembali
INTERVENSI RASIONAL
Ajarkan ibu dan suaminya tentang perlunya istirahat dan tentukan waktu-waktu tertentu untuk istirahat dan tidur
Observasik tingkat kelelahan ibu dan jumlah istirahat yang seharusnya Untuk memastikan bahwa ibu dapat
memulihkan energi yang hilang dalam persiapan untuk merawat bayi baru lah
Untuk memastikan pemulihan energi

3. Resiko deIisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang salam proses persalinan
Tujuan : keseimbangan cairan diperetahankan dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi
INTERVENSI RASIONAL
Monitor kehilangan cairan(darah urtine, pernaIasan ) dan tanda-tanda vital, inspeksi turgor kulit dan membran
mukosa terhadap kekeringan
Berikan cairan secara oral/parenteral sesuai anjuran dokter
Monitor keras lembutnya uterus setelah lepasnya plasenta
Untuk menilai status hidrasi. Berikan obat-obatan sesuai anjuran dokter
Untuk mempertahankan hidrasi
Untuk memastikan kontraksi uetrus yang adekuat dan mencegah kehilangan darah lebih lanjut
Untuk membantu kontraksi uterus

KALA IV
Pemeriksaan pada kala IV
1. Tanda tanada vital
Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa potensial,komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia.
Pada kala IV observasi vital sing sangat penting untuk mengetahui perubahan setelah melahirkan seperti : pulse
biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan setelah terjadi persalinan yaitu
dari cardiovaskuler.
2. Pemeriksaan Iundus dan tingginya,selama waktu itu pengosongan kandung kemih mempermudah pengkajian dan
hasilnya lebih tepat.
3. Kandung kemih
Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung kemih menengang akan mencapai ketinggian
suprapubik dan redup pada perkusi. Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah peregangan kandung kemih dan
retensi kandung kencing jika klien tidak bisa kencing.
4. Lochia
Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran
gumpalan darah jika dilihat dicatat hasil dan bekuannya.
5. Perineum
Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul
atas dan dengan perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum.
6. Temperatur
Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur
biasanya dalam batas normal selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini mungkin
berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan.
7 Kenyamanan
Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi
ketidak nyamanannya
Tanda-tanda potensial masalah
Karena pendarahan dapat menyebabkan potensial masalah komplikasi,perawat harus waspada adanya potensial
komplikasi

DIAGNOSA . KEPERAWATAN
1. Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus setelah melahirkan
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang
INTERVENSI RASIONAL
Monitor VS, warna kulit, dan tonus uterus
Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus
Penting untuk mengidentiIikasi perubahanKaji distansia kandung kemih dalam vital sign dan tonus uterus
segara untuk menghentikan perdarahan post
Jika Iundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi umblikus, ini menunjukan distansia blas
Dsitansia blas dapat mendorong uterus ke luar dari tempatnya dan menambah atonia uterus
Masase Iundus uterus merangsang otot-otot uterus untuk berkontraksi

2. Nyeri b/d terputusnya kontuinitas jaringan akibat proses persalihnan
Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi sebelum pulang, nyeri berkurang sampai hilang
INTERVENSI RASIONAL
Anjurkan untuk merubah posisi selang seling dan menghindari duduk untuk beberapa waktu
Berikan bantal untuk alas ketika duduk dikursi
Pemberian analgetik sesuai program dokter
Beri penjelasan mengenai rasionalisasi dari nyeri dan masage uterus Tekanandengan halus dari tempat satu
posisi dapat menyebabkan bertambahnya nyeri
Untuk meningkatkan kenyamanan
Analgetik bekerja pada bagian atas otak untuk mengurangi rasa nyeri
Penggunaan bantuan topokal meningkatkan kenyamanan di daerah perianal

3. Tidak eIektiInya menyusui b/d kurangnya pengalaman
Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi klien dapat mengerti dan bisa melaksanakan sesuai dengan cara-cara
menyusui yang baik
INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat pengetahuan ibu mengenai cara menyusia yang baik
Kaji konsistensi payudara dan lakukan massage
Anjurkan ibu untuk menyusuai bayinya sesering mungkin
UntukBerikan He pada ibu tentang pentingnya perawatan payudara mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu
dalam menyusui bayinya sehingga kita dapat membantu tentang bagaimana teknik menyusui yang baik
Apakah terjadi bendungan pada payudara dan untuk merangsang pembentukan asi, sehingga mengatasi bendungan
Isapan bayi merangsang oksitosin sehingga m,erangsang reIleks let down yang menyebabkan ejeksi asi ke sinus
alktiIerus kemudian duktus yang ada pada putting / ariol
Untuk memotivasi ibu dalam melakukan perawatan payudara secara dini

Anda mungkin juga menyukai