Anda di halaman 1dari 12

BAB 2

KA1IAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Rumah
Beberapa pengertian rumah adalah
a) Bangunan tempat tinggal (kamus bahasa Indonesia, 1997)
b) Rumah menurut adalah bangunan yang berIungsi sebagai tempat
tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. (uu no 4 Tahun
1992 Tentang Perumahan dan Permukiman)
c) Dalam arti umum, rumah adalah bangunan yang dijadikan tempat
tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah bisa menjadi tempat
tinggal manusia maupun hewan, namun tempat tinggal yang khusus
bagi hewan biasa disebut sangkar, sarang, atau kandang. Dalam arti
khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep sosial-kemasyarakatan
yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal, seperti keluarga,
tempat bertumbuh, makan, tidur, beraktivitas, dan lain-lain.
(Wikipedia, 2010)
d) Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah bangunan
(struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-
syarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan
masyarakat. Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan,
untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama
keluarga. Di dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari
kehidupannya di dalam dunia ini. Rumah harus menjamin kepentingan
keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup
bergaul dengan tetangganya, dan lebih dari itu, rumah harus memberi
ketenangan, kesenangan, kebahagiaan, dan kenyamanan pada segala
peristiwa hidupnya. (Frick, 2006 : 1)


2.2. Pengertian Perumahan
$edangkan perumahan memiliki pengertian :
a) Perumahan merupakan salah satu bentuk sarana hunian yang memiliki
kaitan yang sangat erat dengan masyarakatnya. Hal ini berarti
perumahan di suatu lokasi sedikit banyak mencerminkan karakteristik
masyarakat yang tinggal di perumahan tersebut. (Pedoman
Perencanaan Lingkungan Perumahan, 1983 : 24)
b) Perumahan adalah kelompok rumah yang berIungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi
dengan prasarana dan sarana lingkungan. (UU No. 4 Tahun 1992
Tentang Perumahan dan Permukiman)
c) Perumahan (housing) adalah tempat (ruang) dengan Iungsi dominan
untuk tempat tinggal. Untuk pengertian secara lanjut. Perumahan dapat
diartikan dari beberapa elemen dari perumahan, yaitu :
Shelter ; perlindungan terhadap gangguan eksternal (alam, binatang),
dan sebagainya.
House ; struktur bangunan untuk bertempat tinggal.
Housing ; perumahan, hal hal yang terkait dengan aktivitas bertempat
tinggal (membangun, menghuni).
Human settlement ; kumpulan (agregat) rumah dan kegiatan
perumahan (permukiman).
Habitat ; lingkungan kehidupan (tidak sebatas manusia).
Kawasan perumahan merupakan kawasan yang luasannya paling dominan di kota
(50 60 dari luas wilayah kota). di kota-kota di Indonesia, kawasan perumahan
biasanya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ;
a) Perumahan Iormal (teratur/terencana). perumahan ini pada umumnya
merupakan ;
perumahan yang dibangun pada masa .olonial Belanda
perumahan yang dibangun setelah masa kemerdekaan (Untuk PN$,
swasta besar), perusahaan mewah yang dibangun oleh para
pengusaha swasta.
perumahan sederhana (Iasilitas KPR) oleh Perum Perumnas (T-21
s/d T-70)
perumahan yang dibangun oleh pengembang swasta (real estate)
perumahan susun (susun sederhana, rusun menengah, rusun
mewah)
b) Perumahan inIormal (Tidak Teratur), yakni perumahan yang polanya
tidak teratur, prasarana dan sarana tidak memadai. Perumahan ini
mencakup : kampung kota, perumahan liar (Squater), dan perumahan
kumuh (slum). (Pontoh, 2008 : 238)
Pada perumahan seperti telah dijelaskan sebelumnya terdiri dari kelompok
rumah yang berIungsi sebagai lingkungan tempat tinggal. Rumah dapat
mengekspresikan identitas dan hubungan hubungan individu, keluarga, dan
komunitas yang lebih besar.
Banyak komples hunian yang berorientasi pada lingkungan dimana
masyarakat didalamnya saling berinteraksi. namun hampir semua rumah tangga
menginginkan adanya privasi, kedamaian, ketenangan, dan kebutuhan bekerja
sama dengan masyarakat sekitar untuk mewujudkan perlindungan dan keamanan
bersama serta dukungan sosial. pilihan atas lingkungan hunian dipengaruhi juga
oleh keakraban dan kepekaan berkomunitas (Halim, 2008 : 43).

2.3. Kebijakan Pemerintah dalam Penanganan Perumahan
Kementerian Perumahan Rakyat sejatinya telah berupaya untuk mengatasi
berbagai permasalahan yang timbul dalam bidang perumahan rakyat. Dalam
Renstra Kemenpera 2010-2014 dijelaskan bahwa visi, misi, tujuan serta
kebijakan strategis yang akan diambil pada tahun 2010 2014 antara lain:

2.3.1. Visi dan Misi


'isi Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 20102014 adalah $etiap
Keluarga Indonesia Menempati Rumah yang Layak Huni. Untuk mewujudkan visi
tersebut, maka ditetapkanlah misi kementerian yaitu
a. Meningkatkan iklim yang kondusiI dan koordinasi pelaksanaan kebijakan
pembangunan perumahan dan permukiman;
b. Meningkatkan ketersediaan rumah layak huni dan terjangkau dalam
lingkungan yang sehat dan aman serta didukung oleh prasarana, sarana dan
utilitas yang memadai;
c. Mengembangkan sistem pembiayaan perumahan jangka panjang yang eIisien,
akuntabel dan berkelanjutan;
d. Meningkatkan pendayagunaan sumber daya perumahan dan permukiman
secara optimal;
e. Meningkatkan peran pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya
dalam pembangunan perumahan dan permukiman.

2.3.2. Tujuan
$ebagai penjabaran visi dan misi, ditetapkan sepuluh tujuan pembangunan
perumahan rakyat yaitu
a. Meningkatkan pengembangan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan
kebijakan untuk mendorong terciptanya iklim yang kondusiI dalam
pembangunan perumahan dan permukiman;
b. Meningkatkan akses masyarakat berpenghasilan menengah-bawah terhadap
lahan untuk pembangunan perumahan dan permukiman;
c. Meningkatkan pembangunan perumahan berbasis kawasan yang serasi dengan
tata ruang, daya dukung lingkungan dan penyediaan inIrastruktur;
d. Pemenuhan kebutuhan hunian yang layak dan terjangkau serta
didukungdengan prasarana, sarana dan utilitasyang memadai;
e. Mengurangi luas lingkungan permukiman kumuh;
I. Meningkatkan akses MBM termasuk MBR terhadap pembiayaan perumahan;
g. Meningkatkan pendayagunaan sumber-sumber pembiayaan untuk
pembangunan perumahan dan permukiman;
h. Meningkatkan pemanIaatan sumber daya pembangunan perumahan dan
permukiman;
i. Mendorong peran dan meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam
pembangunan perumahan dan permukiman;
j. Menyelenggarakan tugas dan Iungsi Kementerian Perumahan Rakyat dalam
rangka memberikan pelayanan di bidang perumahan dan permukiman.

2.3.3. Arah Kebijakan dan Strategi


Untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan Kementerian Perumahan Rakyat
maka disusun arah kebijakan dan strategi, yaitu
a. Pengembangan regulasi dan kebijakan untuk menciptakan iklim yang
kondusiI, serta koordinasi pelaksanaan kebijakan di tingkat Pusat dan Daerah
dalam rangka pelaksanaan $tandar Pelayanan Minimal ($PM) Bidang
Perumahan dan Permukiman;
b. Peningkatan pemenuhan kebutuhan Rumah Layak Huni (RLH) yang didukung
dengan prasarana, sarana dan utilitas (P$U) serta kepastian bermukim bagi
masyarakat berpenghasilan menengah-bawah, melalui
i. Pembangunan rumah layak huni (RLH) melalui pasar Iormal maupun
secara swadaya masyarakat baik untuk pembangunan baru maupun
peningkatan kualitas;
ii. Pembangunan rumah susun sederhana (rusuna) baik sewa maupun
milik;
iii. Penyediaan P$U perumahan dan permukiman yang memadai untuk
pengembangan kawasan dan P$U perumahan swadaya;
iv. Penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh;
v. Pembangunan rumah khusus, termasuk rumah sederhana sewa dan
pasca bencana;
vi. Pengembangan kawasan khusus, termasuk kawasan perbatasan, daerah
tertinggal dan pasca bencana;
vii. Fasilitasi pra sertiIikasi dan pendampingan pasca sertiIikasi tanah bagi
MBR;
c. Pengembangan sistem pembiayaan perumahan dan permukiman bagi MBM
melalui:
i. Pengembangan pembiayaan perumahan melalui Iasilitas likuiditas;
ii. Pengembangan Tabungan Perumahan Nasional;
iii. Peningkatan pemanIaatan sumber-sumber pembiayaan untuk
pembangunan perumahan dan permukiman;
iv. Peningkatan pendayagunaan sumberdaya pembangunan perumahan dan
permukiman serta pengembangan dan pemanIaatan hasil-hasil
penelitian dan pengembangan teknologi maupun sumber daya dan
keariIan lokal;
d. Peningkatan sinergi pusat-daerah dan pemberdayaan pemangku kepentingan
lainnya dalam pembangunan perumahan dan permukiman.

$ementara strategi Kementerian Perumahan Rakyat untuk memastikan


tercapainya sasaran pembangunan perumahan dan permukiman tahun 20102014
adalah
a. MengeIektiIkan kewenangan perumusan kebijakan dan regulasi untuk
menciptakan iklim yang kondusiI bagi percepatan pembangunan
perumahan dan permukiman melalui pengembangan dan penyediaan
produk-produk pengaturan yang memadai;
b. Memantapkan koordinasi antarpemangku kepentingan dan kelembagaan di
bidang perumahan dan permukiman untuk mendukung penyelenggaraan
pembangunan perumahan dan permukiman yang lebih terintegrasi;
c. MengeIektiIkan kewenangan operasionalisasi kebijakan untuk mendukung
penyediaan perumahan dan permukiman khususnya sebagai proyek-
proyek percontohan dan best practice di berbagai lokasi terpilih yang dapat
direplikasi dan dikembangkan secara lebih luas;
d. Mengoptimalkan peran dan kapasitas para pemangku kepentingan,
khususnya peran pemerintah daerah dalam pembangunan perumahan dan
permukiman melalui bimbingan/bantuan teknis, pendampingan dan
penyebarluasan inIormasi dan kebijakan nasional pembangunan
perumahan dan permukiman;
e. MemanIaatkan dan mendayagunakan sumberdaya perumahan dan permu-
kiman, hasil penelitian dan pengembangan teknologi, serta keariIan lokal
untuk mendukung pembangunan perumahan dan permukiman yang
berkelanjutan;
I. Mengoptimalkan pemanIaatan sumber pembiayaan perumahan dan
permukiman yang akuntabel dan berkelanjutan;
g. MemanIaatkan peluang kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak
untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas perumahan dan
permukiman.

2.3.4. Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman
(KSNPP)
2.3.4.1.Landasan Hukum
a) Arah Kebijakan
O TAP MPR No. I'/MPR/1999 tentang GBHN;
O UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah;
O UU No.25/1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
O UU No. 25/2000 tentang Propenas;
O PP No. 25/2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;
O PP No. 104/2000 tentang Dana Perimbangan.
b) Pengaturan Teknis
O UU No. 4/1992 tentang Perumahan dan Permukiman;
O UU No. 16/1985 tentang Rumah $usun;
O UU No. 24/1992 tentang Penataan Ruang;
O UU No. 23/1997 tentang Lingkungan Hidup;
O UU No. 18/1999 tentang Jasa Konstruksi;
O PP No. 4/1988 tentang Rumah $usun;
O PP No. 40/1994 tentang Rumah Negara;
O PP No. 44/1994 tentang Penghunian Rumah Oleh Bukan
Pemilik;
O PP No. 41/1996 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal
atau Hunian Oleh Orang Asing yang Berkedudukan di
Indonesia;
O PP 80/1999 tentang Kasiba dan Lisiba yang Berdiri $endiri;
O PP No. 20 / 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
O Pedoman Teknis dan $tandar Teknis ($NI) di bidang
Perumahan dan Permukiman.
2.3.4.2.Pendekatan penyelenggaraan perumahan dan permukiman
a) 'isi dan Misi
'isi dan misi dalam penyelenggaraan perumahan dan
permukiman dilaksanakan dengan mengutamakan pencapaian
tujuan pembangunan lingkungan yang responsiI namun secara
komprehensiI sekaligus dapat mengakomodasikan dalam satu
kesatuan sistem dengan pencapaian tujuan pembangunan sosial dan
pembangunan ekonomi. $ecara praksis, konsep TRIDAYA, yang
sudah berkembang sebagai azas pelaksanaan pembangunan
perumahan dan permukiman, yaitu yang secara prinsip bertujuan
memberdayakan komponen sosial masyarakat, usaha dan ekonomi,
serta lingkungan, tetap dapat ditumbuhkembangkan sebagai
pendekatan pembangunan perumahan dan permukiman yang
berkelanjutan di tingkat lokal. Pendekatan ini dilakukan dengan
memadukan kegiatan-kegiatan penyiapan dan pemberdayaan
masyarakat, serta kegiatan pemberdayaan kegiatan usaha ekonomi
komunitas dengan kegiatan pendayagunaan prasarana dan sarana
dasar perumahan dan permukiman sebagai satu kesatuan sistem
yang tidak terpisahkan.
Pembangunan perumahan dan permukiman, yang
memanIaatkan ruang terbesar dari kawasan baik di perkotaan
maupun di perdesaan, merupakan kegiatan yang bersiIat menerus.
Karenanya pengelolaan pembangunan perumahan dan permukiman
harus senantiasa memperhatikan ketersediaan sumber daya
pendukung serta dampak akibat pembangunan tersebut. Dukungan
sumber daya yang memadai, baik yang utama maupun penunjang
diperlukan agar pembangunan dapat dilakukan secara
berkelanjutan, disamping dampak pembangunan perumahan dan
permukiman terhadap kelestarian lingkungan serta keseimbangan
daya dukung lingkungannya yang harus senantiasa
dipertimbangkan. Kesadaran tersebut harus dimulai sejak tahap
perencanaan dan perancangan, pembangunan, sampai dengan tahap
pengelolaan dan pengembangannya, agar arah perkembangannya
tetap selaras dengan prinsipprinsip pembangunan berkelanjutan
secara ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Dalam kerangka itu penyelenggaraan perumahan dan
permukiman ingin menggarisbawahi bahwa permasalahannya
selain menyangkut Iisik perumahan dan permukiman juga terkait
dengan penataan ruang. Di dalamnya termasuk pengadaan
prasarana dan sarana lingkungan, serta utilitas umum untuk
menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini diperlukan
agar dapat mendorong terwujudnya keseimbangan antara
pembangunan di perkotaan dan perdesaan, serta perkembangan
yang terjadi dapat tumbuh secara selaras dan saling mendukung.
Dengan keseimbangan tersebut diharapkan perkembangan ruang-
ruang permukiman responsiI yang ada akan dapat ikut
mengendalikan terjadinya migrasi penduduk. Oleh karenanya, ke
depan diperlukan pengembangan perencanaan dan perancangan,
serta pembangunan perumahan dan permukiman yang kontributiI
terhadap pencapaian penataan ruang yang disusun secara
transparan dan partisipatiI serta memberdayakan masyarakat
sebagai pelaku utama. Dengan demikian diharapkan akan terwujud
permukiman yang dapat mendukung perikehidupan dan
penghidupan penghuninya, baik di kawasan perkotaan, kawasan
perdesaan, maupun kawasan-kawasan tertentu lainnya.
b)Penyelenggaraan $ecara Multisektoral dan Terdesentralisasi
Pembangunan perumahan dan permukiman mencakup banyak
kegiatan, antara lain pengalokasian ruang,penyediaan lahan,
kelembagaan,kegiatan teknisteknologis, pembiayaan, dan sistem
inIormasi. Disamping secara holistik, penyelenggaraan perumahan
dan permukiman harus dilakukan secara multisektoral karena
memerlukan koordinasi dengan berbagai bidang lain yang terkait
dengan kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman dan
tidak dapat ditangani oleh satu sektor saja.
Persoalan penyediaan perumahan sebenarnya lebih merupakan
masalah lokal dan kebutuhan individual. Ini dapat ditunjukkan
dengan besarnya peran swadaya masyarakat di dalam pengadaan
perumahannya. Karenanya perlu pembatasan campur tangan
pemerintah dalam penanganan persoalan lokal melalui
penyelenggaraan perumahan dan permukiman yang
terdesentralisasi. Dalam kerangka desentralisasi, penyelenggaraan
perumahan dan permukiman tidak dapat terlepas dari agenda
pelaksanaan tata pemerintahan yang baik di tingkat lokal, yaitu
yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip partisipasi, transparansi,
akuntabilitas, proIesionalisme, kesetaraan, daya tanggap, wawasan
kedepan, pengawasan, penegakan hukum, serta eIisiensi dan
eIektivitas.
c) Pembangunan Yang Berwawasan Kesehatan
$ebagaimana disadari bahwa persoalan kesehatan lingkungan
perumahan dan permukiman sangat mempengaruhi kualitas
kesehatan masyarakat yang menghuninya. $elain secara Iisik
perumahan harus memenuhi syarat rumah sehat (kesehatan),
perilaku hidup sehat dari masyarakat sangat penting dan strategis
untuk terus didorong dan ditumbuhkembangkan dalam
penyelenggaraan perumahan dan permukiman. Disamping itu
aktualisasi pembangunan yang berwawasan kesehatan sangat
diperlukan dalam upaya penanganan permukiman kumuh, dan
pencegahan terjadinya lingkungan yang tidak sehat serta
menghambat penciptaan lingkungan permukiman yang responsiI.
Aktualisasi tersebut tetap dalam kerangka pelaksanaan program
lingkungan sehat sebagai bagian dari program pembangunan yang
berwawasan kesehatan, yang bertujuan khususnya untuk
mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat mendukung
tumbuh kembangnya anak dan remaja, memenuhi kebutuhan dasar
untuk hidup sehat, dan memungkinkan interaksi sosial serta
melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari
lingkungan, sehingga dapat tercapai derajat kesehatan baik
individu, keluarga maupun masyarakat yang optimal.
d)Penyelenggaraan Dengan Pengembangan $istem InsentiI
Persoalan perumahan dan permukiman merupakan persoalan
strategis yang masih belum mendapatkan cukup perhatian dari
berbagai kalangan. Karenanya untuk memacu laju pembangunan
perumahan dan permukiman, perlu di dalam penyelenggaraannya
dikembangkan sistem insentiI, yang diharapkan mampu mendorong
berbagai pelaku pembangunan baik lembaga Iormal maupun
inIormal untuk terlibat secara aktiI. Upaya yang dikembangkan
antara lain melalui kegiatan program stimulan, perintisan,
dukungan pembiayaan dan bantuan teknis bagi pelaku
pembangunan yang responsiI di dalam penyelenggaraan
perumahan dan permukiman, termasuk kegiatan pendampingan
dalam penyiapan dan pemberdayaan masyarakat.

$trategi Penanganan Permukiman Masyarakat Miskin
1. Pembangunan perumahan baru oleh pemerintah dan partner Negara
sebagai provider
2. Pemeritah sebagai Iasilitator- penyedia kawasan siap bangun
3. Pembangunan rumah berskala kota
4. Perbaikan setempat
5. Perpindahan Penduduk

Anda mungkin juga menyukai