Anda di halaman 1dari 19

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 Daftar Isi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pengertian Paragraf. Lain lain. Kerangka Paragraf.

. Macam macam paragraf berdasarkan jenisnya. Macam macam paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya. Pola pengembangan paragraf. Paragraf hubungan kausal. Contoh paragraf. Ciri paragraf yang baik.

Pengertian Paragraf

Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow (). Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman,

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang yang dikutip berganti.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 Lain lain

Memasukkan
Praktik di Amerika secara umum adalah menandakan paragraf baru dengan memasukkan baris pertama (tiga hingga lima spasi), dengan baris kosong antara paragraf, sementara penulisan bisnis menggunakan baris kosong dan tanpa masukan (hal ini biasanya dikenal sebagai "paragraf blok"). Untuk karya tulis masukan dan tanpa baris kosong digunakan. Banyak terbitan buku menggunakan alat untuk memisahkan paragraf lebih jauh ketika ada perubahan adegan atau waktu. Spasi tambahan ini, khususnya ketika terjadi pada page break, dapat mendatangkan sebuah asterisk, tiga asterisk, sebuah dingbat istimewa, atau simbol khusus yang dikenal sebagai asterisme.

Paragraf gantung
Sebuah "paragraf gantung" adalah paragraf dimana baris pertama paragraf tidak dimasukkan dan dimana baris selanjutnya dimasukkan. Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Detil
Dalam sastra, sebuah "detail" adalah sebagian kecil informasi di dalam paragraf. Sebuah detail biasanya muncul untuk mendukung atau menjelaskan ide pokok. Dalam kutipan berikut dari Lives of the English Poets karya Dr. Samuel Johnson, kalimat pertama adalah ide pokok, bahwa Joseph Addison adalah "pakar kehidupan dan kelakuan" yang hebat. Kalimat berikutnya adalah detail yang mendukung dan menjelaskan ide pokok dalam cara yang spesifik. As a describer of life and manners, he must be allowed to stand perhaps the first of the first rank. His humour, which, as Steele observes, is peculiar to himself, is so happily diffused as to give the grace of novelty to domestic scenes and daily occurrences. He never "o'ersteps the modesty of nature," nor raises merriment or wonder by the violation of truth. His figures neither divert by distortion nor amaze by aggravation. He copies life with so much fidelity that he can be hardly said to invent; yet his exhibitions have an air so much original, that it is difficult to suppose them not merely the product of imagination.

Kerangka paragraf
Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan utama paragraf. Memberikan detail pendukung untuk mendukung gagasan utama. Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali gagasan utama.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Macam-macam paragraf
Paragraf dibagi menurut jenis dan letak kalimat utamanya.

Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan


suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat.

Berdasarkan jenisnya

Narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu


kejadian atau peristiwa.

Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan. Ciri-cirinya: ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian. Contoh: Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir seseorang akan memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tibatiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri. Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Contoh: Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina.

Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan


suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya.

Ciri-cirinya: ada informasi.

Contoh: Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah mendarah daging di pesantren. Di dalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar topik yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi masyarakat melalui perspektif agama.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 memang membutuhkan pengorbanan, sebagaimana yang dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju karena memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.

Persuasi adalah paragraf yang mengajak,


membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu.

Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu. Contoh:

Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan


suatu pendapat beserta alasannya.

Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini, pemerintah boros dengan cara tiap tahun membeli ribuan mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan guest house. Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan perampingan, membeli alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang dimiliki tidak cukup untuk itu.

Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya. Contoh: Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab, domain tersebut menyangkut hal yang sangat rumit, bahkan terkait dengan "meta penampilan" siswa yang kadang-kadang tidak kelihatan. Membentuk karakter manusia Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Berdasarkan letak kalimat utamanya

Contoh: Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat nilai

Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai


dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.

delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang enam dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak kelas tiga cukup pandai mengarang. Yang menjadi penjelasannya di atas adalah: 1. Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga yang lain merupakan peristiwa khusus. 2. Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis. 3. Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang. 4. Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat nilai enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga pandai mengarang.

Contoh: Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.

Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai


dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu generalisasi, analogi, dan kausalitas.

Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum. Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Contoh: Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu. Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan mesin dengan alam semesta. Mesin saja ada penciptanya, yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada ciptaannya itu, tentu demikian pula dengan Tuhan Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu. Hubungan Kausal Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujanhujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.
o

Sebab-Akibat

Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B. Contoh: Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi dan dikendalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas negara.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 Dengan demikian, kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila mulai tahun ketiga Era Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan. Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat kesimpulan pola sebab-akibat adalah kecermatan dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.
o o

Sebab-Akibat-1 Akibat-2

Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat. Contoh: Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, dan lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena Pemerintah ingin mengurangi subsidi dengan harapan supaya ekonomi Indonesia kembali berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya angkutan pun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang-barang pasti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga barang-barang akan dirasakan berat oleh rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha menaikkan pendapatan masyarakat.

Akibat-Sebab

Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya. Contoh: Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat. Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit.

Paragraf Campuran adalah paragraf yang dimulai


dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf. Contoh: Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 Orang yang makan tidak merasa terganggu oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum sambil beristirahat dan berkelakar.

Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.

Contoh: `Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya murah-murah, Sayang banyak lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari sampah, lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman. Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Pola Pengembangan Paragraf


Yang dimaksud dengan pola pengembangan adalah bentuk pengembangan kalimat utama ke dalam kalimatkalimat penjelas.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 statistik, dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri sebagai penjelasan lebih lanjut. Contoh : Berdasarkan pengamatan yang dilakukan kepada siswa

1. Generalisasi:

pembenaran

pendapat/

simpulan

SMA 2000. Saat mereka melaksanakan upacara, semua siswa memakai sepatu hitam dan kaus kaki putih. Pakaian mereka putih-putih dan kemeja dimasukkan ke dalam celana dan ke dalam rok, memakai ikat pinggang warna hitam. Pakaian mereka dilengkapi lagi dengan dasi dan topi abu-abu. Jadi, dapat dikatakan siswa SMA 2000 pakaiannya seragam dan tertib sewaktu mengikuti upacara. 2. Kausal: akibat-sebab. 3. Analogi: pembenaran pendapat berdasarkan asumsi bahwa jika dua hal memiliki banyak persamaan maka dalam hal lain tentu ada yang sama pula. Penalaran analogi, bagian dari induktif. Penalaran dengan membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi memiliki pembenaran pendapat dengan

berdasarkan data/fakta/ contoh atau kejadian-kejadian yang bersifat khusus. Penalaran generalisasi juga merupakan bagian penalaran induksi. Penarikan berdasarkan data yang sesuai dengan fakta atau data. Fakta atau data dapat diperoleh melalui penilaian, pengamatan, atau hasil survei. Jumlah data atau fakta khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili. Adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati lalu ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu. Jadi, generalisasi merupakan pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data

mengemukakan alasan yang berupa sebab-akibat atau

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

berbagai persamaan. Berdasarkan banyak kesamaan tersebut, ditariklah suatu kesimpulan.. Adalah proses penalaran yang berdasarkan pada pembagian dan terhadap sejumlah gejala khusus yang memiliki kesamaan, kemudian ditarik kesimpulan. Contoh:. Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya? Begitu pula bila menuntut ilmu, seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah Dia sanggup melaluinya? Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 4. Definisi: adalah penjelasan terhadap arti kata atau pengertian suatu kata, frasa atau kalimat.

Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat berpola sebabakibat, akibat-sebab, atau pola pemecahan masalah.
1). Sebab-akibat Pola urutan ini bermula dari topik/gagasan yang menjadi sebab berlanjut topik/gagasan yang menjadi akibat. Contoh: a. Sebab-sebab kemacetan di DKI Jakarta a) Jumlah penggunaan kendaraan b) Ruas jalan yang makin sempit c) Pembangunan jalur busway b. Akibat-akibat kemacetan a) Terlambat sampai di kantor b) Waktu habis di jalan 2). Akibat-sebab Pola urutan ini dimulai dari pernyataan yang merupakan akibat dan dilanjutkan dengan hal-hal yang menjadi sebabnya. Contoh : Menjaga kelestarian hutan 1. Keadaan hutan kita

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

2. Fungsi hutan 3. Akibat-akibat kerusakan hutan 3). Urutan Pemecahan Masalah Pola urutan ini bermula dari aspek-aspek yang menggambarkan masalah kemudian mengarah pada pemecahan masalah. Contoh : Bahaya narkoba dan upaya mengatasinya 1. Pengertian narkoba 2. Bahaya kecanduan narkoba a. pengaruh terhadap kesehatan b. pengaruh terhadap moral c. ancaman hukumannya 3. Upaya mengatasi kecanduan narkoba 4. Kesimpulan dan saran

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 bentuk, merek, dan model yang selalu baru, jenis telepon ini banyak diminati berbagai kalangan masyarakat.

Contoh eksposisi dengan pengembangan definisi: Telepon genggam yang lebih dikenal dengan sebutan ponsel (telepon seluler) atau HP (hand phone) merupakan alat komunikasi yang berbentuk kecil serta ringan. Selain mudah digenggam serta dibawa ke mana-mana, bentuknya yang mungil memudahkan orang untuk berkomunikasi di mana saja berada. Telepon genggam adalah produk canggih era komunikasi nirkabel, telepon tanpa kabel. Dengan variasi

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Paragraf akibat)

Hubungan

Kausal

(sebab

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 Tidak apa-apa dik,, kamu terima ya sedikit makanan kecil ini,, untuk bekal kamu kesekolah.. Yasudah,, saya terima ya bu.. Terima kasih banyak ya bu,, Permisi.. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.15, sebentar lagi bel sekolahku akan berbunyi,, 15 menit lagi pintu gerbang sekolah akan ditutup, oleh karena itu aku harus segera bergegas pergi ke sekolah.

Sore hari menjelang malam seorang anak berlari sambil menangis masuk ke dalam sebuah gubuk tua. Mukanya pucat pasi, tubuhnya kurus seperti kekurangan gizi, pakaiannya lusuh seperti tak terurus. Ku tanya mengapa ia menangis dan mengapa ia seorang diri. Ia menjawab sambil menitikkan air mata,, menundukkan kepala,, Uangku hilang.. Adikku menunggu dirumah menjaga ibuku yang sedang sakit.. Kuberikan sedikit uang disakuku untuk membeli obat, ia menatap wajahku.. Menitikkan air mata lagi.. Ia menangis karena senang mendapatkan uang untuk membeli obat dan makanan untuk adik dan ibunya dirumah. Beberapa hari kemudian, aku bertemu dengan anak itu bersama ibunya di pasar. Mereka menghampiriku,, memberiku sedikit makanan kecil sebagai ungkapan terima kasih padaku karena telah membantu anak itu beberapa hari yang lalu. Terima kasih bu,, ibu tidak usah repot-repot seperti ini. Saya ikhlas membantu adik ini kemarin.. Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 3. 2. 1.

Keterangan : Paragraf di atas mempunyai hubungan kausal dengan pola Akibat Sebab : pada paragraf ke-2 dengan kalimat Ia menangis karena senang mendapatkan uang untuk membeli obat dan makanan untuk adik dan ibunya durumah Akibat Sebab : pada paragraf ke-3 dengan kalimat Mereka menghampiriku,, memberiku sedikit makanan kecil sebagai ungkapan terima kasih padaku karena telah membantu anak itu beberapa hari yang lalu Sebab Akibat : pada paragraf ke-4 dengan kalimat Waktu sudah menunjukkan pukul 06.15, sebentar lagi bel sekolahku akan berbunyi,, 15 menit lagi pintu gerbang sekolah akan

ditutup, oleh karena itu aku harus segera bergegas pergi ke sekolah

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 misalnya, sebagai contoh, sebagai ilustrasi, untuk menjelaskan hal itu, perlu dijelaskan, sebagai bukti, buktinva, menurut data statistik, dan sebagainya. Perlu diingat selalu bahwa bukti-bukti atau rincian penunjang harus relevan dcngan generalisasi yang dikemukakan. Suatu paragraf yang men-cantumkan penunjang yang tidak relevan dipandang tidak logis. b) Analogi Bagaikan badai mengamuk, memorakporandakan segala sesuatu yang ditemui. Rumah-rumah berantakan, pohonpohon bertumbangan tiada bersisa. Tinggallah akhirnva

Contoh Paragraf :
a) Generalisasi Dari hasil penelitian Dr. Judith Rodin disimpulkan bahwa

gula yang terdapat di dalam buab-buaban yang disebut ftuktosa dapat menghilangkan rasa lapar, scdangkaa glukosa yang biasauya terdapat dalam kue-kue dan permen menambah rasa lapar.

Pada contoh tadi bagian yang dicetak miring merupakan generalisasi yang dikembangkan Judith Rodin berdasarkan hasil penelitiannya. Generalisasi itu selanjutnya dijelaskan dengan contoh yang dikemukakan dalam kalimat-kalimat bcrikutnva. Pernyataan yang merupakan generalisasi biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan: biasanya, pada umumnva, sebagian besar, semua, setiap, tidak pernah, selalu, secara kescluruhan, pada galibnya, dan sebagainya. Selanjutnya dalam kalimat yang merupakan penunjang generalisasi biasa-nya digunakan ungkapan-ungkapan: Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

dataran yang luas dan sunyi dengan puing-puing gedung dan pohon-pohon yang tumbang. Demikianlah penderitaan telah membuatnva hancur luluh tanpa ampun. Rasanya tak ada lagi yang tersisa, kecuali bagan yang hampa rasa, tanpa citra, cipta, dan karya. Tulisan di atas merupakan contoh analogi deklaratif. Dalam tulisan ini hebatnya penderitaan digambarkan sebagai badai yang menghancur ratakan suatu daerah. Maksudnya tentu saja agar pembaca dapat lebih menghayati bagaimana beratnya penderitaan yang dialami.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 hubungan sebab-akibat merupakan suatu hal yang mudah dan jelas. Tetapi di dalam kenyataan tidak begitu sederhana. c) Hubungan Kausal Kerap kali terdapat peristiwa-peristiwa sebab akibat yang Seorang siswa SMA menjadi frustrasi karena gagal dalam ujian seleksi. Kegagalan ini disebabkan oleh karena tak sempat menyiapkan diri untuk ujian tersebut. Hal ini terjadi karena ia terpaksa dirawat di rumah sakit selama dua bulan akibat kecelakaan lalu lintas. Mobil yang dikemudikannya menabrak tiang listrik karena ia tertidur ketika mengendarainya. Dari contoh itu kita lihat bahwa penyebab pertama kegagalan siswa itu ialah "kantuk". Penyebab itu diikuti oleh serangkaian akibat yang masing-masing merupakan penyebab peristiwa lain.Selanjutnya, dalam penalaran akibat ke akibat harus diyakini bahwa ada penyebab umum yang menimbulkan akibat-akibat itu. Dalam hal ini perhatikan apakah penyebab itu betul-betul merupakan penyebab satu-satunya yang menimbulkan kedua akibat tersebut. Apakah tidak ada penyebab lain yang mungkin juga mcnimbul salah satu atau kedua akibat tersebut? Dari uraian di atas, mungkin diperoleh kesan bahwa Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 rumit. Karena itu, seperti telah pernah dikemukakan kita harus berhati-hati dalam menentukannya. Dengan mempelajari proses berpikir yang sah, kita akan dapat menilai, apakah putusan kita tentang suatu sebab-akibat betul-betul merupakan basil proses penalaran yang logis dan tidak dipengaruhi oleh sikap pribadi. kepercayaan/takhavul, pandangan politik, atau prasangka. Dalam hal ini, ilmu statistika kadang-kadang dapat membantu kita. Tulisan yang memaparkan penalaran dari sebab ke akibat dibuka dengan penalaran penyebabnva dahulu. Sebaliknya tulisan yang memaparkan penalaran dari akibat ke sebab dimulai dengan akibatnya.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 hubungannya, kalimat-kalimat itu harus dihilangkan atau

Ciri Paragraf yang Baik


Sekurang-kurangnya dapat dikatakan ada lima cirri paragraf yang baik. Kelima ciri itu adalah kesatuan, kepaduan, ketuntasan, konsistensi sudut pandang, dan keruntutan. Paragraf dapat dikatakan baik apabila kelima ciri itu secara keseluruhan terdapat di dalamnya. a. Kesatuan Seperti yang telah disinggung pada bagian terdahulu, paragraf yang baik haruslah memiliki satu gagasan utama. Artinya, dalam paragraf mungkin terdapat beberapa gagasan tambahan, tetapi gagasan-gagasan itu harus terfokus pada satu gagasan utama sebagai pengendali. Jika prinsip ini dipenuhi, paragraf itu telah memenuhi ciri kesatuan. Kesatuan dalam sebuah paragraf hanya akan terbentuk apabila informasi-informasi dalam paragraf itu tetap dikendalikan oleh gagasan utama. Agar hal itu dapat dicapai, penulis harus senantiasa mengevaluasi apakah kalimat-kalimat yang ditulisnya itu erat hubungannya dengan gagasan utama. Jika ternyata tidak erat

disajikan secara khusus, misalnya menjadi sisipan dalam kalimat lain. Perhatikan paragraf berikut ini. MBAH MARTO Mbah Marto tidak tahu banyak tentang desa kelahirannya. Ia tidak tahu-menahu mengapa desanya itu dinamai Desa Kedunggalar. Ia tidak tahu-menahu mengapa Sangkanurip kini mengering. Ia juga tidak tahu mengapa nenek moyangnya dahulu sampai di desa itu. Meski sudah uzur, Mbah Marto masih gesit dan cekatan. Begitu bangun pagi, tanpa harus minum kopi dahulu, ia sudah memanggul pangkurnya membongkar tanah liat yang sudah mengeras oleh musim kemarau yang panjang. b. Kepaduan Paragraf dapat dikatakan baik tidak saja karena gagasan utamanya tunggal, tetapi juga kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf itu terjalin secara logis dan gramatikal. Dengan demikian, kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf itu terpadu berkaitan satu sama lain untuk mendukung gagasan utama. Dengan kaitan seperti itu, pembaca akan dapat mengikuti maksud penulis setapak demi setapak dengan perpindahan dari satu

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

kalimat ke kalimat berikutnya secara enak tanpa ada lompatan-lompatan pikiran. Boleh jadi sebuah paragraf sudah memenuhi syarat kesatuan, tetapi belum dapat disebut sebagai suatu paragraf yang baik apabila belum memenuhi syarat kepaduan ini. Untuk membangun kepaduan paragraf dapat digunakan kata kunci dan sinonim, pronomina, kata transisi, dan struktur yang paralel. b.1 Kata Kunci dan Sinonim Kepaduan paragraf dapat dibangun dengan tidak mengulang kata atau ungkapan yang sama setiap kali diperlukan. Kata atau ungkapan yang sama itu sesekali dapat disebut kembali dengan menggunakan kata kuncinya atau dengan menggunakan kata lain yang bersinonim dengan kata atau ungkapan itu. Virus HIV, misalnya, sesekali dapat disebut virus itu, virus penyebab AIDS, virus yang mematikan, atau virus yang sulit ditaklukkan. Oleh beberapa ahli cara itu disebut penyulihan. b.2 Pronomina Membangun kepaduan juga dapat ditempuh dengan menggunakan pronomina untuk menyebut nomina atau frasa nominal yang telah disebutkan lebih Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 dahulu. Yang dilakukan sebenarnya adalah mengacu pada sukses nomina selain atau frasa nomina itu dengan dengan pronominanya. Frasa pengusaha-pengusaha yang sesekali dapat disebut pengusaha-pengusaha pengacuan. b.3 Kata Transisi Kata transisi adalah konjungtor atau perangkai, baik yang digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur dalam sebuat kalimat maupun untuk menghubungkan kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf. Melalui penggunaan kata-kata ini, hubungan antara satu gagasan dan gagasan yang lain dalam sebuah paragraf dapat dinyatakan secara tegas. Kalimat-kalimatnya mungkin sama, tetapi kata transisi tertentu dan susunan tertentu akan mengubah informasi atau gagasan yang ditampilkan. b.4 Struktur yang Paralel Keparalelan struktur kalimat dapat pula membangun ciri kepaduan kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf. Banyak cara yang dapat digunakan untuk membangun keparalelan struktur ini, antara lain itu, dapat pula disebut

mereka, misalnya. Cara seperti ini juga disebut

menggunakan bentuk kata kerja yang sama atau menggunakan majas repetisi. c. Ketuntasan Paragraf yang baik adalah paragraf yang tuntas. Artinya, di dalam paragraf itu telah tercakup semua yang diperlukan untuk mendukung gagasan utama. Ini berarti pula bahwa paragraf yang baik harus telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga pembaca tidak bertanya-tanya tentang maksud penulis dalam paragraf itu. Seberapa jauh ketuntasan pengembangan paragraf itu? Sayang tidak ada rumusan yang jelas mengenai hal itu. Bisa jadi sebuah paragraf amat panjang, tetapi belum tuntas. Bisa jadi pula paragraf itu cukup pendek, tetapi sudah tuntas. Yang penting adalah bahwa setelah membaca paragraf itu, pembaca mendapat informasi yang lengkap tentang isi paragraf itu. Ingatlah bahwa yang penting di dalam paragraf adalah adanya gagasan utama yang biasanya dinyatakan dalam kalimat topik. d. Konsistensi sudut pandang Dalam karang mengarang, konsistensi sudut pandang itu sangat penting artinya. Seorang penulis harus menentukan lebih dahulu sudut pandangnya terhadap Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 calom pembaca agar ia dapat memilih gaya penulisan yang tepat. Paragraf sudut yang pandang baik hendaknya dalam mempertahankan penulis

membahas permasalahan yang diutarakannya. Jika sudah dipastikan bahwa pembaca tidak dilibatkan secara eksplisit sebagai mitra tutur, pilihan itu harus dipertahankan sampai akhir karangan. Demikian pula sebaliknya. e. Keruntutan Urutan penyajian informasi dalam paragraf yang baik mengikuti tata urutan tertentu. Ada beberapa model urutan penyajian informasi dalam paragraf dan tiap-tiap model mempunyai kelebihan masing-masing. Modelmodel urutan itu adalah urutan waktu, urutan tempat, urutan umum-khusus, urutan khusus-umum, urutan pertanyaan-jawaban, dan urutan sebab-akibat. Setiap model urutan akan dibicarakan secara rinci dalam bagian yang membicarakan jenis-jenis dan pengembangan paragraf. Untuk menjelaskan prinsip keruntutan ini, pada bagian ini dicontohkan dua macam keruntutan saja, yaitu keruntutan atas urutan tempat dan keruntutan atas urutan waktu.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13 Yang disebut prinsip keruntutan pada dasarnya adalah menyajikan informasi secara urut, tidak melompat-lompat sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran penulis. Untuk paragraf itu yang menggunakan model urutan tempat, misalnya, hendaklah informasi tentang objek itu disajikan secara horizontal, seolah-olah pandangan mata penulis bergerak dari arah kiri ke kanan, atau sebaliknya atau bisa juga secara vertikal dari bawah keatas atau sebaliknya. Yang penting adalah bahwa informasi disajikan secara berurut berdasarkan dimensi ruang.

Fitrana Amalia Hafizhah XG/13

Anda mungkin juga menyukai