- Masyarakat Maritim
Kategori kebudayaan pesisir dan pantai ditandai dengan pengaruh
Islam yang kuat serta kegiatan dagang dan nelayan yang menonjol.
Kelompok masyarakat yang beragama Islam ini banyak tersebar dikawasan
pantai dan kepulauan sebagai akibat kegiatan perdagangan dan perniagaan
yang berpusat pada kesultanan Islam sejak abad 15. Kebudayaan tersebut
tersebar sepanjang pantai Sumatera dan Kalimantan yang didukung oleh
orang-orang Melayu dan Makassar. Karena kegiatan bertumpu pada dagang
dan nelayan, mereka menduduki pusat-pusat perdagangan sepanjang pantai
bersama-sama dengan para pedagang yang berdatangan dari berbagai penjuru
dunia. Mereka mengembangkan kebudayaan yang berorientasi pada
perdagangan dan mengutamakan pendidikan agama dan hukum Islam, serta
mengembangkan bentuk tari, musik dan kesusasteraan sebagai unsur
pemersatu utamanya. Beberapa pusat perdagangan di pulau Jawa berkembang
menjadi pusat-pusat kekuasaan dengan sistem pemerintahan yang relatiI
modern, ditunjang pula oleh meningkatnya kemajemukan penduduk yang
berasal dari berbagai suku bangsa, maupun mereka yang mempunyai
lapangan keahlian khusus.
Sebelum masuknya pengaruh Islam yang kuat pada masyarakat
maritim penyebaran agama pada awalnya dimulai dari pelayaran/perdagangan
antara India dan kerajaan-keraan di Nusantara yang kemudian menyebar
agama Hindu dan Buddha. Dengan latar belakang agama ini kemudian timbul
kerajaan-kerajaan yang mendapat pengaruh budaya India. Yang menarik,
pengaruh budaya India yang dominan saat itu hanya terjadi di jalur selatan,
yang menghubungkan daerah-daerah disekitar laut Jawa bagian barat. Hal itu
dibuktikan dengan pola sebaran tinggalan arkeologis tertua yang bercitra
budaya India.
Kebutuhan akan rempah-rempah sebagai produk monopoli alamiah
menimbulkan pelayaran perdagangan yang ramai ke dan dari Nusantara.
Lintas perdagangan antar bangsa lewat laut yang menyinggahi pantai-pantai
Nusantara, ternyata berkaitan pula dengan penyebaran Islam. Pada saat itu,
aritrokasi Nusantara yang memegang kekuasaan politik dan mendominasi
perdagangan cendrung melakukan ekspansi politik kapitalistis yang
tindak mendorong terciptanya kewiraswastaan. Islam yan tidak mengenal
perbedaan status manusia, yang pada awalnya dianut pleh para pedagang dan
pelaut itu, menjadi mudah diterima oleh masyarakat di bandar-bandar. Di
Asia Tenggara, khususnya di Nusantara, daerah yang pertama kali
sukubangsa seperti Sunda, Jawa, atau Bali, pengaruh cerita-cerita itu sudah
dianggap sebagai bagian atau ciri dari kebudayaannya; beberapa Iilm
Indonesia ternyata banyak yang berorientasi pada siIat-siIat Iilm India,
yaitu antara bernyanyi dan menari; musik /ang/:t yang demikian populer
untuk lapisan masyarakat tertentu, bisa dikatakan berakar dari kebudayaan
India. Pengaruh yang paling menonjol dari agama Hindu bisa ditemukan
pada masyarakat Bali, walaupun ada sedikit-sedikit perbedaan karena
tentunya unsur budaya asli masih dipertahankan, namun pengaruh agama
Hindu tertanam kuat pada kepercayaan masyarakat Bali.
- Pengaruh Ke-udayaan Islam
Harsoyo (1999) menyebutkan bahwa praktik penyebaran agama
Islam itu melalui dua proses, yaitu melalui mekanisme perniagaan yang
dilakukan oleh orang-orang India dari Gujarat dan orang-orang Persia, dan
yang kedua melalui penguasaan sentra-sentra kekuasaan di pulau Jawa
oleh orang-orang Pribumi yang telah memeluk agama Islam; dengan
proses yang cukup rumit ini tidak mengherankan kalau kemudian terdapat
beberapa perbedaan proses penyerapan agama Islam ini di Indonesia.
Untuk orang-orang yang tinggal di daerah pesisir agak berbeda dengan
orang-orang yang tinggal di pedalaman; untuk orang-orang yang telah kuat
memeluk agama Hindu dan Budha agak berbeda dengan orang-orang yang
lebih longgar darinya; untuk yang menerimanya dari orang-orang Gujarat
agak berbeda dengan pengaruh Persia; bahkan menurut seorang peneliti
Amerika tentang kebudayaan-kebudayaan di Indonesia, CliIIord Geertz
(1982), keberadaan agama Islam pada suatu masyarakat Jawa Tengah itu
dilaksanakan menurut tiga lapisan masyarakat, yaitu agama Islam yang
hidup pada kelompok bangsawan yang disebutnya sebagai !riyayi, Islam
yang hidup pada kelompok rakyat kebanyakan yang disebutnya sebagai
Abangan, dan Islam yang hidup pada anggota-anggota kelompok
pesantren sebagai pusat pengkajian agama Islam yang disebut Santri.
c Pengaruh Ke-udayaan Barat
Pengaruh kebudayaan Barat mulai memasuki masyarakat Indonesia
melalui kedatangan bangsa Portugis pada permulaan abad ke 16,
kedatangan mereka ke tanah Indonesia ini karena tertarik dengan kekayaan
alam berupa rempah-rempah di daerah kepulauan Maluku, rempah-rempah
ini adalah sebagai barang dagangan yang sedang laku keras di Eropa pada
saat itu. Kegiatan misionaris yang menyertai kegiatan perdagangan mereka,
dengan segera berhasil menanamkan pengaruh agama Katolik di daerah
DAFTAR PUSTAKA
Geertz, CliIIord. 1989. Abangan, Santri, !riyayi /alam Masyarakat Jawa. (terj.).
Jakarta: PT Dunia Puataka Jaya.
Geertz, Hildred. 1981. Aneka B:/aya /an Kom:nitas /i In/onesia. (terjemahan).
Jakarta: Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial & FS UI.
Harsoyo. 1999. !engantar Antropologi. Bandung: Penerbit Putra A Bardin.
Purba, Jonny. 2006. B:nga Rampai Kearifan Lingk:ngan. Jakarta: Kementrian
Negara Lingungan Hidup.
Utomo, Bambang Budi. 2007. !an/anglah La:t sebagai !emersat: N:santara.
Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.