Anda di halaman 1dari 12

Sejarah Farmasi

Sejak dulu orang yang sakit akan mencari obatnya. Dalam suatu pengobatan tidak
selalu menggunakan obat, namun terdapat berbagai cara misalnya dengan dikerok atau
bahkan dipotong. Akan tetapi salah satu metode yang paling banyak digunakan adalah
menggunakan obat. Dulu, ilmu obat-obatan dan pengobatan masih dipegang oleh
seseorang dan dipraktekkan oleh orang-orang yang dianggap dekat dan ada
hubungannya dengan dewa dan makhluk halus.
Ilmu pengetahuan masih dijalankan secara spekulatiI dan dipengaruhi oleh
takhayul dan perdukunan. Di Yunani dulu, pendeta memelihara kesejahteraan rohani
dan jasmani masyarakat. Lambat laun, sebagian dwiIungsi pendeta diambil alih oleh
tabib yang memperoleh ilmu pengetahuan dan pengobatan secara intuitiI dan empiris.
Kemudian pada tahun 400 SM didirikan sekolah kedokteran dengan alumninya
yang terkenal, yaitu Hippocrates. Hippocrates merasionalisasikan ilmu pengobatan dan
meningkatkan proIesi tabib pada taraI etik yang tinggi. Tokoh Yunani yang lainnya
ialah Galenus yang namanya terkenal dalam ilmu Galentika, yaitu ilmu yang
mempelajari cara mengambil sari pati tumbuhan obat, yang dikenal dengan sediaan
inIusa, tingtur, dan ekstrak.
Pemisahan ilmu pengobatan dan ilmu obat-obatan atau ilmu kedokteran dan ilmu
Iarmasi mulai nyata terjadi pada abad ke-9. Bahan obat telah beraneka macam dan
makin bertambah banyak dan sulit pengolahannya, sehingga membutuhkan seseorang
yang ahli meracik obat.
Bermacam penyakit telah ditemukan serta memerlukan ketekunan dalam upaya
pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan sehingga memerlukan tenaga ahli khusus
untuk menanganinya. Oleh karena itu dirasa sangat perlu untuk memisahkan ilmu
Iarmasi dan ilmu kedokteran.
Pada tahun 1240 Kaisar Frederick II mengeluarkan maklumat agar memisahkan
Iarmasi dari kedokteran dan menetapkan untuk menjamin agar masyarakat mendapat
perawatan medis yang layak serta memperoleh obat medis yang baik dan cocok,

masing-masing ahli bertanggung jawab dan memiliki pengetahuan, keahlian, dan


ketrampilan khusus.
Dengan peraturan tersebut Iarmasi sekaligus menjadi proIesi resmi dan mencapai
tingkat etik yang lebih tinggi dan terpisah dari ilmu kedokteran. Meskipun merupakan
dua proIesi yang berbeda, tetapi tetap memiliki tujuan yang sama yaitu menolong orang
yang sakit. Melihat betapa rumitnya obat dan penyakit maka diperlukan kerja sama
yuang baik antara dokter dan apoteker, serta tenaga kesehatan lainnya agar tujuan
pengobatan dapat tercapai.
Obat dapat ditemukan pada tiap zaman dalam sejarah perkembangan keIarmasian.
Mitologi, konsep, praktik pengobatan, praktisi, atau proIesi pengobatan, bentuk sediaan
obat, dan bahan obat pada berbagai zaman atau kebudayaan, ternyata tidak hanya
mendasari dan mempengaruhi perkembangan ilmu keIarmasian dan ilmu kedokteran
saat ini. Akan tetapi hal ini turut mendasari dan mempengaruhi perkembangan ilmu
pengobatan tradisional pada suku bangsa tertentu, bahkan beberapa konsep dasar masih
dipakai dalam sistem pengobatan ini.
Falsafah Obat dan Pengobatan
Sejak dunia terkembang dan dihuni oleh manusia serta makhluk hidup
lainnya mungkin sudah ada penyakit dan usaha untuk mengobatinya. Keadaan
sehat dan sakit merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan berlaku bagi
semua makhluk hidup, baik manusia, bahkan hewan dan tumbuhan.
Bagi makhluk hidup, mengobati suatu penyakit atau gangguan merupakan
salah satu usaha untuk mempertahankan keberadaannya. Pada dunia tumbuhan
dikenal suatu produk metabolisme, antara lain alkaloida, glikosida, terpenoid, dan
Ilavonoid. Hewan tidak akan memakan jenis tanaman yang mengandung beberapa
zat tersebut demi kelangsungan hidupnya. Hewan akan mencari jenis tumbuhan
atau rerumputan tertentu yang dapat mengatasi masalah yang datang padanya.
Misalnya, ayam akan mematuk dinding tembok untuk mendapatkan zat kapur
demi memenuhi kebutuhan zat kapurnya yang diperlukan untuk pembentukan
kulit telur. Kekurangan zat kapur ini akan disuplai secara naluriah oleh ayam.
Sedangkan manusia yang memiliki kelebihan berupa akal memanIaatkan
sumber daya yang ada di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Secara

naluriah, manusia pada zaman primitiI akan mengetahui kondisi tubuhnya dan
berusaha menangani masalah kesehatannya. Beberapa contoh tersebut
menunjukkan bahwa usaha makhluk hidup untuk menjaga kelangsungan dan
mempertahankan hidupnya telah ada sejak lama.

Farmasi Zaman Prasejarah
Karakteristik yang unik dari manusia adalah kemampuannya untuk
mengatasi penyakit, baik Iisik maupun non Iisik dengan menggunakan obat-
obatan. Dari bukti arkeologi didapatkan bahwa pencarian obat-obatan setua
pencarian manusia terhadap peralatan lainnya. Bahan-bahan obat tersebut
dikumpulkan, diproses, dan disiapkan kemudian digabungkan menjadi satu untuk
digunakan dalam pengobatan. Aktivitas ini telah dilakukan jauh sebelum sejarah
manusia dimulai dan sampai sekarang tetap menjadi Iokus utama dalam praktik
keIarmasian.
Manusia purba belajar dari naluri dengan melakukan pengamatan terhadap
hewan. Manusia purba belajar dari pengalaman dan mendapatkan cara pengobatan
yang lebih eIektiI daripada sebelumnya. Dari sinilah awal permulaan terapi obat
dimulai. Mereka menularkan pengetahuan ini kepada sesamanya. Walaupun cara
yang digunakan masih kasar, banyak obat-obatan saat ini yang diperoleh dari
sumbernya dengan cara sederhana dan mendasar seperti yang telah mereka
lakukan.

Farmasi Zaman abylonia-ssyria
Bangsa Babylonia telah melakukan observasi terhadap planet dan bintang
yang mendasari ilmu astronomi dan astrologi saat ini. Kedudukan dan gerakan
bintang diduga mempengaruhi kejadian di bumi. Kepercayaan ini kemudian
diadopsi oleh ilmu kedokteran dan keIarmasian berikutnya. Bangsa Sumeria dan
ahliwarisnya, telah meninggalkan ribuan tablet lempung dalam puing-puing
peninggalan mereka sebagai salah satu peninggalan peradaban manusia yang
paling berharga.
Dari penelitian terhadap catatan kuno, disebutkan bahwa terdapat tiga aspek
yang paling berpengaruh dalam ilmu pengobatan Babylonia-Assyria, yaitu

ketuhanan, pengusiran roh jahat/setan, dan penggunaan obat-obatan. Tiga aspek


tersebut merupakan satu kesatuan yang sulit dipisahkan.
Penyakit adalah kutukan atau hukuman Tuhan, sedangkan pengobatan
adalah pembersihan atau penyucian dari kedua hal tersebut. Konsep ini dikenal
sebagai katarsis (catharsis). Konsep ini menjelaskan makna asli kata pharmakon
(Yunani), yang merupakan asal kata pharmacy (Iarmasi). Konsep pharmakon
dijelaskan sebagai berbagai usaha penyembuhan atau penyucian dengan cara
mengeluarkan atau membersihkan.
Para pendeta di masa itu berperan sebagai rohaniwan dan pengusir setan,
yang mendukung peran mereka sebagai penyembuh atau dokter. Dalam literatur
lain disebutkan bahwa terdapat pemisahan proIesi penyembuh diantara bangsa
Babylonia, yakni penyembuh empiris dan penyembuh yang spiritualis.
Penyembuh spiritualis yang menggunakan mantra,doa, dan jimat dikenal sebagai
asipu. Penyembuh empiris yang menggunakan obat atau ramuan tertentu dalam
bentuk sediaan Iarmasi (pil, salep, bilasan, suppositoria) dikenal sebagai asu.
Sedangkan sekelompok orang peramu obat dan kosmetik dikenal dengan pasisu.
Jimat, mantra, dan sihir menjadi bagian dari kebudayaan bangsa
Mesopotamia. Bahan-bahan tertentu untuk membuat obat mungkin saja memiliki
kekuatan menyembuhkan walaupun tanpa intervensi para pendeta melalui mantra
atau doa yang sekarang kita kenal sebagai bahan yang aktiI secara Iarmakologi.
Ada dua hal yang diwariskan kepada kita, yaitu pengetahuan tentang bahan
tertentu yang memiliki kekuatan supernatural, dan yang lainnya adalah konsep
yang mempengaruhi Iungsi tubuh dengan menggunakan bahan obat tersebut, yang
sekarang dikenal sebagai Iarmakoterapi.

Farmasi Zaman Mesir Kuno
Seperti halnya dengan Babylonia, pada catatan peninggalan Mesir
menunjukkan hubungan yang dekat antara penyembuhan supernatural dan
penyembuhan empiris. Resep/Iormula obat biasanya diawali dengan doa/mantra
tertentu. Dalam Iormula tersebut disebutkan obat-obat yang rumit, bentuk sediaan
yang banyak, dan teknik pembuatan yang detail. Yang paling terkenal adalah
-0rs Papyrus, suatu kertas bertulisan yang panjangnya 60 kaki dan lebarnya 1

kaki dari abad ke-16 SM. Dokumen ini ditemukan oleh Georg Ebers di kuburan
sebuah mumi.
Sebagian besar isi Papirus Ebers adalah Iormula obat yang menguraikan
lebih dari 800 Iormula, serta sekitar 700 obat yang berbeda. Obat-obat tersebut
berasal dari tumbuhan, mineral,dan hewan. Bahan pembawa (vehiculum) yang
dipakai adalah bir, anggur, susu, dan madu. Madu dan lilin digunakan sebagai
bahan pengikat dalam Iormula tersebut. Mortir, penggiling tangan, ayakan, dan
timbangan biasa digunakan oleh orang Mesir dalam peracikan obat.
Formula obat Mesir kuno ditulis secara kuantitatiI dan masa pengobatannya
selama 4 hari. Salinan Iormula obat disebarluaskan ke setiap generasi. Kadangkala
sebagian obat diambil dari Iormula aslinya dan dikombinasikan dengan obat lain
dengan Iormula yang berbeda. Kemungkinan besar inilah awal munculnya
pengobatan yang disebut dengan poliIarmasi, yang dikenal sebagai salah satu cara
pengobatan yang tidak rasional.

Farmasi Zaman Yunani Kuno
Pada millenium berikutnya, akar dari proIesi kesehatan di dunia barat
muncul dan berkembang dari peradaban bangsa Yunani di kepulauan dan laut
Aegea. Bangsa Yunani mendapatkan berbagai stimuli dan pengaruh dari luar
yakni Mesopotamia dan Mesir, walupun jika dibandingkan terdapat perbedaan
yang sangat besar antara obat dan bentuk pengobatan yang digunakan.
Dalam mitologi Yunani dikenal dewa pengobatan yang awalnya Apollo,
yang kemudian digantikan oleh Asklepios (Aesculapius). Dalam melaksanakan
tugasnya, Asklepios dibantu putrinya yakni Hygea dan Panacea.
Pada masa itu didirikan balai pengobatan untuk memuja Asklepios dan
kedua putrinya. Mereka yang telah lama mengalami penderitaan akibat penyakit
pergi ke Kuil Dewa Asklepios, kemudian tidur dengan harapan akan dikunjungi
dewa atau Putri Hygea yang membawa ular dan semangkuk obat dalam mimpinya.
Ular dan mangkok tersebut kemudian menjadi simbol Iarmasi, bahkan diadopsi
menjadi simbol olmu kesehatan. Tongkat Asklepios diadopsi menjadi simbol
kedokteran di seluruh dunia.

Filsafat Yunani dan Pengaruhnya alam Konsep Kesehatan


Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama kali menguraikan secara
sistematis Ienomena di alam dan kedudukan manusia di dalamnya, yang sekarang
dikenal sebagai IilsaIat. Istilah philosoph0r berasal dari bahasa Yunani, philos
yaitu teman dan sophia yaitu kebijaksanaan yang berarti kebijaksanaan telah
terdapat di dalam setiap orang yang berusaha mencarinya dan kebijaksanaan akan
menjadi temannya.
Sebagian besar para IilsuI berusaha menjelaskan secara rasional tentang
alam dan Ienomena yang terjadi di dalamnya termasuk kaitannya dengan seni
pengobatan. Masalah yang sering dihadapi adalah penjelasan rasional tentang
apakah yang bisa didapatkan dari asal-usul dunia tempat manusia hidup
didalamnya serta asal-usul penyakit yang diderita oleh manusia. Hal yang paling
menarik adalah ide tentang sesuatu yang mendasar tempat segala sesuatu berasal
darinya.
Beberapa ide dan pandangan IilsuI Yunani yang mempengaruhi konsep
kesehatan dan penyakit antara lain :
A. Empedocles (504 SM)
Empedocles mengemukakan bahwa ada emapt unsur yang menjadi akar dari
segala sesuatu termasuk tubuh hewan dan manusia, yakni api, air, udara, dan
tanah. Sehat merupakan keseimbangan dari keempat elemen tersebut, sedangkan
sakit merupakan ketidakseimbangan keempat elemen tersebut. Teori ini disebut
Teori Empat Elemen.
B. Phytagoras (580-489 SM)
Teori Phytagoras tentang hubungan antara nada dan lamanya suatu akor
bervibrasi menjadi awal berkembangnya ilmu astronomi dan astrologi. Dalam
keIarmasian, bangsa Mesopotamia awal, astrologi berpengaruh kepada kapan
suatu tumbuhan sebagai bahan obat harus dipanen dan diracik.
C. Hippocrates (460-370 SM)
Hippocrates adalah seorang dokter Yunani yang dihargai karena
memperkenalkan Iarmasi dan kedokteran secara ilmiah. Dia menerangkan obat
secara rasional dan menyusun sistematika pengetahuan kedokteran serta
meletakkan pekerjaan kedokteran pada suatu etij yang tinggi. Konsep dari

pandangannya disusun dalam bentuk sumpah Hippocrates yang merupaka tata


cara dan perilaku untuk proIesi kedokteran. Hasil pekerjaannya termasuk uraian
dari ratusan obat-obatan. Ia menjadi pelopor dalam ilmu kedokteran, dan
ajarannya memberikan inspirasi serta IalsaIahnya yang sudah maju dan
merupakan bagian dari ilmu kedokteran modern. Hippocrates kemudian diangkat
sebagai Bapak Ilmu Kedokteran.
D. Theophrastus (370-285 SM)
Theophrastus merupakan ilmuwan Iarmasi yang terkenal di abad
pertengahan. Ia melakukan penelitian besar-besaran terhadap tumbuhan, terutama
untuk pengobatan.
E. Dioscorides (65 M)
Dioscorides merupakan dokter Yunani yang juga seorang ahli botani,
merupakan orang pertama yang menggunakan ilmu tumbuhan sebagai ilmu
Iarmasi terdepan. Hasil karyanya /0 Mat0ria M0/ica Li-ri Quinqu0 dianggpa
sebagai awal dari pengembangan botani Iarmasi dan dalam penyelidikan bahan
obat yang diperoleh secara alami. Ilmu bidang ini selanjtnya dikenal sebagai
Iarmakognosi. D0 Mat0ria M0/ica selanjutnya merupakan ensiklopedia obat
standar selama ratusan tahun berikutnya.
F. Pliny
Pliny menulis ensiklopedia yang diterjemahkan sebagai atural History dan
sebagian isinya menguraikan tentang obat.
G. Largus
Adalah seorang dokter Romawi yang menulis buku Compositiones sekitar
tahun 43 M yang merupakan dispentorium pertama yang menguraikan berbagai
simplisia dan campurannya.
H. Galen (131-201 M)
Galen menyarankan penggunaan poliIarmasi dengan argumen tubuh pasien
akan mengeluarkan berbagai obat yang kompleks tersebut untuk menjaga
keseimbangan cairan tubuh. Saat ini poliIarmasi dikenal sebagai pengobatan yang
tidak rasional. Meskipun demikian, Galen telah menciptakan suatu sistem yang
sempurna mengenai Iisiologi, patologi, dan pengobatan serta merumuskan doktrin
yang telah diikuti selama 1500 tahun. Dialah orang pertama yang

memperkenalkan teknik mencampur masing-masing bahan. Teknik ini kemudian


dikenal sebagai Iarmasi Galenik.
I. Al-Biruni (abad XI)
Al-Biruni memperbaiki dan melengkapi naskah Mat0ria M0/ika
Dioscorides. Selain itu ia juga menambah dan menguraikan berbagai jenis
simplisia yang berasal dari Timur. Saat itu, Iarmasi merupakan cabang ilmu
kedokteran dengan keahlian khusus, yaitu pembuatan dan penyiapan simplisia.
J. Ibnu Sina (1037 M)
Ibnu Sina merupakan Bapak Kedokteran Islam yang dihormati baik di dunia
Timur maupun Barat. Ia menyusun buku berjudul Qonun fi Al-Ti-h yang dikenal
di dunia Barat sebagai Canon M0/icin0 yang menguraikan 760 jenis obat secara
komprehensiI.

#uang Lingkup Farmasi
Masih banyak Undang-Undang di Indonesia yang harus disesuaikan dengan
perkembangan upaya kesehatan dan ilmu pengetahuan, serta teknologi. Selain itu juga
diperlukan undang-undang tentang perlindungan tenaga kesehatan dan masyarakat, serta
apoteker. Peningkatan pengadaan dan pengelolaan tenaga kesehatan, khususnya apotek
dan apoteker, agar dapat menunjang peningkatan upaya kesehatan. Penyebaran tenaga
kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan nyata guna mengembangkan program
kesehatan.
Farmasi adalah suatu proIesi kesehatan yang berhubungan dengan pembuatan dan
distribusi dari produk yang berkhasiat obat. Hal ini meliputi seni dan ilmu pembuatan
dari sumber alam atau sintetik menjadi material atau produk yang cocok dan enak
dipakai untuk mencegah, mendiagnosa, atau pengobatan penyakit. Pembuatan produk
ini meliputi pengetahuan identiIikasi, seleksi, aksi Iarmakologi, pengawetan, kombinasi,
analisa, dan standarisasi obat.
Farmasi adalah suatu proIesi yang berkaitan dengan kesehatan yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan kesehatan dan kimia. Ruang lingkup Iarmasi termasuk

beberapa peran tradisional seperti menggabungkan dan membagikan obat-obatan untuk


para dokter, juga termasuk peran modern seperti perawatan pasien, termasuk juga
layanan-layanan klinis, meninjau obat-obatan untuk keamanan dan keeIisienan, dan
menyediakan inIormasi mengenai obat-obatan.
Ada bermacam-macam keahlian dalam latihan Iarmasi. Spesialisasi dalam Iarmasi
biasanya tergantung berdasarkan tempat latihan dan peran latihan tersebut termasuk
komunitas, rumah sakit, Iarmasi klinik, wakil dokter, inIormasi obat, apotik, dan
sebagainya.
Karir Iarmasi meliputi :
O Farmasi komunitas
O Farmasi rumah sakit
O Pedagang besar Iarmasi
O Farmasi industri
O Pelayanan Iarmasi di pemerintah
O Pendidikan Iarmasi
O Farmasi manajemen

Peran Farmasi di Masyarakat
Farmasi merupakan salah satu proIesi di mana lulusannya mempunyai pilihan
tempat kerja yang luas. Nama apoteker merupakan nama peninggalan Belanda, yang
artinya adalah orang yang bertanggung jawab dan memimpin apotek. Apotek adalah
tempat pengabdian dan praktik proIesi Iarmasi.
Apoteker dalam masyarakat mempunyai serangkaian tanggung jawab. Di samping
mengolah resep mereka juga menjalankan bisnis mereka sendiri. Apoteker rumah sakit
menyediakan obat-obatan dan bekerja bersama dengan dokter dan proIesional kesehatan
lainnya untuk menerapkan program terapi obat. Sedangkan ahli Iarmasi di industri
terlibat dengan pembuatan dan distribusi produk obat-obatan.

Apotek mempunyai Iungsi utama dalam pelayanan obat atas dasar resep
sertanpelayanan obat tanpa resep yang biasa dipakai dirumah. Dalam pelayanan obat ini
apoteker harus berorientasi terhadap pasien. Dalam menjaga dan memajukan kesehatan,
kekuatan mental, dan Iisik rakyat adalah pemberian inIormasi yang cukup mengenai
obat pada orang yang memerlukan inIormasi oleh orang yang dalam kedudukannya
cakap memberi inIormasi tersebut dan orang tersebut adalah apoteker. Hal ini
dikarenakan telah menjadi bidang dan tanggung jawabnya.
Seorang apoteker tidak hanya berperan di apotek. Apoteker memiliki peran yang
luas di bidang kesehatan, di antaranya adalah di rumah sakit, pembuatan kosmetik dan
obat tradisional, pedagang besar Iarmasi (PBF), pemerintahan, militer, pendidikan
Iarmasi, dan riset Iarmasi.
Pelayanan keIarmasian (Pharmac0utical Car0 adalah suatu tanggung jawab
proIesi dari tenaga keIarmasian dalam melakukan pekerjaan keIarmasian terutama
dalam hal pengoptimalan terapi dengan cara mencegah dan memecahkan masalah
terkait obat. Salah satu pekerjaan keIarmasian yang rutin dilakukan oleh tenaga
keIarmasian ialah dalam hal pelayanan inIormasi obat. Oleh karenanya sebagai salah
satu tenaga keIarmasian disamping apoteker, maka tenaga teknis keIarmasian
hendaknya selalu dapat dengan benar menyediakan dan memberikan inIormasi,
rekomendasi obat-obatan yang independen, akurat, terkini, dan komprehensiI, baik itu
kepada masyarakat maupun pihak lain yang memerlukannya.
Pharmac0utical car0 atau pelayanan keIarmasian adalah ketetapan terapi obat
yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan terapi dengan tujuan meningkatkan
kualitas hidup pasien. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi pelayanan
keIarmasian dan peran apoteker diperlukan. Hal ini disebabkan karena perkembangan
masalah obat dan peresepan yang lebih kompleks, antara lain: peresepan yang kurang
rasional, cara pemakaian atau rute pemberian yang tidak tepat, pengobatan yang salah
(m0/ication 0rror), pemberian obat yang salah (/rug 0rror), dosis pemberian yang
kurang tepat (subterapetik) atau dosis berlebihan (toksik), kegagalan dalam
menyesuaikan dosis obat karena perubahan pola metabolisme dan ekskresi, kegagalan
dalam mengenali atau mendeteksi dini eIek samping obat atau interaksi obat. Oleh

karena itu pharmac0utical car0 di apotek sangat diperlukan sesuai dengan Kepmenkes
No.1027 tahun 2004 tentang pelaksanaan standar pelayanan keIarmasian di apotek.
Adapun kegiatan Pharmac0utical Car0 meliputi: Konseling Promosi dan Edukasi,
Pelayanan Residensial (Hom0 Car0), Pengobatan Sendiri ($0lf m0/ication) dan obat
Wajib Apotek (OWA). Untuk dapat memberikan pelayanan keIarmasian secara
maksimal maka diperlukan keterlibatan Iarmasis secara aktiI di apotek sehingga tujuan
dari pelayanan keIarmasian dapat tercapai dengan baik. Ada beberapa proses yang
diperlukan dalam pelaksanaan Pharmac0utical Car0 antara lain: hubungan yang
proIesional antara pasien dengan apoteker harus dibangun, inIormasi medik yang
spesiIik dari pasien harus dikumpulkan, disusun, disimpan dan dipelihara.
InIormasi medik yang spesiIik dari pasien harus dievaluasi dan rencana terapi
dibuat bekerjasama dengan pasien, apoteker harus menjamin bahwa pasien memiliki
semua perbekalan, inIormasi dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan
rencana terapi dan apoteker harus mereview , monitoring dan modiIikasi rencana terapi
agar sesuai kebutuhan dengan tepat, dengan persetujuan pasien dan tenaga kesehatan
lain.
Konsumen sesungguhnya membutuhkan konsultasi, bantuan dan bimbingan
(asistensi) dari apoteker untuk memilih obat atau produk selI-care yang terbaik untuk
dirinya. Konsumen membutuhkan inIormasi yang obyektiI dari proIesi yang terlatih
mengenai khasiat dan keamanan produk obat bebas dan suplemen kesehatan. InIormasi
yang terdapat pada label kemasan obat bebas dan suplemen meski kelihatannya jelas
dan mudah dibaca, tetapi tidak pernah bisa secara jelas menerangkan eIek samping,
kontra indikasi, interaksi dengan obat lain termasuk dengan obat resep
dokter (poliIarmasi), dosis yang tepat sesuai kondisi kesehatan pasien (adanya
gangguan Iungsi ginjal, Iungsi hati, diabetes, hipertensi, hamil, menyusui dll) dan
inIormasi penting lainnya. Apoteker sebagai /rug inform0r adalah yang terbaik untuk
melakukan ini. Pola atau model yang menggambarkan hubungan kolaborasi apoteker-
konsumen dalam swamedikasi ini di Amerika diistilahkan sebagai pharmacist-assist0/
s0lf-car0. Pola Swamedikasi Terbimbing Apoteker akan membedakan apotek dari jenis
outlet retail lainya yang hanya sekedar menjual obat bebas dan suplemen saja.

#F#S

AnieI, M. 1998. Manaf0m0n Farmasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
AnieI, M. 2006. Ilmu M0racik O-at. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
AnieI, M. 2007. Apa Yang P0rlu Dik0tahui T0ntang O-at. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Anonim. 2010. 'Farmasi. http://studyinaustralia.gov (diakses pada 10 November 2010).
Anonim. 2010. 'Swamedikasi: Peran dan Tanggung Jawab Apoteker.
http://ilmuIarmasi.com (diakses pada 10 November 2010).
Mahanani, Dyah. 2008. Skripsi: Gam-aran P0laksanaan $tan/ar P0layanan
K0farmasian /i Apot0k Wilayah K0camatan Ban/arsari Kota $olo
Tahun 2007. Tidak diterbitkan. Solo.
Natalegawa, Tirta. 2008. $0r-a-$0r-i Tanaman O-at Asing. Penerbit Rawansah.
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai