Anda di halaman 1dari 9

ANATOMI, HISTOLOGI, FISIOLOGI DARI TULANG

Oral Biologi

ALVEOLAR

Disusun oleh : RAHMAWATI NAUVAL TRYA ALDILA TAN ANISSA CITRA UTAMI ZURKARNETI HERLINA NIM: 04091004052 NIM : 04091004053 NIM : 04091004054 NIM : 04091004055

Dosen Pembimbing :

drg. Shanty Chairani, M.Si

UNIVERSITAS SRIWIJAYA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI 2011

a. Definisi Prosesus alveolaris didefinisikan sebagai bagian dari rahang atas dan rahang bawah yang membentuk dan mendukung soket dari gigi. Prosesus alveolaris berkembang sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan gigi.1 Tulang Alveolar adalah bagian tulang rahang yang menyangga gigi sehingga membentuk prosesus alveolaris. Berkembang bersamaan dengan erupsinya gigi-geligi dan akan mengalami resorpsi ketika gigi tanggal.2 b. Anatomi Alveolar Bone Proper (Tulang alveolar sebenarnya/ tulang alveolar sejati) Alveolar Supporting Bone (Tulang alveolar pendukung)

Prosesus Alveolaris

Keping kortikal eksternal Trabekula cancellous

Struktur tulang alveolar : 1.Proper Bone (tulang alveolar sejati), 2. Trabekula tulang, dan 3. Keping kortikal eksternal.3 1. Alveolar Bone Proper (Tulang Alveolar Sebenarnya / Tulang Alveolar Sejati) Adalah tulang yang membatasi alveolus atau soket tulang yang berisi akar gigi. Tulang alveolar ini adalah bagian dari jaringan periradikular. Gambaran radiografik alveolar bone proper disebut lamina dura.4 2. Alveolar Supporting Bone (Tulang Alveolar Pendukung)

Berdekatan dengan alveolar bone proper terdapat suatu diploe tulang kanselus (seperti bunga karang) ditutup oleh dua lamina eksterna tulang padat.4

Keping kortikal eksternal Keping kortikal eksterna dibentuk oleh tulang Haver's dan lamella tulang compact. Keping kortikal eksternal berjalan miring ke arah koronal untuk bergabung dengan tulang alveolar sejati dan membentuk dinding alveolar dengan ketebalan sekitar 0,1 - 0,4 mm.3

Trabekula cancellous

Trabekula cancellous berada diantara lapisan tulang compact dan tulang alveolar sejati/sebenarnya. Septum interdental terdiri dari trabekula cancellous yang mendukung tulang dan menutupi bagian dalam border tulang compact.4

c. Histologi

(Sumber : Avery K James.2002 .Oral Development and Histology third edition. Thieme. 227-229) 1. Alveolar Bone Proper (Tulang Alveolar yang Sebenarnya/ Tulang Alveolar Sejati) 1. Dalam histologi dasar, terdapat dua tipe tulang, kanselus (spongy) dan kompak. Alveolar bone proper adalah modifikasi dari tulang kompak yang mengandung lubang serat (Sharpey). Pembentukannya dimulai oleh osifikasi intra membran pada tingkat awal pembentukan akar. Osteoblas pada tepi ligamen periodontal yang merupakan campuran preodontoblas dengan inti besar dan sel-sel fibroblas dengan inti kecil menumpuk suatu matriks organik yang disebut osteoid, yang terdiri dari glikoprotein, fosfoprotein, lipid dan proteoglikan. Pada waktu osteoblas menumpuk matriks, beberapa terjebak di dalamnya, sel-sel ini disebut osteosit. Matriks mengapur karena deposisi kristal hisroksiapatit yang terutama terdiri dari kalsium dan fosfat. 4,5 Tulang yang ditimbun bagian demi bagian selama masa aktivitas lembaran osteoblastik membentuk

lembaran tulang yang disebut lamela. Masa istirahat dibatasi oleh garis-garis gelap yang disebut garis-garis istirahat, yang berjalan sejajar dengan permukaan tulang. Osteosit di dalam lakunanya disebarkan secara rata pada seluruh permukaan lamela. Lamela, garis-garis

istirahat, lakuna dengan osteositnya dan kanakuli memberikan tulang sifat histologiknya.4 Tulang alveolar ini terdiri dari bundel tulang di tepi alveoli dan tulang yang berlamela ke arah pusat prosesus alveolar. Tulang di sebelah tepi disebut bundel tulang karena serabut Sharpey ligamen periodontal tertanam didalamnya. Gambaran radiografik alveolar bone proper disebut lamina dura. Karena serabut Sharpey di sebelah tepi dapat mengapur dan karena lamela hampir tidak jelas, tulang ini tebal dan mempunyai penampilan yang lebih radiopak dalam radiograf daripada tulang kanselus atau ruang ligamen periodontal tetapi densitas radiografi bisa berdasarkan orientasi mineral disekitar bundel serat dan ketidakjelasan kanal nutrien. Sebenarnya, mungkin tidak ada perbedaan dari komposisi mineral dari lamina dura dan tulang pendukung. Lamina dura digunakan untuk evaluasi klinis periapikal atau periodontal patologi. 4,5 2. Alveolar Supporting Bone( Tulang Alveolar Pendukung)

(Sumber : Avery K James.2002 .Oral Development and Histology third edition. Thieme. 227-229)

Trabekula Cancellous
Tulang kanselus terdiri dari tulang yang berlamela tersususun dalam cabang-cabang disebut trabekula. Tujuan dari tulang pendukung adalah untuk memperkuat tulang alveolar sejati dengan struts yang melewati tulang kortikal. Tulang kanselus secara radiologi dibagi menjadi dua tipe: a. tipe 1: interdental dan interradikular trabekula tersusun regular dan horizontal seperti tangga. Sering terdapat pada mandibula dan terlihat pola lintasan pada tulang kanselus.6

b. tipe 2: terlihat susunan yang tidak teratur, sangat banyak, interdental halus dan trabekula interdental. Tidak memiliki pola lintasan yang berbeda. Susunan ini sering terdapat pada maksila.6 Tulang kanselus terdiri dari ostecytes di interior dan osteoblas atau osteoklas pada permukaan trabekula. Di antara trabekula terdapat ruang meduler, terisi dengan sumsum. Sumsum dapat seperti lemak atau hematopoietik. Pada orang dewasa , sumsum pada rahang bawah dan rahang atas biasanya berlemak, tetapi jaringan hematopoietik ditemukan pada tempat tertentu misalnya seperti tuberositas rahang atas, daerah periradikuler gigi molar rahang atas dan rahang bawah, dan daerah periradikular gigi premolar. Ruang sumsum hematopoietik kelihatan radiolusen pada radiograf.4,5 Gambar. 1-77. Photomicrograph menggambarkan jaringan tulang dalam pencabangan luas sebuah molar mandibula. Jaringan tulang dapat dibagi menjadi dua kompartemen: mineral tulang (MB) dan sumsum tulang (BM). Mineral tulang terdiri dari lamellae - tulang pipih sementara sumsum tulang berisi adipocytes (ad), struktur pembuluh darah (v), dan dibedakan sel mesenchymal.1

Keping Kortikal Eksternal Tulang kortikal (padat) menutupi tulang kanselus dan dibentuk oleh tulang berlamela. Tulang berlamela ini mempunyai lakuna yang tersusun dalam lingkaran konsentrik di sekeliling kanal sentral yang disebut sistem Havers. Tulang kortikal bergabung dengan tulang alveolar sejati untuk membentuk krista alveolar disekeliling leher gigi.Pada Septum interdental terdapat lubang canal of Zukerkandl dan pada septum interradikular terdapat Canal of Hirschfeld dimana merupakan tempat arteri interdental dan interradikular, vena, pembuluh getah bening dan saraf.4 Tulang digunakan sebagai reservoar kalsium badan. Badan, dibawah kontrol hormonal, mengatur dan memelihara metabolisme kalsium. Untuk

itu, terjadi pengubahan tulang secara fisiologik dan konstan oleh aktivitas osteoklastik dan osteoblastik. Aktivitas ini dapat lebih mudah dilihat pada trabekula. Pola trabekular secara konstan diubah sebagai reaksi terhadap tekanan oklusal. Pada trabekula didapati garis-garis istirahat yang merupakan ciri masa aktivitas osteoklastik. Garis-garis istirahat mempunyai ciri garis-garis resorpsi tepinya berlekuk-lekuk (scallped) dan mengarah pada daerah resorpsi yang dikenal sebagai lakuna Howship. Pada permukaan lacuna Howship inilah terdapat osteoklas yang merupakan giant cells multinuklear yang berperan pada resorpsi tulang yang difasilitasi oleh asam fospat dan enzim hidrolitik.4

Gambar. Bagian histologis menunjukkan perbatasan antara alveolar bone proper (ABP) dan tulang pipih dengan sebuah osteon dengan kehadiran saluran Havers (HC) di tengah osteon. alveolar bone proper (ABP) melingkar pada lamella dan mengandung serat Sharpey's yang memperpanjang ke ligamentum periodontal. Skema gambar adalah menggambarkan tiga osteons aktif (coklat) dengan pembuluh darah (merah) di saluran Havers (HC). Lamella Interstitial (hijau) terletak antara osteons (0). alveolar bone proper (ABP) adalah ditunjukkan oleh garis garis gelap dimana terdapat serat Sharpey's (SF).1 d. Fisiologi Prosesus alveolaris terdiri dari tulang yang dibentuk baik oleh sel-sel dari folikel gigi (alveolar bone proper) dan sel yang independen terhadap pertumbuhan gigi Bersama dengan sementum akar dan membran periodontal, tulang alveolar merupakan aparat penyangga gigi, fungsi utama yaitu untuk mendistribusikan dan mengisap kekuatan yang ditimbulkan, misalnya, pengunyahan dan kontak gigi lainnya.1 Pada alveolar bone proper, osteosit dalam tulang yang mengapur terletak dalam ruang oval yang disebut lakuna, yang saling berhubungan dengan melalui

kanakuli. Sistem kanal ini membawa nutrien ke dalam osteoid dan membuang hasil metaboliknya yang tidak berguna. Alveolar bone proper dapat juga dianggap sebagai plat klibiform. Istilah ini timbul karena banyaknya foramina yang melubangi tulang. Foramina ini berisi pembuluh darah dan saraf yang mensuplai gigi-gigi, ligamen periodontal dan tulang.3

Gambar.

1-83.

menggambarkan

bagaimana

osteocytes, di tulang termineralisasi, berkomunikasi dengan osteoblas pada permukaan tulang melalui canaliculi.

Pada tulang alveolar pendukung, dalam tulang kanselus juga dijumpai kanal nutrien. Kanal-kanal ini berisis pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf. Kanal ini biasanya berakhir pada krsta alveolar pada foramina kecil-kecil dan dengan mellaui foramina tersebut pembuluh dan saraf masuk ke dalam gingiva.3 No Bagian Fungsi 1. Prosesus alveolaris Membentuk dan mendukung soket dari gigi 2. Tulang alveolar Mendistribusikan dan mengisap kekuatan ligamen periodontal Alveolar Bone Proper

yang

bersama sementum dan ditimbulkan, misalnya, pengunyahan dan kontak gigi 3. lainnya. Terdapat sistem kanal yang membawa nutrien ke dalam osteoid dan membuang hasil metaboliknya yang tidak berguna. Terdapat foramina yang berisi pembuluh darah dan saraf yang mensuplai gigi-gigi, ligamen periodontal dan 4. Alveolar pendukung) tulang Supporting Terdapat kanal nutrien. Kanal-kanal ini berisi

Bone (Tulang alveolar pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf.

Daftar Pustaka

1. Lindhe, Jan, Thorkild, Karring, Niklaus P. Lang. 2003. Clinical Periodontology and Implant Dentistry. 4th ed, Blackwell Munksgaard, A Blackwell Publishing Company. 34-43 2. Harty F.J, Ogston R. 1995. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC. 42 3. Garna Firena Devy,drg. 2003. Resorpsi Tulang Alveolar pada Penyakit Periodontal. Universitas Sumatera Utara. 1-4 4. Grossman, Louis I. 1995. Ilmu Endodontik Dalam Praktek. Jakarta : EGC.62-64 5. Avery K James.2002 .Oral Development and Histology third edition. Thieme. 227229 6. Chatterjee Kabita.2006. Essentials of Oral Histology.Jaypee Brother medical Publishers. 120-121

Anda mungkin juga menyukai