Anda di halaman 1dari 1

Author : Etna Rufiati Publish : 08-08-2011 12:28:54

Pada penalaran bagian pertama telah dibahas tentang pengertian sifat koligatif larutan dan penurunan tekanan uap. Sekarang kita perhatikan kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan. Mengapa terjadi kenaikan titik didih dan penurunan titik beku, jika pada suatu pelarut dimasukkan zat terlarut yang non volatil? Kenaikan Titik Didih Larutan Jika ke dalam air yang mendidih pada 100oC dimasukkan gula, C12H22O11, tampak air tidak mendidih lagi, walaupun air tetap dipanaskan di atas api kecil. Termometer menunjukkan suhu larutan 100oC. Apa yang terjadi dengan molekul-molekul air dan gula dalam larutan itu? Mengapa pada suhu yang tetap sama, air tidak mendidih? Molekul-molekul gula tentu menghambat molekul-molekul air yang akan meninggalkan permukaan larutan. Molekul air yang bergerak ke atas menjadi tidak leluasa, terhalang oleh molekul gula. Beberapa saat kemudian, ternyata larutan mendidih. Termometer menunjukkan suhu larutan naik. Waktu yang diperlukan untuk mendidih kembali tidak terlalu lama. Jika sejumlah gula ditambahkan lagi, larutan tidak mendidih lagi. Setelah beberapa saat, mendidih lagi dengan suhu yang lebih tinggi lagi. Kenaikan titik didih makin besar, jika gula ditambahkan terus. Bagaimana hal ini dapat dijelaskan? Karena gerakan molekul-molekul air dihalangi oleh molekul-molekul gula, maka air memerlukan tambahan kalor untuk meningkatkan energi kinetiknya. Oleh sebab itu, larutan gula harus terus dipanaskan. Pada saat larutan mendidih, berarti molekul-molekul air telah berhasil mengatasi hambatan dari molekul-molekul gula. Kenaikan titik didih disebabkan oleh penyerapan kalor oleh molekul-molekul air untuk meningkatkan energi kinetiknya. Secara otomatis, dengan diserapnya sejumlah kalor oleh air, suhu air naik, berarti suhu larutan naik. Kenaikan suhu larutan dari titik didih air hingga titik didih larutan, dikenal sebagai kenaikan titik didih larutan. Perubahan inilah yang dinyatakan sebagai sifat koligatif larutan. Jadi Kenaikan titik didih larutan berbanding lurus dengan jumlah zat yang dinyatakan dengan konsentrasi molal. Jika jumlah zat terlarut sebagai variabel manipulasi dan jenis pelarut sebagai variabel kontrol, maka kenaikan titik didih akan konstan. Konstanta titik didih pelarut molal dalah Kb. ΔTb = m . Kb Penurunan Titik Beku Larutan Seperti halnya titik didih larutan, titik beku larutan juga tidak sama dengan titik beku pelarutnya. Perubahan titik beku akan terjadi apabila ke dalam pelarut misalnya air dimasukkan gula, C12H22O11 sebagai zat terlarut. Molekul-molekul air yang akan membeku terhalang oleh molekul-molekul gula, sehingga makin sulit membeku. Jika suatu larutan makin sulit mendidih, titik didihnya naik, terjadilah kenaikan titik didih. Nah bagaimana dengan titik beku? Makin sulit membeku, titik beku makin turun, terjadilah penurunan titik beku. Berarti penurunan titik beku sebanding dengan jumlah zat terlarut yang dinyatakan dalam konsentrasi molal. Zat terlarut merupakan variabel manipulasi, dan jenis pelarut sebagai variabel kontrolnya, maka penurunan titik beku akan konstan. Konstanta titik beku molal pelarut adalah Kf. ΔTf = m . Kf

Page 1

Anda mungkin juga menyukai