Anda di halaman 1dari 7

RESUME PENGOLAHAN NIKEL

1.

Defenisi Pengolahan Bahan Galian


Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral

berharga dari mineral pengotornya yang dilakukan secara mekanis, sehingga menghasilkan mineral berharga (konsentrat) dan mineral kadar rendah, dengan memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produk bahan galian baik itu dari bahan galian bijih, mineral industri, dan bahan galian mineral dan batubara untuk meningkatkan kualitas dari suatu bahan galian agar dapat ditingkatkan dan memenuhi persyaratan yang diminta oleh pasar, baik untuk proses ekstraksi logamnya jika untuk bijih maupun persyaratan yang diperlukan untuk industry lainnya, jika untuk bahan galian energy. Kegiatan pengolahan bahan galian mempunyai keuntungan yang dapat mengurangi ongkos angkut dari tiap ton logam sehingga dapat menguranyi biaya peleburan, dan mudah dalam pemanfaatan selanjutnya karena kadar sudah tinggi. Kegiatan pengolahan bahan galian juga bertujuan untuk mengkontrol ukuran partikel agar sesui dengan proses berikutnya, mengontrol agar bijih mempunyai ukuran yang relatif seragam, membebaskan mineral-mineral berharga, sehingga dapat menurunkan mineral pengotornya. Tahapan pengolahan bahan galian dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu preparasi, konsentrasi, dan dewatering. Persiapan (preparasi) Pada proses preparasi ini dibagi menjadi dua tahap yaitu, kominusi dimana pada saat kominusi ini adalah proses mereduksi ukuran atau pengecilan ukuran yang dilakukan dengan crushing, secondary dan grinding. Setelah proses kominusi selesai dilakukan sizing yaitu proses pengelompokkan mineral yang dilakukan dengan sceening dengan berdasarkan lubang ayakan, classifying berdasarkan kecepatan jatuh mineral, proses sizing ini menggunakan alat fixed screen dan movable screen.

Konsentrasi Proses konsentrasi ini disebut juga dengan proses pemisahan mineral

berharga dan tidak berharga untuk mendapatkan kadar yang lebih tinggi berdasarkan: Sifat fisiknya Sifat kemagnetannya Daya hantar listrik Flotasi

Dewatering Proses ini adalah proses pemisahan antara material merupakan cairan

dan padatan, pada proses ini terdapat kriteri-kriteria tertentu yaitu adalah: Thickening adalah kecepatan mengendap partikel, alatnya Thickener, 50% solid. Filtrasi adalah Menyaring, alatnya filter, 80% solid. Drying adalah Pemanasan, alatnya Dryer,100% solid.

2.

Pengolahan Nikel
a. Ganesa Nikel Menurut ilmu kimia nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodic

yang memiliki symbol Ni dan nomor atom 28, menurut A. F.Cronstedt nikel ditemukan pada tahun 1751 dalam mineral yang disebutnya kupfernickel (nikolot), yang merupakan logam berwarna putih keperak-perakan berkilat, keras, tergolong dalam logam peralihan, mempunyai sifat yang tidak berubah warna bila terkena udara, tahan terhadap oksidasi dan kemampuan mempertahankan sifat aslinya di bawah suhu ekstrim. Nikel juga termasuk bahan galian yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena pada massa sekarang dan massa yang akan datang kebutuhan nikel semakin mengkat disamping dari kebutuhan lainnya yang persediaannya semakin terbatas, sehingga mendorong minat pengusaha untuk membuka pertambangan nikel. Bijih nikel diperoleh dari endapan nikel laterit yang terbentuk akibat pelapukan batuan ultramafik yang mengandung nikel 0,2 - 0,4%. Nikel mempunyai sifat fisika yang feromagnetik, dan dapat ditempah dan ditarik. Sifat kimia dari nikel adalah : Pada suhu kamar nikel bereaksi lambat dengan udara

Jika dibakar, reaksi berlangsung cepat membentuk oksida NiO Bereaksi dengan Cl2 membentuk Klorida (NiCl2) Bereaksi dengan steam H2O membentuk Oksida NiO Bereaksi dengan HCl encer dan asam sulfat encer, yang reaksinya berlangsung lambat Bereaksi dengan asam nitrat dan aquaregia Tidak beraksi dengan basa alkali Bereaksi dengan H2S menghasilkan endapan hitam

Nikel berwujud secara gabungan dengan belerang dalam millerite, dengan arsenik dalam galian niccolite, dan dengan arsenik dan belerang dalam (nickel glance). Nikel juga terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam batuan ultrabasa seperti peridotit, baik termetamorfkan ataupun tidak. Terdapat dua jenis endapan nikel yang bersifat komersil, yaitu: sebagai hasil konsentrasi residu silika dan pada proses pelapukan batuan beku ultrabasa serta sebagai endapan nikel-tembaga sulfida, yang biasanya berasosiasi dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit. Pada pelapukan kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO2 berasal dari udara dan pembusukan tumbuh-tumbuhan menguraikan mineral-mineral yang tidak stabil (olivin dan piroksin) pada batuan ultra basa, menghasilkan Mg, Fe, Ni yang larut. Si cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika yang sangat halus. Di dalam larutan, Fe teroksidasi dan mengendap sebagai ferri-hydroksida, akhirnya membentuk mineral-mineral seperti geothit, limonit, dan haematit dekat permukaan. Bersama mineral-mineral ini selalu ikut serta unsur cobalt dalam jumlah kecil. Larutan yang mengandung Mg, Ni, dan Si terus menerus kebawah selama larutannya bersifat asam, hingga pada suatu kondisi dimana suasana cukup netral akibat adanya kontak dengan tanah dan batuan, maka ada kecenderungan untuk membentuk endapan hydrosilikat. Nikel yang terkandung dalam rantai silikat atau hydrosilikat dengan komposisi yang mungkin bervariasi tersebut akan mengendap pada celah-celah atau rekahan-rekahan yang dikenal dengan uraturat garnierit (Ni, Mg)SiO3.xH2O.

Gambar 1 Nikel

Di Indonesia, tempat banyak ditemukannya nikel terletatak di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, hal ini terlihat dari besarnya produksi nikel yang dilakukan salah satu perusahan tambang yang terletak di Soroako yaitu PT. Inco. Nikel yang ditemukan sangat berhubungan erat dengan batuan peridotit. Hasil penambangan di Soroako mengandung nikel (saprolitie ore) tapi masih mengandung air 28%, kemudian direduksi untuk menghilangkan kadar air dan minyak yang diinjeksi dengan aliran listrik yang terputus putus diatas panas dalam tanur, kemudian diberi belerang, dilebur dan didapatkan nikel kasar dengan kadar 25 % nikel dan dimurnikan dalam sebuah konvertor sehingga kadar nikelnya menjadi 75% nikel matte. b. Pengolahan nikel Proses pengolahan nikel dilakukan untuk menghasilkan atau untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dari nikel yang mempunyai kadar nikel di atas 75%. Proses pengolahan ini terbagi menjadi beberapa tahap utama dalam pengolahannya, yaitu: Pengeringan di Tanur Pengering, bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran +25 mm dan 25 mm. Kalsinasi dan Reduksi di Tanur Pereduksi, untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.

Peleburan di Tanur Listrik, untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan terak. Pengkayaan di Tanur Pemurni, untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen. Granulasi dan Pengemasan, untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas. Kebanyakan bijih sulfida tradisional telah diolah menggunakan teknik

pyrometallurgical untuk menghasilkan nikel matte untuk pemurnian lebih lanjut. Kemajuan terbaru dalam hidrometalurgi telah mengakibatkan operasi

pengolahan nikel terakhir dikembangkan menggunakan proses ini. Kebanyakan sulfida deposito secara tradisional telah diproses oleh konsentrasi melalui proses flotasi busa diikuti oleh Pyro-metalurgi ekstraksi. Nikel diekstrak dari bijih dengan memanggang konvensional.

Gambar 2 Proses Pemurnian Biji Nikel

Hasil bijih yang ada dimasukkan kedalam proses penghancuran hingga mempunyai diameter 20 cm, kemudian digiling lagi hingga diameter 2 mm dengan kadar nikel 21%. Pemurnian untuk menghilangkan unsure belerang, silica, karbon, phaspor, chromium, dengan 2 tahap yaitu: menggunakan karbit dan bubuk soda sebagai bahan pembuang belerang, lalu menggunakan bath (pemurnian karbon tinggi) yaitu ferro nikel cair dalam tanggul goyang (shaking conveyor) dengan dihambusi oksigen untuk membuang berbagai unsur yaitu chromium, karbon, silica, phaspor sehingga akan menghasilkan ferro nikel dengan kadar karbon rendah.

Gambar 3 Hasil Produk Nikel

DAFTAR PUSTAKA

http://extractivemetallurgy.blogspot.com/2008/12/proses-pengolahannikel-menjadi-feni.html http://abcdeade.blogspot.com/2010/05/proses-pengolahan-nikel-diindonesia.html http://id.wikipedia.org/wiki/Nikel_laterit http://www.pt-inco.co.id/new/penambangan.php http://www.pt-inco.co.id/new/pengolahan.php http://id.wikipedia.org/wiki/Nikel http://eprints.undip.ac.id/7505/1/Abstrak_RiskaSartikaS.pdf http://tsani-oke.blogspot.com/2011/04/nikel.html http://www.scribd.com/doc/44429295/BAB-I http://1.bp.blogspot.com/__wKSIY9nq2Q/TTRs59HbEdI/AAAAAAAADJ0/t 1Z9pb8uTkM/s1600/jenis-nikel.jpg http://www.trencome.com/basemetalsproducts.htm http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/bahan-baku-danproduk-industri/bijih-nikel/

Anda mungkin juga menyukai