Anda di halaman 1dari 2

Chezar Irawan Tata Ayodya 107083001577

Review Lecture Series on Democracy: Radikalisme Agama dan Demokrasi Sidney Jones

Sidney Jones dalam kuliah umum "Lecture Series on Democracy: Radikalisme Agama dan Demokrasi berbicara mengenai munculnya kelompok-kelompok radikal di Indonesia. Sidney ,emgatakan bahwa faktor untaman munculnya gerakan-gerakan tersebut dipicu oleh keterbatasan mereka dalam mengekspreikan diri yang terkungkung oleh sistem demokrasi di Indonesia. Lebih lanjut Sidney mengatakan bhwa kelompok-kelompok tersebut harus diberi ruang yang leluasa dan dibiarkan saja dan pemerintah tidak turut campur terhadap gerakan-gerakan tersebut. Sidney secara tersirat menyatakan bahwa upaya liberalisasi gerakan-gerakan tersebut merupakan suatu tidakan terkait resolusi permasalahan terhadap radikalisme di Indonesia. Dalam hal ini saya tidak sepenuhnya sependapat dengan pernyataan Sidney tersebut, karena menurut saya menghilangkan batas-batas dalam berdemokrasi justru akan lebih memperbesar potensi munculnya gerakan-gerakan radikalisme baru. Jikalau itu terjadi nilainilai tangging jwab dalam kebebasan berekspresi akan tercemar. Lebih lanjut sistem demokrasi yang ada akan menjelma menjadi demokrasi radikal. Singkat kata, demokrasi identik dengan pluralitas tanpa syarat. Syarat di sini adalah alasan koeksistensi sebuah komunitas politik. Syarat koeksistensi dapat diartikan sebagai batasan terhadap pluralitas itu sendiri. Persoalannya, kelompok radikallah yang senantiasa melanggar syarat koeksistensi tersebut. Penyerangan terhadap rumah ibadah, kekerasan terhadap minoritas, pelarangan aktivitas keagamaan tertentu, semua itu adalah pelanggaran fatal terhadap syarat koeksistensi. Sebenarnya demokrasi itu sendiri memang memiliki unsur kebasan tetapi bukan berarti kita mengabaikan adanya nilai toleransi dan tanggung jawab. jadi kebabsan disina tidak diartikan sebagai hutan rimba dimana batasan-batasan yang ada hanya bersifat natural, dalam

1|Page

pemerintahan yang demokrasi pemerintah berhak untuk melakukan intervensi terhadap nilainilai yang menyimpang dari nilai-nilai kerakyatan dan kehidupan bernegara itu sendiri. Dalam kuliah umum tersebut Sidney membandingkan antara Islam dan demokrasi, Indonesia dan Malaysia. Sidney mengatakan Islam dan Demokrasi tidak ada masalah dan ia berasumsi bahwa demokrasi dibuat oleh manusia, sedangkan syariat Islam oleh Allah. Dalam menanggapi persolalan tersebut menurut saya tida sesimpel apa yang dikatakan oleh Sidney karena Islam merupakan entitas agama yang tentunya akan lebih kompleks untuk dipahami dibandingkan dengan demokrasi. Selain itu, Islam dan demokrasi tidak serta merta dapat kita sandingkan satu-sama lain bagaikan dua sisi mata uang, karena menurut saya demokrasi merupakan sistem yang diciptakan oleh sejarah sedangkan agama merupakan pedoman yang takkan usang dari masa-kemasa. Mengenai demokrasi Indonesia dan Malaysia terntu berbeda. Indonesia memiliki masayarakat yang majemuk dan plural dimana terdapat bermacam-macam suku bangsa. Dimana dalam hal ini menyatukan bermacam-macam tradisi dalam satu kepentingan lebih sulit dibandingkan Malaysia yang memiliki lebih sedikit etnis. Sistem kepartaian di indoneis pun lebih kompleks dibandingkan Malaysia diaman sistem pemerintahan di Indonesia bersifat demokrasi yang presidensil sedangkan Malaysia masih bersifat monarki. Menurut saya munculnya radikalisme dalam suatu negara tidak hanya disebabkan oleh permasalahan internal saja tetapi oleh faktor eksternal. Mengapa saya katakan demikian, bisa saja gerakan-gerakan radikalisme ini muncul karena kekecewaan mereka atas tatanan sistem dunia yang carut-marut dan anarki dimana keadlilan saling tumpang-tindih oleh kepentingan tertentu dan rasionalitas. Permasalahan gerakan radikal ini terbilang sangat kompleks untuk memahami sebab-musababnya karena motif mereka dalam melakukan pergerakan tidak hanya berlandaskan pada satu ideologi, seperti tindakan terorisme yang berlebelkan agama tertentu yang diduga oleh pemahaman agama merka yang sangat fundamental merupakan pendorong mereka untuk melakukan hal tersebut. Mengenai pemahaman tersebut saya pun kurang setuju karena menurut saya pemikiran mereka jauh lebih luas tidak hanya sebatas lingkup agama saja, mungkin disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, dan politik yang bercampur menjadi satu dan membentuk karakter radikal mereka.

2|Page

Anda mungkin juga menyukai