Anda di halaman 1dari 11

Penyelesaian Permasalahan Pada Ordinary Differential Equation

(ODE) Dengan Menggunakan Metode Numerik


Oleh : Azis Kurniawan (0302100558)
Tingkat III Teknik Kripto
Sekolah Tinggi Sandi Negara

I. Pendahuluan
Banyak masalah dalam ilmu pengetahuan dan teknik yang menyangkut
pengkajian dalam suatu periode waktu tertentu. Sebagian besar
permasalahan ini dimodelkan dalam suatu persamaan differensial, dengan
waktu sebagai variabel bebas. Persamaan differensial bukan hanya suatu
permasalahan matematika saja, tetapi merupakan permasalahan di
berbagai bidang pengetahuan yang lain, seperti fisika, biologi, kimia,
astronomi, elektonika, dan lain sebagainya. Tentunya akan lebih kompleks
dan sulit untuk dicari solusi eksaknya. Dalam paper ini akan dibahas
mengenai suatu permasalahan di bidang fisika-kimia, yaitu mengenai
peluruhan unsur radioaktif.

PDB Orde Satu


Bentuk baku PDB orde satu dengan nilai awal ditulis sebagai
y’ = f(x,y)
dengan nilai awal y(x0) = y
penyelesaian PDB secara numeric berarti menghitung nilai fungsi di xr+1 =
xr + h, dengan h adalah ukuran langkah setiap iterasi. Pada metode
analitik, nilai awal berfungsi untuk memperoleh solusi yang unik,
sedangkan pada metode numerik nilai awal (initial value) berfungsi untu
memulai iterasi. Terdapat beberapa metode numerik untuk menghitung
solusi PDB, mulai dari yang paling dasar sampai dengan metode yang
lebih teliti, yaitu :
1. Metode Euler

Solusi Ordinary Differential Equation (ODE) dengan Metode Numerik 1


Oleh : Azis Kurniawan
2. Metode Heun
3. Metode Deret Taylor
4. Metode Runge-Kutta
5. Metode predictor-corrector, dsb.

II. Permasalahan
Suatu unsur radioaktif, akan mengalami peluruhan inti, karena pada
dasarnya unsur tersebut tidak stabil dan akan memancarkan radiasi.
Radiasi tersebut merupakan pancaran energi dari unsur tersebut dan lama-
kelamaan unsur tersebut akan meluruh seiring berjalannya waktu.
Misalnya ada suatu permasalahan :

Asumsikan rata-rata peluruhan inti sebuah radioaktif sesuai dengan nilai


dimana inti tersebut meluruh. Dengan sampel tertentu 10 % nilai asli dari
inti radioaktif yang telah meluruh, pecah dalam periode 100 tahun.

Dari pernyataan diatas memiliki permasalahan :


a. Berapa persentasi dari inti radioaktif yang tersisa setelah 1000
tahun?
b. Dalam berapa tahun akan diperoleh ¼ dari nilai yang tersisa?

III. Penyelesaian
a. Solusi Eksak (Analitik)
Jika x dinotasikan sebagai jumlah dari kuantitas yang ada pada saat waktu
dx
ke t, maka dinotasikan rata-rata dari jumlah perubahan dan kita
dt
mendapatkan suatu persamaan differential.

Ambil x sebagai jumlah dari inti radioaktif yang ditunjukkan setelah t


tahun. Maka dx/dt representasi dari rata-rata peluruhan inti. Karena
peluruhan inti proporsional, kita mendapatkan

Solusi Ordinary Differential Equation (ODE) dengan Metode Numerik 2


Oleh : Azis Kurniawan
dx
= Kx (1)
dt
Dimana K adalah konstanta proportionality. Besar x sudah jelas positif,
tetapi x menurun, dx/dt < 0. Dengan, melihat persamaan (1), kita harus
mendapatkan K < 0. Dengan x menurun, kita lebih mudah bila
menggantikan K dengan konstanta positif dengan cara mengalikannya
dengan tanda minus. Maka kita akan mendapatkan k = -K > 0 dan dari
bentuk ini kita dapat persamaan
dx
= − kx (2)
dt
Ambil x0 untuk menotasikan besar awal, kita dapat memakai kondisi
x(0) = x0 (3)
kita tahu bahwa kita membutuhkan seperti ini untuk menentukan konstanta
dalam menyelesaikan persamaan differential orde satu (2). Akan tetapi
dalam menyelesaikannnya kita membutuhkan konstanta yang lain yaitu k.
Hal ini merupakan salah satu dari “persoalan yang lain” dari permasalahan
tersebut, yang kita ketahui adalah sepersepuluh dari jumlah yang
sebenarnnya (awal), akan meluruh dalam waktu 100 tahun. Maka dalam
kondisi tersebut, memberikan kita persamaan
x(100) = 9/10 x0 (4)
Solusi Persamaan differential (2) diselesaikan terlebih dahulu dengan
memisahkan variabel, mengintegralkan, dan disederhanakan, sehingga kita
mendapatkan
x = ce-kt
dengan melihat persamaan (3), x = x0 dimana t = 0, kita temukan bahwa c
= x0 dan kita mendapatkan
x = x0e-kt (5)
sampai saat ini kita belum mendapatkan k. Kemudian kita mengacu pada
persamaan (4), x = 9/10 x0 saat t = 100, untuk persamaan (5). Kita
mendapatkan

Solusi Ordinary Differential Equation (ODE) dengan Metode Numerik 3


Oleh : Azis Kurniawan
9
x0 = x0 e −100 k
10
Atau
9
(e − k )100 =
10
Kemudian
1
−k  9 100
e = 
 10 
Dari sini kita mendapatkan
9
ln
k = − 10 ≈ 0.0011
100
Maka persamaan menjadi
x = x0e-0.0011t (6)
sebenarnya disini kita tidak membutuhkan k, tetapi hanya e-k, maka kita
akan mendapatkan
1/100
9
x = x0  
 10 
Dan sekarang substitusikan dengan (5) untuk mendapatkan
t
 
1

x = x0 ( e )
−k t
= x0 ( 109 ) 
100

 
Atau
t
x = x0 ( 109 ) 100
(7)

Kita gunakan persamaan terasebut untuk menyelesaikan permasalahan


diatas.
Pertanyaan 1 menanyakan tentang berapa persentase yang tersisa setelah
1000 tahun dibandingkan dengan pada saat awal. Kita menggunakan t =
1000 dalam persamaan (7) dan menemukan

x = x0 ( 109 ) = 0, 34867
10

Solusi Ordinary Differential Equation (ODE) dengan Metode Numerik 4


Oleh : Azis Kurniawan
Sehingga jumlah yang tersisa yaitu 34,867 % dari jumlah awal yang ada
setelah 1000 tahun. Pertanyaan kedua adalah berapa waktu yang
dibutuhkan hingga jumlah yang tersisa adalah seperempat dari jumlah
awalnya. Kita akan menggunakan persamaan x = 14 x0 pada persamaan (7)
dan mendapatkan penyelesaian untuk t,
t
1
4 = ( 109 ) 100

Dengan menggunakan logoritma, kita mendapatkan


t
1 9 100
t 9
ln   = ln   = ln  
4  10  100  10 
Dari sini kita dapatkan bahwa
t ln 1
= 94
100 ln 10
Atau
100 ln 14
t= ≈ 1315,8 (tahun)
ln 109

b. Solusi Numerik
Dengan metode numerik, dapat dicari dengan beberapa metode, pada
paper ini dijelaskan dengan metode euler, heun, dan taylor. Untuk lebih
lanjutnya dibuat fungsinya dengan MATLAB yaitu :
Fungsi pada MATLAB untuk mencari rate problem :

Euler4pdb.m :
function [t,y] = euler4pdb(f,n,a,b,y0)
% fungsi euler4pdb.m (metode Euler untuk MNA):
% menghitung hampiran penyelesaian masalah nilai awal
% y' = f(t,y), y(0)=y0 pada [a, b]
% menggunakan n langkah dengan lebar langkah (b-a)/n
h=(b-a)/n;
t=[a];y=[y0];
for k=2:n+1,
t=[t; a+(k-1)*h];
y=[y; y(k-1)+h*f(t(k-1),y(k-1))];
end

Solusi Ordinary Differential Equation (ODE) dengan Metode Numerik 5


Oleh : Azis Kurniawan
Eulertime4pdb.m :
function [t,y] = eulertime4pdb(f,n,a,b,y0,d)
% fungsi euler4pdb.m (metode Euler untuk MNA):
% menghitung hampiran penyelesaian masalah nilai awal
% y' = f(t,y), y(0)=y0 pada [a, b]
% menggunakan n langkah dengan lebar langkah (b-a)/n
h=(b-a)/n;
t=[a];y=[y0];
for k=2:n+1,
if y(k) <= d
break;
end
t=[t; a+(k-1)*h];
y=[y; y(k-1)+h*f(t(k-1),y(k-1))];
end

Heun4pdb.m :
function [t,y] = heun4pdb(f,t0,b,y0,h)
% fungsi heun4pdb.m (metode HeUN untuk
PDB):(f,t0,b,y0,h)
% menghitung hampiran penyelesaian masalah nilai awal
% y' = f(t,y), y(0)=y0 pada [t0, b]
% menggunakan h langkah dengan lebar langkah (b-t0)/n
n=(b-t0)/h;
t=[t0];y=[y0];
for k=2:n+1,
t=[t; t(k-1)+h];
s1=[f(t(k-1),y(k-1))];
s2=[f(t(k),y(k-1)+h*s1)];
y=[y;y(k-1)+h/2*(s1+s2)];
end

Heuntime4pdb.m :
function [t,y] = heuntime4pdb(f,t0,b,y0,h,d)
% fungsi heun4pdb.m (metode HeUN untuk
PDB):(f,t0,b,y0,h)
% menghitung hampiran penyelesaian masalah nilai awal
% y' = f(t,y), y(0)=y0 pada [t0, b]
% menggunakan h langkah dengan lebar langkah (b-t0)/n
n=(b-t0)/h;
t=[t0];y=[y0];
for k=2:n+1,
if y(k) <= d
break;
end
t=[t; t(k-1)+h];
s1=[f(t(k-1),y(k-1))];
s2=[f(t(k),y(k-1)+h*s1)];

Solusi Ordinary Differential Equation (ODE) dengan Metode Numerik 6


Oleh : Azis Kurniawan
y=[y;y(k-1)+h/2*(s1+s2)];
end

Tailor4pdb.m :
%program untuk mencari solusi permasalahan a dengan
metode tailor
function [j,m]=tailor(x0,t0,k,b,h);
format long

%k = konstanta
n=(b-t0)/h;
t=t0;
x=x0;
j=[];m=[];
for r=1:n

x=x+(h*k*x*exp(k*t))+(h^2/2*(k)^2*x*exp(k*t))+(h^3/6*(
k)^3*x*exp(k*t))+(h^4/24*(k)^4*x*exp(k*t));
j=[j;t0+r*h];
m=[m;x];
end

Tailortime4pdb.m :
%program untuk mencari solusi permasalahan a dengan
metode tailor
function [j,m]=tailortime(x0,t0,k,b,h,d);
format long

%k = konstanta
n=(b-t0)/h;
t=t0;
x=x0;
j=[];m=[x0];
for r=1:n
if m(r) <= d
break;
end

x=x+(h*k*x*exp(k*t))+(h^2/2*(k)^2*x*exp(k*t))+(h^3/6*(
k)^3*x*exp(k*t))+(h^4/24*(k)^4*x*exp(k*t));
j=[j;t0+r*h];
m=[m;x];
end

perintah pada MATLAB untuk mencari solusi permasalahan rate-problem


tersebut :

Solusi Ordinary Differential Equation (ODE) dengan Metode Numerik 7


Oleh : Azis Kurniawan
>> [t1,y1]=euler4pdb(f,10,0,1000,1);
>> [t2,y2]=heun4pdb(f,0,1000,1,100);
>> [t3,y3]=tailor4pdb(1,0,-0.0011,1000,1);
>> ye1=1*exp(-0.0011*t1);
>> plot(t1,y1,t2,y2,t3,y3,t1,ye1);
>> p=legend('euler','heun','taylor','eksak');
Tabel berikut menunjukkan hasil dari fungsi diatas :
Tabel 1. Perbandingan Metode Numerik Untuk Penyelesaian PDB
tahun euler heun taylor eksak
0 1 1 1 1
100 0.89 0.89605 0.89583 0.89583
200 0.7921 0.80291 0.80252 0.80252
300 0.70497 0.71944 0.71892 0.71892
400 0.62742 0.64466 0.64404 0.64404
500 0.55841 0.57765 0.57695 0.57695
600 0.49698 0.5176 0.51685 0.51685
700 0.44231 0.46379 0.46301 0.46301
800 0.39366 0.41558 0.41478 0.41478
900 0.35036 0.37238 0.37158 0.37158
1000 0.31182 0.33367 0.33287 0.33287

Jawaban soal :
a. Euler 10 iterasi = 31,18 %, heun 10 iterasi = 33,37%, taylor 10
iterasi = 33,2 %
b. 1261 tahun
Jawaban b bila dibandingkan dengan metode analitik berbeda 54
tahun, jawaban tersebut sama untuk tiga metode diatas.
Jawaban tersebut berbeda-beda untuk setiap metode yang digunakan,
bergantung pada jumlah iterasi, dsb.

Adapun galat yang dihasilkan oleh metode-metode tersebut adalah :


Tabel 2. Galat Pada Metode Numerik dalam Solusi PDB
euler heun taylor
0 0 0
0.00583 0.00022 0
0.01042 0.00039 0
0.01395 0.00052 0
0.01662 0.00062 0
0.01854 0.0007 0

Solusi Ordinary Differential Equation (ODE) dengan Metode Numerik 8


Oleh : Azis Kurniawan
0.01987 0.00075 0
0.0207 0.00078 0
0.02112 0.0008 0
0.02122 0.0008 0
0.02105 0.0008 0

Adapun grafik yang dihasilkan dalam pencarian solusi tersebut adalah


sebagai berikut

Gambar 1. Perbandingan metode numerik dalam penyelesaian PDB

IV. Analisis
Pada permasalahan ini dapat diselesaikan dengan metode analitik. Pada
dasarnya metode numerik digunakan untuk menyelesaikan masalah yang
tidak dapat diselesaikan dengan metode analitik [1], akan tetapi, bukan
berarti metode numerik tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan metode
analitik.

Dengan tiga metode yang dipergunakan diatas, terlihat metode yang paling
baik digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut ialah metode

Solusi Ordinary Differential Equation (ODE) dengan Metode Numerik 9


Oleh : Azis Kurniawan
Taylor, karena dapat dilihat galatnya hampir mendekati 0 (nol), pada tabel
diatas ketelitiannya tidak mencukupi untuk memperlihatkan galatnya,
sehingga galat pada metode Taylor dianggap nol, tetapi bila dilihat pada
grafik diatas, pada metode inipun grafiknya hampir berhimpit dengan
solusi eksaknya, namun masih tidak dapat dikatakan berhimpit.

Metode terbaik kedua ialah dengan menggunakan metode Heun, nilai


errornya pun masih dapat ditolerir karena cukup kecil, pada grafik heun
bernilai lebih tinggi daripada dua metode lainnya maupun nilai solusi
eksaknya. Metode ini masih lebih baik daripada metode Euler, karena pada
dasarnya metode ini merupakan perbaikan dari metode Euler [1].

Metode Euler merupakan metode yang paling mudah dan cepat untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut, tingkat ketelitiannya bergantung
pada jumlah iterasi yang kita lakukan, makin banyak iterasinya, makin
akurat.

Sebenarnya jumlah iterasi tersebut (lebar langkah) berlaku umum untuk


setiap metode numerik, makin banyak iterasi, maka makin teliti. Sebagai
contoh pada kasus diatas, pada tabel 1 ditunjukkan penyelesaian dengan
metode Euler dengan 10 iterasi adalah 31,182 %, namun dengan
meningkatkan iterasinya menjadi 10 kali lipat akan mendapatkan hasil
33,085 %, ketelitiannya meningkat dari nilai error 0.02105 menjadi nilai
errornya 0.00202 (meningkat 10 kali lipat).

Untuk jawaban soal b, tidak ada satu metode pun yang dapat mendekati
jawaban eksaknya untuk hingga iterasi 1000 kali. Semua jawaban dengan
semua metode tersebut adalah 1261 tahun. Hal ini mungkin disebabkan
oleh kurang tepatnya nilai yang dihasilkan dari proses penghitungan
sehingga mempengaruhi penghitungan berikutnya.

Solusi Ordinary Differential Equation (ODE) dengan Metode Numerik 10


Oleh : Azis Kurniawan
V. Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil yaitu :
1. Metode yang paling baik adalah metode Taylor, diikuti oleh metode
Heun dan yang terakhir adalah Euler,
2. Makin banyak iterasi yang kita lakukan, maka akan makin tepat
jawaban yang didapatkan (solusinya mendekati solusi eksaknya). Hal
ini berlaku untuk semua jenis metode.
3. dalam mencari solusi untuk persamaan differensial biasa, sebaiknya
digunakan metode analitik terlebih dahulu, bila tidak dapat dilakukan
maka gunakan metode numerik dengan iterasi sebanyak mungkin.
4. Nilai error (galat) akan semakin bertambah seiring dengan banyaknya
iterasi yang kita lakukan dan semakin jauh range antara nilai awal
dengan nilai akhir. Akan tetapi, makin banyak iterasi yang dilakukan
akan memperkecil galat yang terjadi.

VI. Referensi
[1] Munir, Rinaldi, Metode Numerik, Penerbit Informatika Bandung,
Bandung : 2003.
[2] Sahid M.Sc., Drs., Pengantar Komputasi Numerik dengan MATLAB,
Penerbit Andi, Yogyakarta : 2005

Solusi Ordinary Differential Equation (ODE) dengan Metode Numerik 11


Oleh : Azis Kurniawan

Anda mungkin juga menyukai