Anda di halaman 1dari 28

Desain dan Produksi Kriya Logam

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga penulisan buku ini dapat terwujud. Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi adalah tersedianya bahan ajar yang memadai baik dalam bentuk modul maupun buku teks yang dikembangkan dengan mengacu pada Standar Kompetensi Nasional (SKN) dan Standar Kompetensi (SK) serta Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) Program Keahlian Kriya Logam, yang mana pada unit-unit kompetensi tersebut mangandung keahlian-keahlian tertentu sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Buku ini sebagai pedoman pengetahuan dan penuntun praktek pada Sekolah Menengah Kejuruan Seni dan Budaya terutama pada Program Studi Seni Kriya Logam baik untuk guru maupun siswanya. Ilmu pengetahuan terus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, demikan pula dalam penulisan buku ini mungkin terdapat kesalahan dan kekurangan sehingga masih dapat disempurnakan dan dikembangkan lebih lanjut. Penulisan mengucapkan banyak terima kasih kepada Direktorat Pembina Sekolah Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional Indonesia yang telah memberikan kepercayaan kepada Penulis untuk menulis buku ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Kependidikan Seni dan Budaya Yogyakarta sebagai atasa langsung yang telah memberikan kesempatan sehingga buku ini dapat disusun. Semoga Allah swt. senantiasa memberikan bimbingan dan karunianya kepada kita semua sehingga pendidikan sekolah kejuruan khususnya dan pendidikan Nasional pada umumnya dapat berkembang mengikuti jaman. Penyusun

Desain dan Produksi Kriya Logam

DAFTAR ISI Halaman Halaman Depan Pengantar Penulis Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Istilah/Glosari Sinopsis Peta Kompetensi Bab I Pendahuluan Bab II Pengetahuan Bahan Logam Bab III Nirmana Sebagai Dasar Kejuruan Kriya Logam Bab IV Pemotongan Bahan Logam Bab V Pengempaan Dengan Keping-Keping Pencetak/Stempel Bab VI Penempaan Logam Bab VII Pembuatan pelat dan kawat Logam Dengan Teknik Canai Bab VIII Pengecoran Logam Teknik Cetak Pasir dan Tapel Bab IX Pematrian Logam dengan Teknik Patri Lunak dan Keras Bab X Las Oxy-Acetelyne Bab XI Las Listrik Bab XII Pelipatan Logam Pelat Bab XIII Penghiasan Logam i ii iii

Dengan Teknik Ukir Bab XIV Penghiasan Logam Dengan Teknik Etsa Bab XV Penghiasan Logam Dengan Teknik Grafir Bab XVI Pembuatan Karya Kriya Logam Dengan Teknik Bubut Bab XVII Pelaksanakan Kerja Perhiasan (Jewellery) Bab XVIII Pembuatan Karya Enameling Bab XIX Finishing Karya Kriya Logam PENUTUP 170 Daftar Pustaka 181 232 434 462 477

iv 1 10

495 546

79 151

567 609

240

267

294 368 402 418

ii

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Desain dan Produksi Kriya Logam

DAFTAR GAMBAR 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. Gambar 1 Tempat Cincin Gambar 2 Tempat Payung Gambar 3 bros perak dari kawat hasil canai Gambar 4 Souvenir hasil tehnik bubud dengan finishing lapis emas dan pewarnaan kimia Gambar 5 Hiasan Dinding dengan Tehnik Ukir Timbul Gambar 6 Karya Teknik Enameling Gambar 7 Emas Murni Dalam Bentuk Batangan Gambar 8 Perhiasan Emas Gambar 9 Macam-Macam Cetakan Batangan Logam Gambar 10 Pemanas dengan bahan bakar LPG Gambar 11 Crucible/kowi untuk peleburan dengan pemanas LPG Gambar 12 Macam-Macam crucible/Kowi dengan pemanas tungku peleburan Gambar 13 Tungku peleburan Gambar 14 Melebur Dan Menuang ke Dalam Cetakan Batangan Gambar 15 Perak Murni (Jawa: acir) Gambar 16 Stempel Lurus Gambar 17 Stempel Kadar Perak Gambar 18 Stempel Penanda Karat Cincin Emas Gambar 19 Stempel penanda karat Gambar 20 Tang penanda karat Gambar 21 Batu Uji, Jarum Penunjuk Karat, Bahan Asam Kimia Gambar 22 Peralatan Tes Kadar Logam Mulia (emas, perak) Gambar 23 Alloy Tembaga Murni Gambar 24 Pelat Tembaga Gambar 25 Timah Putih Gambar 26 Timah Hitam Gambar 27 Pelat Kuningan Gambar 28 Contoh logam-logam profil sisa Gambar 29 Contoh besi baja sisa
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

30. Gambar 30 Pelat Baja Pemanas Bahan Bakar Gas Rumah Tangga isi 15 kg dan 3 kg 31. Gambar 31 BJLS 32. Gambar 32 Kompor minyak tanah 33. Gambar 33 Pemanas yang menggunakan bensin (brander, tangki, dan gembosan). 34. Gambar 34 Pemanas dengan bahan baker LPG rumah tangga 15 kg dan 3 kg 35. Gambar 35 Komposisi titik 1 36. Gambar 36 Komposisi titik 2 37. Gambar 37komposisi garis lurus 38. Gambar 38 Komposisi garis lengkung 39. Gambar 39 Contoh Bidang Geometris 40. Gambar 40 Contoh Bidang Bentuk organis 41. Gambar 41 shade dan form 42. Gambar 42 Lingkaran warna 43. Gambar 43 komposisi warna primer 44. Gambar 44 Komposisi warna sekunder 45. Gambar 45 Komposisi warna tersier 46. Gambar 46 Contoh tekstur nyata 47. Gambar 47 Contoh tekstur semu 48. Gambar 48 Pengulangan teratur 49. Gambar 49 Pengulangan tak teratur 50. Gambar 50 Selang-seling 51. Gambar 51 Rangkaian 52. Gambar 52 Transisi 53. Gambar 53 Gradasi warna 54. Gambar 54 Gradasi bentuk 55. Gambar 55 Irama 56. Gambar 56 Radiasi 57. Gambar 57 Pemusatan 58. Gambar 58 Komposisi Penyatuan 59. Gambar 59 Patung suku Asmat Papua 60. Gambar 60 Ornamen suku dayak Toraja 61. Gambar 61 Ornamen Asmat 62. Gambar 62 Ornamen Bali (Kayu) 63. Gambar 63 Ornamen Wayang

iii

Desain dan Produksi Kriya Logam

64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91.

Jawa Gambar 64 Ornamen Asmat Gambar 65 Ornamen Toraja Gambar 66 Ornamen Gunungan Jawa Gambar 67 Ornamen Pada langitlangit kuil Bali Gambar 68 Silang dua Gambar 69 Triquartra Gambar 70 Swastika Gambar 71 Meander Gambar 72 Dari kiri: Glencar, Celciatelo, Knossos Coni, dan Silang Aheny Gambar 73 Atas Gerigi, kiri bawah Cakra, dan kanan bawah Wajikan Gambar 74 Motif organis Gambar 75 Penerapan ornament pada tempat buah Gambar 76 Ornamen diterapkan pada tempat tisu Gambar 77 Ornamen diterapkan pada cincin Gambar 78 Ornamen diterapkan pada kalung Gambar 79 Ornamen diterapkan pada teko Gambar 80 Ornamen diterapkan pada tangga Gambar 81 Penerapan Ornamen pada kriya anyam Gambar 82 Penerapan ornamen pada kriya kayu Gambar 83 penerapan ornamen pada kriya kayu Gambar 84 Penerapan ornamen pada kriya kulit Gambar 85 Penerapan ornamen pada kriya kulit Gambar 86 Penerapan ornamen pada kriya keramik Gambar 87 Penerapan ornamen pada kriya keramik Gambar 88 Penerapan ornamen pada kriya tekstil Gambar 89 contoh gambar yang akan ditiru Gambar 90 langkah ketiga Gambar 91 Gambar yang akan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

ditiru 92. Gambar 92 langkah ketiga 93. Gambar 93 Arsir blok 94. Gambar 94 Tehnik sungging 95. Gambar 95 Tehnik arsir dot 96. Gambar 96 Tehnik arsir garis 97. Gambar 97 Contoh Pictogram 98. Gambar 98 Contoh Ideogram 99. Gambar 99 Contoh huruf Cina Hanzi (tulisan Cina Tradisional) 100. Gambar 100 Contoh Huruf Cina Ringkas 101. Gambar 101 Contoh huruf Jepang Kanji 102. Gambar 102 Contoh huruf Jepang Hiragana 103. Gambar 103 Contoh Huruf Berkait / Serif 104. Gambar 104 Contoh Huruf Tak Berkait /San Serif 105. Gambar 105 Contoh Abjad 106. Gambar 106 Contoh Urutan Angka 107. Gambar 107 Contoh Tanda Baca 108. Gambar 108 Contoh Keluarga Eras Bold ITC 109. Gambar 109 Contoh Keluarga BAUHAUS 93 110. Gambar 110 Spasi huruf 111. Gambar 111 Huruf yang memiliki lengkungan 112. Gambar 112 spasi huruf 113. Gambar 113 Contoh penulisan huruf perkecualian 114. Gambar 114 langkah pertama 115. Gambar 115 langkah kedua 116. Gambar 116 langkah ketiga 117. Gambar 117 langkah keempat 118. Gambar 118 langkah kelima 119. Gambar 119 langkah pertama 120. Gambar 120 langkah kedua 121. Gambar 121 langkah ketiga 122. Gambar 122 langkah keempat 123. Gambar 123 langkah kelima 124. Gambar 124 langkah kesatu 125. Gambar 125 langkah kedua 126. Gambar 126 langkah ketiga 127. Gambar 127 langkah keempat 128. Gambar 128 langkah kelima 129. Gambar 129 letak keempat

iv

Desain dan Produksi Kriya Logam

kwadran 130. Gambar 130 Kwadran 1 dan 3 131. Gambar 131 kwadran 1 132. Gambar 132 kwadran ketiga 133. Gambar 133 pandangan dari salah satu sudut 134. Gambar 134 pengambilan sudut pandang obyek 135. Gambar 135 Proyeksi kuadran ketiga sering disebut proyeksi Amerika 136. Gambar 136 Simbol Proyeksi Kuadran Ketiga dalam bukaan 137. Gambar 137 Simbol Proyeksi Kuadran Ketiga 138. Gambar 138 model yang akan digambar dengan proyeksi orthogonal 139. Gambar 139 turunan dari model 140. Gambar 140 ukuran masingmasing sisi 141. Gambar 141 proyeksi kwadran ke 3 142. Gambar 142 tampak depan 143. Gambar 143 garis-garis proyeksi untuk tampak atas dan depan 144. Gambar 144 garis-garis proyeksi tampak atas, depan dan samping 145. Gambar 145 notasi ukuran 146. Gambar 146 penarikan garis-garis proyeksi ke dinding kubus 147. Gambar 147 bukaan 148. Gambar 148 bukaan Proyeksi Kuadran Pertama 149. Gambar 149 simbol proyeksi orthogonal kuadran pertama 150. Gambar 150 penentuan sudut pandang 151. Gambar 151 ukuran masingmasing sisi 152. Gambar 152 layout 153. Gambar 153 tampak depan 154. Gambar 154 tampak atas 155. Gambar 155 tampak depan,atas dan samping 156. Gambar 156 notasi ukuran 157. Gambar 157 mencari proporsi 158. Gambar 158 mengukur proporsi 159. Gambar 159 mengukur proporsi

160.

Gambar 160 penerapan pada kertas gambar 161. Gambar 161 mencari komposisi layout dengan jendela 162. Gambar 162 membentuk lubang jendela dengan telapak tangan 163. Gambar 163 komposisi penataan obyek 164. Gambar 164 komposisi penataan obyek 165. Gambar 165 komposisi penataan obyek 166. Gambar 166 persepektif 167. Gambar 167 Teknik gelap terang 168. Gambar 168 jarak pandang 169. Gambar 169 writing position 170. Gambar 170 In the palm position 171. Gambar 171 Under hand position 172. Gambar 172 Sharp Point 173. Gambar 173 Round Point 174. Gambar 174 Blunt Point 175. Gambar 175 Long Point 176. Gambar 176 menggambar model 177. Gambar 177 membuat struktur bentuk obyek yang akan digambar 178. 179. 180. 181. 182. 183. 184. 185. 186. 187. 188. 189. 190. 191. 192. 193. Gambar 178 Membentuk obyek secara global Gambar 179 Langkah menggambar Gambar 180 menandai garis pembatas gelap terang Gambar 181 membuat arsiran ringan Gambar 182 membuat gelap terang Gambar 183 membuat detail benda Gambar 184 Zebra Gambar 185 Rusa Gambar 186 Sapi Perah Gambar 187 Ayam Gambar 188Anatomi binatang Gambar 189 kuda Gambar 190struktur tubuh kuda Gambar 191 Berbagai sudut pandang Gambar 192 Proporsi Tubuh Kuda Gambar 193 Tekstur Kulit Binatang

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Desain dan Produksi Kriya Logam

194. 195. 196. kuda 197. 198. 199. 200. 201. 202. 203. 204. 205. 206. 207. 208. 209. 210. 211. 212.

Gambar 194 persendian kuda Gambar 195 bentuk kaki kuda Gambar 196 Bagian-bagian kepala Gambar 197 Struktur kuda Gambar 198 Sketsa Bentuk Kuda Gambar 199 Warna dasar Gambar 200 Mewarnai latar belakang Gambar 201 Menambah gelap terang Gambar 202 Membuat kesan bayangan Gambar 203 Menambah warna kekuningan Gambar 204 membuat detil kuda Gambar 205 Sketsa bentuk binatang Gambar 206 Memberi warna pada latar belakang Gambar 207 Mewarnai binatang Gambar 208 Membuat detil binatang Gambar 209 Perbandingan tinggI manusia dengan kepala Gambar 210 Tinggi manusia Indonesia rata-rata antara 6,5 sampai 7 kepala Gambar 211 Proporsi manusia pria menurut paul Rincher Gambar 212 Proporsi manusiA wanita menurut paul Rincher 213. Gambar 213 Proporsi manusia menurut Ernst Neufert 214. Gambar 214 Menggambar model di studio 215. Gambar 215 Proporsi manusia menurut Andrew Lomis 216. Gambar 216 membuat Grid Proporsi 217. Gambar 217 membuat garis-garis bantu struktur tubuh manusia 218. Gambar 218 membuat garis bentuk tubuh manusia 219. Gambar 219 mengarsir 220. Gambar 220 mengarsir seluruh bentuk tubuh manusia 221. Gambar 221 Mistar Baja 222. Gambar 222 Penggaris Siku

248. 249. 250. 251. 252. 253. 254. 255. 256. 257. 258. 259. 260. 261.

Gambar 223 Jangka Tusuk Gambar 224 Jangka Tongkat Gambar 225 Pena Gores Gambar 226 Penitik Gambar 227 Mengukur dan Menandai dengan Menggores 228. Gambar 228 Gunting lurus 229. Gambar 229gunting kombinasi 230. Gambar 230 gunting bulldog 231. Gambar 231 gunting ganda 232. Gambar 232 gunting lengkung 233. Gambar 233 gunting paruh burung 234. Gambar 234 gunting troyan 235. Gambar 235 gunting dirgantara 236. Gambar 236 gunting lurus 237. Gambar 237 gunting kiri 238. Gambar 238 Memotong dengan gunting 239. Gambar 239 Gunting tuas bangku 240. Gambar 240 gunting lingkar 241. Gambar 241 gunting guillotine 242. Gambar 242 memasukkan pelat 243. Gambar 243 bilah gergaji tangan 244. Gambar 244 Gergaji tangan 245. Gambar 245 Gergaji Tangan Kecil 246. Gambar 246 Gergaji Perhiasan 247. Gambar 247 pegangan dan sekrup bagian bawah Gambar 248 sekrup pengatur jarak Gambar 249 sekrup atas Gambar 250 Cara memasang bilah gergaji Gambar 251 Memotong lurus Gambar 252 Memotong Zig-Zag Gambar 253 Memotong Gelombang Gambar 254 Memotong Lingkaran Gambar 255 menemprl pola ke atas plat logam Gambar 256 Melubang dengan bor Gambar 257 Memotong bentuk motif Gambar 258 Hasil Potongan gergaji perhiasan Gambar 259 gergaji mesin Gambar 260 Cara menjepit benda kerja Gambar 261 Bagian-bagian gergaji tangan 223. 224. 225. 226. 227.

vi

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Desain dan Produksi Kriya Logam

262. 263. 264. 265. 266. 267. 268. 269. 270. 271. 272. 273. 274. 275. 276. 277. 278. 279. 280. 281. 282. 283. 284. 285. 286. 287. 288. 289. 290. 291. 292.

Gambar 262 cara memasang bilah gergaji tangan Gambar 263 posisi kerja menggergaji dengan gergaji tangan Gambar 264 langkah pertama menggergaji dengan gegrgaji tangan Gambar 265 langkah kedua mulai menggergaji Gambar 266 langkah ketiga penggergajian Gambar 267 langkah awal menggunakan gergaji mesin Gambar 268 memasang benda kerja untuk digergaji Gambar 269 proses menggergaji dengan gergaji mesin Gambar 270 Keping pencetak Gambar 271 Alat sistem ulir Gambar 272 Alat kempa eksentrik Gambar 273 Stempel Gambar 274 Balok timbel Gambar 275 Palu besi dengan berat 0,5 kg Gambar 276 Pelat kuningan Gambar 277 Hasil pengempaan Gambar 278 Kempa eksentrik Gambar 279 Hasil Pengempaan Gambar 280 Macam-macam profil Gambar 281 Macam-macam besi pejal Gambar 282 Besi baja lembaran Gambar 283 Rolmeter Gambar 284 Gerinda potong tangan listrik Gambar 285 Penjepit mulut rata (lurus) Gambar 286 Penjepit mulut rata panjang. Gambar 287 Penjepit mulut rata lebar Gambar 288 Penjepit mulut lebar siku Gambar 289 Penjepit mulut bulat memanjang Gambar 290 Penjepit rahang bulat melintang Gambar 291 Penjepit rahang V Gambar 292 Penjepit rahang serigala

293. 294. 295. 296. 297. 298. 299. 300. 301. 302. 303. 304. 305. 306. 307. 308. 309. 310. 311. 312. 313. 314. 315. 316. 317. 318. 319. 320. 321. 322. 323. 324. 325. 326. 327. 328.

Gambar 293 Penjepit berombak Gambar 294 Dapur tempa terpal Gambar 295 Perapian kotak Gambar 296 Perapian tabung (silinder) Gambar 297 Perapian sistem pedal Gambar 298 Dapur tempa putar tangan Gambar 299 Dapur tempa ventilator listrik Gambar 300 Dapur tempa ventilator meja Gambar 301 Serok arang Gambar 302 Kaitan Gambar 303 Tangkai penusuk Gambar 304 Gayung air Gambar 305 Palu kayu Gambar 306 Bak air Gambar 307 Landasan Bertanduk Satu Gambar 308Landasan Tempa Bertanduk Dua. Gambar 309Landasan Tempa Berkaki Gambar 310 Landasan tempa bundar Gambar 311 Landasan tempa perhiasan Gambar 312 Ragum Jajar Gambar 313 Ragum Ekor Gambar 314 Ragum tukang perhiasan Gambar 315 Palu Punca Silang Gambar 316 Palu Tempa Punca Lurus Gambar 317 Palu Muka Dua Gambar 318 Palu Perata Gambar 319 Palu Penyiku Gambar 320 Peregang Atas Gambar 321 Peregang Bawah Gambar 322 pelana atas Gambar 323Pelana bawah Gambar 324 Balok Pelana Gambar 325 Pahat Potong Atas Gambar 326 Pahat Potong Bawah Gambar 327 Pahat Potong Dingin Gambar 328 penempatan benda kerja dalam tungku

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

vii

Desain dan Produksi Kriya Logam

329. 330. 331. 332. 333. 334. 335. 336. 337. 338. 339. 340. 341. 342. 343. 344. 345. 346. 347. 348. 349. 350. 351. 352. 353. 354. 355. 356. 357. 358. 359. 360. 361. 362.

Gambar 329 Memotong benda kerja dengan pahat potong atas Gambar 330 Memotong benda kerja dengan pahat potong atas dan bawah Gambar 331 Pemotongan pahat dingin Gambar 332 Proses meregang Gambar 333 Tehnik Meratakan Gambar 334 Proses Pembengkokan Gambar 335 Tehnik Melubang Gambar 336Tehnik Menyambung Tempa Gambar 337 Proses Pemanasan Gambar 338 Proses Pendinginan Gambar 339 Tehnik memanjangkan Gambar 340 Tehnik melebarkan Gambar 341 Rencana Pisau Daging Gambar 342 Bahan Baja Bekas Gambar 343 Kikir Bekas Gambar 344 Tungku Ububan Tradisional Gambar 345 Macam-macam Palu Tempa Gambar 346 Macam-macam Landasan Bulat Rata Gambar 347 Pahat Tempa Gambar 348 Alat-alat Finishing Gambar 349 memotong bahan baku Gambar 350 Membersihkan kotoran/ sayatan Gambar 351 Pembelahan untuk isian Gambar 352 Proses peregangan Gambar 353 Menghaluskan pisau Gambar 354 Memasang tangkai pisau Gambar 355 Pisau Daging Gambar 356Landasan baja Gambar 357 palu Gambar 358 Landasan alur Gambar 359 Rolling Mill Gambar 360 Draw Bench Gambar 361 Draw plate Gambar 362 menggilas plat

363. 364. 365. 366. 367. 368. 369. 370. 371. 372. 373. 374. 375. 376. 377. 378. 379. 380. 381. 382. 383. 384. 385. 386. 387. 388. 389. 390. 391. 392. 393. 394. 395. 396.

Gambar 363 mengilas kawat Gambar 364 mencanai/Menarik kawat atau pipa Gambar 365membuat pipa Gambar 366 membuat gelang dari kawat Gambar 367 Mengikal Kawat menjaid bentuk spiral tunggal Gambar 368 mengambil hasil pengikalan dari batang pengikal Gambar 369 mengikal spiral menjadi bentuk spiral ganda Gambar 370 mengambil hasil ikalan spiral ganda Gambar 371 membuat mata ayam Gambar 372 memotong spiral tunggal menjadi mata ayam Gambar 373 mata ayam untuk merangkai masing-masing komponen gelang Gambar 374 gelang spiral hasil tehnik canai Gambar 375 Spatula Gambar 376 Alat Ukir kayu Gambar 377 Alat pukul Ukir Kayu Gambar 378 rangka cetak kayu permanent Gambar 379 rangka cetak besi permanen Gambar 380 rangka cetak kayu bukaan Gambar 381 rangka cetak non permanen/bukaan Gambar 382 landasan cetak Gambar 383 skop Gambar 384 penumbuk Gambar 385 perata Gambar 386 pen Gambar 387 jarum Gambar 388 kuas bulu Gambar 389 peniup Gambar 390 saringan pasir Gambar 391 tungku peleburan Gambar 392 Kompor model 1 Gambar 393 kompor model 2 Gambar 394 Tangki bahan bakar minyak tanah Gambar 395 kompresor Gambar 396 Crucible

viii Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Desain dan Produksi Kriya Logam

397. 398. 399. 400. 401. 402. 403. 404. 405. 406. 407. 408. 409. 410. 411. 412. 413. 414. 415. 416. 417. 418. 419. 420. 421. 422. 423. 424. 425. 426. 427. 428. 429. 430. 431. 432.

Gambar 397 pengaduk Gambar 398 Gayung berlubang Gambar 399 gayung Gambar 400 tang panjang Gambar 401 Ragum Meja Gambar 402 Ampelas Gulung Gambar 403 Ampelas Lembaran Gambar 404 Ampelas Stick Gambar 405 mesin polish Gambar 406 pasir cetak Gambar 407 mengepal pasir Gambar 408 mengetes pasir cetak Gambar 409 Pasir Inti (Resin Coated Sand) Gambar 410 Model Logam Gambar 411 model dari kayu Gambar 412 posisi rangka cetakan terbalik Gambar 413 model diletakan di atas dasaran kayu di dalam rangka cetakan kayu Gambar 414 memberi talk Gambar 415 Penaburan pasir Gambar 416 Pemadatan pasir Gambar 417 Perataan pasir Gambar 418 Pemasangan Cetakan kayu atas Gambar 419 Penempatan Pen Guam Gambar 420 Penaburan abu Gambar 421 Penarikan Pen Guam Gambar 422 peniupan lubang model Gambar 423 penaburan pasir Gambar 424 Pengerukan Lubang Guam Gambar 425 Pembersihan Model dengan Kuas Gambar 426 pembersihan lubang model dengan kuas Gambar 427 membuat lubang angina dengan jarum Gambar 428 cetakan pasir siap dicor Gambar 429 Cetakan Inti Gambar 430 proses pengecoran Gambar 431 Logo Singa hasil pengecoran cetakan pasir Gambar 432 Kepiting hasil

433. 434. 435. 436. 437. 438. 439. 440. 441. 442. 443. 444. 445. 446. 447. 448. 449. 450. 451. 452. 453. 454. 455. 456. 457. 458. 459. 460. 461. 462. 463. 464. 465.

pengecoran cetakan pasir Gambar 433 Butsir untuk membuat model dari tanah liat Gambar 434 Mangkok Karet Gambar 435 Model dari tanah liat Gambar 436 Penyekatan Model Gambar 437 Mengecor Model Lilin Gambar 438 Penapelan Gambar 439 Pengeringan Cetakan Gambar 440 Pengecoran Gambar 441 Perusakan Cetakan Tapel untuk Mengambil Hasil Coran Gambar 442 hasil pengecoran cetakan tapel Gambar 443 Timah Hitam Gambar 444 Patri Batangan Buatan Pabrik Gambar 445 Patri Batangan Home Industri Gambar 446 Patri Tinol Gambar 447 Baut Pematri Tembaga Gambar 448 Baut Pematri Tapal Kuda Gambar 449 Solder listrik bertangkai lurus Gambar 450 Solder listrik bertangkai pistol Gambar 451 Penampang Alat Pemanas Dengan Bahan Bakar Cair Gambar 452 Sikat Kawat kuningan Gambar 453 Sikat Kawat Baja Gambar 454 Pengerok Gambar 455 Sambungan lurus Gambar 456 Sambungan pengancing Gambar 457 Sambungan balik Gambar 458 Bentuk-bentuk konstruksi dinding (L) Gambar 459 Sambungan tegak Gambar 460 Sambungan sok Gambar 461 Sambungan sok melebar Gambar 462 Sambungan pipa menyempit Gambar 463 Bahan seng yang digunakan Gambar 464 Rencana tekukkan Gambar 465 Bahan setelah

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

ix

Desain dan Produksi Kriya Logam

466. 467. 468. 469. 470. 471. 472.

dipotong Gambar 466 Pola kaki vas bunga Gambar 467 Vas bunga Gambar 468 landasan pematrian Gambar 469 pinset patri Gambar 470 penjepit pematrian Gambar 471 kuas borak

500. 501. 502. 503. 504. 505. 506. 507. 508. 509. 510. 511. 512. 513. 514. 515. 516. 517. 518. 519. 520. 521. 522. 523. 524. 525. 526. 527. 528. 529.

Gambar 472 Mematri dengan patri keras dengan pemanas bahan bakar bensin
Gambar 473 kawat las Gambar 474 penggunaan flux Gambar 475 gerakan las kekiri Gambar 476 gerakan las kekanan Gambar 477 gerakan pembakar las Gambar 478 gerakan kawat las Gambar 479 posisi pengelasan Gambar 480 bentuk sambungan T Gambar 481bentuk sambungan pipa G am b a r 4 8 2 B e n t u k - b e n t u k sambungan Gambar 483 Tabung Oxygen dan Acetelyne Gambar 484 Las karbit Gambar 485 Tabung Asetilin Gambar 486 Regulator Gambar 487 Keterangan bagianbagian regulator Gambar 488 Slang las Gambar 489 Alat penyambung (nipel) Gambar 490Pembakar las Gambar 491 Tip (mulut pembakar) Gambar 492 alat untuk merangkai las asetilin Gambar 493 Sarung Tangan Asbes Gambar 494 memasang regulator Gambar 495 cincin pengikat Gambar 496 Dudukan tip pada pembakar Gambar 497 penempatan tabung gas Gambar 498 Hati-hati dalam membawa tabung gas Gambar 499 Hati-hati bahaya kebakaran gas

473. 474. 475. 476. 477. 478. 479. 480. 481. 482. 483. 484. 485. 486. 487. 488. 489. 490. 491. 492. 493. 494. 495. 496. 497. 498. 499.

Gambar 500 Letak tabung oxygen yang benar Gambar 501 memasang regulator dalam kondisi baik Gambar 502 Penempatan slang yang tidak hati-hati Gambar 503 lingkungan kerja yang bersih Gambar 504 kacamata las Gambar 505 baju perlengkapan las Gambar 506 memadamkan api Gambar 507 Korek api las Gambar 508 jarum pembersih Gambar 509 sikat, tang, palu,palu terak Gambar 510 Posisi pengelasan Gambar 511Gerakan pengelasan Gambar 512 Gerakan bahan pengisi Gambar 513 Macam-macam nyala api las Gambar 514 helem las Gambar 515 posisi pengelasan Gambar 516 Pengelasan posisi bawah tangan Gambar 517 pengelasan sambungan pinggir Gambar 518 Jalur las dengan bahan pengisi Gambar 519 Sambungan tumpul kampuh I Gambar 520 Posisi pengelasan jalur las Gambar 521 Kampuh I posisi tegak arah naik Gambar 522 Posisi pengelasan mendatar Gambar 523 Menyimpan slang las Gambar 524 membersihkan lubang tip Gambar 525 gambar kerja tempat lilin Gambar 526 pembentukan komponen bentuk burung Gambar 527 perakitan dengan las bentuk burung Gambar 528 pembuatan dudukan lilin Gambar 529 pembentukan

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Desain dan Produksi Kriya Logam

530. 531. 532. 533. 534. 535. 536. 537. 538. 539. 540. 541. 542. 543. 544. 545. 546. 547. 548. 549. 550. 551. 552. 553. 554. 555. 556. 557. 558. 559. 560. 561. 562.

mangkok dudukan lilin Gambar 530 perakitan tempat lilin dengan pengelasan Gambar 531 pembentukan tangkai Gambar 532 perakitan tangkai dengan tempat lilin Gambar 533 penyambnungan tempat lilin dengan as Gambar 534 merangkai badan dengan tempat lilin Gambar 535 Bentuk jadi tempat lilin bentuk burung Gambar 536 elektroda Gambar 537 jenis sambungan Gambar 538 macam-macam sambungan Gambar 539 mengelas sambungan V pada pelat tipis Gambar 540 mengelas sudut Gambar 541 mengelas sudut lebih dari satu lapis Gambar 542 mengelas sudut lebih dari dua lapis Gambar 543 beberapa macam perubahan pasca las Gambar 544 cara mengatasi perubahan Gambar 545 contoh pengelasan Gambar 546 Pengaruh besar arus Gambar 547 Gerakan turun sepanjang sumbu Gambar 548 gerakan ayunan Gambar 549 gerakan ayunan segitiga Gambar 550 gerakan-gerakan yang lain Gambar 551 Rigi-rigi las Gambar 552 Las catat Gambar 553 Mesin las arus bolakbalik Gambar 554 mesin las arus searah Gambar 555 kabel las Gambar 556 Pemegang elektroda Gambar 557 Palu las Gambar 558 Sikat las Gambar 559 klem masa Gambar 560 penjepit Gambar 561 sepatu las Gambar 562 kamar las

563. busur 564. 565. 566. 567. 568. 570. 571. 572. 573. 574. 575. 576. 577. 578. 579. 580. 581. 582. 583. 584. 585. 586. 587. 588. 589. 590. 591. 592. 593. 594. 595. 596. 597.

Gambar 563 cara menyalakan Gambar 564 cara menyalakan busur Gambar 565 jarak busur dengan benda kerja Gambar566 busur api terlalu panjang Gambar 567 mengelas datar Gambar 568 mengelas miring 45o 569. Gambar 569 mengelas arah kebawah pada benda miring 45o Gambar 570 Mengelas tegak arah kebawah Gambar 571 mengelas diatas kepala Gambar 572 menyalakan busur Gambar 573 membuat jalur jalur las Gambar 574 mengelas sudut luar Gambar 575 Gambar kerja Gambar 576 gambar perspektif Gambar 577 komponen 1 Gambar 578 komponen 2 Gambar 579 komponen 3 Gambar 580 mengelas kaki tempat ot bunga Gambar 581 mengelas tempat pot Gambar 582 gambar meja Gambar 583 gambar kerja meja Gambar 584 gambar perspektif meja Gambar 585 komponen 1 Gambar 586 mengelas bagian 1 Gambar 587 bagian kaki meja Gambar 588 Penyambungan tahap 1 Gambar 589 Penyambungan tahap 2 Gambar 590 Penyambungan tahap 3 Gambar 591 Penyambungan tahap 4 Gambar 592 Rol meter Gambar 593 Gunting tuas Gambar 594 Penjepit pelat Gambar 595 Palu punca silang Gambar 596 palu konde Gambar 597 Palu kayu dan Palu karet

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

xi

Desain dan Produksi Kriya Logam

598. 599. 600. 601. 602. 603. 604. 605. 606. 607. 608. 609. 610. 611. 612. 613. 614. 615. 616. 617. 618. 619. 620. 621. 622. 623. 624. 625. 626. 627. 628. 629. 630. 631.

Gambar 598 Landasan muka rata Gambar 599 Landasan Alas Bulat Gambar 600 Landasan Pipa Gambar 601 Landasan Pinggir Lurus Gambar 602 Setengah Bulat Gambar 603 Landasan Bola Gambar 604 Landasan Tanduk Gambar 605 Landasan Alur Gambar 606 Alat Bantu penyambungan Gambar 607 Teknik menekuk siku Gambar 608 Tekukan lancip Gambar 609 Penekukan keluar Gambar 610 Tekukan ke dalam tabung silinder. Gambar 611 Tekukan tepi lurus Gambar 612 Tekukan tepi lengkung Gambar 613 Tekukan tepi bulat isi Gambar 614 Tekukan tepi bulat Gambar 615 Sambungan Lurus Tanpa Pengunci Gambar 616 Sambungan Lurus Pengunci Satu Gambar 617 Sambungan Lurus Pengunci Dua Gambar 618 Sambungan Pelat Berdiri Gambar 619 Sambungan Pelat Tutup Lurus Gambar 620 Sambungan Pengunci Bawah Satu Gambar 621 Sambungan Pengunci Bawah Dua Gambar 622 Sambungan Pengunci Samping Satu Gambar 623 Sambungan Pengunci Samping Dua Gambar 624 Sambungan Pengunci Atas Gambar 625 Sambungan Tutup Siku Gambar 626 gunting plat Gambar 627 pensil Gambar 628 mistar Gambar 629 palu kayu Gambar 630 landasan spon keras Gambar 631 pensit

632. 633. 634. 635. 636. 637. 638.

Gambar 632 sudet kecil Gambar 633 sudet sedang Gambar 634 sudet rata

Gambar 635 penguku kecil Gambar 636 memotong plat Gambar 637 gambar pola Gambar 638 menempel gammbar pola di atas plat 639. Gambar 639 mengukir garis motif 640. Gambar 640 hasil ukiran garis motif 641. Gambar 641 mencembungkan motif 642. Gambar 642 hasil ukir cembung 643. Gambar 643 membuat tekstur dasaran 644. Gambar 644 hasil ukir tekan 645. Gambar 645 ukir tekan setelah diwarna 646. Gambar 646 motif Bali 647. Gambar 647 bunga 648. Gambar 648 bunga mawar 649. Gambar 649 kijang 650. Gambar 650 Pukul Ukir Logam Tipis 651. Gambar 651 Pahat wudulan penguku 652. Gambar 652 Pahat wudulan bentuk bulat 653. Gambar 653 Palu Ukir Logam 654. Gambar 654 Bahan Landasan Ukir Logam dan Tempatnya Buatan Luar Negeri 655. Gambar 655 Jabung dari Pengrajin Perak Kotagede Yogyakarta 656. Gambar 656 Ujung Pahat Ukir Logam 657. Gambar 657 Pahat wudulan penyilap 658. Gambar 658 Pahat wudulan penguku 659. Gambar 659 Pahat wudulan bentuk bulat 660. Gambar 660 Pahat bentuk air menetes/daun waru 661. Gambar 661 penempelan plat logam pada jabung

xii

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Desain dan Produksi Kriya Logam

662. 663. 664. 665. 666. 667. 668. 669. 670. 671. 672. 673. 674. 675. 676. 677. 678.

681. 682. 683. 684. 685. 686. 687. 688. 689. 690. 691. 692. 693. 694. 695. 696. 697. 698. 699.

Gambar 662 Pola Ditempel di atas logam Gambar 663 mengukir garis motif Gambar 664 mengukir garis motif Gambar 665 mengukir cembung Gambar 666 Mengisi Jabung pada Bagian Yang Cekung Gambar 667 menyempurnakan bentuk motif Gambar 668 mengukir dasaran Gambar 669 mengukir tembus Gambar 670 tempat bedak Gambar 671 Hiasan Dinding Gambar 672 Hiasan Dinding Gambar 673 Tea Set Gambar 674 Hiasan 3 Demensi/patung Gambar 675 Mangkok Air untuk Cuci Tangan Gambar 676 Helm Logam Gambar 677 Tempat Uang Gambar 678 Ukiran Krawangan/tembus 679. Gambar 679 tempat buah 680. Gambar 680 Huruf dan Motif Letteraset Gambar 681 Bahan Penutup Screen dalam Etsa Sablon Gambar 682 Nampan Dangkal Gambar 683 gelas ukur Gambar 684 kuas cat air Gambar 685 pena gores Gambar 686 screen dalam bingkai Gambar 667 rakel Gambar 688 meja sablon Gambar 689 Setting Screen dengan Meja Sablon Gambar 690 spay gun Gambar 691 kompor masak Gambar 692 botol kimia Gambar 693 penggaris plastik Gambar 694 hair dryer Gambar 695 Penutupan dengan Letteraset Gambar 6968 Penutupan Pada Etsa lukis Gambar 697 hasil etsa lukis Gambar 698 hasil etsa lukis Gambar 699 Hasil Etsa Gores

700. 701. 702. 703. 704. 705. 706. 707. 708. 709. 710. 711. 712. 713. 714. 715. 716. 717. 718. 719. 720. 721. 722. 723. 724. 725. 726. 727. 728. 729. 730. 731. 732. 733.

Gambar 700 film positif Gambar 701 hasil etsa positif Gambar 702 Hasil Etsa Positif Gambar 703 film negatif Gambar 704 Hasil etsa negatif Gambar 705 mengafdrug gambar pada screen Gambar 706 penimbulan gambar pada screen Gambar 707 posisi bingkai screen pada meja sablon Gambar 708 rangkaian pengafdrugan Gambar 709 proses sablon Gambar 710 mengetsa dengan goyangan Gambar 711 mengetsa dengan adukan Gambar 712 mengetsa dengan tiupan Gambar 713 mewarna dengan cat Gambar 714 mengerok cat Gambar 715 mengkilapkan Gambar 716 Hasil Etsa Sablon Gambar 717 Alat-alat grafir manual Gambar 718 Pahat datar & pahat multi fungsi Gambar 719 Pahat bentuk belah ketupat Gambar 720 Alat pengerok Gambar 721 Alat pengkilap Gambar 722 Alat pahat bulat dan rata Gambar 723 Alat potong grafir masinal Gambar 724 Alat pembersih grafir Gambar 725 Grafir tangan listrik Gambar 726 Grafir tangan listrik Gambar 727 membuat tekture dengan grafir tangan listrik Gambar 728 grafir meja listrik Gambar 729 bagan grafir meja listrik sebelah kanan Gambar 730 bagan grafir meja istrik sebelah kiri Gambar 731 bagan pisau grafir Gambar 732 cara menyeting pelat dan cutter pada mesin Gambar 733 Mesin Bubut

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

xiii

Desain dan Produksi Kriya Logam

734. 735. 736. 737. 738. 739. 740. 741. 742. 743. 744. 745. 746. 747. 748. 749. 750. 751. 752. 753. 754. 755. 756. 757. 758. 759. 760.

Gambar 734 Alas Mesin atau Meja Mesin Bubut Gambar 735 Kepala Tetap Gambar 736 Kepala Lepas Gambar 737 memasang benda kerja diantara kepala lepas dan kepala tetap Gambar 738 Kepala Lepas Gambar 739 eretan Gambar 740 Mengenakan Pakaian Kerja Mesin Gambar 741 Membuka Rahang Cekam Gambar 742 Memasang Benda Kerja Gambar 743 Memasang Senter Pada Kepala lepas Gambar 744 Mengarahkan Ujung Mata Pahat Gambar 745 Memajukan Pahat Gambar 746 Menggeser Pahat Untuk Pembubutan Gambar 747 Menjauhkan Pahat Dari Benda Kerja Gambar 748 Membubut tirus dengan menggunakan eretan atas Gambar 749 penjepit Benda Kerja Gambar 750 Memasang Pisau Bubut Gambar 751 meratakan permukaan Gambar 752 mengukur sepanjang 200 mm Gambar 753 meratakan sepanjang 200 mm Gambar 754 memasang chuk drill Gambar 755 Membuat lubang senter pada kedua ujung Gambar 756 mengganti cekam rahang tiga Gambar 757 Menjepit benda kerja pada pelat pembawa Gambar 758 Memasang benda kerja di antara dua senter Gambar 759 Membubut rata sampai diameter 20 mm sepanjang 150 mm Gambar 760 Membubut rata sampai diameter 10 mm sepanjang 120

mm 761. 762. 763. 764. 765. 766. 767. 768. 769. 770. 771. 772. 773. 774. 775. 776. 777. 778. 779. 780. Gambar 761 Membalik posisi benda kerja dan melapisi dengan pelat seng Gambar 762 Gambar kerja poros bertingkat Gambar 763 bentuk tirus Gambar 764 Pahat rata dipasang setinggi senter Gambar 765 Benda kerja dijepit dengan diameter 20 mm pada cekam Gambar 766 Meratakan ujung benda kerja dengan menggunakan eretan lintang Gambar 767 Membubut rata sampai mencapai diameter 15 mm dan panjang 50 mm Gambar 768 Membubut rata sampai mencapai diameter 12 mm, dan panjang 20 mm Gambar 769 Membubut rata sampai mencapai diameter 10 mm sepanjang 15 mm Gambar 770 Membuat pinggulan 1 mm pada bagian ujung Gambar 771 Membuat alur 2 mm pada bagian ujung Gambar 772 Membuat ulir dengan menggunakan sney M.10 Gambar 773 Memasang chuck drill dengan mata bor 1 mm pada senter kepala lepas Gambar 774 Memotong benda kerja sepanjang 50 mm dari ujung kanan Gambar 775 Melepaskan sisa benda kerja dari cekam dan mengganti dengan bahan yang berdiameter 32 mm Gambar 776 mengganti mata bor pada chuck drill dengan diameter 8,5 mm Gambar 777 mengebor benda kerja sedalam 48 mm Gambar 778 Membuat ulir dalam dengan Tap M.10 Gambar 779 Membubut rata sampai mencapai diameter 30 mm sepanjang 50 mm Gambar 780 Memasang benda

xiv Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Desain dan Produksi Kriya Logam

781. 782. 783. 784. 785. 786. 787. 788. 789. 790. 791. 792. 793. 794. 795. 796. 797. 798. 799. 800. 801. 802. 803. 804. 805. 806. 807. 808. 809. 810. 811. 812. 813. 814.

kerja I (tutup) pada benda kerja II Gambar 781 Mengatur/mengggeser eretan atas pada skala sudut ketirusan 40 Gambar 782 Memotong benda kerja sepanjang 80 mm Gambar 783 hasil kerja tehnik bubut Gambar 784 Meja Perhiasan dengan tempat beram dari kulit Gambar 785 Meja Kerja Perhiasan dengan tempat beram laci Gambar 786 posisi lampu kerja Gambar 787 Lampu kerja perhiasan Gambar 788 Palu Perhiasan Gambar 789 Gergaji Perhiasan Gambar 790 Tang Pembentuk Gambar 791 Gunting Plat Gambar 792 Gunting Patri Gambar 793 Pinset Gambar 794 Landasan Pematrian Gambar 795 Gerinda Meja Gambar 796 Peralatan untuk Pasang Permata Gambar 797 Digital Caliper Gambar 798 Mata Bur Bola Gambar 799 Mata Bur Tenda Gambar 800 Mata Bor Spiral Gambar 801 Pembentuk Cincin Gambar 802 Landasan Pembentuk Gambar 803 Pembentuk Gelang Gambar 804 Landasan Alur Gambar 805 Landasan Rata Gambar 806 Batang Pembentuk Pipa Tempat Permata Gambar 807 Pengerok dan Pengkilap Gambar 808 Pelebur Logam Electric Gambar 809 Ragum Tangan Gambar 810 Bor Gantung Gambar 811 Tang dengan mulut rata Gambar 812 Tang dengan satu bagian atas rata dan bagian lainnya setengah bulat Gambar 813 Kikir Gambar 814 Needle File

815. 816. 817. 818. 819. 820. 821. 822. 823. 824. 825. 826. 827. 828. 829. 830. 831. 832. 833. 834. 835. 836. 837. 838. 839. 840. 841.

Gambar 815 Mesin Polis Gosok Berputar dengan Piringan Kain Gambar 816 Mesin Polis Bergoyang Gambar 817 contoh cincin emas yang harus dibuat dari emas kuning 18 K / 750 Gambar 818 struktur molekulmolekul pada batangan Gambar 819 Pencanaian Gambar 820 Pelunakan kembali Gambar 821 Sambungan yang telah dipasang secara tepat sebelum disolder Gambar 822 Sambungan yang telah dipasang secara buruk sebelum disolder Gambar 823 Jumlah solder yang tepat Gambar 824 terlalu sedikit (patah) Gambar 825 terlalu banyak (tampak buruk) Gambar 826 Sambungan staut dan anting-anting Gambar 827 sambungan cincin sederhana Gambar 828 Sambungan sederhana 50% lebih kuat Gambar 829 Sambungan sederhana 100% lebih kuat Gambar 830 mengatasi plat logam yang peot Gambar 831 membuat pipa Gambar 832 Bezel Gambar 833 memasang permata paa cincin Gambar 834 menyambung bezel Gambar 835 permata bersudut Gambar 836 permata segi empat Gambar 837 sudut bezel dikikir segitiga Gambar 838 celah bentukan kikir dikatupkan Gambar 839 celah-celah yang perlu dibuat Gambar 840 Penataan gigi dalam Claw setting Gambar 841 Kancing-kancing rantai

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

xv

Desain dan Produksi Kriya Logam

842. 843. 844. 845. 846. 847. 848. 849. 850. 851. 852. 853. 854. 855. 856. 857. 858. 859. 860. 861. 862. 863. 864. 865. 866. 867. 868. 869. 870.

Gambar 842 kancing eyelet Gambar 843 kancing bentuk lain Gambar 844 bentuk kancing kalung dan gelang Gambar 845 kancing gelang bentuk lain Gambar 846 kancing gelang bentuk rumit Gambar 847 konstruksi jarum peniti Gambar 848 lock peniti/bros Gambar 849 kancing subang Gambar 850 Penampang Melintang Lembaran Perak 935 Gambar 851 Sebelum pemanasan/dilunakkan/ dipijardinginkan permukaan bersih Gambar 852 sesudah dimudakan/ dilunakkan/ dipijar-dinginkan Gambar 853 bentuk dasar disain geometris Gambar 854 disain perhiasan dari bentuk dasar geometrik Gambar 855 tumpukan bentuk geometric Gambar 856 bentuk disain lainnya Gambar 857 dasar gambar kerja perhiasan Gambar 858 meja pola Gambar 859 Bros emas kuning disain tradisional karya penulis Gambar 860 Kalung emas putih disain moderen Gambar 861 Perhiasan Pengantin Jawa disain tradisional karya penulis Gambar 862 Perhiasan emas kuning disain moderen Gambar 863 Gesper perak disain tradisional karya penulis Gambar 864 perhiasan perak dengan hiasan motif pamor karya penulis Gambar 865 potongan cabochon Gambar 866 bezel Gambar 867 ukuran tinggi bezel Gambar 868 mematri bezel Gambar 869 mematri bezel dengan cincin Gambar 870 step bezel cara 1

871. 872. 873. 874. 875. 876. 877. 878. 879. 880. 881. 882. 883. 884. 885. 886. 887. 888. 889. 890. 891. 892. 893. 894. 895. 896. 897. 898. 899.

Gambar 871 step bezel cara 2 Gambar 872 Memotong pelat tembaga berbentuk daun untuk bros dan liontin Gambar 873 komponen perhiasan Gambar 874 Komponen lain Gambar 875 Membentuk bezel/kerah Gambar 876 Tempat batu/bezel/kerah Gambar 877 Mencanai kawat Gambar 878 sulur-sulur daun Gambar 879 Jarum dan komponennya Gambar 880 Mematri dengan patri perak Gambar 881 Rangkain bros yang sudah selesai dipatri Gambar 882 Rangkaian Liontin yang sudah selesai dipatri Gambar 883 mengkilapkan dengan mesin polis Gambar 884 Bros yang sudah jadi Gambar 885 Liontin yang sudah jadi Gambar 886 cincin dengan ikatan permata box bezel Gambar 887 liontin dan subang dengan ikatan permata claw setting Gambar 888 Karya enameling Limoge Gambar 889 Karya enameling grisaille Gambar 890 Karya enameling majolica Gambar 891 Karya enameling Inlay Gambar 892 Karya Enameling Cloisonne Gambar 893 Karya enameling Sgraffito Gambar 894 Karya Enameling BasseTaille Gambar 895 karya champleve Gambar 896 Plique joure Gambar 897 Opaque Email Gambar 898 cloisonne Gambar 899 transparent enamels

xvi Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Desain dan Produksi Kriya Logam

900. 901. 902. 903. 904. 905. Tiga 906. 907. 908. 909. 910. 911. 912. 913. 914. 915. 916. 917. 918. 919. 920.

Gambar 900 cloisonne Gambar 901 transparent enamels Gambar 902 limoges Gambar 903 opaque enamels Gambar 904 Oven Gambar 905 Penyangga Berkaki Gambar 906 Penyangga kawat Gambar 907 Sorok Gambar 908 Tang panjang Gambar 909 stensil enamel Gambar 910 hasil elektroplating Gambar 911 Rangkaian proses lapis listrik Gambar 912 Prinsip kerja proses lapis listrik Gambar 913 Reaksi yang terjadi sewaktu pelapisan Gambar 914 Lapisan yang tidak karena pengaruh jarak anoda Gambar 915 Bentuk-bentuk anoda Gambar 916 Rangkaian Sistem Pelapisan Secara Listrik (Electroplating) Gambar 917 Bentuk dan Spefikasi Rectifier dilihat dari bagian dalam Gambar 918 Bentuk dan Spesifikasi Rectifier dilihat dari bagian depan Gambar 919 Bentuk- bentuk Bak Larutan Gambar 920 Bentuk bak dengan miring/celah tunggal di tengah dan di pinggir 921. Gambar 921 Bentuk bak

929. 930. 931. 932. 933. 934. 935. 936.

Gambar 929 Benda kerjainan ditempelkan pada ambril halus. Gambar 930 Benda kerajinan ditempatkan pada ambril yang paling halus (diberi lanzol) Gambar 931 Kain poles agak keras untuk mengkilapkan benda kerja Gambar 932 Kain poles lunak berfungsi untuk mengkilapkan benda kerja Gambar 933 kain poles untuk menyerap air Gambar 934 Kain poles pengkilap Gambar 935 Untuk membersihkan dan mengkilapkan Gambar 936 Kain poles halus berfungsi untuk pembersih

dengan celah banyak


922. 923. 924. 925. 926. 927. 928. Gambar 922 Beberapa jenis rak untuk untuk gantungan barang Gambar 923 Bentuk-bentuk keranjang (basket) Gambar 924 Beberapa macam jenis barrel untuk proses pelapisan Gambar 925 Beberapa jenis penyaring (filter) Gambar 926 Sistem Proses Penyaringan Gambar 927 Kain pres sudah dilapisi bahan-bahan Gambar 928 Benda kerajinan ditempelkan pada ambril kasar
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

DAFTAR TABEL 1. Tabel 1 Standar Karat Emas Internasional 2. Tabel 2 Membuat Campuran Logam Emas 3. Tabel 3 Membuat Campuran Logam Perak 4. Tabel 4 Pemberian Tanda Resmi

xvii

Desain dan Produksi Kriya Logam

Standar Karat Emas dan Perak di Inggris 5. Tabel 5 Kode Kimia, Specific Grafity Dan Titik Lebur Logam Asli 6. Tabel 6 Kode Kimia, Specific Grafity Dan Titik Lebur Logam Campuran 7. Tabel 7 Daftar tebal tipisnya pelat baja menurut standar BWG 8. Tabel 8 Berat dan ukuran landasan tempa (Paron). 9. Tabel 9 Tabel daftar berat dan ukuran palu punca silang dan lurus 10. Tabel 10 Tabel ukuran dan berat palu peregang atas. 11. Tabel 11 Ukuran dan berat palu peregang bawah. 12. Tabel 12 Daftar Ukuran Balok Pelana 13. Tabel 13 Ukuran Pahat Pemotong Atas 14. Tabel 14 Ukuran Pahat Pemotong Dingin 15. Tabel 15 Daftar warna pemanasan dan temperatur. 16. Tabel 16 Tabel campuran patri lunak 17. Tabel 17 Tabel tingkatan patri perak 18. Tabel 18 Penggunaan mulut pembakar dan tebal plat 19. Tabel 19 Tegangan dan arus untuk penggunaan elektroda 20. Tabel 20 Karakteristik elektroda nikel untuk mengelas listrik besi tuang 21. Tabel 21 Amper untuk elektroda baja lunak 22. Tabel 22 Ukuran kabei !as (mm ) 23. Tabel 23 Hubungan diameter elektroda dan panjang busur api 24. Tabel 24 Tabel Panthographe 25. Tabel 25 Jenis jenis bahan pada kerja mesin bubut 26. Tabel 26 Diagram Kecepatan Potong 27. Tabel 27 Logam Mulia 28. Tabel 28 Campuran logam mulia 29. Tabel 29 Bukan Logam Mulia
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan xviii

30. Tabel 30 Rumus untuk SolderPerak 31. Tabel 31 Berat Jenis Logam Mulia 32. Tabel 32 Urutan Batu-Permata berdasarkan Kerasnya 33. Tabel 33 Tabel Satuan 34. Tabel 34 Tabel gauge kawat 35. Tabel 35 Perbandingan ukuran cincin 36. Tabel 36 Spesifikasi anoda terlarut 37. Tabel 37 Ukuran Porositas yang diizinkan 38. Tabel 38 Petunjuk Porositas Untuk Tabung Penyaring 39. Tabel 39 Tabel lapisan yang dihasilkan secara lapis listrik 40. Tabel 40 Bentuk luas permukaan yang akan dilapis 41. Tabel 41 Cara Pengujian Lapisan

GLOSARIUM NO. ISTILAH 1. Artefak 2. boor water

ARTI barang cair seperti air bening yang dipakai untuk mencuci mata logam

3.

Metal/ metallan/

Desain dan Produksi Kriya Logam

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 . 12 .

metallum Fero non fero Gold / Au Silver / Ag excellence Alluvial Glacial Lift Stopes

Besi Bukan besi Emas / Aurum = Perak / Argentum = Sangat/paling bagus Tanah endapan Jaman es Tangga berjalan ke atas Rangkaian ruang bertingkat (diruang-ruang pertambangan di dalam tanah) Gaya tarik bumi mencampur dengan air raksa pengambangan Landasan baja untuk tempa Kowi untuk wadah logam yang sedang dilebur Logam asli 21 . 22 . 23 . 24 . 25 . 26 . 27 . 28 . Basano s Specific Grafity Copper Cu 29 Silver Ag 47 Gold Au 79 Tin Sn 50 (stanum) Lead Pb 82 (pluimbum) BWG (Birmingham Wire Gauge) atau USG ( United States Gauge )

gunung berapi, berwarna hitam, keras, berbutir halus, dan mengandung silika. Uji mutu Berat jenis/massa jenis Tembaga Perak Emas Timah hitam Timah putih Ukuran tingkat ketebalan

13 . 14 . 15 . 16 . 17 . 18 . 19 . 20 .

Gravitasi amalgamasi Flotasi Anvil Crucible

29 .

LPG (baca elpiji) Liquid Petrolium Gas


Bahasa Visual

Gas cair

alloy electrum Basanit

30 .

Berupa batu muntahan

adalah bahasa untuk memehami karya seni rupa dilihat dari unsure-unsur rupa yang tampak, misalnya titik, garis,

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

xix

Desain dan Produksi Kriya Logam

31 .

Media Ungkapan

32 . 33 .

Artistik magis Kuadran

34 .

Lay Out

35 . 36 . 37 . 38 .

Guillotine

tungsten Stempel Elektroplating :

bentuk,warna, tekstur, proporsi, perspektif, komposisi, prinsip pengorganisasia nnya dan sebagainya. adalah sarana untuk mewujudkan ide, gagasan, perasaan dalam bentuk karya memiliki daya tarik seni dan gaib atau sudut dimana gambar proyeksi Ortoghonal akan diposisikan, misalnya Kuadran I, Kuadran II, Kuadran III atau Kuadran IV) istilah yang sering digunakan dalam mengatur penataan dari sebuah komposisi. Pisau potong dengan gerakan dari atas ke bawah Baja keras

39 .

Larutan Elektrolit :

40 .

Anoda :

cap
Suatu proses pengendapan zat-zat (ion-ion logam) pada elektroda

41 .

Katoda :

42

Elektroda :

(katoda) dengan cara elektrolisa. Terjadinya suatu endapan pada proses ini adalah karena adanya ion-ion bermuatan listrik berpindah dari suatu elektroda melalui elektrolit yang mana hasil dari elektrolisa tersebut akan mengendap pada elektroda lain ( negative/katoda ). Zat-zat yang molekulmolekulnya dapat larut dalam air dan terurai menjadi zat-zat (atomatom) yang bermuatan positip dan negatip, jika larutannya diailiri arus listrik searah. Elektroda positip yang padanya terjadi pelepasan ion negatip dan membentuk ion positip (reaksi oksidasi),tempat untuk logam pemancing. Elektroda negatip yang padanya terjadi pelepasan ion negatip (reaksi reduksi). Suatu terminal

xx

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Desain dan Produksi Kriya Logam

43 .

Ion :

44 .

Brightener :

45 .

Activation

46 .

Anodik Polarization :

dalam larutan electrolit yang mana aliran listrik mengalir 21rgani darinya. Zat-zat yang terurai yang mana atom atau molekulmolekulnya bermuatan bermuatan listrik positip dan negatip. Zat yang bermuatan negatip disebut anion (ion negatip) dan yang bermuatan positip disebut kation (ion positip). Zat tambahan yang bersifat membentuk lapisan agar lebih mengkilap atau yang memperbaiki kecemerlang diatas endapan/lapisan. Pembersihan dari keadaan pasip, pada permukaan logam agar menjadi lebih aktip. Penggeseran potensial elektroda katodik akibat adanya aliran listrik. Penggeseran potensial elektoda kearah 21rgani akibat

adanya aliran listrik. 48 . Electroless plating : Pengendapan lapisan logam secara reaksi reduksi tanpa listrik, bertujuan untuk merubah bahan menjadi konduktip.````````` ``````````````````````` ``````````````````````` ````````````` zat kimia yang dimasukan kedalam larutan sebagai zat pengaktif permukaan. Suatu usaha pencucian atau penetralan permukaan benda kerja dari asam atau alkali dengan air bersih. Banyaknya cyanid yang melebihi dari pada kebutuhan diperlukan untuk mengubah larutan pelapis menjadi seperti logam yang termasuk garam cyanid kompleks. Kemapuan suatu elektrolit untuk mengendapan logam keseluruhan permukaan katoda yang bagaimanapun bentuknya.

49 .

Surface active agent

50 .

Rinsing

51 .

Free Cyanid

52 .

Covering power

47 .

Catodic Polarization :

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

xxi

Desain dan Produksi Kriya Logam

53 .

Throwing power

54 .

Macro throwing power

55 .

Levelling

56 .

Chromating

Covering power tergantung pada proses persiapan permukaan dan kondisi dari proses lapis listriknya sendiri. Kemampuan elektrolit untuk menghasilkan lapisan yang sama tebalnya pada benda kerja yang rumit atau biasa. Kemampuan elektrolit untuk menghasilkan endapan yang kurang lebih sama tebalnya pada benda kerja yang tidak beraturan bentuknya. Faktor yang mempengaruhi macro throwing power adalah distribusi arus, kondisi operasi, efisiensi arus dan konduktifitas. Kemampuan untuk menghasilkan lapisan yang lebih tebal pada lekukan dari pada permukaan yang rata. Teknik pengerjaan lapis lindung yang dilakukan secara kimia dengan mencelupkan benda kerja yang

57 .

Solven cleaning

58 .

Anodic protection

59 .

Sensitizing

60 .

Current Density /Rapat Arus

sudah dilapisi seng kedalam larutan encer yang terdiri dari chromat atau bichromat sebagai bahan utama Suatu cara pembersihan gemuk, lemak dengan menggunakan embun/uap bahan organic (pelarut 22rganic). Teknik perlindungan terhadap korosi dengan jalan mempolarisasika n logam yang dilindungi kearah potensial pasip. Peristiwa difusi atom-atom karbon dari matrik kedaerah batas butir sehingga mempercepat terjadinya korosi pada batas butir (pada anoda yang terlarut). bilangan yang menyatakan jumlah arus listrik yang mengalir perluas unit elektrode.

xxiiDirektorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Desain dan Produksi Kriya Logam

gambar jadi yang siap dikerjakan pada pekerjaan seni kriya logam. Kemudian dalam hal produksi dari kriya logam dasar diberikan keteknikan

pembentukan kriya logam, pematrian, dekorasi, pengecoran dan bagaimana melaksanakan pengelasan pada produk kriya logam dan pekerjaan akhir pada produk kriya logam.

Sinopsis Sekolah Menengah Kejuruan Seni dan Budaya Program Keahlian Seni Kriya Logam sebagai salah satu jenjang pendidikan tujuan dan menengah mempunyai daya mampu menyiapkan kriya sumber

Latar Belakang Indonesia dengan keanekaragaman

seni dan budaya merupakan salah satu keunggulan bangsa. Melalui pendidikan seni budaya yang di dalamnya termasuk seni kriya atau dapat kerajinan dilestarikan seni dan diharapkan

manusia yang terampil dibidang seni diharapkan melestarikan dan mengembangkan seni kriya logam yang diwariskan oleh para nenek moyang kita dahulu seni kerajinan logam yang adhiluhung. Buku Desain dan Produksi Kriya Logam berisi tentang cara-cara karya-karya dengan membuat/memproduksi sejak dari dasar

dikembangkan rakyat Indonesia.

menjadi

kegiatan

ekonomi sebagai sumber kehidupan

Mutu tenaga kerja tingkat menengah dibidang tergantung hubungannya pelaksanaan seni pada dan kriya sangat mutu dengan pembelajaran pendidikan yang erat proses yang

kriya logam yang dimulai dari disain sampai bagaimana menggambar tehnik untuk suatu karya kriya logam sampai dengan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

kejuruan seni dan budaya

dipengaruhi oleh banyak factor antara

xxiii

Desain dan Produksi Kriya Logam

lain kurikulum, sumber belajar, tenaga pendidik dan kependidikan, manajemen sekolah, proses pembelajaran, sarana prasarana, diharapkan lingkungan dapat kerja, peran industri dan pasar. Melalui pendidikan meningkatkan

kejuruan

seni

dan

budaya

maka

diharapkan teori dan praktek yang dituntunkan menjadikan buku ini dapat dipercaya. Mata pelajaran praktek kriya logam merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membekali para siswa untuk menguasai kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat industri.

wawasan dan penguasaan dibidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu proses penguasaan IPTEK dan Seni, yang diarahkan pada penguasaan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pencapaian hasil pembelajaran pada aspek kognitif mengarahkan pada

Tujuan dan Sasaran Buku kriya logam ini berisi seluruh kompetensi yang ada di dalam SKN Kriya Logam baik yang bersifat teori maupun praktek membuat produk. Materi

kegiatan yang bersifat pengetahuan (teoritik), aspek afektif mengarah ke sikap selama proses dan pembelajaran psikomotorik berlangsung

mengarah ke ketrampilan. Landasan Penulisan Buku Penulisan buku kriya logam untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu usaha untuk melestarikan dan mengembangkan proses pembelajaran baik teori maupun praktek yang berdasarkan pada Standar Kompetensi Nasional (SKN) bidang kriya logam. Dengan berdasakan SKN yang disusun oleh para praktisi industri yang dikombinasikan dengan para ahli dari universitas dan lembaga pendidikan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan xxiv

Materi buku ini berisi antara lain:

A. Materi

Menggambar

sebagai

dasar kejuruan seni rupa: 1. Menggambar Nirmana 2. Menggambar Teknik

3. Menggambar Ornamen B. Materi Kriya Logam


1. Pengetahuan Bahan Logam

2. Pemotongan Bahan Logam

Desain dan Produksi Kriya Logam

3. Pengempaan Dengan KepingKeping Pencetak/Stempel 4. Penempaan Logam

5. Pembuatan pelat dan kawat


Logam Dengan Teknik Canai

6. Pengecoran Logam Teknik


Cetak Pasir dan Tapel

7. Pematrian Logam dengan


Tehnik Patri Lunak dan Keras

8. Pengelasan Dengan Las OxyAcetelyne Pada Logam Fero dan Non Fero

9. Pengelasan Dengan Las Listrik


Pada Logam Fero 10. Pelipatan Logam Pelat

11. Penghiasan Logam Dengan


Teknik Ukir

12. Penghiasan Logam Dengan


Teknik Etsa

13. Penghiasan Logam Dengan


Teknik Grafir

14. Pembuatan Karya Kriya Logam


Dengan Teknik Bubut

15. Pelaksanakan Kerja Perhiasan


(Jewellery)

16. Pembuatan Karya Enameling 17. Finishing Karya Kriya Logam


C. PENUTUP D. Daftar Pustaka

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

xxv

Desain dan Produksi Kriya Logam

PETA KOMPETENSI Dagram berikut menunjukkan tahapan kelompok kompetensi dan unit kompetensi yang merupakan suatu urutan proses pekerjaan dibidang kriya logam. Standar Kompetensi (SK) dan Kometensi Dasar (KD) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Bidang Keahlian Kriya Logam SMK menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Mengacu hal tersebut di atas maka Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sesuai nomor yang terdapat dalam Peta Kompetensi berikut ini. Kompetensi Dasar Kejuruan Standar Kompetensi Dasar Kompetensi Menggambar Nirmana 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 3. Melakukan penempaan logam 2. Melakukan pengempaan

1.6. 1.7.

Menggambar Binatang Menggambar

Manusia Kompetensi Kejuruan Standar Kompetensi Dasar Kompetensi 1. Memotong Bahan 1.1. memotong pelat logam 1.2. memotong kawat logam 1.3. memotong pipa logam 2.1. membuat keping-keping cetakan/stempel 2.2. mengempa plat logam dengan keping pencetak stempel 3.1. melakukan penempaan logam dengan proses pemanasan dan tempa 3.2. melakukan pembentukan logam yang dikerjakan melalui proses pemanasan dan 4. Membuat produk kriya logam dengan tehnik canai tempa 4.1. menjelaskan teknik canai 4.2. melakukan pencanaian dengan

1.1.

Menggambar Nirmana Menggambar Ornamen Menggambar Huruf Menggambar Orthogonal Menggambar Bentuk

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan xxvi

Desain dan Produksi Kriya Logam

teknik gilas 4.3. melakukan pencanaian dengan 5. Mengecor logam dengan teknik cetak pasir teknik tarik 5.1. menjelaskan pengecoran logam teknik cetak pasir 5.2. membuat cetakan pengecoran logam dari pasir 5.3. mengecor dengan teknik cetak pasir 5.4. menyempurnakan pekerjaan hasil pengecoran teknik 6. Melakukan pematrian logam dengan teknik patri lunak dan keras cetak pasir 6.1. menjelaskan pematrian logam dengan teknik patri lunak dan keras 6.2. membuat patri lunak dan keras 6.3. melakukan pematrian dengan teknik patri lunak 7. Melaksanakan pengelasan dengan OxyAcetelyne pada logam fero dan non fero dan keras 7.1. menjelaskan teknik pengelasan oxyacetelyne 7.2. melakukan pengelasan dengan teknik las 11. Mengukir pelat logam dengan berbagai 10. Melaksanakan pengeleman logam plat 9. Melaksanakan pelipatan logam plat 8. Melaksanakan pengelasan dengan las listrik pada logam fero dan non fero

oxyacetelyne pada logam fero dan non fero 7.3. menyempurnakan hasil pengelasan teknik las oxacetelyne 8.1. menjelaskan teknik pengelasan listrik 8.2. melakukan pengelasan dengan teknik las listrik pada logam fero dan non fero 8.3. menyempurnakan hasil pengelasan teknik las listrk 9.1. menjelaskan teknik lipat pada logam plat 9.2. melaksanakan pelipatan logam plat 10.1. menjelaskan pengeleman pada plat logam 10.2. melakukan pengeleman plat logam 11.1. menjelaskan teknik ukir pada logam

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

xxvii

Desain dan Produksi Kriya Logam

teknik mengukir

11.2. melakukan pengukiran pada plat logam dengan teknik ukir tekan 11.3. melakukan pengukiran pada plat logam dengan teknik ukir pukul 12.1. menjelaskan proses etsa pada logam 12.2. melakukan pelapisan gelatin pada kain screen 12.3. melakukan pengafdrugan pada kain screen 12.4. membuat larutan etsa 12.5. melakukan penyablonan pada plat logam 12.6. melakukan pengetsaan

12. Mengetsa logam

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan xxviii

Anda mungkin juga menyukai