Anda di halaman 1dari 19

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi,

suatu sistempeikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Definisi Menurut Whintney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikapsikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu setudi komparatif . adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, seerta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu setandar atau suatu norma tertentu sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif (normative survey). Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau factor dan melihat hubungan antara satu factor dengan factor yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan studi status (satus study). Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau setandar-setandar, sehingga penelitian deskriptif ini disebut juga survey normative. Dalam metode deskriptif dapat diteliti masalah normative bersama-sama dengan masalah setatus dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antar fenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian deskriptif. Prespektif waktu yang dijangkau dalam penelitian deskriptif , adalah waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden. Ciri-ciri Metode Deskriptif Secara harfiyah, metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Namun, dalam pengertian metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif mencakup metode penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental, dan secara lebih umum sering diberi nama, metode survei. Kerja peneliti, bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomenafenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membut predeksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan data digunakan teknik wawancara, dengan mengunakan schedule questionair ataupun interview guide. Jenis-jenis Penelitian Deskriptif Dtinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam menliti, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, penelitian desekriptif dapat dibagi atas bebeprapa jenis yaitu: Metode survey, Metode deskriptif berkesinanbungan (Continuity deskrptive), Penelitian Studi kasus, Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas, Penelitian tindakan (action research), Penelitian perpustakaan dan documenter.

1. Metode survey Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daera. Metode survey membedah dan menguliti serta

mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung. Dalam metode survei juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa mendatang. Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atanu unit, baik secara sensus atau dengan mengunakan sample. Unit yang digunakan dalam metode survei cukup besar. Misalnya, Kinsey, et al., (1948) dalam penelitian meraka mengenao tinggah laku seksual di Amerika Seriakat telah menggunakan sample dengan 12 ribu orang anggota sample. Banyak sekali masalah dap;t diteliti dengan mengunakan metode survey, termasuk bidang produksi dan tata niaga (survey produksi dan tata niaga ), usaha tani(surve usaha tani), masalah kemasyarakatan (survey sosial), masalah komunikasi daan pendapat umum (survei pendat umum), masalah politik (survey politik), masalah pendidikan (survey pendidikan dan persekolahan), dan sebagainya. 1. Metode deskritif berkesinambungan Metode deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive research), adalah kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu objek penelitian. Sering kali dilakukan dalam meneliti masalah-masalah sosial.pengetahuan yang lebih menyeluruh dari masalah serta fenomena dan ketentuan-ketentuan sosial dapat diperoleh jika hubungan-hubungan fenomena dikaji dalam suatu interval perkembangan dalam suatu periode yang lama. Dengan memperhatikan secara detail perubahan-perubahan yang dinamis dalam suatu interval tertentu, maka generalisasi suatu situasi atau fenomena secara dinamis dapat dibuat. Meneliti yang berkehendak menjangkau informasi factual yang mendetail secara interval dinamakan penelitian deskriptif berkesinambungan. Jika perhatian dipusatkan kepada perubahan-perubahan prilaku atau pandangan, maka teknik dalam meneliti dinamakan teknik panel. Teknik ini berupa wawancara dengan kelompok-kelompok manusia yang sama pada situasi yang berbeda. Informasi yang diinginkan bisa saja kuantitatif , seperti jumlah konsumsi, anggaran belanja keluarga, dan sebagainya. Penggunaan metode deskriptif berkesinambungan lebih popular dalam mengkaji masalah sosial. Misalnya, Whitney dan Milholland (1930) mempelajari status akademis dari mahasiswa tingkat persiapan dari Colorado State Colege of Education pada tahun 1930. Penelitian dilakukan dalam waktu empat tahun, dengan menlurusi status akademis sejak tingkat persiapan sampai dengan lulus sarjana muda. 1. Penelitian Studi Kasus Studi kasus, atau penelitian kasus (case study), adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keselurahan personalitas (Maxfield, 1930). Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Peneliti ingin mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan jadikan suatu hal yang bersfat umum. Pada mulanya, studi kasus ini banyak digunakan dalam penelitian obat-obatan dengan tujuan diagnosis, tetapi kemudian penggunaan studi kasus telah meluas sampai kebidang-bidang lain. Hasil dari penelitian kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu, kelompok, lembaga, dan sebagainya. Tergantung dari tujuannya, ruang lingkup dari studi dapat mencakup segmen atau bagian tertentu atau mencakup keseluruhan siklus kehidupan dari individu, kelompok, dan sebagainya, baik dengan penekanan terhadap factor-faktor kasus tertentu, atau meliputi keseluruhan factor-faktor dan fenomena-fenomena. Stadi kasus lebih menekankan mengkaji vairabel yang cukup banyak pada jumlah unit yang kecil. Ini berbeda dengan metode survei, dimana peneliti

cenderung mengevaluasi variabel yang lebih sedikit, tetapi dengan unit sample yang relatif besar. Studi kasus banyak dikerjakan untuk meneliti desa, kota besar, sekelompok manusia drop out, tahanantahanan, pimpinan-pimpinan, dan sebagainya. Jika stadi kasus ditujukan untuk menliti kelompok, maka perlu dikisahkan atau diisolasikan kelompok-kelompok dalam onggokan yang homogen. Stadi kasus banyak kelemahan disamping adanya keunggulan-keunggulan. Studi kasus mempunyai kelemahan karena anggota sampel yang terlalu kecil, sehingga sulit dibuat inferensi kepada populsi. Disamping itu, studi kasus sangat dipengaruhi oleh pandangan subjektif dalam pilihan kasus karena adanya sifat khas yang dapat saja terlalu dibesar-besarkan. Kurangnya objektifitas, dapat disebabkan karena kasus cocok benar dengan konsep yang sebelumnya telah ada pada si peneliti, ataupun dalam penetapan serta pengikutsertaan data dalam konteks yang bermakna yang menjurus pada interprestsi subjektif. Studi kasus mempunyai keunggulan sebagai suatu studi untuk mendukung studi-studi yang besar di kemudian hari. Studi kasus mendukung studi-studi yang besar di kemudian hari studi kasus dapat memberikan hipotesis-hipotesis untuk penelitian lanjutan. Dari segi edukatif, maka studi kasus dapat digunakan sebagai contoh ilustrasi baik dalam perumusan masalah, penggunaan statistik dalam menganalisis data serta cara-cara perumusan generalisasi dan kesimmpulan Marilah kita lihat sebuah contoh studi kasus tentang anak-anak yang tidak dapat menguasai teknik membaca karena jenis-jenis sebab. Penelitian yang memakan waktu dua tahun, secara mendetail telah mempelajari hal-hal berikut. Menentukan sejarah dari sekolah dan rumah tangga sang anak. Menentukan setatus sekarang dari anak. Mengadakan diagnosis terhadap kesukaran-kesukaran membaca sang anak Menentukan sebab musabab si anak mempunyai kekurangan-kekurangan dalam membaca. Mengukur dari hasil pengajaran.

Langkah-langakah pokok dalam meneliti kasus adalah sebagai berikut. 1. Rumuskan tujuan penelitian. 2. Tentukan unit-unit studi, sifat-sifat mana yang akan diteliti dan hubungkan apa yang akan dikaji serta proses-proses apa yang akan menuntun penelitian. 3. tentukan rancangan serta pendekatan dalam memilih unit-unit dan teknik pengumpulan data mana yang digunakan. Sumber-sumber data apa yang tersedia 4. kumpulkan data. 5. Organisasikan informasi serta data yang terkumpul dan analisis untuk membuat interpretasi seta generalisasi. 6. Susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta implikasi dari hasi penelitian. Studi atau penelitian komperatif Penelitian komperatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis factor-faktor penyebab terjadinnya atau munculnya suatu fenomena tertentu. Jangakauan waktu adalah masa sekarang, karena jika jangkauan waktu terjadinya adalah masa lampau, maka penelitian tersebut termasuk dalam metode sejarah. Dalam studi komperatif ini, memeng sulit untuk mengetahui factor-faktor penyebab yang dijadikan dasar pembanding, seperti penelitain komperatif tidak mempunyai control. Hal ini semakin nyata kesulitannya jika kemungkinankemungkinan hubungan antar fenomena banyak sekali jumlahnya

Studi komperatif banyak sekali dilakukan jika metode eksperimental tidak dapat diperlukan. Bidang studi mencakup penghiduupan kota dan desa, dengan membandingkan pengaruh sebab akibat dari mekanan, rekreasi, waktu kerja, ketenangan kerja, dan sebagainnya. Penelitian komperatif dapat dilakukan untuk mencari pola tingkahlaku serta prestsi belajar dengan membedakan unsur waktu masuk sekolah, dan lain-lain. Metode penelitian komperatif adalah bersifat ex post facto. Artinya, data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung. Peneliti dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari data-data yang tersedia. Keunggulan metode ini adalah sebagai berikut. 1. Metode komparatif dapat mensubtisusikan metode eksperimental karena beberapa alasan: Jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui atau diselidiki hubungan sebab-akibat. Apabila teknik untuk mengadakan vaiabel kontrol dapat menhalangi penampilan fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanhya interaksi secara normal. Penggunaan laboratoriuum untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena kendala teknik, keungan, maupun etika, dan normal. 1. Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat setatistik yang lebih maju, membuat penelitian komparatif dapat mengadakn estimasi terhadap parameter-parameter hubungan kausal secara lebih efektif. Disamping keunggulan-keunggulan, penelitian komparatif mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain sebagai berikut. 1. Karena penelitian komparatif sefatnya ex post facto, maka penelitain tersebut tidak mempunyai kontrol terthadap variabel bebas. Peneliti hanya berpegang pada penampilan variabel sebagaimana adanya, tanpa kesempatan mengatur kondisi ataupun mengadakan manipulasi terhadap bebrapa variabel. Karena itu, sipenelitia diharapkan mempunyai cukup banyak alas an dalam mempertahankan hasil hubungan-hubungan kasual yang ditemukan, dan dapat mengajukan hipotesis-hipotesis saingan untuk membuat jastifikasi terhadap kesimpulankesimpulan yang ditarik. 2. Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor suatu hubungan kausal yang diselidiki benarbenar relaevan. 3. Karena faktor-faktor bukan bekerja secara merdeka tetapi saling berkaitan antara satu dengan lain, maka interaksi antar faktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu fenomena sukar diketahui. Bahkan akibat dari faktor ganda, bisa saja dikarenakan oleh faktor diluar cakupan penelitian yang bersangkutan. 4. Adakalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi belum tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab-akibat. Mungkin saja hubungan variabel tersebut dikarenakan oleh adanya keterkaitan dengan faktor-faktor lain diluar itu. Dilain pihak, andai kata pun telah diketemukan bahwa hubungan antara faktor-faktor adalah hubungan sebabakibat, tetapi masih sukar untuk dipisahkan faktor mana sebagai penyebab dan faktor mana yang merupakan akibat 5. Mengkatagorisasikan subjek dalam dikotomi (misalnya, dalam katagori demokrasi dan otoriter, pandai bodoh, tua-muda, dan sebagainya) untuk tujuan perbandingan, dapat menjurus kepada pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah akibat katagori-katagori dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar-samar, mengahendaki valuejudgement, dan tidak kokoh.

Langkah-langkah pokok dalam studi komparatif adalah sebagai berikut, 1. 2. 3. 4. Rumuskan dan definisikan masalah. Jajki dan teliti literature yang ada. Rumuskan kerangka troritis dan hipotesis-hipotesis serta asumsi-asumsi yang dipakai. Buatlah rancangan penelitian:

Pilih subjek yang digunakan dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan; Kategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan masalah-masalah yang ingin dipecahkan, untuk memudahkan analisis sebab-akibat. 1. Uji hipotesis, buat interpretasi terhadap hubungan dengan teknik statistic yang tepat. 2. Buat gegeralisasi, kesimpulan, serta implikasi kebijakan. 3. Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah. Dalam penelitian komparatif, sering digunakan teknik korelasi, Dalam penelitian komparatif, sering digunakan teknik korelasi, yaitu meneliti derajat ketergantungan dalam hubungan-hubungan antarvariabel dengan menggunakan koefisien korelasi. Namun, perlu dijelaskan bahwa penggunaan koefisien korelasi hanya menyatakan tinggi rendahnya ketergantungan antar variabel yang diuji, tetapi tidak menyatakan ada tidaknya hubungan yang terjadi. Ini berbeda dengan penggunaan metode eksperimental. Pada metode eksperimental, peneliti dapat menguji ada tidaknya efek tertentu. Dengan demikian, penggunaaan teknik korelasi dalam penelitian komparatif mengandung kelemahankelemahan, antara lain sebagai berikut. Menjurus pada keterbiasaan menggunakan teknik korelasi dengan memasang variabel apa saja tanpa pilih yang menjurus pula interpretasi yang salah. Tidaknya adanya kontrol terhadap variabel bebas, dan tidak dapat melihat ada tidaknya hubungan kausal antar variabel. Peneliti tidak dapat mengenai yang mana variabel bebas dan mana variabel dependen. 1. Penelitian Analisis kerja dan aktivitas Analisis Kerja dan Aktivitas (job and activity analysis), merupakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian itu ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia. Dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Penenlitian perkejaan di bidang industri dinamakan job analysis (analisis pekerjaan), sedangkan penelitian di bidang pertanian , disebut analysis aktivitas (activity analysis). Analysis aktivitas juga mencakup analysis pekerjaan dibidang jasa, seperti pendidikan, peleyanan kesehatan, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan-kelakuan pekerjaan, buruh, petani, guru, dan lain-lain terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan tugas, penggunaan waktu secara efisien dan efektif, dan sebagainya. Data mengenai hal-hal yang ini diselidiki, kemudian dianalisis, diberikan interpretasi, dan diadakan generalisasi dalam rangka menetapkan sifat-sifat dan keriteria-keriteria pekerjaan yang baik, rencana upgrading, keseimbangan berusaha dan bekerja serta aktivitas sangat berkembang pada masa sesudah Perang Dunia I, dengan tujuan untuk mengadakan klsifikasi pekerjaan dan pekerjaan secara lebih efektif. Studi Waktu Gerakal. Studi Waktu dan gerakan (time and motion study) adalah penelitian dengan metode deskriptif yang berusaha untuk menyelidiki efisien produksi dengan mengadakan studi yang mendetail tentang penggunaan waktu serta perilaku pekerja dalam proses produksi. Gerak-gerak utama dalam pekerjaan diamati, dicatat, dilukiskan, serta dianalisis. Generalisasi dan interpretasi tentang waktu yang

digunakan serta gerak-gerak utama yang terjadi, sehingga suatu kesimpulan tentang gerak-gerak yang diperlukan dalam pekerjaan, gerak-gerak yang tidak diperlukan yang dapat menghambat pekerjaan serta saran-saran dalam rangka memperbaiki pekerjaan dan menambah efisiensi kerja. Dalam rangka efisisensi, juga perlu dikaji alat-alat produksi yang digunakan, serta bagaimana alat-alat produksi tersebut diatur demi peningkatan efisisensi kerja. Kriteria Pokok Metode Deskriptif Metode deskriptif mempunyai beberapa pokok, yang dapat dibagi atas kriteria umum dan kriteria khusus. kriteria tersebut adalah sebagai berikut Kriteria umum Kriteria umum dari penelitian dengan metode deskriptif adalah sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum. Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini. Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas. Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan. Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam mengumpulkan data maupun dalam menganalisis data serta studi kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis yang digunakan jika kerangka teoritis untuk itu telah dikembangan.

Kriteria Khusus Kriteria khusus dari metode deskriptif adalah sebagai berikut. 1. Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value). 2. Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status. 3. Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak adalah kontrol terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau menipulasi terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya. Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif Dalam melaksanakan penelitian deskriptif, maka langkah-langkah umum yang sering diikuti adalah sebagai berikut. 1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada. 2. Menentuan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah 3. Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif tersebut akan dilaksanakan. Termasuk didalamnya daerah geografis dimana penelitian akan dilakukan, batasan-batasan kronologis ukuran tentang dalam dangkal, serta seberapa utuh daerah penelitian tersebut akan dijangkau. 4. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunan dalam bentuk hipotesishipotesis untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka kerangkan analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika. 5. Menulusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. 6. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang diuji, baik secara emplisit maupun secara implicit.

7. Melakukan kerja lapangan untuk megumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitian. 8. Membuat tabulasi serta analisis statistic dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan. Kurangi penggunaan statistic sampai kepad batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran yang sepadan. 9. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta refrensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan. 10. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian. APA ITU PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK ? PENDEKATAN Ancangan atau kebijakan dalam memulai atau melaksanakan suatu pekerjaan/kegiatan, yang memberi arah dan corak kepada metode di dasarkan pada asumsi yang berkaitan (sebagai pedoman). METODE Cara untuk mencapai tujuan. Cara yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai tujuan. TEKNIK Cara untuk melaksanakan/mengerjakan sesuatu sesuatu. Bersifat implementasional pelaksanaan dan terjadinya pada tahap pelaksanaan (penyajian dan pemantapan) RANCANGAN PENELITIAN METODE DESKRIPTIF Metode Deskriptif Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, objek, kondisi, system pemikiran, dan peristiwa pada masa sekarang. Pencarian fakta, dengan interpretasi yang tepat ((Whitney,1960). Deskripsi, gambaran, lukisan, tentang fakta-fakta, sifat, hubungan antara fenomena yang diselidiki. TUJUAN 1. 2. membuat gambaran tentang situasi/kejadian cakupan penelitiannya luas, mencakup metode sejarah, dan eksperimental

3. menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis,membuat prediksi, serta mendapatkan makna implikasi dari suatu masalah yang akan dicapai. 4. menggunakan teknik wawancara, dengan schedule questionair/interviuw guide. Ciri-ciri Metode Deskriptif RANCANGAN PENELITIAN METODE 1.Pengertian Metode deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikapsikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari

suatu fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu, sehingga banyak ahli meamakan metode ini dengan nama survei normatif (normatif survei). Dengan metode ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor dan memilih hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain. Karenanya mentode ini juga dinamakan studi kasus (status study). Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau standar-standar sehingga penelitian ini disebut juga survei normatif. Dalam metode ini juga dapat diteliti masalah normatif bersama-sama dengan masalah status dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antarfenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian deskritif. Perspektif waktu yang dijangkau, adalah waktu sekarang atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden. 2. Tujuan Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. 3. Ciri-ciri Metode Deskriptif Untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka.(secara harafiah) Mencakup penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental. Secara umum dinamakan metode survei. Kerja peneliti bukan saja memberi gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi : - menerangkan hubungan, - menguji hipotesis-hipotesis - membuat prediksi, mendapatkan makna, dan - implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan - Mengumpulkan data dengan teknik wawancara dan menggunakan schedule qestionair/interview guide. 4. Jenis-jenis Penelitian Deskriptif Ditinjau dari segi masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam meneliti, serta tempat dan waktu, penelitian ini dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu: - Metode survei, - Metode deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive), - Penelitian studi kasus - Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas, - Penelitian tindakan (action research), - Peneltian perpustakaan dan dokumenter. 5. Kriteria Pokok Metode Deskriptif Metode deskriptif mempunyai beberapa kriteria pokok, yang dapat dibagi atas kriteria umum dan khusus. Kriteria tersebut sebagai berikut: a. kriteria umum - Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas. - Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum - Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini. - Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas. - Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan. - Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam mengumpulkan data maupun

dalam menganalisis data serta serta study kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis yang digunakan jika kerangka teoritis untukitu telah dikembangkan. b. Kriteria Khusus o Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value). o Fakta-fakta atupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status o Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak ada kontrol terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manupulasi terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya. 6. Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif Dalam melaksanakan penelitian deskripif, maka langkah-langkah umum yang sering diikuti adalah sebagai berikut: a. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada. b. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisih dari masalah. c. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. d. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji baik secara eksplisit maupun implisit. e. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitian. f. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan. Kuranggi penggunaan statistik sampai kepada batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran yang sepadan. g. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh dan referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan. h. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian. i. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah. j. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverivikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka kerangka analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika. Metode Penelitian Kuantitatif A. Pengantar Metode penelitian kuantitatif memiliki cakupan yang sangat luas. Secara umum, metode penelitian kuantitatif dibedakan atas dua dikotomi besar, yaitu eksperimental dan noneksperimental. Eksperimental dapat dipilah lagi menjadi eksperimen kuasi, subjek tunggal dsb. Sedangkan noneksperimental berupa deskriptif, komparatif, korelasional, survey, ex post facto, histories dsb. Makalah ini membatasi pembahasan metode penelitian kuantitatif pada tiga aspek. Ketiga aspek tersebut adalah bagian dari noneksperimental, yaitu deskriptif, historis, dan ex post facto. Ada beberapa istilah yang sering dirancukan di dalam penelitian. Istilah tersebut adalah

pendekatan, ancangan, rencana, desain, metode, dan teknik. Di dalam makalah ini disinggung mengenai perbedaan istilah tersebut untuk didiskusikan dan dicarikan simpulan bersama-sama. B. Pembahasan 1. Berbagai istilah di dalam penelitian Secara umum, jenis penelitian berdasarkan pendekatan analisisnya dibedakan menjadi dua, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan ini lazim juga disebut sebagai pendekatan, ancangan, rencana atau desain. Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penlitian. Dalam rancangan pereperencaan dimulai dengan megadakan observasi dan evaluasi rerhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui, sampai pada penetapan kerangka konsep dan hipotesis penelitian yang perlu pembuktian lebih lanjut. Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi prose membuat prcobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variable, prosedur dan teknik sampling, instrument, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan pelaporan hasil penelitian. Metode penelitian lebih dekat dengan teknik. Misalnya, penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Dengan kata lain, metode deskriptif tersebut dapat dikatakan juga sebagai teknik deskriptif. 2. Penelitian Deskriptif 2.1 Pengertian Metode deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalahmasalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu, sehingga banyak ahli meamakan metode ini dengan nama survei

normatif (normatif survei). Dengan metode ini juga diselidiki kedudukan (status) fenomena atau faktor dan memilih hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain. Karenanya mentode ini juga dinamakan studi kasus (status study). Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau standar-standar sehingga penelitian ini disebut juga survei normatif. Dalam metode ini juga dapat diteliti masalah normatif bersama-sama dengan masalah status dan sekaligus membuat perbandinganperbandingan antarfenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian deskritif. Perspektif waktu yang dijangkau, adalah waktu sekarang atau sekurangkurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden. 2.2 Tujuan Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. 2.3 Ciri-ciri Metode Deskriptif Untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka.(secara harafiah) Mencakup penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental. Secara umum dinamakan metode survei. Kerja peneliti bukan saja memberi gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi : menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis membuat prediksi, mendapatkan makna, dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan Mengumpulkan data dengan teknik wawancara dan menggunakan schedule qestionair/interview guide. 2.4 Jenis-jenis Penelitian Deskriptif Ditinjau dari segi masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam meneliti, serta tempat dan waktu, penelitian ini dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu: Metode survei, Metode deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive), Penelitian studi kasus Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas,

Penelitian tindakan (action research), Peneltian perpustakaan dan dokumenter. 2.5 Kriteria Pokok Metode Deskriptif Metode deskriptif mempunyai beberapa kriteria pokok, yang dapat dibagi atas kriteria umum dan khusus. Kriteria tersebut sebagai berikut: 1. kriteria umum Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini. Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas. Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan. Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan, baik dalam mengumpulkan data maupun dalam menganalisis data serta serta study kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis yang digunakan jika kerangka teoritis untukitu telah dikembangkan. 2. Kriteria Khusus Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value). Fakta-fakta atupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu, tidak ada kontrol terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manupulasi terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya. 2.6 Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif Dalam melaksanakan penelitian deskripif, maka langkah-langkah umum yang sering diikuti adalah sebagai berikut: 1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada. 2. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian

harus konsisten dengan rumusan dan definisih dari masalah. 3. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. 4. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji baik secara eksplisit maupun implisit. 5. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitian. 6. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan. Kuranggi penggunaan statistik sampai kepada batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran yang sepadan. 7. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh dan referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan. 8. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian. 9. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesishipotesis untuk diverivikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka kerangka analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika. 3. Penelitian Historis (Historical Researc) 3.1 Pengertian dan Tujuan Tujuan penelitian histories adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memferivikasi, serta mensistensiskan bukti-bukti untukmenegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Seringkali penelitian yang demikian itu berkaitan dengan hipotesishipotesis tertentu. Contoh penelitian histories adalah studi mengenai praktek bawon di daerah pedesaaan di Jawa Tengah, yang dimaksud memahami dasar-dasarnya diwaktu yang lampau serta relevansinya untuk waktu kini; studi ini dimaksudkan juga untuk mentest hipotesis bahwa nilai-nilai social tertentu serta rasa solidaritas memainkan peranan penting dalam berbagai kegiatan ekonomi pedesaan. Ciri yang menonjol dari penelitian histories

adalah; 1. Penelitian histories lebih bergatung pada data yang diobservasi orang lain dari pada yang diobsevasi oleh peneliti sendiri. Data yang baik akan dihasilkan oleh kerja yang cermat yag menganalisis keotentikan, ketepatan, dan peningnya sumber-sumbernya. 2. Berlainan dengan anggapan yang popular, penelitian haruslah tertib ketat, sistematis, dan tutas; seringakali penlitian yang dikatakan sebagai suatu penelitiaan histories hanyalah koleksi informasi-informasi yang tak layak, tak reliable, dan berat sebelah. 3. Penelitian histories tergantung kapada dua macam data, yaitu primer dan datasekunder. Data primer dipoleh dari sumberprimer, yaitu si peneliti (peneliti) secara langsung meakukan observasi atau menyaksikan kejadian-kejadian yang dituliskan. Dan data sekunder diperoleh dan sumber skunder, yaitu peneliti melaporkan hasil obsevasi orang lain yang satu kali atau lebih telah lepas dari kejadian aslinya. Dianatara kedua sumber itu, sumber primer dipandang sebagai memiliki otoritas sebagai bukti tangan pertama, dan diberi prioritas dalam pengumpulan data. 4. Untuk menentukan bobot data, biasa dilakukan dua macam kritik, yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal menanyakan dokumen relic itu otentik, sedang kritik internal menanyakan apabila data itu otentik, apabila data otentik, apabila data tersebut akurat dan relevan. Kritik internal harus menguji motif, keberat sebelahan, dan keterbatasan si penulis yang mngkin melebih-lebihkan atau mengabaikan sesuatu da memberikan informasi yang terpalsu. Evaluasi kritis inilah yang menyebbkan penelitian histories itu sangat tertib-ketat, yang dalam bayak hal lebih disbanding dari pada studi eksperimental. 5. Walaupun penelitian histories mirip dengan penelaahan kepustakaan yang mendahului lain-lain bentuk rancangan penelitian, namun cara pendekatan histories adalah tuntas, mencari informasi dan sumber yang lebih luas. Penelitian histories jga menggaliinformasi-informasi yang lebih tua dari pada yang umum dituntut dalam penelaahan kepustakaan, dan banyak juga menggali bahan-bahan tak diterbitkan yang tak dikutip dalam bahan acuan yang standar. 1. Langkah Pokok Untuk Melaksanakan Penlitian Histories Atau Rancangan Penelitian Historis Definisi masalah. Ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut kepada diri sendiri: 1. Rumusan tujuan penelitian dan jika mungkin, rumuskan hipotesis yang akan memberi arahdan focus bagi kegiatan penelitian itu.

2. Kumpulan data, denganselalu mengingat perbedaan anatara sumber primer dan sumber sekunder. 3. Suatu keterampilan yangsangat penting dalam penelitian histories adalah cara pencatatan data: dengan system kartu atau dengan system lembaran, kedua-duanya dapat dilakukan. 4. Evaluasi data yng diperoleh dengan melakukan kritik eksternal dan kritik internal. 4. Rancangan Ex Post Facto 4.1 Pengertian Ex Post Facto Penelitian dengan rancangan ex post facto sering disebut dengan after the fact. Artinya, penelitian yang dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai restropective study karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Dalam pengertian yang lebih khusus, (Furchan, 383:2002) menguraikan bahwa penelitian ex post facto adalah penelitian yang dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variable bebas terjadi karena perkembangan suatu kejadian secara alami. Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau treatment tidak dilakukan pada saat penelitian berlangsung, sehingga penelitian ini biasanya dipisahkan dengan penelitian eksperimen. Peneliti ingin melacak kembali, jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya sesuatu. 4.2 Perbandingan Antara Ex post Facto dengan Eksperimen Dalam beberapa hal, penelitian ex post facto dapat dianggap sebagai kebalikan dari penelitian eksperimen. Sebagai pengganti dari pengambilan dua kelompok yang sama kemudian diberi perlakuan yang berbeda. Studi ex post facto dimulai dengan dua kelompok yang berbeda kemudian menetapkan sebab-sebab dari perbedaan tersebut. Studi ex post facto dimulai dengan melukiskan keadaan sekarang, yang dianggap sebagai akibat dari faktor yang terjadi sebelumnya, kemudian mencoba menyelidiki ke belakang guna menetapkan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebabnya. Penelitian ex post facto memiliki persamaan dengan penelitian eksperimen. Logika dasar pendekatan dalam ex post facto sama dengan penelitian eksperimen, yaitu adanya variabel x dan y. Kedua metode penelitian tersebut membandingkan dua kelompok yang sama pada kondisi dan situasi tertentu. Perhatiannya dipusatkan untuk mencari atau menetapkan hubungan yang ada di antara variabel-variabel dalam data penelitian. Dengan

demikian, banyak jenis informasi yang diberikan oleh eksperimen dapat juga diperoleh melalui analisis ex post facto. Dalam penelitian eksperimen, pengaruh variabel luar dikendalikan dengan kondisi eksperimental. Variabel bebas yang dianggap sebagai penyebab dimanipulasi secara langsung untuk meminimalkan pengaruh terhadap variabel terikat. Melalui eksperimen, peneliti dapat memperoleh bukti tentang hubungan kausal atau hubungan fungsional di antara variabel yang jauh lebih menyakinkan daripada yang dapat diperoleh menggunakan studi ex post facto. Peneliti dalam penelitian ex post facto tidak dapat melakukan manipulasi atau pengacakan terhadap variabel-variabel bebasnya. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam variabel-variabelnya sudah terjadi. Peneliti dihadapkan kepada masalah bagaimana menetapkan sebab dari akibat yang diamati tersebut. Furchan (383:2001) menyatakan bahwa dengan tidak adanya kemungkinan peneliti untuk melakukan manipulasi atau pengacakan. Contoh perbedaan antara penelitian ex post facto dengan eksperimen adalah sebagai berikut. Sebuah penelitian berjudul Pengaruh Kecemasan Siswa pada Waktu Mengerjakan Ujian Terhadap Hasil Ujian Mereka dapat didekati dengan dua metode, yaitu eksperimen dan eks post facto. 1) Pendekatan Eksperimen Dalam judul di atas terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam judul di atas adalah kecemasan siswa dan ujian nasional. Variabel terikatnya adalah hasil ujian. Ciri dari penelitian eksperimen adalah adanya manipulasi terhadap variabel bebas. Dari kondisi di atas, variabel bebas dapat dimanipulasi menjadi cemas dan tidak cemas. Konkritnya, sebuah kelas terdiri dari kelas A dan B. Masing-masing kelas dimanipulasi kondisinya menjadi kelas A menjadi kelas yang cemas, sementara kelas B menjadi kelas yang netral (pengendali). Pengkondisian kelas dapat dilakukan dengan memberikan sugesti kepada kelas A bahwa ujian yang diberikan akan berpengaruh terhadap kenaikan kelas. Artinya, siswa yang memiliki nilai yang rendah bisa dimungkinkan tidak naik kelas. Sementara kelas B dikondisikan netral. Dengan pengertian bahwa ujian di kelas B hanyalah untuk mengukur kemampuan pemahaman terhadap suatu kompetensi tanpa adanya pengaruh dari hasil dengan kenaikan kelas. Setelah kelas sudah terkondisikan, maka diberikan soal dengan tingkat kuantitas dan

kualitas kesulitan yang sama. Pada waktu yang bersamaan, lembar jawaban dikumpulkan bersama dan dilakukan pengoreksian terhadap hasil jawab dari kelas A dan B. Apabila terjadi perbedaan nilai, semisal, nilai kelas A lebih tinggi daripada kelas B, maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kecemasan ternyata mampu meningkatkan nilai ujian. Anggapan lain, bahwa dengan adanya kecemasan membuat siswa semakin berpacu untuk mendapatkan yang terbaik. 2) Pendekatan Ex post Facto Hal penting dalam pendekatan ex post facto adalah tidak adanya manipulasi terhadap variabel. Dalam kasus di atas, dapat didekati dengan ex post facto dengan melihat situasi kelas A dan B yang sebelumnya tidak diadakan manipulasi. Artinya, kelas tersebut berjalan secara alami. Misalnya, hasil ujian kelas A dan B menunjukkan perbedaan dari satu siswa ke siswa lainnya. Dari hasil tersebut, dilakukan klasifikasi antara siswa yang memiliki nilai tinggi dengan siswa yang memiliki nilai rendah. Kemudian dihubungkan antara kecemasan dengan hasil nilai. Misalnya ditemukan kesimpulan bahwa nilai di atas rata-rata dikerjakan oleh siswa yang memiliki kecemasan. Oleh karena itu, pengaruh kecemasan siswa memang berpengaruh terhadap hasil ujian, yaitu menjadi lebih baik. Penelitian dengan menggunakan pendekatan ini tentu saja memiliki kekurangan. Dari kasus di atas dapat terlihat satu celah kelemahan bahwa bisa jadi adanya faktor ketiga selain kecemasan yang membuat nilai ujian meningkat. Hal ini dimungkinkan adanya faktor ketiga, yaitu kecerdasan. Selain kecemasan, bisa dimungkinkan bahwa kecemasan adalah situasi lain, sedangkan kecerdasan menjadi penunjang utama. 1. Kekurangan Pendekatan Ex Post Facto Pendekatan ex post facto memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas. Oleh karena tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas, maka sukar untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki. 1. Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan soalnya sangat kompleks. 2. Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab

pada kejadian lain. 3. Apabila saling hubungan antar dua variabel telah diketemukan, mungkin sukar untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat. 4. Kenyataan bahwa dua, atau lebih, faktor saling berhubungan tidaklah mesti memberi implikasi adanya hubungan sebab akibat. 5. Menggolongkan-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya golongan pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan perbandingan, menimbulkan persoalanpersoalan, karena kategori-kategori itu sifatnya kabur, bervariasi, dan tak mantap. 6. Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subyek secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya kepada variabel bebas adalah sangat sukar. 1. Keunggulan Penelitian dengan Pendekatan Ex Post Facto Metode ini baik untuk berbagai keadaan kalau metode yang lebih kuat, yaitu metode eksperimental, tak dapat digunakan. Apabila tidak selalu mungkin untuk memilih, mengontrol, dan memanipulasikan faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki hubungan sebab akibat secara langsung. Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak realistik dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh. Apabila control di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika diragukan atau dipertanyakan. Studi kausalkomparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana, dan sejenis dengan itu. Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal komparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan. C. Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga metode penelitian kuantitatif memiliki perbedaan jika ditilik dari tujuannya. Perbedaan tersebut tampak sebagai berikut. 1. Penelitan deskriptif yang biasa juga disebut dengan penelitian survay adalah penelitian yang mencoba Untuk membuat pencandraan/gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu obyek penelitian

tertentu 2. Penelitian historis untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan obyektif,dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, serta mensintesakan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat 3. Penelitian ex post facto bertujuan untuk melacak kembali, jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya sesuatu.

Anda mungkin juga menyukai