a) Suhu pengasapan Suhu awal pengasapan sebaiknya rendah agar penempelan dan pelarutan asap berjalan eIektiI. Suhu tinggi akan menyebabkan air cepat menguap dan bahan yang diasap cepat matang tetapi Ilavor asap yang diinginkan belum terbentuk maksimal. b) Kelembaban udara Kelembaban udara harus diatur sedemikian rupa agar permukaan bahan yang diasap tidak terlalu cepat mengering dan pengeringan berjalan tidak terlalu lama. Jika kelembaban udara terlalu rendah maka permukaan bahan yang diasap akan cepat mengering. Sebaliknya, jika kelembaban udara terlalu tinggi maka proses pengeringan akan berjalan lambat. Sebagai contoh pada pengasapan ikan, kelembaban udara yang idealsebesar 60 70 jika suhu sekitar 29 0 C. Jika kelembaban udara kurang dai 60 maka permukaan ikan akan cepat mengering, jika diatur lebih dari 70 maka proses pengeringan lambat. c) Jenis kayu Serutan kayu dan serbuk gergaji dari jenis kayu keras cocok untuk pengasapan dingin. Batang atau potongan kayu dari kayu keras cocok untuk pengaapan panas. Kayu yang mengandung resin atau damar harus dihindari karena akan menimbulkan rasa pahit. d) Jumlah asap, ketebalan asap, dan kecepatan aliran asap dalam alat pengasap Ketiga Iaktor ini akan mempengaruhi hasil produk akhir. Jika jumlah asap yang kontak dengan bahan sedikit, maka cita rasa asap yang dihasilkan pun berkurang. Demikian pula dengan kedua Iaktor yang lainnya. e) Mutu bahan yang diasap Untuk memperoleh produk asap yang berkualitas baik, maka mutu bahan yang akan diasap harus yang bermutu baik pula. I) Perlakuan sebelum pengasapan Sebelum pengasapan, biasanya bahan pangan mengalami proses penggaraman atau proses kuring. Bahan yang langsung diasap akan berbeda siIat organoleptiknya dibandingkan bahan yang mengalami perlakuan pendahuluan. Selanjutnya jumlah garam dan bahan kuring yang digunakan juga akan mempengaruhi hasil akhir.
2. Tujuan perendaman daging dalam larutan curin adalah untuk mengawetkan, meningkatkan keempukan daging, memperbaiki warna dan Ilavor daging. Larutan curing terdiri atas bahan-bahan seperti: a) Garam, berIungsi untuk mengawetkan (tujuan utama) dan membentuk cita rasa khas. Kadar garam produk kuring umumnya 2 5, sedangkan untuk 'Chinese Ham (daging babi masakan Cina) kadar garamnya 15. b) Gula, berIungsi untuk mengawetkan (tujuan utama) dan membentuk cita rasa spesiIik bersama dengan garam. c) Nitrat, Iungsinya membentuk warna merah yang spesiIik dan sebagai pengawet.
3. Reaksi yang terjadi pada pembuatan ayam asap adalah reaksi Maillard. Mekanisme reaksi Maillard adalah: a) Reaksi antara gugus karbonil pada gula dan gugus amino membentuk senyawa N-glukosianin b) Glukosianin selanjutnya akan mengalami denaturasi dan menghasilkan ketosianin c) Ketosianin bertanggungjawab terhadap perubahan warna daging (menjadi lebih coklat) dan Ilavor khas yang terbentuk pada daging asap.
4. Waktu perendaman daging dalam larutan curing lebih lama daripada dalam larutan asap cair karena dibutuhkan waktu yang cukup lama bagi daging untuk menyerap kandungan ion Na dan Cl. Curing daging dapat mengawetkan, meningkatkan keempukan daging, memperbaiki warna dan Ilavor daging. Sedangkan waktu perendaman daging dalam asap cair relatiI singkat karena ditakutkan akan dihasilkan Ilavor menyimpang dari asap cair.
5. Produk daging asap: - ayam asap - ikan nila asap - daging sapi asap - daging babi asap - daging sei daging domba asap