KlasiIikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
rdo: Fabales
Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus: Mimosa
Spesies: i2o8a p:dica Duchass. & Walp
Putri malu atau i2o8a p:dica adalah perdu pendek anggota suku polong
polongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat
menutup/"layu" dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota
polong-polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih
cepat daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersiIat sementara karena setelah
beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula.
Tumbuhan ini memiliki banyak sekali nama lain sesuai siIatnya tersebut,
seperti 2akahiya (Filipina, berarti "malu"), 2ori vivi (Hindia
Barat), nidik:2ba(Sinhala, berarti "tidur"), 2ate-loi (Tonga, berarti "pura-pura
mati") . Namanya dalam bahasa Cina berarti "rumput pemalu".
Kata p:dica sendiri dalambahasa atin berarti "malu" atau "menciut".
Keunikan gerak tumbuhan dari tanaman ini adalah bila daunnya disentuh,
ditiup, atau dipanaskan akan segera "menutup". Hal ini disebabkan oleh
terjadinya perubahan tekanan turgor pada tulang daun. Rangsang tersebut juga
bisa dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh. Gerak ini disebut
seismonasti, yang walaupun dipengaruhi rangsang sentuhan (tigmonasti),
sebagai contoh, gerakan tigmonasti daun putri malu tidak peduli darimana arah
datangnya sentuhan. Tanaman ini juga menguncup saat matahari terbenam dan
merekah kembali setelah matahari terbit. Tanaman putri malu menutup daunnya
untuk melindungi diri dari hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yang ingin
memakannya. Warna daun bagian bawah tanaman putri malu berwarna lebih
pucat, dengan menunjukkan warna yang pucat, hewan yang tadinya ingin
memakan tumbuhan ini akan berpikir bahwa tumbuhan tersebut telah layu dan
menjadi tidak berminat lagi untuk memakannya.
GambarI8chae2:2 2:tic:2 L
9. Rumput kerbau
Pokok rumput (atau rumpai) kebiasaannya merupakan tumbuhan renek atau
herba. Ia boleh hidup di darat, sungai atau laut. Rumpai dikelaskan mengikut
cara hidup dan Iisiologinya. Pada kebiasaannya rumpai dikelaskan kepada tiga
kategori utama iaitu rumpai daun tirus, rumpai daun lebar dan rusiga. Rumpai
daun tirus biasanya di dalam keluarga Poaceae (dahulu dikenali sebagai
Graminaea) contohnya Echinochloa cr:8-galli. Rumpai jenis ini biasanya
mempunyai batang yang bulat dan berdaun tirus. Rumpai daun lebar pula
mudah dicam dengan siIat daunnya yang lebar dan besar. Terdapat banyak
keluarga di dalam kumpulan ini, seperti Asteraceae, Amaranthaceae dan
Rubiaceae. Contoh rumpai di dalam kumpulan ini ialah rumput tahi ayam
(Agerat:2 cony:oide8) dan bayam duri (A2aranth:8 8pino8:8). Manakala
rusiga pula mudah dikenali dengan bentuk batangnya yang segi tiga.
Kebanyakan rumpai kumpulan ini adalah di dalam keluarga Cyperaceae.
Contoh mudah spesies yang tergolong di dalam keluarga ini ialah rumput halia
hitam (Cyper:8 rot:nd:8).
Di dalam bidang pertanian ia biasanya dikaitkan sebagai "tumbuhan
perosak" dan selalunya di hapuskan dengan beberapa kaedah kawalan rumpai
samada kaedah mekanikal, kimia, kultur dan biologi. Dalam bidang
penternakan, rumpai boleh dijadikan makanan haiwan ternakan terutaman
lembu, kambing dan biri-biri. Ia juga mempunyai banyak kegunaan didalam
bidang perubatan moden atau perubatan tradisional. Sesetengah rumpai boleh
dijadikan makanan atau ulam serta sumber ubatan penting. Pucuk paku dan
pucuk pegaga misalnya boleh dijadikan sayur atau ulam. Misai kucing pula
terkenal sebagai ubatan dalam mencegah kencing manis dan darah tinggi.
10.!aspalum commersonii Lamk
Family : Poaceae
Collector(s) : B.P. Gabriel
Date : 7 Nov 1984
Vernacular
Names
: EN - Koda grass Indon - Jaringan, Rumput ketih belalang
Sunda - Jukut pingping kasir, peupeuyeuhan Java -
Jaringan, Genjaran, Kodoan, Suket kinarian, Suket krisik
Suket menir, Suket cikurang, Tuton gili Melayu - Rumput
hijau, Rumput telor sentadu, Telor sentadu Minahasa
Tooensawang Totoigon
ocation : ; , Alabio, Hulu Sungai Tengah, S. Kalimantan, Indonesia
Ecology : Wet, open, cultivated areas; up to 1800 m alt. &pland,
lebak and tidal rice Iields
Biology :
rigin : AIrica
Distribution : Pantropical throughout Indonesia
Agric. Importance : A weed oI minor importance, only occasionally a nuisance
&tilization :
#:25:907-,
Rumput tahunan yang mempunyai stolen, stolon dan batang yang tegak
seinggi 20 - 60 cm, daunnya tirus berukuran 4 20 cm panjang dan 5 10 cm
lebar,tanah berasid dan juga di kawasan yang bernaung, hasil bahan kering 6
12 ton/ha/tahun. Kandungan protein kasar dan penghahaman in-vitronya lebih
tinggi dibandingkan dengan rumput yang lain, protein kasar 13.6.
Nama umum
Indonesia: Teki
Inggris: nut grass
Pilipina: Mutha
Cina: xiang Iu zi
KlasiIikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: iliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
rdo: Cyperales
Famili: Cyperaceae
Genus: Cyperus
Spesies: Cyper:8 rot:nd:8 .
Kelompok ini memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian
mekanik karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan
berbulan-bulan. Selain itu, gulma ini menjalankan jalurIotosintesis C4 yang
menjadikannya sangat eIisien dalam 'menguasai' areal pertanian secara cepat.
Ciri-cirinya adalah penampang lintang batang berbentuk segi tiga membulat,
dan tidak berongga, memiliki daun yang berurutan sepanjang batang dalam tiga
baris, tidak memiliki lidah daun, dan titik tumbuh tersembunyi. Kelompok ini
mencakup semua anggota Cyperaceae (suku teki-tekian) yang menjadi gulma.
Contoh: teki ladang (Cyper:8 rot:nd:8), udelan (Cyper:8 kyllinga), dan Scirp:8
2oriti2:8.
Deskripsi Tanaman
Perawakan herba serupa rumput (sedges non Grasses), menahun 0,1 - 0,3 m
(dapat mencapai 0,75 m). Batang : berupa batang semu, merupakan kumpulan
pelepah daun, batang asli berupa rimpang (Rhizome), percabangan Rhizome
membentuk geragih (stolon), ujung stolon menjadi rumpun baru. Daun :
tunggal, berpelepah, bentuk garis, seperti daun rumput, jarang lanset atau elip,
tepi rata tajam, hijau tua (atas), hijau muda (bawah), berjendul di semua
permukaan, ujung meruncing pelan, lebar 2 - 6 mm, helaian bawah coklat
kemerahan. Bunga : susunan bulir majemuk rata tunggal, braktea involucrum
2-4 permanen, sepanjang atau lebih panjang dari perbungaan, lebih dari 30 cm,
cabang pertama 3 - 9 terpencar, lebih dari 10 cm, spikelet runcing, 10 - 40
bunga, 1 - 3,5 x 2 mm, eluna bulat telur, tumpul, kemerahan atau coklat gelap,
susunan sirip, 3-3,5 mm, tepi bening (Hialin). Perhiasan bunga : tidak
ada. Benang sari : 1-3, kepala sari 1 mm, coklat muda. Putik : bakal buah dan
tangkai berlanjut, gundul, kepala sari 2-3. Buah : tipe padi. Biji : bentuk elip,
dengan 2-3 sisi. Suku : Cyperaceae.Waktu berbunga : Januari Desember.
Gambar Rumput Teki Cyper:8 rot:nd:8
Teknik Pengendalian Gulma Secara Terpadu
Pada dasarnya teknik pengendalian gulma hampir sama dengan apa
yang saya sampaikan diatas. Tetapi itu tergantung pada tempa/areal tanam, jenis
dan jumlah gulma. Namun, di bawah ini saya tuliskan salah satu contoh metode
pengendalian gulma dengan mengkombinasikan berbagai cara pengendalian
gulma.
Teknik Pengendalian Gulma Secara Terpadu dapat dilakukan sebagai
berikut:
1. Gulma ditebas dengan parang kemudian dihamparkan di lahan sebagai mulsa.
Sekitar 2-3 minggu gulma yang sedang tumbuh aktiI disemprot dengan
herbisida sistemik, seperti gliIosat dengan takaran 4-6 liter per hektar. Setelah
2-4 minggu kemudian, lahan ditanami padi dalam barisan. &paya penyiangan
dilakukan dengan menggunakan herbisida pasca-tumbuh, seperti 2,4-D amina
dengan takaran 1,5 liter per hektar yang diaplikasikan pada umur 2-3 minggu
setelah tanam padi.
2. Gulma ditebas dengan parang kemudian dilakukan pengolahan tanah.
Selanjutnya dilakukan penanaman padi dan penyiangan menggunakan herbisida
pra-tumbuh, seperti xadiazon dengan takaran 2 liter per hektar. Penyiangan
dilakukan secara manual satu kali pada umur 35 hari setelah tanam padi.
Penyemprot Punggung
Alat penyemprot herbisida yang paling banyak digunakan adalah alat
penyemprot punggung. Alat ini terdiri dari bagian-bagian yang masing-masing
mempunyai Iungsi tertentu.
Nosel
Nosel yang tepat untuk aplikasi herbisida adalah nosel polijet yang
memenuhi pola semprot berbentuk kipas. Nosel tersebut di bagi atas 4 macam
warna, yaitu merah, biru, hijau, dan kuning yang masing-masing menghasilkan
lebar semprot optimum yang berbeda, sehingga pemakaiannya dapat
disesuaikan dengan kebutuhan.
Jangan menggunakan nosel kembang dan nosel kerucut karena tidak
memberikan hasil semprotan yang baik.
Warna
nosel
ebar
Semprotan
(m)
Kesesuaian Penggunaan dalam
Penyemprotan
Merah
Biru
Hijau
Kuning
2,0
1,5
1,0
0,5
Seluruh areal (total)
Pada barisan tanaman
Pada barisan tanaman
Pada barisan tanaman dan setempat
Kalibrasi alat semprot (sprayer)
Kalibrasi adalah menghitung/mengukur kebutuhan air suatu alat semprot
untuk luasan areal tertentu. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kali akan
melakukan penyemprotan yang gunanya adalah:
- Menghindari pemborosan herbisida
- Memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat penumpukan
Herbisida
- Memperkecil pencemaran lingkungan.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam melaksanakan
kalibrasi:
O Siapkan alat semprot yang baik dengan jenis nosel yang sesuai dengan
kebutuhan, misalnya nosel polijet warna biru lebar semprotnya 1,5 m.
O Isi tangki alat semprot dengan air bersih sebanyak 2,5 liter.
O Pompa tangki sebanyak 10-12 kali hingga tekanan udara di dalam
tangki cukup penuh.
O akukan penyemprotan pada areal yang akan disemprot dengan
kecepatan dan tekanan yang sama sampai air 2,5 liter tersebut habis.
O &kur panjang areal yang dapat disemprot dengan 2,5 liter air tersebut.
O akukan penyemprotan sebanyak 3 kali dan hitung panjang serta luas
areal yang dapat disernprot seperti contoh berikut.
Panjang dan luasan areal yang dapat disemprot dengan 2,5 liter
menggunakan nosel polijet warna biru.
&langan Panjang (m) uas (m
2
)
I
II
III
33
33
34
49.5
49.5
51
Rata-rata 33.3 50
Bila luas areal yang akan disemprot adalah 1 hektar (10.000 m2 ), maka
banyaknya air yang dibutuhkan adalah:
Volume air 10.000 m2 x 2,5 liter air
1,5 m x 33,3m
10.000 m2 x 2 5 liter air
50 M2
500 liter/ha.
Apabila takaran herbisida yang akan digunakan adalah 3 liter (3000 ml)
per hektar maka herbisida yang dibutuhkan untuk 15 liter air pencampur adalah:
Volume herbisida 15 liter x 3000 ml
500 liter
90 ml herbisida /15 liter air
Cara penggunaan herbisida
Herbisida akan berhasil dan eIektiI apabila digunakan dengan benar
sesuai
petunjuk, yaitu:
- Merata ke seluruh areal sasaran
- Takaran sesuai dengan kebutuhan per satuan luas
Penggunaan herbisida dengan memakai bahan pelarut air
!enyemprotan
- Campurkan herbisida dan air dengan Takaran yang benar
- Aduk hingga tercampur rata
- Semprotkan secara menyeluruh ke seluruh areal pertanaman
Khusus untuk herbisida pra-tumbuh atau pasca tumbuh pada padi
sawah, air harus dalam keadaan macak-macak yang dipertahankan selama 4
hari setelah
penyemprotan.
!engusapan
Pada gulma yang tumbuh jarang tapi berbahaya, cukup dengan
mencelupkan sepotong kain pada larutan herbisida lalu dieluskan sampai
membasahi gulma tersebut.
Penggunaan herbisida tanpa bahan pelarut
Bentuk cair yang siap untuk digunakan:
- Tidak memerlukan alat semprot
- Petakan sawah harus dalam keadaan tergenang 2-5 cm
- Percikkan herbisida ke kiri dan ke kanan
- Percikan herbisida yang jatuh ke air akan cepat menyebar membentuk
lapisan tipis di dasar air
- Pertahankan genangan air selama 4 hari.
Bentuk butiran
- Dapat digunakan pada padi sawah
- Sawah harus dalam keadaan tergenang setinggi 2-5 cm selama 4 hari
- Cara penggunaannya ditebar merata ke seluruh petakan sawah
- Dapat membunuh biji gulma akan tumbuh/ berkecambah
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fuad Morad, 2011. 'Borreria latifolia (A:bl.) K Sch:2.
http://www.Ilickr.com/photos/adaduitokla/6076404219/in/pho
tostream/ diakses pada hari Sabtu tanggal 15 ktober 2011
jam 19:00 WIB.
Cahyono, Bambang. 2009. Pi8ang U8aha Tani dan Penanganan Pa8ca Panen.
Penerbit Kanisius : Yogyakarta.
Matnawy, hudi. 2005. Prlind:ngan Tana2an. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.
Redaksi Trubus. 2007. Berkeb:n Pi8ang Secara Inten8if. Penerbit Penebar
Swadaya : Jakarta.
Rismunandar. 1989. Bertana2 Pi8ang Penerbit CV. Sinar Baru : Bandung.
Satuhu, S dan Ahmad, S. 2007. Pi8ang B:di daya Pengolahan dan Pro8pek
Pa8ar Penerbit Swadaya : Jakarta.
Suniarsyih, N, S. 2009. Pengendalian Ha2a Penyakit Dan G:l2a Secara
Terpad:Http://Wibowo19.Wordpress.Com/2009/01/18/Pen
gendalian-Hama-Penyakit-Dan-Gulma-Secara-Terpadu-Phpt/
diakses pada hari Minggu tanggal 16 ktober 2011 jam 19:00
WIB.
Tampubolon, . T., 1981 T:2b:han Obat Bagi Pecinta Ala2, 93 94,
Penerbit Bharata Karya Aksara : Jakarta.