Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Era globalisasi saat ini sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia, perubahan
struktur masyarakat dan pola hidup sehat, khususnya dari aspek gaya hidup atau life stile.
Salah satu gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Iaktor ini adalah munculnya berbagai
penyakit yang tidak menular seperti diabetes mellitus (DM).
Prevalensi penduduk dunia yang menderita DM diperhitungkan mencapai 125 juta per
tahun, dengan prediksi berlipat ganda mencapai 250 juta pada tahun 2010. Peningkatan
prevalensi akan lebih menonjol perkembangannya di negara berkembang dibandingkan
dengan negara maju. Prevalensi DM di Indonesia sebesar 1,2 - 2,3 dari penduduk usia
lebih 15 tahun.
Kecenderungan peningkatan prevalensi akan membawa perubahan posisi DM yang
semakin menonjol, yang ditandai dengan perubahan atau kenaikan peringkatnya di kalangan
10 besar penyakit (leading diseases). Selain itu, DM juga semakin member kontribusi yang
lebih besar terhadap kematian (ten diseases leading cause of diseases).
Menurut data WHO, saat ini (tahun 2000) penderita DM di dunia sebesar 170 juta
orang dan akan meningkat 2 kali, 366 juta pada tahun 2030. Prevalensi DM di Indonesia
mencapai jumlah 8.426.000 (tahun 2000) yang diproyesikan mencapai 21.257.000 pada tahun
2030. Artinya, terjadi kenaikan tiga kali lipat dalam waktu 30 tahun.
1.2Rumusan Masalah
erdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Apa deIinisi diabetes mellitus (DM)?
2. agaimana klasiIikasi diabetes mellitus (DM)?
3. agaimana etiologi diabetes mellitus (DM) ?
4. agaimana patoIisiologi diabetes mellitus (DM)?

5. Apa kode ICD diabetes mellitus (DM)?


6. agaimana epidemiologi diabetes mellitus (DM)?
7. agaimana Iaktor risiko diabetes mellitus (DM)?
8. agaimana upaya pencegahan diabetes mellitus (DM)?

1.3Tujuan
erdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan tulisan ini adalah sebagai
berikut:
1. &ntuk mengetahui deIinisi diabetes mellitus (DM).
2. &ntuk mengetahui klasiIikasi diabetes mellitus (DM).
3. &ntuk mengetahui etiologi diabetes mellitus (DM).
4. &ntuk mengetahui dan memahami patoIisiologi diabetes mellitus (DM).
5. &ntuk mengetahui kode ICD diabetes mellitus (DM).
6. &ntuk mengetahui epidemiologi diabetes mellitus (DM).
7. &ntuk mengetahui Iaktor risiko diabetes mellitus (DM).
8. &ntuk mengetahui dan memahami upaya pencegahan diabetes mellitus (DM).











BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Definisi dan Diabetes Mellitus
World Health Organization (WHO) secara umum merumuskan iabetes Mellitus
(DM) sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah Iaktor di
mana didapat deIisiensi insulin absolut atau relatiI dan gangguan Iungsi insulin. erikiut ini
beberapa deIinisi lain Diabetes Mellitus (DM).
1. Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik
pada mata, ginjal, saraI dan pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis
dalam pemeriksaan dengan mikroskopik electron (Mansjoer, 2001 dalam http:// digi
lib.unimus.ac.id/Iiles/disk1/5/jtptunimus-gdl-s1-2008-agussoekar-238-2-bab2 .pdI )
2. Diabetes Melitus (DM) atau disingkat Diabetes adalah gangguan kesehatan yang
berupa kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan ataupun retensi insulin (ustan,2007: 100).
3. Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme secara genetis dan klinis termasuk
heterogen dengan maniIestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price, 2000
dalam ttp.//digilib.unimus.ac.id/files/disk1/5/ftptunimus-gdl-s1-2008-agussoekar-
238-2-bab2.pdf)
4. Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar
glukosa darah melebihi nilai normal (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2002
dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345789/228/5/Chapter"2I.pdf)
yang diakibatkan karena pancreas gagal memasok insulin yang cukup untuk mengatur
glukosa (Ragawaluya, 2001 dalam http://repository. usu.ac.id/bitstream /12345789 /
228/5/Chapter"2I.pdf)
5. Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang mengakibatkan
gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan berkembang menjadi
komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis. (arbara C. Long).
6. Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya (American Diabetes Association,2005).

7. Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi
sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan deIisiensi insulin
atau kerja insulin yang tidak adekuat. (runner dan Sudart)
8. Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh Iaktor
lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik
hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO).
. Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat
peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik
absolut maupun relatiI (Suyono, 2002).
erdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa diabetes mellitus
merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh adanya hiperglikemia dan gangguan pada
metabolism karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh deIisiensi insulin atau
resistensi jaringan terhadap insulin. Kadar glukosa darah dalam mendiagnosis Diabetes
Mellitus (DM) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1
Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai
Patokan Penyaring dan Diagnosis DM
Bukan DM Belum pasti
DM
DM

Kadar glukosa darah
sewaktu (mg/ dl)
Plasma vena
darah kapiler
110
0
110-1
0-1
_ 200
_ 200
Kadar glukosa darah
puasa (mg/ dl)
Plasma vena
darah kapiler
110
0
110-125
0-10
_ 126
_ 110
Sumber. Buku Afar Ilmu Penyakit alam Jilid I Edisi 3 dalam ttp.//repository .usu.ac.id/
bitstream/ 123456789/22068/5/Capter20I.pdf
2.2.Klasifikasi Diabetes Mellitus
Secara garis besar, iabetes mellitus dapat diklasiIikasikan menjadi empat (4) tipe
yaitu; iabetes mellitus tipe I, iabetes mellitus tipe II, iabetes mellitus tipe lain, dan
iabetes mellitus gestasional.

1. iabetes mellitus tipe I


Diabetes mellitus tipe I merupakan jenis diabetes yang bergantung pada
insulin, sehingga dikenal juga dengan istilah insulin-dependent diabetes mellitus
(IDDM). Penyebab jenis diabetes tipe ini adalah terjadinya kerusakan sel-sel beta di
dalam kelenjar pankreas yang bertugas meghasilkan hormone insulin sehingga tejadi
penurunan sekresi hormon insulin (deIisiensi insulin). Diabetes mellitus ini
berhubungan dengan antibodi berupa Islet Cell Antibodies (ICA), Insulin
Autoantibodies (IAA), dan Glutamic Acid ecarboxylase Antibodies (GADA).

2. iabetes mellitus tipe II
Diabetes mellitus tipe II merupakan gangguan metabolisme glukosa yang
dapat disebabkan oleh dua Iaktor, yaitu tidak adekuatnya sekresi insulin secara
kuantitatiI (deIisiensi insulin) dan kurang sensitiInya jaringan tubuh terhadap insulin
(resistensi insulin). erbeda dengan Diabetes mellitus tipe I, Diabetes mellitus tipe II
merupakan jenis diabetes yang tidak bergantung pada insulin sehingga dikenal juga
dengan istilah non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM).
3. iabetes mellitus tipe lain
eberapa hal yang dapat menyebabkan munculnya Diabetes mellitus tipe lain,
antara lain deIek genetic Iungsi insulin, deIek genetic kerja insulin, inIeksi, obat/
kimiawi, kelainan imunologis lain, dan sindrom genetic yang terkait dengan Diabetes
mellitus.
4. iabetes mellitus gestasional
Diabetes mellitus gestasional merupakan jenis Diabetes mellitus yang terjadi
pada saat hamil muda dan akan normal setelah persalinan yang dapat berisiko pada
ibu dan janin.

2.3.Etiologi Diabetes Mellitus
Penyebab diabetes mellitus menurut (runner dan Sudart, 2000 dalam
http://digilib.unimus.ac.id/Iiles/disk1/5/jtptunimus-gdl-s1-2008-agussoekar-238-2-bab2.pdI)
bedasarkan klasiIikasinya adalah:
1. Diabetes mellitus tipe I/ IDDM (Insulin ependent iabetes Mellitus) disebabkan
oleh berbagai Iaktor sebagai berikut:
aktor genetik

Pincus dan Wite berpendapat perbandingan keluarga yang menderita diabetes


mellitus dengan kesehatan keluarga sehat, ternyata angka kesakitan keluarga yang
menderita diabetes mellitus mencapai 8, 33 dan 5, 33 bila dibandingkan
dengan keluarga sehat yang memperlihatkan angka hanya 1, 6 .
aktor imunologi
Respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan
cara bereaksi dengan jaringan asing tersebut.
aktor lingkungan
aktor lingkungan yang dapat mempengaruhi terjadinya Diabetes mellitus tipe
I adalah adanya virus/ toksin tertentu yang dapat memacu proses destruksi sel
beta.
2. Diabetes mellitus tipe II
aktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya Diabetes mellitus tipe II
adalah obesitas, riwayat keluarga, usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada
usia ~ 65 tahun).
3. Diabetes mellitus kehamilan (Diabetes mellitus gestasional)
Diabetes mellitus gestasional adalah intoleransi glukosa yang mulai timbul
atau mulai diketahui selama pasien hamil. Hal ini diakibatkan karena terjadi
peningkatan sekresi berbagai hormon disertai pengaruh metabolik terhadap toleransi
glukosa.
Selain berbagai Iaktor di atas, Iaktorlain yang dapat memicu timbulnya Diabetes
mellitus adalah :
1. Nutrisi
Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.
Malnutrisi protein
Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pancreatitis.
2. Stress
Stres berupa pembedahan, inIark miokard, luka bakar dan emosi biasanya
menyebabkan hyperglikemia sementara
3. Hormonal
Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi,
akromegali karena jumlah somatotropin meninggi, Ieokromositoma karena
konsentrasi glukagon dalam darah tinggi, Ieokromositoma karena kadar katekolamin
meningkat

2.4.Patofisiologi Diabetes Mellitus


Seperti suara mesin, badan memerlukan bahan untuk mmbentuk sel baru dan mengganti
sel yang rusak. Di samping itu badan juga memerlukan energi supaya sel badan dapat
berIungsi dengan baik. Energi pada mesin berasal dari bahan bakar yaitu bensin. Pada
manusia bahan bakar itu berasal dari bahan makanan yang kita makan sehari-hari, yang
terdiri dari karbohidrat (gula dan tepung-tepungan), protein (asam amino) dan lemak (asam
lemak) (Waspadji, dkk, 2002).
Pengolahan bahan makanan dimulai di mulut kemudian ke lambung dan selanjutnya ke
usus. Di dalam saluran pencernaan itu makanan dipecah menjadi bahan dasar makanan.
Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak.
Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk ke dalam pembuluh darah
dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ di dalam tubuh sebagai
bahan bakar. Agar dapat berIungsi sebagai bahan bakar, makanan itu harus masuk dulu ke
dalam sel supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat makanan terutama glukosa dibakar melalui
proses kimia yang rumit, yang hasil akhirnya adalah timbulnya energi. Proses ini disebut
metabolisme. Dalam proses metabolisme itu insulin memegang peran yang sangat penting
yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai
bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di
pankreas (Waspadji, dkk, 2002).
Insulin memegang peranan yang sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke
dalam sel, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah hormon
yang dikeluarkan oleh sel beta di pankreas. Pada orang yang menderita DM, jumlah insulin
yang dihasilkan sel beta kurang atau kualitas insulinnya kurang baik (resistensi insulin),
sehingga tubuh tidak dapat mempertahankan kadar glukosa normal dalam darah setelah
memakan karbohidrat (Suyono, 200). Jika hiperglikemia berat dan melebihi ambang ginjal
untuk zat ini, maka akan timbul glikosuria. Glikosuria ini akan mengakibatkan diuresis
osmotik yang meningkatkan pengeluaran urin (poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia).
Karena glukosa hilang bersama urin, maka penderita mengalami keseimbangan kalori negatiI
dan berat badan berkurang. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia) mungkin akan timbul
sebagai akibat kehilangan kalori. Penderita mengeluh lelah dan mengantuk (Schteingart,
2005).

2.5.Kode ICD Diabetes Mellitus


Menurut ICD, kode untuk penyakit Diabetes mellitus adalah sebagai berikut:
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250 Diabetes mellitus
1. 2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.0, iabetes mellitus witout mention of
complication
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.00convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
witout complication type ii or unspecified type not stated as uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.01convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
witout complication type i not stated as uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.02convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
witout complication type ii or unspecified type uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.03convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
witout complication type i uncontrolled
2. 2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.1 iabetes wit ketoacidosis
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.10convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit ketoacidosis type ii or unspecified type not stated as uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.11convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit ketoacidosis type i not stated as uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.12convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit ketoacidosis type ii or unspecified type uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.13convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit ketoacidosis type i uncontrolled
3. 2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.2 Diabetes wit yperosmolarity
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.20convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit yperosmolarity type ii or unspecified type not stated as uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.21convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit yperosmolarity type i not stated as uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.22convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit yperosmolarity type ii or unspecified type uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.23convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit yperosmolarity type i uncontrolled
4. 2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.3 iabetes wit oter coma

2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.30convert to ICD-10-CM iabetes mellitus


wit oter coma type ii or unspecified type not stated as uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.31convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit oter coma type i not stated as uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.32convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit oter coma type ii or unspecified type uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.33convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit oter coma type i uncontrolled
5. 2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.4 iabetes wit renal manifestations
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.40convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit renal manifestations type ii or unspecified type not stated as uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.41convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit renal manifestations type i not stated as uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.42convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit renal manifestations type ii or unspecified type uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.43convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit renal manifestations type i uncontrolled
6. 2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.5 iabetes wit optalmic manifestations
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.50convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit optalmic manifestations type ii or unspecified type not stated as
uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.51convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit optalmic manifestations type i not stated as uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.52convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit optalmic manifestations type ii or unspecified type uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.53convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit optalmic manifestations type i uncontrolled
7. 2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.6 iabetes wit neurological manifestations
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.60convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit neurological manifestations type ii or unspecified type not stated as
uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.61convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit neurological manifestations type i not stated as uncontrolled

2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.62convert to ICD-10-CM iabetes mellitus


wit neurological manifestations type ii or unspecified type uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.63convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit neurological manifestations type i uncontrolled
8. 2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.7 iabetes wit periperal circulatory
disorders
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.70convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit periperal circulatory disorders type ii or unspecified type not stated as
uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.71convert to ICD-10-CM Diabetes mellitus
wit periperal circulatory disorders type i not stated as uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.72convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit periperal circulatory disorders type ii or unspecified type uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.73convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit periperal circulatory disorders type i uncontrolled
9. 2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.8 iabetes wit oter specified manifestations
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.80convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit oter specified manifestations type ii or unspecified type not stated as
uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.81convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit oter specified manifestations type i not stated as uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.82convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit oter specified manifestations type ii or unspecified type uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.83convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit oter specified manifestations type i uncontrolled
10.2008 ICD--CM Diagnosis Code 250. iabetes wit unspecified complication
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.0convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit unspecified complication type ii or unspecified type not stated as uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.1convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit unspecified complication type i not stated as uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.2convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit unspecified complication type ii or unspecified type uncontrolled
2008 ICD--CM Diagnosis Code 250.3convert to ICD-10-CM iabetes mellitus
wit unspecified complication type i uncontrolled

2.6.Epidemiologi Diabetes Mellitus


2.6.1. Besar kejadian Diabetes Mellitus
Prevalensi penduduk dunia yang menderita DM diperhitungkan mencapai 125 juta per
tahun, dengan prediksi berlipat ganda mencapai 250 juta pada tahun 2010. Peningkatan
prevalensi akan lebih menonjol perkembangannya di negara berkembang dibandingkan
dengan negara maju. Prevalensi DM di Indonesia sebesar 1,2 - 2,3 dari penduduk
usia lebih 15 tahun.
Menurut data WHO, saat ini (tahun 2000) penderita DM di dunia sebesar 170 juta
orang dan akan meningkat 2 kali, 366 juta pada tahun 2030. Prevalensi DM di Indonesia
mencapai jumlah 8.426.000 (tahun 2000) yang diproyesikan mencapai 21.257.000 pada
tahun 2030. Artinya, terjadi kenaikan tiga kali lipat dalam waktu 30 tahun. Data
prevalensi DM di regional Asia Tenggara dapat dilihat pada tabel 1.1berikut ini.
Tabel 2
Prevalensi Diabetes Mellitus di Region Asia Tenggara-Selatan
Negara 2000 2030
angladesh 3.16.000 11.140.000
hutan 35.000 10.000
Republik Korea 367.000 635.000
India 31.705.000 7.441.000
Indonesia 8.426.000 21.257.000
Maldives 6.000 25.000
Myanmar 543.000 1.330.000
Nepal 436.000 1.328.000
Sri Lanka 653.000 1.537.000
Thailand 1.536.000 2.73.000
Total 46.903.00 119.541.000
Sumber: M.N. Bustan, 2007.
erdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa Indonesia merupakan negara di
kawasan Asia Tenggara-Selatan dengan kasus diabetes mellitus banyak dengan
menempati urutan ke dua, setelah India dan kasus paling sedikit terdapat di negara
hutan .

Menurut data dari SEARO, WHO di kawasan Asia Tenggara-Selatan, diabetes


mellitus merupakan salah satu penyebab kematian dari sepuluh penyebab kematian
utama di kawasan tersebut. Data selengkapnya dapat dilihat pada diagram berikut.
Diagram 1
Penyebab kematian, WHO Region Asia Tenggara-Selatan
Tahun 2005

Sumber. SEARO, dalam ttp.//www.wo.int/cp/cronicdiseasereport/en
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang perlu diwaspadai
mengingat kejadiannya semakin meningkat. Tabel berikut ini menunjukkan penyakit
dengan jumlah kasus dan CR.
Tabel 3
Distribusi Penyakit Diabetes Mellitus dan Penyakit Metabolik Lainnya
Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit
Tahun 2005
No Penyakit Jumlah
Kasus
Jumlah
Mati
CR ()
1. Diabetes Mellitus 42.000 3.316 7,9
2. Tiroktosikosis 13 67 7,3
3. Gangguan kelenjar
tyroid lainnya
4.065 148 3,6

4. Penyakit endokrin
dan metabolic
lainnya
.12 823 8,3
Sumber . Statistik RS.Indonesia Edisi Taun 2005, itfen Yanmed epkes RI dalam
ttp.// ridwa namiruddin.com/2007/12/10/epidemiologi-dm-dan-isu-mutakirnya/

Tabel 3 menunjukkan bahwa kematian akibat penyakit di pasien rawat inap rumah
sakit tertinngi disebabkan oleh penyakit Diabetes Mellitus yaitu sebanyak 3.316
kematian dengan CR 7,. Diabetes Mellitus berada diurutan pertama penyebab
kematian di pasien rawat inap rumah sakit.
2.6.2. Variasi kejadian Diabetes Mellitus dalam populasi

Di Indonesia, angka kejadian DM berkisar 1 sampai dengan 3 untuk kelompok usia
diatas 15 tahun. Di Kota lain seperti Manado, angka kejadian mencapai 6 , &ntuk
Jakarta mencapai lebih 12,8 dari jumlah penduduk. Apabila diprosentasikan
berdasarkan jumlah penderita dengan jumlah penduduk, maka pada usia sebelum 20
tahun angka kejadian DM diperkirakan 0,1 dan diatas usia 20 tahun diperkirakan
mencapai 8,6 persen, sedang pada usia di atas 65 tahun 20,1 persen.
Secara umum, dari jenis kelamin, prevalensi diabetes pada pria dan wanita tidak jauh
berbeda. 11,2 dari seluruh pria yang berusia di atas 1 tahun mempunyai diabetes dan
10,2 dari seluruh wanita yang berusia lebih dari 1 tahun mempunyai diabetes dan 2-4
kali lebih tinggi pada wanita berkulit hitam non-Hispanic, Hispanic, Indian Amerika, dan
Asia dibandingkan dengan wanita berkulit putih non-Hispanic.
&ntuk data prevalensi diabetes menurut ras atau etnik didapatkan data 6,6 untuk
orang kulit putih non-Hispanic, 7,5 untuk Asia Amerika, 10,4 untuk Hispanic, dan
11,8 untuk orang kulit hitam non-Hispanic.12 Menurut penelitian epidemiologi yang
sampai saat ini dilaksanakan di Indonesia, kekerapan diabetes di Indonesia berkisar antara
1,4 sampai dengan 1,6, kecuali di dua tempat yaitu di Pekajangan, suatu desa dekat
Semarang, 2,3 dan di Manado 6.
Di Pekajangan prevalensi ini agak tinggi disebabkan di daerah itu banyak perkawinan
antara kerabat. Sedangkan di Manado, Waspadji menyimpulkan mungkin angka itu
tinggi karena pada studi itu populasinya terdiri dari orang-orang yang datang dengan

sukarela, jadi agak lebih selektiI. Tetapi, kalau dilihatdari segi geograIi dan budayanya
yang dekat dengan ilipina, ada kemungkinan bahwa prevalensi di Manado memang
tinggi, karena prevalensi diabetes di ilipina juga tinggi yaitu sekitar 8,4 sampai 12
di daerah urban dan 3,85
sampai ,7 di daerah rural.
Suatu penelitian yang dilakukan di Jakarta tahun 13, kekerapan DM di daerah
urban yaitu di kelurahan Kayuputih adalah 5,6, sedangkan di daerah rural yang
dilakukan oleh Augusta AriIin di suatu daerah di Jawa arat tahun 15, angka itu hanya
1,1. Di sini jelas ada perbedaan antara prevalensi di daerah urban dengan daerah rural.
Hal ini menunjukkan bahwa gaya hidup mempengaruhi kejadian diabetes. Tetapi, di
Jawa Timur angka itu tidak berbeda yaitu 1,43 di daerah urban dan 1,47 di daerah
rural. Hal ini mungkin disebabkan tingginya prevalensi Diabetes Melitus Terkait
Malnutrisi (DMTM) atau yang sekarang disebut diabetes tipe lain di daerah rural di Jawa
Timur, yaitu sebesar 21,2 dan seluruh diabetes di daerah itu.
Penelitian terakhir antara tahun 2001 dan 2005 di daerah Depok didapatkan prevalensi
DM Tipe 2 sebesar 14,7, suatu angka yang sangat mengejutkan. Demikian juga di
Makasar, prevalensi diabetes terakhir tahun 2005 yang mencapai 12,5.

2.6.3. Kejadian dan beban Diabetes Mellitus di berbagai daerah
Diabetes Mellitus di Indonesia pada tahun 2008 dengan jumlah penderita penyakit
Diabetes Mellitus diperkirakan terdapat 17 juta orang atau 8,6 dari 220 juta populasi
negeri ini berdasarkan data adan Kesehatan Dunia (WHO), dimana terdapat setiap 10
detik ada satu penderita Diabetes mellitus yang meninggal karena penyakitnya. Angka
itu tidak mengherankan jika melihat penderita Diabetes Mellitus di dunia yang
jumlahnya mencapai 330 juta orang.
Di Indonesia, diperkirakan jumlah penderita Diabetes Mellitus mencapai lebih dari 11
juta orang. Hal itu membuat Indonesia berada pada peringkat keempat setelah Amerika
Serikat, India dan China. Terdapat 50 persen penderita Diabetes Mellitus yang sadar
mengidapnya dan diantara mereka baru sekitar 20 persen yang melakukan pemeriksaan
dini, 30 yang positiI Diabetes Mellitus datang berobat secara teratur (Anonim, 2007
dalam ttp.//digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/ftptunimus-gdl-solekatulu-5375-2-
bab1.pdf).


Menurut penelitian epidemiologi yang sampai tahun delapan puluhan telah
dilaksanakan berbagai kota di Indonesia, prevalensi diabetes berkisar antara 1,5 s/d
2,3 kecuali di Manado yang agak tinggi sebesar 6.

Hasil penelitian epidemiologis berikutnya tahun 13 di Jakarta (daerah urban)
membuktikan adanya peningkatan prevalensi DM dari 1,7 pada tahun 182 menjadi
5,7 pada tahun 13, kemudian pada tahun 2001 di Depok, daerah sub urban di Selatan
Jakarta menjadi 12,8. Demikian pula prevalensi DM di &jung Pandang (daerah urban),
meningkat dai 1,5 pada tahun 181 menjadi 3,5 pada tahun 18 dan terakhir pada
tahun 2005 menjadi 12,5.

Di daerah rural yang dilakukan oleh AriIin di suatu kota kecil di Jawa arat angka itu
hanya 1,1. Di suatu daerah terpencil di Tanah Toraja didapatkan prevalensi DM hanya
0,8. Di sini jelas ada perbedaan antara urban dengan rural, menunjukkan bahwa haya
hidup mempengaruhi kejadian diabetes. Di Jawa Timur angka itu tidak berbeda yaitu
1,43 di daerah urban dan 1,47 di daerah rural. Hal ini mungkin disebabkan tingginya
prevalensi iabetes Melitus Terkait Malnutrisi (DMTM) yang sekarang dikategorikan
sebagai diabetes tipe pancreas di Jawa Timur sebesar 21,2 dari seluruh diabetes di
daerah rural.
Saat ini India mengalami epidemi diabetes mellitus. Pada umumnya, diabetes tipe II
lebih banyak terjadi di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan di India.
Penelitian yang dilakukan pada tahun 11 melaporkan bahwa prevalensi diabetes
mellitus di wilayah pedesaan dekat Delhi adalah 1,5, sedangkan prevalensi diabetes
mellitus di wilayah perkotaan cenderungan meningkat, khususnya di bagian utara India
sejak akhir 160-an dari 2, di Chandigarh (166) dan 20,1 di Jaipur (2007). Misra
et al melaporkan prevalensi di daerah kumuh di Delhi sebesar 10,3.
Sebagai ssuatu gangguan kesehatan, diabetes memberikan beban besar sebagai
masalah kesehatan mengigat bahwa:
1. Gejala-gejala DM sendiri cukup banyak, luas, dan berat. Masing-masing gangguan
cukup memberi tantangan dalam mengatasinya, misalnya dalam menghadapi rasa
lapar (poliIagi).
2. DM merupakan penyakit yang sangat mudah kerja sama` dengan penyakit lain.
Jika DM melakukan 'kerja sama antarsesama kelompok high blood sugar`maka

mereka dapat membentuk suatu 'segitiga raja penyakit, yaitu DM, cardiovascular,
dan stroke. Jumlah penderita yang sudah bergabug dalam segitinga raja penyakit
dengan kadar glukosa darah tinggi ini telah mencapai 3 juta, tersebar di lebih 50
negara di dunia.
3. Jika DM memasuki tahap komplikasi, komplikasi DM dapat meemasuki semua
jalur system tubuh manusia.
Selain itu, secara umum, DM merupakan beban kesehatan masyarakat yang cukup
berat mengingat bahwa:
1. Diabetes tidak bias disembuhkan, hanya bisa dikendalikan atau dicegah.
2. Rentan terhadap komplikasi. Keadaan lanjut ini bisa terjadi karena pasien merasa
tiak sakit sehingga melalaikan pengobatan dan perawatan serta terlambat mendapat
diagnosis dan pengobatan.
3. Komplikasi DM berat dan bersiIat terminal (diakhiri dengan kematian).
4. ersiIat autoimmune yang menurun (DM tipe I).
5. ManiIestasinya pada kelompok-kelompok tertentu cukup lebih berat (misalnya
kelompok ibu hamil atau berat badan reendah/ underweigt)

2.6.4. Tipe investigasi Diabetes Mellitus
Tipe unvestigasi atau studi yang digunakan dalam untuk mengontrol diabetes
mellitus adalah studi case control. Penelitian ini dilakukan untuk melihat kekuatan
hubungan Iaktor risiko dengan terjadinya diabetes mellitus. eberapa contoh penelitian
yang pernah dilakukan menggunakan studi case control adalah penelitian yang dilakukan
oleh J Ismail dkk, yang dilaksanakan di Asia Selatan pada kelompok dewasa muda (14-
45 tahun) (dipublikasikan 31 Juli 2003) menganalisa beberapa Iaktor risiko pada laki-laki
dan perempuan . Sedangkan pada rancangan penelitian Mamat Supriyono seorang
mahasiswa jurusan epidemiologi di &niversitas Diponegoro Semarang menggunakan
desain studi kasus dengan kontrol (case control study-ospital based) dengan subyek
penelitian laki-laki dan wanita yang berusia 45 tahun sehingga secara substansial
berbeda dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan.

2.6.5. Morbiditas dan mortalitas Diabetes Mellitus



Secara global WHO menyatakan bahwa pada tahun 2002 terdapat 150 juta penduduk
dunia menderita DM dan meningkat menjadi 220 juta pada tahun 2005 dengan jumlah
kematian 1,1 juta penduduk. Dari seluruh kematian akibat DM di dunia, 80 kematian
terjadi di negara-negara miskin dan berkembang, 50 kematian terjadi pada kelompok
umur 40 - 70 tahun dan 55 kematian terjadi pada wanita. Pada tahun 2003,
International isease Foundation (ID) menyatakan bahwa prevalensi DM di dunia
adalah 1, pada seluruh kelompok umur, yaitu sekitar 14 juta penduduk dan pada
tahun 2006 terdapat 246 juta penduduk dunia yang menderita DM dengan prevalensi 6
pada semua kelompok umur. Pada tahun 2002 WHO menyatakan bahwa terdapat 57 juta
kematian penduduk setiap tahunnya disebabkan oleh PTM dan 3,2 juta kematian
penduduk diantaranya disebabkan oleh DM. Proportional Mortality Ratio (PMR) DM
Pada tahun 2000 adalah 5,2 (2, juta kematian akibat DM dari 150,8 juta kematian di
dunia).
erdasarkan data kesehatan dunia (WHO) tahun 2003, jumlah penderita DM
mencapai 14 juta jiwa dan diperkirakan meningkat jadi 333 juta pada tahun 2025 dan
setengah dari angka tersebut terjadi dinegara berkembang, termasuk dinegara Indonesia.
Angka kejadian diabetes milletus di Indonesia menempati urutan keempat tertinggi di
dunia yaitu 8,4 juta jiwa dan angka kematian di Indonesia menempati urutan ketujuh di
dunia yaitu 3,2 juta penderita (Tandra, 2008 dalam ttp./ /etd. Eprints .ums.ac.id /7931/
1/J210070129.pdf).
Tahun 186 tercatat kematian yang disebabkan DM 0,8 dan meningkat pada tahun
15 menjadi 1,3 , bahkan yang lebih memprihatinkan lagi saat ini populasi penderita
DM diperkirakan 2,5 dan yang telah terdeteksi sebanyak 1,25 juta orang. Hal ini
dimungkinkan karena penduduknya memiliki kebiasaan yang buruk, diet yang kurang
sehat, kurang gerak, dan kondisi lingkungan yang tidak mendukung kesehatan (Wahyudi,
2008). Distribusi penyakit ini juga menyebar pada semua tingkatan masyarakat dari
tingkat sosial ekonomi rendah sampai tinggi, pada setiap ras, golongan etnis dan daerah
geograIis.

WPRO (Western Pacific Regional Office) pada tahun 2007 menempati urutan pertama
jumlah penderita DM yaitu 67 juta penduduk dan diikuti oleh E&RO (European
Regional Office) dengan 53 juta penduduk. Tetapi bila dilihat dari angka prevalensinya

EMRO (Eastern Mediterranean Regional Office) menempati peringkat pertama dengan


,2 (46 juta/500 juta penduduk). WHO (2000) menyatakan bahwa Indonesia
menempati urutan keempat dengan jumlah penderita DM terbesar di dunia yaitu 8,4 juta
penduduk setelah India (31,7 juta), Cina (20,8 juta), dan Amerika Serikat (17,7 juta) dan
diperkirakan akan terus meningkat menjadi 21,3 juta penduduk pada tahun 2030.
Tahun 2006 jumlah penderita DM di Indonesia meningkat menjadi 14 juta penduduk,
dimana baru 50 yang mengetahui menderita DM dan diantara mereka hanya sekitar 30
datang berobat teratur.10 Jumlah kasus baru kunjungan rawat jalan di seluruh rumah
sakit di Indonesia pada tahun 2007 adalah 28.05 kasus. Keseluruhan DM menyebabkan
4.162 kematian atau CR 7,02 . Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
menyatakan bahwa terjadi peningkatan prevalensi DM dari 7,5 tahun 2001 menjadi
10,4 tahun 2004. Sementara itu Depkes RI tahun 2003 menyatakan bahwa prevalensi
DM mencapai 14,7 di perkotaan dan 7,2 di pedesaan.
Pada tahun 2008 DM menempati urutan ketujuh PTM terbanyak di Sumatera &tara
dengan prevalensi 1,21 setelah penyakit persendian, PJK, gangguan mental, Hipertensi,
Cedera, dan Asma. Prevalensi pasien rawat jalan yang menderita DM di seluruh rumah
sakit di Sumatera &tara tahun 2000 menempati urutan kelima dengan proporsi 8,0. Di
kota Medan, tahun 2002 prevalensi DM sebesar 2,26 dan naik menjadi 2,6 pada
tahun 2005. Di Kabupaten Deli Serdang DM menempati urutan keenam dari sepuluh
penyakit tahun 2006 dengan proporsi 0,54, dan pada tahun 200 naik menjadi 1,24 .
erdasarkan hasil survei awal yang dilakukan di Puskesmas Sentinel Lubuk Pakam di
Kabupaten Deli Serdang, prevalensi DM di Kecamatan Lubuk Pakam tahun 200 sebesar
0,82. Di Posyandu Lansia 'Cendrawasih Puskesmas Lubuk Pakam terdapat 3,5
(42/120) penderita DM, dan 15 orang (35,7 ) berasal dari Desa Sekip. Desa Sekip
memiliki jumlah penduduk terbesar di Kecamatan Lubuk Pakam. erdasarkan uraian
pada latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui Iaktor
risiko penyakit Diabetes Mellitus di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten
Deli Serdang tahun 2010 (ttp.//repository.usu. ac.id/bitstream/123456789/ 22068/5/
Capter20I.pdf).
2.7.Faktor Risiko Diabetes Mellitus
Ada sejumlah Iaktor yang menyebabkan seseorang bisa terkena penyakit diabetes.
Penyebab diabetes melitus antara lain sebagai berikut :
1. Kegemukan
2. aktor keturunan

3. Tekanan darah tinggi


4. Kolesterol itnggi
5. anyak mengkonsumsi makanan instan
6. Mengkonsumsi karbohidrat secara berlebihan
7. Tingginya angka trigliserida dalam darah
8. Mengalami kerusakan pada sel-sel pankreas
. Merokok
10.Stress
Sementara itu Menurut Suyono (200), DM Tipe 2 di Indonesia akan terus
meningkat disebabkan beberapa Iaktor antara lain :
1. aktor keturunan (genetik)
Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diawariskan, bukan ditularkan.
Anggota keluarga penderita DM (diabetisi) memiliki kemungkinan lebih besar
terserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak
menderita DM. Para ahli kesehatan juga menyebutkan DM merupakan penyakit
yang
terpaut kromosom seks atau kelamin. iasanya kaum laki-laki menjadi penderita
sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang membawa gen
untuk diwariskan kepada anak-anaknya (dr.ahani. 2008)
2. aktor kegemukan atau obesitas ( IMT ~ 25 kg/m2)
a. Perubahan gaya hidup dari tradisional ke gaya hidup barat
b. Makan berlebihan
c. Hidup santai, kurang gerak badan
3. aktor demograIi
a. Jumlah penduduk meningkat
b. &rbanisasi
c. Penduduk berumur di atas 40 tahun meningkat
4. erkurangnya penyakit inIeksi dan kurang gizi
Adapun kelompok masyarakat yang berisiko DM yaitu :
1. &sia ~45 tahun
2. erat badan lebih (R~110 atau IMT ~25kg/m)
3. Hipertensi (~140/0 mmHg)

4. Ibu dengan riwayat melahirkan bayi ~4000gram


5. Pernah diabetes sewaktu hamil
6. Riwayat keturunan DM
7. Kolesterol HDL 35 mg/dl atau trigliserida ~250mg/dl
8. Kurang aktivitas Iisik.
2.8.Pencegahan Diabetes Mellitus
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin
(Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu
adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan
(diet).
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan
diIokuskan pada gaya hidup dan aktivitas Iisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah
adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet,
dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat
tablet akan diperlukan. ahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet
tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.
1. Pengendalian Diabetes
Secara umum, pengendalian Dm dimaksudkan untuk mengurangi gejala,
membentuk berat bada ideal, dan mencegah akibat lanjut atau komplikasi. Dengan
demikian, prinsip dasar manajemen pengendalian atau penanganan DM meliputi :
Edukasi bagi masyarakat yang sehat
Edukasi merupakan bagian integral asuhan perawatan diabetes. Edukasi
diabetes adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan dan
ketrampilan dalam pengelolaan diabetes yang diberikan kepada setiap pasien
diabetes. Di samping kepada pasien diabetes, edukasi juga diberikan kepada
anggota keluarganya, kelompok masyarakat berisiko tinggi dan pihak-pihak
perencana kebijakan kesehatan (Waspadji, dkk, 2002).
Pengaturan makanan
Karena penting bagi pasien untuk pemeliharaan pola makan yang teratur,
maka penatalaksanaan dapat dilakukan dengan perencanaan makanan. Tujuan
perencanaan makanan dan dalam pengelolaan diabetes adalah sebagai berikut :

Mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid dalam batas-batas


normal
Menjamin nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan anak dan remaja,
ibu hamil dan janinnya
Mencapai dan mempertahankan berat badan idaman (Waspadji, dkk,
2002).
Latihan jasmani
Dalam pengelolaan diabetes, latihan jasmani yang teratur memegang peran
penting terutama pada DM tipe 2. ManIaat latihan jasmani yang teratur
pada diabetes adalah memperbaiki metabolisme atau menormalkan kadar
glukosa darah dan lipid darah, meningkatkan kerja insulin, membantu
menurunkan berat badan, meningkatkan kesegaran jasmani dan rasa
percaya diri, mengurangi risiko kardiovaskuler (Waspadji, dkk, 2002).
Perubahan perilaku risiko
Obat anti diabetik
Intervensi bedah: sebagai pilihan terakhir, kalau memungkinkan dengan
cangkok pankreas.
2. Pencegahan
Kunci utama pencegahan diabetes terletak pada tiga titik yang saling berkaitan :
pengendalian berat badan, olah raga dan makan sehat. entuk pengendalian ini
dilakukan dengan menururnkan berat badan sedikit (5 7 dari total berat) disertai
dengan 30 menit kegiatan Iisik/olahraga 5 hari per minggu, sambil makan secukupnya
yang sehat.
Pencegahan diabetes sepenuhnya meliputi :
1) Pencegahan Premordial kepada masyarakat yang sehat, untuk berperilaku
positiI mendukung kesehatan umum dan upaya menghibdarkan diri dari
risiko DM. Misalnya berperilaku hidup sehat, tidak merokok, makanan
bergizi dan seimbang, ataupun bisa diet, membatasi diri terhadap makanan
tertentu atau kegiatan jasmani yang memadai.

2) Promosi kesehatan, ditujukan pada kelompok berisiko, untuk mengurangi


atau menghilangkan risiko yang ada. Dapat dilakukan penyuluhan dan
penambahan ilmu terhadap masyarakat.
3) Pencegahan khusus, ditujukan kepada mereka yang mempunyai risiko
tinggi untuk melakukan pemeriksaan atau upaya sehingga tidak jatuh ke
DM. &paya ini dapat berbentuk kosultasi gizi/dietetik
4) Diagnosis awal.
Dapat dilakukan dengan penyaringan (screening), yakni pemeriksaan
kadar gula kelompok risiko.
Pada dasarnya DM mudah didiagnosis, dengan bantuan pemeriksaan
sederhana, terlebih dengan teknologi canggih. Hanya saja keinginan
masyarakat untuk memeriksa dini dan aksesibilitas yang rendah
(pelayanan yang tersedia masih kurang dan melum mudah didapatkan oleh
masyarakat.
5) Pengobatan yang tepat
Dikenal berbagai macam upaya dan pendekatan pengobatan terhadap
penderita untuk tidak jatuh ke DM yang lebih berat atau komplikasi
6) Disability limitation; pembatasan kecatatan yang ditujukan kepada upaya
maksimal mengatasi dampak komplikasi DM sehingga tidak mnejadi lebih
berat.
7) Rehabilitasi, Sosial maupun medis.
Memperbaiki keadaan yang terjadi akbat komplikasi atau kecatatan yang
terjadi karena DM. &paya rehabilitasi Iisik berkaitan dengan akibat lanjut
DM yang telah menyebabkan adanya amputasi.
3. Obat DM
Obat anti diabetik (OAD) diberikan sesuai dengan peran masing-masing obat :
1) Obat yang merangsang sel-sel beta untuk mengeluarkan insulin (insulin
secretagogue), misalnya sulponylurea.
2) Obat yang bekerja di periIer pada otot dan lemak, mensensitiIkan otot seperti
Metformin.
3) Obat yang mencegah penyerapan glukosa di usus dengan menghambat kerja
enzim alpa glucosidase, misalnya Acarbosein.(ustan, 2007;115-118).

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh adanya
hiperglikemia dan gangguan pada metabolism karbohidrat, lemak, dan protein yang
disebabkan oleh deIisiensi insulin atau resistensi jaringan terhadap insulin.
2. iabetes mellitus dapat diklasiIikasikan menjadi empat (4) tipe yaitu; iabetes
mellitus tipe I, iabetes mellitus tipe II, iabetes mellitus tipe lain, dan iabetes
mellitus gestasional.
3. Etiologi dari Diabetes Mellitus berbeda menurut klasiIikasinya.
4. PatoIisiologi Diabetes dimulai dari masuknya makanan di dalam sistem pencernaan,
yang kemudian diserap di dalam usus. Dimana hasil penyerapan tersebut akan
diedarkan ke pembuluh darah untuk dibawa ke seluruh tubuh. Ketika terjadi gangguan
terhadap hormon insulin, maka penyerapan glukosa akan terhambat yang
mengakibatkan jumlah glukosa darah terus meningkat dan menimbulkan beberapa
gejala klinis seperti sering miksi, sering haus, lapar, dan sebagainya.
5. Menurut ICD, kode untuk penyakit Diabetes mellitus adalah 2008 ICD--CM
Diagnosis Code 250 Diabetes mellitus
6. Secara epidemiologi, angka kejadian Diabetes Mellitus di kawasan Asia Tenggara dan
Asia Selatan akan terus mengalami peningkatan.
7. aktor yang menyebabkan seseorang bisa terkena penyakit diabetes. Penyebab
diabetes melitus antara lain sebagai berikut :
Kegemukan
aktor keturunan
Tekanan darah tinggi
Kolesterol itnggi
anyak mengkonsumsi
makanan instan
Mengkonsumsi karbohidrat
secara berlebihan
Tingginya angka trigliserida
dalam darah
Mengalami kerusakan pada
sel-sel pankreas
Merokok
Stre

8. Pencegahan DM yang dilakukan terdiri dari pencegahan primordial, promosi


kesehatan, pencegahan khusus, diagnosis awal, pengobatan yang tepat, disability
limitation, dan rehabilitasi.
Saran
Strategi untuk mencegah dan mengendalikan Diabetes Melitus perlu ditingkatkan lagi
mengingat angka kejadiannya yang terus meningkat dan maniIestasinya terhadap penyakit
non inIeksi lainnya.
















DAFTAR PUSTAKA
Malini, itri Nur. 2010. Gambaran Pengetahuan Penderita Dm Tipe 2 Terhadap
Penyakit Dan Pengelolaan Dm Tipe 2 Di Rsup. H. Adam Malik Medan
Juli - Agustus 2010. &niversitas Sumatera &tara.
Http://Repository.&su.Ac.Id/itstream/12345678/23086/4/Chapter20
ii.PdI. Tgl Akses 20 Oktober 2011
ustan. 2007. Epidemiologi penyakit tidak menular (Hal: 100-122). Jakarta: Rineka
Cipta
Admin. 2011. Diabetes Mellitus. http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetesmellitus. Tgl
akses 20 oktober 2011.
Ahira, Anne. Mengenal penyebab diabetes melitus.
http://www.anneahira.com/penyebab-diabetes-melitus.htm tgl akses 20
oktober 2011.
Ahani. 2008. Penyebab diabetes melitus.
http://drahani.wordpress.com/2008/03/05/penyeban-diabetes-melitus/
tgl akses 20 oktober 2011.
Admin. DeIinisi, klesiIikasi, etiologi dan epidemiologi diabetes mellitus.
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/deIinisi-
klasiIikasi-etiologi-dan-epidemiologi-diabetes-melitus/ tgl akses 20
oktober 2011.
Http://Repository.&su.Ac.Id/itstream/12345678/2047/4/Chapter20ii.PdI
Pratiwi, Andi Dyah. 2007. 'Epidemiologi, Program Penanggulangan, an Isu
Mutakir iabetes Mellitus` (ttp.// ridwa
namiruddin.com/2007/12/10/epidemiologi-dm-dan-isu-mutakirnya/),
diakses 24 Oktober 2011
Harnawatiaj. 2008. 'Askep iabetes Mellitus`(http://harnawatiaj.
wordpress.com/2008/04/ 16/askep-diabetes-mellitus/), diakses 26
Oktober 2011
http://digilib.unimus.ac.id/Iiles/disk1/5/jtptunimus-gdl-s1-2008-agussoekar-238-2-
bab2.pdI
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678/23171/4/Chapter20II.pdI
http://duniakesehatan.com/index.php?optioncomcontent&viewarticle&id52:no
n-insulin-dependent-diabetes-mellitus&catid44:diabetes&Itemid58

Anda mungkin juga menyukai