PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi saat ini sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia, perubahan
struktur masyarakat dan pola hidup sehat, khususnya dari aspek gaya hidup atau life stile.
Salah satu gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Iaktor ini adalah munculnya berbagai
penyakit yang tidak menular seperti diabetes mellitus (DM).
Prevalensi penduduk dunia yang menderita DM diperhitungkan mencapai 125 juta per
tahun, dengan prediksi berlipat ganda mencapai 250 juta pada tahun 2010. Peningkatan
prevalensi akan lebih menonjol perkembangannya di negara berkembang dibandingkan
dengan negara maju. Prevalensi DM di Indonesia sebesar 1,2 - 2,3 dari penduduk usia
lebih 15 tahun.
Kecenderungan peningkatan prevalensi akan membawa perubahan posisi DM yang
semakin menonjol, yang ditandai dengan perubahan atau kenaikan peringkatnya di kalangan
10 besar penyakit (leading diseases). Selain itu, DM juga semakin member kontribusi yang
lebih besar terhadap kematian (ten diseases leading cause of diseases).
Menurut data WHO, saat ini (tahun 2000) penderita DM di dunia sebesar 170 juta
orang dan akan meningkat 2 kali, 366 juta pada tahun 2030. Prevalensi DM di Indonesia
mencapai jumlah 8.426.000 (tahun 2000) yang diproyesikan mencapai 21.257.000 pada tahun
2030. Artinya, terjadi kenaikan tiga kali lipat dalam waktu 30 tahun.
1.2Rumusan Masalah
erdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Apa deIinisi diabetes mellitus (DM)?
2. agaimana klasiIikasi diabetes mellitus (DM)?
3. agaimana etiologi diabetes mellitus (DM) ?
4. agaimana patoIisiologi diabetes mellitus (DM)?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Definisi dan Diabetes Mellitus
World Health Organization (WHO) secara umum merumuskan iabetes Mellitus
(DM) sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari sejumlah Iaktor di
mana didapat deIisiensi insulin absolut atau relatiI dan gangguan Iungsi insulin. erikiut ini
beberapa deIinisi lain Diabetes Mellitus (DM).
1. Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik
pada mata, ginjal, saraI dan pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis
dalam pemeriksaan dengan mikroskopik electron (Mansjoer, 2001 dalam http:// digi
lib.unimus.ac.id/Iiles/disk1/5/jtptunimus-gdl-s1-2008-agussoekar-238-2-bab2 .pdI )
2. Diabetes Melitus (DM) atau disingkat Diabetes adalah gangguan kesehatan yang
berupa kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah
akibat kekurangan ataupun retensi insulin (ustan,2007: 100).
3. Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme secara genetis dan klinis termasuk
heterogen dengan maniIestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price, 2000
dalam ttp.//digilib.unimus.ac.id/files/disk1/5/ftptunimus-gdl-s1-2008-agussoekar-
238-2-bab2.pdf)
4. Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar
glukosa darah melebihi nilai normal (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2002
dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345789/228/5/Chapter"2I.pdf)
yang diakibatkan karena pancreas gagal memasok insulin yang cukup untuk mengatur
glukosa (Ragawaluya, 2001 dalam http://repository. usu.ac.id/bitstream /12345789 /
228/5/Chapter"2I.pdf)
5. Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang mengakibatkan
gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan berkembang menjadi
komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis. (arbara C. Long).
6. Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya (American Diabetes Association,2005).
7. Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi
sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan deIisiensi insulin
atau kerja insulin yang tidak adekuat. (runner dan Sudart)
8. Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh Iaktor
lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik
hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO).
. Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat
peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik
absolut maupun relatiI (Suyono, 2002).
erdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa diabetes mellitus
merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh adanya hiperglikemia dan gangguan pada
metabolism karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh deIisiensi insulin atau
resistensi jaringan terhadap insulin. Kadar glukosa darah dalam mendiagnosis Diabetes
Mellitus (DM) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1
Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai
Patokan Penyaring dan Diagnosis DM
Bukan DM Belum pasti
DM
DM
Kadar glukosa darah
sewaktu (mg/ dl)
Plasma vena
darah kapiler
110
0
110-1
0-1
_ 200
_ 200
Kadar glukosa darah
puasa (mg/ dl)
Plasma vena
darah kapiler
110
0
110-125
0-10
_ 126
_ 110
Sumber. Buku Afar Ilmu Penyakit alam Jilid I Edisi 3 dalam ttp.//repository .usu.ac.id/
bitstream/ 123456789/22068/5/Capter20I.pdf
2.2.Klasifikasi Diabetes Mellitus
Secara garis besar, iabetes mellitus dapat diklasiIikasikan menjadi empat (4) tipe
yaitu; iabetes mellitus tipe I, iabetes mellitus tipe II, iabetes mellitus tipe lain, dan
iabetes mellitus gestasional.
4. Penyakit endokrin
dan metabolic
lainnya
.12 823 8,3
Sumber . Statistik RS.Indonesia Edisi Taun 2005, itfen Yanmed epkes RI dalam
ttp.// ridwa namiruddin.com/2007/12/10/epidemiologi-dm-dan-isu-mutakirnya/
Tabel 3 menunjukkan bahwa kematian akibat penyakit di pasien rawat inap rumah
sakit tertinngi disebabkan oleh penyakit Diabetes Mellitus yaitu sebanyak 3.316
kematian dengan CR 7,. Diabetes Mellitus berada diurutan pertama penyebab
kematian di pasien rawat inap rumah sakit.
2.6.2. Variasi kejadian Diabetes Mellitus dalam populasi
Di Indonesia, angka kejadian DM berkisar 1 sampai dengan 3 untuk kelompok usia
diatas 15 tahun. Di Kota lain seperti Manado, angka kejadian mencapai 6 , &ntuk
Jakarta mencapai lebih 12,8 dari jumlah penduduk. Apabila diprosentasikan
berdasarkan jumlah penderita dengan jumlah penduduk, maka pada usia sebelum 20
tahun angka kejadian DM diperkirakan 0,1 dan diatas usia 20 tahun diperkirakan
mencapai 8,6 persen, sedang pada usia di atas 65 tahun 20,1 persen.
Secara umum, dari jenis kelamin, prevalensi diabetes pada pria dan wanita tidak jauh
berbeda. 11,2 dari seluruh pria yang berusia di atas 1 tahun mempunyai diabetes dan
10,2 dari seluruh wanita yang berusia lebih dari 1 tahun mempunyai diabetes dan 2-4
kali lebih tinggi pada wanita berkulit hitam non-Hispanic, Hispanic, Indian Amerika, dan
Asia dibandingkan dengan wanita berkulit putih non-Hispanic.
&ntuk data prevalensi diabetes menurut ras atau etnik didapatkan data 6,6 untuk
orang kulit putih non-Hispanic, 7,5 untuk Asia Amerika, 10,4 untuk Hispanic, dan
11,8 untuk orang kulit hitam non-Hispanic.12 Menurut penelitian epidemiologi yang
sampai saat ini dilaksanakan di Indonesia, kekerapan diabetes di Indonesia berkisar antara
1,4 sampai dengan 1,6, kecuali di dua tempat yaitu di Pekajangan, suatu desa dekat
Semarang, 2,3 dan di Manado 6.
Di Pekajangan prevalensi ini agak tinggi disebabkan di daerah itu banyak perkawinan
antara kerabat. Sedangkan di Manado, Waspadji menyimpulkan mungkin angka itu
tinggi karena pada studi itu populasinya terdiri dari orang-orang yang datang dengan
sukarela, jadi agak lebih selektiI. Tetapi, kalau dilihatdari segi geograIi dan budayanya
yang dekat dengan ilipina, ada kemungkinan bahwa prevalensi di Manado memang
tinggi, karena prevalensi diabetes di ilipina juga tinggi yaitu sekitar 8,4 sampai 12
di daerah urban dan 3,85
sampai ,7 di daerah rural.
Suatu penelitian yang dilakukan di Jakarta tahun 13, kekerapan DM di daerah
urban yaitu di kelurahan Kayuputih adalah 5,6, sedangkan di daerah rural yang
dilakukan oleh Augusta AriIin di suatu daerah di Jawa arat tahun 15, angka itu hanya
1,1. Di sini jelas ada perbedaan antara prevalensi di daerah urban dengan daerah rural.
Hal ini menunjukkan bahwa gaya hidup mempengaruhi kejadian diabetes. Tetapi, di
Jawa Timur angka itu tidak berbeda yaitu 1,43 di daerah urban dan 1,47 di daerah
rural. Hal ini mungkin disebabkan tingginya prevalensi Diabetes Melitus Terkait
Malnutrisi (DMTM) atau yang sekarang disebut diabetes tipe lain di daerah rural di Jawa
Timur, yaitu sebesar 21,2 dan seluruh diabetes di daerah itu.
Penelitian terakhir antara tahun 2001 dan 2005 di daerah Depok didapatkan prevalensi
DM Tipe 2 sebesar 14,7, suatu angka yang sangat mengejutkan. Demikian juga di
Makasar, prevalensi diabetes terakhir tahun 2005 yang mencapai 12,5.
2.6.3. Kejadian dan beban Diabetes Mellitus di berbagai daerah
Diabetes Mellitus di Indonesia pada tahun 2008 dengan jumlah penderita penyakit
Diabetes Mellitus diperkirakan terdapat 17 juta orang atau 8,6 dari 220 juta populasi
negeri ini berdasarkan data adan Kesehatan Dunia (WHO), dimana terdapat setiap 10
detik ada satu penderita Diabetes mellitus yang meninggal karena penyakitnya. Angka
itu tidak mengherankan jika melihat penderita Diabetes Mellitus di dunia yang
jumlahnya mencapai 330 juta orang.
Di Indonesia, diperkirakan jumlah penderita Diabetes Mellitus mencapai lebih dari 11
juta orang. Hal itu membuat Indonesia berada pada peringkat keempat setelah Amerika
Serikat, India dan China. Terdapat 50 persen penderita Diabetes Mellitus yang sadar
mengidapnya dan diantara mereka baru sekitar 20 persen yang melakukan pemeriksaan
dini, 30 yang positiI Diabetes Mellitus datang berobat secara teratur (Anonim, 2007
dalam ttp.//digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/ftptunimus-gdl-solekatulu-5375-2-
bab1.pdf).
Menurut penelitian epidemiologi yang sampai tahun delapan puluhan telah
dilaksanakan berbagai kota di Indonesia, prevalensi diabetes berkisar antara 1,5 s/d
2,3 kecuali di Manado yang agak tinggi sebesar 6.
Hasil penelitian epidemiologis berikutnya tahun 13 di Jakarta (daerah urban)
membuktikan adanya peningkatan prevalensi DM dari 1,7 pada tahun 182 menjadi
5,7 pada tahun 13, kemudian pada tahun 2001 di Depok, daerah sub urban di Selatan
Jakarta menjadi 12,8. Demikian pula prevalensi DM di &jung Pandang (daerah urban),
meningkat dai 1,5 pada tahun 181 menjadi 3,5 pada tahun 18 dan terakhir pada
tahun 2005 menjadi 12,5.
Di daerah rural yang dilakukan oleh AriIin di suatu kota kecil di Jawa arat angka itu
hanya 1,1. Di suatu daerah terpencil di Tanah Toraja didapatkan prevalensi DM hanya
0,8. Di sini jelas ada perbedaan antara urban dengan rural, menunjukkan bahwa haya
hidup mempengaruhi kejadian diabetes. Di Jawa Timur angka itu tidak berbeda yaitu
1,43 di daerah urban dan 1,47 di daerah rural. Hal ini mungkin disebabkan tingginya
prevalensi iabetes Melitus Terkait Malnutrisi (DMTM) yang sekarang dikategorikan
sebagai diabetes tipe pancreas di Jawa Timur sebesar 21,2 dari seluruh diabetes di
daerah rural.
Saat ini India mengalami epidemi diabetes mellitus. Pada umumnya, diabetes tipe II
lebih banyak terjadi di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan di India.
Penelitian yang dilakukan pada tahun 11 melaporkan bahwa prevalensi diabetes
mellitus di wilayah pedesaan dekat Delhi adalah 1,5, sedangkan prevalensi diabetes
mellitus di wilayah perkotaan cenderungan meningkat, khususnya di bagian utara India
sejak akhir 160-an dari 2, di Chandigarh (166) dan 20,1 di Jaipur (2007). Misra
et al melaporkan prevalensi di daerah kumuh di Delhi sebesar 10,3.
Sebagai ssuatu gangguan kesehatan, diabetes memberikan beban besar sebagai
masalah kesehatan mengigat bahwa:
1. Gejala-gejala DM sendiri cukup banyak, luas, dan berat. Masing-masing gangguan
cukup memberi tantangan dalam mengatasinya, misalnya dalam menghadapi rasa
lapar (poliIagi).
2. DM merupakan penyakit yang sangat mudah kerja sama` dengan penyakit lain.
Jika DM melakukan 'kerja sama antarsesama kelompok high blood sugar`maka
mereka dapat membentuk suatu 'segitiga raja penyakit, yaitu DM, cardiovascular,
dan stroke. Jumlah penderita yang sudah bergabug dalam segitinga raja penyakit
dengan kadar glukosa darah tinggi ini telah mencapai 3 juta, tersebar di lebih 50
negara di dunia.
3. Jika DM memasuki tahap komplikasi, komplikasi DM dapat meemasuki semua
jalur system tubuh manusia.
Selain itu, secara umum, DM merupakan beban kesehatan masyarakat yang cukup
berat mengingat bahwa:
1. Diabetes tidak bias disembuhkan, hanya bisa dikendalikan atau dicegah.
2. Rentan terhadap komplikasi. Keadaan lanjut ini bisa terjadi karena pasien merasa
tiak sakit sehingga melalaikan pengobatan dan perawatan serta terlambat mendapat
diagnosis dan pengobatan.
3. Komplikasi DM berat dan bersiIat terminal (diakhiri dengan kematian).
4. ersiIat autoimmune yang menurun (DM tipe I).
5. ManiIestasinya pada kelompok-kelompok tertentu cukup lebih berat (misalnya
kelompok ibu hamil atau berat badan reendah/ underweigt)
2.6.4. Tipe investigasi Diabetes Mellitus
Tipe unvestigasi atau studi yang digunakan dalam untuk mengontrol diabetes
mellitus adalah studi case control. Penelitian ini dilakukan untuk melihat kekuatan
hubungan Iaktor risiko dengan terjadinya diabetes mellitus. eberapa contoh penelitian
yang pernah dilakukan menggunakan studi case control adalah penelitian yang dilakukan
oleh J Ismail dkk, yang dilaksanakan di Asia Selatan pada kelompok dewasa muda (14-
45 tahun) (dipublikasikan 31 Juli 2003) menganalisa beberapa Iaktor risiko pada laki-laki
dan perempuan . Sedangkan pada rancangan penelitian Mamat Supriyono seorang
mahasiswa jurusan epidemiologi di &niversitas Diponegoro Semarang menggunakan
desain studi kasus dengan kontrol (case control study-ospital based) dengan subyek
penelitian laki-laki dan wanita yang berusia 45 tahun sehingga secara substansial
berbeda dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh adanya
hiperglikemia dan gangguan pada metabolism karbohidrat, lemak, dan protein yang
disebabkan oleh deIisiensi insulin atau resistensi jaringan terhadap insulin.
2. iabetes mellitus dapat diklasiIikasikan menjadi empat (4) tipe yaitu; iabetes
mellitus tipe I, iabetes mellitus tipe II, iabetes mellitus tipe lain, dan iabetes
mellitus gestasional.
3. Etiologi dari Diabetes Mellitus berbeda menurut klasiIikasinya.
4. PatoIisiologi Diabetes dimulai dari masuknya makanan di dalam sistem pencernaan,
yang kemudian diserap di dalam usus. Dimana hasil penyerapan tersebut akan
diedarkan ke pembuluh darah untuk dibawa ke seluruh tubuh. Ketika terjadi gangguan
terhadap hormon insulin, maka penyerapan glukosa akan terhambat yang
mengakibatkan jumlah glukosa darah terus meningkat dan menimbulkan beberapa
gejala klinis seperti sering miksi, sering haus, lapar, dan sebagainya.
5. Menurut ICD, kode untuk penyakit Diabetes mellitus adalah 2008 ICD--CM
Diagnosis Code 250 Diabetes mellitus
6. Secara epidemiologi, angka kejadian Diabetes Mellitus di kawasan Asia Tenggara dan
Asia Selatan akan terus mengalami peningkatan.
7. aktor yang menyebabkan seseorang bisa terkena penyakit diabetes. Penyebab
diabetes melitus antara lain sebagai berikut :
Kegemukan
aktor keturunan
Tekanan darah tinggi
Kolesterol itnggi
anyak mengkonsumsi
makanan instan
Mengkonsumsi karbohidrat
secara berlebihan
Tingginya angka trigliserida
dalam darah
Mengalami kerusakan pada
sel-sel pankreas
Merokok
Stre
DAFTAR PUSTAKA
Malini, itri Nur. 2010. Gambaran Pengetahuan Penderita Dm Tipe 2 Terhadap
Penyakit Dan Pengelolaan Dm Tipe 2 Di Rsup. H. Adam Malik Medan
Juli - Agustus 2010. &niversitas Sumatera &tara.
Http://Repository.&su.Ac.Id/itstream/12345678/23086/4/Chapter20
ii.PdI. Tgl Akses 20 Oktober 2011
ustan. 2007. Epidemiologi penyakit tidak menular (Hal: 100-122). Jakarta: Rineka
Cipta
Admin. 2011. Diabetes Mellitus. http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetesmellitus. Tgl
akses 20 oktober 2011.
Ahira, Anne. Mengenal penyebab diabetes melitus.
http://www.anneahira.com/penyebab-diabetes-melitus.htm tgl akses 20
oktober 2011.
Ahani. 2008. Penyebab diabetes melitus.
http://drahani.wordpress.com/2008/03/05/penyeban-diabetes-melitus/
tgl akses 20 oktober 2011.
Admin. DeIinisi, klesiIikasi, etiologi dan epidemiologi diabetes mellitus.
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/deIinisi-
klasiIikasi-etiologi-dan-epidemiologi-diabetes-melitus/ tgl akses 20
oktober 2011.
Http://Repository.&su.Ac.Id/itstream/12345678/2047/4/Chapter20ii.PdI
Pratiwi, Andi Dyah. 2007. 'Epidemiologi, Program Penanggulangan, an Isu
Mutakir iabetes Mellitus` (ttp.// ridwa
namiruddin.com/2007/12/10/epidemiologi-dm-dan-isu-mutakirnya/),
diakses 24 Oktober 2011
Harnawatiaj. 2008. 'Askep iabetes Mellitus`(http://harnawatiaj.
wordpress.com/2008/04/ 16/askep-diabetes-mellitus/), diakses 26
Oktober 2011
http://digilib.unimus.ac.id/Iiles/disk1/5/jtptunimus-gdl-s1-2008-agussoekar-238-2-
bab2.pdI
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678/23171/4/Chapter20II.pdI
http://duniakesehatan.com/index.php?optioncomcontent&viewarticle&id52:no
n-insulin-dependent-diabetes-mellitus&catid44:diabetes&Itemid58