Anda di halaman 1dari 13

BAB IV KINERJA DAN SEKTOR UNGGULAN PEMBANGUNAN EKONOMI KOTA BENGKULU

Pembangunan ekonomi suatu daerah termasuk Kota Bengkulu merupakan suatu proses yang bersifat multidimensi yang terdiri dari beberapa sektor dan berbagai aspek yang saling terkait antara yang satu dengan yang lain. Perkembangan pembangunan ekonomi daerah dapat dinilai dan diukur dengan menggunakan beberapa indikator kinerja pembangunan yang antara lain terdiri dari: jumlah produk baik berupa barang atau jasa yang dihasilkan oleh daerah tersebut dalam kurun waktu tertentu yang disebut juga dengan istilah Product Domestik Regional Bruto (PDRB), laju pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita dan jumlah penduduk miskin. Sedangkan arah pembangunan ekonomi di masa yang akan datang dapat diprediksi dan diproyeksikan melalui pengkajian keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif masing-masing sektor dan sub-sektor yang berkontribusi terhadap PDRB sehingga dapat diketahui sektor dan/atau subsektor yang dapat diklasifikasikan sebagai sektor/sub-sektor unggulan daerah. Oleh karena dianggap mempunyai daya saing yang lebih unggul, maka sektor/sub-sektor unggulan dapat dijadikan sebagai sektor/subsektor pengungkit dan pendorong kemajuan ekonomi daerah. Sehubungan dengan itu, pembangunan ekonomi daerah di masa yang akan datang sebaiknya lebih difokuskan kepada penguatan sektor/sub-sektor unggulan. 4.1. Produk Domestik Regional Bruto Kota Bengkulu. Kota Bengkulu adalah pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan dan jasa di propinsi Bengkulu. Hal itu erat kaitan dengan kedudukan kota Bengkulu sebagai ibu kota provinsi Bengkulu. Relevan dengan statusnya sebagai pusat pemerintahan, tersebut. perdagangan, pendidikan dan jasa, perekonomian kota Bengkulu ditopang atau digerakkan oleh kegiatan ekonomi di sektor-sektor

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator ekonomi yang menunjukkan jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu daerah pada periode waktu tertertu. PDRB Kota Bengkulu sejak tahun 2005 -2009 terus mengalami peningkatan. Gambaran tersebut menunjukkan bahwa PDRB Kota Bengkulu dari tahun 2005 sampai dengan 2004 terus-menerus mengalami peningkatan, yang berarti bahwa ekonomi Kota Bengkulu mengalami pertumbuhan. Namun demikian tingkat atau kualitas pertumbuhan (laju pertumbuhan) tersebut belum tentu sama pada masing-masing tahun. Hal ini dapat dilihat pada Baris terakhir tabel 4.1 Tabel 4.1 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Bengkulu Atas Dasar Harga Konstan 2000 Berdasarkan Sektor Tahun 2005-2009 (Jutaan Rupiah) 2009 Sektor 2005 2006 2007 2008 114.111, 95.346,0 102.576, 109.762, 114.163, 00 1. Pertanian 0 72 00 00 2. Pertambangan dan 10.207,0 10.722,0 11.442,0 11.831,0 12.498,0 0 Penggalian 0 0 0 0 73.514,0 77.803,0 82.593,0 86.915,0 91.030,0 0 3. Industri pengolahan 0 0 0 0 13.173,0 13.918,0 14.976,0 16.230,0 17.850,0 0 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0 0 0 0 61.045,0 64.380,0 68.506,0 72.054,0 78.412,0 0 5. Bangunan 0 0 0 0 571.434, 613.355, 660.559, 680.892, 706.394, 00 6. Perdag., Hotel dan Restoran 00 00 00 00 7. Pengangkutan dan 282.381, 297.471, 312.974, 327.658, 341.591, 19 Komunikasi 00 94 39 10 182.340, 8. Keu. Persewaan, dan Jasa 149.973, 157.899, 167.553, 175.608, 00 00 00 00 00 Perusahaan 331.987, 9. Jasa-Jasa PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS Laju Pertumbuhan Ekonomi 00 1.589.06 0,00 1.589.06 0,00 5,66% 356.529, 00 1.694.65 4,66 1.694.65 4,66 6,65% 379.023, 00 1.807.38 8,39 1.807.38 8,39 6,65% 418.207, 20 1.903.55 8,30 1.903.55 8,30 5,32% 454.206, 45 1.998.43 2,64 1.998.43 2,64 4,98%

Sumber: BPS Provinsi Bengkulu 2010. Nilai riil Produk Domestik Regional Bruto dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Bengkulu tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 terus menerus mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 senilai Rp. 1.589.060.000.000 menignkat pada tahun 2006 senilai Rp 1.694.654.660.000 dan pada tahun 2007 senilai Rp 1.807.388,39. Tahun 2008 PDRB Kota Bengkulu mencapai Rp. 1.903.558.300.000 dan terakhir mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi Rp 1.998.432.640.000. Laju Pertumbuhan ekonomi Kota Bengkulu cukup fluktuatif. Pada tahun 2005 Laju pertumbuhan adalah sebesar 5,66% naik pada tahun 2006 dan 2007 menjadi sebesar 6,65%. Namun laju pertumbuhan ekonomi Kota Bnegkulu mengalami penurunan yang cukup signifikan yakni sebesar 1,33% menjadi 5,32% pada tahun 2008, kemudian pada tahun 2009 juga mengalami penurunan 0,34% menjadi sebesar 4,98%. Ditinjau dari sisi pertumbuhan masing-masing sector juga mengalami rata-rata pertumbuhan yang tidak sama. Ada dua sektor yang mengalami pertumbuhan diatas rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Kota Bengkulu (5,85%). Sector tesebut adalah sector listrik, gas dan air bersih dan sector jasa-jasa rata-rata pertumbuhan sepanjang tahun 2004 sampai dengan 2009 masing-masing 8,83 dan 7,07. ini berarti bahwa aktofitas ekonomi pada sector Listrik, gas dan air bersih dan sector jasa-jasa di Kota Bengkulu tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan sector-sektor lainnya. Secara rinci pertumbuhan masing-masing sector di Kota Bengkulu dapat dilihat pada tabel 4.2.

Table 4.2 Tingkat Pertumbuhan PDRB PER Sektor Kota Bengkulu Tahun 2004-2009 Tingkat Pertumbuhan (%) Sektor 200 5 200 6 7,5 1. Pertanian 2. Pertambangan Penggalian 6,53 dan 4,92 8 5,0 5 200 7 7,0 0 6,7 2 4,01 3,40 200 8 200 9 0,0 5 5,6 4 RataRata

5,21 4,93

5,8 3. Industri pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 5,07 13,3 1 4,24 3 5,6 6 5,4 6 7,3 4 5,3 4 5,2 8 7,3

6,1 6 7,6 0 6,4 1 7,7 0 5,2 1 6,1 1 6,3 5,23 8,37 5,18 3,08 4,69 4,81 10,3

4,7 3 9,9 8 8,8 2 3,7 5 4,2 5 3,8 3 8,6 1

5,42 8,83 5,54 5,40 5,56 4,60 7,07

6. Perdag., Hotel dan Restoran 5,13 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keu. Persewaan, dan Jasa Perusahaan 7,29 4,68

9. Jasa-Jasa 5,57 9 1 4 Sumber: BPS Provinsi Bengkulu 2010, Data diolah.

4.3. Kontribusi Sektoral Terhadap PDRB Data PDRB sebagai salah satu indikator pertumbuhan ekonomi daerah menunjukkan bahwa selama jangka waktu analisis sejak tahun 2004 sampai dengan 2009, kontribusi masing-masing sektor ekonomi terhadap PDRB tidak mengalami banyak perubahan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Kontribusi PDRB per Sektor Kota Bengkulu Tahun 2004-2009 200 Sektor 1. Pertanian 2. Pertambangan Penggalian 3. Industri pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 4 5,95 dan 0,65 4,65 0,77 3,89 36,1 0,64 4,63 0,83 3,84 35,9 6 17,7 7 0,63 4,59 0,82 3,80 36,1 9 17,5 5 0,63 4,57 0,83 3,79 36,5 5 17,3 2 200 5 6,00 200 6 6,05 200 7 6,07 200 200 8 6,0 0 0,6 2 4,5 7 0,8 5 3,7 9 35, 77 17, 21 9 5,7 1 0,6 3 4,5 6 0,8 9 3,9 2 35, 35 17, 09 RataRata 5,96 0,63 4,59 0,83 3,84 35,99 17,41

6. Perdag., Hotel dan Restoran 4 7. Pengangkutan dan 17,5 Komunikasi 0

8. Keu. Persewaan, dan Jasa Perusahaan 9,53 20,9 9,44 20,8 9,32 21,0 9,27 20,9 7

9,2 3 21, 97

9,1 2 22, 73

9,32 21,42

9. Jasa-Jasa 1 9 4 Sumber: BPS Provinsi Bengkulu 2010, Data diolah.

Dalam struktur perekonomian kota Bengkulu, peranan sektor perdagangan, hotel, dan restoran sangat dominan. Fenomena itu terlihat dari relatif besarnya kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restoran dalam PDRB Kota Bengkulu atas dasar harga konstan dibandingkan sektor-sektor lainnya. Pada tabel 4.1 terlihat bahwa sektor perdagangan, hotel, dan restoran menempati urutan teratas dalam struktur perekonomian kota Bengkulu. Nilai nominal PDRB Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran pada tahun 2009 sebesar 1.532 milyar rupiah, sedangkan kontribusinya dalam PDRB kota Bengkulu sebesar 35,35 persen. Penyumbang terbesar dalam Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran adalah Subsektor Restoran. Nilai nominal PDRB Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran pada tahun 2009 mencapai Rp.669.823.000.000 atau sebesar 33,52 persen dari total PDRB keseluruhan. Dibandingkan dengan tahun 2008 kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran dalam PDRB kota Bengkulu mengalami penurunan, dimana kontribusinya pada tahun 2008 sebesar 34,77 persen menjadi 33,99 persen pada tahun 2009. Sektor yang memberikan kontribusi paling kecil adalah sektor pertambangan dan penggalian, rata-rata sumbangan sektor ini sebesar 0,63 persen.

4.4. Sektor Ekonomi Unggulan Penentuan subsektor unggulan (basis) penting bagi perencanaan pembangunan Kota Bengkulu. dengan menggerakkan subsektor unggulan diharapakan akan mampu memberikan multiflier effek terhadap subsektor-subsektor lainnya dalam struktur perekonomian Kota Bengkulu. penentuan subsektor unggulan (basis) dilakukan dengan teknik location quotien dan dinamic location quotient (LQ-DLQ). Hasil perhitungan koefisien SLQ dan DLQ PDRB Kota Bengkulu menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi di Kota Bengkulu dapat diklasifikasikan menjadi sektor basis dan sektor bukan basis seperti dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan SLQ dan DLQ per Sektor PDRB Kota Bengkulu Tahun 2003-2009 SLQ/DLQ No. Sector SLQ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum Bangunan Perdagangan, Restoran 0,15 0,18 1,14 1,91 1,31 dan 1,79 2,06 1,93 1,32 Sumber : data Diolah Dari 4.4 dapat disimpulkan bahwa yang merupakan sector basis dalam struktur ekonomi Kota Bengkulu adalah industri pengolahan; listrik dan air bersih; bangunan; perdagangan restoran dan hotel; Pengangkutan dan komunikasi; bank dan lembaga keuangan lain; serta sector Jasa. Sedangkan sector pertanian dan sector pertambangan dan penggalian bukan merupakan sector basis. Gambaran tersebut belum dapat melihat lebih detail mengenai subsektorsubsektor yang basis dan tidak basis. Secara rinci klasifikasi subsektorsubsektor dalam struktur perekonomian Kota Bengkulu dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Klasifikasi Subsektor-Subsektor PDRB Kota Bengkulu Berdasarkan Rata-Rata SLQ dan DLQ Tahun 2003-2009 SLQ DLQ SLQ > 1 SLQ < 1 DLQ 0,05 0,07 1,27 221,2 8 1,61 4,73 8,40 5,06 2,39

Perhotelan Pengangkutan dan Komunikasi Bank dan Lembaga Keuangan Jasa-Jasa

DLQ 1

> 1. Perikanan 2. Penggalian 3. Kertas dan Barang Cetakan 4. Bangunan 5. Perdagangan Eceran 6. Restoran 7. Angkutan Jalan Raya 8. Lembaga Keuangan tanpa Bank 9. Adm. Pemerintah dan Pertahanan 10. Sosial Kemasyarakatan 11. Perorangan dan Rumahtangga Besar dan

a. Listrik

DLQ 1

< 1. Tekstil, Brg. Kulit dan Alas 1. Tanaman Bahan Makanan kaki 2. Pupuk, Kimia dan Brg. dari 2. Tanaman Perkebunan Karet 3. Peternakan dan Hasil3. Semen dan Brg. Galian hasilnya bukan logam 4. Alat Angk., Mesin dan 4. Kehutanan Peralatannya 5. Minyak dan Gas Bumi 5. Barang lainnya 6. Pertambangan tanpa Migas 6. Air Bersih 7. Makanan, Minuman dan Tembakau 7. Hotel 8. Brg. Kayu dan Hasil Hutan lainnya 8. Angkutan Laut 9. Angk. Sungai, Danau dan 9. Pos dan Telekomunikasi Penyebr. 10. Jasa Penunjang Komunikasi 10. Angkutan Udara 11. Jasa Penunjang Angkutan 12. Bank 13. Sewa Bangunan 14. Jasa Perusahaan 15. Hiburan dan Rekreasi

Sumber: Data Diolah 2010

4.5. Implikasi Peluang Usaha Berdasarkan Sektor Unggulan 4.5.1 Perikanan Potensi perikanan laut kota Bengkulu sebesar 46.145 ton/tahun untuk laut territorial/pantai dan 80.072 ton/tahun untuk laut ZEE. Saat ini baru sekitar 14% yang dimanfaatkan sedangkan sisianya belum tersentuh. Rendahnya tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan tersebut disebabkan alat tangkap yang digunakan masih tradisional sehingga para nelayan hanya dapat beroperasi di kawasan sekitar pantai (3-4 mil laut).

Kota Bengkulu juga menyimpan potensi pengembangan sumberdaya perikanan budidaya air tawar. Saat ini dikembangkan usaha budidaya kolam dan tambak, tetapi pengembangannya baru mencakup investor local dan regional. Table 4. 6 luas lahan, produksi, dan jumlah pekerja pada subsector perikanan tahun 2009 Tahun Luas Produ Nilai Jumlah (ha) ksi (Rupi Pekerja (Ton) ah) (Jiwa) Perairan Umum Tambak Kolam 1500, 00 9600, 00 89,98 14250, 00 24681, 00 251,10 2850 34552 00 35154 00 4.049 30 510

Jumlah

1189, 98

39182, 1

69734 50

4.589

Sumber : Bengkulu dalam angka 2010 Peluang investasi : Budidaya tambak udang/bandeng/nila dan sebagianya Budidaya ikan keramba/jarring apung Penangkapan ikan perairan laut dengan menggunakan peralatan tangkap modern Pembenihan dan pemasaran ikan Peluang investasi di bidang pengolahan ikan kering, terasi, abon, dan kerupuk ikan. Rekomendasi bagi pemerintah :

4.5.2 Penggalian

4.5.3 Kertas dan Barang Cetakan

4.5.4 Bangunan

4.5.5 Perdagangan Besar dan Eceran Semakin lancarnya akses transportasi darat, laut, dan udara secara langsung juga ikut menggairahkan usaha-usaha perdagangan. Pembangunan sector perdagangan berhubungan langsung dengan pembangunan ekonomi daerah. Berdasarkan PDRB Kota Bengkulu beberapa tahun terakhir terlihat bahwa sector perdagngan ini ternyata telah memberikan kontribusi yang sangat berarti sehingga perkembangan sector ini terus diberi perhatian. Ditinjau dari jumlah unit usaha pada bidang perdagangan, Kota Bengkulu didominasi oleh perdaganagn kecil dan menengah. Jumlah usaha baru skala kecil dan menengah di Kota Bengkulu sebanyak 2.422 unit dengan jumlah tenaga kerja mencapai 2.876 orang. Secara rinci kondisi perdagangan berskala kecil dan menengah dapat dilihat pada tabel berikut. Bab 4.7 Wirausaha Baru Bidang Perdagangan Kota Bengkulu Per 31 Desember 2009 N o 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah UKM 364 469 219 238 211 222 280 Jumlah tenaga Kerja (Orang) 449 519 306 219 163 293 401 Omset (000)

Kecamatan Gading Cempaka Ratu Agung Ratu Samban Selebar Kampong Melayu Teluk Segara Sungai Serut

Aset (000)

22.320120 1.560.037 26.972.51 4 13.808.93 0 15.181.75 0 2.246.700 12.773.90 0 13.489.15 0 11.662.35 0 4.179.950 5.223.700 2.289.350 1.748.470 4.196.850

Muara Bangkahulu Total

419 2422

526 2876

11.654.70 0 117.719.7 64

5.436.915 39.257.62 2

Dalam tahun 2007 dan 2008, beberapa investor besar telah menangkap peluang investasi di sector ini dengan dibukanya 2 (dua) unit Mall yaitu Bengkulu Indah Mall (BIM) dan Mega Mall Pasar Minggu. Selain itu telah dibangun dan dikelolanya pasar tradisional Modern di kawasan Pasar Minggu.

Peluang investasi : Pembangunan gedung gallery dan hall pertemuan, yang bisa dimanfaatkan untuk pameran-pameran, show, temu bisnis dan sebagainya. Pembukaan distributor/agen nasional dan internasional Pembangunan dan pengelolaan pasar grosir

4.5.6 Restoran

4.5.7 Angkutan Jalan Raya pada struktur perekonomian kota Bengkulu setelah Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran dan Sektor Jasa adalah Sektor Pengangkutan dan Komunikasi. Kontribusi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dalam

PDRB kota Bengkulu pada tahun 2009 sebesar 16,78 persen. Bahwa dibandingkan dengan tahun 2008 kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi dalam PDRB kota Bengkulu sedikit mengalami perubahan. Pada tahun 2009 kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi dalam PDRB kota Bengkulu sebesar 17,12 persen. Penyumbang terbesar dalam sektor pengangkutan dan komunikasi adalah subsektor angkutan khususnya angkutan jalan raya. Pada tahun 2009 PDRB angkutan jalan raya mencapai 360,45 milyar rupiah. Kontribusinya dalam PDRB sektor angkutan dan komunikasi sebesar 16,28 persen, sedangkan sub sektor angkutan jalan raya dalam PDRB kota Bengkulu kontribusinya sebesar 8,63 persen.

4.5.8 Lembaga Keuangan Bukan Bank Beberapa tahun lembaga keuangan bukan bank berkembang dengan relatif cepat. Secara kasat mata kita dapat melihat tumbuhnya lembagalembaga keuangan bukan bank, baik dari segi jumlah maupun volume usaha mereka. Beberapa lembaga tersebut antara lain pegadaian dan perusahaan leasing, bahkan perbankkan akhir-akhir ini mulai memanfaatkan peluang tesebut dengan membuka anak cabang yang dibidang-bidang tersebut. Mencermati keadaan tersebut peluang untuk mendirikan perusahaan leasing dan atau pegadaian yang kompetitif sangat mungkin untuk dilakukan. 4.5.9 Adm. Pemerintah dan Pertahanan 4.5.10 Sosial Kemasyarakatan

4.5.11 Perorangan dan Rumahtangga

Anda mungkin juga menyukai