Anda di halaman 1dari 20

SUMBER DAYA ALAM MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan

Disusun Oleh : Robi Darwis Nifa Halimatussolih Yuli Yulianti Nurarif : 208 204 061 : 208 204 047 : 120 920 708 9 : 120 920 705 8

PRODI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2011

PENGANTAR
Puji syukur kita samapaikan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul SUMBER DAYA ALAM tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan.Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami konsep SDA secara terpadu, semoga makalah ini dapat berguna untuk Mahasiswa pada umumnya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Agus Hikmat M. Pd Bapak selaku Dosen dan Asisten Dosen Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan pihak-pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu Penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dimasa yang akan datang lebih baik lagi. atas bimbingan dan pengarahannya selama penyusunan makalah ini, mahasiswa pendidikan fisika B 2008 serta

Cibiru, 05 September 2011

Penulis

DAFTAR ISI
PENGANTAR.............................................................................................................................i DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ A. B. C. Latar Belakang...................................................................................................................iii Permasalahan.....................................................................................................................iii Tujuan................................................................................................................................iii

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. A. B. C. D. Konsep Sumber Daya Alam...............................................................................................1 Sumber Daya Hutan............................................................................................................3 Sumber Daya Laut..............................................................................................................8 Sumber Daya Pantai..........................................................................................................11

BAB III SIMPULAN................................................................................................................18 KEPUSTAKAAN......................................................................................................................19

ii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latarbelakang Sumber Daya Alam merupakan unsur lingkungan yang terdiri atas sumber daya alam

hayati, sumber daya alam non hayati dan sumber daya buatan, merupakan salah satu aset yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sebagai modal dasar pembangunan sumberdaya alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan cara-cara yang tidak merusak, bahkan sebaliknya, cara-cara yang dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara dan mengembangkan agar modal dasar tersebut makin besar manfaatnya untuk pembangunan lebih lanjut di masa mendatang. Dalam memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu berdasar pada prinsip ekoefisiensi. Artinya tidak merusak ekosistem, pengambilan secara efisien dalam memikirkan kelanjutan SDM. Pembangunan yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan sumber daya alam untuk mendukung kesejahteraan manusia. Maka prioritas utama pengelolaan adalah upaya pelestarian lingkungan, supaya dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa terganggu. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka Pemakalah dapat mengambil rumusan masalah yang akan dibatasi dan dibahas menurut pembagian di bawah ini : 1. 2. 3. 4. Apa sajakah klasifikasi sumber daya alam menurut bentuk, sifat dan potensinya? Apa sajakah manfaat sumber daya alam bagi kehidupan manusia ? Bagaimana cara yang dapat dilakukan dalam mengelola sumber daya alam ? Megetahui sumberdaya alam yang ada di hutan, laut dan pantai serta perannya terhadap lingkungan C. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu dapat mengetahui klasifikasi sumber daya alam dan manfaatnya serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengelola sumber daya alam tersebut. Baik Sumber Daya Alam Hayati, Sumber Daya Alam Non Hayati, Sumber Daya Alam Alami dan Sumber Daya Alam Buatan. Maupun Sumber Daya Alam yang ada di Hutan, Laut maupun yang ada di Pantai.

iii

BAB II SUMBER DAYA ALAM


A. 1. KONSEP SUMBER DAYA ALAM Pengertian Sumber Daya Alam Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia (Abdullah, 2007: 3) Sumber daya alam adalah semua kekayaan bumi, baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, misalnya: tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya matahari, dan mikroba (jasad renik). Adapun untuk sumber daya alam di Indonesia adalah segala potensi alam yang dapat dikembangkan untuk proses produksi. Sumber daya alam ialah semua kekayaan alam baik berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. 2. Klasifikasi Sumber Daya Alam Pengelompokan sumber daya alam dapat kita tinjau dari beberapa aspek berikut ini : a. Berdasarkan Sifat / Kemungkinan Pemulihannya . Sumber daya alam yang terbarukan (Renewable). Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, air, dan tanah. Sumber daya alam yang tidak terbarukan (Nonrenewable). Misalnya: minyak tanah, gas bumi, batu tiara, dan bahan tambang lainnya. Sumber daya alam yang tidak habis, Misalnya, udara, matahari, energi pasang surut, dan energi laut. b. Berdasarkan Potensi. Sumber daya alam materi. Merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat kapas, rosela, dan sebagainya. Sumber daya alam energy. Merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan energinya. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi, dll. Sumber daya alam ruang. Merupakan sumber daya alam yang berupa ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan angkasa. c. Berdasarkan Jenis. 1

Sumber daya alam nonhayati (abiotik). Sumber daya juga sumber daya alam fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa benda-benda mati. Misalnya : bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin.

Sumber daya alam hayati (biotik). Merupakan sumber daya alam yang berupa makhluk hidup. Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, dan manusia.

d. e. 3.

Berdasarkan Macam Habitat atau Substratnya: SDA akuatik (perairan). SDA terestris (daratan). Menurut para pakar ( Djojohadikusumo dan Katili) Sumber daya tanah dan air Sumber daya tanaman dan pepohonan Sumber daya akuatik, termasuk perikanan laut dan darat Sumber daya mineral dan energi, termasuk energi matahari dan pasang surut. Sumber daya hutan Sumber daya air Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dalam memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu berdasar pada prinsip ekoefisiensi.

Artinya tidak merusak ekosistem, pengambilan secara efisien dalam memikirkan kelanjutan SDM. Pembangunan yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan sumber daya alam untuk mendukung kesejahteraan manusia. Maka prioritas utama pengelolaan adalah upaya pelestarian lingkungan. a. Pemanfaatan SDA Nabati Dimanfaatkan sebagai sumber daya pangan seperti padi, jagung, ubi dan sebagainya Dimanfaatkan sebagai sumber sandang seperti serat haramay Beberapa jenis tanaman dapat dimanfaatkan sebagai minyak atsiri seperti kayu putih, sereh, kenanga, cengkeh dimanfaatkan sebagai tanaman hias seperti anggrek b. Pemanfaatan SDA Hewani Dimanfaatkan sebagai sumber daya pangan seperti daging sapi, daging kambing Dimanfaatkan sebagai sumber kerajinan tangan seperti lokan, dirangkai menjadi perhiasan Dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai budaya manusia dan nilai kehidupan, seperti bentuk kapal selam diadopsi dari cara ikan menyelam, bentuk pesawat dari bentuk burung 2

c.

Pemanfaatan SDA Barang Tambang Usaha pemanfaatan pertambangan dan bahan galian dalam pembangunan Indonesia adalah

sebagai berikut: 4. Sebagai pemenuh kebutuhan SDA barang tambang dan galian dalam negeri. Menambah pendapatan negara karena barang tambang dapat diekspor keluar negeri Memperluas lapangan kerja Memajukan bidang transportasi dan komunikasi Memajukan industri dalam negeri Pengelolaan Sumber Daya Alam Sumber daya alam perlu dilestarikan supaya dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa terganggu. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat diusahakan untuk menjaga kelestarian sumber daya alam a. :

Berdasarkan prinsip berwawasan lingkungan dan berkesinambungan

Penghijauan dan Reboisasi: Usaha penghijauan dan reboisasi hutan dapat mencegah rusaknya lingkungan yang berhubungan dengan air, tanah dan udara. b. Sengkedan atau terasering pengembangan daerah aliran sungai pengelolaan air limbah penertiban pembuangan sampah Berdasarkan Prinsip Mengurangi Dalam mengambil sumber daya alam sebaiknya jangan diambil semuanya, tetapi berprinsip mengurangi saja. Pengambilan yang dihabiskan akan merusak lingkungan dan mengganggu ekosistem lingkungan. c. Berdasarkan Prinsip Daur Ulang. Proses daur ulang adalah pengolahan kembali suatu massa atau bahan-bahan bekas dalam bentuk sampah kering yang tidak mempunyai nilai ekonomi menjadi barang yang berguna bagi kehidupan manusia. Ada 2 sistem pengelolaan sampah yaitu sistem pengelolaan formal dan informal Sistem pengelolaan formal: Yakni pengumpulan pengangkutan dan pembuangan yang dilakukan oleh aparat setempat misalnya Dinas Kebersihan dan Pertanaman 3

Sistem pengelolaan informal: Yakni aktifitas yang dilakukan oleh dorongan kebutuhan untuk hidup dari sebagian

masyarakat. Secara tidak sadar mereka berperan serta dalam kebersihan kota dan mereka sebenarnya juga merupakan pendekar lingkungan. B. SUMBER DAYA HUTAN Hutan merupakan paru-paru bumi tempat berbagai satwa hidup, pohon-pohon, hasil tambang dan berbagai sumberdaya lainnya. Hutan juga merupakan sumberdaya alam yang memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan manusia, baik manfaat yang dirasakan secara langsung, maupun secara tidak langsung. Manfaat langsung seperti penyediaan kayu, satwa, dan hasil tambang. Sedangkan manfaat tidak langsung seperti manfaat rekreasi, perlindungan dan pengaturan tata air, pencegahan erosi. 1. Definisi Dan Pengertian Hutan Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Menurut Undang-undang tersebut, Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Dari definisi hutan yang disebutkan, terdapat unsur-unsur yang meliputi : a. b. c. suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati beserta alam lingkungannya yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. d. mampu memberi manfaat secara lestari. Sedangkan kawasan hutan lebih lanjut dijabarkan dalam Keputusan Menteri Kehutanan No. 70/Kpts-II/2001 tentang Penetapan Kawasan Hutan, perubahan status dan fungsi kawasan hutan, yaitu wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Dari definisi dan penjelasan tentang kawasan hutan, terdapat unsur-unsur meliputi : a. b. c. d. suatu wilayah tertentu terdapat hutan atau tidak tidak terdapat hutan ditetapkan pemerintah (menteri) sebagai kawasan hutan didasarkan pada kebutuhan serta kepentingan masyarakat.

Dari unsur pokok yang terkandung di dalam definisi kawasan hutan, dijadikan dasar pertimbangan ditetapkannya wilayah-wilayah tertentu sebagai kawasan hutan. Kemudian, untuk menjamin diperolehnya manfaat yang sebesar-besarnya dari hutan dan berdasarkan kebutuhan sosial ekonomi masyarakat serta berbagai faktor pertimbangan fisik, hidrologi dan ekosistem, maka luas wilayah yang minimal harus dipertahankan sebagai kawasan hutan adalah 30 % dari luas daratan. Berdasarkan kriteria pertimbangan pentingnya kawasan hutan, maka sesuai dengan peruntukannya menteri menetapkan kawasan hutan menjadi : a. b. wilayah yang berhutan yang perlu dipertahankan sebagai hutan tetap wilayah tidak berhutan yang perlu dihutankan kembali dan dipertahankan sebagai hutan tetap. Pembagian kawasan hutan berdasarkan fungsi-fungsinya dengan kriteria dan pertimbangan tertentu, ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah RI No. 34 tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan Pasal 5 ayat (2), sebagai berikut : a. Kawasan Hutan Konservasi yang terdiri dari kawasan suaka alam (cagar alam dan Suaka Margasatwa), Kawasan Pelestarian Alam (Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam), dan Taman Buru. b. c. 2. Hutan Lindung Hutan Produksi Hutan sebagai bagian sumber daya alam Hutan sebagai bagian dari sumberdaya alam nasional memiliki arti dan peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan sosial, pembangunan lingkungan hidup. Telah diterima sebagai kesepakatan internasional bahwa hutan yang berfungsi penting bagi kehidupan dunia, harus dibina dan dilindungi dari berbagai tindakan yang berakibat rusaknya ekosistem dunia. Hutan memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan. Manfaat hutan tersebut diperoleh apabila hutan terjamin eksistensinya sehingga dapat berfungsi secara optimal. Fungsi-fungsi ekologi, ekonomi dan sosial dari hutan akan memberikan peranan nyata apabila pengelolaan sumberdaya alam berupa hutan seiring dengan upaya pelestarian guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan. 3. Fungsi Hutan Dalam Pembangunan Dalam pola umum pembangunan jangka panjang kedua diletakkan pada bidang ekonomi diantaranya dititikberatkan pada pembangunan ekonomi yang mengelola kekayaan bumi Indonesia. Seperti kehutanan dan pertambangan harus senantiasa memperhatikan bahwa 5

pengelolaan sumberdaya alam, selain untuk memberi manfaat masa kini, juga harus menjamin kehidupan masa depan. Sumberdaya alam yang terbaharui harus dikelola sedemikian rupa sehingga fungsinya dapat selalu terpelihara sepanjang masa. Oleh karena itu, sumberdaya alam harus dijaga agar kemampuannya untuk memperbaharui diri sendiri selalu terpelihara. Sumberdaya alam yang tidak terbaharukan harus digunakan sehemat mungkin dan diusahakan hasilnya selama mungkin. Pembangunan kehutanan harus makin diarahkan untuk meningkatkan pemanfaatan hutan bagi industri dalam negeri sehingga dapat menghasilkan nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja yang sebesar-besarnya. Pada Inti kebijaksanaan pembinaan kawasan hutan, terdapat langkah pelaksanaan sebagai berikut : a. b. c. d. Percepatan pemantapan kawasan Peningkatan mutu dan produktivitas kawasan hutan dan hutan rakyat Peningkatan efisiensi dan produktivitas pengelolaan hutan dan pengelolaan hasil hutan Peningkatan peran serta masyarakat, penanggulangan kemiskinan dan peningkatan pendapatan daerah tertiunggal. e. f. Peningkatan peran serta koperasi, usaha menengah, kecil dan tradisional Peningkatan daya dukung lahan melalui reboisasi dan rehabilitasi lahan serta perbaikan mutu lingkungan hidup g. h. i. j. Peningkatan mutu fungsi kawasan-kawasan konservasi hutan lindung Pelestarian sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya Peningkatan peran pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan Peningkatan penyuluhan kehutanan, peran pemuda dan wanita dalam pembangunan kehutanan k. l. m. Pengamanan hutan, hasil hutan dan sumberdaya alam hayati lainnya. Peningkatan peran peneliti dan pengembangan dalam pembangunan kehutanan Pengembangan kualitas sumberdaya manusia yang maju dan mandiri serta memiliki motivasi yang tinggi. n. Penyempurnaan kelembangaan, peraturan perundang-undangan dan sistem informasi manajemen kehutanan. 4. Peranan Hutan Bagi Masyarakat

Hutan memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Peranan hutan dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat direalisasikan dalam bentuk antara lain : a. Hutan Kemasyarakatan Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan perkebunan No. 677/Kpts-II/1998, hutan kemasyarakatan adalah hutan negara yang dicadangkan atau ditetapkan oleh menteri untuk dikelola oleh masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan dengan tujuan pemanfaatan hutan secara lestari sesuai dengan fungsinya dan menitikberatkan kepentingan mensejahterakan masyarakat. Pengusahaan hutan kemasyarakatan dikembangkan berdasarkan keberpihakan kepada rakyat khususnya rakyat yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan hutan, dengan prinsip-prinsip : Masyarakat sebagai pelaku utama Masyarakat sebagai pengambil keputusan Kelembagaan pengusahaan ditentukan oleh masyarakat. Kepastian hak dan kewajiban semua pihak Pemerintah sebagai fasilitator dan pemandu program Pendekatan didasarkan pada keanekaragaman hayati dan keanekaragaman budaya Berdasarkan jenis komoditas, pengusahaan hutan kemasyarakatan memiliki pola yang berbeda untuk setiap status kawasan hutan, disesuaikan dengan fungsi utamanya : Pada kawasan hutan produksi dilaksanakan dengan tujuan utama untuk memproduksi hasil hutan berupa kayu dan non kayu serta jasa lingkungan, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk diusahakan. Pada kawasan hutan lindung dilaksanakan dengan tujuan utama tetap menjaga fungsi perlindungan terhadap air dan tanah (Hidrologis), dengan memberi pemanfaatan hasil hutan berupa hasil hutan non kayu dan jasa rekreasi, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk diusahakan. Tidak diperkenankan pemungutan hasil hutan kayu. Pada kawasan pelestarian alam, dilaksanakan dengan tujuan utama untuk perlindungan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, yang pada hakekatnya perlindungan terhadap plasma nutfah. Oleh karena itu pada kawasan ini kegiatan hutan kemasyarakatan terbatas pada pengelolaan jasa lingkungan khususnya jasa wisata. Menurut Kepala pusat informasi Kehutanan, untuk tahun 2003 ditetapkan 22 lokasi yang tersebar di 17 provinsi dengan luas masing-masing 2.500 hektar. Lokasi yang menjadi pengembangan hutan kemasyarakatan ini merupakan bekas HPH/HTI, taman nasional, areal 7

HPH/HTI aktif, hutan lindung, serta lokasi pemberdayaan masyarakat yang telah dikembangkan sebelumnya (Fathoni, 2003). b. Hutan Rakyat Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas minimal 0.25 ha. Penutupan tajuk didominasi oleh tanaman perkayuan, dan atau tanaman tahun pertama minimal 500 batang (Dephutbun, 1999). Penanaman pepohonan di tanah milik masyarakat oleh pemiliknya, merupakan salah satu butir kearifan masyarakat dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Dengan semakin terbatasnya kepemilikan tanah, peran hutan rakyat bagi kesejahteraan masyarakat semakin penting. Pengetahuan tentang kondisi tanah dan faktor-faktor lingkungannya untuk dipadukan dengan pengetahuan jenis-jenis pohon yang akan ditanam untuk mendapatkan hasil yang diharapkan oleh pemilik lahan, merupakan faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan hutan rakyat. Pada hutan ini dilakukan penanaman dengan mengkombinasikan tanaman perkayuan dengan tanaman pangan/palawija yang biasa dikenal dengan istilah agroforestry. Pola pemanfaatan lahan seperti ini banyak manfaatnya, antara lain: Pendapatan per satuan lahan bertambah Erosi dapat ditekan Hama dan penyakit lebih dapat dikendalikan Biaya perawatan tanaman dapat dihemat Waktu petani di lahan lebih lama. Ada beberapa tanaman perkayuan yang dikembangkan di hutan rakyat, seperti : Sengon (Paraserianthes falcataria), kayu putih (Melaleuca leucadendron), aren (Arenga pinata), Sungkai (Peronema canescens), Akasia (Acacia sp.), Jati putih (Gmelina arborea), Johar (Cassia siamea), Kemiri (Aleurites moluccana), kapuk randu (Ceiba petandra), Jabon (Anthocepallus cadamba), Mahoni (Swietenia macrophylla), bambu (Bambusa), mimba (Azadirachta indica), cemara pantai (Casuarina equisetifolia), dan kaliandra (Calliandra calothyrsus). Dari beberapa jenis pohon tersebut, menurut Sumarna (2001) terdapat 4 pohon serba guna karena memiliki kemampuan beradaptasi diberbagai kondisi tapak, cepat tumbuh, dan menghasilkan banyak produk, seperti kayu bakar berkualitas tinggi, kayu pertukangan berdiameter kecil, dan pakan ternak. Pohon tersebut adalah : akasia (Acacia auriculiformis), mimba (Azadirachta indica), cemara pantai (Casuarina equisetifolia), dan kaliandra (Calliandra calothyrsus). Ampas biji mimba setelah diekstraksi merupakan pupuk yang mengandung hara tanaman beberapa kali lipat lebih banyak dari pupuk kandang. C. SUMBER DAYA LAUT 8

1.

Definisi Laut Dari sisi Bahasa Indonesia pengertian laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang

banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi, laut merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut. Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifatsifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni. 2. Sejarah Terbentuknya Laut Laut menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100C) karena panasnya bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfer bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang menghasilkan garam-garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam Bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu juga bertipe mamut atau tinggi karena jarak Bulan yang begitu dekat dengan Bumi. Menurut para ahli, awal mula laut terdiri dari berbagai versi, salah satu versi yang cukup terkenal adalah bahwa pada saat itu bumi mulai mendingin akibat mulai berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar Matahari untuk masuk ke Bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di Bumi hingga terbentuklah lautan. Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar matahari dapat kembali masuk menyinari Bumi dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di bumi juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian di bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan, menyebabkan air laut semakin asin. Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet bumi mulai terlihat biru karena laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saat itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi. Kehidupan di Bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the ocean). Namun demikian teori ini masih merupakan perdebatan hingga saat ini. 9

Pada hasil penemuan geologis di tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya fosil seukuran beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di dasar laut. Hal ini mungkin menjawab pertanyaan tentang saat-saat awal kehidupan dan di bagian lautan yang mana terjadi awal kehidupan tersebut. 3. a. Jenis-Jenis Laut : Jenis - jenis laut berdasarkan sebab terjadinya : Laut Ingresi : Laut yang terjadi karena penurunan dasar laut dengan kedalaman 200 meter lebih. Laut Transgresi : Laut yang terjadi karena terjadi peninggian permukaan air laut yang memiliki kedalaman kurang dari 200 meter. Laut Regresi : Laut yang ada karena proses sedimentasi lumpur daratan yang masuk ke laut akibat erosi daratan. b. Jenis - jenis laut berdasarkan letak laut : Laut Tepi : Laut yang ada di tepi benua. Laut Pedalaman : Laut yang dikelilingi oleh daratan benua yang hampir seluruhnya terkepung benua. c. Laut Tengah : Laut yang ada di tengah-tengah antara benua. Jenis - Jenis Laut Berdasarkan Kedalaman Laut : Laut Zona Litoral : Adalah laut yang berada di batas antara garis pasang surut air laut yang bisa kering dan bisa tergenang air laut. Laut Zona Neritik : Adalah laut yang mempunyai kedalaman kurang dari 200 meter. Laut Zona Batial : Adalah laut yang memiliki kedalaman laut antara 200 hingga 1800 meter. 4. Laut Zona Abisal : Adalah laut yang memiliki kedalaman yang lebih dari 1800 meter. Cara Mengukur Kedalaman Laut Teknik Bandul Timah Hitam (dradloading) : Teknik ini ditempuh dengan menggunakan tali panjang yang ujungnya diikat dengan bandul timah sebagai pemberat. Dari sebuah kapal tali diturunkan hingga bandul menyentuh dasar laut. Selanjutnya panjang tali diukur dan itulah kedalaman laut. Cara ini sebenarnya tidak begitu tepat karena tali tidak bisa tegak lurus akibat pengaruh arus laut. Di samping itu kadang-kadang bandul tidak sampai ke dasar laut karena tersangkut karang. Cara ini juga memerlukan waktu lama. Namun demikian cara ini memiliki 10

kelebihan yaitu dapat mengetahui jenis batuan di dasar laut, suhu dan juga mengetahui apakah di dasar laut masih terdapat organisme yang bisa hidup. Gema duga atau Echo Sounder atau Echoloading: Penggunaan teknik ini didasarkan pada hukum fisika tentang perambatan dan peantulan bunyi dalam air. Isyarat bunyi yang dikeluarkan dari sebuah peralatan yang dipasang di dasar kapal memiliki kecepatan merambat rata-rata 1600 meter per detik sampai membentur dasar laut. Setelah membentur dasar laut bunyi dipantulkan dalam bentuk gema dan ditangkap melalui sebuah peralatan yang juga dipasang di dasar kapal. Jarak waktu yang diperlukan untuk perambatan dan pemantulan dapat diterjemahkan sebagai kedalaman laut. Cara ini dianggap lebih praktis, cepat dan akurat. Namun kita tidak dapat memperoleh informasi tentang suhu, jenis batuan dan tanda-tanda kehidupan di dasar laut. Rumus untuk mencari kedalaman laut melalui teknik gema duga adalah sebagai berikut:

di mana d = kedalaman laut, V = kecepatan suara dalam laut dan t = waktu 5. Laut Sebagai Sumber Daya Alam Laut memiliki banyak sekali manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan diantaranya : a. b. c. d. e. f. g. h. i. D. Tempat rekreasi dan hiburan. Sumber makanan. Pembangkit listrik tenaga ombak, pasang surut, angin, dsb. Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laun, dll. Tempat barang tambang berada. Salah satu sumber air minum (desalinasi). Sebagai jalur transportasi air. Sebagai tempat cadangan air bumi. Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan SUMBER DAYA PANTAI Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut. Panjang garis pantai ini diukur mengeliling seluruh pantai yang merupakan daerah teritorial suatu negara.

11

Menurut koreksi PBB tahun 2008, Indonesia merupakan negara berpantai terpanjang keempat di dunia setelah Amerika Serikat (AS), Kanada dan Rusia. Panjang garis pantai Indonesia tercatat sebesar 95.181 km. Garis pantai adalah batas pertemuan antara bagian laut dan daratan pada saat terjadi air laut pasang tertinggi. Garis laut dapat berubah karena adanya abrasi, yaitu pengikisan pantai oleh hantaman gelombang laut yang menyebabkan berkurangnya areal daratan. Ada beberapa langkah penting yang bisa dilakukan dalam mengamankan garis pantai seperti pemecah gelombang dan pengembangan vegetasi di pantai. Untuk mengatasi abrasi/penggerusan garis pantai dari gelombang/ombak dapat digunakan pemecah gelombang yang berfungsi untuk memantulkan kembali energi gelombang. Berbagai cara yang ditempuh untuk memecahkan gelombang diantaranya dengan menggunakan tumpukan tetrapod yang terbuat dari beton pada jarak tertentu dari garis pantai. Hutan bakau dapat membantu mengatasi gelombang serta sekaligus bermanfaat untuk kehidupan binatang serta tempat berkembang biak ikan-ikan tertentu. Hutan bakau disebagian besar pantai Utara sudah hilang karena ulah manusia, yang pada gilirannya akan menggerus pantai. Terumbu karang juga merupakan pemecah gelombang alami, sehingga sangat perlu untuk dilestarikan dan dikembangkan dalam mempertahankan garis pantai. Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) menggariskan bahwa lingkungan hidup sangat penting bagi pembangunan sehingga fungsi lingkungan harus dilestarikan guna menjamin terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 (UU No. 4/82) tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup menetapkan bahwa Pengelolaan lingkungan berdasarkan pada azas pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk menunjang pembangunan secara berkelanjutan. Fungsi lingkungan hidup secara umum sebagaimana digariskan oleh GBHN dan REPELITA adalah terdiri atas fungsi-fungsi: ekologis, sosial ekonomi, sosial budaya, sosial politik, dan pertahanan. Lingkungan pesisir sebagai sumber daya alam didukung oleh berbagai fungsi spesifik, yaitu: sebagai sumber daya pariwisata dan rekreasi sebagai sumber daya perikanan, sumber daya pertanian, sumber daya ekologis dan konservasi alam serta sebagai tempat tinggal penduduk. Indonesia merupakan negara kepulauan dan memiliki garis pantai yang terpanjang di dunia, mencapai 81.000 km, yang secara garis besar dapat dibagi menjadi kawasan budidaya dan kawasan non budidaya. Pantai non budidaya dapat berupa daerah konservasi dan daerah yang tidak dibudidayakan, misalnya karena sumber daya alam yang miskin dan atau karena keadaan alamnya yang sulit, dicapai seperti daerah pantai yang terjal, kering, rawan bencana alam. Pada saat ini daerah konservasi di wilayah pesisir meliputi 21 Taman Wisata Alam dan 7 Taman Nasional Laut. Kegiatan yang berada pada garis pantai, sebagai kawasan budidaya, antara lain

12

meliputi: 538 Pelabuhan, 8 Kilang Minyak dan 5 Terminal Minyak, dan 185 Industri Galangan Kapal. Kondisi lingkungan pesisir di beberapa pantai di Indonesia cenderung mengalami penurunan kualitas sehingga lingkungan pesisir di lokasi tersebut dapat berkurang fungsinya atau bahkan sudah tidak mampu berfungsi lagi untuk menunjang pembangunan dan kesejahteraan penduduk secara berkelanjutan. Penurunan kualitas lingkungan pesisir di banyak tempat terjadi terutama akibat pencemaran dan atau perusakan lingkungan di sekitanya. Pencemaran lingkungan pantai dapat terjadi karena masukan polutan dari kegiatan di sepanjang garis pantai, dan atau secara tidak langsung: melalui aliran sungai, kegiatan di lepas pantai, karena intrusi air laut ke dalam air tanah dan sebagainya. Sedangkan kerusakan lingkungan Pantai berupa: abrasi pantai, kerusakan hutan bakau (mangrove), kerusakan terumbu karang, penurunan sumber daya perikanan, kerusakan padang lamun dan sebagainya. Keadaan ini disebabkan oleh sering terjadinya pencemaran, baik yang berasal dari kegiatan di daratan maupun aktivitas di perairan itu sendiri, perusakan taman laut, terumbu karang dan hutan bakau, ini akibat eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam lingkungan pesisir dan laut pada umumnya. Agar fungsi lingkungan pesisir dapat dilestarikan, maka perlu dilakukan tindak kerja pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan tersebut. Berkenaan dengan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup, UU No. 4/ 82 ditetapkan bahwa pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mewujudkan lingkungan yang baik dan sehat (Pasal 4), dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan baku mutu lingkungan (Pasal 15). UU No. 4/82 tersebut juga menetapkan ketentuan bahwa setiap kegiatan berkewajiban untuk memelihara kelestarian kemampuan lingkungan hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan.

13

BAB III SIMPULAN


Sumber daya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam hayati, sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan, merupakan salah satu aset yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sebagai modal dasar pembangunan sumberdaya alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan cara-cara yang tidak merusak, bahkan sebaliknya, cara-cara yang dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara dan mengembangkan agar modal dasar tersebut makin besar manfaatnya untuk pembangunan lebih lanjut di masa mendatang. Dalam memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu berdasar pada prinsip ekoefisiensi. Artinya tidak merusak ekosistem, pengambilan secara efisien dalam memikirkan kelanjutan SDM. Pembangunan yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan sumber daya alam untuk mendukung kesejahteraan manusia. Maka prioritas utama pengelolaan adalah upaya pelestarian lingkungan, supaya dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa terganggu.

14

KEPUSTAKAAN
1. Maptukhah, Dkk . 2008 . Klasifikasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup : Universitas Muhammadiyah Surakarta 2. 3. Rahman Aulia, Dkk. 2010 Sumber Daya Alam UNJ Departemen Kehutanan dan Perkebunan. 1999. Panduan Kehutanan Indonesia. Dephutbun RI. Jakarta. 4. Departemen Kehutanan dan Perkebunan. 1999. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Dephutbun RI. Jakarta. 5. Departemen Kehutanan. 2001. Keputusan Menteri Kehutanan No. 70/Kpts-II/2001 tentang Penetapan Kawasan Hutan, perubahan status dan fungsi kawasan hutan. Jakarta. 6. Departemen Kehutanan. 2002. Peraturan Pemerintah RI No. 34 tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan. Jakarta. 7. Fathoni, t. 2003. 22 Lokasi Hutan dan Lahan akan Dikembangkan Menjadi Social Forestry. http://www.fwi.or.id/Info_terkini 8. Sumarna, K. 2001. Deskripsi empat Jenis Pohon untuk Pengembangan Hutan Rakyat. http://mofrinet.cbn.net.id/informasi/litbang/Hasil/buletin/2001/2-1-b.HTM 9. Zain, AS. 1997. Aspek Pembinaan kawasan Hutan dan stratifikasi Hutan Rakyat. Penerbit Rineka cipta. Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai