Anda di halaman 1dari 10

Ejaan - Ejaan Di Indonesia, Doeloe

Hingga K1n1
Posted on 19 Mei 2011 by vpat
Dalam sejarah panjang bahasa Indonesia telah mengalami beberapa kali pergantian sistem ejaan.
Diawali tahun 1901 dengan Van Ophuijsen dan terakhir dengan EYD di tahun 1972 hingga
sekarang ini.
Di bawah ini sedikit rincian tentang ejaan ejaan tersebut :
1. Ejaan Van Ophuijsen
Ejaan Van Ophuijsen disebut juga Ejaan Balai Pustaka dan diberlakukan sejak tahun 1901
hingga 1947. Ejaan ini disusun oleh Charles Adrian van Ophuijsen bersama Engku Nawawi
Gelar Soetan Ma `moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim yang dimuat dalam Kitab Logat
Melayu atau Maleische Spraakkunst.
Ciri khusus ejaan Van Ophuijsen diantaranya adalah :
1. HuruI U ditulis dengan OE
2. HuruI Y ditulis dengan J
3. Penggunaan tanda diakritik seperti koma hamzah, koma ain dan tanda trema, dapat dilihat
pada kata bapa`, akal dan nama`i
4. Kata ulang diberi angka 2. Contohnya jalan2 untuk jalan jalan.
2. Ejaan Republik/Ejaan Soewandi
Ejaan Republik diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan kala itu yaitu Mr Soewandi. Oleh sebab itulah ejaan ini disebut Ejaan Soewandi.
Pada dasarnya ejaan ini sama dengan ejaan Van Ophuijsen, hanya saja ada beberapa
penyederhanaan dan perubahan.
Diantara penyederhanaan dan perubahan tersebut adalah :
1. HuruI OE diubah menjadi U
2. HuruI J diubah menjadi Y
3. Tanda diakritik seperti koma hamzah, koma ain dan tanda trema dihilangkan.
4. Kata ulang dapat ditulis dengan dua cara. Contohnya :
a) jalan jalan atau
b) jalan2
3. Ejaan Melindo
Ejaan Melindo (Melayu Indonesia) adalah ejaan dari perumusan ejaan Melayu dan Indonesia.
Perumusan ini berangkat dari Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, Sumatera
Utara. Pada akhir tahun 1959 dirumuskanlah Ejaan Melindo tersebut. Namun karena terjadi
konIrontasi antara Indonesia dengan Malaysia, ejaan ini pun urung diterapkan.
. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan Yang Disempurnakan adalah penyempurnaan dari ejaan ejaan sebelumnya yang
merupakan hasil kerja dari panitia ejaan Bahasa Indonesia yang dibentuk oleh LBK (Lembaga
Bahasa dan Kesusastraan) pada 1966. Ejaan ini diresmikan dalam pidato kenegaraan
memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 27, 17 Agustus 1972. Selanjutnya dikukuhkan dalam
Surat Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
Beberapa penyempurnaan itu diantaranya adalah :
1. HuruI J, DJ, NJ, CH, TJ, SJ pada Ejaan Soewandi diubah menjadi Y, J, NY, KH, C, SY
2. Kata ulang harus ditulis hanya dengan menggunakan tanda hubung. Penggunaan angka 2
diperkenankan hanya pada penulisan cepat atau notula.
5. Ejaan Alay Pustaka
Selain 4 ejaan resmi di atas, masih ada satu ejaan tak resmi yang berlaku pada sebagian
komunitas sosial di Indonesia yang kerap disebut Alay. Oleh karena itu kita sebut saja ejaan ini
sebagai Ejaan Alay Pustaka atau 3j44N 4l4y Pv$74k4.
Sistem ejaan ini lahir dari gejolak jiwa para belia yang ingin bebas dari kaidah kaidah baku
yang dianut secara umum yang dalam hal ini adalah kaidah berbahasa tulis, sebagai lambang
eksistensi mereka dalam hidup dan kehidupan. Masih sangat gelap tentang siapa yang
merumuskan ejaan yang tidak mengenal Fonemik ini.
Ada dua ciri khas paling menonjol yang membentuk sistem Ejaan Alay Pustaka :
1. Penggunaan singkatan seperti penyingkatan dalam bahasa chatting dan
2. Mengadopsi metode pembuatan kata sandi atau Irase sandi dengan tingkat sekuriti sangat kuat.

E1AAN BAHASA INDONESIA YANG


DISEMPURNAKAN
EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN
A. Pengertian Ejaan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran, dan bagaimana
menghubungkan serta memisahkan lambang-lambang. Secara teknis, ejaan adalah aturan
penulisan huruI, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penulisan tanda baca.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa IndonesiaEjaan Republik atau Ejaan
Soewandi. yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya,
B. Ejaan yang Berlaku Sekarang
Bahasa Indonesia dalam sejarah perkembangannya telah menggunakan beberapa ejaan, antara
lain ejaan Van Ophuiysen dan ejaan Soewandi. Akan tetapi, sejak 1972, tepatnya pada 16
Agustus 1972, telah ditetapkan dan diberlakukan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang diatur
dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah. Apabila pedoman ini dipelajari dan ditaati maka tidak akan terjadi
kesalahan pengejaan kata.
Pada 23 Mei 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran
Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Mashuri. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan
asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang
Disempurnakan. Pada tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun
1972, berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa
Melayu dan bahasa Indonesia. Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi
Bersama (ERB). Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarluaskan buku
panduan pemakaian berjudul "Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan".
Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan" dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan "Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan
Istilah".
Perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah:
'tj' menjadi 'c' : tjutji cuci
'dj' menjadi 'j' : djarak jarak
'j' menjadi 'y' : sajang sayang
'nj' menjadi 'ny' : njamuk nyamuk
'sj' menjadi 'sy' : sjarat syarat
'ch' menjadi 'kh' : achir akhir
awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya. Kata depan 'di' pada contoh "di rumah",
"di sawah", penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara 'di-' pada dibeli, dimakan ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya
C. Penulisan HuruI Kapital
Pemakaian huruI yang lazim dalam bahasa Indonesia adalah huruI kapital atau huruI besar dan
huruI miring, sedangkan huruI tebal tidak pernah diatur dalam pedoman EYD. Uraian secara
rinci tentang penulisan huruI kapital akan dijelaskan sebagai berikut:
1. HuruI kapital atau huruI besar dipakai sebagai huruI pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:
Dia mengantuk.
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu belum selesai.
2. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?".
Bapak menasihatkan, "Berhati-hatilah, Nak!".
"Kemarin engkau terlambat," katanya.
"Besok pagi," kata Ibu, "dia akan berangkat".
3. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama
Tuhan, nama Nabi/Rasul, dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Qur`an, Weda, Islam, Kristen.
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
4. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
Haji Agus Salim
Imam SyaIi`i
Nabi Ibrahim
5. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama
tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
ProIesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husen Sastranegara
Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian
Gubernur Irian Jaya
6. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage RudolI Supratman
Halim Perdanakusumah
Ampere
7. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
8. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa
sejarah.
Misalnya:
bulan Agustus hari Natal
bulan Maulid Perang Candu
hari Galungan tahun Hijriah
hari Jumat tarikh Masehi
hari Lebaran
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
9. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama nama geograIi.
Misalnya:
Asia Tenggara Kali Brantas
Banyuwangi Lembah Baliem
Bukit Barisan Ngarai Sianok
Cirebon Pegunungan Jayawijaya
Danau Toba Selat Lombok
Daratan Tinggi Dieng Tanjung Harapan
Gunung Semeru Teluk Benggala
Jalan Diponegoro Terusan Suez
Jazirah Arab
HuruI kapital tidak dipakai sebagai huruI pertama istilah geograIi yang tidak menjadi unsur
nama diri.
Misalnya:
berlayar ke teluk
mandi di kali
menyeberangi selat
pergi ke arah tenggara
HuruI kapital tidak dipakai sebagai huruI pertama nama geograIi yang digunakan sebagai nama
jenis.
Misalnya:
garam inggris
gula jawa
kacang bogor
pisang ambon
10. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama semua unsur nama Negara, lembaga pemerintah
dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972
HuruI kapital tidak dipakai sebagai huruI pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
menjadi sebuah republik
beberapa badan hukum
kerja sama antara pemerintah dan rakyat
menurut undang-undang yang berlaku
11. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
12. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang
sempurna di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di,
ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah "Asas-Asas Hukum Perdata".
13. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan.
Misalnya:
Dr. doktor
M.A. master oI arts
S.H. sarjana hukum
S.S. sarjana sastra
ProI. proIesor
Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. saudara
14. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan seperti
bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Harto.
Adik bertanya, "Itu apa, Bu?"
Surat Saudara sudah saya terima.
"Silakan duduk, Dik!" kata Ucok.
Besok Paman akan datang.
Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
HuruI kapital tidak dipakai sebagai huruI pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang
tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
15. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?.
Surat Anda telah kami terima.
D. Penulisan Tanda Baca
1. Tanda Titik (.)
a.) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
b.) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruI dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daItar.
c.) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
d.) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik.
e.) Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda
tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daItar pustaka.
I.) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala
ilustrasi, tabel dan sebagainya.
g.) Tanda titik tidak dipakai dibelakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan
alamat surat.
2. Tanda Koma (,)
a.) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
b.) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
c.) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu
mendahului induk kalimatnya.
d.) Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat
pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagipula, meskipun begitu, akan
tetapi.
e.) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o,ya, wah, aduh, kasihan, dari kata lain
yang terdapat di dalam kalimat.
I.) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
g.) Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan
tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
h.) Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daItar
pustaka.
i.) Tanda koma dipakai di bagian-bagian dalam catatan kaki.
j.) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakan dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
k.) Tanda koma dipakai dimuka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
l.) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang siIatnya tidak membatasi.
m.) Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat.
n.) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan lansung dari bagian kalimat yang
mengirinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
3. Tanda Titik Koma (;)
a.) Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
b.) Tanda titik koma sebagai pengganti kata pengubung untuk memisahkan kalimat yang setara
di dalam kalimat majemuk.
4. Tanda Titik Dua (:)
a.) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
pemerian.
b.) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
c.) Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
d.) Tanda titik dua dipakai (i) diantara jilid atau nomer dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat
dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan
penerbit buku acuan dalam karangan.
5. Tanda Hubung (-)
a.) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
b.) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan
bagian kata didepannya pada pergantian baris.
c.) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Angka '2 sebagai tanda ulang hanya
digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
d.) Tanda hubung menyambung huruI kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tunggal.
e.) Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian kata atau ungkapan dan
(ii) penghilangan bagian kelompok kata.
I.) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruI kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan an, (iv) singkatan berhuruI
kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
g.) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
Asing.
6. Tanda Pisah (-)
a.) Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar
bangunan kalimat.
b.) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih jelas.
c.) Tanda pisah dipakai diantara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai ke` atau sampai
dengan`.
7. Tanda Elipsis (.)
a.) Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
b.) Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
8. Tanda Tanya (?)
a.) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
b.) Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
9. Tanda seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak-istrinya!
10. Tanda kurung ((.))
a) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
b) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
c) Tanda kurung mengapit huruI atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
d) Tanda kurung mengapit angka atau huruI yang memerinci satu urutan keterangan.
11. Tanda kurung siku (|.|)
a) Tanda kurung siku mengapit huruI, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan
pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan
atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
b) Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
12. Tanda Petik ('.)
a) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan
tertulis lain.
b) Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
c) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
d) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
e) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang
mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian
kalimat.
13. Tanda Petik Tunggal ('...')
a) Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
b) Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
14. Tanda Garis Miring (/)
a) Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa
satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
b) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
15. Tanda Penyingkat (ApostroI) (')
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah dijelaskan dimuka, maka ada beberapa hal yang dapat penulis
simpulkan:
1. Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran, dan bagaimana
menghubungkan serta memisahkan lambang-lambang. Secara teknis, ejaan adalah aturan
penulisan huruI, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penulisan tanda baca.
2. Ejaan yang berlaku sekarang ini adalah ejaan yang telah ditetapkan dan diberlakukan Ejaan
yang Disempurnakan (EYD) yang diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
3. Ada banyak sekali tata cara penulisan huruI kapital, yang kesemuanya telah diatur dalam
pedoman umum Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
4. Akan halnya dengan penulisan huruI besar, penulisan tanda bacapun telah diatur dalam
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
B. Saran dan Kritik
1. Bahasa Indonesia adalah bahasa Negara dan bahasa Nasional yang berIungsi sebagai sarana
komunikasi ilmiah, untuk itu kiranya adalah suatu keharusan bagi kita semua agar mampu
memahami pedomaan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD).
2. Apa yang kita mengerti dan Iahami tentang pedomaan ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan (EYD), sekiranya dapat kita praktekkan dalam penulisan karya ilmiah agar
bahasa kita ini tidak tercampur dengan kata-kata asing.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Risa, Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Dengan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah, Surabaya: Serba Jaya, 1972.
http://organisasi.org/ejaan-baku-dan-ejaan-tidak-baku-dalam-bahasa-indonesia-pengertian-
reIerensi-dan-contoh.
Ningsih, Sri, dkk., Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa, Yogyakarta: C.V Andi OIIset, 2007.
Pamungkas, Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), Surabaya: Giri Surya, 1972.
Zainuddin, Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Anda mungkin juga menyukai