Anda di halaman 1dari 1

Rechtsvenverking Dalam Hukum Adat

Rechtsvenverking merupakan salah satu asas yang dikenal dan berlaku dalam hukum
adat terutama berkaitan dengan proses terjadinya dab diperolehnya hak atas tanah oleh warga
masyarakat. Setiap warga yang membuka tanah dan membangun hubungan hukum dengan
tanah tidak secara otomatis dan langusng memperoleh hak atas tanah. Terdapat tahapan-
tahapan yang harus dilalui untuk pada akhirnya sampai pada tahapan menjadi hak atas tanah.



Adopsi Asas Rechtsvenverking Dalam Hukum Tanah Nasional

Pemberlakuan asas rechtsverwerking dalam pembangunan hukum pertanahan di
Indonesia termasuk penggunaannya sebagai dasar penegakan hukum di pengadilan sudah
sangat jelas terdapat baik dalam peraturan perundang-undangan pertanahan maupun dalam
Yurispn~densiA. rtinya, secara yuridis asas yang berasal dari Hukum Adat ini telah
ditempatkan sebagai salah satu asas hukum pertanahan nasional yang hams dipatuhi oleh
setiap orang dan hams ditegakkan oleh institusi penegak hukum khususnya pengadilan.
Dasar pembenar penggunaan asas rechtsverwerking dalam peraturan
pemndangundangan dapat dibedakan dalam 2 (dua) kelompok dasar. Pertama, dasar
pembenar yang umum. Dasar ini tidak secara implisit menegaskan atau menyehutkan
penggunaan asas rechtsverwerking, namun dari dasar yang umum dapat ditarik kesimpulan
adanya pembenaran bagi penggunaan asas tersebut.
Hal ini ditunjuk pada beberapa bagian dalam Undang-Undang Nomor Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, yang selanjutnya disebut dengan UUPA. yaitu
bagian "Berpendapat" huruI a yang menyatakan bahwa erhubung dengan apa yang
disebut dalam pertimbanganpertimbangan di atas perlu adanya hukum agraria nasional,
yang berdasarkan hukum adat tentang tanah, yang sederhana dun menfamin kepastian
hukum bagi seluruh rakyat Indonesia, dengan tidak mengabaikan unsur-unsur yang
bersandar pada hukum agama, kemudian ketentuan Pasal UUPA yang menentukan
ukum agraria yang berlaku atas bumi, air. dun ruang angkasa ialah hukum adat,
sepanfang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dun negara, yang berdasarkan
atas persatuan bangsa, dengan sasialisme Indonesia serta dengan peraturan-peraturan yang
tercantum dalam Undang-Undang in, dan dengan peraturan perundangan lainnya, segala
sesuatu dengan mengindahkan unsur yang bersandar pada hukum agama ebih lanjut
ditegaskan dalam Penjelasan Umum angka I WPA yang menyatakan bahwa hukum
agraria baru harus sesuai dengan kesadaran hukum daripada rakyat banyak OIeh karena
rakyat Indonesia sebagian besar tunduk pada hukum adat, maka hukum agraria yang baru
tersebut akan didasarkan pula pada ketentuan-ketentuan hukum adat sebagai hukum yang
asli yang disempurnakan dan disesuaikan dengan kepentingan masyarakat dalam Negara
yang modern dan dalam hubungannya dengan dunia internasional serta disesuaikan dengan
sasialisme Indonesia

Anda mungkin juga menyukai