Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia, maka
persaingan dalam dunia bisnispun juga sangat dirasakan oleh para pengusaha.
Pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang menyebabkan
berdirinya perusahaan-perusahaan nasional. Untuk itu banyak dari para pelaku
bisnis atau pengusaha yang berusaha memperkuat usahanya.
Dalam kurun pasca perang, perdagangan dunia secara keseluruhan tumbuh
lebih cepat daripada output dunia. Dengan kata lain, berbagai Negara
cenderung lebih terbuka dan saling bergantung, demikian pula di Negara
berkembang. Dalam memperkuat usahanya banyak para pelaku bisnis atau
pengusaha yang menjalin kerjasama antar perusahaan. Bentuk kerjasama
perusahaan ini salah satunya adalah 'MERGER atau dikenal dengan istilah
'PENGGABUNGAN.
merger diartikan sebagai penggabungan dari dua perusahaan atau lebih
dengan mempertahankan salah satu perusahaan dengan melikuidasi atau
membubarkan perusahaan lainnya yang bergabung. Penggabungan ini yaitu
menggabungkan perusahaan lain dalam satu perusahaan yang telah ada
sebelumnya.
Merger atau penggabungan usaha merupakan salah satu bentuk
perusahaan yang memiliki daya tarik yang cukup kuat dalam lingkaran dunia
usaha dan para pengusaha.
Pada dasarnya penggabungan perusahaan inipun juga harus
memperhatikan berbagai Iaktor, sebagai pertimbangan apakah perusahaan
tersebut layak untuk melakukan merger dengan perusahaan lain. Hal ini dapat
kita lihat dari berberapa Iaktor seperti Iaktor produksi, Iaktor Iinansial, Iactor
pajak, Iaktor hukum, Iaktor SDM, dan lain-lain. Banyak perusahaan di
Indonesia yang melakukan merger dalam rangka memajukan usahanya. Pada
perusahaan yang melakukan merger, maka perusahaan tersebut akan
melakukan ' reorganisasi. Pengertian Reorganisasi perusahaan dalam artian


yang luas, ialah perubahan mengenai imbangan atau susunan tertentu, baik
yang menyangkut struktur organisasi perusahaan maupun struktur modal dari
suatu perusahaan. Pengertian Reorganisasi perusahaan dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu : 1).Reorganisasi Yuridis, yaitu perubahan mengenai
bentuk hukum dari suatu perusahaan atau badan usaha. 2). Reorganisasi
Intern, yaitu perubahan mengenai bentuk atau struktur organisasi (organisasi
intern) dari suatu perusahaan atau badan usaha. 3). Reorganisasi Finansial,
ialah perubahan menyeluruh dari keseluruhan struktur modal dalam
perusahaan.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami jabarkan maka dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Latar belakang melakukan merger?
2. Motivasi yang mendorong bank untuk melakukan merger?
3. Persyaratan melakukan merger?
4. Bagaimana proses penggabungan marger?
5. Permasalahan apa yag timbul setelah melakukan merger?

. Tujuan Penulisan
%ujuan yang diharapkan tercapai dalam pembuatan makalah ini adalah
a. Mengetahui latar belakang suatu perusahaan melakukan merger.
b. Mengetahui tujuan atau motivasi perusahaan melakukan merger.
c. Mengetahui proses merger secara keseluruhan.
d. Mengetahui permasalahan yang timbul setelah perusahaan melakukan
merger.

D. Manfaat Penulisan
a. ManIaat %eoritis
Hasil makalah ini dapat digunakan untuk memberikan sumbangan pikiran,
menambah wawasan serta pengetahuan mengenai proses penggabungan
perusahan atau MERGER


b. ManIaat Praktis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pembaca agar
mengetahui seberapa besar pengaruh Merger terhadap kemajuan
perusahaan yang melakukan merger tersebut.

E. Ruang Lingkup
Merger dalam perusahaan.

























BAB III
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Merger
Merger adalah proses diIusi dua perseroan dengan salah satu diantaranya
tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala
nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.
Proses merger umumnya memakan waktu yang cukup lama, karena masing-
masing pihak perlu melakukan negosiasi, baik terhadap aspek-aspek permodalan
maupun aspek manajemen, sumber daya manusia serta aspek hukum dari
perusahaan yang baru tersebut.

B. enis Merger
Merger horizontal, adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis
(usahanya sama), misalnya merger antara dua perusahaan roti,
perusahaan sepatu.
Merger vertikal, adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan
yang saling berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan.
Contohnya: perusahaan pemintalan benang merger dengan perusahaan kain,
perusahaan ban merger dengan perusahaanmobil.
onglomerat ialah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan
berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya, misalnya
perusahaan sepatu merger dengan perusahaan elektronik atau perusahaan
mobil merger dengan perusahaan makanan. %ujuan utama konglomerat ialah
untuk mencapai pertumbuhan Badan Usaha dengan cepat dan mendapatkan
hasil yang lebih baik. Caranya ialah dengan saling bertukar saham antara
kedua perusahaan yang disatukan.





. Alasan-alasan Melakukan Merger

1. Pertumbuhan atau diversiIikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran,
pasar saham, maupun diversiIikasi usaha dapat melakukan merger maupun
akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika
melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat
mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.

2. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak
adanya eIisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang
tidak dapat mengeIisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk
mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan
yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.

3. Monopoly power
Suatu perusahaan besar melakukan merger dengan perusahaan yang level
bisnisnya lebih kecil atau setara akan memberikan kesan bahwa perusahaan ter-
sebut memiliki kemampuan lebih, baik dalam aset maupun dalam managerial
skill-nya. Dengan melakukan merger, maka kemampuan aset semakin besar,
dengan begitu ia akan mampu melakukan operasi pada skala yang lebih ekonomis.
onsekuen-sinya, perusahaan hasil merger tersebut dapat menurunkan cost per
unitnya, sehingga harga jual barang atau jasa per unit dapat ditekan lebih rendah.
ondisi ini pada gilirannya dapat menambah pangsa pasar (market share) dan
menjadi market leader dalam industri dimana perusahaan tersebut berada.

4. Auditing bankruptcy
Merger juga dimaksudkan untuk menghindarkan perusahaan dari risiko
bangkrut, dimana kondisi salah satu atau kedua perusahaan yang ingin bergabung
sedang dalam ancaman bangkrut. Penyebabnya bisa karena miss management atau
karena Iaktor-Iaktor lain seperti kehilangan pasar, keusangan teknologi dan/atau


kalah bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Melalui merger, kedua
perusahaan tersebut akan bersama menciptakan strategi baru untuk menghindari
risiko bangkrut.

5. %ax consideration,
Merger juga dilakukan dengan maksud untuk memanIaatkan insentiI tax
yang diberikan karena adanya kebijakan baru di bidang perpajakan yang
dikeluarkan pemerintah. Misalnya, ada produk tertentu yang oleh undang-undang
perpajakan atau peraturan perpajakan dibebankan dari tax untuk mendorong
perkembangan produksi tersebut. Perusahaan-perusahaan yang memproduksi
barang/jasa tersebut dapat menjadi incaran perusahaan besar untuk merger dengan
motiI memanIaatkan Iasilitas perpajakan tersebut. MotiI lain dari merger adalah
diversiIikasi. Pada dasarnya diversiIikasi dimaksudkan untuk meminimalkan
risiko. Apabila dua atau lebih perusahaan yang berada dalam satu jalur bisnis
yang sama melakukan merger, maka sebuah perusahaan baru hasil merger
tersebut akan memiliki aneka ragam produk. Mekanisme diversiIikasi ini berarti
juga membagi risiko perusahaan untuk dipikul oleh jenis produk yang makin
banyak, jadi dapat meminimumkan risiko. Dengan demikian, penghasilan yang
diharapkan (expected yield) bisa lebih besar.

6. Increased debt capacity,
Bank ataupun lembaga kredit lainnya biasa memberikan pinjaman kepada
suatu perusahaan dengan mempertimbangkan besarnya aset perusahaan. Semakin
tinggi aset perusahaan, jumlah pinjaman yang dapat direalisir juga semakin besar,
dan sebaliknya. Dengan demikian melalui merger, perusahaan hasil merger dapat
memperluas usahanya melalui peningkatan nilai pinjaman bank.

7. manipulating earning`s per share
Merger juga sering diarahkan untuk memanipulasi pendapatan per lembar
saham (earning per share/EPS). Umumnya perusa-haan hasil merger akan
memiliki kemampuan untuk menciptakan laba yang jauh lebih besar dibanding
dengan yang dicapai sebelumnya secara individu. Sementara jumlah lembar


saham yang dimiliki shareholders tidak mengalami perubahan yang drastis.
ondisi ini akan menaikkan earning aIter tax (EA%) dan tentunya EPS. ondisi
EPS yang semakin baik menggambarkan bahwa perusahaan tersebut mengalami
kenaikan nilai sehingga banyak investor akan berminat untuk melakukan investasi
langsung ke perusahaan hasil merger tersebut

. elebihan dan elemahan Merger
a. elebihan :
Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah
dibanding pengambilalihan yang lain
b. elemahan :
harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing
perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan
waktu yang lama

D.Prasyarat melakukan merger

Hazel J.Johnson (1995) menyatakan, prasyarat yang harus dianalisis terlebih
dahulu dari kedua Bank yang akan melakukan merger adalah:
1. ondisi keuangan masing-masing Bank, merger sesama bank sehat atau
karenacollapse
2. ecukupan modal
3. Manajemen, baik sebelum atau sesudah merger
4. Apakah merger dapat memberi manIaat bagi pengguna jasa Bank
tersebut
Johnson lebih lanjut menyatakan setiap lembaga yang akan melakukan merger,
pada umumnya mempunyai beberapa isu penting yang relevan untuk dianalisis
sebelum merger dilakukan, antara lain:
O apan waktu yang tepat untuk melakukan merger?
O Bagaimana mengidentiIikasi kecocokan pasangan (partner) untuk merger?


O Bagaimana mengkomunikasikan dengan baik atas rencana merger ini
kepada seluruh pihak yang berkepentingan agar niat merger mempunyai
dampak yang positiI di pasar?

E. Evaluasi keberhasilan dan kegagalan merger

Membuat proyeksi keberhasilan merger penting dilaksanakan, sebelum
merger dilakukan secara legal. %ahapan diawali dengan due diligence (uji tuntas)
atas perusahaan yang akan dikonsolidasikan. Penilaian dilakukan atas sinergi yang
akan diperoleh, dilihat dari sinergi operasional dan sinergi Iinansial.
Sinergi operasional, umumnya dengan membandingkan sumber daya
masing-masing perusahaan, antara lain: Visi Misi dan tujuan perusahaan,
perencanaan strategik, Sumber Daya Manusia, jaringan, pangsa pasar, InIormasi
%eknologi yang digunakan, dan budaya kerja masing-masing perusahaan.
Evaluasi Iinansial, didasarkan atas analisis laporan keuangan perusahaan,
berupa neraca dan laba rugi, baik yang berupa on atau oII balance sheet, serta Iee
based income. Metoda yang digunakan bermacam-macam, salah satunya menitik
beratkan pada cash Ilow, sebagai berikut:
1. Analisis proyeksi arus kas dengan menggunakan diskon Iaktor sesuai
biaya dana perusahaan (Discounted cash Ilow approach)
2. Analisis yang didasakan atas ratio harga saham dengan pendapatan (Price
Earning Ratio) dibandingkan dengan nilai P/E dari perusahaan sejenis
3. Penilaian atas dasar nilai buku,yang beberapa pos dari neraca disesuaikan
dengan perkiraan risiko yang mungkin ada sehingga mengurangi nilai
buku (Adjusted book value)

Banyak perusahaan atau Bank yang mengalami kegagalan saat dilakukan merger,
disebabkan, antara lain:
1. Harga yang ditetapkan saat dilakukan merger terlalu tinggi akibat analisis
sebelumnya tidak akurat


2. Sumber pembiayaan merger berasal dari pinjaman berbiaya tinggi
3. Asumsi yang salah dengan mengharapkan booming market, yang
ternyata terjadi sebaliknya
4. %ergesa-gesa, sebelum dilakukan uji tuntas dengan baik
5. Perbedaan kedua perusahaan terlalu besar
6. Budaya kerja tak dapat disatukan
7. risis manajerial karena ingin mempertahankan semua manajemen yang
ada di kedua perusahaan
















BAB IV
TINAUAN UMUM
Bank CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama
Bank Niaga. Pada dekade awal berdirinya, Iokus utama adalah pada membangun
nilai-nilai inti dan proIesionalisme di bidang perbankan. Sebagai hasilnya, Bank
Niaga dikenal luas sebagai penyedia produk dan layanan berkualitas yang
terpercaya. Di tahun 1987, Bank Niaga membedakan dirinya dari para pesaingnya
di pasar domestic dengan menjadi Bank yang pertama menawarkan nasabahnya
layanan perbankan melalui mesin A%M di Indonesia. Pencapaian ini dikenal luas
sebagai masuknya Indonesia ke dunia perbankan modern. epemimpinan Bank
dalam penerapan teknologi terkini semakin dikenal di tahun 1991 dengan menjadi
yang pertama memberikan nasabahnya layanan perbankanonline.
Bank Niaga menjadi perusahaan terbuka di Bursa EIek Jakarta dan Bursa
EIek Surabaya (kini Bursa EIek Indonesia/BEI) pada tahun 1989. eputusan
untuk menjadi perusahaan terbuka merupakan tonggak bersejarah bagi Bank
dengan meningkatkan akses pendanaan yang lebih luas. Langkah ini menjadi
katalis bagi pengembangan jaringan Bank di seluruh pelosok negeri.

Pemerintah Republik Indonesia selama beberapa waktu pernah menjadi
pemegang saham mayoritas Bank CIMB Niaga saat terjadinya krisis keuangan di
akhir tahun 1990-an. Pada bulan November 2002, Commerce Asset-Holding
Berhad (CAHB), kini dikenal luas sebagai CIMB Group Holdings Berhad (CIMB
Group Holdings), mengakuisisi saham mayoritas Bank Niaga dari Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Di bulan Agustus 2007 seluruh
kepemilikan saham berpindah tangan ke CIMB Group sebagai bagian dari
reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak
perusahaan CIMB Group dengan platIorm universal banking.

Dalam transaksi terpisah, hazanah yang merupakan pemilik
saham mayoritas CIMB Group Holdings mengakuisisi kepemilikan
mayoritas LippoBank pada tanggal 30 September 2005. Seluruh


kepemilikan saham ini berpindah tangan menjadi milik CIMB Group pada
tanggal 28 Oktober 2008 sebagai bagian dari reorganisasi internal yangsama.

Sebagai pemilik saham pengendali dari Bank Niaga (melalui
CIMB Group) dan LippoBank, sejak tahun 2007 hazanah
memandang penggabungan (merger) sebagai suatu upaya yang harus
ditempuh agar dapat mematuhi kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penggabungan ini merupakan merger pertama di
Indonesia terkait dengan kebijakan SPP. Pada bulan Mei 2008, nama Bank Niaga
berubah menjadi Bank CIMB Niaga. esepakatan Rencana Penggabungan Bank
CIMB Niaga dan LippoBank telah ditandatangani pada bulan Juni 2008, yang
dilanjutkan dengan Permohonan Persetujuan Rencana Penggabungan dari Bank
Indonesia dan penerbitan Pemberitahuan Surat Persetujuan Penggabungan
oleh ementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di bulan Oktober
2008. LippoBank secara resmi bergabung ke dalam Bank CIMB Niaga
pada tanggal 1 November 2008 (Legal Day 1 atau LD1) yang diikuti
dengan pengenalan logo baru kepada masyarakat luas.

Bergabungnya LippoBank ke dalam Bank CIMB Niaga merupakan sebuah
lompatan besar di sektor perbankan Asia %enggara. Bank CIMB Niaga kini
menawarkan nasabahnya layanan perbankan yang komprehensiI di Indonesia
dengan menggabungkan kekuatan di bidang perbankan ritel, UM dan korporat
dan juga layanan transaksi pembayaran. Penggabungan ini menjadikan Bank
CIMB Niaga menjadi bank terbesar ke-5 dari sisi aset, pendanaan, kredit dan
luasnya jaringan cabang. Dengan komitmennya pada integritas, ketekunan untuk
menempatkan perhatian utama kepada nasabah dan semangat untuk terus unggul,
Bank CIMB Niaga akan terus memanIaatkan seluruh daya yang dimilikinya untuk
menciptakan sinergi dari penggabungan ini. eseluruhannya merupakan nilai-
nilai inti Bank CIMB Niaga dan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi bagi
masa depan yangsangat menjanjikan.




BAB V
ANALISIS

A. Latar Belakang Penggabungan
Merger antara Bank CIMB Niaga dan Lippo Bank merupakan dampak
dari diterapkannya aturan kepemilikan tunggal (singel presence policy / SPP)
yang ditetapkan Bank Indonesia. etentuan SPP mewajibkan kepemilikan
tunggal bagi pemegan saham pengendali di lebih dari 1 bank. Oleh karena itu,
khazanah Berhad asal Malaysia selaku pemilik saham Bank CIMB Niaga dan
Lippo Bank memutuskan untuk melakukan merger.
Selain itu jika merger terlaksana, struktur permodalan akan semakin kokoh
dengan asumsi Niaga meniliki akuitas sebesar Rp. 5 triliun dan Lippo senilai Rp.
3,6 triliun, maka merger akan memiliki modal Rp. 8,6 triliun. Dengan modal
sebesar itu, akan memberi ruang lebih luas untuk memberikan kredit tanpa harus
terbentur BMP (Batas Maksimum Pemberian redit). Disamping itu, bank hasil
merger juga akan lebih cepat memenuhi syarat Asitektur Perbankan Indonesia
(API) untuk menjadi bank berskala nasional yang mensyaratkan modal minimal
sebesar Rp. 10 triliun.
Merger ini juga akan melahirkan sinergi positiI. Lippo Bank yang dikenal
cukup kuat di Usaha ecil Menengah (UM) dan sistem pembayaran (payment
bank), diyakini akan bisa menopang bisnis niaga sebagai pemain kuat di segmen
korporat dan kredit perumahan. ondisi yang ada adalah penetrasi kredit Lippo
masih amat rendah. Itu terbukti dari loan to deposit ratio yang hanya sekitar 50,
7. Sedangkan di Niaga sekitar 95 dana masyarakat mengalir dalam bentuk
kredit.

B. Bentuk Penggabungan
Bentuk penggabungan dari CIMB Niaga dan Lippo Bank adalah merger
horizontal, yaitu CIMB Niaga dan Lippo Bank adalah perusahaan yang memiliki
jenis dan tingkat kegiatan usaha yang sama, dan sebelumnya saling bersaing
dalam bidang usaha perbankan. Entitas Bank CIMB Niaga dipertahanakan karena
memiliki aset lebih besar, sedangkan nama Lippo Bank dihapuskan.



. Proses Penggabungan
Bank Niaga yang berdiri sejak 26 September 1955, pada 28 Mei 2008
berganti nama menjadi Bank Commerce International Merchant Bankers (CIMB),
kemudian pada 3 Juni 2008 melakukan merger dengan Bank Lippo dengan tetap
menggunakan nama P%. CIMB Niaga %bk. Dan selanjutnya seluruh aset dan
kewajiban Bank Lippo dialihkan ke CIMB Niaga.
Pada saat itu, secara aset merger antara kedua bank tersebut menghasilkan
bank kelima terbesar di Indonesia. Sebelum merger, nilai aset CIMB Niaga yang
menduduki peringkat keenam sekitar Rp. 54,82 triliun (triwulan I 2008) dibawah
Bank Danamon yang memiliki aset jauh lebih tinggi, yakni Rp. 94,5 triliun,
sedangkan Lippo yang menduduki peringkat ke sepuluh memiliki total aset
sebesar Rp. 39,73 triliun, jauh tertinggal oleh Danamon, Niaga, Panin, Bank
International Indonesia, Bank Permata, dan Bank %abungan Negara. Berdasarkan
asumsi tersebut, total aset keduanya setelah merger akan menjadi Rp. 94,55
triliun, mengalahkan posisi bank Danamon, Bank Panin, BII, Bank Permata dan
Bank %abungan Negara.

D. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan merger yang dilakukan CIMB Niaga dengan Lippo
adalah CIMB group membeli 51 sahan Lippo Bank milik Santu Bong ventures
Iee, anak usaha hazanah Berhad senilai Rp. 5,9 triliun. Sebagai gantinya CIMB
grup menerbitkan saham baru 207,1 juta lembar di Bumi Putera commerce
holdings BHD (BCHD), anak perusahan CIMB grup. Dengan demikian, saham
hazanah di BHCB akan menigkat dari 22,7 menjadi 27,1.
Dalam penggabungan usaha antara Bank CIMB Niaga dan Bank Lippo
(dimana Bank CIMB Niaga akan menjadi institusi yang dipertahankan dalam
proses ini), pemegang saham Bank Lippo akan meneriman 2,822 saham baru
CIMB Niaga sebagai konpensasi dari setiap 1.000 SAHAM bank Lippo yang
dimilikinya.
CIMB grup akan menjalankan Iasilitas siaga (standby Iacility) untuk
membeli saham Bank CIMB Niaga dan Bank Lippo senilai masing-masing Rp.


1,052 dari Rp. 2,969 per saham dari pemegang saham minoritas saham kedua
bank tersebut yang memilih untuk tidak memiliki saham di Bank CIMB Niaga,
bank hasil penggabungan usaha (merger).
Proses merger menelan dana sekitar Rp. 1,112 triliun yang diambil dari
dana internal CIMB, dengan perincian pengeluaran: 30 dikeluarkan pada tahiun
2008, 38 pada tahun 2009 dan sisanya dikeluatkan pada tahun 2010.


E. Permasalahan Setelah Penggabungan
Pengunduran diri beberapa karyawan karena ketidaknyamanan dari sisi
orientasi bisnis maupun corporate culture yang jelas tidak sama. Menurut Ahmad
Deni Daruri, presiden direktur Center Ior Bank Crisis (CBC), ketidakcocokan
kultur, jika diperthanakan justru akan berpengaruh negatiI bagi perjalan bank
dimasa depan. Dari sekitar 11 ribu karyawan hasil penggabungan, sebagnyak 97
karyawannya tetap memilih bergabung dengan bank CIMB Niaga.
Pada awal merger, kinerja keuangan CIMB Niaga sedikit mengalami
penurunan karena biaya merger yang tinggi mencapai Rp. 1,112 triliun.

















BAB VI
PENUTUP

A. esimpulan
%arget yang ingin dicapai dengan dilakukannya penggabungan (merger)
dari Bank CIMB Niaga dengan Bank Lippo, yaitu secara aset menjadi bank
yang mneduduki posisi atas, memiliki modal yang semakin kokoh dalam
mendukung usaha perbankannya terutama perkreditan dan menjadi bank yang
solid.
Sebagai gabungan dari 2 bank yang cukup besar, CIMB Niaga memiliki
kendala terutama dari penyatuan sisi orientasi bisnis maupun korporate culture
yang tidak sama. Disamping itu juga kinerja keuangan Bank CIMB Niaga
menurun pada awal proses merger. arena adanya eIek dilusi dan juga biaya
merger yang tinggi.

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai