005
Survey batimetri atau pengukuran kedalaman baik itu kedalaman laut atau sungai sangat diperlukan dalam pemecahan permasalahan pantai / sungai. Hasil akhir dari survey ini berupa peta topografi dasar laut / sungai terhadap suatu referensi tertentu. Penentuan topografi dasar laut dilakukan dengan pemeruman atau pengukuran kedalaman baik itu kedalaman laut atau sungai sangat diperlukan dalam pemecahan permasalahan pantai / sungai. Hasil akhir dari survey ini adalah berupa peta topografi dasar laut / sungai terhadap suatu referensi tertentu sehingga dapat menggambarkan keadaan topografi relief di bawah permukaan air.
Pekerjaan survey batimetri biasanya tidak berdiri sendiri tetapi bersamaan dengan survey gelombang, pasut, arus, dan lainnya. Oleh karena itu sebelum masuk ke batimetri akan disajikan survey hidrografi secara umum baik mengenai jenis maupun tujuan, hal-hal yang diperlukan agar pengukurannya teliti, persyaratan juru ukur, dan sebagainya. Pekerjaan perhitungan surutan hasil pemeruman adalah mereduksi (koreksi) semua data ukuran kedalaman laut ke bidang referensi kedalaman (chart datum). Koreksi-koreksi yang perlu diberikan pada angka ukuran kedalaman adalah koreksi draft tranducer dan koreksi pasang surut. Koreksi pasang surut dilakukan karena pada saat sedang berlangsung pekerjaan pemeruman, sedangkan fenomena muka air laut selalu bergerak dan berubah setiap saat (fenomena pasang surut).
Peta Bathymetri
Peta Bathymetri Peta bathimetri atau peta topografi dasar laut adalah peta yang menggambarkan ukuran, bentuk, dan distribusi fitur bawah air melalui penggunaan kontur kedalaman dan data batimetri.
Penyajian Peta
Peta dasar yang digunakan untuk mem-plot titiktitik batas wilayah daerah laut secara kartometrik sebaiknya mempunyai sistem yang sama untuk seluruh wilayah Indonesia. Penggunaan peta dasar yang sistemnya berbedabeda oleh setiap daerah akan sangat memungkinkan timbulnya konflik batas antara daerah-daerah yang berbatasan. Dalam hal ini harus ada standarisasi secara nasional untuk datum geodetik, ellipsoid referensi, sistem proyeksi serta skala bagi peta dasar yang akan digunakan untuk penetapan batas daerah.
Untuk melakukan penetapan batas daerah laut, maka terlebih dahulu diperlukan data-data serta dokumen seperti: Undang-undang pembentukan daerah Dokumen sejarah dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan masalah batas di daerah tersebut Titik sekutu batas daerah di darat yang berada di tepi pantai Lembar lukis teliti untuk penentuan titik awal (jika ada)
PEMETAAN BATHIMETRI
1. Pengukuran Pasang Surut Pasut laut (ocean tide) adalah fenomena naik dan turunnya permukaan air laut secara periodik yang disebabkan oleh pengaruh gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari Pengamatan pasut dilakukan untuk memperoleh data tinggi muka air laut di suatu lokasi. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat ditetapkan datum vertikal tertentu sesuai untuk keperluan-keperluan tertentu pula. Pengamatan pasut dilakukan dengan mencatat atau merekam data tinggi muka air laut pada setiap interval waktu terntentu. Rentang waktu pengamtan pasut yang lazim dilakukan untuk keperluan praktis adalah 15 atau 29 piantan (1 piantan = 25 jam). Interval waktu pencatatan atau perekaman tinggi muka air laut biasanya adalah 15, 30 atau 60 menit.
Permukaan air laut dipakai sebagai tinggi nol. Kedalaman suatu titik di dasar perairan atau ketinggian titik di pantai mengacu pada permukaan laut yang dianggap sebagai bidang regernsi vertikal(chart datum). Karena posisi muka laut selalu berubah, maka penentuan tinggi nol harus dilakukan dengan merataratakan data tinggi muka air yang diamati pada rentang waktu tertentu.
Kerangka Kontrol Peta Kerangka Kontrol Vertikal Pengukuran pasang surut air laut (pasut) Dua jenis pasut yaitu deonal dan semi deonal Tujuan daripada pengamatan pasut adalah untuk mendapatkan MSL (Mean Sea Level) dan CD (Chart Datum) Pengamatan pasut biasanya dilakukan selama 15 piantan atau 29 pianatan
Pemeruman
Pemeruman adalah proses dan aktifitas yang ditunjukan untuk memperolah gambaran (model) bentuk permukaan (topografi) dasar perairan. Tahapan dari Pemeruman antara lain sebagai berikut : Pengukuran nilai pasut dan waktu pengukuran pasut. Pengukuran kedalaman air pada titik yang diinginkan (titik fix). Pengukuran posisi planimetris. Mengukur posisi dari titik-titik yang diukur kedalamannya. Lakukan langkah 1,2, dan 3 pada titik-titik fix selanjutnya, hingga selesai.
Pelaksanaan Pemeruman
Persiapan
Pengamatan Pasut
Pemasangan Stasiun Pasut Pengamatan Pengolahan Data Awal (Penentuan Sounding Datum)
Pengambilan Data
Analisis Pasut Penentuan Chart Datum (CD) Reduksi Data ke CD Pembuatan Lembar Lukis Teliti Pengolahan Data Lainnya
Kegiatan Pemeruman
Kegiatan Pemeruman terdiri atas dua kegiatan utama, yaitu pengamatan pasut dan pemeruman itu sendiri yang harus dilakukan secara bersamaan, agar hasil pengamatan pasut dapat digunakan untuk mengoreksi hasil pengukuran kedalaman
Pengamatan Pasut
Pemasangan palem pasut tersebut hendaknya memperhatikan hal berikut :
Skala Nol palem harus terletak di bawah permukaan air terendah ( Low Water Service) yang diperkirakab terjadi di daerah tersebut. Palem harus stabil dan benar-benar vertikal. Angka bacaan palem hendaknya diarahkan sedemikian rupa agar pembacaan dan pengikatan palem dapat dilakukan dengan mudah. Pada daerah dimana tunggang air cukup besar, kadang-kadang perlu dipasang lebih dari satu buah palem agar kedudukan mukai air dapat dibaca.
Kegiatan Pemeruman
Selain pengamatan pasut (pembacaan palem), juga dilakukan
Kegiatan Pemeruman
Pengukuran kedalaman dan Penentuan Posisi
Pengukuran kedalaman dan penentuan posisi titik-titik perum harus dilakukan secara bersamaan, agar titik-titik yang diukur kedalamannya sekaligus merupakan titik-titik yang ditentukan posisinya Komunikasi antara pengukur kedalaman (di kapal) dan stasiun penentu posisi harus dapat dilakukan dengan baik, terutama untuk penentuan posisi dengan cara optis Sebelum pengukuran kedalaman dimulai, echosounder hendaknya dipersiapkan :
Pemasangan Transduser Penentuan nilai koreksi sarat (draft) transduser Penentuan nilai koreksi settlement dan squat Pengaturan garis awal transmisi Barcheck
Jika menggunakan alat penentu posisi elektronik (Electronic Positioning System), perlu terlebih dahulu dilakukan kalibrasi (dilakukan di darat dengan cara membuat sebuah basis yang diukur secara teliti, misalnya dengan alat EDM)
Jika dianggap perlu, kalibrasi EPS dapat juga dilakukan di laut, yang dilakukan secara tidak langsung melalui pengukuran sudut pada metode penentuan titik cara kemuka
Data untuk penentuan posisi titik perum yang diambil tergantung pada metode penentuan posisi yang digunakan, apabila penentuan posisi dilakukan dengan cara optis data yang dicatat adalah ukuran sudut. Sedangkan jika menggunakan elektronis data yang diperoleh adalah data ukuran jarak
Selama pemeruman dilakukan, besaran waktu pada saat kapal mengukur
kedalaman dan posisi (titik perum) juga dicatat yang akan digunakan untuk mereduksi kedalaman terhadap bidang referansi pemeruman yang didapat dari analisis pasut
Apabila kedalaman maksimum di daerah survei cukup besar (>40m), perlu dilakukan pengamatan sifat-sifat fisika dan kimia di daerah yang disurvei, untuk
menentukan cepat rambat gelombang suara dalam air laut yang dapat dilakukan secara langsung (alat velocimeter), atau secara tidak langsung (pengukuran suhu dan salinitas
Pengelolaan Data
Pengolahan data dapat dilakukan di lapangan yang sifatnya sementara, dengan tujuan hanya untuk memeriksa jika ada kesalahan atau adanya daerah gap (sehingga perlu dilakukan pengukuran tambahan ataupun pengulangan), dan pengolahan data akhir yang dilakukan di kantor untuk menghasilkan laporan akhir.
Pengolahan Data di Lapangan
Data Ukuran Kerangka Horisontal Data Posisi Titik-titik Perum Hitungan Koreksi Kedalaman - Koreksi kedalaman dengan menggunakan hasil barcheck - Koreksi kedalaman dengan tabel - Koreksi kedalaman dengan menghitung kecepatan gelombang bunyi Reduksi Kedalaman
Terima Kasih