Anda di halaman 1dari 15

STUDI KASUS

PT. SUDI MAMPIR adalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi amplang,
perusahaan tersebut sedang melakukan evaluasi terhadap tingkat penjualan selama 2
bulan terkhir setelah melakukan inovasi terhadap produk amplang yang diproduksinya
yaitu menambahkan aneka rasa pada produk amplang tersebut. Pengujian dilakukan
terhadap jumlah penjualan di tiga toko daerah Samarinda yaitu di jalan Slamet Riadi.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kebenaran/validasi keputusan kepada pihak
manajemen yang berasumsi bahwa penambahan aneka rasa pada amplang merupakan
langkah baru yang dapat meningkatkan volume penjualan. Penambahan produk
amplang aneka rasa ini dimulai pada bulan Mei 2010. Ia mengmati tingkat produksi
masing-masing perusahaan pada bulan Maret 2010 sebagai data awal (sebelum
melakukan inovasi) dan bulan Mei 2010 (telah melakukan inovasi). Adapun data tingkat
penjualan amplang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Tabel Tingkat Penjualan Amplang(dalam kg/hari)
No.
Toko Mawar Toko Cempaka Toko Jaya Abadi
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 20 16 22 16 23 16
2 25 26 24 26 26 26
3 18 20 18 22 18 20
4 17 18 18 18 16 18
5 20 24 22 24 24 24
6 11 11 18 11 14 11
7 11 10 11 10 14 10
8 22 20 22 23 22 20
9 21 14 21 21 21 14
10 16 16 16 16 19 16
11 18 15 12 15 18 20
12 24 22 24 27 24 25
13 16 10 13 10 16 16
14 13 18 13 19 13 16
15 19 18 20 18 19 21
16 28 26 28 24 23 26
17 14 9 12 9 13 9
18 15 17 14 17 17 17
19 29 20 22 20 22 20
20 22 22 22 26 26 22
21 21 24
22 23 21
23 16 22
24 15 18
25 20 23





Untuk mengetahui besarnya antusias atau pengaruh dari adanya inovasi terhadap produk
amplang tersebut maka pengusaha amplang melakukan penyebaran kuesioner kepada 65
responden atau pelanggan. Adapun skala yang digunakan adalah sangat baik, baik, sedang,
kurang baik, dan tidak baik untuk tiap poin pada kuesioner. Adapun jumlah pelanggan yang
mengisi sangat baik sebanyak 4 orang, baik 16 orang, sedang 15 orang, kurang baik 22 orang,
dan tidak baik 8 orang.

Pertanyaan:
1. Lakukan pengujian peningkatan bertanda Wilcoxon untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan tingkat penjualan amplang setelah dilakukan inovasi?
2. Lakukan pengujian Mann Whitney untuk mengetahui rata-ratapenjualan amplang
pada ketiga toko!
3. Lakukan pengujian Kruskal-Willis untuk penjualan amplang setelah adanya usaha
inovasi produk!
4. Lakukan uji hipotesis yang menyatakan bahwa pada umumnya pembeli tidak
terpengaruh mengenai adanya inovasi terhadap produk amplang pada pengujian
Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikan 5%!
5. Apa pengertian, fungsi, serta langkah pengujian Wilcoxon, Mann-Whitney,
Kruskal-Willis, dan kolmogorov-Smirnov pada studi kasus di atas


















Penyelesaian:
Berikut ini pengolahan data dengan melakukan perhitungan manual:
1. Uji Wilcoxon
a. Penjualan Amplang di Toko Mawar Sebelum dan Sesudah Melakukan Inovasi
1) Ho : Tidak terdapat perbedaan tingkat pernjualan amplang setelah adanya inovasi
H
1
: Terdapat perbedaan tingkat pernjualan amplang setelah adanya inovasi
2) Taraf nyata () dan nilat T
tabel
:
= 5% = 0,05 dengan n = 20-3 = 17
T
0,05
= 34
3) Wilayah Kritik:
To < T
(n)
, H
0
ditolak
To > T
(n)
, H
0
diterima
4) Statistik uji:
Untuk melihat statistik uji Wilcoxon untuk data di toko mawar dilihat pada
Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Statistik Uji Wilcoxon Untuk Toko Mawar
Sebelum Sesudah Beda Urutan
Tanda Urutan
+ -
20 16 -4 11,5 -11,5
25 26 1 2,5 +2,5
18 20 2 7 +7
17 18 1 2,5 +2,5
20 24 4 11,5 +11,5
11 11 0 0 0
11 10 -1 2,5 -2,5
22 20 -2 7 -7
21 14 -7 16 -16
16 16 0 0
18 15 -3 10 -10
24 22 -2 7 -7
16 10 -6 15 -15
13 18 5 13,5 +13,5
19 18 -1 2,5 -2,5
28 26 -2 7 -7
14 9 -5 13,5 -13,5
15 17 2 7 +7
29 20 -9 17 -17
22 22 0 0 0
Jumlah +41,5 -109
Sumber: Pengumpulan data






Jadi T = 41,5
5) Keputusan:
Karena T = 41,5 > T
0,05
= 34, maka H
0
diterima
6) Kesimpulan
Karena H
0
diterima, berarti Tidak terdapat perbedaan tingkat pernjualan amplang di
toko mawar.

b. Penjualan Amplang di Toko Cempaka Sebelum dan Sesudah Melakukan Inovasi
1) Ho : Tidak terdapat perbedaan tingkat pernjualan amplang setelah adanya inovasi
H
1
: Terdapat perbedaan tingkat pernjualan amplang setelah adanya inovasi
2) Taraf nyata () dan nilat T
tabel
:
= 5% = 0,05 dengan n = 25-3 = 22
T
0,05
= 65
3) Wilayah Kritik:
To < T
(n)
, H
0
ditolak
To > T
(n)
, H
0
diterima
4) Statistik uji:
Untuk melihat statistik uji Wilcoxon untuk data di toko cempaka dilihat pada
Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Statistik Uji Wilcoxon Untuk Toko Cempaka
Sebelum Sesudah Beda Urutan
Tanda Urutan
+ -
22 16 -6 20 -20
24 26 2 5 +5
18 22 4 17 +17
18 18 0 0 0
22 24 2 5 +5
18 11 -7 22 -22
11 10 -1 1,5 -5,5
22 23 1 1,5 +1,5
21 21 0 0 0
16 16 0 0 0
12 15 3 11,5 +11,5
24 27 3 11,5 +11,5
13 10 -3 11,5 -11,5
13 19 6 20 20
20 18 -2 5 -5
28 24 -4 17 -17
Sumber: Pengolahan Data





Sebelum Sesudah Beda Urutan
Tanda Urutan
+ -
12 9 -3 11,5 -11,5
14 17 3 11,5 +11,5
22 20 2 5 +5
22 26 4 17 +17
21 24 3 11,5 +11,5
23 21 -2 5 -5
16 22 6 20 +20
15 18 3 11,5 +11,5
20 23 3 11,5 +11,5
Jumlah +159,5 -97,5
Sumber: Pengumpulan data

Jadi T = 97,5
5) Keputusan:
Karena T = 97,5 > T
0,05
= 65, maka H
0
diterima
6) Kesimpulan
Karena H
0
diterima, berarti Tidak terdapat perbedaan tingkat pernjualan amplang
di toko cempaka

c. Penjualan amplang di Toko Jaya Abadi sebelum dan sesudah melakukan inovasi
1) H
0
: Tidak terdapat perbedaan tingkat pernjualan amplang setelah adanya inovasi
H
1
: Terdapat perbedaan tingkat pernjualan amplang setelah adanya inovasi
2) Taraf nyata () dan nilat T
tabel
:
= 5% = 0,05 dengan n = 20-4 = 16
T
0,05
= 29
3) Wilayah Kritik:
T
0
< T
(n)
, H
0
ditolak
T
0
> T
(n)
, H
0
diterima
4) Statistik uji:
Untuk melihat data statistik uji Wilcoxon untuk toko jaya abadi dapat dilihat pada
Tabel 4.4 berikut









Tabel 4.4 Statistik Uji Wilcoxon Untuk Toko Jaya Abadi
Sebelum Sesudah Beda Urutan
Tanda Urutan
+ -
23 16 -7 15,5 -15,5
26 26 0 0
18 20 2 4,5 +4,5
16 18 2 4,5 +4,5
24 24 0 0
14 11 -3 9,5 -9,5
14 10 -4 13 -13
22 20 -2 4,5 -4,5
21 14 -7 15,5 -15,5
19 16 -3 9,5 -9,5
18 20 2 4,5 +4,5
24 25 1 1 +1
16 16 0 0
13 16 3 9,5 +9,5
19 21 2 4,5 +4,5
23 26 3 9,5 +9,5
13 9 -4 13 -13
17 17 0 0
22 20 -2 4,5 -4,5
26 22 -4 13 -13
Jumlah +38 -98
Sumber: Pengumpulan data

Jadi T = 38
5) Keputusan:
Karena T = 38 > T
0,05
= 29, maka H
0
diterima
6) Kesimpulan
Karena H
0
diterima, berarti tidak terdapat perbedaan tingkat pernjualan amplang di
toko jaya abadi














2. Pengujian Mann-Whitney

Tabel 4.5 Tabel Statistik Uji Mann-Whitney Untuk Toko Mawa dan Cempaka
Toko Mawar Toko Cempaka
Sesudah Rank Sesudah Rank
9 1,5 9 1,5
10 4,5 10 4,5
10 4,5 10 4,5
11 7,5 11 7,5
14 9 15 10,5
15 10,5 16 13,5
16 13,5 16 13,5
16 13,5 17 16,5
17 16,5 18 20,5
18 20,5 18 20,5
18 20,5 18 20,5
18 20,5 19 24
20 26,5 20 26,5
20 26,5 21 29,5
20 26,5 21 29,5
22 32,5 22 32,5
22 32,5 22 32,5
24 38,5 23 35,5
26 42,5 23 35,5
26 42,5 24 38,5
24 38,5
24 38,5
26 42,5
26 42,5
27 45
R1 = 410,5 R2= 624,5

U1 = n1 . n2 + n1 (n1+1)2 - R1
U1 = 20 . 25 + 20 (20+1)/2 410,5
= 299,5
U2 = n1 . n2 + n2 (n2+1)2 R2
U2 = 20 . 25+ 25 (25+1)/2 624,5
= 200,5
Jadi, U = 200,5





Pemeriksaan U
terkecil
= n
1
n
2
- U
terbesar
U = 200,5
200,5 = 20 x 25 299,5
= 500 299,5
= 200,5
a) Formulasi hipotesisnya :
H
0
: Tidak terdapat perbedaan tingkat penjualan amplang setelah adanya inovasi
H
1
: Terdapat perbedaan tingkat penjualan amplang setelah adanya inovasi
b) Taraf nyata () dan nilai U
tabel
:
= 5% = 0,05 dengan n1 = 20 dan n2 = 25
U
0,05(20)(25
) = 152
c) Kriteria pengujian:
Jika U
hitung
< U
tabel
maka H
0
ditolak
Jika U
hitung
U
tabel
maka H
0
diterima
d) Nilai statistik U adalah:
U = 200,5
e) Keputusan:
Karena U = 200,5 > U
0,05(20)(25)
= 152, maka H
0
diterima
f) Kesimpulan:
Rata-rata penjualan amplang setelah adanya inovasi di toko mawar sama dengan
rata-rata penjualan amplang di toko cempaka.













3. Uji Kruskall-Wallis

Tabel 4.5 Tabel Uji Kruskall-Willis
Toko Mawar Toko Cempaka Toko Jaya Abadi
Sesudah Peringkat Sesudah Peringkat Sesudah Peringkat
9 2 9 2 9 2
10 6 10 6 10 6
10 6 10 6 11 10
11 10 11 10 14 12,5
14 12,5 15 14,5 16 19,5
15 14,5 16 19,5 16 19,5
16 19,5 16 19,5 16 19,5
16 19,5 17 25 16 19,5
17 25 18 30 17 25
18 30 18 30 18 30
18 30 18 30 20 38,5
18 30 19 34 20 38,5
20 38,5 20 38,5 20 38,5
20 38,5 21 44 20 38,5
20 38,5 21 44 21 44
22 48 22 48 22 48
22 48 22 48 24 55
24 55 23 51,5 25 58
26 61 23 51,5 26 61
26 61 24 55 26 61
24 55
24 55
26 61
26
27
Jumlah 593,5 778 644,5

k = 3 n2 = 25 n3 = 20
n1 = 20 R2 = 778 R3 = 644,5
R1 = 593,5

a) Formulasi hipotesisnya:
H
0
: Tidak terdapat perbedaan tingkat penjualan amplang setelah adanya inovasi
H
1
: Terdapat perbedaan tingkat penjualan amplang setelah adanya inovasi
b) Taraf nyata () dan nilai X2
tabel
:
= 5% = 0,05 db = 3-1 = 2





X2
tabel(2)
= 5,991

c) Kriteria pengujian:
Jika H > X2
tabel
maka H
0
ditolak
Jika H X2
tabel
maka H
0
diterima
d) Nilai uji statistik:
H=
12
n(n1)

k
2
n
k
k
k=1
3(n1)
Diket : n
1
= 20
n
2
= 25
n
3
= 20
n = 65
Sehingga :
H=
12
(65)(66)
(
352242,25
20

60524
25

41530,25
20
) 3(66)
H=
12
420
(6252,45)1
H = -22,9161
e) Keputusan:
Karena H = -22,9161 < X
20,05(2)
= 5,991, maka H
0
diterima

f) Kesimpulan:
Rata-rata penjualan ketiga pusat perbelanjaan tersebut sama.


4. Uji Kolmogorov-Smirnov

a) Formulasi hipotesisnya:
H
0
: Umumnya Costumer tidak memperhatikan inovasi terhadap produk amplang
H
1
: Umumnya Costumer memperhatikan inovasi terhadap produk amplang
b) Taraf nyata () dan nilai D
tabel
:
= 5% = 0,05 n :
D
tabel
=
c) Kriteria pengujian:
Jika D
max
> D
tabel
maka H
0
ditolak
Jika D
max
D
tabel
maka H
0
diterima





d) Nilai uji statistik:
Tabel 4.6 Tabel Uji Kolmogorov-Smirnov
Urutan Skor
1 2 3 4 5
F
F
0

S
50

F
0x
S
50x



D
max
= / =

e) Keputusan:
Karena D
max
= < D
tabel
0,05( ) = , maka H
0
diterima.


f) Kesimpulan:
Umumnya Costumer tidak memperhatikan inovasi terhadap produk amplang


4. Jenis-jenis distribusi nonparametrik
1) Uji peringkat bertanda Wilcoxon pertama kali diperkenalkan oleh Frank
Wilcoxon pada tahun 1945 sebagai penyempurnaan dari uji tanda. Pada uji
peringkat bertanda tersebut, disamping memperhatikan tanda perbedaan
(positif atau negatif) juga memperhatikan besarnya beda dalam menentukan
apakah ada perbedaan nyata antara data pasangan yang diambil dari sampel
atau sampel yang berhubungan (M. Iqbal Hasan, h. 304).
2) Uji Mann-Whitney disebut juga pengujian U. Pengujian U digunakan untuk
menguji rata-rata dari dua sampel berukuran tidak sama, dikembangkan oleh
H.B. Mann dan D.R. Whitney pada tahun 1947 (M. Iqbal Hasan, h. 310).
3) Uji Kruskal-Wallis merupakan pengembangan dari Uji Mann Whitney, yakni
jika ingin membandingkan tiga sampel atau lebih. Uji Kruskal-Wallis
dipergunakan sebagai alternatif dari teknik analisis variansi (one way analysis
of variance), bila uji ini tidak memerlukan anggapan bahwa populasi yang
diselidiki berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang sama.
4) Definisi dari Uji Kolmogorov-smirnov merupakan uji gooness of fit
(kesesuaian) antara frekuensi hasil pengamatan dengan frekuensi yang





diharapkan, yang tidak memerlukan anggapan tertentu tentang bentuk
distribusi populasi dari suatu sampel. Sedangkan fungsi dari uji Kolmogorov-
smirnov adalah untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi hasil
pengamatan sesuai dengan expected normal frequencies distribution.
Hipotesis nihil yang yang akan diuji mengatakan bahwa distribusi frekuensi
hasil pengamatan adalah sesuai dengan distribusi frekuensi yang
diharapkan/teoritis.
Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:
1. Uji Tanda Wilcoxon
Langkah-langkah pengujian peringkat bertanda Wilcoxon ialah sebagai berikut:
a. Menentukan formulasi hipotesis
H
0
: Jumlah peringkat tanda positif dengan jumlah peringkat tanda negatif
adalah sama (tidak ada perbedaan nyata antara pasangan data).
H
1
: Jumlah peringkat tanda positif dengan jumlah peringkat tanda negatif
adalah berbeda (ada perbedaan nyata antara pasangan data).
b. Menentukan taraf nyata () dengan T tabelnya
Pengujiannya dapat berbentuk satu sisi atau dua sisi.
c. Menentukan kriteria pengujian
Jika T
0
T
tabel
maka H
0
diterima
Jika T
0
< T
tabel
maka H
0
ditolak
d. Menentukan nilai uji statistik (nilai T
0
)
Tahap-tahap pengujian ialah sebagai berikut:
1) Menentukan tanda beda dan besarnya tanda beda antara pasangan data
2) Mengurutkan bedanya tanpa memperhatikan tanda atau jenjang
3) Angka 1 untuk beda yang tekecil, dan seterusnya
4) Jika terdapat beda yang sama, diambil rata-ratanya
5) Beda nol tidak diperhatikan.
6) Memisahkan tanda beda positif dan negatif atau tanda jenjang
7) Menjumlahkan semua angka positif dan angka negatif
8) Nilai terkecil dari nilai absolut hasil penjumlahan merupakan nilai T
0
, yaitu
nilai uji statistik.
e. Mengambil keputusan





mengambil keputusan apakah H
0
diterima atau ditolak.
f. Membuat kesimpulan
menyimpulkan formulasi dari hipotesisnya.
2. Uji Mann Whitney
Langkah-Langkah:
a. Menentukan formulasi hipotesis
H
0
: dua sampel independen memiliki rata-rata yang sama (
1
=
2
)
H
1
: dua sampel independen memiliki rata-rata yang berbeda.
b. Menentukan taraf nyata () dan nilai U tabel
U
(n1)(n2)
= ...
c. Menentukan kriteria pengujian
Jika U U
(n1)(n2)
maka H
0
diterima
Jika U < U
(n1)(n2)
maka H
0
ditolak.
d. Menentukan nilai uji statistik
Nilai uji statistik ditentukan dengan tahap-tahap berikut:
1) Menggabungkan kedua sampel dan memberi urutan tiap-tiap anggota,
dimulai dari pengamatan terkecil sampai terbesar
2) Menjumlahkan urutan masing-masing sampel (R
1
dan R
2
)
3) Menghitung statistik U
U
1
= n
1
. n
2
+ [n
1
(n
1
+ 1)]/2 R
1
dan U
2
= n
1
. n
2
+ [n
2
(n
2
+ 1)]/2 R
2

e. Mengambil keputusan
Memutuskan apakah H
0
diterima atau ditolak.
f. Membuat kesimpulan
Menyimpulkan formulasi dari hipotesisnya.
3. Uji Kruskal-Willis
Langkah-langkah pengujian Kruskal-Wallis ialah sebagai berikut:
a. Menentukan formulasi hipotesis
H
0
: k populasi dari mana sampel diambil memiliki mean yang sama (
1
=
2
=

3
= ... =
k
)
H
1
: k populasi dari mana sampel diambil tidak memiliki mean yang sama,
sedikitnya ada satu mean yang tidak sama (1
2

3

k
).
b. Menentukan taraf nyata () dan nilai
2
tabel





Taraf nyata () dan nilai
2
ditentukan dengan derajat bebas dengan Rumus
berikut ini:
db = k 1
dengan: db = derajat bebas
k = banyak sampel

2
(k - 1)
= ...
c. Menentukan kriteria pengujian
Jika H
2
(k - 1)
maka H
0
diterima
Jika H >
2
(k - 1)
maka H
0
ditolak
d. Menentukan nilai uji statistik (nilai H) dengan Rumus berikut ini:
H =
( )
( ) 1 3
1
12
2
+
(
(

+

n
n
R
n n
i
i

dengan: n = Jumlah ukuran sampel
R
i
= Jumlah urutan
n
i
= Ukuran sampel
e. Mengambil keputusan
Memutuskan apakah H
0
diterima atau ditolak
f. Membuat kesimpulan
Menyimpulkan formulasi dari hipotesisnya
4. Kolmogorov-Smirnov
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengujian ini ialah:
a. Data dari hasil pengamatan disusun mulai dari nilai pengamatan terkecil sampai
nilai pengamatan terbesar
b. Dari nilai pengamatan tersebut kemudian susunlah distribusi frekuensi
kumulatif relatif, dan notasikan dengan Fa (X)
c. Hitung nilai Z dengan Rumus berikut ini:
Z =
dengan: X = distribusi frekuensi kumulatif relatif
= nilai mean
= deviasi standar
d. Hitung distribusi frekuensi kumulatif teoritis (berdasarkan area kurva normal)
dan notasikan dengan Fe (X)
e. Hitung selisih antara Fa (X) dengan Fe (X)
f. Ambil angka selisih maksimum dan notasikan dengan D





g. Bandingkan nilai D yang diperoleh dengan nilai D

dari tabel Kolmogorov-


Smirnov. Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
Jika D D

maka H
0
diterima
Jika D > D

maka H
0
ditolak

Anda mungkin juga menyukai