Anda di halaman 1dari 9

KOMPONEN KURIKULUM

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Telaah Kurikulum dan Bahan Afar Bahasa Indonesia
OSEN PENGAMPU:
78 Cecep Suhendi, M Pd

i8u8un Oleh
MIRA SILVIA (108013000039)
EUIS KARLINA (108013000069)

1URUSAN PENIIKAN BAHASA AN SASTRA INONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH AN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIAYATULLAH
1AKARTA
2011

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul: 'Komponen Kurikulum. Terima kasih
kepada Bapak Drs. Cecep Suhendi, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Telaah Kurikulum.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan dengan baik. Dan oleh karenanya,
tim penulis dengan rendah diri dan dengan tangan terbuka menerima masukan,
saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya tim penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanIaat bagi seluruh pembaca.

Ciputat, 22 Maret 2011

Tim Penulis








BAB I
PENAHULUAN
Secara garis besar, istilah kurikulum dapat ditaIsirkan dalam proses
pengertian, misal dari segi input, proses, dan produk yang dideIinisikan secara
berbeda, sesuai dengan pandangan ahlinya. Selain itu, pendekatan kurikulum
adalah sisi yang ditinjau dalam mempelajari kurikulum.
Sebelum membicarakan komponen kurikulum, terlebih dahulu kita perlu
memahami apa yang dimaksud dengan kurikulum dan komponen kurikulum. Pada
mulanya istilah kurikulum dijumpai dalam dunia statistik pada zaman yunani
kuno yang berasal dari kata curir yang artinya pelari, dan curere artinya tempat
berpacu atau tempat berlomba. Sedang curriculum mempunyai arti ' farak yang
harus ditempuh oleh pelari. Sebagaimana termuat dalam Webster dictionary th.
1955 kurikulum dideIinisikan sebagai berikut:
'Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid
untuk memperoleh ijazah. Sedangkan pengertian komponen menurut KBBI
adalah bagian dari keseluruhan. Jadi, komponen kurikulum adalah bagian dari
keseluruhan isi kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan struktur kurikulum,
strategi pelaksanaan, dan komponen evaluasi.











BAB II
PEMBAHASAN

Secara umum, dalam perencanaan kurikulum harus dipertimbangkan
kebutuhan masyarakat, karakteristik pembelajar, dan lingkup pengetahuan
menurut hierarki keilmuan (Taba dalam Saylor, et al., 1981). Siswa dengan
karakteristik tersebut memiliki dua kemungkinan, meneruskan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, atau terjun ke dunia kerja serta masyarakat. Oleh
karena itu, pengelolaan komponen perencanaan kurikulum harus memperhatikan
Iaktor tujuan, isi dan struktur kurikulum, strategi pelaksanaan, dan komponen
evaluasi.

1 Tujuan
Pada hakikatnya tujuan kurikulum merupakan tujuan dari setiap program
pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik, karena kurikulum adalah alat
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan secara umum dijabarkan dari IalsaIah bangsa, yakni
Pancasila. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan meningkatkan
kkualitas manusia Indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja
keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat
jasmani dan rohani. Makna tujuan umum pendidikan tersebut pada hakikatnya
membentuk manusia Indonesia yang bias mandiri dalam konteks kehidupan
pribadinya, kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, serta berkehidupan
sebagai makhluk yang berke-Tuhanan yang Maha Esa (beragama).
Berdasarkan hakikat dari tujuan pendidikan tersebut dijabarkan menjadi
tujuan kurikulum mulai dari tujuan kelembagaan pendidikan, tujuan setiap mata
pelajaran atau bidang studi, sampai kepada tujuan intruksional. Sebelum
menetapkan dan menyusun isi kurikulum, terlebih dahulu harus ditetapkan
rumusan tujuannya, sebab: a) tujuan berIungsi menentukan arah dan corak
kegiatan pendidikan, b) tujuan menjadi indikator dari keberhasilan pelaksanaan

pendidikan, dan c) tujuan menjadi pegangan dalam setiap usaha dan tindakan dari
pelaksana pendidikan.

Tujuan In89i9u8ional
Adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, artinya apa
yang seharusnya dimiliki siswa setelah tamat dari lembaga pendidikan tersebut.
Oleh karena itu tujuan institusional merupakan kemampuan yang diharapkan
untuk dimiliki siswa (anak didik) setelah mereka menyelesaikan program studinya
pada lembaga tersebut.
Tujuan ini merupakan penjabaran dari tujuan umum pendidikan secara
nasional, dan tujuan ini juga harus memperhatikan ciri lembaga pendidikan itu
sendiri, misalnya ada lembaga pendidikan kejuruan, lembaga pendidikan umum,
dan sebagainya, yang siIatnya lebih menitikberatkan pada aspek-aspek tertentu.

Tujuan Ku7ikule7
Adalah tujuan bidang studi atau mata pelajaran sehingga harus mencerminkan
hakikat keilmuan yang ada di dalam bidang studi tersebut. Bila dilihat secara
operasional, maka tujuan kurikuler adalah rumusan kemampuan yang diharapkan
dapat dimiliki anak didik setelah menyelesaikan atau mempelajari satu bidang
studi atau mata pelajaran tersebut. Setiap mata pelajaran yang terdapat pada suatu
lembaga pendidikan memiliki tujuan kurikuler masing-masing.

Tujuan In897uk8ional
Tujuan ini merupakan tujuan yang paling langsung dihadapkan kepada anak
didik dalam proses belajar-mengajar. Setiap bahan atau materi yang disampaikan
dalam jam-jam tertentu memiliki tujuan masing-masing dan harus
menggambarkan kemampuan apa yang akan dicapai siswa setelah mereka
mempelajari materi yang disajikan tersebut.

2 I8i dan S97uk9u7 Ku7ikulum
Isi kurikulum mata pelajaran pada proses belajar mengajar, seperti
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diasosiasikan dengan mata

pelajaran. Pemilihan isi menekankan pada mata pengetahuan ilmiah dan


pengalaman belaja. Untuk itu, terdapat kriteria yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan isi kurikulum, yaitu:
a. Isi kurikulum harus sesuai, tepat, dan bermakna bagi perkembangan siswa.
b. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial, artinya sesuai dengan
tuntutan hidup nyata dalam masyarakat.
c. Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang komprehensiI,
artinya mengandung aspek intelektual, moral, dan sosial secara seimbang.
d. Isi kurikulum harus mengandung aspek ilmiah yang tahan uji.
e. Isi kurikulum harus mengandung bahan yang jelas. Teori, prinsip, dan
konsep yang terdapat di dalamnya bukan sekedar inIormasi Iaktual belaka.
I. Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Menurut Nana Sudjana, ada 4 alasan mengapa perlu dilakukan pilihan dalam
menetapkan isi kurikulum.
1. Tugas dan tanggung jawab sekolah dalam mencerdaskan anak didik sangat
terbatas, baik dari segi waktu maupun sumber yang tersedia.
2. Tuntutan kebutuhan masyarakat senantiasa berkembang dari waktu ke
waktu.
3. Ada beberapa jenjang dan tingkat pendidikan sesuai dengan tujuan dan
hakikat perkembangan anak.
4. Pendidikan Iormal di sekolah merupakan subsistem dari pendidikan
sepanjang hayat.

3 S97a9egi Pelak8anaan Ku7ikulum
Strategi pelaksanaan kurikulum memberi petunjuk bagaimana kurikulum
tersebut dilaksanakan di sekolah. Kurikulum dalam pengertian program
pendidikan masih dalam taraI tahapan atau rencana yang harus diwujudkan secara
nyata di sekolah sehingga dapat mempengaruhi dan mengantarkan anak didik
kepada tujuan pendidikan. Oleh karena itu, komponen strategi pelaksanaan
kurikulum memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan kurikulum,


yaitu tingkat jenjang pendidikan, serta proses belajar-mengajar. Berhasil atau
tidaknya kurikulum pendidikan yang telah direncanakan atau ditetapkan, kuncinya
adalah terletak pada proses belajar-mengajar yang terencana, terpola, dan
terprogram secara baik dan sesuai dengan rambu-rambu yang ada dalam Garis-
garis Besar Program Pengajaran (GBPP).

Evalua8i Ku7ikulum
Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk
memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan
melalui kurikulum yang bersangkutan. Evaluasi atau penilaian dilakukan secara
bertahap, berkesinambungan, dan bersiIat terbuka. Dari evaluasi ini dapat
diperoleh keterangan mengenai kegiatan dan kemajuan belajar siswa, dan
pelaksanaan kurikulum oleh guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Dalam pelaksaan evaluasi ini, terdapat banyak instrumen pengukuran yang
dapat dipergunakan oleh pendidik antara lain: tes standar, tes buatan guru, sampel
hasil karya, tes lisan, observasi sistematis, wawancara, kuisioner, daItar cek dan
skala penilaian, dll. Selain itu, dalam evaluasi kurikulum ini terdapat prosedur
yang harus diikuti, yang meliputi tujuh langkah berurutan yang berhubungan
secara integral yaitu:
1. Penanda evaluasi, sebagai pemecahan terhadap konteks ukur.
2. SpesiIikasi tugas, yang menggambarkan cakupan evaluasi.
3. Desain evaluasi, sebagai penyusunan perencanaan untuk melaksanakan
evaluasi.
4. Pengumpulan data, untuk memperoleh data, baik dari sumber data yang
ada maupun menggunakan teknik yang dirancang dalam tahapan desain.
5. Analisis data, sebagai analisis, sintesis, dan interpretasi data seperti yang
diatur dalam tahapan desain.
6. Kesimpulan, untuk mempersiapkan kesimpulan yang didasarkan pada
hasil dan persiapan laporan.
7. Menghadirkan kesimpulan dan rekomendasi pada audiens.

BAB III
SIMPULAN

Kurikulum secara sederhana dapat diartikan sebagai serangkaian acuan yang
berisikan rencana, strategi, metode , tujuan, isi dan bahan belajar yang dijadikan
pedoman dalam penyelenggaran pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Fungsi kurikulum adalah memberikan pedoman pada pelaksana pendidikan untuk
merencanakan dan mengevaluasi kegiatan pendidikan sesuai dengan yang telah
direncanakan dengan memperoleh hasil yang optimal.
Kurikulum juga memiliki empat komponen utama, yaitu tujuan, isi dan
struktur kurikulum, strategi pelaksanaan, dan komponen evaluasi. Keempat
komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat satu sama lain sehingga
mereIleksikan satu kesatuan yang utuh sebagai program pendidikan.



















PUSTAKA ACUAN
amalik, Oemar. asar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2009.
Nurdin, SyaIruddin. Guru Professional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta:
Quantum Teaching. 2005.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Pengembangan Kurikum, Teori dan Praktek.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1997
Sudrajat, Akhmad. dalam artikel Komponen-Komponen Kurikulum. dari web
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/09/14/komponen-
komponen-kurikulum/ diunggah pada tanggal 20 Maret 2011 pukul 10:16

Anda mungkin juga menyukai