Anda di halaman 1dari 20

1

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahanNya makalah yang berjudul 'UKHUWAH ISLAMIYAH
KAMPUS dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan . Saya mengucapkan rasa
syukur atas diberi kemudahan serta kerja keras yang saya peroleh.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun
hadapi, namun dengan disertai semangat dan komitmen akhirnya penyusunan
makalah ini terselesaikan.
Saya sangat menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, sehingga kritik dan sarannya yang membangun sangat penyusun harapkan
agar dapat berbuat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanIaat bagi penyusun khususnya dan dapat
memberikan manIaat bagi pembaca pada umumnya.





Penyusun



2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................................1


DAFTAR ISI .............................................................................................................2
BAB I ........................................................................................................................3
PENDAHULUAN .....................................................................................................3
1.1. Latar Belakang ............................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................3
1.3. Tujuan ........................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................5
ISI .............................................................................................................................5
BAB III ................................................................................................................... 19
PENUTUP ............................................................................................................... 19
3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 19
3.2. Saran ......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 20





3
A I
PENDAHULUAN
1.1. Latar elakang
Ukhuwah islamiyah,merupakan magic word, kalimat bertuah yang dapat
menyatukan hati, pikiran ,perasaan dan tujuan hidup kaum muslimin dalam
kehidupan. Pada masa lalu Rasulullah saw mempersatukan kaum muhajirin dan
anshor berhasil membangun masyarakat islam di Madinah Munawwarah.
Di Nusantara, para sunan setelah membina masyarakat dan mengontrol patra
sultan berhasil mempersatukan nusantara dengan kejayaam islam. Pada masa kini
pun diantaranya tahun 2006 yang lalu kaum muslimin berunjuk rasa dengan aksi
sejuta umat anti pornograIi dan pornoaksi. Hampir seluruh ormas Islam bergerak
mengirimkan utusan. Satu diantaranya kesepakatan untuk menyelesaikan
dekadensi moral dengan menerapkan syari`at Islam.
Kita sebagai mahasiswa muslim tentu memiliki peran dalam perubahan sosial
masyarakat Indonesia kearah yang lebih baik. Indikator kesuksesan reIormasi
adalah terbentuknya masyarakat Islam modern. Khususnya dikampus adalah
bagaimana membangun persaudaraan dan silahturahmi antar Iakultas, jurusan
sampai perorangan yang dapat membangun karakter dirinya maun bangsa
Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
O Apakah ukhuwah islamiyah itu?
O Bagaimana mewujudkan dan membangunnya dalam kehidupan kita sebagai
mahasiswa?
O Seberapa penting ukhuwah islamiyah itu?
4
O Bagaimana menjaga ketika sudah terjalin dan Iaktor apa saja yang dapat
merobohkan ukhuwah islamiyah?
1.3. Tujuan
1. Memahami bahwa sesama muslim itu bersaudara.
2. Mengetahui,mewujudkan dan menjaganya dalam kehidupan mahasiswa.
3. Mengetahui keadaan ukhuwah islamiyah dikampus.









3
A II
ISI
Di lingkungan kampus adalah salah satu berkumpulnya orang-orang dari
berbagai kalangan mulai dari perbedaan suku, ras, kota, bahasa, bahkan agama.
Mereka bersatu untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya mulai dari ilmu
pengetahuan sesuai jurusan masing-masing, tentang organisasi kampus, dan
pengaplikasian hobby. Selain perbedaan diatas, dalam suatu institusi perguruan tinggi
terbagi menjadi beberapa Iakultas bahkan jurusan. setiap orang memiliki perbedaan
karakter maupun cara bersosialisasi yang berbeda-beda. Dengan adanya ukhuwah
islamiyah semua permasalahan tersebut dapat teratasi. Lalu tentang pergolakan
terhadap aliran yang ada di Indonesia maupun dunia seperti NU, Muhammadiyah,
Sunni, Syiah, dan lain lain. Dimana aliran-aliran tersebut pun sudah memasuki dunia
kampus. Aliran tersebut ada berpagarkan pada Ahlussunnah Wal Jamaah dan ada
yang tidak. Diluar itu, karena sesuai dengan hadist Rasul bahwa Islam akan terpecah
menjadi banyak golongan dan yang masuk syurga hanya Ahlussunah Wal Jamaah.
NU, Muhammadiyah, Sunni, Syiah masih termasuk dalam kriteria Ahlussunah Wal
Jamaah.
Banyak diantara kita yang beranggapan bahwa aliran-aliran kita adalah yang
paling benar, itu sah-sah saja dan memang seharusnya, tapi yang jadi masalah adalah
ada diantara kita yang kemudian memIonis bahwa aliran diluar kita salah (secara
keseluruhan) inilah yang tidak benar,mengapa hal tersebut dapat terjadi,yaitu:
O Pertama dengan pemahaman yang seperti itu sama halnya kita masuk
ke dalam golongan orang-orang yang riya`, sombong, takabur dan ini
Iatal, ingat hadist Rosulullah bahwa riya itu seperti api membakar
kayu bakar`. Selain itu kalimat tersebut merupakan sebuah
6
perumpamaan yang sangat mengerikan, bayangkan kalau kita
menanam pohon selama 20 tahun, mungkin yang kita dapat hanyalah
pohon dengan diameter batang sekitar 15 s/d 20 cm, tapi kemudian
kalau kayu itu sudah kering dan menjadi kayu bakar. Lalu kita bakar
mungkin hanya beberapa jam saja habis.. 20 tahun habis dalam
beberapa jam saja..
O Kedua, aliran seperti NU, Muhammadiyah, Sunni dan Syiah, itu hanya
Organisasi kemasyarakatan, dan hadir setelah zaman Rasulullah
meninggal, meskipun ada beberapa ritual ibadah yang berbeda. Orang
yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah adalah orang yang
bertakwa, ini yang perlu digaris bawahi maka dia yang insyaallah
masuk syurga.
Kalau ketakwaan sudah menjadi tolok ukur dalam setiap langkah maupun
setiap kita menjalankan ibadah kita saya yakin kita akan masuk syurga, apapun aliran
kita mau sholat sedekap diatas dada maupun di perut, tarawih 20 rakaat maupun 8
rakaat. Toh sebenarnya Allah sudah memberikan sebuah rumus pasti, seperti rumus
matematika 112, 123 tidak ada 114, 135, rumus itu adalah 'As Sholatu`
Tanha Anil Fahsa`I Wal Munkar Sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar,
dalam artian bahwa Sholat yang dilakukan secara benar, Sholat yang benar dari hati,
Sholat yang dilandasi dengan ketakwaan kepada Allah, akan kelihatan dalam setiap
tingkah laku kita.
Oleh karena itu walaupun begitu banyak perbedaan, seharusnya kita dapat
mempersatukan kaum muslimin agar menjadi islam yang tidak tergoyahkan dengan
ukhuwah islamiyah.


7
MAKNA UKHUWAH ISLAMIYAH
Kata ukhuwah berakar dari kata kerja akha, misalnya dalam kalimat 'akha
Iulanun shalihan, (Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara). Makna ukhuwah
menurut Imam Hasan Al Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa
satu sama lain dengan ikatan aqidah.
Hakekat Ukhuwah Islamiyah:
1.Nikmat Allah (Q.S. 3:103)
'103. dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu
menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah
berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk.
2.Perumpamaan tali tasbih (Q.S.43:67)
'67. teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang
lain kecuali orang-orang yang bertakwa.
3.Merupakan arahan Rabbani (Q.S. 8:63)
'63. dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). walaupun
kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak
dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati
mereka. Sesungguhnya Dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana.


8
4.Merupakan cermin kekuatan iman (Q.S.49:10)
'10. orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat.
Kita harus menyadari bahwa semua muslim di dunia ini adalah bersaudara. Di
mata Allah SWT tidak ada perbedaan manusia di lihat dari kaya atau miskin, suku,
ras, bahasa, jabatan, bahkan Iakultas maupun jurusan sekalipun. Karena di mata Allah
SWT yang membedakan manusia satu dengan yang lainnya adalah amal dan
perbuatan setiap individu. Termasuk kita sebagai para mahasiswa yang merupakan
termasuk seorang muslim. Saudara adanya saling membantu sehingga dalam
kesulitan diraskan bersama. Dengan kita bersaudara maka akan semakin cepat terjalin
ukhuwah islaimyah itu. Lalu adanya hubungan silaturahmi yang baik dan tidak
adanya permusuhan diantara sesama muslim.
Menurut Rasulullah, Allah SWT akan melapangkan rezeki orang yang suka
menyambung tali silaturahmi. Allah juga akan memanjangkan umur kepadanya.
Muhammad Baqir RA pernah mendapat wasiat dari ayahnya (Imam Zainul
Abidin, ra). Ia (kata Baqir) telah berwasiat kepadaku, 'Janganlah duduk bersama lima
jenis manusia. Jangan berbicara kepada mereka, bahkan jangan berjalan bersama
mereka, meskipun tidak disengaja.
Pertama, Orang Fasik. Karena ia akan menjualmu hanya untuk sesuap makanan.
Kedua, Orang Bakhil. Karena ia akan memutuskan hubungan di saat kita kita
memerlukan.
Ketiga, Pembohong. Karena ia akan menipumu. Karena ia akan senantiasa
menipumu.
9
Keempat, Orang Bodoh. Karena ia berkeinginan memberikan manIaat bagimu,
namun karena kebodohannya, ia jutru merugikanmu.
Kelima, Orang yang memutuskan tali silaturahmi. Karenanya, janganlah berdekatan
dengannya.
Memutus tali silaturahmi adalah sesuatu yang dilarang oleh agama Islam.
Dalam Q.S an-Nisa`: 1,
'Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Dalam kitab Ahkam al-Qur`an-nya, Ibnu al-Arabi menaIsirkan ayat ini
dengan: %akutlah kepada Allah untuk berdosa kepada-Nya dan takutlah untuk
memutus tali silaturahmi` .
Dari Abdullah bin Abi AuIa r.a. berkata, ketika sore hari pada hari AraIah,
pada waktu kami duduk mengelilingi Rasulullah saw, tiba-tiba beliau bersabda, 'Jika
di majelis ini ada orang yang memutuskan silaturahmi, silahkan berdiri, jangan duduk
bersama kami. Dan ketika itu, diantara yang hadir hanya ada satu yang berdiri, dan
itupun duduk di kejauhan. Dan dalam waktu yang tidak lama, ia kemudian duduk
kembali.
Rasulullah bertanya kepadanya,Karena diantara yang hadir hanya kamu yang
berdiri, dan kemudian kamu datang dan duduk kembali, apa sesungguhnya yang
terjadi? Ia kemudian berkata, 'Begitu mendengar sabda Engkau, saya segera
10
menemui bibi saya yang telah memutuskan silaturahmi dengan saya. Karena
kedatangan saya tersebut, ia berkata, 'Untuk apa kamu datang, tidak seperti biasanya
kamu datang kemari. Lalu saya menyampaikan apa yang telah Engkau sabdakan.
Kemudian ia memintakan ampunan untuk saya, dan saya meminta ampunan untuknya
(setelah kami berdamai, lalu saya datang lagi ke sini).
Lalu Rasulullah bersabda, amu telah melakukan perbuatan yang baik,
duduklah, rahmat Allah tidak akan turun ke atas suatu kaum fika di dalamnya ada
orang yang memutuskan silaturahmi.`
Rasulullah pernah bersabda,`%idak ada satu kebaikanpun yang pahalanya
lebih cepat diperoleh daripada silaturahmi, dan tidak aka satu dosapun yang
ad:abnya lebih cepat diperoleh di dunia, disamping akan diperoleh di akherat,
melebihi ke:aliman dan memutuskan tali silaturahmi.`
Dalam sebuah riwayat lain, dari Anas r.a, ia berkata bahwa Rasullah saw
bersabda, arangsiapa yang suka dilapangkan re:ekinya dan dilamakan bekas
telapak kakinya (dipanfangkan umurnya), hendaknya ia menyambung tali
silaturahmi.` |MutaIaq alaih|
Ali r.a meriwayatkan dalam sebuah hadist, arangsiapa yang mengambil
tanggungfawab atas suatu perkara, aku akan menfamin baginya empat perkara.
arangsiapa bersilaturahmi, umurnya akan dipanfangkan, kawan-kawannya akan
cinta kepadanya, re:ekinya akan dipalangkan, dan ia aman masuk ke dalam surga.`
(Kanzul Ummal).
Al-Qurthubi mengatakan, $eluruh agama sepakat bahwa menyambung
silaturahmi wafib dan memutuskannya diharamkan`. Ibnu Abidin al-Hanafi
mengatakan,`Menyambung silaturahmi wafib meskipun hanya dengan mengucapkan
salam, memberi hadiah, memberi pertolongan, duduk bareng, ngobrol, bersikap
11
ramah dan berbuat baik. alau seseorang yang hendak disilaturahmi berada di lain
tempat cukup dengan berkirim surat, namun lebih afdol kalau ia bisa berkunfung ke
tempat tinggalnya`.
Orang yang menyambung silaturahmi akan mendapat balasan di dunia berupa:
kedekatan kepada Allah, rezekinya diluaskan, umurnya dipanjangkan, rumahnya
dimakmurkan, tercegah dari mati dengan cara tidak baik, dicintai Allah dan dicintai
keluarganya.
Yang lebih penting dari itu semua, di akhirat kelak, ia akan mendapat balasan
surga dari Allah SWT: Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat, ahai Rasulullah
kabarkanlah kepadaku amal yang dapat memasukkan akan ke surga`. Rasulullah
menjawab; ngkau menyembah Allah, fangan menyekutukan- Nya dengan segala
sesuatu, engkau dirikan shalat, tunaikan :akat dan engkau menyambung
silaturahmi` . (HR. Bukhari).
Dan yang terakhir, Rasulullah pernah berkata pada sahabat Abu Bakar ash-
Shiddiq r.a bahwa tiga perkara berikut ini benar adanya. Pertama, barangsiapa yang
dizalimi kemudian ia memaaIkan, maka kemuliannya akan bertambah. Kedua,
barangsiapa yang meminta-minta untuk meningkatkan hartanya, maka, hartanya akan
berkurang. Ketiga, barangsiapa yang membuka pintu pemberian dan silaturahmi,
maka hartanya kan bertambah.
Jadi dengan adanya silaturahmi maka akan terjalin hubungan yang harmonis
diantara sesama muslim. Tapi ketika seseorang sudah bermusuhan dan tali
silaturahmi terputus maka akan terjadi sesuatu hal yang tidak dinginkan dapat terjadi.
Ukhuwah Islamiyah bersiIat abadi dan universal karena berdasarkan akidah
dan syariat Islam. Ukhuwah Jahiliyah bersiIat temporer (terbatas waktu dan tempat),
12
yaitu ikatan selain ikatan akidah (misal:ikatan keturunan orang tua-anak, perkawinan,
nasionalisme, kesukuan ,kebangsaan, dan kepentingan pribadi).
Di lingkungan kampus ukhuwah islamiyah sangat diperlukan karena untuk
menyatukan perbedaan-perbedaan satu hal dan yang lainnya untuk menjalin
persaudaraan satu dengan individu yang lan. Tapi terkadang dan tidak dapat
dipungkiri pula bahwa setiap mahasiswa Iakultas memiliki karakter dan pola pikir
yang berbeda-beda. Ada pula setiap mahasiswa Iakultas karena ingin menjadi Iakultas
yang membanggakan,mahasiswa satu Iakultas dengan Iakultas yang lain adanya hal-
hal yang menjatuhkan satu dengan yang lainnya. Bahkan setiap jurusan didalam
Iakultas satu dengan yang lainnya terjadi konIlik. Oleh karena itu ukhuwa islamiyah
perlu dibangun dan diwujudkan agar tidak adanya konIlik individu satu dengan
lainnya.
Untuk membangun ukhuwah islamiyah terdapat beberapa tingkatam atau
perngkat, yaitu:
1. Ta`aruI adalah saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara
kaum muslimin merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah
SWT (Q.S. Al Hujurat: 13).
'Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.

2. TaIahum adalah saling memahami. Hendaknya seorang muslim
memperhatikan keadaan saudaranya agar bisa bersegera memberikan
13
pertolongan sebelum saudaranya meminta, karena pertolongan merupakan
salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan.
Abu Hurairah r.a., dari Nabi Muhammad saw., beliau bersabda,
'Barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah
akan menghilangkan satu kesusahannya di hari kiamat. Barang siapa
menutupi aib di hari kiamat. Allah selalu menolong seorang hamba selama
dia menolong saudaranya. (H.R. Muslim) Ta`awun adalah saling
membantu tentu saja dalam kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.
Ketika tingkatan dalam membangun dan mewujudkan ukhuwah islamiyah
sudah dilakukan dan telah terbentuk suatu ikatan atau silaturahmi antara satu individu
satu dengan yang lainnya maka hal yang harus dilakukan setiap individu untuk
menguatkan ukhuwah islamiyah adalah sebagai berikut :
1. Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai. Hadits yang
diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda: ' Ada
seseorang berada di samping Rasulullah lalu salah seorang sahabat berlalu
di depannya. Orang yang disamping Rasulullah tadi berkata: Aku
mencintai dia, ya Rasullah.` Lalu Nabi menjawab: Apakah kamu telah
memberitahukan kepadanya?` Orang tersebut menjawab: Belum.`
Kemudian Rasulullah bersabda: Beritahukan kepadanya.` Lalu orang
tersebut memberitahukan kepadanya seraya berkata: Sesungguhnya aku
mencintaimu karena Allah.` Kemudian orang yang dicintai itu menjawab:
Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.
2. Memohon didoakan bila berpisah 'Tidak seorang hamba mukmin berdo`a
untuk saudaranya dari kejauhan melainkan malaikat berkata: Dan bagimu
juga seperti itu (H.R. Muslim).
3. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa 'Janganlah
engkau meremehkan kebaikan (apa saja yang dating dari saudaramu), dan
14
jika kamu berjumpa dengan saudaramu maka berikan dia senyum
kegembiraan. (H.R. Muslim).
4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim) 'Tidak ada dua orang
mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan keduanya
diampuni dosanya sebelum berpisah. (H.R Abu Daud dari Barra`)
5. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara).
6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu.
7. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya.
8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya.
9. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan.
Dengan hal-hal yang diatas maka ukhuwah islamiyah diantara individu akan
terjalin dengan baik dan tidak akan menimbulkan konIlik khususnya mahasiswa.
Dimana mahasiswa adalah salah satu unjuk tombak pergerakan pembangunan
Indonesia dimasa mendatang. Apabila sema bersaudara maka akan terjadi sinergisitas
antara mahasiswa satu dengan yang lainnya.
Ukhuwah islamiyah tentu sangat bermanIaat didalam kehidupan kita sebagi
makhluk sosial khususnya kita sebagai muslim wajib hukumnya untuk memperlebar
tali persaudaraan kita satu dengan yang lainnya. Selain itu manIaat ukhuwah
islamiyah diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Merasakan lezatnya iman.
2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7
golongan yang dilindungi).
3. Mendapatkan tempat khusus di surga (Q.S. 15:45-48).
'45. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga
(taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).
46. (Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera
lagi aman".
13
47. dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati
mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas
dipan-dipan.
48. mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak
akan dikeluarkan daripadanya.
Di antara unsur-unsur pokok dalam ukhuwah adalah cinta. Tingkatan cinta
yang paling rendah adalah husnudzon yang menggambarkan bersihnya hati dari
perasaan hasad, benci, dengki, dan bersih dari sebab-sebab permusuhan.
Al-Qur`an menganggap permusuhan dan saling membenci itu sebagai siksaan
yang dijatuhkan Allah atas orang-orang yang kuIur terhadap risalah-Nya dan
menyimpang dari ayat-ayat-Nya. Sebagaiman Iirman Allah Swt dalam Q.S. Al-
Ma`idah:14.
'14. dan diantara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya Kami ini
orang-orang Nasrani", ada yang telah Kami ambil Perjanjian mereka, tetapi mereka
(sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan
dengannya; Maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian
sampai hari kiamat. dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang
mereka kerjakan.
Ada lagi derajat (tingkatan) yang lebih tinggi dari lapang dada dan cinta, yaitu
itsar. Itsar adalah mendahulukan kepentingan saudaranya atas kepentingan diri sendiri
dalam segala sesuatu yang dicintai. Ia rela lapar demi kenyangnya orang lain. Ia rela
haus demi puasnya prang lain. Ia rela berjaga demi tidurnya orang lain. Ia rela
bersusah payah demi istirahatnya orang lain. Ia pun rela ditembus peluru dadanya
demi selamatnya orang lain. Islam menginginkan dengan sangat agar cinta dan
persaudaraan antara sesama manusia bisa merata di semua bangsa, antara sebagian
dengan sebagian yang lain. Islam tidak bisa dipecah-belah dengan perbedaan unsur,
16
warna kulit, bahasa, iklim, dan atau batas negara, sehingga tidak ada kesempatan
untuk bertikai atau saling dengki, meskipun berbeda-beda dalam harta dan
kedudukan.
Mengingat kedudukan ukhuwah islamiyah yang sedemikian penting, maka
memeliharanya menjadi sesuatu yang amat ditekankan. Disamping harus mengecek
kebenaran suatu berita buruk yang menyangkut saudara kita yang muslim, ada
beberapa hal yang harus kita hindari agar ukhuwah islamiyah bisa tetap terpelihara.
Allah swt berIirman, 'Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum
mengolok-olokan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan)
lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokan) dan jangan pula wanita wanita-
wanita mengolok-olokan wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita (yang
diperolok-olokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan) dan janganlah
kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-
gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah
iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang
zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain.
Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?.
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. |QS Al-Hujurat
(49): 11-12|.
'11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari
mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,
boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu
17
sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-
buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang
tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Dari ayat di atas, ada enam hal yang harus kita hindari agar ukhuwah islamiyah
tetap terpelihara:
O Pertama, memperolok-olokan, baik antar individu maupun antar kelompok,
baik dengan kata-kata maupun dengan bahasa isyarat karena hal ini dapat
menimbulkan rasa sakit hati, kemarahan dan permusuhan. Manakala kita tidak
suka diolok-olok, maka janganlah kita memperolok-olok, apalagi belum tentu
orang yang kita olok-olok itu lebih buruk dari diri kita.
O Kedua, mencaci atau menghina orang lain dengan kata-kata yang
menyakitkan, apalagi bila kalimat penghinaan itu bukan sesuatu yang benar.
Manusia yang suka menghina berarti merendahkan orang lain, dan iapun akan
jatuh martabatnya.
O Ketiga, memanggil orang lain dengan panggilan gelar-gelar yang tidak
disukai. Kekurangan secara Iisik bukanlah menjadi alasan bagi kita untuk
memanggil orang lain dengan keadaan Iisiknya itu. Orang yang pendek tidak
mesti kita panggil si pendek, orang yang badannya gemuk tidak harus kita
panggil dengan si gembrot, begitulah seterusnya karena panggilan-panggilan
seperti itu bukan sesuatu yang menyenangkan. Memanggil orang dengan gelar
18
siIat yang buruk juga tidak dibolehkan meskipun siIat itu memang
dimilikinya, misalnya karena si A sering berbohong, maka dipanggillah ia
dengan si pembohong, padahal sekarang siIatnya justru sudah jujur tapi gelar
si pembohong tetap melekat pada dirinya. Karenanya jangan dipanggil
seseorang dengan gelar-gelar yang buruk.
O Keempat, berburuk sangka, ini merupakan sikap yang bermula dari iri hati
(hasad). Akibatnya ia berburuk sangka bila seseorang mendapatkan kenimatan
atau keberhasilan. Sikap seperti harus dicegah karena akan menimbulkan
sikap-sikap buruk lainnya yang bisa merusak ukhuwah islamiyah.
O Kelima, mencari-cari kesalahan orang lain, hal ini karena memang tidak ada
perlunya bagi kita, mencari kesalahan diri sendiri lebih baik untuk kita
lakukan agar kita bisa memperbaiki diri sendiri.
O Keenam, bergunjing dengan membicarakan keadaan orang lain yang bila ia
ketahui tentu tidak menyukainya, apalagi bila hal itu menyangkut rahasia
pribadi seseorang. Manakala kita mengetahui rahasia orang lain yang ia tidak
suka bila hal itu diketahui orang lain, maka menjadi amanah bagi kita untuk
tidak membicarakannya.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa ketika ukhuwah islamiyah kita
dambakan perwujudannya, maka segala yang bisa merusaknya harus kita hindari.
Bila ukhuwah sudah terwujud, yang bisa merasakan manIaatnya bukan hanya sesama
kaum muslimin, tapi juga umat manusia dan alam semesta, karena Islam merupakan
agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Karenanya mewujudkan ukhuwah
Islamiyah merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan ini.


19
A III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ukhuwah islamiyah merupakan salah satu yang harus diterapkan
dikalangan mahasiswa kepada sesama muslim baik kepada dosen, sesama
mahasiswa, pegawai dan unsur-unsur lain yang terdapat dalam kampus.
Ukhwah islamiyah sangat kita dambakan perwujudannya, maka segala yang
bisa merusaknya harus kita hindari. Bila ukhuwah sudah terwujud, yang bisa
merasakan manIaatnya bukan hanya sesama kaum muslimin, tapi juga umat
manusia dan alam semesta, karena Islam merupakan agama yang membawa
rahmat bagi seluruh alam. Karenanya mewujudkan ukhuwah Islamiyah
merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan ini. Lalu dengan adanya
ukhuwah islamiyah tidak akan adanya perpecahan diantara mahasiswa, antar
jurusan maupun Iakultas. Karena dengan ukhuwah islamiyah kita dapat
menyongsong masa depan yang cerah.
3.2. Saran
1. Sebaiknya kita mulai dari sekarang dengan hati yang tulus untuk
mewujudkan silaturahmi dan membentuk ukhuwah islamiyah antar
mahasiswa.
2. Ketika sudah terciptanya silaturahmi yang baik, kita harus menjaganya
dengan baik karena hal itu dapat mempersatukan umatt muslim.
3. Apabila mempunyai suatu masalah dengan saudara-saudara
muslim,sebaiknya menyelesaikan permasalahannya secrepatnya.
4. Jangan sekali-kali menyakiti perasaan seseorang sehingga dapat
terputusnya tali silaturahmi.
20
DAFTAR PUSTAKA
Androzo.2010. Hal Perusak Ukhuwah Islamiyah.
http://androzo.wordpress.com/2010/01/18/ 6-hal-perusak-ukhuwah-
islamiyah/
Exelaz.2009. UKHUWAH ISLAMIYAH. http://exelaz-
artikel.blogspot.com/2009/03/ukhuwah-islamiyah.html
Kurniawan,erva.2008. 1ali Silaturahmi.
http://ervakurniawan.wordpress.com/2008/12/08/tali-silaturahmi/
Nuril.2010. Makna Ukhuwah Islamiyah.
http://nurilmipaunpad.weebly.com/tausyiah.html
Suklowor.2008. Ukhuwah islamiyah.
http://suklowor.wordpress.com/2008/11/07/ukhuwah-islamiyah-artikel-12/

Anda mungkin juga menyukai