Anda di halaman 1dari 7

PRATIKUM MANA1EMEN SURVEY PEMETAAN

KERANGKA ACUAN KER1A


(KAK)
~PELEBARAN 1ALAN PENGHUBUNG KOTA MALANG DENGAN
PANTAI NGLIYEP, PANTAI BALEKAMBANG, PANTAI SENDANG BIRU
DALAM RANGKA PENINGKATAN POTENSI PARWISATA KAWASAN
PANTAI DI MALANG




Disusun Oleh :
Nama : Annastiva Khalisa
NIM : 07/253801/GE/6167

KARTOGRAFI DAN PENGINDERAAN 1AUH
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GAD1AH MADA
YOGYAKARTA
2011



KERANGKA ACUAN KER1A
(KAK)
~PELEBARAN 1ALAN PENGHUBUNG KOTA MALANG DENGAN
PANTAI NGLIYEP, PANTAI BALEKAMBANG, PANTAI SENDANG BIRU
DALAM RANGKA PENINGKATAN POTENSI PARWISATA KAWASAN
PANTAI DI MALANG

I. LATAR BELAKANG
Salah satu Iaktor paling penting yang menentukan tinggi rendahnya tingkat
perkembangan suatu wilayah adalah aksesibilitas. Pada dasarnya aksesibilitas
ini dapat dipahami sebagai tingkat keterjangkauan suatu wilayah.
Keterjangkauan ini selanjutnya berkaitan dengan beberapa bidang seperti
keterjangkauan dalam bidang komunikasi, transportasi dan lain-lain.
Aksesibilitas ini berbanding lurus dengan tingkat perkembangan wilayah
artinya semakin tinggi aksesibilitas yang terdapat dalam suatu wilayah yang
dicirikan oleh tingginya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
aksesibilitas maka tingkat perkembangan wilayah tersebut akan semakin
tinggi atau dapat dikatakan bahwa wilayah tersebut akan semakin maju seiring
dengan meningkatnya aksesibilitas wilayah.
Salah satu implikasi yang nyata dari aksesibilitas terhadap tingkat
perkembangan wilayah tampak dari pertumbuhan ekonomi wilayah. Hal ini
disebabkan kemudahan dalam aksesibilitas pada suatu wilayah akan semakin
mempermudah aliran barang, jasa, dan pelaku ekonomi yang pada akhirnya
akan membawa dampak yang positiI terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah
yang bersangkutan. Kondisi yang sama juga dijumpai di wilayah Kabupaten
Malang, Propinsi Jawa Timur di mana salah satu sektor eknonomi yang sangat
potensial adalah sektor pariwisata terutama bidang pariwisata pantai.
Perekonomian Kabupaten Malang cukup banyak ditopang oleh sektor
pariwisata terutama pariwisata pantai baik dari penarikan retribusi masuk
kawasan wisata maupun dari jasa-jasa yang berkaitan dengan pariwisata
pantai. Oleh sebab itu, secara teoretis dapat dikatakan bahwa sektor pariwisata
pantai merupakan salah satu sektor yang sangat potensial untuk terus
dikembangkan di Kabupaten Malang dalam rangka tercapainya pertumbuhan
ekonomi wilayah yang tinggi. Akan tetapi, dalam kenyatannya sektor
pariwisata pantai di Kabupaten Malang kurang dapat berkembang, walaupun
apabila dilihat dari kuantitas sumber daya yang ada, kabupaten ini memiliki
cukup banyak kawasan pantai, dan pantai-pantai yang dimiliki sanagt indah
dan berpotensi dapat menarik banyaknya wisatawan. Salah satu permasalahan
yang menghambat pengembangan kawasan pariwisata pantai di wilayah ini
adalah aksesibilitas kawasan pantai yang masih kurang atau rendah. Dalam hal
ini aksesibilitas yang dimaksud berkaitan dengan sistem transportasi.
Sistem transportasi merupakan sistem yang menghubungkan antar wilayah
yang mencakup prasarana trasnportasi seperti jaringan jalan dan sarana
transportasi seperti moda (alat) transportasi. Dalam suatu wilayah, sistem
transportasi diharapkan mampu memudahkan interaksi, interrelasi, dan
interdependensi antar bagian-bagian wilayah sehingga pada akhirnya akan
terbentuk suatu sinergisme yang menguntungkan antar bagian-bagian wilayah
tersebut. Dalam kasus kurang berkembangnya pariwisata pantai Kabupaten
Malang, permasalahan transportasi yang menghambat lebih terkait dengan
kurang tersedianya prasarana transportasi yang memadai. Hal ini dibuktikan
dengan kondisi jaringan jalan menuju kawasan wisata pantai yang sempit.
Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengadakan
pembangunan jalan.
Jalan sebagai prasarana penghubung transportasi memegang peranan yang
sangat penting. Pembangunan jalan pada umumnya dimaksudkan untuk
memperlancar arus barang, jasa dan manusia. Sebagaimana tertuang dalam
pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 tentang
lalu lintas dan Angkutan Jalan, tujuan diselenggarakannya transportasi jalan
adalah untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat,
aman, cepat, lancar, tertib, dan teratur, nyaman, dan eIisien untuk menunjang
pemeratan, pertumbuhan, dan stabilitas sebagai pendorong dan penggerak,
serta dapat menunjang pembangunan nasional. Pembangunan jalan dapat
diwujudkan dalam berbagai bentuk seperti perbaikan kondisi jalan yang telah
ada, pelebaran ruas-ruas jalur jalan yang ada, dan pembangunan jalan baru.
Adapun program yang menjadi usulan untuk mengatasi permasalahan
keterbatasan aksesibilitas terkait kondisi jaringan jalan menuju kawasan
pantai di Kabupaten Malang adalah pelebaran ruas-ruas jalur jalan yang
sempit terutama dilakukan pada jalan yang menghubungkan Kota Malang
sebagai pusat kota dengan kawasan pantai-pantai utama di antaranya Pantai
Ngliyep, Pantai Balekambang, Pantai Sendang Biru.

II. TU1UAN
Tujuan kegiatan ini adalah dapat meningkatkan pariwisata yang ada di
Kabupaten Malang di Jawa Timur.

III. SASARAN
Sasaran dari kegiatan pelebaran jalan penghubung Kota malang dengan Pantai
Ngliyep, Pantai Balekambang, Pantai Sendang Biru adalah :
1. Tersedianya aksebilitas yang cukup baik antara kota Malang dengan
Pantai Ngliyep, Pantai Balekambang, Pantai Sendang Biru.
2. Peningkatan potensi pariwisata, terutama obyek berupa pantai, antara
lain Pantai Ngliyep, Pantai Balekambang, Pantai Sendang Biru.
3. Peningkatan ekonomi di Kabupaten Malang.

IV. LOKASI KEGIATAN







V. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan ( APBN/APBD)

VI. NAMA DAN PROYEK/ SATUAN KER1A PE1ABAT PEMBUAT
KOMITMEN
Nama satuan kerja : Pelaksanaan Jalan Kabupaten Malang
Nama Pimpinan : Drs. Tomy , M.sc.

VII. DATA PENUN1ANG
1. Peta dasar Kabupaten Malang
2. Data sekunder

VIII. RUANG LINGKUP
Lingkup kegiatan ini, adalah pelebaran jalan antar Kota Malang dengan obyek
wisata Pantai Ngliyep, Pantai Balekambang, Pantai Sendang Biru.

IX. PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI
PE1ABAT PEMBUAT KOMITMEN
1. Kepala proyek
2. Hubungan masyarakat
3. Kontraktor

X. 1ANGKA WAKTU
5 ( lima ) bulan

XI. PERSONIL
1. Dinas Pekerjaan Umum
2. StaII bidang jasa konstruksi
3. Ahli SIG
4. Keamanan


XII. PELAKSANAAN OPERASIONAL
Pelaksanaan proyek pelebaran ruas jalan penghubung kota Malang dengan
Pantai Ngliyep, Pantai Balekambang, Pantai Sendang Biru ini dibagi dalam
beberapa tahap antara lain :
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan ini mencakup :
a. Studi kelayakan proyek.
b. Analisis kemampuan daya tekan tanah
c. Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dari pelaksanaan
proyek.
d. Observasi awal
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan proyek mencakup :
a. Mengukur dan menandai ruas jalan yang akan diperlebar.
b. Pelebaran ruas jalan
c. Pembangunan tanggul di sisi jalan yang memerlukan.
d. Pengurugan dan perataan jalan dengan tanggul
3. Tahap monitoring dan evaluasi
Tahap monitoring dan evaluasi merupakan tahap yang dilaksanakan
setelah proyek selesai dilaksanakan. Tahap ini mencakup kegiatan audit
terhadap pembiayaan proyek dan uji kualitas hasil proyek. Dalam tahap ini
diperlukan adanya pendekatan partisipatiI di mana masyarakat ikut
dilibatkan dalam monitoring dan evaluasi proyek.

XIII. PERSYARATAN KER1ASAMA
Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultasi lain diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan jasa konsultasi ini maka persyaratan teknis dalam
kegiatan ini dan harus dikonsultasikan dengan persetujuan tim supervise.

XIV. ALIH PENGETAHUAN
Jika diperlukan, penyedia jasa konsultasi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personil proyek / satuan kerja pejabat pembuat
komitmen.



Mengetahui
Dinas Pekerjaan
Umum


Ir. ArieI Hidayat, M.si

Anda mungkin juga menyukai