2 .u
1
b
2
Keterangan:
N jumlah sampel
sama dengan sama atau lebih besar
P propersi populasi persentase kelompok pertama
q proporsi populasi persentase kelompok pertama
2
1
derajat koeIisien pada 99 atau 95
b persentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam menentukan ukuran
sampel
C. Jenis sampling
Menurut Suharsini Ari kuanto, sampling di deIinisikan sebagai pemilihan sejumlah
subjek penelitian sebagai wakil dari populasi sehingga di hasilkan sampel yang mewakili
populasi dimaksud, semakin banyak ciri dan karakteristik yang ada pada populasi, maka akan
semakin sedikit subjek yang tercakup dalam populasi, dan sebaliknya.
Jenis dan teknik sampling yang dimaksud adalah cara untuk menentukan sampel yang
jumlahnya sesui dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber dataa sebenarnya,
dengan memerhatikan siIat siIat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representatiI. Jenis dan teknik sampling tersebut, yaitu 1) random sampling, dan 2) non
random sampling .
Teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampling secara random atau tampa
pandang bulu. Teknik ini memiliki kemungkinan tertinggi dalam menetapkan sampel yang
representatiI. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara: 1) undian, 2) ordinal, 3) randomisasi
dari tabel bilangan random (Sutrisna Hadi, 1980:76) dalam S. Margono (1995:125).
Teknik non random sampling adalah teknik pengambil sampel secara non random atau
tidak semua individu dalam populasi, diberi peluang yang sama untuk ditugaskan menjadi
anggota sampel. Teknik ini memiliki kemungkinan lebih rendah dalam menghasilkan sampel
yang representatiI.
Lebih lanjut menurut S.margono ada beberapa jenis sampel yang di peroleh dari teknik
random sampling, yaitu sebagai berikut.
a. !robability sampling
1) simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung
dilakukan pada unit sampling.
2) $tratified random sampling biasanya digunakan pada populasi yang mempunyai
susunan bertingkat atau berlapis-lapis.
3) luster random sampling, digunakan jika populoasi tidak terdiri dari individu-
individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.
b. on probability sampling
1) Accidental sampling dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan
terlebih dahulu.
2) "uota sampling dalam teknik ini jumlah populasi tidak di perhitungkan, tetapi di
klasiIikasikan dalam beberapa kelompok.
3) !urposive sampling pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling,
didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang
erat dengan populasi yang diketahui sebelumnya .
Lebih lanjut, dalam penentuan sampel memerhatikan siIat dan populasi. Berkenaan
dengan hal itu, dikenakan beberapa kemungkinan dalam menetapkan sampel dari sesuatu
populasi, yaitu sebagai berikut.
a. Sampel proporsional
b. Sampel area
c. Sampel ganda
d. Sampel mahemuk (multiple samples)
Unsur-unsur yang diambil sebagai sampel disebut unsur sampling. Unsur sampling
diambil dengan menggunakan kerangka sampling sampling frame).
Kerangka sampling ialah daItar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling.
Kerangka sampling dapat berupa daItar mengenai jumlah penduduk, jumlah bangunan,
mungkin pula sebuah peta yang unit-unitnya tergambar secara jelas. Sebuah kerangka
sampling yang baik harus memenuhi syarat berikut.
a. Harus meliputi seluruh unsur sampel (tidak satu unsur pun tertinggal)
b. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali.
c. Harus up to date.
d. Batas- batasnya harus jelas, misalnya batas wilayah;rumah tangga (siapa-siapa yang
menjadi anggota).
e. Harus dapat dilacak di lapangan;jadi hendaknya tidak terdapat beberapa desa dengan
nama yang sama.
Contoh dari kerangka sampling ialah sebagai berikut.
Kerangka sampling wilayah
Untuk menghemat waktu dan biaya, sampel rumah tangga harus terletak pada wilayah
yang tidak begitu luas. Apabila wilayah tersebut luas, makapenelitian dapat membagi
wilayah-wilayah yang lebih sempit engan pertolongan peta,dan mempergunakan batas alam
(sungai, jalan, pasar, dan sebagainya).
Sebagaimana diungkapkan di atas, sampel adalah bagian dari populasi. Jenis sampel yang
diambil harus mencerminkan populasi. Sampel dapat dideIinisikan sebagai sembarang
himpunan yang merupakan dari suatu populasi. Jadi, sampel merupakan bagian terintegral
yang tak dapat dipisahkan dengan populasi, dan merupakan cermin dari populasi.
Beberapa alasan yang mendasari pengambilan sampel menurut Yatim Riyanto antara lain
sebagai berikut.
a. Mempertinggi ketelitian, dalam hal ini adalah Iaktor kelelahan, jika seseorang bekerja
dengan objek yang banyak dibandingkan objek yang lebih kecil maka pengamatan
objek kecil cenderung lebih tinggi akurasinya.
b. Pengambilan sampel berdasarkan tiori probabilitas, maka penyajian data tentang
populasi dapat dipertanggungjawabkan.
c. Dengan sampel yang homogen, maka karakteristik sampel identik dengan
karakteristik populasi.
d. Lebih eIisien (waktu, biaya, dan tenaga), jika dibandingkan dengan penelitian yang
sama yang tidak menggunakan sampel (studi populasi).
Memungkinkan pengambilan variabel tertentu spesiIik mungkin atas populasi (ketika
homogenitas populasinya tinggi).
e. Jika penelitian bersiIat pemberian treatment seperti penelitian eksprimen maka
apabila terjadi kerusakan akan rugi besar, tetapi jika mengambil sampel, kerugian bisa
diperkecil atau dibatasi jumlahnya sehingga dapat melakukan perbaikan lebih mudah.
D. KerepresentatiIan (Representativeness) Sampel
Sampel yang representatiIberarti adanya kesesuain ciri-ciri sampel terhadap paramenter
populasi atau dapat di katakan sebagian dari populasi yang memiliki krakteristik mirip
populasi. Pengambilan sampel yang dilakukan merupakan suatu bentuk keyakinan bahwa
sampel yang didapatkan adalah representatiI terhadap populasi. Hal ini dapat dilaksanakan
dengan menggunakan hukum probabilitas matematik.
Sampel yang representatiI merupakan suatu keyakinan peneliti terhadap apa yang telah di
lakukan, tetapi representativitas sampel secara umum dapat dilakukan oleh beberapa hal
berikut.
a. Homogenitas populasi.
b. Jumlah (besar)sampel yang dipilih.
c. Banyaknya karakteristik subjek yang akan dipilih.
d. Ketetapan teknik pemilihan sample.
E. Penentuan Banyaknya Sampel (Sampel Size)
Pada umumnya berapa besarnya sampel yang diambil juga sangat tergantung pada: 1)
siIat analisisnya,sederhana atau kompeleks, 2)ketpatan estimasi di dalam pengukurannya,
akurat atau tidak, 3) jumlah komorasi yang akan dilakukan dan jumlah variabel penelitian
yang akan diolah secara simultan, 4) keterbatasan jumlah pewawancara atau pengumpul data
dan keterbatasan sumberaya pendukung lain yang menuntut jumlah sampel yang kecil.
Pertimbangan lain yang berhubungan dengan jumlah data pengambilan sampel yang
siIatnya teknis, pada umumnya menyerahkan bahwa besarnya sampel yang diperlukan adalah
menyangkut; 1) Iungsi ketepatan dalam membuat estimasi yang akan dicapai; 2) variabilitas
atau variansi populasi; 3) tingkat keyakinan yang dipakai.
Contoh rumus lain yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya sampel untuk
mengukur proporsi dengan derajat akutansi pada tingkatan yang signiIikan dengan
menggunakan Iormula (Arjatmo Tj, 1979 dalam yatim Riyanto, 1996) seperti berikut.
2
= _
p q
n
_
N - n
N - 1
Keterangan :
d penyimpanan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang di inginkan, biasanya
0,05 atau 0,01
z setandar deviasi normal, biasanya di tentukan pada1,95.
p proporsi untuk siIat tertentu yang di perkitakan terjadi pada populasi. Apabila tidak
diketahui proporsi tersebut, maka p 0,05.
q 1,0 - p
N besarnya populasi. = nr
2
n besarnya sampel.
Jumlah unit populasinya tidak diketahui, rumus yang di gunakan adalah sebagai berikut.
keterangan:
n jumlah sampel
varian populasi
harga setandar norma (tergantung harga)
d penyimpanan yang ditolenrasi.
Rumus meneliti harga proporsi:
n
.pq
keterangan:
n jumlah sampel
p estimator proporsi populasi
q 1p
z harha setandar modal
F. Teknik penarikan sampling
Secara lebih rinci dan detail menurut Yatim Riyanto berikut akan diuraikan
sampling yang lajim di gunakan dalam penelitian yang meliputi dua hal, yaitu
teknik random sampling dan nonrandom sampling.
a. Random samplin
.) Random sampling sederhana (simple random sampling)
2.) StratiIied random sampling
3.) Proporsional stratiIied random sampling
4.) Cluster random sampling
5.) Quato sampling
6.) Area random sampling
7.) Two-stage random sampling
b. on sampling
1.) Systematic sampling
2.) Purpositive sampling
3.) Convenien sampling.