Anda di halaman 1dari 41

1ugas Mand|r| Dosen emb|mb|ng

Metode ene||t|an Dr nert|na M d





8LkIkIk ILMIA


















DISUSUN CLLn

USI1A
1092S00747S





IUkUSAN LkCNCMI ISLAM
IAkUL1AS SAkIAn DAN ILMU nUkUM
UNIVLkSI1AS ISLAM NLGLkI SUL1AN SAkII kASIM kIAU
LkAN8AkU
2011]2012


8A8 I
8LkIkIk ILMIAn
A LNGLk1IAN
MeLode berplklr llmlah pada dasarnya adalah se[umah pengeLahuan yang
berkalLan dengan cara aLau [alan yang dl Lempuh oleh plklran manusla unLuk
mencapal keslmpulan aLau puLusan yang sah dan benar (vollJ ooJ ttoe
joJqmeot ) 1esls uescraLes (abad ke13) adalah suaLu"perlawanan dan
pergolakan Lerhadap zaman sebelumnya" yalLu manusla kehllangan haklkaL
dlrlnya karena Lenggelam dalam dunla kepercayaan yang dogmaLlk (zaman
abad perLengahan )
kalLannya dengan fllsafaL llmu dan unsur penLlng adanya verlflkasl dalm
llmu pengeLahuan yang luas lnlpengeLahuan dl bedakan men[adl (1) aprlorl
yalLu pengeLahuan yang lsl pengerLlannya dl anggap dan dlasumslkan Lelah
benar beglLu sa[a dan Lldak perlu dl lakukan suaLu verlflkasl/pembukLlan leblh
lan[uL dan (2) aposLerlorls yalLu pengeLahuan yang lsl pengerLlannya Lldak dl
anggab benar beglLu sa[a namun harus dl laukan suaLu verlflkasl/leblh lan[uL
clrlclrl aLau karakLer scleotlflc koowleJqe (pengeLahuan llmlah) anLara laln
pengeLahuannya
1. Aposterioris
2. Rasional-empiris
3. Logikal
4. Verifikasia Aposterioris
5. Objektif
6. Konsepsional
7. Netral/bebas nilai
8. Terbukti
Beberapa ciri lain dari pengethuan ilmiah adalah yang (1) sistem matik, karena
ilmu di lihat sebagi suatu item yang utuh;(2) relatif, karena kebenaran ilmiah tidaklh
absolut;(3) koheren atau dengan pengertian yang runtut;(4) heuristik, yang
pengertiannya terbukti ;(5) kausal;(6) netral atau takemosional, karena harus " bebas
nilai , dan sebagainya.
Metode berpiki lmiah adalah suatu pengetahuan yang berkaitan dengan
bagaimana mencapai suatu tujuan berpikir yang optimal. Tujuan berpikir ilmiah ialah
untuk memperoleh utusan akal (judgememt) dan kesimpulan (conclusion) yang sah
dan benar. Untuk mencapai putusan asal dan kisimpulan yang sah dan bener itu
mendorong manusia untuk memikirkan pola berpikir yang akurat dan dengan hasil
yang maksimal. Tatanan cara atau jalan berpikir yang akurat harus di tempuh untuk
mencapai tujuan yang di harapkan.
B. BENTUK-BENTUK PEMKRAN LMAH
Berpikir (thinkimg) adalah suatu proses atau aktifitas kejiwaan pada seseorang
yang mencoba menghubungkan segala pengertian dan pengalaman yang di
millikinya untuk mencapi suatu kesimpulan yang sah dan benar.
Menalar (reasoning) adalah suatu proses atau aktifitsas kejiwaan dalam diri
seseorang, dimana seseorang yang berpikir dengan mempergunakan asas-asas
atau pola berpikir tertentu, untuk memperoleh kesimpulan yang sah dan benar.
Konsep tersebut terdapat asas-asas atau pola pikir yang dipergunakan seseorang,
sehingga bisa mencapi kesimpuranlan yang sah dan benar.
Menalar dalam pikiran dapat di anggap sebagai suatu proses sistemik, dalam arti
terdapat aktifitas yang kompleks menghubungkan unsur/elmen atau komponen
pengertian,sehingga tercapai suatu tujuah tertentu.
Proses berpikir adalah proses makro yang sangat luas dan kompelek, baik
dengan mempergunakan akal murni (reinen vernunft) maupun dengan akal praktis
(praktisen vernunft).
Dalam filsafat logika, proses berpikir dapat dibedakan menjadi:
1. Berpikir pormal
2. Berpikir material
Paling tidak terdapat dua pola umum berpikir, yaitu:
1. Deduksi adalah suatu proses berpikir, yang mempergunakan premis-premis
kuhusus.
2. nduksi adalah proses berpikir dengan mempergunakan premis-premis
kuhusus, kemudian bergerak menuju premis umum.

C. POHON PENGERTAN LMAH (DAR REALTAS KE KONSEP)
Pengetahuan adalah segala hsil tangkapan manusia (rahasio dan indra)
terhadap objek tentang realitas. Rincian pohon itu (mulai dari akar-akarnya pada
realitas hingga puncaknya pada paradikma) ialah:
1. Realitas.
2. Gejala,apa saja yang di tangkap manusia.
3. Tanda, manusia memberikan suatu sign.
4. Simbol, manusia memberikan makna, arti, dan nila pada tanda sehingga
manusia memiliki pengertian.
5. stilah, di berikan suatu kata pada simbol itu.
6. Pengertian, pemberian suatu makna dan arti.
7. Pemberiaan nilai dan norma, pemberian arti yang lebih subjektif dan
bermakna kuhusus.
8. Konstruk (construct),membangun suatu pengertian yang lebih mehnyeluruh.
9. Konsep(concept), pengertian yang lebih menyeluruh.
10. Proposisi,kumpulan beberapa konsep dengan pengertian tertentu dan utuh.
11. Argumentasi,kumpulan beberapa proposisi dengan pola berpikir khusus.
12. Hipotesis, tiori yang kebenarannya belum seluruhnya terbukti.
13. Teori, pertanyaan yang telah terbukti.
14. Dalil, teori yang kebenaranya sangat luas dan terbukti dalam waktu yang
lama.
15. Aksioma, teori yang kebenarannya terbantahkan lagi dan dapat di katakan
universal.
16. Paradigma, suatu konsep yang paling umum dan terdalam untuk melihat dan
memahami realitas.
D. JENS-JENS LOGKA DAN PROSES LOGKA LMAH
Terdapat beberapa jenis logika yang di pergunakan dalam metode berpikir ilmiah
seperti: (1) tradisional; (2) simbolik\; (3) modren atau logika dengan cara lain, yaitu:
(1) tradisional; (2) simbolik; (3) logika kuantikosional; (4) deduktif; (5) induktif.
Pandangan yang lain ddikemukakan oleh Jujun Suriasumantri, yang
menytakan bahwa proses keilmuan klau di lihat dari logika adalah merupakan suatu
logicohipotitico-verifikatif. Proses keilmuan ini merupakan lngkahlangkah yang
harus memenuhi prosedural seperti;
1. Perumusan masalah.
2. Penyusunan kerangka berpikir.
3. Penyusunan hipotesis.
4. Pengujian hipotesis.
5. Penarikan kesimpulan.
Model proses keilmuan ini oleh jujun suriasumanteri tampaknya telah
memberikan pengaruh model-model khusus pada penelitian ilmiah pada perguruan
tinggih di indonesia.
Dengan demikian, proses berpikir ilmiah dalam ilmu ialah melalui proses:
1. Deduksi
2. nduksi
3. Penyusunan hipotensis
4. Pembuktian hipotensis/verifikasi
E. KESALAHAN-KESALAHAN DALAM BERPKR LMAH
Dalam logika ilmiah dijumpai materi tentang kesesatan berpikir yaitu suatu
proses berpikir yang menghasilkan putusan akal atau kesimpulan yang pasti salah
atau keliru.
Kita menemukan banyak sumber yang mendatangkan kesesatan dalam berpikir
ilmiah, yaitu;
1. Bahasa.
2. Hal tak relevan (irrelevant).
Konsep dan proposisi.
4 Pro-causal non-causal
5. Depenisi dankomposisi.
6. Asas petitio-principii
Asas ignorantio-elenchi


















BAB 2
MENETAPKAN FOKUS DAN MERUMUSKAN MASALAH
YANG LAYAKDI TELITI
BAGONG SUYANTO
A. Pengertian
Memilih topik dan merumuskan fokus pertanyaan dalam proses
penelitian adalah tahap awal yang harus di lakukan seorang peneliti
sebelum memulai melakukan rentetan kegiatan penelitian berikutnya.
Tampa di dahului dengan penentuan topik dan pokus pertanyaanya
yang jelas,rinci, dan banyak teliti, tahap-tahap berikutnya dari proses
penelitian yang di lakukan niscahya tidak akan berkembang liar, sekedar
mengikuti perkembangan data di lapangan, tapi tidak menjawab
mendalam topik dan fokus penelitian yang telah di rumuskan.
Penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan ihwal masalah atau
objek tertentu secara rinci i sebut penelitian deskriptif, sedangkan
penelitian yang menghasilkan jawaban tentang hubungan antar objek
atau variabel di sebut penelitian eksplanatif. Penelitian yang deskriptif
dapat bertipe kuantitatif atau kualitatif, sedangkan penelitian yang
eksplanatif hampir selalu bertipe kuantitatif. Di dalam penelitian
deskriptif pertanyaan-pertanyaan setandar yang di ajukan berkenan
dengan the,what, who, why, where, when, dan how-nya objeek
penelitiaan.
Sementara itu penelitian eksplanatif biasanya di lakukan seorang
peneliti untuk mengetahui atau memperoleh impormasi tentang apakah
perubahan kuantitas/kualitas suatu variabel seiring atau memengaruhi
perubahan kuantitas/kualitas variabel yang lain. "pengaruh tayangan
adegan kekerasan dan ponografi terhadap perilaku kenakalan remaja
ataupengaruh etos kerja dan besar gaji terhadap kualitas pelayanan
publik,adalah beberapa contoh penelitian eksplanatif. Penelitian
ekslanatif yang sederhana biasanya hanya menguji kekuatan hubungan
dua variabel. Tetapi dengan pertimbangan mutu yang ingin di raih, tak
jarang penelitian eksplanatif menguji hubungan antara tiga atau empat
variabel, atau bahkan lebih. Dengan bantuan komputer, jumlah variabel
yang dapat di uji dalam penelitian eksplanatif makin lama makin rumit
dan kompleks. Kegiatan penelitian seperti latar belakang masalah,tujuan
penelitian operasionalisasi konsep, penyusunan kuasioner,kesimpulan,
saran,dan sebagainya-semuanya akan bermuara dari permasalahan
yang terlebih dahulu di rumuskan.
B. Kepekaan Dan "jarak
Di dalam dunia penelitian ilmu sosial, stagnasi biasanya terjadi
karena kita acap kali terkenhal dengan rutinitas dan tidak dapat
mengambil "jarak dengan cuatan-cuatan fakta atau masalah sosial
yang terjadi di sekelilingnya. Memang kedengarannya agak ironis,
bahwa buku-buku atau hasil penelitian yang spektakuler mengenai
kehidupan masyarakat nonesia acap kali tidak di lahirkan oleh pakar-
pakar atau peneliti-peneliti dalam negri, tetapi justru di lahirkan oleh para
peneliti asing.
Secara rinci beberapa kelemahan yang biasanya menjadi kendala
bagi peneliti di tanah air sehingga hasil kerjaya tidak dapat oktimal
adalah(1) terlalu mudah percaya terhadap fakta-fakta mentah yang di
dengar atau sepintas di lihat;(2) kurang mengambil "jarak dengan fakta
di sekitarnya dan sering kali terjebak pada "prasangka keruangan dan
rutinitas yang menjemukan; dan (3) berperilaku seperti turis yang
melakukan perjalanan wisata dan cenderung menghindari untuk memilih
masalah sosial yang mengharuskan masuk ke pelosok-pelosok menyita
waktu, tenaga dan perhatian yang terlalu serius.
C. Membatasi Ruang Lingkup
Menurut Neuman () secara garis besar cara untuk menyeleksi
topik penelitian sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian adalah:
1. Personal experience (pengalaman peibadi)
2. Curiosity based on something in the media (keingin tahuan yang di
dasarkan pada sesuatu yang media)
3. The state of knowledge in field (pengetahuan di lapangan)
4. Solving aproblem (penyelesaian suatu masalah)
5. Sosial premiums (hadiah sosial)
6. Personal value (nilai pribadi)
7. Everybady life (kehidupan sehari-hari)
Neuman (2000) menyatakan teknik untuk mempersempit suatu topik
menjadi suatu pertanyaan penelitin (research question) adalah sebagai
berikut:
1. Dengan cara memeriksa atau mempelajari hasi-hasil penelitian
atau kejadian yang telah di lakukan penelitian sebelumnya
(examine the litelatur)
2. Membicarakan atau mendiskusikan gagasan tertentu dengan
kolega atau orang lain yang berkompeten dengan harapan dapat
memperoleh masukan yang bermanfaat (talk over ideas with
other)
3. Mencoba membatasi ruang lingkup dengan cara memperlakukan
topik yang hendak dikaji untuk konteks yang khusus, waktu yang
lebih terbatas, di wilayah yang lebih empit, pada kata gori
perduduk tertentu atau pada komonitas tertentu(apply to specific
context)
4. Membatasi ruanglingkup studi dengan cara terlebih dahulu
menetapkan tujuan atau manfaat studi yang di inginkan (define the
aim or desired outcome of the study)
D. Masalah Yang Layak Teliti
Berikut ini akan diutarakan beberapa petunjuk elementer yang di
jadikan patokan untuk menentukan apakah sebuah masalah sosial itu
layak diteliti atau tidak.
1. Masalah yang diteliti benar-benar memiliki "nilai tersendiri, baik
dari segi kemutakhiran isu yang dipilih, spesifikasi masalah yang
dikaji, kelangkaan topik studi, maupun dari segi sumbangan
teoretis dan pragmatisnya bagi pembangunan.
2. Masalah yang dirumuskan hendaknya up to date, memiliki nilai
keaslian, dan sejauh mungkin harus menghindari terjadinya
duplikasi topik penelitian.
3. Masalah yang di rumuskan hendaknya dapat diuji secara empiris
melalui empiris melalui aktivitas penelitian di lapangan.
E. Pertanyaan Dalam Penelitian
Pertanyaan dalam sebuah penelitian bukanlah sembarang
pertanyaan. Di depan telah disinggung bahwa yang namanya
pertanyaan dalam penelitin ilmiah paling tidak harus memuat konsep
atau terminologi bidang ilmu yang di teliti-yang sekaloigus merupakan
key word. Menurut Gary D. Bouma (2001), permasalahan dan yang
nlayak di teliti (researchable questions) pada dasarnya memiliki dua sifat
dasar, yaitu:
1. Permasalahan sebuah penelitian biasanya di batasi dalam skop
waktu, tempat, dan kondisi tertentu.pertanyaannya yang layak teliti
biasanya adalah pecahan atau bagian dari permasalahan yang
lebih besar.
2. Permasalahan penelitian yang layak teliti harus menunjukkan
bahwa fakta yang akan di cari jawabannya itu benar-benar dapat
diobservasi, yata,di hitung atau di ukur, atau data dapat di cari
dengan pertanyaan-pertanyaan yang relevan.
F. Ciri-Ciri Pertanyaan Penelitian Yang Buruk
Menurut Neuman (2000), ciri-ciri yang menandai pertanyaan
penelitian yang buruk adalah:
1. Pertanyaan penelitian yang di rumuskan bukan merupakan
pertanyaan ilmiah,sehingga tak bisa di ujisecara empiris (not
empirically testable, not-scientifikquestion)
2. Pertanyaan penelitian yang di rumuskan terlalu umum kurang
spesifik, sehingga tidak layak taliti (general topic, not research
questions)
3. Pertanyaan penelitian yang dirumuskan masih berupa kesimpulan
variabel, dan bukan merupakan pertanyaan yang dapat di kaji
secara empiris di lapangan (set of variables, notquestion)
4. Pertanyaan penelitian yang dirumuskan tidak jelas, terlalu samar,
sehingga membuat penelitian salah mengartikan maksud
pertanyaan yang di rumuskan (too vague, ambiguous)
5. Pertanyaan penelitian yang di rumuskan masih bisa diperinci lebih
lanjut atau dispesifikkan (need to be still more specific)
G. Ciri-Ciri Pertanyaan PenelitianYang Baik
Dalam merumuskan pertanyaan penelitian yang baik, syarat yang
terpenting pertny
BAB II
MASALAH PENELITIAN
A. Proses Penelitian
Seseorang yang melakukan penelitian biasanya terdorong oleh minat atau
keinginan untuk mengetahui Ienomena (gejala/kejadian )tertentu,dan selanjutnya
berkembang menjadi gagasan, konseptualisasi, hipotesis, kerangka tioritis, pemiihan
metode penelitian yang sesui, pengumpulan data, pengelolaan data, analisis dan
interpretasi data dalam rangka menjawab keingintahuannya dalam rangka menjawab
keingin tahuannya tentang Ienomena tadi, dan pada akhirnya menulis laporan hasil
penelitian untuk di publikasikan.
B. Perumusan Masalah Penelitian
Menurut Fisher, dkk (1983), 'masalah diartikan sebagai:
a. Suatu kesulitan yang diresahkan oleh seseorang
b. Suata perasaan yang tidak menyenangkan seseorang atas penomena yang ada/terjadi;
atau
c. Suatu ketidaksesuian atau penyimpangan yang dirasakan atas apa yang
seharusnya`dan apa yang ada/terjadi
Ketajaman perumusan masalah penelitian dapat dibantu dengan mempelajari atau
menyelidiki laporan-laporan penelitiaan yang ada hubungannya dengan masalah yang
akan di teliti. Ini untuk mengetahui apa yang telah diteliti dan apa yang menfadi
persoalan. Penliti perlu berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang
relevan dengan masalah yang akan ditelitinya, yakni tentng tiori yang dipakai, pendapat
para ahli tentaang aspek itu, penelitian yang yang sudah ada dan sedang dilakukan, atau
masalah-maasalah yang disarankan untuk di teliti oleh para peneliti terdahulu .dapat juga
mencari bahan- bahan dari para petugas lapangan, guru,polisi, lurah, pemuka
masyarakat, dan lainnya. Sering kali pula peneliti harus mengadakan 'pilot study (study
pendahuluan ). Tujuannya untuk mencari kemungkinan kemungkinan diteruskannya
rencana semula, atau untuk mempertajam pemikiran mengenai masalah yang akan di
teliti.

BAB II
MASALAH PENELITIAN
A. Proses Penelitian
Seseorang yang melakukan penelitian biasanya terdorong oleh minat atau
keinginan untuk mengetahui Ienomena (gejala/kejadian )tertentu,dan selanjutnya
berkembang menjadi gagasan, konseptualisasi, hipotesis, kerangka tioritis, pemiihan
metode penelitian yang sesui, pengumpulan data, pengelolaan data, analisis dan
interpretasi data dalam rangka menjawab keingintahuannya dalam rangka menjawab
keingin tahuannya tentang Ienomena tadi, dan pada akhirnya menulis laporan hasil
penelitian untuk di publikasikan.
B. Perumusan Masalah Penelitian
Menurut Fisher, dkk (1983), 'masalah diartikan sebagai:
a. Suatu kesulitan yang diresahkan oleh seseorang
b. Suata perasaan yang tidak menyenangkan seseorang atas penomena yang ada/terjadi;
atau
c. Suatu ketidaksesuian atau penyimpangan yang dirasakan atas apa yang
seharusnya`dan apa yang ada/terjadi
Ketajaman perumusan masalah penelitian dapat dibantu dengan mempelajari atau
menyelidiki laporan-laporan penelitiaan yang ada hubungannya dengan masalah yang
akan di teliti. Ini untuk mengetahui apa yang telah diteliti dan apa yang menfadi
persoalan. Penliti perlu berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang
relevan dengan masalah yang akan ditelitinya, yakni tentng tiori yang dipakai, pendapat
para ahli tentaang aspek itu, penelitian yang yang sudah ada dan sedang dilakukan, atau
masalah-maasalah yang disarankan untuk di teliti oleh para peneliti terdahulu .dapat juga
mencari bahan- bahan dari para petugas lapangan, guru,polisi, lurah, pemuka
masyarakat, dan lainnya. Sering kali pula peneliti harus mengadakan 'pilot study (study
pendahuluan ). Tujuannya untuk mencari kemungkinan kemungkinan diteruskannya
rencana semula, atau untuk mempertajam pemikiran mengenai masalah yang akan di
teliti.

BAB II
MASALAH PENELITIAN
A. Proses Penelitian
Seseorang yang melakukan penelitian biasanya terdorong oleh minat atau keinginan
untuk mengetahui Ienomena (gejala/kejadian )tertentu,dan selanjutnya berkembang menjadi
gagasan, konseptualisasi, hipotesis, kerangka tioritis, pemiihan metode penelitian yang sesui,
pengumpulan data, pengelolaan data, analisis dan interpretasi data dalam rangka menjawab
keingintahuannya dalam rangka menjawab keingin tahuannya tentang Ienomena tadi, dan
pada akhirnya menulis laporan hasil penelitian untuk di publikasikan.
A. Perumusan Masalah Penelitian
Menurut Fisher, dkk (1983), 'masalah diartikan sebagai:
a. Suatu kesulitan yang diresahkan oleh seseorang
b. Suata perasaan yang tidak menyenangkan seseorang atas penomena yang ada/terjadi;
atau
c. Suatu ketidaksesuian atau penyimpangan yang dirasakan atas apa yang
seharusnya`dan apa yang ada/terjadi
Ketajaman perumusan masalah penelitian dapat dibantu dengan mempelajari atau
menyelidiki laporan-laporan penelitiaan yang ada hubungannya dengan masalah yang akan di
teliti. Ini untuk mengetahui apa yang telah diteliti dan apa yang menfadi persoalan. Penliti
perlu berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan
masalah yang akan ditelitinya, yakni tentng tiori yang dipakai, pendapat para ahli tentaang
aspek itu, penelitian yang yang sudah ada dan sedang dilakukan, atau masalah-maasalah yang
disarankan untuk di teliti oleh para peneliti terdahulu .dapat juga mencari bahan- bahan dari
para petugas lapangan, guru,polisi, lurah, pemuka masyarakat, dan lainnya. Sering kali pula
peneliti harus mengadakan 'pilot study (study pendahuluan ). Tujuannya untuk mencari
kemungkinan kemungkinan diteruskannya rencana semula, atau untuk mempertajam
pemikiran mengenai masalah yang akan di teliti.
Dengan kata lain, peneliti perlu melakukan pendalaman mengenai masalah yang
hendak di teliti, dengan maksud:
a. Memperjelas masalah, dan apakah perlu menguji hipotensis
b. Mengetahui apakah masalah yang di telitinya sudah di teliti orang lain apa belum;jika
sudah di pecahkan, apakah pemecahannya masih di rgukan aatau tidak, mungkin
sampelnya tidak tepat, atau metodenya kurang sesui, dan sebagainya (jika
pemecahannya sudah di terima, tidak perlu di teliti lagi, maka di sebut 'non-researoh
problem ');jika belum di pecahkan ('research problem), mungkin perlu di teliti lagi;
c. Mengetahui apakah sudah ada data atau belum untuk pemecahan masalahnya;
d. Menentukan metode atau alat apa yang akan di pakai.
Dari suatu masalah biasanya peneliti secara eksplisit sudah mengetahui:
1. Apa yang akan di teliti
2. Siapa yang akan di teliti
3. Mengapa diteliti
4. Bagaimana melaksanakannya
5. Kapan dan bagaimana penelitian itu akan dilakukan

B. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah yang relatiI dapat di anggap baik biasanya mencakup (Soekanto,
1981:91)
1. Situasi atau keadaan mengenai masalah yang akan diteliti;
2. Alsan ataupun sebab-sebab ingin menelaah masalah yang di pilih;
3. Hal-hal yang telah di ketahui mengenai masalah yahng akan di teliti;
4. Pentingnya penelitian tersebut , baik secara teoritis dan atau secara praktis;
5. Penelitian yang akan dilakukan dapat mengisi kekosongan yang ada.
Tinjauan ritelatur akan sangat berguna untuk:
1. Menunjukkan pentingnya masalah yang di teliti;
2. Membantu menyempitkan Iokus masalah yang diteliti
3. Menunjukan konsep-konsep teoritis umum dan variabel-variabel operasional dari
peneliti lain;
4. Mengusulkan kemungkinan hipotensis yang diperlukan untuk di tes;
5. Dan akhirnya akan membantu peneliti menghindari 'mengadakan penelitian
mengenai masalah yang sudah di teliti berulangkali pada waktu lampu dengan hasil
yang cukup konsisten dari masing-masing penelitian.

C. Tujuan Penelitian
Dalam tujuan penelitian, peneliti mendeskripsikan apa yang di harapkan atau sumbangan
apa yang dapat diberikan oleh peneliti tersebut biasanya tujuan penelitian dinyatakan dalam
bentuk tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum
Tujuan umum dari studi ini adalah meningkatkan pelayanan kesehatan dan KB yang ada dan
yang telah tercapai oleh penduduk daerah perkotaan.
Tujuan khusus
O Secara khusus studi ini ingin menentukan Iaktor-Iaktor yang berkaitan dengan
program dan lembaga yang berhubungan dengan penggunaan berbagai macam alat
kontrasepsi di antara ibu-ibu yang berusia 15-44 tahun.
O Selain itu juga ingin mengevaluasi suatu model baru di bidang pemberian pelayanan
kesehatan dan KB dalam hal:(a) peningkatan pemakaian alat kontrasepsi di antara
ibu-ibu usia 15-44 tahun,dan (b) penggunaan Iasilitas pelayanan kesehatan primer
yang lebih besar di antara masyarakat yng status sosial ekonominya rendah.

D. Judul Penelitian
Judul penelitian adalah nama dari penelitian tersebut. Ia merupakan intisari atau
kristalisasi dari isi penelitian. Judul penelitian sedapat mungkin di ringkas/singkat, namun
tidak seperti judul novel. Jika tidak dapat di singkat, jadikan judul itu dalam 'induk judul
dan 'anak judul.



E. Hipotesis
Setiap hipotensis pada hakikatnya adalah mengungkapkan suatu hubungan atau pertalian
antara dua atau satu lebih gejala (konsep/variabel). Jadi hipotensis (serta kerangka
teoritis/konsepsional, proposisi)sebenarnya merupakan jawaban sementara atau kesimpulan
sementara dari masalah penelitian. Ada dua hipotensis yang biasa disusun oleh peneliti, yakni
hipotesis kerja dan hipotesis nol.


















BAB III
KERANGKA KONSEP ATAU KERANGKA TEORITIS
A. Pengertian Konsep dan Varialbel
Konsep atau variabel merupakan abstraksi gejala atau Ienomena yang akan diteliti.
Dengan kata lain, konsep merupakan generasi dari sekelompok Ienomena tertentu, sehingga
dapat di pakai untuk menggambarkan berbagai Ienomena tertentu, sehingga dapat dipakai
untuk menggambarkan berbagai Ienomena yang sama. Dalam usaha memecahkan masalah
penelitian, konsep-konsep tersebut harus diukur agar dapat dianalisis. Karena dalam ilmu
sosial konsep-konsep itu abstrak, maka konsep-konsep tersebut perlu dijabarkan dalam
bentuk variabel-variabel. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa variabel adalah konsep yang
bisa diukur atau bisa dinilai. Dalam realitas kehidupan sehari-hari variabel ini dapat kita cari
datanya dengan cara misalnya wawancara.
a. Penyusunan Kerangka Konsepsional dan Kegunaan
Kerangka konsepsional onceptual framework) atau kerangka tioritis triotocal
framework) adalah kerangka berIikir kita yang bersiIat tioritis atau konsepsional mengenai
masalah yang kita teliti.
Menurut Soekanto 1981 ada asumsi menyatakan bahwa teori atau kerangka teoritis
mempunyai beberapa kegunaan bagi suatu penelitian, yakni :
1. Mempertajam atau lebih mengkhususkan Iakta yang hendak di selidiki atau diuji
kebenarannya;
2. Mengembangkan sistim klasiIikasi Iakta, membina struktur konsep-konsep serta
mengembangkan deIini-deIinisi;
3. Memberikan suatu ikhtisar hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenaran yang
menyangkut obyek-obyek yang diteliti;
4. Memberikan kemungkinan pada perediksi oleh karena telah diketahui sebab-sebab
terjadinya Iakta tersebut dan mungkin Iaktor-Iaktor tertentu akan timbul lagi ada masa
mendatang;
5. Memberikan petunjuk-petunjuk terhadap kekurangan-kekurangan pada pengetahuan
peneliti.

BAB IV

OPERIASIONALISASI VARIABEL

A. Pengertian
Peberian arti dari konsep-konsep yang dipakai dalam penelitian sangatlah penting.
Pemberian arti ini biasadisebut operasionalisasi konsep variabel` atau `defenisi
operasional` depinition of term). Perbadaan yang ada dalam penelitian dua peneliti
menunjukkan perbedaan persepsi penelitian terhadap masalah yang sama. Karena itu dalam
penelitian sosial, kerenan konsep-konsepnya abstrak sehingga belum bisa diukur atau
diobservasi, maka konsep-konsep itu perlu dideIinisikan secara jelas oleh sipeneliti agar ia
sendiri jelas mengenai data apa yang akan dicari dan orang lain tahu maksut konsep yang
dipakainya dalam penelitian.
a. Cara Mengoperasionalisasi Variabel
Langkah langkah operasionalisasi konsep/variabel:
1. Mempelajari masalh penelitian, kerangka teoritis/konsepsional, dan hipetensis yang
telah kita nyatakan. Kemudian menyusun daItar konsep yang akan diatur serta
dideIinisi dari masing-masing konsep tersebut.
2. Dari data konsep tadi, kita tentukan indikator apa yang akan digunakan untuk
mengukur suatu konsep.
3. Menyusun daItar variabel yang akan digunakan ppenelitian kita.
4. Memberikan arti deIinisi kepada masing-masing variabel tadi. Variabel yang sudah
jelas seperti tinggi badan, agama dan sebagainya tidk perlu dideIinisikan.
5. Memeriksa literatur untuk mengetahui lebih mendalam mengenai indikator apa yang
biasa digunakan untuk menhukur suatu konsep, bagaimana arti atau deIinisi dari
konsep/variabel atau istilah yang kita gunakan.
6. Merevisi (jika ada indikator yang telah kita tetapkan, atau deIinisi opersional yang
telah kita berikan pada variabel/istilah yang akan kita pakai.




BAB V
PERENCANAAN SKEMA ANALISIN

Penelitian pada dasarnya ialah usaha mencari data (sesuatu yang diketahui atau
diasumsikan) yang akan digunakan untuk memecahkan suatu masalah atau untuk menguji
suatu hipotensis, atau hanya ingin mengetahui apakah ada permasalahan atau tidak. Data
yang sudah dikumpulkan oleh peneliti, perlu diolah terlebih dahulu sebelum di analisis, dan
pada akhirnya di interprestasikan untuk menjawab masalah dan atau membuktikan
hipotensisnya. Interprestasi hasil analisis dimaksutkan untuk mencari makna dan implikasi
yang lebih luas, baik interprestasi hasil analisis itu sendiri,maupun membandingkan hasil
analisisnya dengan kesimpulan penelitian lain dan/atau menghubungkan kembali hasil
kesimpulannya dengan teori.
Dilihat dari siIat data, analisis dibedakan menjadi analisis kuantitatiI dan kualitatiI.
Analisis kulitatiI dilakukan pada data yang tidak bisa dihitung, bersiIat monograIis atau
berwujud kasus-kasus; Objek penelitiannyay dipelajari secara utuh dan sepanjang itu
mengenai manusia maka hal tersebut menyangkut sejarah hidup manusia.














1ugas Mand|r| Dosen emb|mb|ng
Metode ene||t|an Dr nert|na M d



LNGLk1IAN LkIS1IWA GLIALA IAk1A DA1A nIC1LSIS1LSIS DAN
1LCkI


















DISUSUN CLLn

USI1A
1092S00747S





IUkUSAN LkCNCMI ISLAM
IAkUL1AS SAkIAn DAN ILMU nUkUM
UNIVLkSI1AS ISLAM NLGLkI SUL1AN SAkII kASIM kIAU
LkAN8AkU
2011]2012


PENGERTIAN PERISTIWA, GEJALA, FAKTA, DATA, HIPOTESIS,
TESIS, DAN TEORI

A. Pengertian Peristiwa
B. Pengertian Gejala
Pendekatan posistipik beramsusi bah wa segal gejala itu hanya boleh di nilai
benar dimana gejala itu secara kasat mata bis di nikmati dan di ukur.dlam
perkembangannya kemudian metode yang dipergunakan dalam perkembangan
posistipik mulai di modipikasi dan di tinggalkan ketika dalam kenyataan pada
penelitian ilmu sosial menemukan teryata tidak semua gejala sosial-budaya
dapat di ukur dandikuantiIikasi seperti hanya realitas unsur anorganik.
C. Pengertian Fakta
Fakta adalah pengamatan yang telah di veiIikasikan secara empiris. Fakta
dapat menjadi ilmu dapat juga tidak. Jika Iakta diproleh secara rando, Iakta
tersebut tidak menghasilkan ilmu. Sebaliknya jika dikumpulkan scara sistematis
dengan sistem serta beberapa pokok-pokok pengurutan , maka Iakta tersebut
dapat menghasilkan ilmu.
Peran Iakta terhadap teori antara lain:
Fakta memprakarsai teori
Fakta memIormulasikan kembali teori yang ada
Fakta dapat menolak teori
Fakta mengubah orientasi teori
D. Pengertian Data
Sumber data adalah bagian pelengkap dari subjek penelitian, dapat berupa
benda ,gerak manusia, dan lai sebagainya.
Langkah-langkah penggumpulan data yaitu:
Tahap persiapan
Tahap pelak sanaan
Tahap pelaporan
Tahap pembuatan laporan
Prosedur data
Teknik analisis data
Data yang vailit adalah relevan atau tindakkanya pengukuran yang di
lakukan pada penelitian dengan indikator-indikator yang di ggunakan untuk
mengukurnya. Data adalah keterangan inIormasi/ gambaran tentang suatu Iakta,
benda pristiwa, gejala atau perbuatan.
E. Pengertian Hipotensis
Hipotensis adalah suatu peryataan yang di terima secara sementara untuk di
uji kebenaraannya.
F. Pengertian Tesis
G. Pengertian Teori
Teori adalah sarana pokok untuk menyatakan hubungan sisteematis dalam
gejala sosial maupun natura yang ingin di teliti. Teori merupakan abtraksi dari
pengertian atau hubungan dari proporsi atau dalil.
Sebagai alat dari ilmu ,teori mempunyai peranan sebagai berikut:
Teori sebagai orientasi utama dari ilmu
Teori sebagai konsepsualisasi dan klasiIikasi
Teori meningkatkan Iakta
Teori mempreediksi Iakta-Iakta
Teori memperjelas celah kosong









PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
A. PENGERTIAN
Berdasarkan jenis data dan cara pengolahannya, secara umum, penelitian dapat dibedakan
atas penelitian kualitatiI dan penelitian kuantitatiI. Berikut dipaparkan perbedaan penelitian
kualitatiI dan penelitian kuantitatiI.Tulisan ini diringkas dari Bab I buku Bogdan, Robert C.
dan Biklen, Knopp S. 1998."ualitative Research in Education. An Introduction to Theory
and Methods. Boston: Allyn and Bacon, Inc. Semoga bermanIaat.Penelitian kualitatiI
digunakan sebagai istilah payung strategi penelitian dengan karakteristik berikut.
O Data penelitian merupakan data lunak (soft data), yakni data yang kaya akan deskripsi
orang, benda, tempat, dan percakapan atau tuturan.
O Masalah penelitian dirumuskan dalam wujud Iokus penelitian yang menggambarkan
kompleksitas masalah penelitian sesuai dengan konteksnya (bukan dalam wujud
variabel, pertanyaan, atau hipotesis).
O Data dikumpulkan dari dan dalam latar alamiah, yakni latar nyata dan sebagaimana
adanya.
Teknik penelitian yang populer digunakan dalam penelitian kualitatiI adalah:
O observasi partisipatiI, yakni peneliti sebagai pengamat sekaligus sebagai partisipan
penelitian; dan
O wawancara mendalam, yakni peneliti menggali inIormasi secara utuh, menyeluruh,
dan mendalam untuk memperoleh pandangan, pemikiran, dan keyakinan subjek,
responden, atau inIorman serta untuk memperoleh sistem yang berlaku dalam pranata
suatu komunitas yang diteliti.
Nama lain penelitian kualitatiI adalah (1) penelitian lapangan ataufield work (dalam
bidang antropologi); (2) penelitian naturalistik atau alamiah (dalam bidang pendidikan); dan
penelitian etnograIi (dalam bidang antropologi).Karakteristik penelitian kualitatiI dapat
dikemukakan berikut ini.
O Penelitian kualitatiI bersiIat alamiah (naturalistic), yakni latar langsung sebagai
sumber data dan peneliti sebagai instrumen kunci (key instrument).
O Data penelitian kualitatiI bersiIat deskriptiI, yakni data berupa kata-kata dan gambar
yang diperoleh dari transkripsi wawancara, catatan lapangan, Ioto, videotape,
dokumen pribadi, dokumen resmi, memo, dan dokumen-dokumen lainnya.
O Di samping hasil, penelitian kualitatiI menekankan proses, yakni proses yang terjadi
dan berlangsung pada sumber data (subjek/inIorman, objek, dan responden) beserta
keseluruhan konteks yang melingkupinya, di samping data yang dihasilnyannya.
O Analisis data penelitian kualitatiI cenderung secara induktiI untuk memperoleh
abstraksi dari keseluruhan data yang diperoleh.
O Penelitian kualitatiI menggali makna kehidupan berdasarkan perspektiI partisipan,
yakni berdasarkan proses subjek mengkonstruk atau menyusun makna dan
berdasarkan proses mendeskrispsikan makna yang disusn subjek.
Sebagai catatan tambahan, sumber data penelitian kualitatiI dapat dibedakan atas (1)
subjek penelitian, yakni sumber data, misalnya orang, yang aktiI sebagai penghasil data
(siswa, guru, pegawai kantor pos, camat, buruh pabrik, misalnya); (2) objek penelitian, yakni
sumber data, misalnya benda, yang berisi data (candi, novel, kumpulan puisi, surat pribadi,
otobiograIi, misalnya); dan (3) responden, yakni orang yang merespon atau menjawab
kuesioner atau angket yang diberikan peneliti saat mengumpulkan data. Dalam bidang
linguistik struktural, sumber data ini lazim disebut sebagai inIorman, yakni penutur atau
pemakai bahasa sebagai sumber korpus data bahasa.
B. Perbedaan Penelitiaan kualitatiI Dan KuantitatiI
CIRI-CIRI PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
KUALITATIF KUANTITATIF
Ungkapan-ungkapan yang berkaitan dengan pendekatan
etnograIis Eksperimen
dokumentasi data keras
penelitian lapangan perpektiI luar
data lunak Empiris
interaksi simbolis Positivis
perspektiI dalam Iakta social
naturalistik Statistic
etnometodologis metode ilmiah
DeskriptiI
pengamatan pelibatan
Ienomenologis
aliran Chicago
riwayat hidup
studi kasus
ekologis
NaratiI
interpretatiI
Konsep penting yang berkaitan dengan pendekatan
Makna Variable
pemahaman akal sehat Opersional
penggolongan Reliabilitas
deIinisi situasi Hipotessis
kehidupan sehari-hari Validitas
tatanan negosiasi signiIan secara statistic
Proses Replikasi
pemahaman Prediksi
tujuan praktis
konstruksi sosial
teori dasar
Aama yang berkaitan dengan pendekatann
Max Weber Emile Durkheim
Charles Horton Cooley Fred Kerlinger
Harold GarIinkel Edward Thorndike
Margaret Mead Robert Bales
W.I Thomas Donald Chambell
Everelt Hughes
Ervng GolIman
Herbert Blumer
1iliasi 1eoritis
interaksi simbolis Iungsionalisme structural
etnometodologi realisme, positivism
Ienomenologi Behaviorisme
kebudayaan empirisme logis
idealisme teori system
1iliasi akademis
sosiologi Psikologis
Sejarah ilmu ekonomi
antropologi Sosiologi
ilmu politik
1ujuan
mengembangkan konsep menguji teori
memerikan realitas ganda menstabilkan Iakta
teori dasar (grounded theory) deskripsi statistic
mengembangkan pemahaman menunjukkan hubungan antar variable
Memprediksi
Rancangan
berkembang, lentur, umum terstruktur, ditentukan di awal, Iormal, khusus
rancangan sebagai panduan proses penelitian rencana kerja operasional
Usulan penelitian
singkat panjang lebar
spekulatiI Iokus rinci dan khusus
menunjukkan bidang yang relevan diteliti prosedur rinci dan khusus
sering ditulis setelah ada data terkumpul melalui tinjauan pustaka yang substantive
kajian pustaka yang substantiI singkat ditulis sebelum ada datanya
ancangan disebut secara umum hipotesa dinyatakan
Data
deskriptiI KuantitatiI
dokumen pribadi kode kuantitatiI
catatan lapangan bilangan, ukuran
Foto variabel operasional
kata-kata pelaku sendiri Statistic
dokumen resmi dan arteIak
Sampel
kecil Besar
tidak mewakili BerstratiIikasi
sampel teoritis kelompok control
sampel bola salju tepat, cermat
bertujuan dipilih acak
kendali kontrol untuk variabel luar
1aktik atau Metode
observasi Eksperimen
observasi partisipasi observasi terstruktur
tinjauan atas berbagai dokumen eksperimen semu
wawancara terbuka/berkembang wawancara terstruktur
penjelasan sumber pertama Survey
ubungan dengan subyek
empati ada pembatasan
menekankan kepercayaan jangka pendek
kesetaraan ada jarak
subyek sebagai sahabat subyek-peneliti
hubungan dekat Musiman
Instrumen dan alat
tape recorder inventori, kuesioner
alat penyalin tulisan Computer
komputer indeks, skala, skor tes
nalisa data
berkelanjutan DeduktiI
model, tema, konsep dikerjakan selesai pengumpulan data
induktiI Statistic
induksi analitis
metode komparatiI
Masalah dalam penggunaan pendekatan
prosedur tidak baku mengendalikan variabel-variabel lain
memakan waktu mengontorol variabel lain
sulit mereduksi data ReiIikasi
reliabilitas Obtrusiveness
prosedur tidak baku Validitas
sulit meneliti populasi besar





C. Penelitian KuantitatiI dan karakteristiknya
Dalam penelitian sosial, masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda
secara kualitatiI maupun kuantitatiI.Baik substansial maupun materil kedua penelitian itu
berbeda berdasarkan IilosoIis dan metodologis.Masalah kuantitatiI lebih umum memiliki
wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan.Akan tetapi
masalah-masalah kualitatiI berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang
rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tak terbatas.
Pendekatan kualitatiI adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan
pada metodologi yang menyelidiki suatu Ienomena sosial dan masalah manusia. Pada
pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan
terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell,
1998:15).Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatiI
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptiI berupa kata-kata tertulis
maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian kualitatiI dilakukan pada kondisi alamiah dan bersiIat penemuan.Dalam
penelitian kualitatiI, peneliti adalah instrumen kunci.Oleh karena itu, peneliti harus memiliki
bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi
obyek yang diteliti menjadi lebih jelas.Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan
terikat nilai.Penelitian kualitatiI digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui
makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori,
untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan
.
D. 1enis-jenis Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatiI memiliki 5 jenis penelitian, yaitu:
1. BiograIi
Penelitian biograIi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali
dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap
turning point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi
atau mengubah hidup seseorang.Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut
memposisikan dirinya sendiri.

2. Fenomenologi
Penelitian Ienomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau
Ienomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa
individu.Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam
memaknai atau memahami Ienomena yang dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan
Ienomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar
tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu).Konsep epoche adalah
membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi
pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang Ienomena untuk
mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.

3. Grounded theory
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah
individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan
suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu . Situasi di mana individu saling
berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu
peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang
berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.

4. EtnograIi
EtnograIi adalah uraian dan penaIsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial.peneliti
menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup.
EtnograIi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnograIi
melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam
pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui
wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau
makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.

5. Studi kasus
Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan
terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber
inIormasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa
program, peristiwa, aktivitas, atau individu.
E. Metode Pengumpulan Data
Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatiI, yaitu:

1. Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap inIormasi atau
keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian
kualitatiI adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (indepth interview) adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan inIorman atau orang yang diwawancarai, dengan
atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan inIorman
terlibat dalam kehidupan sosial yang relatiI lama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden
adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitiIitas pertanyaan, kontak mata, dan
kepekaan nonverbal.Dalam mencari inIormasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara,
yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan
aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden). Beberapa tips saat melakukan
wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan inIormasi Iakta,
hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport,
ulang kembali jawaban untuk klariIikasi, berikan kesan positiI, dan kontrol emosi negative.
2.Observasi
Beberapa inIormasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku,
kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan.Alasan peneliti
melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian,
untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi
yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap
pengukuran tersebut.
Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan
dalam penelitian kualitatiI, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan
observasi kelompok tidak terstruktur.
O Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan
dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
O Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan
guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu
mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.
O Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap
suatu atau beberapa objek sekaligus.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah topograIi, jumlah dan
durasi, intensitas atau kekuatan respon, stimulus kontrol (kondisi dimana perilaku muncul),
dan kualitas perilaku.
3.Dokumen
Sejumlah besar Iakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi.Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian,
cenderamata, laporan, arteIak, Ioto, dan sebagainya.SiIat utama data ini tak terbatas pada
ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang
pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu
otobiograIi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen
pemerintah atau swasta, data di server dan Ilashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.
4. Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya
dilakukan pada penelitian kualitatiI dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut
pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari
suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan
tertentu.FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang
peneliti terhadap Iokus masalah yang sedang diteliti.


















M ML Ln nL Ln n1 1u uk kA An n C C8 8? ?L Lk k L LM Ml lL Ll lP PA An n ! !u uu uu uL L L LA A1 1A A8 8 8 8L LL LA Ak kA An nC C L L8 8u uM Mu uS SA An n M MA AS SA AL LA A u uA An n
L Ln nL L1 1A A A An n 1 1u u! !u uA An n L Ln nL LL Ll l1 1l lA An n
A e em ml ll ll lh ha an n 1 1e em ma a 1 1o op pl lk k d da an n ! !u ud du ul l e en ne el ll l L Ll la an n
1ema enellLlan dlperlukan unLuk mengarahkan ruang llngkup dan
bldang Lelaah yang akan dlpela[arl oleh penellLl (berkalLan dengan
bldang llmu) !udul penellLlan adalah suaLu kallmaL slngkaL yang menggambarkan keseluruhan lsl
darl suaLu penellLlan uengan mellhaL [udul pembaca dapaL menduga hakekaL penellLlan ob[ek
penellLlan wllayah penellLlan dan Leknlk anallsa daLa yang dl gunakan
uasar emlllhan 1ema dan 1oplk enellLlan
W uaya Larlk bagl penellLl
W Ada kemampuan uLuk melaksanakan (kellmuan sumber daya flslk)
W uaLa dapaL dlamaLl (Lermasuk Lersedlanya alaL pengumpul daLa)
W 8erkalLan dengan kebuLuhan masyarakaL (berkalLan dengan
pemecahan masalahmasalah prakLls)
secara umum adapun syaraL dlgunakan unLuk menenLukan [udul penellLlan yang dlkaLakan balk [lka
memenuhl halhal sebagal berlkuL
1 SlngkaL [elas dan lugas umumnya Lldak leblh darl 20 kaLa
2 Parus sesual dengan keseluruhan lsl Lullsan/penellLlLlan
3 1ldak berLenLangan dengan norma yang berlaku
4 1ldak menlmbulkan lnLerpreLasl ganda
3 1ldak aglLaLlf aLau provokaLlf
6 8ukan berupa kallmaL Lanya
8 l ld de en nL Ll lf fl lk ka as sl l k ke eb bu uL Lu uh ha an n C Cb by ye ek kL Ll lf f ( (L La aL La ar r 8 8e el la ak ka an ng g) ) e en ne el l l lL Ll la an n
Memberlkan deskrlpsl/gambaran mengenal halhal yang melaLarbelakangl dllakukannya
penellLlanualam mendeskrlpslkan kebuLuhan obyekLlf/laLar belakang penellLlan
lnl perlu dlpaparkan
W lakLa/kondlsl/masalah yang ada aLau Ler[adl saaL lnl
W Apa arLl penLlngnya penellLlan yang akan dllakukan
W 8agalmana kalLannya dengan LunLuLan kebuLuhan saaL lnl dan dan LunLuLan perkembangan
dl masa yang akan daLang
W Palhal sLraLegls yang akan dlcapal berkalLan dengan dllakukannya penellLlan LersebuL
C engerLlan Masalah
1. SuaLu kesullLan yang dlrasakan konkrlL dan memerlukan solusl
2. SuaLu kesen[angan anLara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam kenyaLaan aLau
anLara apa yang dlperlukan dengan apa yang Lersedla aLau anLara harapan dengan
kenyaLaan dsb
SuaLu masalah Lldak harus menunLuL/menlmbulkan suaLu penellLlan LeLapl enellLlan dllakukan
oleh karena adanya masalah !adl seseorang yang akan melakukan penellLlan harus menenLukan
Lerleblh dulu opo mosoloboyo mosolob betbeJo Jeoqoo fokto
C Co on nL Lo oh h
l la ak kL La a m me en ng ga ar ra ah h p pa ad da a a ad da an ny ya a k ke eb bu uL Lu uh ha an n o ob by ye ek kL Ll lf f/ /l la aL La ar r b be el la ak ka an ng g
llle daLa dl kompuLer banyak yang Lerkena vlrus
M Ma as sa al l a ah h m me en ng ga ar ra ah h p pa ad da a a ad da an ny ya a u up pa ay ya a u un nL Lu uk k p pe em me ec ca ah ha an n
8agalmana cara memberslhkan vlrus pada flle daLa LersebuL ?
S Su ua aL Lu u m ma as sa al la ah h l ln nl l m me em mb bu uL Lu uh hk ka an n p pe en ne el ll l L Ll la an n u un nL Lu uk k m me en nc ca ar rl l s so ol l u us sl l n ny ya a upaya unLuk melakukan
pencarlan dan pendaLaan masalahmasalah yang akan dlbahas
1 8acaan
2 engamaLan SeplnLas/lakLa dl lapangan
3 engalaman rlbadl
4 erLemuan llmlah Semlnar ulskusl Lokakarya dll
3 ernyaLaan emegang CLorlLas
6 erasaan lnLulLlf rlbadl
SeLelah masalahmasalah dlldenLlflkasl belum men[adl [amlnan bahwa semua masalah LersebuL
layak dan sesual unLuk dlLellLl Sehlngga perlu dlplllh salah saLu aLau beberapa masalah yang pallng
balk dan layak unLuk dlLellLl erLlmbangan pemlllhan masalah lnl dapaL dllakukan dengan 2 arah
1 uarl Arah Masalahnya
kelayakan berdasarkan arah masalah aLau suduL obyekLlfnya aLau nllal penellLlannya Apakah
penellLlan memberlkan sumbangan kepada pengembangan dan penerapan l1LkS aLau pemecahan
masalah prakLls ?
2 uarl Arah enellLlnya
erLlmbangan berdasarkan kelayakan dan kesesualan penellLlnya menyangkuL kelayakan blaya
wakLu sarana kemampuan kellmuan
u erumusan Masalah
Masalah perlu dlrumuskan dengan Lu[uan agar permasalahan [elas dan Lldak menlmbulkan
keraguraguan aLau Lafslr yang berbedabeda sebab masalah Lsb nanLlnya akan dlgunakan sebagal
dasar penga[uan Leorl dan hlpoLesls pengumpulan daLa pemlllhan meLode anallsls dan penarlkan
keslmpulan
L 1eknlk merumuskan masalah
ulrumuskan dalam benLuk kallmaL perLanyaan
SlngkaL [elas dan padaL
Memberl peLun[uk dlmungklnkannya pengumpulan daLa dan adanya meLode
pemecahannya
l e er ru um mu us sa an n 1 1u u[ [u ua an n d da an n M Ma an nf fa aa aL L e en ne el l l lL Ll la an n
1u[uan enellLlan
1 unLuk men[elaskan Lu[uan akhlr yang akan dlcapal oleh penellLl seLelah penellLlan selesal
dllakukan
2 unLuk memberlkan gambaran yang Legas LenLang sasaran dan ruang llngkup penellLlan
C 1eknlk merumuskan Lu[uan penellLlan
1. SlngkaL dan speslflk
2. ularahkan unLuk men[awab permasalahan yang Lelah dlrumuskan
ConLoh
!udul SlsLem endeLekslan kerusakan pada kondenser dl L1A Muara karang
erumusan Masalah 8agalmana perancangan slsLem pendeLekslan masalah pada
condenser dl L1A Muara karang yang dapaL menyelesalkan masalah dengan balk dan
eflslen ?
1u[uan enellLlan unLuk menganallsls dan merancang slsLem pendeLekslan masalah pada
condenser dl L1A Muara karang
ManfaaL enellLlan unLuk men[elaskan manfaaL/konLrlbusl yang akan dlperoleh darl hasll
penellLlan dan slapa plhak yang akan mendapaLkan manfaaL LersebuL
1eknlk merumuskan manfaaL penellLlan
W ulsebuLkan secara deLall slapa sa[a yang mendapaLkan manfaaL dan apa manfaaL yang
dapaL dlperoleh darl hasll penellLlan
W ManfaaL dapaL dlkalLkan dengan orlenLasl penellLlan apakah mempunyal konLrlbusl pada
pengembangan dan penerapan l1LkS pengembangan kelembagaan/organlsasl aLau unLuk
pemecahan masalahmasalah prakLls/menun[ang pembangunan
8agl engelola L1A slsLem lnl dlharapkan dapaL dlmanfaaLkan unLuk mendukung klner[a
L1A sehlngga dapaL menlngkaLan eflslensl dan keunLungan
8agl engguna L1A slsLem lnl dlharapkan dapaL men[amln Lersedlanya Lenaga llsLrlk yang
sLabll dan murah
P eneLapan Lu[uan penellLlan
1 8erkalLan langsung dengan [udul penellLlan
2 Secara Leknls dapaL dlukur
3 8erhubungan langsung dengan anallsls yang dllakukan
























Dosen Pembimbing












Dr. Hertina M.pd


POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
BAB VI













Di Susun Oleh :




PUSPITA
NIM. 10925007574




1URUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2011/2012
CuLASl uAn SAMLL LnLLl1lAn
A. Populasi
Populasi adlah seluruh data yang menjadi perhatian penelitian dalam suatu ruanglingkup
dan waktu yang ditentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan Iaktor
manusianya. Kalau setiap manusia memberikan suatu data , maka banyak atau ukuran
populasi akan sama dengan banyaknya manusia .
Populasi memiliki prameter, yakni besaran terukur yang menunujukkan ciri dari populasi
itu. Di antaranya ,istilah yang dikenal dengan besaran rata-rata, simpangan baku sebagai
parameter populasi. Parameter suatu populasi tertentu adalah tetap nilainya, apabila nilainya
berubah maka berubah pula populasinya.
Pengertian lain menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang
terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber
data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian (Hadari Nawawi, 1983:
141) dalam S. Margono (1997). Berkaitan dengan batasan tersebut, populasi dapat dibedakan
atas 2(dua) hal berikut ini.
a. Popuasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki batas
kuantitatiI secara jelas karena memiliki krakteristik yang terbatas. Misalnya 5.000.000
orang guru SMA pada awal tahun 1985, dengan karakteristik: masa kerja 2 tahun,
lulusan program strata 1, dan lain-lain.
b. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang tidak dapat
ditemukan batas-batasanya sehingga tidak dapat di nyatakan dalam bentuk jumlah
secara kuantitatiI. Misalnya, guru di indonesia , yang berarti jumlahnya harus dihitung
sejak guru pertama ada sampai guru yang sekarang dan yang akan datang. Dalam
keadaan seperti itu jumlahnya tidak dapat dihitung , hanya dapat digambarkan suatu
objek secara objek secara kualitas dengan karakteristik yang bersiIat umum, yaitu
orang-orang dahulu, sekarang, dan yang akan menjadi guru. Populasi seperti ini
disebut juga parameter.
Selain itu populasi juga dapat di bedakan ke dalam dua katagori betikut ini.
a. Populasi teoritis (theoritical population), yakni sejemlah populasi yang batas-
batasnya ditetapkan secara kualitatiI.
b. Populasi yang tersedia(accesible population)yakni sejumlah populasi yang secara
kuantitatiI dapat dinyatakan denga tegas.
Di samping itu, persoalan populasi bagi suatu penelitian harus dibedakan ke dalam dua
siIat berikut.
a. Populasi yang bersiIat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki siIat
yang sama sehingga tidak perlu di persoalkan jumlahnya secara kuantatiI.
b. Populasi yang bersiIat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki siIat
atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan bata-batasnya, baik secara
kualitatiI maupun kuantitatiI.
Populasi dapat juga di depinisikan sebagai suatu himpunan yang terdiri orang, hewan,
tumbuhan, dan benda yang meniliki kesamaan siIat. Lebih lanjut menurut menurut
Wallen,populasi dapat di bedakan menjadi dua jenis, yaitu target population dan accessible
population.
B. Sampel
Sampel sering di deIenisikan sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (master) yang
diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, sampel dalam suatu
penelitian timbul disebabkan karena dua hal berikut.
a. Penelitian bermaksut mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya
populasi sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi.
b. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitiannya, dalam
arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepeda objek, gejala, atau kejadian yang
lebih luas (Sutrisno Hadi, 1980:70).
Selanjutnya menurut S. Margono (1997:121-125) ada enam (6) hal yang menjadi dasar
pertimbangan sebuah penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel, antara lain
sebagai berikut.
a. Ukuran populasi
Dalam hal population tak terbatas (tak terhingga) merupa paremeter yang jumlahnya
tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersiIat konseptual. Oleh karena itu, sama
sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga
dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk
mengumpulkan data dari 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar di seluruh pelosok
indonesia.
a. Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki.
Semakin besar jumlah objek maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih-lebih
jika objek itu tersebar di wilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah
satu cara untuk mengurangi biaya.
b. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian
populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas maka
penelitian sampel lbih tepat dilakukan.
c. Percobaan yang siIatnya merusak
Banyak percobaan yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat
merusak atau merugikan. Mialnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari
tubuh seorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin
mencoba seluruh neon untuk diuji ketentuannya. Oleh karena itu, penelitian harus
dilakukan hanya pada sampel.
d. Masalah ketelitian
Masalah ketelitian adalah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat
dipertanggungjawabkan. Ketelitian dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan,
dan analisis data. Enelitian terhadap populasi belum tentu dapat dilakukan secara
teliti. Boleh jadi penelitian akan menjadi bosan dalam melaksanakan tugasnya. Untuk
menghindari itu semua, penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam
suatu penelitian.
e. Masalah ekonomis
Pernyataan yang harus selalu diajukan oleh seorang peneliti adalah 'Apakah
kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu, dan tenaga yang telah
dikeluarkan? Dengan kata lain, penelitian sampel pada dasarnya akan lebih
ekonomis daripada penelitian populasi (sudjana, 1975: 159-161); (Hadari Nawawi,
1923: 146-148) dalam S. Margono ( 1997:122).
I. Menurut S. Margono ada cara peraktis untuk memperoleh sampel minimal yang harus
di selidiki , yaitu dengan menggunakan rumus:
n pq

2 .u
1
b

2


Keterangan:
N jumlah sampel
sama dengan sama atau lebih besar
P propersi populasi persentase kelompok pertama
q proporsi populasi persentase kelompok pertama

2
1
derajat koeIisien pada 99 atau 95
b persentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam menentukan ukuran
sampel
C. Jenis sampling
Menurut Suharsini Ari kuanto, sampling di deIinisikan sebagai pemilihan sejumlah
subjek penelitian sebagai wakil dari populasi sehingga di hasilkan sampel yang mewakili
populasi dimaksud, semakin banyak ciri dan karakteristik yang ada pada populasi, maka akan
semakin sedikit subjek yang tercakup dalam populasi, dan sebaliknya.
Jenis dan teknik sampling yang dimaksud adalah cara untuk menentukan sampel yang
jumlahnya sesui dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber dataa sebenarnya,
dengan memerhatikan siIat siIat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representatiI. Jenis dan teknik sampling tersebut, yaitu 1) random sampling, dan 2) non
random sampling .
Teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampling secara random atau tampa
pandang bulu. Teknik ini memiliki kemungkinan tertinggi dalam menetapkan sampel yang
representatiI. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara: 1) undian, 2) ordinal, 3) randomisasi
dari tabel bilangan random (Sutrisna Hadi, 1980:76) dalam S. Margono (1995:125).
Teknik non random sampling adalah teknik pengambil sampel secara non random atau
tidak semua individu dalam populasi, diberi peluang yang sama untuk ditugaskan menjadi
anggota sampel. Teknik ini memiliki kemungkinan lebih rendah dalam menghasilkan sampel
yang representatiI.
Lebih lanjut menurut S.margono ada beberapa jenis sampel yang di peroleh dari teknik
random sampling, yaitu sebagai berikut.
a. !robability sampling
1) simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung
dilakukan pada unit sampling.
2) $tratified random sampling biasanya digunakan pada populasi yang mempunyai
susunan bertingkat atau berlapis-lapis.
3) luster random sampling, digunakan jika populoasi tidak terdiri dari individu-
individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.
b. on probability sampling
1) Accidental sampling dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan
terlebih dahulu.
2) "uota sampling dalam teknik ini jumlah populasi tidak di perhitungkan, tetapi di
klasiIikasikan dalam beberapa kelompok.
3) !urposive sampling pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling,
didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang
erat dengan populasi yang diketahui sebelumnya .
Lebih lanjut, dalam penentuan sampel memerhatikan siIat dan populasi. Berkenaan
dengan hal itu, dikenakan beberapa kemungkinan dalam menetapkan sampel dari sesuatu
populasi, yaitu sebagai berikut.
a. Sampel proporsional
b. Sampel area
c. Sampel ganda
d. Sampel mahemuk (multiple samples)
Unsur-unsur yang diambil sebagai sampel disebut unsur sampling. Unsur sampling
diambil dengan menggunakan kerangka sampling sampling frame).
Kerangka sampling ialah daItar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling.
Kerangka sampling dapat berupa daItar mengenai jumlah penduduk, jumlah bangunan,
mungkin pula sebuah peta yang unit-unitnya tergambar secara jelas. Sebuah kerangka
sampling yang baik harus memenuhi syarat berikut.
a. Harus meliputi seluruh unsur sampel (tidak satu unsur pun tertinggal)
b. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali.
c. Harus up to date.
d. Batas- batasnya harus jelas, misalnya batas wilayah;rumah tangga (siapa-siapa yang
menjadi anggota).
e. Harus dapat dilacak di lapangan;jadi hendaknya tidak terdapat beberapa desa dengan
nama yang sama.
Contoh dari kerangka sampling ialah sebagai berikut.
Kerangka sampling wilayah
Untuk menghemat waktu dan biaya, sampel rumah tangga harus terletak pada wilayah
yang tidak begitu luas. Apabila wilayah tersebut luas, makapenelitian dapat membagi
wilayah-wilayah yang lebih sempit engan pertolongan peta,dan mempergunakan batas alam
(sungai, jalan, pasar, dan sebagainya).
Sebagaimana diungkapkan di atas, sampel adalah bagian dari populasi. Jenis sampel yang
diambil harus mencerminkan populasi. Sampel dapat dideIinisikan sebagai sembarang
himpunan yang merupakan dari suatu populasi. Jadi, sampel merupakan bagian terintegral
yang tak dapat dipisahkan dengan populasi, dan merupakan cermin dari populasi.
Beberapa alasan yang mendasari pengambilan sampel menurut Yatim Riyanto antara lain
sebagai berikut.
a. Mempertinggi ketelitian, dalam hal ini adalah Iaktor kelelahan, jika seseorang bekerja
dengan objek yang banyak dibandingkan objek yang lebih kecil maka pengamatan
objek kecil cenderung lebih tinggi akurasinya.
b. Pengambilan sampel berdasarkan tiori probabilitas, maka penyajian data tentang
populasi dapat dipertanggungjawabkan.
c. Dengan sampel yang homogen, maka karakteristik sampel identik dengan
karakteristik populasi.
d. Lebih eIisien (waktu, biaya, dan tenaga), jika dibandingkan dengan penelitian yang
sama yang tidak menggunakan sampel (studi populasi).
Memungkinkan pengambilan variabel tertentu spesiIik mungkin atas populasi (ketika
homogenitas populasinya tinggi).
e. Jika penelitian bersiIat pemberian treatment seperti penelitian eksprimen maka
apabila terjadi kerusakan akan rugi besar, tetapi jika mengambil sampel, kerugian bisa
diperkecil atau dibatasi jumlahnya sehingga dapat melakukan perbaikan lebih mudah.

D. KerepresentatiIan (Representativeness) Sampel
Sampel yang representatiIberarti adanya kesesuain ciri-ciri sampel terhadap paramenter
populasi atau dapat di katakan sebagian dari populasi yang memiliki krakteristik mirip
populasi. Pengambilan sampel yang dilakukan merupakan suatu bentuk keyakinan bahwa
sampel yang didapatkan adalah representatiI terhadap populasi. Hal ini dapat dilaksanakan
dengan menggunakan hukum probabilitas matematik.
Sampel yang representatiI merupakan suatu keyakinan peneliti terhadap apa yang telah di
lakukan, tetapi representativitas sampel secara umum dapat dilakukan oleh beberapa hal
berikut.
a. Homogenitas populasi.
b. Jumlah (besar)sampel yang dipilih.
c. Banyaknya karakteristik subjek yang akan dipilih.
d. Ketetapan teknik pemilihan sample.

E. Penentuan Banyaknya Sampel (Sampel Size)
Pada umumnya berapa besarnya sampel yang diambil juga sangat tergantung pada: 1)
siIat analisisnya,sederhana atau kompeleks, 2)ketpatan estimasi di dalam pengukurannya,
akurat atau tidak, 3) jumlah komorasi yang akan dilakukan dan jumlah variabel penelitian
yang akan diolah secara simultan, 4) keterbatasan jumlah pewawancara atau pengumpul data
dan keterbatasan sumberaya pendukung lain yang menuntut jumlah sampel yang kecil.
Pertimbangan lain yang berhubungan dengan jumlah data pengambilan sampel yang
siIatnya teknis, pada umumnya menyerahkan bahwa besarnya sampel yang diperlukan adalah
menyangkut; 1) Iungsi ketepatan dalam membuat estimasi yang akan dicapai; 2) variabilitas
atau variansi populasi; 3) tingkat keyakinan yang dipakai.
Contoh rumus lain yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya sampel untuk
mengukur proporsi dengan derajat akutansi pada tingkatan yang signiIikan dengan
menggunakan Iormula (Arjatmo Tj, 1979 dalam yatim Riyanto, 1996) seperti berikut.

2
= _
p q
n
_
N - n
N - 1

Keterangan :
d penyimpanan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang di inginkan, biasanya
0,05 atau 0,01
z setandar deviasi normal, biasanya di tentukan pada1,95.
p proporsi untuk siIat tertentu yang di perkitakan terjadi pada populasi. Apabila tidak
diketahui proporsi tersebut, maka p 0,05.
q 1,0 - p
N besarnya populasi. = nr
2

n besarnya sampel.
Jumlah unit populasinya tidak diketahui, rumus yang di gunakan adalah sebagai berikut.


keterangan:
n jumlah sampel
varian populasi
harga setandar norma (tergantung harga)
d penyimpanan yang ditolenrasi.
Rumus meneliti harga proporsi:
n

.pq


keterangan:
n jumlah sampel
p estimator proporsi populasi
q 1p
z harha setandar modal
F. Teknik penarikan sampling
Secara lebih rinci dan detail menurut Yatim Riyanto berikut akan diuraikan
sampling yang lajim di gunakan dalam penelitian yang meliputi dua hal, yaitu
teknik random sampling dan nonrandom sampling.
a. Random samplin
.) Random sampling sederhana (simple random sampling)
2.) StratiIied random sampling
3.) Proporsional stratiIied random sampling
4.) Cluster random sampling
5.) Quato sampling
6.) Area random sampling
7.) Two-stage random sampling
b. on sampling
1.) Systematic sampling
2.) Purpositive sampling
3.) Convenien sampling.

Anda mungkin juga menyukai