Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 1 (Amerika)

2.1 Sejarah Keperawatan 1iwa di Indonesia


Pelayanan keperawatan jiwa di Indonesia dimulai dengan dibukanya
rumah sakit jiwa pertama di Bogor pada tahun 1882 dan sampai sekarang
telah berdiri 34 rumah sakit jiwa milik pemerintah di 25 provinsi di
Indonesia. Rumah sakit jiwa ditetapkan sebagai pusat pengembangan
pelayanan keperawatan jiwa.

%,:3 !eristiwa
1862

1862
1882
1902
1923
1960


1970
1974

RS Cina mempunyai bagian khusus untuk psikiatri, dengan
100 orang pasien
Pemerintah Hindia Belanda menyelenggarakan sensus
pasien jiwa
Rumah sakit jiwa pertama kali dibangun di Kota Bogor
Dibangun RS Jiwa di Lawang Malang
Dibangun RS Jiwa di Magelang
Terjadi de institutionali:ation, yang artinya: melanjutkan
perawatan dan dukungan terhadap klien di masyarakat
dibarengi dengan adanya usaha untuk mengembangkan
sistem pelayanan.
Partisipasi masyarakat di pelayanan kesehatan meningkat
Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan jiwa dibantu
oleh LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa) dan
kader. Dimana tugas kader antara lain:
Memberi inIormasi tentang kesehatan jiwa
Mendeteksi adanya gangguan mental
Memberi dukungan pada klien dan keluarga

Pelopor keperawatan jiwa di Indonesia: Magdalena mahdi, M.Sc, Godis
Sipin, B.Sc. dan Sarjana Anwar. Pada awalnya praktik keperawatan jiwa di
rumah sakit dilakukan dengan cara .ustodial .are`, kemudian berkembang
terapi kejang listrik, dll. Perawatan secara .ustodial .are` mulai berangsur-
angsur dirubah. Klien mulai dilatih bekerja sesuai kemampuan, walaupun
ruangan masih dikunci dan klien belum boleh keluar ruangan.
Berdasarkan Undang-Undang No.3 Tahun 1966 tentang kesehatan jiwa,
terjadi modernisasi` karena upaya kesehatan jiwa dilaksanakan secara
komprehensiI (promotiI, preventiI, kuratiI, rehabilitatiI, pelayanan ditujukan
pada individu dan masyarakat. Melalui program kesehatan jiwa selama Pelita I
V, pelayanan kesehatan jiwa menjadi lebih luas. Rumah sakit jiwa menjadi
pusat pembinaan kesehatan jiwa masyarakat. Pelayanan keperawatan
kesehatan jiwa bukan hanya ditujukan pada klien gangguan jiwa tetapi juga
pada klien dengan berbagai masalah psikososial, yang ditujukan pada semua
orang dan lapisan masyarakat sehingga tercapai sehat mental dan hidup
harmonis serta produktiI.
Dengan perkembangan pengobatan gangguan kesehatan jiwa, maka
dibutuhkan perawat yang dapat menangani masalah Iisik dan jiwa di rumah
sakit jiwa. Inilah awal perawatan kesehatan jiwa dibutuhkan dan diterima
sebagai anggota tim kesehatan jiwa. Ilmu keperawatan dan kesehatan jiwa
mulai dan terus berkembang. Peplau mengemukakan bahwa dasar utama
asuhan keperawatan kesehatan jiwa adalah hubungan interaksi antara perawat
klien, kemudian berkembang komunikasi terapeutik serta terapi modalitas
dalam keperawatan jiwa.
Kesehatan jiwa merupakan kondisi yang memIasilitasi secara optimal
dan selaras dengan orang lain, sehingga tercapai kemampuan menyesuaikan
diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan; keharmonisan
Iungsi jiwa, yaitu sanggup menghadapi problem yang biasa terjadi dan merasa
bahagia. Sehat secara utuh mencakup aspek Iisik, mental, sosial dan pribadi.
2.2 Sejarah perkembangan keperawatan jiwa di Amerika
2.1.1 Amerika Latin
Asilum pertama untuk orang gila di Amerika Latin adalah San Hipolito,
yang diorganisir pada tahun 1566 atau 1570 oleh Bernadino Alvarez di
Mexico City, tetapi sulit mengatakan apakah asilum ini benar-benar lebih
daripada tempat kurungan. Di Amerika Latin rumah sakit mental yang paling
awal mulai muncul pada tahun 1820-an. Pada tahun 1847 para pengunjung ke
Mexico dan Peru melaporkan bahwa 'orang-orang gila dipakai sebagai
hiburan untuk masyarakat umum yang membayar untuk pertunjukkan itu
(sama seperti yang dilakukan di Bedlam tiga abad sebelumnya).
2.1.2 Amerika Serikat
Di Philadelphia, Blockley Insane Asylum dibuka pada tahun 1752. Satu-
satunya lembaga untuk orang-orang yang mendapat kekalutan mental di
Amerika Serikat sebelum abad ke-19 adalah Eastern State Lunatic Asylum di
Virginia, yang dibuka pada tahun 1773.
Keberhasilan dari eksperimen Pinel dan Tuke dalam metode-metode yang
lebih berperikemanusiaan menimbulkan revolusi pada perawatan para pasien
sakit mental di seluruh dunia yang beradab. Di Amerika Serikat, perawatan
yang berperikemanusiaan terhadap orang yang sakit mental/jiwa dipelopori
oleh enjamin Rush (1754-1813) yang diterima sebagai 'Bapak Psikiatri
Amerika dari Rumah Sakit Pennsylvania tempat ia mulai bekerja pada tahun
1783. Rush mendorong perawatan yang lebih manusiawi terhadap para pasien
sakit mental dan menulis karangan pertama yang sangat berpengaruh tentang
psikiatri di Amerika, yang berjudul edi.al Inquiries and Observations upon
the Disease of the ind (1812), dan dialah orang Amerika pertama yang
memberikan pelajaran psikiatri.
Kemudian, pada pertengahan abad ke-19 dimana tukang-tukang sihir di
bakar di Amerika, seperti di Eropa, muncullah revolusi pertama untuk
menangani secara manusiawi dan memperbaiki lembaga-lembaga penyakit
mental yang dimulai oleh seorang guru wanita dari Massachusetts, orothea
Lynde ix (1802-1887). Ia melakukan kampanye yang militant bagi
pembaruan perawatan para pasien sakit mental. Di NewYork usaha-usahanya
menghasilkan the State Care A.t tahun 1889 yang mengakhiri pengurungan
orang-orang yang mendapat gangguan mental di penjara-penjara dan rumah-
rumah miskin. Pengaruhnya juga terasa di Kanada, Skotlandia, dan Inggris. Ia
mengajukan 'Surat Peringatan kepada Kongres Amerika Serikat pada tahun
1848, yang demikian menggerakkan hati rakyat dan pembuat undang-undang
negara untuk menyadari perlakuan yang tidak manusiawi terhadap pasien
sakit mental. Melalui usahanya,32 rumah sakit modern didirikan di Amerika
Serikat, 2 lembaga besar didirikan di Kanada, sistem penampungan orang
yang sakit mental di Skotlandia dan di beberapa negara lain diubah serta
kondisi-kondsi di rumah sakit mental Amerika serikat banyak diperbaiki, Ia
juga mengorganisir tenaga-tenaga perawat di Angkatan Darat Utara selama
perang saudara dan untuk ini ia diajukan oleh Kongres Amerika Serikat
sebagai salah seorang teladan yang paling luhur sepanjang sejarah.
Pada tahun 1846 di Utica State Lunatic Asylum (sekarang Utica State
Hospital) dibentuk Association oI Superintendents oI American Institutions
Ior the Insane. Pada tahun 1880-an namanya kemudian berubah menjadi
American Medio-Psychiatric Asociation. Lembaga ini berhasil mengeluarkan
penerbitan ilmiah dan proIessional, yang mula-mula disebut American
Journal oI Insanity dan penerbitannya belkangsung terus-menerus selama
lebih dari seratus tahun. Tetapi, gerakan ilmu kesehatan mental (2ental
hygiene) tersebut tidak lama kemudian diprakarsai oleh lifford Wittingham
eers (1876-1943) dari New Haven, Connecticut. Meskipun Beers telah
berbuat banyak untuk memulai gerakan modern ini, namun ia tidak terlatih
dalam suatu boidang teknis yang berhubungan dengan ilmu kesehatan
mental. Perhatiannya yang dalam terhadapnya masalah tersebut merupakan
perkembangan dari pengalaman-pengalamannya sendiri sebagai pasien
mental yang ditangani oleh karyawan-karyawan rumah sakit ketika ia dirawat
sebagai pasien mental selama 3 tahun di rumah sakit mental negeri dan rumah
sakit mental swasta. Selama 3 tahun ia dirawat di rumah sakit negeri dan
swasta di Connecticut, Beers mengalami perlakuan yang tidak manusiawi dari
pegawai - pegawai rumah sakit itu. CliIIord Beers keluar dari rumah sakit
pada tahun 1903 sebagai seorang yang waras dengan semangat seorang
misionaris untuk melindungi pasien-pasien mental yang ditempatkan di
rumah sakit mental dari kekejaman- kekejaman dan kesewenang-wenangan
para pegawainya. Dalam waktu 5 tahun berikutnya, ia menulis autobiograIi
yang berjudul A ind that Found Itself. Buku ini menimbulkan suatu
gejolak yang hebat dalam perubahan-perubahan dan membangkitkan
perhatian dan dukungan orang-orang terkemuka seperti Dr.William James,
seorang psikolog Amerika yang termasyhur, dan Dr. Adolph Meyer, direktur
yang terpandang dari suatu lembaga psikiatri.
Pada tanggal 6 Mei 1908 eers bersama 13 orang warga lain yang
memperhatikan kepentingan masyarakat bertemu di rumah Reverend Anson
phelps Stokes di New haven dan mendirikan Connecticut Society Ior Mental
Hygiene. Gerakan ilmu kesehatan mental itu resminya pertama-tama mulai di
New Haven, Connecticut. Psikiater, Dr. Adolph Meyer meganjurkan istilah
2ental hygiene sebagai nama yang tepat untuk gerakan yang diprakarsai oleh
CliIIord Beers. Lembaga ini mengangkat Beers sebagai sekretaris asosiasi itu
selama hidupnya. Setelah setahun, CliIIord Beers memperluas asosiasi
tersebut dan pada bulan Februari 1909 dibentuk National Comitte Ior Mental
Hygiene yang mempunyai 4 tujuan pokok yaitu:
1. Membantu mengupayakan supaya para pasien mental diberi tempat,
pakaian, dan makanan yang pantas.
2. Membantu mengurangi Iaktor-Iaktor yang menyebabkan penyakit
mental.
3. Membantu memberikan perawatan ilmiah sebaik mungkin kepada
mereka.
4. Membantu meningkatkan daya tahan (stamina) mental semua pria,
wanita, dan anak-anak.
Dalam waktu 10 tahun, National Comitte Ior Mental Hygiene ini
menerbitkan majalah triwulan ental Hygiene yang digunakan sebagai sarana
publikasi. Sementara itu, lembaga-lembaga negara bagian dan local didirikan
diseluruh negara Amerika Serikat, dan kemudian negara-negara asing lain
bergabung dengan gerakan tersebut. Pada tahun 1919 dibentuk International
Comitte Ior Mental Hygiene dengan markas besarnya di Amerika Serikat.
2.3 Esensi dari perkembangan keperawatan jiwa di Amerika
Kepedulian dan usaha dari satu orang dapat membuat masyarakat dan
pemerintah menjadi memberi perhatian terhadap hal yang sebelumnya
tidak mendapat lirikan sama sekali. Hal tersebut merupakan suatu hal yang
luar biasa. Namun, saat Amerika Latin perkembangan mengenai
perawatan jiwa tampaknya belum berkembang pesat karena Mexico dan
Peru menggunakan 'orang gila sebagai hiburan dan itu adalah hal yang
sama dilakukna di Bedlam tiga abad lalu.
Sedangkan di Amerika serikat, perkembangannya cukup pesat meskipun
membutuhkan waktu yang cukup lama. Sampai pada akhirnya ada tokoh
dalam sejarah keperawatan jiwa dari amerika serikat sendiri yang menjadi
salah satu pelopor yang membuat perubahan yang sangat pesat dalam
memperlakukan pasien dengan gangguan mental menjadi lebih baik
dengan memperhatikan berbagai hal dari pasien sendiri.
1.4Kelebihan dan Kekurangan dalam !erkembangan Keperawatan 1iwa di
Amerika
Kelebihan
a. Di Amerika serikat serikat terdapat tempat penampungan khusus bagi
pasien gangguan mental.
b. Pasien gangguan mental diberikan perawatan sebaik mungkin sampai
diperhatikan juga dari pakaian, makanan, mengurangi penyebab
penyakit mental, serta berusaha meningkatkan stamina dari pasien
c. Selain itu, perkembangan dari keperawatan jiwa di Amerika serikat
yang terakhir dipelopori oleh CliIIord Beers dapat menarik negara-
negara lain untuk bergabung dalam gerakan yang dibentuk Beers pada
masa itu.
Kekurangan
Perhatian terhadap penyelesaian masalah pasien dengan gangguan mental
dirasa agak lambat, karena sampai ada salah satu tokoh keperawatan jiwa
di Amerika serikat yang sebelumnya pernah menjadi pasien dengan
gangguan mental yang mendapatkan perlakukan sangat buruk bahkan
dirasa sangat kejam bagi beliau selama 3 tahun lamanya, sampai pasien
sendiri yang harus berusaha membuat perubahan dalam perawatan pasien
gangguan mental agar mendapat perlakuan lebih baik.
3.1Kesimpulan
Pasien dengan gangguan mental memerlukan perawatan khusus dengan
perlakuan yang baik dan optimal untuk membuat mereka merasa nyaman dan
dilindungi. Perkembangan keperawatan jiwa di Amerika serikat cukup pesat
meskipun memerlukan waktu yang cukup lama. Ada beberapa tokoh yang
mempelopori perubahan dalam pemberian perawatan pada pasien dengan
gangguan mental di Amerika serikat yaitu enjamin Rush, orothea Lynde
ix, lifford Wittingham eers.

Kelompok 2 (Inggris)
1.1Sejarah !erkembangan Keperawatan 1iwa di Inggris
Sebagaimana psikologi yang mempelajari hidup kejiwaan manusia,
dan mempunyai usia sejak adanya manusia di dunia ini, maka masalah
kesehatan jiwa itupun telah ada sejak beribu-ribu tahun yang lalu, dalam
bentuk pengetahuan yang sederhana. Sebagai suatu gerakan yang terorganisir
dengan berselubungkan nama baru ' Mental Hygiene, boleh dikatakan baru
berkembang sejak kurang lebih 40 tahun yang lalu. Namun pada hakekatnya,
ilmu ini dapat dipandang sebagai suatu penamaan baru belaka dari ilmu
pengetahuan yang menyelidiki masalah kehidupan manusia, yang sudah ada
sejak beribu tahun yang lampau. Dan berkembangnya bersamaan waktunya
dengan sejarah psikiatri abnormal.
Beratus-ratus tahun yang lalu, orang menduga bahwa penyebab dari
penyakit mental itu adalah setan-setan, roh-roh jahat, dan dosa-dosa. Oleh
karenanya para penderita penyakit mental ini dimasukkan dalam penjara-
penjara dibawah tanah, atau diikat erat-erat dengan rantai-rantai besi yang
berat kuat, disebabkan oleh anggapan-anggapan yang keliru oleh
mereka.Lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan
perbaikan yang menaggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini.
Sebagai contoh jasa-jasa William Tuke dari Inggris. Kemudian muncullah
sikap yang lebih ilmiah terhadap penyakit mental ini, sejajar dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan alam Di Eropa.
Di Inggris sendiri pada tahun 1842 berdiri organisasi ' The Sosiety For
Improving The Condition OI The Insane di kota London. Meskipun jasa
organisasi ini sangat kecil namun setelah ide-ide CliIIord Whitingham Beers
(1876-1943) mengenai masalah mental Hygine itu dilontarkan ditengah
masyarakat guna pencegahan dan penyembuhan penyakit mental.
Di Inggris, asal-usul pengurungan ini diperoleh dengan penemuan akta
pada tahun 1575 yang berisi 'hukuman atas para gelandangan dan
pembebasan orang-orang miskin. Rumah-rumah pengoreksian dibangun
mencapai angka satu rumah setiap desanya. 'Akta proyek ini telah
menempatkan para pengangguran, gelandangan, dan orang-orang miskin ke
dalam rumah-rumah pengoreksian. Mereka dikurung dan dipekerjakan di
dalamnya. Yang paling mengerikan mereka berada di bawah tanggungan
pribadi-pribadi sehingga sering diperlakukan sewenang-wenang.
Sebuah akta tahun 1670, pengadilan menegaskan status mereka dalam
rumah-rumah kerja. Tidak kalah juga pada tahun 1697 beberapa jemaah gereja
Bristol bersatu padu membentuk rumah-rumah kerja pertama di Inggris.
Rumah kerja kedua dibangun di Worcester tahun 1703 dan ketiga di Dublin,
lalu di Plymouth, Norwich, Hull dan Exester. Hingga pada akhir abad ke-18,
rumah-rumah kerja ini sudah mencapai terdapat 126 buah. Rumah-rumah
kerja ini lalu meluas sampai Belanda, Italia, dan Spanyol. Penghuninya pun
mulai heterogen. Dari orang-orang yang dituduh melanggar hukum dalam
masyarakat, anak nakal, pemboros, orang yang tidak memiliki proIesi sampai
mereka yang dianggap tidak waras. Perlu ditekankan di sini, bahwa pada abad
tersebut masyarakat industri yang menekankan sebesar-besarnya produksi
mulai terbentuk di Eropa. Karenanya lalu kriteria kegilaan pun ditujukan bagi
mereka yang tidak mampu bekerja, para peminta, orang-orang malas, atau
mereka yang tidak lagi produktiI.
SEJARAH SIGKAT PERKEMBANGAN MENTAL
aman Renaisans
Meskipun para pasien sakit mental tenggelam dalam dunia tahayul
dan lingkungan yang tidak berprikemanusiaan namun di Negara-negara
tertentu suara-suara diteriakan oleh tokoh-tokoh agama, ilmu kedokteran, dan
IilsaIat. Usaha-usaha mereka selama masa tersebut mungkin digambarkan
sebagai 'terang dalam kegelapan. Reginald scot (1538-1599) menerbitkan
tulisan yang berjudul The Discovery oI WitchcraIt :ProIing That The
Compactsn Contracts oI Witches and devils yang menjelaskan bahwa semua
itu adalah sesuatu yang keliru dan konsep kahyalan. Tetapi, Paus Jacobus I
memerintahkan agar buku ini ditahan dan dibakar ia juga memberikan
sanggahan sanggahan terhadap pandangan Scot.
Abad XVII-XX
William tuke (1732-1822) mendirikan ' York Retreat pada waktu Pinnel
mereorganisasikan rumah sakit mental di Pretancis. York Retreat adalah
sebuah rumah sakit dipedesaan, tempat yang menyenangkan dimana pasien-
pasien mental tinggal, bekerja, dan beristirahat dalam suasana religious yang
ramah. Ini merupakan puncak perjuangan yang mulia melawan kebiadaban,
kebodohan, dan kekacauhan pada zamannya.
Usaha kelompok kecil dari Tuke itu lambat laun mendapat dukungan dari
John Conolly (1794-1866), Samuel Hitch, dan psikolog-psikolog medis lain
yang hebat dari Inggris. John Conolly adalah pendiri asosiasi kedokteran yang
kecil dan kemudian menjadi British Medical Association. Cara-cara tanpa
kekerasan dalam merawat para pasien sakit mental diterima secara luas berkat
pengaruh dari British Medical Assosiation ini.
Pada tahun 1841 Hitch mulai menggunakan perawat-perawat wanita yang
terlatih di bangsal-bangsal rumah sakit jiwa Gloucester dan menempatkan
pengawas-pengawas untuk memimpin staI perawatan. Pembaruan-pembaruan
tersebut, yang dipandang sangat revolusioner pada waktu itu, sangat penting
karena mereka tidak hanya memperbaiki perawatan pasien-pasien mental saja,
tetapi juga memunculkan suatu sikap masyarakat yang lebih baik karena
penyakit mental diangkat ketingkat yang sama dengan penyakit Iisik.
1.2Sejarah !erkembangan Keperawatan 1iwa di Indonesia
Di Indonesia pun sejak dahulu kala dikenal adanya gangguan jiwa,
upamanya dalam cerita Mahabarata dan Ramayana terdapat 'Srikandi Edan
dan 'Gatot Kaca Gandrung. Dalam cerita wayang sebelum zaman Hindu, kita
mengenal Dewa Ruci yang mengalami suatu Ienomena mental, yaitu Dewa
Ruci melihat sendiri tubuhnya yang kecil di bawah lautan yan sangat dalam
dan ingin mengetahui bagaimana keadaan sebenarnya (intropeksi). Fenomena
ini dapat disamakan dengan 'Out oI the Body Experience yang sedang
dipelajari sekarang bersangkutan dengan meditasi dan bio Ieed back.
Bagaimanakah para penderita gangguan jiwa diperlakukan dahulu
kala di Indonesia tidak diketahui dengan jelas. Sering didengar bahwa
masyarakat di pedesaan sangat toleran dalam hal ini. Akan tetapi kiranya
hanya sampai pada taraI tertentu saja. Adapun tindakan ataupun perlakuan
yang dimaksud untuk menangani penderita gangguan jiwa berupa dipasung,
diikat, atau dirantai kaki tangannnya lalu ditaruh pada suatu tempat tersendiri
di dalam rumah ataupun di hutan. Praktek ini tersebar di seluruh Indonesia.
Hal ini tentu saja dilakukan bila penderita itu berbahaya bagi
lingkungannyaatau bagi dirinya sendiri. Bila ia tidak berbahaya, maka tidak
jarang kita melihat orang dengan gangguan jiwa berkeliaran sambil mencari
makanan dan menjadi tontonan ataupun obyek lelucon.
Pada jaman kolonial, sebelum adanya rumah sakit jiwa di Indonesia,
para penderita gangguan jiwa ditampung di rumah sakit sipil atau rumah sakit
militer di Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Yang ditampung itu pada
umumnya merupakan penderita gangguan jiwa yang berat (psikosa). Ternyata
tempat yang disediakan di Rumah Sakit Umum tersebut tidaklah cukup.
Karena itu, pada tahun 1862 pemerintah Hindia Belanda mengadakan suatu
'sensus penderita gangguan jiwa di pulau Jawa dan Madura dan hasilnya ada
kira-kira 600 orang penderita gangguan jiwa di pulau Jawa dan Madura dan
kira-kira 200 orang lagi di daerah-daerah lain.
Pada tahun 1906, Lykles melaporkan bahwa 1400 tempat tidur untuk
pasien gangguan jiwa di Hindia Belanda sudah cukup. Kita mengetahui bahwa
sekarang ini 10.000 tempat tidur untuk pasien gangguan jiwa belumlah cukup,
jika semua pasien dengan gangguan jiwa kelas berat yang diperkirakan
sebanyak 2-3 dari seluruh jumlah bangsa Indonesia harus diterima di Rumah
Sakit. Yang pertama-tama dibangun ialah Rumah Sakit Jiwa Bogor, yang
dibuka pada tanggal 1 Juli 1882, kemudian berturut-turut diresmikan yaitu
RSJ Lawang (23 Juni 1902), RSJ Magelang (1923), dan RSJ Sabang (1927).
Pemerintah Hindia Belanda mengenal 4 macam tempat perawatan
penderita psikiatrik, yaitu :
1 Rumah Sakit Jiwa (kranzinnigengestichten) di Bogor, Magelang, Lawang, dan
Sabang
2 Rumah Sakit Sementara (Doorgangshuizen), yang merupakan tempat
penampungan pertama bagi pasien psikotik yang akut
3 Rumah Perawatan (Verpleegtehuizen), yang berIungsi sebagai
'doorgangshuizen, tetapi dikepalai hanya oleh seorang perawat berijazah di
bawah pengawasan seorang dokter umum
4 Koloni, yang merupakan tempat penampungan pasien psikiatrik yang sudah
tenang, pasien itu bekerja dalam bidang pertanian serta tinggal dalam rumah
penduduk, dan tuan rumahya diberi 'uang kos, mereka itu masih tetap di
bawah pengawasan
Rumah-rumah semacam ini dibangun di tempat yang jauh dari kota dan
masyarakat umum. Perawatan pasien bersiIat 'isolasi dan 'penjagaan
(custodial care).
Dewasa ini pemerintah mempunyai hanya satu jenis rumah sakit jiwa,
yaitu Rumah Sakit Jiwa Pemerintah, untuk menyederhanakan dan memperkuat
struktur organisasi serta sekaligus menghapus kecenderungan kepada
diskriminasi dalam pelayanan. Cara pengobatan yang dahulu sering dipakai di
rumah sakit jiwa ialah isolasi dan penjagaan, yaitu dengan dibungkus (badan
bersama lengan dibungkus dengan selimut), suntikan obat penenang (morIin-
atropin atau luminal-skopolamin intramuskular dan SomniIen intravena, bila
pasien sangat gelisah. Bila pasien mau meminum obat, maka diberi Veronal
untuk menenangkannya). Selanjutnya terapi mandi (disemprot atau direndam :
permanente baden).
Sejak tahun 1910 telah dicoba untuk meninggalkan penjagaan yang
terlalu ketat terhadap pasien dengan memberinya kebebasan yang lebih besar.
Dalam tahun 1930 mulai dicoba terapi kerja, seperti menggarap tanah dan lain
sebagainya, hanya belum diadakan individualisasi dan diIerensiasi seperti
dalam rancangan rehabilitasi modern (dengan bantuan pengetahuan psikologi,
sosiologi, dan ilmu pendidikan).
Selama perang dunia kedua dan pendudukan Jepang, usaha kesehatan
jiwa tidak dapat berkembang. Beberapa Iasilitas tidak dapat dipakai lagi
karena rusak, tidak terawat atau telah hancur karena kebengisan perang.
Proklamasi kemerdekaan membawa babak baru, juga bagi
perkembangan usaha kesehatan jiwa. Dalam bulan Oktober 1947 Pemerintah
Republik Indonesia membentuk Jawatan Urusan Penyakit Jiwa yang sayang
belum dapat bekerja dengan baik, karena revolusi Iisik masih berlangsung.
Dalam tahun 1950 Pemerintah RI kembali menugaskan kepada Pimpinan
Jawatan Urusan Penyakit Jiwa supaya melaksanakan hal-hal yang dianggap
penting bagi penyelenggaraan dan pembinaan kesehatan jiwa di Indonesia.
Jawatan Urusan Penyakit Jiwa yang bernaung di bawah Departemen
Kesehatan berubah nama menjadi Urusan Penyakit Jiwa (1958), Bagian
Penyakit Jiwa (1959), Bagian Kesehatan Jiwa (1960), dan akhirnya Direktorat
Kesehatan Jiwa pada tahun 1966.
1.1Kesimpulan
aman Renaisans, meskipun para pasien sakit mental tenggelam
dalam dunia tahayul dan lingkungan yang tidak berprikemanusiaan namun di
Negara-negara tertentu suara-suara diteriakan oleh tokoh-tokoh agama, ilmu
kedokteran, dan IilsaIat. Usaha-usaha mereka selama massa tersebut mungkin
digambarkan sebagai 'terang dalam kegelapan.
William tuke (1732-1822) mendirikan ' York Retreat pada waktu
Pinnel mereorganisasikan rumah sakit mental di Pretancis. York Retreat
adalah sebuah rumah sakit dipedesaan, tempat yang menyenangkan dimana
pasien-pasien mental tingga, bekerja, dan beristirahat dalam suasana religious
yang ramah.ini merupakan puncak perjuangan yang mulia melawan
kebiadaban, kebodohan, dan ketakacuhan pada zamannya.
Pada tahun 1841 Hitch mulai menggunakan perawat-perawat wanita
yang terlatih dibangsal-bangsal rumah sakit jiwa Gloucester dan menempatkan
pengawas-pengawas untuk memimpin staI perawatan.
Perkembangan keperawatan jiwa di Indonesia bergantung pada
ketetapan pemerintah yang menguasai termasuk para penjajah

Kelompok 3 (1erman)
2.1 SE1ARAH AN !ERKEMANGAN KE!ERAWATAN 1IWA I
INNESIA
1. Dulu Kala pada masa-masa mengenal kepercayaan
pada masa sebelum adanya pendidikan, semua orang yang mengalami
suatu gangguan jiwa atau gila disebabkan karena kerasukan dari roh
mkhluk hidup. Pada keadaan itu setiap orang berpendapat bahwa
gangguan jiwa bhukan merupakan suatu kelainan yang didibabkan oleh
beberapa Iaktor namun terlebih karena adanya suatu aktiIitas dari roh-roh
halus arwah nenek moyang. Pada keadaan ini terapi yang sering dilakukan
adalah upacara-upacara atau suatu penyajian kepada roh untuk
mengeluarkan roh-roh jahat yang diyakini sebagai penyebab dari
gangguan jiwa tersebut.
2. aman Kolonial
Pada jaman ini, perawatan dan penanganan terhadap pasien dengan
gangguan jiwa sudah mulai berkembang. Pada awalnya pasien yang
mengalaami gangguan jiwa ditampung di RSU-RSU, namun pada
umumnya hanya pasien yang tergolong gangguan jiwa berat. Pada pasien
yang mengalami gangguan jiwa ringan hanya dirawat dirumah masing-
masing.
3. Custodial Care
Pada masa ini stigma masyarakat terhadap pasien yang mengalami
gangguan jiwa dikucilkan oleh keluarga dan keluarga mencjauhkan diri
dari pasien. Perawat bersiIat mengisolasi pasien dan bersiIat penbjagaan
terhadap pasien.
4. Pada masa dewasa sekarang ini, perawatan pasien dengan gangguan jiwa
ditempatkan pada RSJ yaitu RSJ milik pemeringtah. RSJ yang ada sangat
minimal dan tidak seimbang dengan banyaknya pasien yang mengalami
gangguan jiwa.
5. Mulai tahun 1910, telah dilakukan beberapa kemajuan dalam penanganan
pasien . salah satunya dengan mencoba menghinbdari dari custodial care
dan restrain.
6. Pada tahun 1930 penanganan yang dilakukan pada pasien yang mengalami
gangguan jiwa adalah dengan terapi. Terapi yang dilakukan adalah dengan
mempekerjakan para pasien untuk menggarap lahan pertanian.
7. Pada jaman perang dunia II,yaitu pada pendudukan Jepang perkembangan
perawatan jiwa tidak mengalami peningkatan serta tidak berkembang
karena Jepang mengambil seluruh aspek indonesia dari berbagai
bidang,salah satunya kesehatan yang berkaitan dengan perawatan jiwa
2.2 SE1ARAH !ERKEMANGAN KE!ERAWATAN 1IWA I 1ERMAN
1. aman Renisans
Pada zaman ini di Jerman terdapat beberapa tokoh yang berperan dalam
keperawatan jiwa. Diantaranya adalah
O Heinrich Cornelius Agrippa (1486-1535) berjuang melawan kemunaIikan
dan pelaksanaan yang menimbulkan korban dari inquisi, ia seorang
sarjana dan pengacara kota Metz, kemudian dianiaya dan dicaci maki
karena pandangan-pandangannya.
O Johann Weyer (1515-1588) adalah seorang dokter yang belajar pada
Agrippa. Kemudian, ia pergi ke Paris untuk meraih gelar doctor dalam
ilmu kedokteran pada tahun 1537. Dengan melekukan praktek medis
selama setengah abad ia menjadi seorang dokter ternama. Meskipun ia
mahir dalam beberapa bidang pengobatan Iisik, namun ia sangat menaruh
perhatian terhadap kekalutan-kekalutan mental. Ia mengemukakan bahwa
yang disebut tukang-tukang sihir adalah orang-orang yang menderita
penyakit mental atau dapat dituduh sebagai orang-orang yang memiliki
pengetahuan magis dan jahat. Akan tetapi pendapat ini mendapat kritikan
dari beberapa tokoh seperti Martin Luther, Paus, dan Dr. William Harvey,
seorang tokoh yang hebat. Selama abad ke-16, satu juta orang dikatakan
telah dibakar karena menggunakan ilmu sihir. Korbannya mungkin akan
bertambah banyak seandainya tidak ada Weyer. Perjuangannya
merupakan permulaan yang kecil, tetapi sangat mencerahkan orang-orang
dan dapat menolong orang-orang yang menderita sakit mental. Ia
memusatkan perhatiannya pada penyelidikan orang-orang yang menderita
sakit mental sambil merawat mereka. Dalam karyanya ia memasukkan
perawatan psikiatrik ke dalam ilmu kedokteran yang digunakan untuk
pasien-pasiennya. Ini menandai permulaan psikiatrik sebagai spesialisasi
ilmu kedokteran yang baru. Johann Weyer sering disebut sebagai 'Pendiri
Psikiatrik Modern.
2. Abad XVI
Pada abad ke-16 ini di Jerman, rumah-rumah pengoreksian atau uchthausern,
semacam Hospital Generale didirikan di Hamburg sekitar tahun 1620, Basel (1667),
Breslau (1668), FrankIurt (1684), Spandau (1684) dan Konigsberg (1691).
Jumlah ini pun masih berkembang di Leipzig, Halle, Cassel, Brieg, Osnabruck dan
Torgau. Bangunan kurungan ini mirip struktur semi-pengadilan, yang memiliki aparat-
aparat administratiI yang memiliki kekuasaan mutlak dan aturan-aturan yang
independen di luar peradilan, kehakiman, dan keputusan raja. Orang-orang gila
dikurung bersama-sama dengan para tuna-wisma, pengangguran, orang sakit, orang
tua, orang yang tidak waras, dan kaum miskin.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa Iungsi Hospital Generale adalah alat
koreksi belaka terhadap status kegilaan seseorang; yakni mencegah kesemrawutan
tatanan dari orang-orang malas, pengemis dan pengangguran, yang notabene dianggap
sebagai dimensi kebinatangan manusia. Atas nama 'kewajiban moral ini penguasa
melakukan serangkaian praktek pendisiplinan dan represi Iisik terhadap orang-orang
gila. Mereka diikat dengan rantai, dipukuli, berada dalam pasungan, digantung, dan
dtempatkan dalam penjara-penjara untuk mentaati kerja.
3. Abad XVII-XVIII
Tokoh yang berperan di Jerman abad ini adalah Anton muller (1755-1827) yang
bekerja di sebuah rumah sakit mental, menyarankan perawatan yang manusiawi
terhadap orang-orang gila dan menentang kekangan-kekangan yang sangat kejam
terhadap pasien sakit mental.
Pada abad ke-17 ini juga terjadi pergeseran makna dan posisi orang-orang gila ini. Di
Jerman, tiba-tiba secara serentak hampir bersamaan, orang-orang gila ditempatkan
dalam 'Hospital Generale; sebuah rumah pengurungan yang dibangun atas biaya
pemerintah.
4. Abad XIX
Memasuki abad 19, orang-orang gila dikelompokkan dan dikategorisasikan ke dalam
mereka yang mengalami gangguan mental, stres, neurosis, melankolis, atau
schizoprenia dimasukkan dalam rumah-rumah sakit jiwa. Mereka menjalani proses
'penyembuhan. Mereka tidak lagi mengalami represi Iisik (diikat pada rantai atau
dicambuk seperti seabad sebelumnya), juga mereka tidak menjadi tanggung jawab
masyarakat bersama, melainkan kegilaan itu ditangani oleh seorang dokter, seorang
terapist atau seorang psikiater untuk disembuhkan bak suatu penyakit.
5. Abad XX (zaman modern)
Pada zaman modern sampai saat ini ada tiga institusi yang berperan aktiI dan
dianggap paling berhak menghakimi status kegilaan (kejiwaan) seseorang, tiga institusi
yang terkait yaitu :
a. Dokter, dokter spesialis atau ahli medis yang sudah berlisensi.
b. Para pakar dari disiplin ilmu psikiatri atau psikologis,
c. dan ketiga, sebuah struktur baru yang disebut rumah sakit jiwa (RSJ).
Dimana dalam RSJ menjadi tempat untuk para ahli medis dan psikiatrik
memberikan terapi kepada para pasien yang mengalami gangguan jiwa.
Foucault menyebut Ienomena ini sebagai pendewaan atas tokoh medis dalam
struktur penanganan kejiwaan.
Tiga institusi inilah yang akhirnya memberikan label baru terhadap orang-orang gila
ini sebagai orang yang berpenyakit jiwa. Hasil penelitian Michel Foucault mengenai
sejarah kegilaan di atas, sekarang kita bisa pahami bagaimana sebuah kegilaan telah
dikonsepsikan dan ditangani secara berbeda-beda dalam setiap periode sejarah
tertentu. Ada pergeseran-pergeseran tentang makna kegilaan berikut posisi orang-
orang gila dalam masyarakat. Di situ pula ditunjukkan kekuasaan macam apa yang
mengklaim punya hak menentukan kategori-kategori kegilaan dan cara
penanganannya.
2.3 ESENSI !ERKEMANGAN KE!ERAWATAN 1IWA I 1ERMAN
Esensi perkembangan keperawatan jiwa di Jerman yaitu adanya perkembangan yang
pesat dari abad ke abad untuk mengatasi orang yang sakit jiwa. Pasien dengan
kelainan jiwa atau sakit mental, yang dianggap sebgai sebuah kutukan dan juga danya
pengaruh ilmu sihir, karena perkembangan pengetahuan dan juga alih teknologi yang
ada di jerman, maka keperawatan jiwa di jerman juga ikut berkembang. Pada abad ke
16, dimana terjadi penataan terhadap kesemrawutan pada penderita penyakit jiwa,
maka didirikannya upaya hospitalisasi, namun pada masa ini, hospitalisasi justru
tidak memanusiakan mereka sebagai manusia dengan adanya upaya-upaya kekerasan
yang dilakukan pihak-pihak yang ada di rumah sakit tersebut sebagai upaya penataan
kesemrawutan tersebut. Secara bertahap perawatan terhadap para pasien jiwa ini,
pada akhirnya mengalami perkembangan dimana terjadinya perawatan yang lebih
manusiawi terhadap mereka dan juga pasien jiwa mulai diperlakukan layaknya
meraka yang mengalami kondisi keabnormalan pada tubuhnya, dimana mereka
membutuhkan kesembuhan dengan adanya perawatan dan pengobatan oleh dokter,
hal ini dimulai pada abad ke 17 dan juga berkembang hingga sekarang dimana
tindakan pengekangan secara Iisik terhadap pasien jiwa sudah tidak dilakukan lagi.
Jika dibandingkan dengan munculnya ilmu keperawatan modern oleh peplau,
perkembangan keperawatan di bidang jiwa di Jerman telah mengalami suatu
kemajuan terlebih dulu. Dimana usaha untuk merawat pasien dengan keadaan tidak
sehat secara psikis telah dimulai dari abad ke 16, namun dalam bidang keilmuan
keperawatan jiwa, Jerman masih belum menunjukkan adanya pendidikan Iormal bagi
para perawat yang akan melakukan perawatan terhadap pasien dengan gangguan jiwa
tersebut.
3.1 KESIM!&LAN
Dari pembahasan di atas maka diketahui bahwa perkembangan keperawatan jiwa
di Jerman jauh lebih maju jika dibandingkan dengan di Indonesia, dimana di Jerman
usaha perawatan jiwa secara modern telah dimulai dari abad ke 18, sementara
Indonesia baru memulainya pada abad ke 19 dengan pengaruh kolonial Belanda.
Sementara dalam hal pendidikan keperawatn jiwa, Jerman telah memulainya pada
abad ke 20 dengan adanya pendewasaan terhadap tokoh-tokoh medis yang berperan
dalam keperawatan jiwa.

Kelompok 4 (!rancis)
2.1 !erkembangan Sejarah Keperawatan 1iwa Secara &mum
Keperawatan jiwa dimulai antara tahun 1770 dan 1880 seiring
dengan kejadian penanganan pada seorang penyakit mental. Sebelumnya,
pada masa peradaban dimana roh-roh dipercaya sebagai penyebab gangguan
dan mengusirnya agar sembuh. Para leluhur Yunani, Romawi dan Arab
percaya bahwa gangguan emosional diakibatkan tidak berIungsinya organ
pada otak. Mereka menggunakan berbagai pendekatan tindakan seperti
:ketenangan, gizi yang baik, kebersihan badan yang baik, musik dan
aktivitas rekreasi.
Pada abad 7 gangguan perilaku atau gangguan mental telah dikenal
sebagai suatu perubahan perilaku yang ada kaitannya dengan otak dan
gangguan Iungsi otak. Orang Yunani menggunakan kuil sebagai rumah sakit
dan memberikan lingkungan udara bersih, sinar matahari dan air bersih
untuk menyembuhkan penyakit jiwa/mental. Sedangkan pada masa
pertengahan mulai muncul berbagai rumah sakit jiwa di beberapa negara
diantaranya di Jerman dan Prancis.
Di abad 18 dan 19 keperawatan jiwa telah berkembang pesat dengan
munculnya beberapa tokoh psikiatrik seperti Benjamin Rush dari Amerika
telah menulis buku-buku tentang psikiatrik. Dan pada masa ini juga berdiri
sekolah keperawatan jiwa yang pertama. tepatnya pada tahun 1882 didirikan
pendidikan keperawatan jiwa pertama di McLean Hospital di Belmont,
Massachusetts.
2.2 !erkembangan Sejarah Keperawatan 1iwa di !rancis
Pada tahun 1581-1660 Vinsensius de Paul menganjurkan suatu
pendekatan yang lebih manusiawi terhadap pasien sakit mental. Vinsensius
menekankan bahwa panyakit mental sama sekali tidak berbeda dengan
penyakit Iisik. Vinsensius de Paul di rumah sakit St. Lazare dia
mempraktekkan apa yang dianggapnya sebagai prinsip dasar kristiani, yakni
orang harus merawat secara manusiawi baik para pasien sakit mental
maupun para pasien sakit Iisik. Seiring bergulirnya waktu, makna positiI
kegilaan era renaisans yang menandai dialog kritis antara 'kebodohan dan
rasio ini pelan-pelan lenyap. Tema-tema kapal kegilaan berakhir dan
munculah tema 'Rumah Sakit Jiwa.
Pada abad ke-17 terjadi pergeseran makna dan posisi orang-orang gila.
Di Paris, Inggris, Skotlandia, dan juga Jerman. Tiba-tiba secara serentak
hampir bersamaan, orang-orang gila ditempatkan dalam 'Hospital
Generale; sebuah rumah pengurungan yang dibangun atas biaya
pemerintah. Di Paris, pendirian Hospital Generale ini sengaja didekritkan
pada tahun 27 April 1656. Bersamaan dengan itu, gudang-gudang senjata,
rumah tinggal, balai-balai kota, dan rumah-rumah sakit diIungsikan sebagai
rumah pengurungan. Ruang di mana orang miskin Paris, orang-orang cacat
dengan segala jenis kelamin dan keturunan, dalam kondisi sehat atau tidak
sehat ditempatkan di dalamnya. Pinel, misalnya menemukan orang-orang
gila dalam Hospital Generale di Bicetre (rumah prajurit) dan La Salpetriere
(gudang senjata). Di sana hukuman dan represi diberlakukan dengan sadis
oleh raja, polisi dan pengadilan. Di Paris, Hopital Generale ini sama sekali
tidak terkait dengan dengan suatu konsep medis tertentu untuk merawat
orang-orang gila, melainkan kekuasaan. Kenyataan ini ditunjukkan dari
peristiwa pembubaran Pusat Yayasan Sosial Gereja Seluruh Negara (Grand
Almonry oI the Realm) yang bertugas memberi bantuan sosial dan
kesejahteraan kepada masyarakat oleh penguasa raja. Dengan penghapusan
ini diharapkan pemerintah akan lebih leluasa menerapkan proses
pengurungan tanpa intervensi hukum dari lembaga-lembaga lain. Dengan
demikian sesungguhnya Hospital Generale tidak lain merupakan instansi
aturan dari tatanan monakhial dan borjuis belaka yang dijalankan di
Perancis selama periode tersebut.
Selain Vincencius de Paul di Prancis juga terdapat tokoh keperawatan
jiwa yaitu Philippe Pinel pada tahun 1745 sampai 1826. Pada abad 18 Pinel
membuka sebuah rumah sakit untuk seorang penderita jiwa / mental di pilih
kota La Bicetre, Paris. Dia memulai dengan tindakan kemanusiaan dan
advokasi, melalui observasi perilaku, riwayat perkembangan dan
menggunakan komunikasi dengan penderaita. Dia ditetapkan sebagai
dokter yang bertanggung jawab terhadap Labicetre, ia memelopori
perlakuan dan pemahaman manusiawi terhadap orang-orang yang
mengalami kekalutan mental. Beliau memulai karyanya pada pengobatan
psikiatri pada permulaan abad ke 19. Perhatian dan dedikasinya terhadap
kesejahteraan para pasien yang sakit mental begitu menonjol sehingga ia
dikenal sebagai 'Pembebas Orang Gila. Pinel menganjurkan perubahan-
perubahan bentuk perawatan para pasien mental. Pinel mendapat julukan
'Bapak Psikiatri.
Pinel telah meletakkan dasar bagi psikiatri pada masa yang akan
datang. Dia kemudian diserahi tugas dan tanggung jawab atas rumah sakit
Salpetriere dimana perawatan yang sama diterapkan dengan hasil-hasil yang
memuaskan. Dengan demikian rumah sakit Bisetre (rumah sakit khusus
untuk pria) dan rumah sakit Salpetriere (rumah sakit khusus untuk wanita)
merupakan kedua rumah sakit modern pertama bagi para pasien sakit
mental. Pengganti Pinel yakni Jean Entiene Esquirol (tahun 1772-1840)
meneruskan karya besar yang dirintis Pinel dan selain itu dia juga bekerja
sama dalam mendirikan 10 rumah sakit baru yang membantu menempatkan
Prancis pada garis terdepan pada psikiatri modern.


2.3 Esensi !erkembangan Keperawatan 1iwa di !rancis
Berdasarkan sejarah keperawatan jiwa di Prancis kita dapat melihat
perkembangan awal kesehatan jiwa bagi masyarakat yang mengalami
gangguan perilaku sudah cukup baik. Dibandingkan dengan perkembangan
keperawtan jiwa dunia yang mulai berkembang pada tahun 1770, di Prancis
telah dikembangkan pemikiran jenius tentang suatu pendekatan yang lebih
manusiawi pada pasien dengan gangguan mental sejak tahun 1581. Selaij itu
perkembangan keperawatan jiwa di negara ini juga cukup memuaskan
dengan adanya Bapak Psikiatri yaitu Pinel yang mucul dengan ide-ide
briliannya dalam melakukan perawatan pada pasien dengan masalah
psikiatrik.
Pada abad 19 tokoh psikiatrik di Prancis telah menggaungkan
namanya dengan menemukan pengobatan yang eIektiI untuk pasien dengan
gangguan mental. Meskipun perkembangan keperawatan jiwa di Prancis
telah mengalami perkembangan cukup pesat, masih ada kekurangan yang
dihadapi yaitu sedikitnya tokoh-tokoh psikiatrik yang muncul pada sejarah
perkembangan keperawatan jiwa di negara Prancis dan tidak dikembangkan
secara lebih spesiIik pendirian lemabaga pendidikan keperawatan jiwa di
negara ini untuk pengembangan lebih luas dan aplikasi dari ilmu
keperawatan jiwa. Akan tetapi terlepas dari semua kekurangan yang ada
kemunculan ide-ide Iantastik dari para tokoh psikiatrik di Prancis telah
meletakkan Prancis pada garis terdepan pada psikiatrik modern.
3.1 Kesimpulan
Keperawatan jiwa di Pracis dimulai sejak adanya pemikiran
dari Vincencius de Paul yang mempunyai pemikiran bahwa perawatan
pada pasien dengan gangguan mental harus dilakukan dengan penuh
manusiawi. Selain Vincencius de Paul, juga ada tokoh keperawatan
Philippe Pinel yang mendirikan rumah sakit La Briette, dan merupakan
pelopor untuk pemberantasan orang dengan gangguan mental, dan
menulis beberapa buku tentang psikiatrik, selain itu juga telah mulai
melakukan pengobatan pada pasien dengan gangguan mental pada abad
19. Sehingga Pinel dujuluki sebagai Bapak Psikiatri. Selain itu juga ada
Jean Entiene Esquirol sebagai penerus Pinel. Karya para tokoh di atas
membuat Prancis berada di garis terdepan dalam bidang Psikiatrik
Modern.

Anda mungkin juga menyukai